Anda di halaman 1dari 10

ARMADI SIHOTANG

2110221023
Analisis Kelayakan Agribisnis Agri A

Aspek Finansial Pada Usahatani Jambu Madu Desa Deli Tua

Aspek finansial atau aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis adalah aspek yang
menghitung berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan
sebuah bisnis, serta menilai secara kuantitatif seberapa besar manfaat yang bisa didapatkan dari
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mendirikan sebuah bisnis atau proyek. Selain itu dalam
aspek finansial, analisis kinerja keuangan perusahaan, serta analisis kriteria investasi juga perlu
dilakukan apabila perusahaan ingin mengajukan kerjasama dengan investor atau pemilik modal
lainnya.

Aspek finansial penting untuk dianalisis karena berkaitan dengan sejumlah dana yang
dikeluarkan untuk mendirikan usaha. Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan
kriteria kelayakan usaha yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan B/C
Ratio, Pay Back Period, dan Break Event Point. Hasil dari perhitungan kriteria kelayakan usaha
tersebut akan menunjukkan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk
melihat sejauh mana kepekaan kelayakan maka akan digunakan analisis sensitivitas.

1. Biaya (cost)

Adapun biaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh petani usaha jambu madu di desa delitua selama umur ekonomis dari tanaman jambu madu
yaitu 12 tahun. Jenis– jenis biaya yang termasuk dalam kegiata usaha tani jambu madu adalah
biaya tanaman belum menghasilkan (TBM) dan biaya tanaman menghasilkan (TM). Pada
penelitian ini digunakan asumsi lahan petani telah dikonversikan menjadi 1Ha dengan jumlah
rumpun rata-rata yaitu 1200 tiang/Ha.

a. Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Biaya yang dikeluarkan oleh petani jambu madu di desa deli tua untuk tanaman belum
menghasilkan adalah seperti biaya investasi serta biaya operasional dan pemeliharaan.
1) Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya tetap yang tidak tergantung pada produksi. Biaya investasi
dihitung pada tahun pertama sejak usaha tani dimulai. Biaya investasi terdiri dari biaya
sewa lahan, biaya bibit, biaya pembuatan pondok, biaya pembukaan lahan, biaya
pembelian tiang penyangga dan biaya pembelian peralatan.
i. Biaya sewa lahan
Petani buah naga di Nagari Aripan dalam mengusahakan buah naga menggunakan
tanah milik pribadi dan milik orang lain yang disewakan sehingga ada petani yang
tidak mengeluarkan biaya untuk penggunaan lahan dan ada petani yang
mengeluarkan biaya untuk penggunaan lahan. Namun dalam penelitian ini lahan
diasumsikan disewakan karena dalam biaya finansial biaya lahan merupakan
biaya tetap pertahunnya sehingga biaya yang dikeluarkan oleh petani buah naga
adalah biaya sewa per hektarnya. Rata-rata harga sewa tanah di Nagari Aripan
saat ini adalah Rp 2.000.000/hektar pertahunnya.
ii. Biaya bangunan / Pondok
Pondok merupakan bangunan semi permanen yang digunakan petani sebagai
tempat menyimpan hasil peralatan, hasil panen sementara dan tempat berteduh.
Pada umumnya petani buah naga di Nagari Aripan memiliki lahan dekat dengan
rumah mereka sehingga tidak memerlukan pondok, sementara petani yang
lahannya jauh dari rumah maka mereka akan membangun pondok dilahan
tersebut. Pada penelitian ini diasumsikan bahwa semua petani memiliki pondok
karena dalam biaya finansial biaya pembangunan pondok atau gudang termasuk
biaya investasi tetap. Pada lokasi penelitian rata-rata biaya yang dikeluarkan
untuk membuat sebuah pondok adalah Rp 2.000.000.
iii. Biaya bibit
Bibit yang digunakan oleh petani buah naga adalah bibit buah naga merah
(Hylocereus Costaricensis). Umumnya petani buah naga di Nagari Aripan
menggunakan bibit hasil stek batang buah naga. Bibit ini dapat diperoleh secara
gratis dan dibeli dari Balitbu Tropika yang ada di Nagari Aripan. Bibit yang
digunakan merupakan bibit dengan kualitas baik dan belum diserang penyakit.
Untuk 1 hektar lahan dibutuhkan 3840 bibit dengan total harga Rp 1.000.000.-.
iv. Biaya peralatan
Dalam usaha tani buah naga diperlukan peralatan untuk menunjang kegiatan
budidaya buah naga. Alat yang digunakan seperti cangkul, selang, parang,
gerobak, keranjang, gunting tanaman, penyiram tanaman, ember dan sarung
tangan. Biaya yang digunakan untuk biaya pengadaan alat adalah sebesar Rp
1.820.000
v. Biaya tiang penyangga
Tiang penyangga merupakan bagian penting dalam budidaya buah naga sebagai
penopang batang buah naga. Penyangga ini dapat terbuat dari beton dan dapat dari
batang kedondong. Petani buah naga di Nagari Aripan pada umumnya
menggunakan penyangga dari batang kedondong dan beberapa petani
menggunakan penyangga beton hal ini untuk menghemat biaya yang dikeluarkan.
Harga untuk 1 batang kedondongnya yaitu Rp 9.000/ batang dan untuk 1 tiang
penyangga beton yaitu Rp 75.000 / tiang, sehingga jika dirata-ratakan 1 orang
petani mengeluarkan biaya sebesar Rp 22.200 untuk 1 tiang penyangga buah
naga.

