Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL POHON JABON

PROPOSAL

POHON JABON

DI SUSUN OLEH:

PT. RISGA ELOK ALAM LESTARI (PT.REAL)

PROVINSI JAMBI
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya, sehingga PT.Risga Elok Alam Lestari Jambi (PT.REAL JAMBI) dapat
menyelesaikan Proposal Pohon Jabon ini. Adapun tujuannya untuk menghijaukan
lingkungan sekitar maupun memanfaat kan dan mengolah pohon jabon menjadi lebih di
peruntungkan oleh masyarakat sekitar maupun pengelola.

Untuk itu pada kesempatan ini PT.Risga Elok Alam Lestari Jambi (PT.REAL JAMBI)
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang
bersangkutan dalam proses pembuatan proposal ini.

Jambi, Juli 2013

Zulkifli

Presiden Direktur
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL
…………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………..


1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persemaian
……………………………………………………………………………… 3

2.2 Klasifikasi & manfaat Jabon………………………………………………………


3

2.3 yarat Tumbuh Jabon ………………………………………………………………… 4

2.4 Manfaat Tumbuh Jabon………………………………………………………… …. 5

2.5 Penyebaran Jabon ……………………………………………………………………. 5

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI

3.1 Keadaan Biofisik Lokasi…………………………………………………………… 7

3.2 Sarana dan Prasarana Pembibitan…………………………………………… …. 7

3.3 Tenaga Kerja……………………………………………………………………….. …. 7


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan……………………………………………………………………….. …. 8

4.2 Pelaksanaan Pembagunan Persemaian PT. Real. ………………. 9

4.3 Pengadaan Benih……………………………………………….. . 10

4.4 Pemeliharaan bibit………………………………………………. 10

BAB V ANALISA JARAK DAN HARGA JABON

5.1 anaisa jarak jabon ………..……………………………………. 11

5.2 analisa harga jabon…………………………………………………………. ..


11

Gambar Jabon
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran besar jaringan baru yang ditunjukkan


dengan pertambahan berat dan ukuran fisiknya serta berat kering yang tidak dapat kembali ke
asalnya (irreversible). Suatu tanaman dikatakan tumbuh apabila aktivitas fisiologis terjadi
pada berbagai macam daerah meristematik seperti pada pucuk, ujung akar serta kambium
primer dan sekunder tanaman.

Dalam upaya penurunan emisi karbon di dunia, Pemerintah Indonesia telah


mencanangkan penanaman satu juta pohon di seluruh wilayah Indonesia.

Jabon (Anthocephalus cadamba). merupakan salah satu dari komoditas kehutanan


unggulan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman ini tidak kalah dengan
jati yang memiliki berbagai macam fungsi yang dapat dimanfaatkan untuk barang barang
kebutuhan rumah tangga. Keunggulan tanaman ini dari pada jati adalah dari segi
pertumbuhan tanaman tersebut. Pohon jabon hanya memerlukan waktu 6 tahun saja, dan yang
pasti kayunya sudah siap untuk diolah, sedangkan jika jati memerlukan waktu yang lebih
lama yaitu 20 tahun. Keduannya memiliki kwalitas yang sama bagusnya.

Jabon (Anthocephalus cadamba), sendiri memiliki berbagai macam keunggulan yang


membuat pohon ini menjadi primadona di kalangan pohon pohon hutan. Bukan hanya cara
penanamannya saja yang mudah tetapi juga memiliki berbagai macam fungsi lain yang dapat
menguntungkan hutan tempat menanamnya yaitu:

a) penanaman pohon ini yang cepat bertumbuhnya dapat mempercepat vegetasi hutan
tanaman

b) dapat meningkatkan produkticitas lahan tanaman karena pohon jabon ini dapat
dijadikan sebagai tempat berteduh tanaman tanaman yang berada disekitarnya

c) memiliki potensi dalam mengatur tata air didalam tanah

d) mencegah erosi tanah

e) dan yang paling penting dapat dimanfaatkan nilai ekonomisnya sehingga dapat
menghasilkan harga yang tinggi.

Tidak itu saja, pohon Jabon (Anthocephalus cadamba), juga bisa dijadikan sebagai tanaman
hias untuk pekarangan rumah kita. Penanaman pohon jambon secara masal dan berkala dapat
mengurangi dampak pemanasan global diwilayah sekitar serta perubahan iklim yang ekstrim.
Jadi tentu sangat menguntungkan sekali jika kita menanamnya, karena pastinya dapat
menguntungkan secara ekonomis serta lingkungan kita akan terasa aman dan nyaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persemaian

Yang dimaksudkan dengan persemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses
benih (atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan.
Kegiatan di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan
karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai
keberhasilan penanaman hutan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara
langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat
persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji
(benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Meskipun ukuran
benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan
terlebih dulu. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat
dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam).

Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak penaburan benih merupakan
cara yang lebih menjamin keberhasilan penanaman di lapangan. Selain pengawasannya
mudah, penggunaan benih-benih lebih dapat dihemat dan juga kualitas semai yang akan
ditanam di lapangan lebih terjamin bila dibandingkan dengan cara menanam benih langsung
di lapangan. Tujuan dilakukan pembibitan/persemaian adalah upaya penyediaan bibit yang
berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman (Pusat
Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan

2.2 Klasifikasi & manfaat Jabon (Anthocephalus cadamba) sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae ( Tumbuhan )


Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Kelas : Magnoliopsida ( Tumbuhan Berbunga )
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae ( Suku Kopi-kopian )
Genus : Anthocephalus
Spesies : Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.

Berdasarkan klasifikasinya, jabon (Anthochepalus cadamba). termasuk ke dalam famili


Rubiaceae (Mansur dan Tuheteru, 2010). Jabon merupakan salah satu jenis asli Indonesia dan
memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan karena jabon termasuk pohon cepat
tumbuh, dapat tumbuh di berbagai tipe tanah, tidak memiliki hama dan penyakit yang serius,
dan ketersediaan pengetahuan silvikulturnya cukup lengkap.

Tinggi pohon jabon dapat mencapai 45 m dengan panjang bebas cabang 30 m, diameter
dapat mencapai 160 cm. batangnya lurus dan silindris, bertajuk tinggi dengan cabang
mendatar, berbanir sampai ketinggian 1,50 m. Kulit luar berwarna kelabu-coklat sampai
coklat, sedikit beralur dangkal. Daunnya tunggal, panjang tangkai 1 ½ – 4 cm, helaian daun
berbentuk ellips atau lonjong, kadang hampir bundar. Bunganya cukup besar, semacam
bunga bongkol, diameter 4 ½ – 6 cm. Buah panjangnya 6 mm diliputi daun kelopak, bagian
bawahnya agak lunak, berbiji banyak.
Kayu jabon dapat dipakai untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak-
anak, pulp, kelom dan konstruksi darurat yang ringan (Martawijaya, 1989 dalam Sedijoprapto
dan Dewi, 2001).

Habitat Selalu hijau. Di alam bebas pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter
lebih dari 100 cm, sedangkan batas bebas cabangnya mencapai hingga 25 m. Pada umur 3
tahun tingginya dapat mencapai 17 m dengan diameter 30 cm. Bentuk tajuk seperti payung
dengan sistem percabangan melingkar dengan daun yang tidak lebat dengan panjang 13-32
cm. Bunga jingga berukuran kecil, berkelopak rapat, berbentuk bulat. Batang lurus silindris
dan tidak berbanir. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-merahan.

2.3 Syarat Tumbuh Jabon (Anthocephalus cadamba)

Tumbuh pada tanah alluvial lembab di pinggir sungai dan di daerah peralihan antara tanah
rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Selain itu dapat juga tumbuh
dengan baik pada tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, tanah tuf halus atau tanah
lempung berbatu yang tidak sarang. Jenis ini memerlukan iklim basah hingga kemarau kering
di dalam hutan gugur daun dengan tipe curah hujan AD, mulai dari dataran rendah sampai
ketinggian 1000 m dpl. Pertumbuhan sangat cepat dibandingkan dengan kayu keras lainnya
termasuk bila dibandingkan dengan sengon (albasia), Jabon (Anthocephalus cadamba)

tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung
podsolik cokelat, atau tanah berbatu. Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit,
termasuk karat tumor yang kini banyak menyerang sengon. Pohon Jabon Jabon
(Anthocephalus cadamba) berbuah setiap tahun pada bulan Juni sampai Agustus. Buah
mengandung biji yang sangat kecil, dengan jumlah biji kering udara 18 – 26 juta butir per kg.
Sedangkan jumlah buah 33 butir per kg atau 320 butir per kaleng minyak tanah.

2. 4 Manfaat Tumbuh Jabon (Anthocephalus cadamba)

Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan tanaman kayu keras yang dapat tumbuh
sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia 6 (enam) tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm,
batangnya bebas cabang sampai 60%,warna kayunya kuning terang sampai putih, dan
kayunya tidak bobok oleh serangga, karena itulah kayu jabon sangat mungkin dimanfaatkan
oleh Industri kayu. Dapat dibuat sebagai bahan bangunan non-konstruksi (tidak cocok untuk
bahan bangunan kontruksi), mebeler/furniture, bahan plywood (kayu lapis), batang korek api,
potlot, finir, alas sepatu, papan, peti, tripleks, bisa juga buat bahan kertas kelas sedang, dan
lainnya. Kayunya juga gampang dikeringkan, Permukaannya halus, kayunya gampang
dipaku,di bor dan di lem, susutnya juga rendah.

2.5 Penyebaran Jabon (Anthocephalus cadamba)

Jabon memiliki sebaran alami yang luas, mulai dari India sampai Papua New Guinea,
yaitu Nepal, Bengal, Assam, Ceylon, Vietnam, Burma, Semenajung Malaya, Serawak, Sabah,
Indonesia, Filipina, Papua New Guinea, Cina, dan Australia. Di Indonesia sendiri, jabon
ternyata memiliki daerah penyebaran alami hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti
Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, Sulawesi,
Nusa Tenggara Barat, dan Papua. Di Maluku, terdapat sebaran jabon jenis A. macrophyllus
yang dikenal dengan sebutan jabon merah.

Jenis ini umumnya tumbuh di tanah-tanah alluvial lembab di pinggir sungai dan di
daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Di
samping itu jabon dapat tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung Podzolik coklat,
tanah tuf halus atau tanah berbatu yang tidak sarang. Jenis ini memerlukan iklim basah
sampai kering dengan tipe curah hujan A sampai D menurut Schmidt dan Ferguson (1951),
mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut
(Martawidjaja, et al., 1989 dalam Pratiwi, 2003). Umumnya jabon ditemukan di hutan
sekunder dataran rendah dan dijumpai di dasar lembah, sepanjang sungai dan punggung-
punggung bukit. Jabon juga dapat tumbuh secara alami di lahan-lahan bekas tambang di
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat yang
memang kondisinya ekstrim, yaitu di tanah dengan pH yang rendah (pH 4) dan tidak subur,
terendam, serta kondisi lingkungan yang sangat terbuka dengan suhu yang relatif tinggi.
Jabon pun potensial sebagai alternatif dari tanaman sengon dan akasia yang telah lebih
dahulu menjadi jenis utama tanaman untuk rehabilitasi lahan bekas tambang (Mansur dan
Tuheteru, 2010). Jabon tumbuh di daerah beriklim basah – kering dengan rata – rata
temperatur tahunan antara 21 sampai 26oC. Curah hujan tahunan antara 1500 mm sampai
5000 mm atau lebih. Jabon tahan musim kemarau sampai 3 bulan tanpa mengalami banyak
kerusakan.
III. GAMBARAN UMUM LOKASI

3.1 Keadaan Biofisik Lokasi

Pembibitan/persemaian PT. Risga Elok Alam Lestari terletak di :…………..

3.2 Sarana dan Prasarana Pembibitan

Jenis sarana dan prasarana yang digunakan pada PT. Risga Elok Alam Lestari sebagai
penunjang pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a) Jalan

Aksessibilitas menuju ke lokasi Persemaian PT. Risga Elok Alam Lestari dapat ditempuh
dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.

b) Air

Air yang digunakan dalam persemaian PT. Risga Elok Alam Lestari berasal dari sekitaran
daerah tersebut.

c) Peralatan yang dimiliki

Adapun peralatan yang digunakan adalah Sekop, Cangkul, arco, ayakan, selang air dan
parang.

d) Bahan yang ada pada persemaian

Bahan yang ada pada persemaian adalah Tanah, Poleybag, media tabur dan sapih, pupuk dan
benih.

3.3 Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang dipekerjakan pada perusahaan PT. Risga Elok Alam Lestari adalah dari
tenaga kerja lokal yang berada disekitar lokasi pembibitan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan

Perencanaan lokasi persemaian umumnya berada di dekat sumber media dan lokasi
penanaman serta juga memiliki kemudahan akses untuk pengangkutan dan dapat menjamin
pemeliharaan bibit dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Untuk persemaian PT. Risga Elok
Alam Lestari, syarat yang utama dari pemilihan lokasi persemaian adalah berada pada di
dekat pemukiman atau rumah yang memudahkan pelaksanaan kegiatan sehari-hari terutama
dalam pemeliharaan bibit. Sedangkan luasan lokasi persemaian tergantung dari rencana
jumlah bibit yang akan diproduksi dan rencana pengembangan persemaian PT. Risga Elok
Alam Lestari tersebut. Ada beberapa persyaratan yang umum dalam perencanaan persemaian
yang dilaksanakan oleh PT. Risga Elok Alam Lestari antara lain:

a) Letak lahan

Letak lahan yang dipergunakan PT. Risga Elok Alam Lestari adalah dengan Lahan terpadu
atau terpusat. Untuk kondisi lahan terpadu, perencanaan sistem pengairan dan pembagian unit
lahan blok-blok produksi bibit relatif mudah. Adanya lahan terpadu juga memudahkan
pemantaun persemain serta pengedalian hama dan penyakit.

b) Dekat dengan sumber air.

Sumber air yang digunakan oleh PT. Risga Elok Alam Lestari adalah air yang berada di
drainase samping persemaian kemudian dipasangkan pipa lalu di airi kelokasi persemaian
untuk memudahkan memasok kebutuhan air per-hari sesuai dengan jumlah bibit yang
diproduksi.

c) Luas lahan.

Secara umum, luas lahan PT. Risga Elok Alam Lestari Mandiri yaitu ± …….m2.
d) Topografi datar dan tidak tergenang.

Topografi PT. Risga Elok Alam Lestari adalah topografi datar dan tidak tergenang sehingga
memudahkan penempatan bibit, misalnya : 1 bedeng ukuran 1 m x 3 m bisa mencapai
kapasitas ratusan bibit yang berukuran polybag 10×15 cm.

