Anda di halaman 1dari 5

.

A. Rincian Anggaran

No Material Jumlah Satuan Harga Total Harga


1 Biaya Investasi :
– Mesin Ketinting 2 unit Rp 4.800.000 Rp 9.600.000,-
– Kayu Jangkar 620 batang Rp 15.000 Rp 9.300.000,-
– Tali Pondasi 12 mm 340 kg Rp 35.000 Rp 11.900.000,-
– Tali Jangkar 10 mm 210 kg Rp 35.000 Rp 7.350.000,-
– Tali Jangkar 8 mm 504 kg Rp 35.000 Rp 17.640.000,-
– Tali Bentang 5 mm 750 kg Rp 35.000 Rp 26.250.000,-
– Benang No. 12 1500 gulung Rp 15,000 Rp 22.500.000,-
– Tali Nilon 2 mm 5 kg Rp 15.000 Rp 75.000,-
– Botol Aqua Bekas 10.000 buah Rp 500 Rp 5.000.000,-
– Jerigen Kapasitas 5 L 500 buah Rp 5.000 Rp 2.500.000,-
– Jerigen Kapasitas 20 L 40 buah Rp 25.000 Rp 1.000.000,-
– Terpal 8 x 10 8 pcs Rp 470.000 Rp 3.760.000,-
II Biaya Tenaga Kerja :
– Perakitan Bahan 3 hari Rp 50.000 Rp 150.000,-
– Pengikatan Bibit 2000 bentang Rp 5.000 Rp 10.000.000,-
Pemasangan Benang
–Pada Bentang 2000 bentang Rp 5.000 Rp 10.000.000,-
– Pembuatan Jemuran 4 unit Rp 750.000 Rp 3.000.000,-
– Pembuatan Perahu 2 unit Rp 4.500.000 Rp 9.000.000,-
Total Rp 149.025.000,-

Terbilang : Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Dua Puluh Lima Ribu Rupiah

ANALISIS USAHA

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan analisis kelayakan investasi untuk aspek
keuangan ini sebagai berikut :

· Proyek budidaya rumput laut 35 rakit apung dengan ukuran 6 x 6 m diusahakan oleh 7
orang dengan mempekerjakan tenaga kerja secara berkelompok.

· Setiap rakit apung terdapat 720 titik tanaman atau 25.200 titik tanaman untuk 35 rakit
apung.

· Dengan masa produksi selama pemeliharaan 45 hari, setiap titik mengahasilkan 0,8 kg
rumput laut basah atau total produksi selama 1 periode adalah 20.160 kg.

· Frekuensi produksi dalam satu tahun sebanyak 6 kali.

· Produksi dalam satu tahun (6 x 20.160 kg) atau 120.960 kg rumput laut basah.

· Untuk rumput laut kering, diperoleh 12.096 kg dalam 1 tahun.


· Harga jual rumput laut kering Rp. 7.000,- per kg di tingkat petani atau nelayan.

· