tawar.
2.1.3
Pembangunan waduk ini akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat
sekitar. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk pemanfaatan waduk. Potensi dan
perkembangan pemanfaatan ruang sekitar danau dikaji sebagai daerah wisata dalam
kaitannya dengan perubahan kualitas air dan nilai sosial setempat (termasuk timbulan
Waduk seperti kita tahu memiliki potensi untuk pembangkit listrik karena alirannya
cukup deras sehingga perlu dikaji tata ruang wilayah dalam pembangunan PLTA. Daya
dukung dan daya tampung waduk dikaji terkait rencana pemanfaatan untuk perikanan air
Dalam tahap konstruksi waduk terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Mobilisasi peralatan berat dan pengadaan material
Pada kegiatan konstruksi, akan banyak material yang dibutuhkan untuk
membangun. Material tersebut ada yang bisa didapatkan didaerah sekitar, ada juga
yang harus dibawa dari daerah lain. Mobilisasi peralatan dari daerah lain akan
menimbulkan dampak lingkungan bagi daerah tersebut. Dampak yang terjadi seperti
debu semakin banyak dan asap kendaraan juga meningkat. Keadaan tersebut dapat
menurunkan kualitas udara di sekitar daerah tersebut.
2. Pengadaan tenaga kerja
Dalam pembangunan waduk Krueng Seulimum diusahakan para pekerja merupakan
penduduk didaerah sekitar atau didaerah yang lahannya terkena relokasi. Selain
akan lebih mudah merekrut dan biaya lebih murah (tidak memerlukan tambahan
biaya transportasi), tenaga kerja dari daerah sekitar akan membuat warga merasa
ikut dilibatkan dalam pembangunan waduk tersebut. Warga akan merasa memiliki
waduk tersebut sehingga dijaga dengan baik.
3. Pekerjaan sipil
Pekerjaan sipil adalah pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan. Dampak yang
akan ditimbukan adalah kebisingan, debu, dan air bersih yang berkurang.
Gambar 7. Sketsa ketinggian muka air waduk, dimana tinggi muka air waduk akan
sama untuk ketiga alternatif
Berdasarkan survey yang dilakukan pada bulan Oktober 2005, diketahui bahwa
sebagian besar sub DAS Krueng Aceh berada pada kondisi kritis dan sebagai cabangnya
bahkan sudah kering. Pada musim kemarau, masyarakat di sekitar sungai tidak bisa lagi
menggunakan air sungai untuk mandi karena debitnya yang terlalu kecil, berlumut, dan
menimbulkan gatal-gatal. Selain itu, erosi juga terjadi di tebing sungai Krueng Aceh
(Environmental Services Program, 2005).
Secara umum, kondisi vegetasi di sekitar DAS Krueng Aceh sudah sangat kritis.
Dari hasil survey, diketahui bahwa banyak terjadinya penebangan liar dan pembakaran
hutan yang terjadi pada hutan alami di sekitar DAS Krueng Aceh. Pembakaran lahan terjadi
umumnya disebabkan karena 2 alasan: 1) cultivation shifting, 2) perburuan. Dua aktivitas
ini yang banyak dilakukan warga sekitar dengan menggunakan cara pembakaran lahan
(Environmental Services Program, 2005).
Selain itu, kondisi perairan di DAS Krueng Aceh juga mengkhawatirkan, karena
banyak pencemar-pencemar yang dibuang ke batang sungai utama, diantaranya adalah
sampah, kotoran ternak, dan limbah tani. Limbah pertanian dapat berbahaya bagi
kelangsungan hidup organisme di dalam sungai, terutama jika sistem pertanian yang
digunakan masih menerapkan banyak pestisida dan insektisida sintetik yang berbahaya.
Selain itu, potensi pencemaran juga ada dari limbah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) milik pemerintah di sekitar aliran sungai (Environmental Services Program, 2005).
2.3 Pelingkupan
Gambar 15. Potensi Pengikisan Tebing Sungai Akibat Pelepasan Air Waduk
Hasil proses pelingkupan terhadap komponen lingkungan biologi meliputi :
1. Biota darat
Biota darat yang ada umumnya terdiri dari tumbuhan, hewan, dan mikroba. Tumbuhan
yang ada terdiri dari rumput dan pohon-pohon berkayu lainnya. Hewan yang umumnya
ada merupakan hewan ternak sepert sapi, kambing dan kerbau. Selan itu,ada pula
hewan yang umumnya ditemukan didaerah berumput, yaitu kodok, cacing, semut,
belalang, dll. Mikroba yang ada berupa mikroba tanah dan mikroba udara.
2. Biota pengairan
Biota pengairan yang ada di lingkungan ini pun terdiri dari tumbuhan, hewan, dan
mikroba. Tumbuhan air yang ada umumnya berupa lumut dan alga. Hewan air yang ada
adalah ikan dan hewan air lainnya. Miroba yang ada merupakan mikroba air tawar.
3. Kaji luasan lahan yang digunakan dalam pembangunan waduk terkait pembebasan
lahan dan ganti rugi [termasuk hilangnya area penggembalaan ternak, kebun, dan
sawah]
4. Kaji potensi konflik akibat adanya perubahan nilai jual lahan di lokasi yang berada di
luar area genangan, khususnya dari km 51.2 di Lambaro Tunong sampai km 23 [titik
awal genang], dan dari km 56 sampai km 57.5 di Lamtamot
5. Kaji potensi perubahan jumlah dan struktur peenduduk akibat adanya kegiatan
pembangunan waduk
2.3.3 Dampak Penting Hipotetik
Kegiatan relokasi akan menggenangi daerah 4 desa (Desa Lon Asan, Desa Lon Baru,
Desa Lamtamot, dan Desa Data Mureudu) di Kexamatan Lembah Seulawah [berdasarkan
peta survei tanggal 9 Desember 2006]. Beberapa utilitas yang perlu direlokasi :
- Kantor Camat Lembah Seulawah
- Meunasah 2 buah
- Jalan sepanjang 3.8 km
- Jembatan 4 buah
- Rel kereta api sepanjang daerah genangan (~3.8 km)
- MIN Desa Lon Asan
- Fasilitas kesehatan (posyandu)
- Bangunan tempat usaha
Selain utilitas, penduduk juga perlu direlokasi. Jumlah penduduk yang perlu
direlokasi sekitar ~100 Kepala Keluarga.
Proses pelingkupan dilakukan oleh Tim Teknis AMDAL Khusus pada tanggal 8-12
Desember 2006 dengan melakukan kunjungan lapangan ke lokasi kegiatan.siap