4.2 Pelaksanaan Pembagunan Persemaian PT. Risga Elok Alam Lestari

a. Pemilihan Dan Perendaman Biji

 Pilih biji yang berkwalitas baik


 Direndam dengan air hangat + 40 derajat celcius
 Diamkan selama 3 s/d 4 hari.
 Biji yang terapung jangan dipakai

b. Menyiapkan Lahan Persemain

 Sekam padi 40%


 Pupuk kotoran sapi 30%
 Tanah hitam / subur 20%
 Pasir 30%

c. Persemaian Biji

 Biji Yang mengembang disemai dilahan yang sudah disiapkan


 Ditanam dengan kedalaman 2 s/d 3 cm.
 Siram biji yang sudah disemai pagi dan sore hari.
 Apabila sudah muncul daunnya pindahkan ke polybag.

d. Penyiapan Lahan Pembibitan

 Polybag yg sudah diisi bibit trembesi diletakkan secara kelompok


 Diatur menyerupai blok/lajur-lajur / saf, supaya mudah penyiraman
 Jangan diletakkan terlalu berhimpitan, supaya bibit tumbuh dengan baik.
 Letakkan diatas tanah / jangan dilantai/semen/papan
 Siram pagi dan sore hari.

e. Pembuatan Naungan

Naungannya berupa dedaunan atau ram yang memakai empat tiang penyangga di atas
masing-masing bedengan

f. Penyiapan Sarana Penyiraman


 Selang air untuk penyiraman
 Drum / bak untuk penampungan air, bila tidak tersedia sumber air yang

cukup dekat.

g. Perawatan dan Penyiraman

a) Kegiatan harian penyiraman setiap pagi & sore

b) Pupuk kandang (kotoran sapi) diberikan setiap bulan sekali.

c) Patahkan cabang & kurangi daun yang sudah lebat, agar cepat tinggi.

d) Bersihkan rumput di polybag supaya tidak ganggu tumbuhnya bibit.

e) Bibit tidak berada ditempat tertutup, karena menghambat pertumbuhan.

f) Berikan penahan atau pengapit bambu supaya pohon tidak patah

pertumbuhannya tidak miring.

g) Lakukan perawatan secara terus-menerus sampai diatas umur 6 bulan &

tinggi

4.3 Pengadaan Benih

Benih Jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq yang digunakan PT. Risga Elok Alam
Lestari untuk Persemaian adalah suatu benih yang berkualitas baik yang berasal dari daerah
Jawa dan Sumatra.

4.4 Pemeliharaan bibit

Kegiatan pemeliharaan bibit PT. Risga Elok Alam Lestari terdiri dari kegiatan penyiraman,
penyulaman, penyiangan dari rumput/gulma, pemberian pupuk tambahan, dan pemberantasan
hama dan penyakit.

a).Penyiraman

Penyiraman biasanya dilakukan dua kali yaitu pada pagi dan sore hari, namun frekwensi
penyiraman dapat dikurangi pada musim hujan. Dan harus selalu diperhatikan agar media
jangan sampai kekeringan atau terlalu basah karena keduanya dapat mengganggu kesehatan
bibit

b) Pemupukan
Pemupukan diperlukan apabila rata‐rata pertumbuhan bibit atau penampilan pertumbuhan
bibit kurang dari kondisi normal. Pertumbuhan bibit dapat dicirikan dari perubahan warna
daun dan pertumbuhan batang. Penggunaan pupuk harus disesuaikan dengan kekurangan
jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersebut.

V. Analisa Jarak dan Harga Jabon

5.1 Analisa Jarak Jabon

Beberapa analisa harga jabon

 Jarak tanam 4×6 meter = 400 batang pohon


 Jarak tanam 4×4 meter = 625 batang pohon
 Jarak tanam 3×4 meter = 825 batang pohon
 Jarak tanam 3×3 meter = 1000 batang pohon

5.2 analisa harga jabon

Sedangkan prospek harga pasar kayu jabon yaitu:

 Panjang 160 cm
o diameter 13-18 cm dihargai Rp.500.000, – s.d. Rp.550.000,-
o diameter 1-24 cm dihargai Rp.700.000, – s.d. Rp.750.000,-
o diameter 25 cm up dihargai Rp.850.000,-.

 Panjang 260 cm
o diameter 25-29 cm dihargai Rp.792.000,-
o diameter 30-39 cm dihargai Rp.882.000,-
o diameter 40-49 cm dihargai Rp.962.000,-
o diameter 50 cm up dihargai Rp.972.000,-
Gambar Jabon

Dari pembibitan sampai pohon jabon siap di panen.