No Investasi Jumlah Harga satuan Total biaya


(Rp) (Rp)
1 Sewa lahan 15 tahun 2.000.000 30.000.000
2 Bangunan
1 unit 2.000.000 2.000.000
pondok
3 Bibit 3840 batang 260.416 1.000.000
4 tiang
1280 tiang 22.200 28.416.000
penyangga
5 Peralatan (lampiran 8) 1.820.000 1.820.000
Total 63.236.000

2) Biaya operasional dan pemeliharaan (operational and maintenance)

Biaya operasional dan pemeliharaan yang dikeluarkan pada tanaman belum menghasilkan
pada usaha tani buah naga ini adalah biaya tenaga kerja dan biaya pupuk pada tahun pertama.
i. Biaya tenaga kerja
Kegiatan budidaya buah naga dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga
kerja luar keluarga. Untuk tenaga kerja luar keluarga dibutuhkan biaya atau upah
tenaga kerja yang dikeluarkan dengan satuan hari orang kerja atau (HOK). Upah rata–
rata tenaga kerja yang berlaku di daerah penelitian adalah Rp 100.000/HOK. Pada
tanaman belum menghasilkan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan adalah biaya
tenaga kerja untuk pengolahan lahan, pembuatan lubang tanam, penanaman,
pemupukan dan pemeliharan pada tahun pertama. Karena buah naga sudah bisa di
panen pada tahun pertama maka biaya tenaga kerja untuk kegiatan pemanenan juga
dihitung. ketika pembukaan lahan, rata-rata petani menggunakan tenaga kerja
borongan sehingga lebih menghemat biaya pengeluaran. Sedangkan untuk biaya
tenaga kerja pada penanaman, pemupukan dan pemeliharaan dihitung perhari
perorang tenaga kerja.
ii. Biaya pupuk
Petani buah naga di Nagari Aripan menggunakan pupuk organik dan anorganik.
Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang. Pupuk kandang dibeli petani
dengan harga Rp 480/kg nya. Petani memberikan pupuk kandang 1 x 3 bulan. Untuk
pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK Mutiara, NPK Ponska dan Sp 36.
Pupuk NPK mutira memiliki harga Rp 9.000/kg. pupuk NPK phonska memiliki harga
Rp 5000/kgnya. Sementara untuk pupuk Sp 36 memiliki harga Rp 3.800/kgnya.
Untuk pupuk ketiga jenis pupuk ini diberikan 1 x 2 bulan. Untuk dosis yang
digunakan petani pada penelitian ini diasumsikan sama setiap tahunnya kecuali untuk
pupuk kandang ditahun pertama sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pemupukan
tiap tahunnya sama
iii. Biaya Pestisida
Petani buah naga di Nagari Aripan menggunakan pestisida sebagai pengendalian
hama dan penyakit pada buah naga disamping pengendalian secara fisik. Pestisida
yang digunakan yaitu antironstick dan bestox yang bertujuan untuk membasmi hama
semut. Total biaya yang dikeluarkan untuk pestisida yaitu sebesar Rp 44.655.240.-.
iv. Biaya Herbisida
Herbisida yang digunakan oleh petani buah naga di Nagari Aripan adalah Roundop.
Kegiatan ini rata-rata dilakukan petani setiap 1 x dua bulan.
b. Biaya Tanaman Menghasilkan (TM)
i. Biaya operasional dan pemeliharaan
Biaya operasional dan pemeliharaan yang dikeluarkan untuk usaha tani buah naga
pada tanaman menghasilkan terdiri dari biaya tenaga kerja saat pemeliharaan,
biaya pemupukan dan pestisida serta pemanenan. - Biaya tenaga kerja
pemeliharaan dan panen Tenaga kerja yang digunakan pada tanaman
menghasilkan merupakan hasil rata-rata biaya yang digunakan oleh petani pada
tanaman yang berumur 1 – 5 tahun. Sementara untuk biaya tenaga kerja pada
umur tanaman 6 – 15 digunakan asumsi bahwa semua petani mengunakan 2 orang
tenaga kerja (1 orang tenaga kerja dalam keluarga, 1 orang tenaga kerja luar
keluarga), dengan upah rata-rata yang digunakan oleh petani di Nagari Aripan
yaitu Rp 100.000/ orang. Sehingga biaya untuk tenaga kerja dari tahun ke 6 – 15
diasumsikan sama.
- Biaya Pupuk Biaya pupuk yang dikeluarkan untuk tanaman menghasilkan
adalah Rp 180.019.413,3 selama umur ekonomis tanaman buah naga.
- Biaya Pestisida Biaya pestisida yang dikeluarkan untuk tanaman menghasilkan
adalah Rp 44.655.240 selama umur ekonomis tanaman buah naga.
- Biaya Herbisida Biaya herbisida yang dikeluarkan untuk tanaman menghasilkan
adalah Rp 58.231.466,4 selama umur ekonomis tanaman buah naga.
ii. Biaya Penggantian Alat (Replacement Cost) Replacement Cost adalah biaya
yang dikeluarkan untuk pembelian peralatan yang sudah habis umur
ekonomisnya. Biaya penggantian alat dikeluarkan karena alat yang digunakan
memiliki batas umur ekonomis. Biaya penggantian alat meliputi penggantian
semua alat yang digunakan oleh petani buah naga di Nagari Aripan.
2. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total adalah biaya yang diperoleh dari penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
petani buah naga di Nagari Aripan selama umur ekonomis buah naga yaitu 15 tahun. Perhitungan
biaya pada analisis ini dimulai pada umur tanaman 1 tahun sampai umur tanaman 5 tahun
dikarenakan usaha tani buah naga yang dilakukan baru berjalan selama 5 tahun. Sedangkan
untuk biaya pada umur tanaman 6 tahun sampai 15 tahun diasumsikan tetap.