JALIN KERJASAMA PENANAMAN POHON KAYU JABON PENANGKAR BENIH PERTANIAN DAN
KEHUTANAN TUTURUBUS JALAN RAYA TIMUR KM 32 (CIKURUTUG) DESA CICALENGKA WETAN
KECAMATAN CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG 40395 KATA PENGANTAR Sebagaimana
keseriusan Pemerintah di berbagai program dalam hal ini kementrian kehutanan Republik Indonesia
yang sangat gencar, seperti program,Indonesia Menanam, Kampanye Indonesia Menanam, Gerakan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN), Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP), Kecil Menanam
Dewasa Memanen (KMDN), Kota Hijau (Green City), Gerakan Penanaman Pohon, guna
menanggulangi berbagai masalah lingkungan hidup dan perekonomian masyarakat. Kami Penangkar
Benih Pertanian dan Kehutanan TUTURUBUS yang beralamat di Jalan Raya Timur KM 32 (Cikurutug)
Desa Cicalengka Wetan Kecamatan Cicalengak Kabupaten Bandung, ikut peduli, dengan ikut
berperan serta aktif dalam mewujudkan kesuksesan program pemerintah, dengan melakukan
inovasi system pencapaian penanaman hingga mencapai populasi jumlah pohon yang maksimal.
Melalui Program Penjalinan Kerjasama Penanaman pohon Kayu Jabon disetiap lahan Kritis dan
kebun rakyat, melalui pola pemberdayaan bersama dengan hasil akhir system bagi hasil syariah.
Antara Pemilik lahan, Investor (Pemberi Modal), Petani Penggarap dan Pengelola (TUTURUBUS).
Total lahan kritis dan kebun rakyat yang tersedia untuk program tersebut di kecamatan Cicalengka
saja sudah mencapai sekitar 650 Ha, dengan pola pendataan kerjasama dengan berbagai pihak,
antara lain kelompok tani, pemerintah setempat. Jika seandainya pola tanam yang digunakan
menggunakan pola tanak 2 x 3 m, 1 hektar lahan bias ditanami sebanyak 1600 pohon. Estimasi
penanaman dengan lahan 650 Ha, maka akan dapat menanam pohon Jabon total sebanyak 1,04 juta
pohon, dan itu baru estimasi untuk wilayah kecamatan Cicalengka saja, belum termasuk daerah
sekitarnya, seperti kecamatan Nagreg, cikancung dan Rancaekek, dimana kecamatan-kecamtan
tersebut kurang lebih mempunyai luas lahan kritis serta kebun rakyat yang tak jauh berbeda luasnya.
Penghijauan selain mempunyai banyak fungsi utama juga tak dapat dipungkiri mempunyai banyak
multi efek yang sangat banyak.baik dibidang lingkungan hidup, ekonomi, social maupun budaya Oleh
karena itu kami Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan TUTURUBUS, tersentuh untuk dapat
menjadi salah satu sosok yang ikut berperan serta dalam menyelesaikan masalah dan pencerah baru
dalam dunia tanaman kayu, dengan mengeluarkan Program Penjalinan Kerjasama Penanaman
Tanaman Kayu Jabon baik dengan Perorangan, Pemerintah, BUMN maupun Swasta Nasional (selaku
Investor) Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan TUTURUBUS Wawan Setiawan DAFTAR ISI KATA
PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Kebutuhan Kayu Jabon B. Apa itu jabon? Mengapa
jabon? C. Menanam Jabon Bagaikan Menanam Emas BAB II BOTANI JABON A. Taksonomi dan
Tatanama Jabon B. Morfologi Jabon C. Deskripsi Botani Jabon BAB III BUDIDAYA JABON A. Ciri-ciri
Tanaman Jabon B. Teknik Budidaya Jabon BAB IV ANALISA INVESTASI A. Pola Tanam B.
Perkembangan pertumbuhan C. Tanaman Tumpang sari BAB V MANFAAT DAN FUNGSI A.
Lingkungan Sekitar B. Pelaku Budidaya BAB VI PANEN DAN PASCA PANEN A. Panen B. Pasca Panen C.
Sistem Penjualan BAB I PENDAHULUAN A. Kebutuhan Kayu Jabon Kebutuhan kayu untuk pasar
global pada tahun 2001 saja mengalami kekurangan dunia yang semakin meningkat tajam
sementara pada saat yang bersamaan terjadi proses penyempitan kawasan hutan. Kenyataan
tersebut telah membuka pasar yang lebar bagi siapapun yang melakukan investasi dalam bidang
perkayuan ini. Kawasan hutan tropis mengalami kerusakan yang cukup parah. Penebangan tanpa
diimbangi dengan upaya regenerasi serius menjadi penyebab utama masalah ini. Kerusakan hutan di
kawasan tropis meningkatkan suhu bumi dan menipiskan kadar oksigen bumi. Kenyataan tersebut
telah ikut mendorong organisasi international perkayuan (ITTO) untuk ikut serta menentukan masa
depan perdagangan kayu tropis. Organisasi ITTO (International Tropical Timber Organization) telah
mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropis yang telah dilaksanakan mulai
tahun 2002. Menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan syarat bahwa kayu-kayu tropis
tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengolahan. Oleh karena itu sangat
diperlukan program pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu bermutu
dengan nilai yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan jenis-jenis kayu yang lain, kayu jabon
merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat, berbatang silinder dan lurus, kayunya
berwarna putih kekuningan tanpa terlihat serat, yang sangat baik dipergunakan untuk pembuatan
kayu lapis maupun kayu gergajian. B. Apa itu jabon? Mengapa jabon? Jabon atau dalam bahasa
latinnya disebut Anthocephalus cadamba merupakan tanaman kayu yang sebenarnya tumbuh liar di
hutan. Tumbuhan ini sebenarnya dulu di tahun 1970-an sangat terkenal namun karena
perkembangan eksploitasi hutan dan beralih fungsinya hutan menjadi ladang atau kebun
menjadikan tanaman ini sulit ditemukan. Tanaman jabon sebenarnya merupakan tanaman yang
dapat menjadi konservasi bagi tanah dan hutan karena sifatnya yang memiliki akar serabut dan
banyak sekali menyerap air. Sebagai tanaman hutan, jabon jarang sekali dibudidayakan karena
karakteristik tanamannya membuat budidaya jabon menjadi unik dan sangat bergantung pada alam
sehingga tidak dapat direkayasa. Tanaman jabon mulai dilirik oleh pelaku ekonomi semenjak bahan
baku industri perkayuan memiliki keterbatasan sumber daya sehingga memerlukan alternatif bahan
baku. Ketersediaan bahan baku industri perkayuan seperti jati, sengon, mahoni, dll sangat terbatas
karena memang umur tebang pohon yang relatif lama (lebih dari 8 tahun). Tanaman jabon memiliki
karakteristik yang unik : 1. Jabon mudah tumbuh tanpa perlakuan khusus dan ekstrim. 2. Batang
jabon memiliki karakteristik yang unik yaitu silinder dan tegak lurus. 3. Cabang jabon dapat rontok
dengan sendirinya sesuai dengan umur dan iklim sehingga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang
batangnya secara mandiri. 4. Warna kayu jabon putih kekuning-kuningan sehingga memenuhi syarat
karakteristik bahan baku furniture. 5. Serat kayu jabon padat halus, sangat sesuai untuk produk
plywood atau furniture. 6. Jabon memiliki ekologi tumbuh pada ketinggian 0 sampai 1000 dpl
sehingga memiliki cakupan kesesuaian tanam yang lebih luas dibanding tanaman kayu yang lain. 7.
Tanaman jabon dapat tumbuh pada pH tanah antara 4,5 sampai 7,5. 8. Tanaman jabon dapat
tumbuh di daerah dengan curah hujan 1500 s.d 3000 mm/th. 9. Suhu lingkungan tempat tanaman
jabon tumbuh berkisar antara 14 sampai 40°C 10. Usia tebang jabon relatif singkat yaitu berkisar
antara 5 sampai 8 tahun. 11. Secara ekonomis, jabon merupakan bahan baku untuk pembuatan
industri multipleks, kertas, furniture, kerajinan tangan, pensil, dll. C. Menanam Jabon Bagaikan
Menanam Emas Jabon (Anthocephalus cadamba), adalah salah satu jenis kayu yang
pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0–1000 m
dpl (di atas permukaan laut). Saat ini jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis,
karena jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk
sengon / albasia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan
dari beberapa sisi, diantaranya adalah: Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th. Masa
produksi jabon yang singkat, hanya 4–5 tahun. Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang
sangat bagus. Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan
rontok sendiri (self prunning). Nilai Ekonomi Budidaya tanaman jabon akan memberikan
keuntungan yang sangat menggiurkan apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam
4–5 tahun mendatang, diperoleh dari penjualan 625 pohon berumur 4–5 tahun sebanyak 800–1.000
m3 per ha. Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2
juta per m3 dan produksi 800 m3, maka omset dari penanaman jabon mencapai Rp 960 juta per ha.
Saat ini harga per m3 jabon berumur 4 tahun mencapai Rp 716.000; umur 5 tahun Rp 837.000. Andai
harga jabon tak terkerek naik alias Rp 716.000 per m3, maka omset dari budidaya jabon Rp
572.800.000. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tanaman jabon setelah dipanen pada
usia 5-10 tahun (asumsi harga terendah, dan batang terkecil) pada setiap batang kayu jabon
diperoleh : Tinggi batang yang bisa terjual rata-rata 12 m. Diameter batang rata-rata 30 cm. Maka
dari tiap batang pohon jabon menghasilkan kayu yang bisa dijual sebanyak 1,5 m³, sedangkan harga
per kubik saat ini Rp 1.000.000,- Sehingga harga terendah 1 batang pohon jabon usia 5-10 tahun
minimal seharga Rp 1.500.000,-. Informasi Harga kayu jabon per kubik pada tahun 2009 : 1.
Diameter 30-39 cm, Rp 1.000.000,- 2. Diameter 40-49 cm, Rp 1.100.000,- 3. Diameter > 50 cm, Rp
1.200.000,-. Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan seiring dengan tingkat
kebutuhan/permintaan yang semakin bertambah tiap tahunnya, sedangkan persediaan kayu jabon
semakin lama semakin terbatas. Dalam 1 Ha lahan, 1000 batang bibit jabon dengan jarak tanam 3 m
x 3 m, dapat ditanam sebanyak 2500 batang bibit jabon dengan jarak tanam 2 m x 2 m . Peluang
Investasi Menanam jabon bagaikan menanam emas, sebab kebutuhan kayu akan terus meningkat,
karena saat ini pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, akibatnya
banyak industri tutup akibat kekurangan pasokan kayu, jadi pada masa mendatang, harga kayu
jabon akan semakin meningkat terus. Investasi tanaman keras/kayu yang menguntungkan dan
menjanjikan. Harga kayu jabon di pasaran relatif tinggi. Adapun harga jual jabon yang usia tebangnya
antara 7 sampai 10 tahun dengan asumsi tiap batangnya mampu menghasilkan 1,5 m³. Pada tahun
2009 ini harga log kayu jabon berkisar antara Rp 850.000 sampai Rp 1.100.000 / m³. Berdasarkan
harga minimal yaitu Rp 850.000 per meter kubik, maka apabila 1 batang kayu jabon usia tebang 8
tahun mampu menghasilkan setidaknya Rp 1.375.000 per batang. Berdasarkan karakteristik jabon
dan keunggulannya secara ekonomis maka kita perlu melirik jabon menjadi salah satu alternatif
untuk usaha karena memiliki peluang yang masih terbuka lebar dan sangat berpotensi return yang
besar bagi kegiatan investasi anda. BAB II BOTANI JABON A. Taksonomi dan Tatanama Jabon
Family : Rubiaceae. Sinonim : Anthocephalus cadamba auct., A. cadamba (Roxb.) Miq., A. indicus
A. Rich., A. morindaefolius Korth. Nama Lokal : Kadam (India, Perancis dan nama perdagangan);
Kelampayan, Kawak, Jabon (Indonesia). B. Morfologi Jabon Daun dan Tajuk Bentuk tajuk seperti
payung dengan sistem percabangan melingkar. Daunnya tidak lebat dengan panjang 13-32 cm.
Batang Batang lurus silindris dan tidak berbanir. Ciri dan karakteristik batang jabon adalah :
permukaan kayu licin serta serat arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning,
batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah.
Selalu hijau. Di alam bebas pohon dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm,
sedangkan batas bebas cabangnya mencapai hingga 25 m. Pada umur 3 tahun tingginya dapat
mencapai 17 m dengan diameter 30 cm. Buah dan Bunga Pohon jabon berbuah setiap tahun pada
bulan Juni – Agustus. Buahnya merupakan buah majemuk berbentuk bulat dan lunak, mengandung
biji yang sangat kecil. Jumlah biji kering udara 18-26 juta butir per kilogram. Jumlah buah 33 butir
per kg. Buah yang berukuran sedang dapat menghasilkan sekitar 8300 pohon. Biji yang telah
dikeringkan dan disimpan pada tempat yang tertutup rapat dalam ruangan yang sejuk dapat tahan
selama satu tahun. Bunga jingga berukuran kecil, berkelopak rapat, berbentuk bulat. Akar Tanaman
jabon memiliki dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan akar lateral. Akar tunggang merupakan akar
yang tumbuh ke bawah dan biasanya berukuran besar. Fungsi utamanya menegakkan tanaman agar
tidak mudah roboh. Sedangkan akar lateral merupakan akar yang tumbuh ke samping umntuk
mencari air dan unsur hara. Pada akar tunggang dan lateral, biasanya juga tumbuh akar-akar serabut
atau sering disebut dengan rambut akar yang membantu menyerap air dan unsur hara. Tentang
kayu : Tanaman kayu keras yang dapat tumbuh sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia 6 (enam)
tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm. Kayunya berwarna putih krem sampai sawo kemerah-
merahan, mudah diolah, lunak dan ringan. Kelas Kayu : Kelas keras III, kelas awet V. Hasil kayu :
Dapat dibuat sebagai bahan bangunan non-konstruksi, meubeler, bahan plywood (kayu lapis). C.
Deskripsi Botani Jabon Penyebaran dan Habitat Distribusi alami dimulai dari Nepal dan India, menuju
Thailand dan Indochina serta bagian timur Kepulauan Malaya hingga Papua Nugini. Tanaman ini
telah diintroduksi di Afrika serta Amerika Tengah dan mampu beradaptasi dengan baik. Di Indonesia,
tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Merupakan
tipikal tanaman pioner dan umum terdapat di hutan sekunder. Jenis yang memerlukan cahaya dan
tidak toleran terhadap cuaca dingin. Pada distribusi alaminya, tanaman ini tumbuh baik pada
ketinggian 0-1000 mdpl dengan rata-rata curah hujan lebih dari 1.500 mm/tahun, pada jenis tanah
lempung, podsolik coklat, dan aluvial lembab yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang
beraerasi baik. Namun demikian jabon dapat pula tumbuh pada daerah kering dengan curah hujan
sedikitnya 200 mm/tahun serta toleran pada kondisi air tergenang yang periodik. Sifat Fisik Kayu
teras berwarna putih semu-semu kuning muda, lambat laun menjadi kuning semu-semu gading,
kayu gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras. Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar. Arah
serat lurus, kadang-kadang agak berpadu. Permukaan kayu licin atau agak licin mengkilap atau agak
mengkilap. Tempat Tumbuh Jabon umumnya tumbuh pada tanah alluvial lembab di pinggir sungai
dan di daerah peralihan antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air.
Selain itu dapat juga tumbuh dengan baik pada tanah liat, tanah lempung, podsolik coklat, tanah tuf
halus atau tanah lempung berbatu yang tidak sarang. Jenis ini memerlukan iklim basah hingga
kemarau kering di dalam hutan gugur daun dengan tipe curah hujan A dan D, mulai dari dataran
rendah sampai ketinggian 1.000 m dari permukaan laut. Pertumbuhan Pertumbuhan sangat cepat
dibandingkan dengan kayu keras lainnya termasuk bila dibandingkan dengan sengon (albasia), jabon
tergolong tumbuhan pionir sebagaimana sengon. Ia dapat tumbuh di tanah liat, tanah lempung
podsolik cokelat, atau tanah berbatu. Sejauh ini jabon bebas serangan hama dan penyakit, termasuk
karat tumor yang kini banyak menyerang sengon. Hama dan Penyakit Tanaman muda biasa dimakan
binatang liar seperti rusa dan banteng. Serangga dan jamur Gloeosporium anrhocephali Desm and
Mont. menyerang daun yang menyebabkan mati pucuk. Penanaman dan Perawatan Jabon
merupakan tanaman yang mudah tumbuh dan berkembang tidak memerlukan banyak perlakuan
khusus dalam budidayanya. Pemasaran Karena jenis kayunya yang berwarna putih agak kekuningan
dan tanpa terlihat seratnya, maka kayu jabon sangat dibutuhkan oleh industri kayu lapis (plywood),
industri meubel, pulp, produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, alas sepatu, papan,
tripleks, dsb. Hal inilah yang menyebabkan pemasaran kayu jabon sama sekali tidak mengalami
kesulitan, bahkan industri kayu lapis siap untuk membeli setiap saat dalam jumlah yang tidak
terbatas. Data Pertumbuhan & Panen: Mencapai usia optimal panen pada usia 5-8 th. Pertumbuhan
diameter pohon antara 5-10 cm/th. BAB III BUDIDAYA JABON Di Indonesia Jabon dikenal sebagai
kelempayan. Tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya.
Tanaman yang termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada ketinggian 0–1000 mdpl, pada jenis
tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya terdapat di sepanjang
sungai yang beraerasi baik. Jabon adalah jenis pohon cahaya (light-demander) yang cepat tumbuh.
Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 m dengan diameter 11 cm. Di alam bebas, pohon
jabon pernah ditemukan mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm. Tanaman jabon
(Anthocephalus cadamba) merupakan tanaman tropis dan sub-tropis yang sejak dahulu telah dikenal
sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Tanaman jabon merupakan
tanaman asli Indonesia yang terdapat di seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke, tersebar
secara alami dari dataran rendah sampai ke pegunungan. A. Ciri-ciri Tanaman Jabon * Batangnya
Silindris, lurus, dan tegak. Cabang yang ada pada masa pertumbuhan akan rontok sendiri ketika
pohon meninggi dan menguntungkan karena tidak memerlukan pemangkasan lagi. Kayu jabon
termasuk kayu lunak, ringan berwarna putih kekuningan berserat sedikit serta termasuk kelas
kuatnya digolongkan kelas tiga. Pohon jabon dapat mencapai tinggi 45 m dengan batang bebas
cabang 30 m. Diameter dapat mencapai 160 cm. Kulit kelabu beralur memanjang, batang bulat
panjang dan lurus. * Pada bagian yang lebih tinggi mempunyai cabang-cabang mendatar tapak lebar.
Pada puncak agak memadat, berbentuk bulat mendatar dan jarang. Kayu jabon dapat digunakan
untuk kayu veener (kayu lapis), korek api, kotak/pallet, seedling board, meubel, kertas dan rayon,
hard box dan kayu gergajian. * Perbanyakan bahan tanaman secara generatif artinya perbanyakan
melalui penanaman benih. Agar hasil perbanyakan ini mempunyai kualitas yang baik maka perlu
memperhatikan aspek kualitas dari pohon induk benih. Oleh karenanya perlu adanya upaya
pemilihan pohon induk alami atau membangun secara khusus pohon induk yang terisolasi dari areal
tanaman jabon. Hal ini dimaksudkan agar pohon induk tidak terkontaminasi oleh bunga tanaman
jabon yang tidak dikehendaki. Persyaratan sebagai pohon induk jabon : Pohon memiliki penampakan
tumbuh yang baik, sehat dan kokoh. Tahan terhadap gangguan hama dan penyakit, memiliki
kematangan umur optimal 15 Tahun, memiliki kecambah benih B. Teknik Budidaya Jabon 1.
Persemaian Benih jabon yang berkualitas baik perlu disediakan dalam jumlah yang cukup dan waktu
yang tepat . Penanaman bibit dengan asal-usul yang jelas perlu memperhatikan persyaratan tempat
tumbuhnya serta bentuk perlakuan silvikultur yang paling sesuai. Biji disemaikan lebih dahulu di
dalam bak kecambah, kemudian setelah tumbuh dan mencapai tinggi 3 cm dipindahkan ke bedeng
penyapihan atau ke dalam bumbung. Setelah mencapai tinggi 20-30 cm ditanam di lapangan pada
permulaan musim hujan. Penanaman dapat pula dilakukan dengan cabutan atau stump. Jarak tanam
2 m x 2 m. Pertumbuhan jabon termasuk cepat, sehingga pada umur 3 tahun harus dilakukan
penjarangan pertama dan pada umur 5 tahun sudah dapat menghasilkan kayu pertukangan. 2.
Pengadaan Benih Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengunduhan benih antara lain : Benih
diambil dari pohon yang pertumbuhannya baik dan jelas asal usulnya. Benih bermutu baik, sehat dan
tidak terserang hama. Umumnya buah diunduh dari pohon induk yang memiliki penampilan luar
(fenotipe ) sebagai berikut : Batang bebas cabangnya tinggi. Sehat. Tajuknya simetris dan normal.
Tinggi serta berdiameter batangnya diatas rata-rata. 3. Perlakuan Benih Benih tidak memerlukan
perlakuan khusus. Hanya cukup dijemur di bawah sinar matahari setelah pelepasan dari daging
buah. 4. Penaburan Benih Persiapan alat dan bahan berupa bak-bak plastik dengan berbagai ukuran
biasanya dapat digunakan untuk keperluan perkecambahan. Bak tersebut biasanya disebut bak
tabur. Benih juga dapat ditabur pada bedengan dan disebut bedeng tabur, berukuran 5 m x 1 m,
dimana permukaan ditinggikan 10-15 cm dari permukaan tanah. Media tabur yang umum digunakan
adalah campuran tanah subur (top soil) dan pasir dengan perbandingan 1:2, kemudian disaring
dengan kawat saringan berukuran 2 mm. Bahan media tersebut sebaiknya disangrai terlebih dahulu
selama 4-6 jam atau dijemur di terik matahari untuk pencegahan penyakit (sterilisasi). Sebelum
ditabur, benih dicampur dengan pasir yang halus sekali, untuk 2 gram benih cukup 100 gram pasir.
Benih ditaburkan di atas bedeng tabur, kemudian harus ditutup oleh atap naungan. Perumputan
dilakukan dengan jalan pengguntingan. Penyulaman dilakukan pagi hari jam 6.00 sampai dengan
8.00 dan sore dari jam 16.00 sampai dengan 18.00 dengan penyiraman digunakan sprayer dengan
butiran air halus (kabut) atau dengan cara mencelupkan bedengan ke dalam air. Perumputan pada
bedeng penyapihan dilakukan dengan penyabutan. Bibit harus dijaga dari ganguan hama. 5.
Penyapihan Benih mulai berkecambah pada hari keempat setelah penaburan pada umur 10-14 hari
setelah tumbuh dengan ukuran 5 cm, kecambah sudah dapat dipindahkan (disapih) kedalam
kantong plastik dengan ukuran 10 cm x 15 cm yang telah diisi media berupa campuran tanah humus
dan pasir, tanah mineral, kompos dan tanah mineral, tanah mineral dan gambut dalam berbagai
komposisi. 6. Bibit Siap Tanam Bibit siap tanam berumur antara 3 s/d 5 bulan tergantung perlakuan
yang diberikan selama di persemaian. Ukuran bibit dalam wadah yang siap tanam tinggi > 30 cm,
diameter pangkal batang 4,0 mm s/d 7,0 mm, daun hijau, batang tunggal, sehat dan pangkal batang
berkayu. Bibit berukuran besar (> 1 m) yang diproduksi dengan sistem puteran dapat juga dijadikan
alternatif ukuran umumnya, sebelum bibit dipindahkan ke lapangan , bibit perlu diaklimatisasi
selama 2 minggu dengan mengurangi jumlah dan frekuensi penyiraman serta membuka
peneduhnya. 7. Penanaman Tahapan Penanaman Jabon : a). Persiapan Lahan Dalam pengolahan
lahan kegiatan pertama yang dilakukan yaitu pembersihan (Land Clearing) dari tumbuhan lain.
Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan lahan baik secara manual, semi mekanis atau mekanis
sesuai kondisi lahan serta pertimbangan ekonomis. Lahan tanaman yang telah diolah dibuat lubang
dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Setiap lubang tanam diberi pupuk dasar yaitu pupuk kandang
dan NPK secukupnya. Pupuk dasar diaduk merata dalam lubang tanaman. sebaiknya pada musim
penghujan. Sebelum ditanam bibitPenanaman bibit tanaman dikeluarkan dari polybag dengan hati-
hati dengan cara merobek polybag agar media tidak pecah dan akarnya tidak putus kemudian
ditanam di lubang dan ditimbun dengan tanah galian bagian atas dan tanah bagian bawah, padatkan
dan ratakan dengan permukaan lahan. Penyiapan lahan, pada prinsipnya membebaskan lahan dari
tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan maksud untuk memberikan ruang pertumbuhan
kepada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pelaksanaan penyiapan lahan digolongkan menjadi
3 cara, yaitu : cara mekanik, semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya menjadi dua tahapan : 1.
Pembersihan lahan, yaitu berupa penebasan terhadap semak belukar dan rumput. 2. Pengolahan
tanah, memperbaiki struktur tanah dengan cara mencangkul atau membajak. b). Cara Tanam Buka
lobang tanam dengan ukuran (lebar x panjang x dalam) 40 cm x 40 cm 75-100 cm). Lalu masukan
(untuk bibit dengan ketinggian kompos + NPK sebanyak 2,5 gr (dicampur rata) sebagai pupuk dasar
diendapkan di lubang setinggi 30 cm (dapat langsung tanam / 3-7 hari kemudian baru tanam),
kemudian masukkan bibit yang polibagnya sudah dibuka/disobek kedalam, dudukan yang
benar/rata, lalu isi tanah kompos sebagai penutup akar dengan tanah setinggi 20 cm (jangan terlalu
dipadatkan), hingga tersisa lubang 10 cm sebagai kantong air. Pembuatan dan pemasangan ajir
tanaman, ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu dengan ukuran, panjang 0,5-1 m, lebar 1-1,5
cm. Pemasangan ajir dimaksud untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam dan sebagai
penyokong bibit yang baru ditanam agar tidak roboh karena angin atau hujan. Pembuatan lubang
tanam; lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm tepat pada ajir yang sudah
terpasang. Penanaman bibit; pelaksanaan kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati-hati agar
bibit tidak rusak dan penempatan bibit pada lubang tanam harus tepat di tengah-tengah serta akar
bibit tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya. c).
Penyiraman Penyiraman dengan air bersih dilakukan dua kali sehari atau tiga kali bila cuaca sangat
panas dan berangin. Untuk penyiraman digunakan sprayer dengan butiran air halus (kabut). Hama
dan penyakit yang menyerang bibit dipersemaian adalah tikus, belalang jangkrik, dsb. Untuk
mencegah kemungkinan adanya serangan hama, persemaian perlu dijaga kebersihannya (dumping
off) dan pencegahan jamur penyebab busuk akar. Kondisi yang memungkinkan berkembangnya
penyakit rebah semai yaitu apabila medium persemaian terlalu lembab. d). Pemeliharaan Secara
fisiologis tanaman jabon yang baru ditanam akan melakukan proses adaptasi dan aklimatisasi
dengan lingkungan areal penanaman. Setelah tanaman berumur 1-2 bulan dilakukan penyulaman
tanaman yang mati atau bibit yang pertumbuhannya tidak baik. Penyiangan perlu dilakukan dengan
membersihkan gulma dari sekitar tanaman minimal radius 2 meter. e). Penyulaman Penyulaman
pertama dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari satu bulan. Pada tahun kedua, apabila
persentase keberhasilan kurang dari 80%, maka dilakukan penyulaman kembali. Penyulaman ini
dilakukan selama hujan masih cukup. f). Pemupukan Penerapan pemupukan tanaman kehutanan
jarang dilakukan dalam skala usaha karena secara teknis kebutuhan unsur hara dapat dipenuhi dari
serasah yang terdekomposisi secara alami. Namun dari hasil evaluasi lapangan, tanaman jabon yang
pertumbuhannya kurang optimal dan teridentifikasi menunjukan tanda tanda defisiensi unsur hara
perlu diberi perlakuan pemupukan. Jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan umur tanaman
sehingga pada akhir daur produksi diperoleh tanaman jabon yang tumbuh seragam. Pemberian
pupuk (jenis dan dosisnya) akan lebih sesuai bila sebelumnya dilakukan analisis tanah. Untuk
mendapatkan tanaman yang baik, maka pada areal tanam yang kekurangan unsur hara, pemupukan
perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Sebelum pemupukan, perlu dilakukan
analisis tanah untuk menentukan jenis pupuk yang tepat. Untuk pertumbuhan, pemupukan dapat
dilakukan cukup sampai usia 3 tahun, (untuk usia 3 tahun ke atas sumber makanan unsur hara dari
serasah yang terdekomposisi secara alami). Awal tanam – 1 Tahun : NPK 1 sendok makan (taburkan
di bawah penutupan tajuk atau di sekitar akar). 1 Tahun-2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang
10 kg + NPK 2,5 Ons. 2 Tahun-3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 20 kg + NPK 7,5 Ons. Atau
dapat juga hanya dengan kompos sebagai berikut : 1 Tahun-2 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk
Kandang 30 kg. 2 Tahun-3 Tahun : Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang 30 kg. Kompos sangat penting
peranannya, Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yg dapat menyimpan
mineral dan unsur hara dan memperlancar pertukaran kation di dalam tanah. Tanpa
Kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian
pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk
yang diberikan tidak dapat mengurai ke dalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos
memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah di sekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab
dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar
menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut. g). Penyiangan, Pendangiran, dan Pengendalian
Gulma Penyiangan dan pendangiran dilakukan minimal 4 kali setahun. Pada tahun pertama dan
kedua sebaiknya dilakukan penyiangan total . Pada tahun ketiga dilakukan penyiangan jalur ,
pembebasan dan pendangiran di sekitar tanaman pokok dengan jari-jari ± 0,5 m. Pada tahun
keempat dilakukan penyiangan (jalur) pembebasan dan pemangkasan (low prunning). Pengendalian
gulma dapat dilakukan secara manual atau mekanis. h). Penjarangan Penjarangan dilakukan dengan
maksud memberikan ruang pertumbuhan yang baik bagi tegakan selanjutnya. Penjarangan dimulai
setelah tanaman berumur 3 tahun dengan sistem untu walang atau berseling ditebang dan
dilanjutkan pada umur 5 tahun. Penjarangan terutama dilakukan terhadap pohon yang tertekan,
terserang hama dan penyakit, batang pohon bengkok, menggarpu, bercabang banyak dan lain-
lainnya. i). Perawatan Perawatan kebersihan di sekitar pohon, agar sumber makanan akar tidak
terganggu dan dapat maksimal diserap akar pohon. Minimal perawatan sampai usia 1 tahun.
Sampah serasah di kumpulkan menjadi ring keliling pohon dengan radius jarak 1 meter, agar serasah
cepat terdekomposisi bermanfaat menjadi hara, serasah disiram bakteri pengurai untuk
mempercepat proses fermentasi. Semprot pestisida secara periodik, 1 atau 2 minggu sekali selama
3-5 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat. Setelah daun cukup banyak
pestisida sudah tidak perlu disemprotkan lagi, sebab daunnya sudah banyak dan tidak akan habis
dimakan ulat. Investasi Tanaman Kayu Jabon 1. Analisa Anggaran Biaya Pada Luasan 1 Hektar Lahan
dengan pola Tanam 2×2 m (2500 pohon) 1. Pembelian Bibit 2.500/batang x Rp. 2.500,- : Rp.
6.250.000,- 2. Pembelian Bibit Penyulam 625/batang x Rp. 2.500,- : Rp. 1.562.500,- 3. Peralatan Rp.
2.500.000,-/set : Rp. 2.500.000,- 4. Pembelian Pupuk (NPK, Urea, Pupuk Kompos) : Rp. 9.687.500,- 5.
Biaya Tenaga Kerja a. Pengolahan Lahan 50.000/HOK x 50 HOK/Hektar : Rp. 2.500.000,- b. Lubang
Tanam 50.000/HOK x 75 HOK/Hektar : Rp. 3.750.000,- c. Penanaman 50.000/HOK x 25 HOK/Hektar :
Rp. 1.250.000,- 6. Biaya Perawatan/pemeliharaan selama 5 tahun : Rp. 5.000.000,- 7. Pestisida a.
Insektisida Kondisional Rp.250.000,-/tahun x 5 tahun : Rp. 1.250.000,- b. Fungisida Kondisional
Rp.250.000,-/tahun x 5 tahun : Rp. 1.250.000,- JUMLAH : Rp. 35.000.000,- 2. Penerimaan Dalam
Investasi Jabon Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 2x2m (2500 Pohon) 1. Penjarangan Estimasi
0,5 m3/pohon di usia 3-4 tahun x 1250 pohon = 625 m3 Hitungan : 625 m3 x Rp. 1.000.000,-
(diameter 30-39 cm) : Rp. 625.000.000,- 2. Pemanenan akhir Estimasi 0,75 m3/pohon di usia 5 tahun
x 1250 pohon = 937,5 m3 Hitungan : 937,5 m3 x Rp. 1.100.000,- (diameter 40-49 cm) : Rp.
1.031.250.000,- 3. Analisis Keuntungan Investasi Jabon Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam
2x2m (2500 Pohon) I. KEUNTUNGAN Penerimaan (penjarangan+Panen akhir) : Rp. 1.656.250.000,-
Biaya Operasional Panen : 1. Biaya tebang Rp.150.000,-/m3 x 1562.5 m3 : Rp. 234.375.000,- 2. Biaya
transport Log kayu dari kebun Rp. 50.000,-/m3 x 1562.5 m3 : Rp. 78.125.000,- 3. Biaya transport Log
kayu ke Pabrik Rp.100.000,-/m3 x 1562.5 m3 : Rp. 156.250.000,- 4. Zakat/Infak 2,5% : Rp.
41.406.250,- 5. Retribusi (surat jalan dari pemerintah setempat) : Rp. 16.562.500,- Jumlah
Keuntungan Bersih : Rp. 1.129.531.250,- 4. BAGI HASIL KONSEP SYARIAH Pola kerjasama dengan
konsep BAGI HASIL dengan skim sebagai berikut : Pemilik lahan = 10 % Investor = 50 % Petani
penggarap = 25 % Pengelola PD. TUTURUBUS = 15 % Total = 100 % Keterangan: 1. PEMILIK LAHAN
adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang mempunyai lahan dengan bukti kepemilikkan yang sah
(Surat Girik/AJB/HGU/SHM). 2. INVESTOR adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang membiayai
penanaman awal dengan total investasi sebesar Rp. 35.000.000,- per-hektar lahan. 3. PETANI
PENGGARAP adalah Kelompok Masyarakat Tani di sekitar lokasi lahan yang dibina dan bertindak
sebagai pelaksana dari penanaman, perawatan dan pemanenan selama masa tanam sampai dengan