Tahun Total Investasi Total Biaya O&M Total Biaya/ Tahun


(Rp) (Rp) (TC/Tahun)
1 63.236.000 37.829.520 101.065.520
2 65.000* 28.013.760 28.078.760.
3 225.000* 24.630.840 24.855.840
4 240.000* 31.252.000 31.492.000
5 225.000* 29.776.000 30.001.000
6 185.000* 29.776.000 29.961.000
7 400.000* 29.776.000 30.176.000
8 65.000* 29.776.000 29.841.000
9 225.000* 29.776.000 30.001.000
10 240.000* 29.776.000 30.016.000
11 1.645.000* 29.776.000 31.421.000
12 65.000* 29.776.000 29.841.000
13 400.000* 29.776.000 30.176.000
14 65.000* 29.776.000 29.841.000
15 225.000* 29.776.000 30.001.000
Total 67.506.000 449.262.120 516.768.120

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa biaya investasi yang dikeluarkan oleh petani
pada awal usaha yaitu sebesar Rp 63.236.000,- kemudian untuk tahun selanjutnya ditambah
dengan biaya replacement cost hingga tahun ke 15 sehingga total biaya investasi yang
dikeluarkan yaitu Rp 67.506.000.- sedangkan untuk total biaya operasional dan pemeliharaan
(O&M) yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 449.262.120,- sehingga total biaya keseluruhan (TC)
yang dikeluarkan oleh petani yaitu sebesar Rp 516.768.120.