panen. 4. PENGELOLA adalah Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan. TUTURUBUS yang
mengelola dan bertanggung jawab sejak mulai penanaman awal sampai dengan penjualan hasil
panen. SEHINGGA ESTIMASI PENDAPATAN: Pemilik lahan = 10 % x Rp. 1.129.531.250,- = Rp.
112.953.250,- Investor = 50 % x Rp. 1.129.531.250,- = Rp. 564.765.500,- Petani penggarap = 25 % x
Rp. 1.129.531.250,- = Rp. 282.383.000,- Pengelola = 15 % x Rp. 1.129.531.250,- = Rp. 169.429.500,-
HAK PEMILIK LAHAN ADALAH 10 PERSEN HASIL BERSIH DARI Rp. 1.129.531.250,- ATAU SEKITAR Rp.
112.953.250,- RUPIAH/HEKTAR! PEMILIK LAHAN DAPAT JUGA MERANGKAP SEBAGAI INVESTOR
DENGAN MEMBIAYAI PENANAMAN AWAL SEBESAR Rp. 35 JUTA/HEKTAR SEHINGGA DI TAHUN KE-5
AKAN MEMPEROLEH HASIL: Pemilik lahan = 10 % x Rp. 1.129.531.250,- = Rp. 112.953.250,- Investor
= 50 % x Rp. 1.129.531.250,- = Rp. 564.765.500,- TOTAL PENDAPATAN = Rp. 677.718.750,- HAK
PEMILIK LAHAN YANG JUGA MERANGKAP SEBAGAI INVESTOR ADALAH 10% + 50% HASIL BERSIH
DARI Rp. 1.129.531.250,- ATAU SEKITAR Rp. 677.718.750,-/HEKTAR “BIAR UANG ANDA YANG
BEKERJA UNTUK ANDA” Catatan: *) Pembagian hasil akan dibayarkan secara tunai, segera setelah
penjualan hasil panen diakhir masa periode tanam. **)Estimasi Perhitungan berdasarkan masukkan
dari berbagai sumber dengan perkiraan hasil dan harga terendah. Keuntungan Bersih per 5 tahun
Pemilik lahan = Rp. 112.953.250,- Investor = Rp. 564.765.500,- Petani penggarap = Rp. 282.383.000,-
Pengelola = Rp. 169.429.500,- Keuntungan Bersih per tahun Pemilik lahan = Rp. 112.953.250,- : 5
Tahun = Rp. 22.590.500,- Investor = Rp. 564.765.500,- : 5 Tahun = Rp. 112.953.000,- Petani
penggarap = Rp. 282.383.000,- : 5 Tahun = Rp. 56.476.500,- Pengelola = Rp. 169.429.500,- : 5 Tahun
=Rp. 33.885.938,- Keuntungan Bersih per Bulan Pemilik lahan = Rp. 112.953.250,- : 60 Bulan = Rp.
1.882.500,- Investor = Rp. 564.765.500,- : 60 Bulan = Rp. 9.413.000,- Petani penggarap = Rp.
282.383.000,- : 60 Bulan = Rp. 4.706.000,- Pengelola = Rp. 169.429.500,- : 60 Bulan = Rp. 2.824.000,-
Keuntungan Bersih per Hari Pemilik lahan = Rp. 112.953.250,- : 1800 Hari = Rp. 63.000,- Investor =
Rp. 564.765.500,- : 1800 Hari = Rp. 314.000,- Petani penggarap = Rp. 282.383.000,- : 1800 Hari = Rp.
157.000,- Pengelola = Rp. 169.429.500,- : 1800 Hari = Rp. 94.000,- Cat : – PAY BACK PERIOD (PBP) :
0.0309 % – RETURN ON INVESTMENT (ROI) : 32,27 % – REVENUE-COST RATIO (R/C Ratio) : 47,32 %
Investasi Tanaman Kayu Jabon 2. Analisa Anggaran Biaya Pada Luasan 1 Hektar Lahan dengan pola
Tanam 3×3 m (1000 pohon) 1. Pembelian Bibit 1000/batang x Rp. 2.500,- : Rp. 2.500.000,- 2.
Pembelian Bibit Penyulam 250/batang x Rp. 2.500,- : Rp. 250.000,- 3. Peralatan Rp. 2.500.000,-/set :
Rp. 2.500.000,- 4. Pembelian Pupuk (NPK, Urea, Pupuk Kompos) : Rp. 7.750.500,- 5. Biaya Tenaga
Kerja a. Pengolahan Lahan 50.000/HOK x 35 HOK/Hektar : Rp. 1.750.000,- b. Lubang Tanam
50.000/HOK x 50 HOK/Hektar : Rp. 2.500.000,- c. Penanaman 50.000/HOK x 15 HOK/Hektar : Rp.
750.000,- 6. Biaya Perawatan/pemeliharaan selama 5 tahun : Rp. 5.000.000,- 7. Pestisida a.
Insektisida Kondisional Rp.200.000,-/tahun x 5 tahun : Rp. 1.000.000,- b. Fungisida Kondisional
Rp.200.000,-/tahun x 5 tahun : Rp. 1.000.000,- JUMLAH : Rp. 25.000.000,- 2. Penerimaan Dalam
Investasi Jabon Pada Luasan 1 Hektar Lahan dengan pola Tanam 3×3 m (1000 pohon) 1. Penjarangan
Estimasi 0,5 m3/pohon di usia 3-4 tahun x 500 pohon = 250 m3 Hitungan : 250 m3 x Rp. 1.000.000,-
(diameter 30-39 cm) : Rp. 250.000.000,- 2. Pemanenan akhir Estimasi 0,75 m3/pohon di usia 5 tahun
x 500 pohon = 375 m3 Hitungan : 375 m3 x Rp. 1.100.000,- (diameter 40-49 cm) : Rp. 412.500.000,-
3. Analisis Keuntungan Investasi Jabon Pada Luasan 1 Hektar Lahan Pola Tanam 3x3m (1000 Pohon)
I. KEUNTUNGAN Penerimaan (penjarangan+Panen akhir) : Rp. 662.500.000,- Biaya Operasional
Panen : 6. Biaya tebang Rp.150.000,-/m3 x 625 m3 : Rp. 93.750.000,- 7. Biaya transport Log kayu dari
kebun Rp. 50.000,-/m3 x 625 m3 : Rp. 31.250.000,- 8. Biaya transport Log kayu ke Pabrik
Rp.100.000,-/m3 x 625 m3 : Rp. 62.500.000,- 9. Zakat/Infak 2,5% : Rp. 16.562.500,- 10. Retribusi
(surat jalan dari pemerintah setempat) : Rp. 6.625.000,- Jumlah Keuntungan Bersih : Rp.
210.687.500,- 4. BAGI HASIL KONSEP SYARIAH Pola kerjasama dengan konsep BAGI HASIL dengan
skim sebagai berikut : Pemilik lahan = 10 % Investor = 50 % Petani penggarap = 25 % Pengelola PD.
TUTURUBUS = 15 % Total = 100 % SEHINGGA ESTIMASI PENDAPATAN: Pemilik lahan = 10 % x Rp.
451.812.500,- = Rp. 45.181.250,- Investor = 50 % x Rp. 451.812.500,- = Rp. 225.906.250,- Petani
penggarap = 25 % x Rp. 451.812.500,- = Rp. 112.953.000,- Pengelola = 15 % x Rp. 451.812.500,- = Rp.
67.772.000,- HAK PEMILIK LAHAN ADALAH 10 PERSEN HASIL BERSIH DARI Rp. 451.812.500,- ATAU
SEKITAR Rp. 45.181.250,- /HEKTAR! PEMILIK LAHAN DAPAT JUGA MERANGKAP SEBAGAI INVESTOR
DENGAN MEMBIAYAI PENANAMAN AWAL SEBESAR Rp. 25 JUTA/HEKTAR SEHINGGA DI TAHUN KE-5
AKAN MEMPEROLEH HASIL: Pemilik lahan = 10 % x Rp. 451.812.500,- = Rp. 45.181.250,- Investor =
50 % x Rp. 451.812.500,- = Rp. 225.906.250,- TOTAL PENDAPATAN = Rp. 271.087.500,- HAK PEMILIK
LAHAN YANG JUGA MERANGKAP SEBAGAI INVESTOR ADALAH 10% + 50% HASIL BERSIH DARI Rp.
451.812.500,- ATAU SEKITAR Rp. 271.087.500,-HEKTAR Keuntungan Bersih per 5 tahun Pemilik lahan
= Rp. 45.181.250,- Investor = Rp. 225.906.250,- Petani penggarap = Rp. 112.953.000,- Pengelola = Rp.
67.772.000,- Keuntungan Bersih per tahun Pemilik lahan = Rp. 45.181.250,- : 5 Tahun = Rp.
9.036.250,- Investor = Rp. 225.906.250,- : 5 Tahun = Rp. 45.181.250,- Petani penggarap = Rp.
112.953.000,- : 5 Tahun = Rp. 22.590.000,- Pengelola = Rp. 67.772.000,- : 5 Tahun = Rp. 13.554.000,-
Keuntungan Bersih per Bulan Pemilik lahan = Rp. 112.953.250,- : 60 Bulan = Rp. 753.000,- Investor =
Rp. 564.765.500,- : 60 Bulan = Rp. 3.765.000,- Petani penggarap = Rp. 282.383.000,- : 60 Bulan = Rp.
1.882.500,- Pengelola = Rp. 169.429.500,- : 60 Bulan = Rp. 1.129.500,- Keuntungan Bersih per Hari
Pemilik lahan = Rp. 112.953.250,- : 1800 Hari = Rp. 25.000,- Investor = Rp. 564.765.500,- : 1800 Hari
= Rp. 125.500,- Petani penggarap = Rp. 282.383.000,- : 1800 Hari = Rp. 63.000,- Pengelola = Rp.
169.429.500,- : 1800 Hari = Rp. 37.500,- Cat : – PAY BACK PERIOD (PBP) : 0.06 % – RETURN ON
INVESTMENT (ROI) : 18,07 % – REVENUE-COST RATIO (R/C Ratio) : 26,50 % B. GAMBAR TANAMAN
KAYU JABON C. Tanaman Tumpang Sari juga bias berdampingan dengan tanaman Lain : – Tanaman
Pangan – Tanaman Hotikultura – Tanaman Obat – Dll. BAB V MANFAAT DAN FUNGSI Lingkungan
Hidup – Pelestarian Hutan – Mencegah erosi dan banjir – Menyimpan Cadangan air tanah –
Penghasil O2 – Keindahan alam – Mengurangi polusi udara Pelaku Budidaya – Menambah
penghasilan – Penambahan lapangan kerja (per Ha 2 KK x 2000 Ha lahan = 4000 KK x rata-rata 2
orang anak + 1 istri = 16000 orang penerima pemanfaat) BAB VI PANEN DAN PASCA PANEN Langkah
akhir dari proses budidaya jabon adalah kegiatan panen dan pasca panen. Proses pemanenan dan
pasca panen ternyata berpengaruh besar terhadap kualitas kayu jabon yang dihasilkan. Kegiatan
pemanenan dan pasca panen sangat penting untuk menjamin keberhasilan budidaya jabon bagi para
pembudidaya. A. Panen Prinsip pemanenan tanaman jabon adalah tepat waktu dan tepat cara.
Tepat waktu artinya penebangan pohon dilakukan pada saat tanaman sudah cukup umur.
Sedangkan tepat cara artinya penebangan dilakukan dengan baik sehingga kayu memiliki kualitas
yang baik pada akhir penebangan. 1. Waktu Tebang Waktu penebangan tanaman jabon sangat
berpengaruh nyata terhadap kualitas kayu yang dihasilkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam penebangan kayu jabon adalah sebagai berikut : Penebangan dilakukan pada saat tanaman
cukup dewasa, minimal berumur 5-8 tahun, kecuali untuk penjarangan (3 tahun). Diameter batang
juga sudah layak tebang, minimal 35-40 cm. Lebih besar diameter akan lebih baik. Penebangan
sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau. Kayu yang dihasilkan akan lebih kering, penanganan
penebangan, pengangkutan, serta penjemuran kayu akan lebih mudah. Penebangan sebaiknya
dilakukan di atas jam 10 pagi untuk menjadikan kondisi lingkungan sekitar kering terlebih dahulu,
sehingga mempengaruhi kualitas kayu yang dihasilkan. 2. Cara Tebang Penebangan pohon jabon
pada umumnya sama dengan penebangan pohon-pohon lain pada umumnya. Faktor keselamatan,
ketepatan dan kecepatan harus diperhatikan pada saat penebangan, terutama keselamatan
penebang dan masyarakat sekitar. Peralatan yang diperlukan untuk penebangan ; gergaji 5-10
orang/mesin, tali tambang, dan golok. Selain itu, dibutuhkan dewasa untuk melakukan penebangan.
Langkah-langkah dalam melakukan penebangan adalah sebagai berikut : Sebelum melakukan
penebangan, amati kondisi sekitar. Tentukan arah jatuhnya pohon dengan memperhatikan tinggi
pohon, arah tajuk, arah angin, dan tempat yang aman. Pangkas cabang dan ranting tanaman jabon
hingga seminim mungkin untuk mengurangi dampak kerusakan yang akan ditimbulkan oleh jatuhnya
pohon jabon. Bagian atas pohon diikat dengan tambang untuk membantu mengarahkan jatuhnya
pohon. Setelah siap, tebang pohon pada bagian pangkal batang dengan gergaji mesin hingga cukup
mudah untuk ditumbangkan (daerah luas) atau dipotong sedikit demi sedikit (daerah sempit).
Penebang segera menghindar ke tempat aman. Selanjutnya, pohon ditarik hingga tumbang. Posisi
penarik harus jauh dari pohon yang tumbang. Setelah tumbang, sisa-sisa cabang dan ranting segera
dibersihkan. Kemudian batang pohon dipotong-potong sesuai ukuran pesanan untuk memudahkan
pengangkutan dan pengolahan. B. Pasca Panen Setelah panen, terdapat beberapa langkah pasca
panen yang dapat dilakukan sebagian ataupun seluruhnya. Perlakuan pasca panen tersebut adalah
pengawetan kayu, pengolahan kayu, dan pemasaran kayu. Tidak semua perlakuan ini diperlukan,
terutama tindakan pengawetan kayu. Kebanyakan pemilik kayu hanya mengolah, kemudian
menjualnya. 1. Pengawetan Kayu Jabon Meskipun tingkat kekerasan kayu jabon dibawah kayu jati,
dengan metode yang tepat kayu jabon dapat ditingkatkan keawetannya. Secara umum, terdapat 3
metode pengawetan kayu yang dapat digunakan, yaitu perendaman, pengeringan, dan penggunaan
senyawa kimia. a). Perendaman Perendaman merupakan cara tradisional yang hingga saat ini masih
sering digunakan. Cara ini cukup efektif, namun membutuhkan waktu yang relatif lama. Perendaman
biasanya berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dengan perendaman, pori-pori kayu
menjadi rapat dan kayu menjadi lebih keras. Perendaman membuat kayu lebih awet dan lebih tahan
terhadap gangguan rayap, kumbang, dan jamur. b). Pengeringan Keunggulan metode pengeringan
adalah waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingakn dengan perendaman. Namun, keawetan
kayu yang dikeringkan tergolong di bawah kayu yang direndam. Pengeringan pada umumnya
dilakukan dengan menjemur kayu atau potongan-potongan kayu di bawah sinar matahari selama
beberapa hari. Setelah kering, kayu diolah lebih lanjut atau dijual. c). Penggunaan Senyawa Kimia
Cara ini mulai banyak dilakukan karena praktis dan murah. Senyawa kimia cukup dioleskan pada
kayu sebanyak 5-6 kali. Senyawa ini biasanya merupakan campuran dari tembaga sulfat, kalium
bikromat, dan natrim bikromat, hidrogen boraks, tembaga silika heksa flour, serta amonium
bikromat. 2. Pengolahan kayu Jabon Setelah melalui proses pengawetan, kayu jabon siap diproses
menjadi berbagai produk antara maupun produk jadi. C. Sistem Penjualan Memasarkan kayu jabon
relatif mudah. Bahkan pemilik pohon sering didatangi pengepul kayu yang menawar kayu jabonnya.
Dalam bisnis jabon, terdapat tiga sistem penjualan pohon atau kayu jabon, antara lain : a). Sistem
Tebas Sistem tebas merupakan cara penjualan paling praktis. Pemilik pohon jabon menjual
pohonnya pada saat pohon masih di lahan. Kelebihan sistem ini adalah mudah, praktis, dan cepat
mendapatkan penerimaan. Kekurangannya, harga yang diperoleh biasanya lebih rendah
dibandingkan dengan harga pasaran. Sistem ini biasanya dipilih pemilik tanaman jabon dengan luas
lahan terbatas, sehingga penebangan dan pengolahan kayu yang dilakukan sendiri justru tidak
efisien. b). Sistem Tebang-Jual Dalam sistem ini, pemilik menjual pohon jabon setelah pohon
ditebang dan dipotong-potong. Dalam hal ini, pemilik pohon menebang sendiri pohonnya sebelum
dijual. Kelebihan metode ini adalah harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tebas.
Kelemahannya, pemilik lebih repot karena harus menebang sendiri pohonnya dan modal yang
dibutuhkan lebih besar. Sistem ini biasanya dipilih oleh pemilik lahan yang memiliki lahan luas
namun tidak memiliki peralatan penggergajian sendiri. c). Sistem Tebang – Olah – Jual Sistem dengan
penjulan kayu dalam bentuk produk kayu, baik produk antara maupun produk jadi. Sistem ini hanya
dapat dilakukan dengan modal yang besar. Kepemilikan industri penggergajian dan pengolahan kayu
mutlak diperlukan. Kelebihan sistem ini adalah potensi keuntungan yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan sistem-sistem yang lain. BAB V DESKRIPSI KEGIATAN USAHA A. JUDUL
PROGRAM Penjalinan Kerjasama Investasi Penanaman Jabon B. LATAR BELAKANG MASALAH
Maraknya isu pemanasan global yang telah dirasakan saat ini, menciptakan pemikiran baru yang
serba back to nature dalam berbagai segi kehidupan. Banyak sekali kegiatan penanaman pohon yang
telah dilakukan oleh berbagai pihak, seperti program “KECIL MENANAM DEWASA MEMANEN” yang
dicanangkan oleh Departemen Kehutanan. Pengaruh positif terhadap terhadap program tersebut,
ialah kesadaran yang lebih terhadap pentingnya fungsi pohon, melalui kegiatan penanaman hingga
pemeliharaan, dan kesadaran untuk mengurangi dampak dari pemanasan global. Makin banyaknya
orang yang menanam akan mewujudkan sebuah pemikiran “BERPIKIR GLOBAL BERTINDAK LOKAL”.
Hanya dengan menanam pohon di lingkungan sekitar kita, dampak positif tidak hanya dirasakan di
lingkungan sendiri, tetapi juga dirasakan secara global, terutama dalam penggunaan dan
pemanfaatan lahan tidur. C. PERUMUSAN MASALAH Lahan tidur atau lahan kosong yang tidak
digarap, pada dasarnya hanya ditumbuhi oleh semak belukar dan ilalang yang tidak bernilai
ekonomis. Oleh karena itu, pada kegiatan usaha ini dilakukan pembuatan persemaian untuk
memproduksi bibit aneka jenis tanaman (tanaman kehutanan, tanaman pertanian, tabulampot,
hingga tanaman hias) dan melakukan penggarapan pada lahan tidur sebagai investasi tanaman jabon
yang sangat bernilai ekonomis di masa sekarang maupun di masa mendatang mengingat semakin
tinnginya permintaan kayu untuk keperluan industri perkayuan dengan sistem Agroforestry
(tumpang sari). D. TUJUAN PROGRAM Program Kewirausahaan ini bertujuan untuk : 1.
Meningkatkan kesadaran menanam pohon kepada lingkungan sekitar. 2. Meningkatkan kesadaran
dan pengetahuan tentang menanam sejak dini. 3. Membuka lapangan kerja baru bagi diri sendiri
khususnya dan bagi lingkungan sekitar pada umumnya. 4. Memanfaatkan lahan tidur dengan sistem
kerja sama (bagi hasil) dengan pemilik lahan. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan
adalah setiap masyarakat di lingkungan sekitar (petani) dapat menanam minimal 1 pohon (One
Person One Tree), dan masyarakat sekitar minimal dapat menguasai satu jenis tanaman budidaya
(tanaman kehutanan, tanaman pertanian, tabulampot, dan tanaman hias). F. KEGUNAAN PROGRAM
Program kewirausahaan ini berguna bagi diri sendiri dan mayarakat secara keseluruhan dengan
membuka lapangan kerja baru dengan menawarkan sistem bercocok tanam yang lebih bernilai
ekonomis dibandingkan dengan tanaman palawija. G. GAMBARAN UMUM SASARAN Kegiatan usaha
pertama akan dilakukan empat kecamatan (Kecamatan Cicalengka, Nagerg, Cikancung, dan
Rancaekek) Kabupaten Bandung dengan luas lahan + 1200 Ha. H. METODE PELAKSANAAN Waktu