3. Manfaat (Benefit)
Umur Total biaya/ Benefit (Rp) Df PV of Cost PV of Benefit
tanam tahun (TC) 7%
an (Rp)
(Th)
1 101.065.520 3.375.000 0,935 94.453.757,009 3.154.205,607
2 28.078.760 18.630.000 0,873 24.525.076,426 16.272.163,508
3 24.855.840 34.155.000 0,816 20.289.769,420 27.880.653,985
4 31.491.999,73 47.250.000 0,763 24.025.095,812 36.046.798,769
5 30.001.000 54.000.000 0,713 21.390.298,371 38.501.253,692
6 29.961.000 69.930.000 0,666 19.964.279,368 46.597.311,711
7 30.176.000 85.874.040 0,623 18.792.096,211 53.478.036,245
8 29.841.000 101.846.610 0,582 17.367.733,689 59.275.654,289
9 30.001.000 117.734.681,3 0,544 16.318.556,211 64.039.865,831
10 30.016.000 133.628.861,3 0,508 15.258.612,353 67.930.137,051
11 31.421.000 149.530.702,5 0,475 14.927.890,755 71.040.959,597
12 29.841.000 165.380.951,3 0,444 13.249.760,876 73.431.120,208
13 30.176.000 181.257.525 0,415 12.521.967,179 75.215.428,787
14 29.841.000 197.208.191,3 0,388 11.572.854,289 76.480.736,656
15 30.001.000 213.182.055 0,362 10.873.743,035 77.648.642,953
1.053.000*
Total 516.768.119,7 1.574.036.617,50 335.531.491,005 786.992.968,889

4. Benefit Cost Ratio (B/C)


Analisis B/C Ratio merupakan nilai perbandingan antara keuntungan dengan total biaya yang
dikeluarkan. Manfaat yang diperoleh dari usahatani buah naga dengan discount factor 7% adalah
Rp 786.992.968,889 dan total biaya Rp 263.909.764,415 sehingga diperoleh hasil B/C ratio
sebesar 2,34. Hasil ini menunjukkan bahwa B/C ratio yang diperoleh besar dari satu (B/C>1).
Menurut Gittinger (1986), apabila nilai net B/C>1 maka dapat diartikan bahwa usaha layak
untuk dilaksanakan, begitu juga sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani buah
naga di Nagari Aripan, Kecamatan x Koto Singkarak layak untuk diusahakan. Nilai B/C ratio
2,34 memiliki arti setiap Rp 2 investasi yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan
sebanyak Rp 2,34 dengan keuntungan sebesar 0,34.

5. Net Present Value (NPV)


Analisis Net Present Value (NPV) menunjukkan nilai manfaat bersih yang diperoleh selama
periode usaha. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai NPV pada usahatani
buah naga di Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak sebesar Rp 451.461.477,884. Hasil
ini menunjukan bahwa nilai NPV yang diperoleh besar dari nol (NPV>0). Menurut Gittinger
(1986), apabila nilai NPV lebih besar dari nol (NPV>0) maka usaha layak untuk dilaksanakan/
business is feasible begitu juga sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani di
Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak layak untuk dilaksanakan.

6. Internal Rate or Return (IRR)


Analisis Internal Rate or Return (IRR) menunjukkan seberapa besar pengembalian usaha
terhadap investasi yang ditanamkan selama umur ekonomis. Kriteria kelayakan dilakukan
dengan membandingkan nilai IRR dengan tingkat suku bunga yang digunakan. Berdasarkan
perhitungan yang dilakukan maka diperoleh nilai IRR pada usahatani buah naga di Nagari
Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak sebesar 31,75%. Jika dibandingkan dengan tingkat suku
bunga yang berlaku yaitu 7% maka diperoleh nilai IRR>OCC. Hasil ini menunjukkan bahwa
investasi yang digunakan untuk usahatani buah naga lebih menguntungkan dari pada menyimpan
uang dengan jumlah yang sama pada bank.

7. Payback Periode (PP)


Analisis payback periode menunjukkan lamanya waktu yang diperlukan untuk memperoleh
kembali investasi awal setelah diperolehnya keuntungan pada usaha. payback periode adalah
jangka waktu untuk mengembalikan keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan
(Gittinger, 1986). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh hasil 5,4 yang berarti
untuk usahatani buah naga di Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak membutuhkan waktu
5,4 tahun atau dapat diartikan 5 tahun 4 bulan 24 hari untuk dapat mengembalikan investasi awal
yang dikeluarkan.
8. Analisis Sensitivitas

No Sensitivitas IRR Indikator Keterangan


Benefit Turun 11%, Cost Layak
1 26,8% IRR>OCC (12%)
Tetap)
Kenaikan Biaya 1,4%, Layak
2 31,5% IRR>OCC (12%)
Benefit Tetap
Benefit Turun 11% dan
3 26,8% IRR>OCC (12%) Layak
Kenaikan Biaya 1,4%,

Anda mungkin juga menyukai