dan Tempat Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan sejak Tahun 2010 dan akan dilakukan selama 5-10
tahun pertama (akan berkelanjutan terus) di Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan
TUTURUBUS. Jalan Raya Timur KM 32 (Cikurutug) Desa Cicalengka Wetan Kecamatan Cicalengka
Kabupaten Bandung Propinsi jawa Barat Bahan dan Alat Alat – alat yang digunakan dalam kegiatan
usaha ini adalah gelas ukur 1 liter, cangkul, garpu tanah, tang gegep, palu, ajir, meteran, sprayer,
tally sheet, kamera digital, komputer, pisau pangkas, golok, pengki, sapu, alat tulis, kaliper, tong
berukuran 200 liter, selang air, wadah plastik, paranet, pipa besi, semen, pasir, pompa air, kabel.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit Jabon (Anthocephalus cadamba) berumur 3
bulan, benih jabon, polybag, bambu, tanaman pertanian (jahe merah, talas lokal, kacang tanah,
singkong, jagung, talas jepang), paku, tali plastik, kawat bernat, Round Up, pupuk, dll. Prosedur kerja
(jangka waktu 3 bulan) 1. Pemilihan Bibit Jabon Pilih bibit yang sehat, memiliki sistem perakaran
yang baik, umur yang sama dan tinggi yang seragam untuk memudahkan pengukuran dan
pengamatan dalam kegiatan penelitian. 2. Penanaman Anakan Jabon Kegiatan penanaman akan
dilakukan pada awal musim hujan atau pada saat curah hujan masih cukup banyak. Adapun tahapan-
tahapan penanaman anakan jabon sebagai berikut : a. Penyiapan dan Pengolahan Lahan Pilih lokasi
untuk penanaman anakan jabon yang lapang, tidak tergenang air, aksesibilitas baik, dekat dengan
sumber air, dan terdapat pasokan sinar matahari yang cukup. Lahan diukur dan diberi pembatas
berupa pagar bambu agar kegiatan penelitian tidak mendapat gangguan dari lingkungan sekitar.
Kemudian lahan dibersihkan secara kimiawi dan manual dari rerumputan, ilalang, batu, sisa
tanaman, dan berbagai pengganggu lainnya dengan penyemprotan herbisida Round Up sesuai
kebutuhan yang dilakukan 3 minggu sebelum penanaman dilakukan. Setelah itu lahan dicangkul
lebih dulu supaya tanah lebih gembur, aerasi udara meningkat, dapat menyimpan air, bisa
menampung pupuk yang diberikan, dan keberadaan mikroba tanahnya diaktifkan. Lahan dibiarkan
terbuka selama seminggu agar terkena sinar matahari untuk mematikan bibit penyakit. b.
Pembuatan Lubang dan Pengaturan Jarak Tanam Pembuatan lubang dilakukan satu minggu sebelum
penanaman dengan ukuran panjang x lebar x dalam (40 cm x 40 cm x 40 cm). Pada saat membuat
lubang, tanah yang digali ditempatkan di dekat lubang. Lapisan tanah atas 15 cm pertama dipisahkan
ke sebelah kanan, lapisan berikutnya 15 – 30 cm dipisahkan ke sebelah kiri. Tanah ini penting untuk
menutup lubang kembali. Setelah dibuat, lubang dibiarkan terpapar sinar matahari untuk
mematikan bibit penyakit dan hama. Selain itu, gas-gas yang berdampak negatif bagi tanaman juga
akan terlepas ke atmosfer. Jarak tanam yang digunakan adalah 2 m x 2 m. Jarak tanam dibuat rapat
agar dapat dilakukan penjarangan bagi tanaman jabon yang pertumbuhannya kurang baik. c.
Pemberian Pupuk Dasar Pupuk dasar yang digunakan adalah rock phosfat. Pupuk dasar ini diberikan
sebanyak 300 gram dengan cara pupuk tersebut dicampur dengan media tanah kemudian diaduk
sampai merata sebelum penanaman. Setelah diberi rock phosfat, dinding lubang tanam disiram
dengan HSC sebanyak 250 cc (yang terlebih dahulu 1 liter HSC dilarutkan dalam 200 liter air). Selain
itu, pemberian pupuk polimer Teraremed juga dapat dijadikan sebagai alternative dalam pemberian
pupuk dasar. Pemberian Teraremed diberikan sebanyak 1000 gram dengan cara pupuk tersebut
dicampur dengan media tanah kemudian diaduk sampai merata sebelum penanaman. Perlakuan ini
diberikan pada setiap lubang tanam, hal ini berdasarkan perlakuan. d. Penanaman Dalam
penanaman yang perlu diperhatikan adalah waktu tanam yang perlu disesuaikan dengan jadwal
curah hujan dan cara menanam yang benar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan waktu menanam,
adalah sebagai berikut (Setiadi, 2006) : a) Minimal dua minggu sebelum tanam, akar bibit dalam
polybag harus sudah terlepas dari tanah. Jika belum lakukan root prunning. b) Untuk mengaktifkan
akar, agar cepat beradaptasi ketika dipindahkan ke lapangan, ada baiknya akar disiram dengan HSC
(Humic Subtance Complex), dengan dosis 1 liter HSC dalam 200 liter air, seminggu sebelum tanam. c)
Untuk menghindari kerusakan akar, bibit dalam kantong plastik perlu dibasahi dan dipadatkan
bagian akarnya. Jika akar sudah kompak dan memadat, tidak perlu dibasahi dan tidak perlu
dipadatkan lagi. d) Dekat lubang tanam yang telah diamendment, kantong plastik dibuka secara hati-
hati agar sistem perakarannya tidak rusak. e) Bibit ditanam tegak lurus pada lubang tanam sedalam
leher akar dan akarnya tidak boleh terlipat. Jika terlalu dalam, tanaman pada awal akan lambat
tumbuh. f) Tanah timbunan harus dipadatkan secara hati-hati dengan menggunakan tangan atau
kaki, agar akar bisa kontak tanah dengan kuat. Permukaan tanah timbunan harus sama tinggi dengan
permukaan tanah asal atau agak dicembungkan (di daerah basah) atau dicekungkan (di daerah
kering). g) Di sekitar bibit yang baru ditanam (pinggiran tanaman) sebaiknya ditutup dengan mulsa
(serasah atau potongan rumput) agar daerah perakaran tetap lembab dan penguapan dari tanah
bisa dikurangi. h) Pada bibit yang telah ditanam, sebaiknya diberikan ajir (turus) dan bibit diikatkan
pada ajir tersebut, agar bibit dalam fase kritis pertumbuhannya tidak goyah, terutama di daerah
yang anginnya kuat. e. Pemberian Pupuk f. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi :
penyiraman, penyulaman, penyiangan, dan kontrol hama tanaman. a) Penyiraman Penyiraman
dilakukan secara manual pada pagi atau sore hari secara teratur. Penyiraman juga dilakukan apabila
benar-benar dibutuhkan. Pada musim hujan dimana tanah cenderung basah, penyiraman tidak perlu
dilakukan. b) Penyulaman Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyulaman adalah, waktu
menyulam, frekuensi penyulaman dan bahan tanaman untuk menyulam. Waktu penyulaman
sebaiknya dilakukan masih waktu musim hujan, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari. Bahan
tanaman yang dipakai harus sehat, tidak layu dan umurnya tidak terlalu berbeda dengan yang
disulam, dan biasanya dengan jenis yang sama. Frekuensi penyulaman tanaman hanya dilakukan
maksimal dua kali, yaitu 1-2 bulan sesudah penanaman pada tahun pertama dan pada akhir tahun ke
dua dan awal tahun ke tiga, selama hujan masih turun. Prosentasi jadi tanaman pada akhir tahun ke
tiga diharapkan mencapai > 80%. c) Penyiangan Tanaman Penyiangan dilakukan secara manual, dan
kimiawi karena luas lahan 1000 m². Penyiangan secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan
herbisida Round Up sesuai kebutuhan. d) Kontrol Hama Tanaman Pemeliharaan tanaman terhadap
gangguan hama perlu dilakukan secara rutin dengan menggunakan pestisida yang aman dan
direkomendasikan. g. Pengamatan dan Pengukuran Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan
cara mengamati dan mengukur secara langsung setiap dua minggu sekali. Parameter yang diamati
dan diukur adalah sebagai berikut : 1) Tinggi Anakan Pengukuran tinggi anakan dilakukan setiap dua
minggu setelah tanam. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran / mistar mulai dari
pangkal batang yang telah ditandai hingga titik tumbuh pucuk semai. 2) Diameter Anakan
Pengukuran diameter anakan dilakukan setiap dua minggu setelah tanam. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan kaliper. Pengukuran dilakukan pada ketinggian dua centimeter di atas leher
akar. 3) Jumlah Daun Pengamatan dan penghitungan jumlah daun dilakukan setiap dua minggu
setelah tanam, secara manual. 4) Panjang Akar Pengukuran panjang akar dilakukan setiap dua
minggu setelah tanam. Pengukuran dilakukan dengan menggali perakaran di sekitar tanaman
kemudian mengukurnya dengan meteran serta mengamatinya secara langsung. I. JADWAL
KEGIATAN PROGRAM mulai Tahun 2010 dan seterusnya Nama Program “ Program Penjalinan
Kerjasama Penanaman pohon Kayu Jabon” Pelaku Program PENGELOLA adalah Penangkar Benih
Pertanian dan kehutanan TUTURUBUS beralamat di Jalan raya Timur KM 32 (Cikurutug) Desa
Cicalengka Wetan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat, yang mengelola
dan bertanggung jawab sejak mulai penanaman awal sampai dengan penjualan hasil panen. PEMILIK
LAHAN adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang mempunyai lahan dengan bukti kepemilikkan
yang sah (Surat Girik/AJB/HGU/SHM). INVESTOR adalah Orang/Perusahaan/Organisasi yang
membiayai penanaman awal, baik Perorangan, BUMN, Swasta Nasional. PETANI PENGGARAP adalah
Kelompok Masyarakat Tani di sekitar lokasi lahan yang dibina dan bertindak sebagai pelaksana dari
penanaman, perawatan dan pemanenan selama masa tanam sampai dengan panen. Contoh Draft
Perjanjian Kerjasama Penanaman Pohon Kayu Jabon PERJANJIAN KERJA SAMA INVESTASI TANAMAN
KAYU JABON (ANTOCEPHALUS CADAMBA/CHINENSIS) Pada hari ini ……….. tanggal ……. bulan ……..
tahun ……… kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : WAWAN SETIAWAN No KTP :
32.4025.310777.0006 Jabatan : Manager Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan TUTURUBUS
Alamat : Kp. Sawahlega RT 03 RW 03 Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung 40395
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan
TUTURUBUS yang beralamat di Jalan Raya Timur KM 32 Desa Cicalengka Wetan Kecamatan
Cicalengka Kabupaten Bandung Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA 2. Nama :
…………………………………………………………………… No KTP : ……………………………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………………………… Alamat :
…………………………………………………………………… Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama DIRINYA
SENDIRI selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA Menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai
berikut: 1. PIHAK PERTAMA adalah PENGELOLA tanaman kayu JABON (Anthocephalus
cadamba/chinensis) yang berperan sebagai Penanggung jawab sepenuhnya Investasi penanaman
tanaman kayu JABON yang diberikan oleh PIHAK KEDUA 2. PIHAK KEDUA adalah INVESTOR yang
telah mengeluarkan dan menginvestasikan uangnya sejumlah ……………………………………………….. untuk
biaya Pengelolaan penanaman tanaman kayu JABON yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA Pasal 1
Dasar perjanjian 1. Formulir pendaftaran Investor penanam jabon 2. Perjanjian kerjasama kesediaan
lahan untuk penanaman jabon antara Penangkar Benih Pertanian dan Kehutanan TUTURUBUS
(PIHAK PERTAMA) dengan para pemilik lahan baik perorangan, kelompok tani, Peneriman kuasa Hak
Garapan ataupun INVESTOR 3. Kesepakatan kerjasama Penanaman Tanaman Jabon dengan system
Bagi Hasil Syari’ah Pasal 2 Pengertian-pengertian dasar Dalam perjanjian ini yang di maksud dengan:
1. Perjanjian adalah suatu peristiwa hukum dimana seseorang /badan hukum berjanji kepada
seseorang /badan hukum lainnya ,atau dimana dua orang/dua badan hukum saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal. 2. Sharing/bagi hasil adalah suatu obyek berbagi yang dapat berupa barang
atau uang berdasarkan kesepakatan para pihak yang bekerjasama dengan proporsi berbagi yang
disesuaikan dengan peran dan kontribusi masing-masing pihak. 3. Tanaman kayu jabon adalah jenis
tanaman yang menjadi obyek sharing/bagi hasil antara para pihak. Pasal 3 Obyek lokasi perjanjian
Lokasi perjanjian yang dimaksud adalah tanah …………. blok/wilayah ……………………………………….…
seluas …………………………… beralamat di ……………………………………………………………………………………….
Pasal 4 Prisip kerjasama Kerjasama memiliki prinsip dan tujuan untuk memanfaatkan potensi alam
dan menghijaukan lahan-lahan agar lebih bermanfaat untuk kemakmuran Pemilik lahan, Petani,
Pengelola dan Investor setempat serta sabagai upaya mendukung pemerintah dalam gerakan
Penghijauan, pembendaharaan air tanah, pencegahan banjirn pencegahan erosi dan
penanggulangan pemanasan global Pasal 5 Hak dan Kewajiban PARA PIHAK PIHAK PERTAMA Berhak
: 1. Memantau pelaksanaan kerjasama ini bersama – sama dengan PIHAK KEDUA. 2. Memperoleh
manfaat berupa sharing / bagi hasil berbentuk uang dari penjualan kayu jabon yang ditebang. 3.
Bersama – sama PIHAK KEDUA menyusun rencana pelaksanaan penanaman dan melaksanakan
rencana dan mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam perjanjian. 4. Melaksanakan
kegiatan teknis tebangan / ekploitasi kayu jabon yang menjadi obyek kerjasama sesuai kesepakatan
PARA PIHAK. 5. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan ekploitasi, dan sebagai satu – satunya
pihak yang memiliki hak pemasaran atau penjualan kayu Jabon yang menjadi obyek kerjasama.
PIHAK KEDUA berhak : 1. Memperoleh manfaat berupa sharing / bagi hasil berupa uang dari
penjualan kayu Jabon yang ditebang. 2. Bersama – sama PIHAK PERTAMA menyusun dan
melaksanakan rencana pelaksanaan penanaman dan mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan
perjanjian ini. 3. Memantau dan turut mengawasi obyek perjanjian ini 4. Berkunjung dan melihat
secara langsung lokasi obyek perjanjian ini 5. Mendapatkan laporan mengenai perkembangan
tanaman yang dikerjasamakan PIHAK PERTAMA Berkewajiban : 1. Mengelola tanaman yang
dikerjasamakan sampai panen dan penanganan pasca panen 2. Melakukan bimbingan kepada petani
penggarap untuk mematuhi ketentuan – ketentuan sesuai perjanjian 3. Membuat laporan
perkembangan tanaman kepada PIHAK KEDUA 4. Memasarkan kayu jabon yang dikerjasamakan
PIHAK KEDUA Berkewajiban : 1. Memeriksa aspek legal atas areal tanaman yang akan ditanami kayu
jabon. . 2. Memeriksa kesiapan lahan meliputi pelubangan sebelum tanaman ditanam. 3.
Menyediakan biaya pananaman dan parawatan sesuai dangan nominal yang disepakati PARA PIHAK.
Pasal 6 Pembagian Hasil 1. Sharing / bagi hasil diterima oleh para pihak yang dalam bentuk dalam
uang tunai dari hasil penjualan kayu Jabon. 2. Para pihak sepakat bahwa besarnya sharing/ bagi hasil
yang diterima adalah sebagai berikut : A. PEMILIK LAHAN : 10% B. PIHAK KEDUA/INVESTOR : 50% C.
PETANI PENGGARAP : 25% D. PIHAK PERTAMA/PENGELOLA (TUTURUBUS) : 15% 3. Penerimaan bagi
hasil dalam bentuk uang tunai, setelah di kurangi biaya – biaya eksploitasi, zakat/Infak 2.5 %, dan
transportasi. 4. Sharing / bagi hasil tersebut di tuangkan dalam bentuk berita acara penyerahan yang
ditanda tangani oleh PARA PIHAK. Pasal 7 Jangka Waktu dan Panen 1. Perjanjian kerjasama ini
berlaku sejak tanggal, bulan dan tahun ditandatanganinya perjanjian kerjasama ini oleh PARA PIHAK
sampai dengan masa tebang Jabon selama lima tahun dan diterangkan secara terperinci dalam pasal
6 ( enam ) ayat 2 ( dua ) sampai ayat 4 ( empat ). 2. PARA PIHAK yang dituangkan dalam BERITA
ACARA PEMANENAN serta ditandatangani oleh PARA PIHAK. Pelaksanaan pemanenan mulai
dilakukan pada tahun ke lima 3. Jika pada umur lima tahun tidak dapat dilakukan pemanenan karena
belum memenuhi standar pasar atau permintaan pembeli atau belum menguntungkan secara
ekonomis yang diketahui PARA PIHAK maka penebangan dilakukan pada tahun berikutnya 4.
Perjanjian ini dapat diperpanjang kembali dengan kesepakatan PARA PIHAK. 5. Yang dimaksud
dengan pemanenan adalah penebangan habis. Hasil dari pemanenan tersebut menjadi milik PARA
PIHAK. 6. Selama masa perjanjian kerjasama ini PARA PIHAK tidak diperbolehkan melaksanakan
kegiatan penebangan kayu jabon pada lokasi obyek kerjasama, tanpa kesepakatan dan
sepengetahuan PARA PIHAK. Pasal 8 Force Majoure 1. Apabila terjadi force majoure (keadaan
memaksa) seperti bencana alam, serangan hama penyakit, peperangan, huru hara dan lain – lain
yang berakibat pada tidak dapat terlaksananya kegiatan yang tercantum dalam perjanjian ini secara
keseluruhan atau sebagian, akan dilaksanakan secara musyawarah. 2. Kerugian yang di akibatkan
oleh force majoure tersebut menjadi beban PARA PIHAK. SukaSuka
Contoh Proposal Pemanfaatan Limbah Pabrik Plywood

PROPOSAL

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK PLYWOOD (KAYU LAPIS)

MASYARAKAT DESA GOOGLE ADSENSE

A. PENDAHULUAN

Tanggal 7 Juli 2017 Pabrik Plywood Coretan Wong Ndeso yang berlokasi di desa Google Adsense
kecamatan Googling sudah mulai aktif beroperasi, dalam perkembangannya hasil produk dari
industri plywood Coretan Wong Ndeso dapat diterima pasar dengan baik sehingga target produksi
terus mengalami peningkatan dari target produksi sebelumnya pada tahun 2017 sebesar 500 M3 per
bulan, pada semester I tahun 2018 meningkat menjadi 600 m3 per bulan dan pada semester II tahun
2018 direncanakan menjadi 755 M3 per bulan.

Dengan target produksi Plywood tahun 2018 sebesar 8.130 M3 dan target recovery diatas 55% maka
kebutuhan akan bahan baku log sebesar 14.781 M3. Dalam proses produksi tersebut maka industri
plywood dapat menghasilkan limbah kayu baik berupa log core, veneer & potongan plywood
sebanyak ± 6.651 M3 per tahun.

Limbah Industri Plywood Coretan Wong Ndeso jika tidak dikelola dengan baik maka akan
menimbulkan persoalan lingkungan dan berpotensi akan berdampak sosial pada masyarakat sekitar
kususnya di desa Google Adsense kecamatan Googling yang masuk dalam Ring 1 (Satu) Area
Perusahaan. Untuk itu maka perlu dilakukan upaya pemanfaatan limbah tersebut agar memiliki nilai
jual dengan memberdayakan masyarakat melalui badan usaha yang dikelola oleh masyarakat
sekitar.

Kumpulan Dokumen Surat Menyurat yang merupakan mitra Coretan Wong Ndeso memiliki visi dan
misi yang sejalan terkait program CSR kemitraan dengan masyarakat untuk wilayah desa Google
Adsense yang masuk dalam area Ring 1 (satu), sehingga dapat bekerjasama dalam pemanfaatan
limbah kayu yang dihasilkan oleh Industri Plywood PT. CWN.
B. MAKSUD & TUJUAN

Maksud dari proposal ini adalah melakukan usulan kerjasama Kumpulan Dokumen Surat Menyurat
dan Coretan Wong Ndeso terkait program CSR kemitraan dengan masyarakat desa Google Adsense
memanfaatkan sampah / limbah produksi industri Plywood.

Tujuan dari Proposal ini adalah:

1. Upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat yang masuk dalam wilayah ring
1 (satu) PT. CWN dan PT. KDSM.

2. Sebagai bentuk perhatian PT. KDSM kepada masyarakat sekitar sehingga perusahaan dan
masyarakat dapat bersinergi dalam mendukung kelancaran operasional perusahaan.

3. Upaya meningkatkan hasil produksi & menaikan recovery produksi plywood sehingga dapat
menurunkan biaya Produksi industri Plywood PT. CWN

4. Sebagai bentuk komitmen perusahaan kepada pemerintah dalam menjaga lingkungan agar tetap
terkelola dengan baik.

C. JENIS – JENIS LIMBAH

Dalam proses produksi ada beberapa jenis limbah yang dihasilkan oleh industri plywood

1. Limbah Veneer

Limbah veneer adalah lembaran kayu yang memiliki ketebalan 0,5 – 2,3 mm yang diperoleh melalui
proses pengupasan kayu pada mesin rotary namun memiliki ukuran panjang dan lebar kurang dari
ukuran standart.

Limbah Veneer ketebalan 1,8 – 2,3 mm Limbah Veneer ketebalan 0,5 – 0,8 mm
2. Limbah Log Core

Log Core atau Ampulur adalah limbah kayu bagian hati berdiameter 8 – 15 cm dengan panjang 130
cm dan 260 cm yang dihasilkan dari proses pengupasan kayu dimesin rotary.

Limbah Log Core dari mesin Rotary 5 Ft Limbah Log Core dari mesin Rotary 9 Ft

Panjang Log 130 cm Panjang Log 260 cm

3. Limbah Potongan Sizer

Plywood yang sudah melalui proses Assembly (perakitan) maka selanjutnya akan di press
menggunakan mesin cold press (kempa dingin) dan hot press (kempa panas) sehingga didapat
lapisan veneer yang sudah saling merekat dengan kuat.

Proses selanjutnya adalah proses perapian bentuk plywood yaitu dengan melakukan pemotongan
sisi – sisi plywood dengan mesin sizer atau double saw agar terlihat rapi dan simetris sesuai ukuran
yang telah ditetapkan. Proses dari pemotongan ini akan menghasilkan sisa potongan (limbah) sekitar
2 – 4 % dari total plywood yang di proses.

Limbah Potongan Sizer panjang 244 cm Limbah Potongan Sizer panjang 122 cm

D. PEMANFAATAN LIMBAH

Limbah Industri Plywood dapat dimanfaat kan dan dikelola sehingga memiliki nilai jual

1. Limbah Veneer
Limbah veneer core (ketebalan 1,8 – 2,3 mm) dapat di daur ulang menjadi lembaran veneer jenis
short core maupun long core yang dapat digunakan untuk komposisi lapisan plywood.

Proses pemotongan limbah veneer Tumpukan Limbah veneer yang sudah di


menggunakan alat potong hand clipper 5 ft potong rapi menjadi lembaran kecil - kecil

Veneer jenis core dengan ketebalan 1,8 – 2,3 mm terbagi menjadi 2 (dua) jenis :

a) Short Core

Short Core adalah jenis veneer dengan ketebalan 1,8 mm – 2,3 mm dengan ukuran standart 130 cm
x 250 cm dengan serat kayu melintang.

Short Core ukuran Standart 130 x 250 cm Limbah Veneer dirakit menjadi Short core

b) Long Core

Long Core adalah jenis veneer dengan ketebalan 1,8 mm – 2,3 mm dengan ukuran standart 130 cm x
250 cm dengan serat kayu lurus atau memanjang.
Long Core ukuran Standart 130 x 250 cm Limbah Veneer dirakit menjadi Long core

2. Limbah Log Core dan Potongan Plywood

Limbah Log core dan limbah potongan plywood dapat dimanfaatkan menjadi barang kerajinan
tangan maupun souvenir yang memiliki nilai jual.

Kerajinan Tangan dari limbah log core Kerajinan Tangan dari limbah log core

E. SISTEM KERJASAMA

Sistem kerjasamanya adalah dengan memberdayakan masyarakat sekitar kususnya desa Google
Adsense dan melibatkan Badan Usaha Milik Desa untuk melakukan pengelolaan usaha rumahan
tersebut dengan tetap dalam pengawasan dari pihak perusahaan.

Perusahaan akan memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan dalam tahap awal kerjasama baik
berupa bahan baku limbah, peralatan kerja, pelatihan dan pendampingan dari team ahli yang
ditunjuk oleh perusahaan untuk memberikan pembinaan terhadap masyarakat.
Limbah veneer berupa potongan lembaran kecil core dengan tebal 1,8 mm – 2,2 mm hasil dari
proses produksi selanjutnya akan di bawa ke rumah – rumah masyarakat yang sudah terdaftar dalam
kegiatan kemitraan tersebut. Selanjutnya masyarakat akan melakukan perapian sampah veneer
dengan melakukan pemotongan sisi – sisi veneer dengan menggunakan alat Hand Clipper 5 ft
sehingga veneer menjadi lembaran persegi panjang yang rapi. Potongan veneer yang sudah
berbentuk persegi panjang selanjutnya di jemur dengan memanfaatkan panas sinar matahari untuk
kemudian dirakit menjadi lembaran veneer core ukuran 130 cm x 250 cm dengan perekat gum tape.

Hasil produk masyarakat berupa veneer kering yang sudah di repair menjadi short core maupun long
core akan diserap oleh industri plywood Coretan Wong Ndeso dengan nilai dan sistem pembayaran
yang sudah disepakati oleh perusahaan dengan masyarakat dan tetap mengacu pada harga pasar
dan cost produksi.

Akan dibuat workshop yang akan digunakan sebagai tempat pembuatan dan pelatihan pemanfaatan
Limbah menjadi barang kerajinan tangan yang memiliki nilai jual, pendampingan dari tenaga ahli
akan terus dilakukan secara intensif sampai masyarakat binaan dapat terlatih dengan baik.

Hasil produksi masyarakat berupa kerajinan tangan dan souvenir yang sudah siap jual akan dikelola
oleh PT. Borneo Indo Bara sehingga hasil kerajinan tangan dan souvenir dapat diserap oleh pasar
dengan nilai jual yang menjanjikan.

F. BIAYA

Anggaran yang diperlukan dalam kerjasama kemitraan pengelolaan limbah industri plywood

1. Pengelolaan Limbah Veneer

- Investasi tahap awal


No. Peralatan Jumlah Harga Total Harga

1. Hand Clipper 5 Ft 5 Pcs Rp. 7.500.000,- Rp. 37.500.000,-

2. Meja Repair 130 cm x 260 cm 5 Pcs Rp. 2.500.000,- Rp. 12.500.000,-

3. Meteran 5M 5 Pcs Rp. 50.000,- Rp. 250.000,-

4. MC Tester 2 Pcs Rp. 5.000.000,- Rp. 10.000.000,-

5. Micro Meter 5 Pcs Rp. 200.000,- Rp. 1.000.000,-

6. Pisau Cutter 10 Pcs Rp. 25.000,- Rp. 250.000,-

TOTAL BIAYA Rp. 61.500.000,-

- Biaya perbulan repair veneer dengan target 5 M3 per hari atau 125 M3 per bulan

No. Bahan Kebutuhan / bln Biaya Total Biaya

Sewa Unit LV Single Cabin


1. 1 Unit Rp. 12.000.000,- Rp.12.000.000,-
Angkut Veneer

2. Gume Tape 150 Roll Rp. 45.000,- Rp. 6.750.000,-

3. Pisau Cutter 75 Kotak Rp. 9.000,- Rp. 675.000,-

TOTAL BIAYA Rp. 19.425.000,-

2. Pengelolaan Limbah Log Core dan Potongan Plywood

- Investasi tahap awal

No. Peralatan Jumlah Harga Total Harga

1. Pembuatan Workshop 1 Unit Rp. 100.000.000,- Rp. 100.000.000,-

2. Mesin Gergaji Jet Saw 2 Unit Rp 5.000.000,- Rp 10.000.000,-

3. Mesin Serkel Saw 2 Unit Rp. 4.000.000,- Rp. 8.000.000,-

4. Mesin Amplas 2 Unit Rp. 4.500.000,- Rp. 9.000.000,-

5. Mesin Bor 2 Unit Rp. 6.500.000,- Rp. 13.000.000,-

6. Mesin Bubut Kayu 2 Unit Rp. 5.500.000,- Rp. 11.000.000,-


7. Compressor 2 Unit Rp. 4.000.000,- Rp. 8.000.000,-

8. Pisau Ukir 10 Pcs Rp. 20.000,- Rp. 200.000,-

TOTAL BIAYA Rp. 159.200.000,-

- Biaya per bulan

No. Bahan Kebutuhan / bln Biaya Total Biaya

1. Lem 25 Kaleng Rp. 15.000,- Rp. 375.000,-

2. Amplas 50 Lembar Rp. 20.000,- Rp. 1.000.000,-

3. Melamine 25 Kaleng Rp. 50.000,- Rp. 1.250.000,-

4. Cat Kayu 25 Kaleng Rp. 45.000,- Rp. 1.125.000,-

5. Tenaga Ahli 1 Orang Rp. 5.000.000,- Rp. 5.000.000,-

TOTAL BIAYA Rp. 8.750.000,-

G. PENUTUP

Dengan adanya kerjasama Kumpulan Dokumen Surat Menyurat dan Coretan Wong Ndeso terkait
program CSR kemitraan dengan masyarakat desa Google Adsense yang memanfaatkan sampah /
limbah produksi industri Plywood ini diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi beberapa
pihak :

1. Bagi masyarakat akan ada peningkatan kesejahteraan dan pendapatan,

2. Bagi Kumpulan Dokumen Surat Menyurat dengan adanya kerjasama kemitraan ini diharapkan dapat
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sehingga perusahaan dan masyarakat dapat
bersinergi mendukung kelancaran operasional perusahaan.

3. Bagi Coretan Wong Ndeso dengan adanya kerjasama kemitraan ini diharapkan dapat menurunkan
biaya produksi bulanan dan menurunkan potensi dampak sosial akibat limbah kayu.
4. Kegiatan kemitraan ini sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah daerah dalam hal
pengelolaan lingkungan dan pengembangan industri menengah kebawah (Home Industri).

Demikian kami sampaikan proposal ini disampaikan, Atas perhatian Bapak/Ibu diucapkan terima
kasih.

Google Adsense, 19 Mei 2018

Coretan Wong Ndeso

Dibuat Oleh

Arzachel Abqory

CSR Manager
Contoh Proposal - Pembangunan Pabrik Veneer

PROPOSAL

PROSPEK PRODUK VENEER SEBAGAI BAHAN BAKU PLYWOOD

 PENDAHULUAN

Pertumbuhan sektor properti yang tinggi beberapa tahun terakhir membuat sektor bisnis
yang terkait juga ikut terdorong, salah satunya adalah bisnis perabotan atau furnitur yang
menggunakan kayu lapis. Saat ini cukup banyak ditawarkan furnitur siap jadi untuk aneka
kebutuhan di rumah mulai dari meja, tempat tidur, lemari, dan sebagainya. Begitu juga
peningkatan pada sektor infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah berimbas pada
meningkatnya kebutuhan kayu lapis.

Peluang pasar industri plywood masih sangat menjanjikan bahkan akan terus berkembang
dalam beberapa tahun yang akan datang. Kebutuhan Plywood dalam negri masih sangat
tinggi hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya berdiri pabrik pabrik plywood dengan
hasil produksi yang terserap habis oleh pasar.

Kunci kesuksesan Industri Plywood adalah terletak pada Bahan Baku, dengan ketersediaan
bahan baku yang cukup maka industri plywood akan dapat terus bertahan dan berkembang.

PT. Sukses Bersama Arza sebagai salah satu perusahaan forestry di Kabupaten Tanah Laut
Kalimantan Selatan memiliki potensi kayu yang cukup besar yaitu dengan konsesi seluas
21.000 Hektar. Dengan potensi kayu sekitar 200 M3 per Ha sangat terbuka lebar untuk
bekerjasama dalam hal mencukupi kebutuhan bahan baku industri plywood di wilayah
Tanah Laut.

 MAKSUD & TUJUAN

Maksud dari proposal ini adalah pendirian Pabrik Veneer sebagai bahan baku Industri
Plywood
Tujuan dari Proposal ini adalah:

1. Meningkatkan kan keuntungan perusahaan


2. Membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat luas
3. Mendukung program pemerintah daerah Tanah Laut dalam usaha peningkatan
pendapatan masyarakat dan Daerah.

 SISTEM KERJA INDUSTRI VENEER

 Pengertian Veneer

Veneer adalah lembaran kayu yang memiliki ketebalan 0,4 – 2,3 mm yang diperoleh melalui
proses pengupasan kayu pada mesin rotary dengan ukuran yang umum adalah panjang 250
cm dan lebar 130 cm

 Jenis – Jenis Veneer

1. Face : Veneer dengan ketebalan 0,4 – 0,8 mm yang memiliki visual tanpa
cacat, dan akan digunakan sebagai lapisan plywood bagian atas / depan
2. Back : Veneer dengan ketebalan 0,4 – 0,8 mm yang memiliki visual kurang
menarik karena terdapat bekas repair (perbaikan) dan akan digunakan sebagai
lapisan plywood bagian bawah / belakang.
3. Short Core : Veneer dengan ketebalan 1,2 – 2,3 mm yang memiliki serat
melintang dan akan digunakan sebagai lapisan plywood bagian ke 2,4,5 dan seterus
nya tergantung jumlah lapisan plywood.
4. Long Core : Veneer dengan ketebalan 1,2 – 2,3 mm yang memiliki serat
memanjang / lurus dan akan digunakan sebagai lapisan plywood bagian ke 3,5,7 dan
seterus nya tergantung jumlah lapisan plywood.

 Lay Out Pabrik Veneer dengan kapasitas mesin produksi 1000 M3 per
Bulan.

Kapasitas Rotary Output 0,5 M3 veneer basah per Jam, sehingga untuk 4 Unit Mesin Rotary
memiliki kapasitas output 2 M3 veneer basah per Jam, jika mesin beroperasi selama 20 jam
maka kapasitas produksi perhari adalah 40 M3 (2 M3 x 20 Jam).
Dalam 1 Bulan 25 hari kerja maka target produksi perbulan adalah 1.000 M3

Dengan rendemen 50% maka kebutuhan log perbulan ± 2000 M3


1. Logyard : Tempat penumpukan kayu bulat sebagai bahan baku veneer
2. Rotary : Mesin untuk kupas kulit (Round Up) dan Kupas veneer (Peeling)
3. Hoist : Untuk angkat bahan baku log ke mesin rotary
4. Mesin Asah Pisau : Untuk asah pisau mesin rotary
5. Thermo Oil : Tungku pemanas untuk mesin press dryer
6. Press Dryer : Mesin pengering veneer
7. Hand Cliper : Alat potong veneer manual
8. Meja Repair : Meja Untuk alas kerja repair veneer

 BIAYA INVESTASI PEMBANGUNAN PABRIK VENEER

No. Peralatan Jumlah Harga Total Harga

1. Tanah & Banguna Pabrik 1 Set Rp. Rp.


2.000.000.000,- 2.000.000.000,-

2. Mesin Rotary 9 Ft Spindle 1 Set Rp. Rp. 750.000.000,-


Chuck 750.000.000,-
3. Mesin Rotary 5 Ft Spindless 1 Set Rp. Rp. 350.000.000,-
350.000.000,-

4. Mesin Rotary 9 Ft Spindless 1 Set Rp. Rp.


450.000.000,- 450.000.000,-

5. Mesin Rotary 9 Ft Uroko / 1 Set Rp. Rp. 1.250.000.000,-


Taichi (Second / Rekondisi) 1.250.000.000,-

6. Hoist 3 Ton 4 Set Rp. Rp. 120.000.000,-


30.000.000,-

7. Mesin Asah Pisau (Second) 1 Set Rp. Rp. 150.000.000,-


150.000.000,-

8. Thermo Oil 1 Set Rp. Rp.


250.000.000,- 250.000.000,-

9. Mesin Press Dryer 4 Unit Rp. Rp.


250.000.000,- 1.000.000.000,-

10. Hand Clipper 5 Ft 2 Set Rp. Rp. 30.000.000,-


7.500.000,-

11. Forklif 3,5 T 1 Unit Rp. Rp. 300.000.000,-


300.000.000,-

12. Meja Repair 10 Unit Rp. Rp. 25.500.000,-


2.500.000,-

13. Excavator Graple (Second) 1 Unit Rp. Rp.


450.000.000,- 450.000.000,-

TOTAL BIAYA Rp.


7.125.500.000,-

 BIAYA PRODUKSI

Biaya produksi terbagi menjadi 3 (tiga) komponen utama yaitu :


1) Cost Log (Bahan Baku)

2) Cost Tenaga Kerja

3) Cost Overhead

 PASAR INDUSTRI VENEER

Pasar Veneer masih sangat luas baik untuk di wilayah Kalimantan Selatan maupun di Pulau
Jawa. Saat ini perusahaan Plywood yang menyerap veneer jenis faceback maupun core
adalah PT. Basirih Industrial Banjarmasin, CV. Buana Artha Lestari Wonogiri Jawa Timur,
CV. Pelita Indah Surabaya, CV. Sinar Panelindo Utama Surabaya, dan Perusahaan –
Perusahaan Plywood di Kalimantan Selatan, Jawa Timur dan Sebagian Jawa Tengah.

 PENUTUP

Pengembangan Bisnis Industri Veneer merupakan peluang usaha yang menjanjikan, selain dapat
Meningkatkan kan keuntungan perusahaan juga dapat Membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat
luas serta sebagai bentuk upaya Mendukung program pemerintah daerah Tanah Laut dalam
usaha peningkatan pendapatan masyarakat dan Daerah.

Demikian kami sampaikan proposal ini disampaikan, Atas perhatian Bapak/Ibu diucapkan
terima kasih.

Tanah Laut, 22 Mei 2018

Dibuat Oleh

Arzachel Abqory
* Lahan kerjasama tdk mesti dlm hitungan Hektar krn dgn perincian diatas kita akan
dapatkan nilai keuntungan dgn patokan jumlah Pohon yg tertanam
*** dan kami memberikan proporsi pembagian terbesar kpd pemilik lahan karena kami
sadar bahwa Tanah/Lahan memiliki peranan paling strategis dlm proyek kerjasama ini.
3.Anda Pemilik Lahan dan tanam sendiri …hitung sendiri keuntungannya.
Anda masih ragu-ragu dgn prospek pemasaran Kayu Jabon…..??? drpd anda pusing
menganalisa prospek pasar,kegunaan,kwalitas kayu dll.maka dgn pemikiran yang paling
sederhana bila setelah 6 tahun kita tebang dan jadikan Kayu Bakar saja tentunya Kayu
Jabon = Uang
Bagi anda yang berminat : membeli bibit jabon,kerjasama
lahan,berInvestasi dll.
Hub.
085237513203,081236023006,087862506425,082145530716
Atau kontak di maya_swasti@yahoo.com atau di www.by-
natural.com
CV.TAMAN BALI AGRO melayani : konsultasi,penjualan
bibit,pembinaan lapangan,presentasi,serta pemasaran hasil
produksi.
Untuk daerah Denpasar dan sekitarnya sekiranya Bapak/Ibu
berminat melihat/menganalisa dll tntang kayu Jabon kiranya
berkenan contoh Kebun Jabon yang ditanam pada bulan Juli
2010 lokasi di seberang sebelah timur perumahan Teras
Ayung ..Gatsu Timur dibelakang kapling kosong / timur
jembatan disisi selatan jalan( cp.Bpk Agus
081353229788 ).Atau kontak kami untuk melihat lahan2 /kebun
Jabon kami di Kintamani yang siap menerima partisipasi
Investasi Bapak/Ibu
Jadilah : INVESTOR ….atau KERJASAMA LAHAN atau
BUDIDAYA MANDIRI
TRIMAKASIH ATAS KERJASAMA ANDA
 Home
 Business »
 Downloads »
 Parent Category »
 Featured
 Health »
 Uncategorized

proposal rencana kerjasama


01.27 No comments

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa potensi SDM di Perguruan Tinggi merupakan asset yang
penting bagi negara. Mahasiswa sebagai agent of reformation dalam karakter – karakter
progresif penuh inisiatif dan kreativitas mau tak mau harus terus dikembangkan guna
mendukung akselerasi pembangunan nasional.

Lembaga Koperasi Mahasiswa merupakan sarana yang sangat ideal dalam rangka
pengembangan SDM guna membentuk sikap kewirakoperasian (cooperative enterpeneurship)
dengan potensi kepemimpinan dan kemampuan manajerial yang tangguh serta berorientasi
kerakyatan yang kental berkat proses yang mereka alami di berbagai aktivitasnya.

Dalam berbagai situasi dihadapkan pada perkembangan zaman serta tuntutan


keprofesionalan, sebagai suatu lembaga kemahasiswaan yang ikut mendukung bergeraknya
perekonomian perkoperasian yang diharapkan menjadi soko guru perekonomian Indonesia.
Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung adalah salah satu wadah bergeraknya insan – insan
intelektual cooperative yang merupakan agent penerus perkoperasian Indonesia pada
umumnya dan Lampung pada khususnya.

Merupakan salah satu bagian perkembangan dan kebanggaan Lampung,menilik


dimana perkembangan koperasi - koperasi mahasiswa di Luar Lampung, di pulau Jawa
khususnya, memacu kita untuk selalu mengembangkan potensi yang dimiliki. Koperasi
Mahasiswa Universitas Lampung merupakan koperasi mahasiswa Universitas negeri satu –
satunya dan terbesar di Lampung yang patut membawa nama baik dan kebanggaan bagi
lembaga pada khususnya dan Lampung itu sendiri, dengan pengembangan sumber daya
anggota serta peningkatan dan perluasan usaha.

1.2 Landasan Kegiatan

1. Tri Darma Perguruan Tinggi.


2. SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.155/U/1998 tentang Pedoman Umum
Organisasi di Perguruan Tinggi.
3. SK Rektor Universitas Lampung No.133/J.26/2006 tentang Konstitusi KBM Unila.

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan adanya proposal kerjasama ini adalah:

1. Pengadaan dan perbaikan fasilitas usaha maupun keorganisasian.

2. Peningkatan dan perluasan usaha KOPMA Unila.

3. Penambahan unit usaha baru yang ditinjau layak bagi perkembangan KOPMA Unila.
II BENTUK KERJASAMA

2.1 Layouter

Salah satu bentuk kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan diatas yaitu
layouter/penataan kembali serta pengadaan dan perbaikan fasilitas ruang usaha KOPMA
Unila. Adapun bentuk layouter itu sendiri yakni:

a. Layouter ruang usaha Kopma Unila

Kopma Unila sebagai salah satu organisasi dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak
terlepas dari penggunaan konsep pemasaran. Dimana dalam konsep pemasaran menegaskan
bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan sasaran
pasar serta memberikan kepuasan yang diinginkan konsumen secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan pesaing, Berdasarkan hal itu, maka Kopma Unila bermaksud menata/melayout
kembali ruang usaha. Guna melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan sponsor untuk
menata/melayout kembali ruang unit usaha serta pengadaan dan perbaikan fasilitas ruang
usaha.
b Pengadaan dan perbaikan fasilitas ruang usaha.

Dalam rangka pengembangan unit usaha yang dimiliki kopma unila, perlu sekali didukung
dengan pengadaan dan perbaikan fasilitas ruang usaha. Pengadaan dan perbaikan fasilitas
perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha antara lain ialah
perlengkapan meja makan, kursi, tempat tisu, tempat sendok, grobak dagang berukuran mini,
rak barang dagangan, radio speaker, komputer barcode, dll.

2.2 Kerjasama dengan sponsor layouter

Keuntungan yang akan didapatkan oleh sponsor layouter sebagai berikut :

1. Perusahaan yang menjadi sponsor layouter akan ditempatkan sebagai satu-satunya


background pada layouter tersebut.

2. Perusahaan sponsor layouter akan mendapat tempat/ lokasi guna mempromosikan atau
memasarkan produknya
3. Perusahaan sponsor layouter dapat memonopoli produknya di Kopma unila, dengan tidak
adanya produk perusahaan yang menjadi kompertitor perusahaan sponsor layouter di Kopma
Unila

4. Perusahaan sponsor layouter dapat memberikan masukan/ saran / ide tambahan yang
bermanfaat bagi suksesnya kerjasama

2.3 Pengajuan Kerjasama

Dengan ini Kopma Unila mengajukan permohonan kerjasama dengan PT. Coca Cola dalam
rangka menjadi sponsor layouter sekaligus menjadi agen distribusi produk Coca-cola di
lingkungan Unila. Dengan demikian Kopma Unila bertindak sebagai agen dan distributor
produk Coca Cola kepada setiap unit usaha yang ada di lingkungan unila.

Kegiatan ini dinilai sangat strategis dan berprospek cerah dengan iklim usaha dilingkungan
unila serta dapat membangun kerjasama yang saling menguntungkan antara Kopma Unila dan
PT. Coca Cola.
III Estimasi Biaya Layouter

Analisa

Bahan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah Harga

(1) (2) (3) (4) (5)

Persiapan:

Pembersihan

lokasi

- pekerjaan 0.400 O/H 35.000 14.000

14.000
Renovasi:

Pembongkaran
pemasangan
alumunium

- Tenaga

0.650 O/H 35.000 22.750

22.750

Partisi

Bahan:

- Triplek 5 mm 0.347 M3 78.000 27.066

- Kausau 5/6 0.015 Kg 1.300.000 19.500

- Paku Biasa 0.110 12.000 1.320

Tenaga:

- Pekerja 0,100 35.000 3.500


O/H

- Tukang Kayu 0,050 45.000 2.250


O/H

53.636

Penutupan Kusen
Belakang

Bahan:
27.066
- Triplek 5 mm
0.347 Lebar 78.000
Tenaga:

Pekerja
0.100 O/H 35.000 3.500

30.566
Langit-langit

Bahan:

- Triplek 2 mm 1 m2 Lebar 65.000 23.660

- Paku Biasa 0.364 Kg 12.000 1.320

Tenaga:

- Pekerja 0.110 O/H 35.000 3.500

28.480

Pengecatan

Pengecatan
Tembok.

Bahan:

- Plamir
0.100 Kg 20.552 2.055
- Cat Penutup 2x
0.260 Kg 12.200 3.172
Tenaga:

- Pekerja

Pengecatan
Dinding Plastik 0.020 O/H 35.000 700
Baru

Bahan:

- Plamir

- Cat Dasar

- Cat Penutup 2x
0.100 Kg 20.552 2.055
Tenaga:
0.100 Kg 15.876 1.587
- Pekerja
0.260 Kg 12.200 3.172
0.020 O/H 35.000 700

13.441

No Uraian Volume Satuan Harga Jumlah

satuan

Persiapan

1. Pembersihan lokasi 10,00 M2 14.000 140.000

140.000

Renovasi

1. Bongkar+pasang 18,00 Luas 22.750 409.500


alumunium

Partisi
2. 7,86 M2 53.636 4.215.578
Penutupan kusen
3. 9 M2 30.566 275.094
belakang

Langit- langit

4. 49 M2 28.480 1.395.520
Pengecatan

5. 86,36 M2 13.441 1.160.764

7.456.456

Elektrik

1. Pemasangan saklar 3,00 Buah 18.000 54.000


triple

2. Pemasangan lampu 8,00 Buah 75.000 600.000


neon 40 watt

654.000

Rekapitulasi

Uraian Harga

- Persiapan 140.000

- Renovasi 7.456.456

- Elektrik 654.000

Jumlah 8.250.456

Dana tak terduga 10% 825.045

Total 9.075.501

Dibulatkan 9.760.000
IV PENUTUP

Demikian rencana kerjasama bidang usaha ini kami buat, merupakan langkah perbaikan dan
pengembangan unit usaha yang ada di Kopma Unila demi tumbuh dan berkembangnya unit
usaha Kopma Unila. Semoga pelaksanaan kerjasama ini bermanfaat dan mendapat ridho dari
Allah SWT. Atas bantuan dan kerjasamanya yang diberikan kami ucapkan terima kasih.
LEMBAR PENGESAHAN

Bandar Lampung, 24 April 2008

Pengurus Koperasi Mahasiswa

Universitas Lampung

Periode 2008/2009

Ketua Umum Kepala Bidang Usaha


Nursiti Doni Murwanto

NPM 0511031014 NPM 0611011059

Mengetahui/Menyetujui

a.n. Badan Pembina

Pembantu Rektor III Koperasi Mahasiswa

Universitas Lampung Universitas Lampung

Pembina

Drs.Hi.M. Thoha B.S Jaya., M.Si M. Syatibi, S.E., M.Si.

NIP. 130934471 NIP 130935936

Anda mungkin juga menyukai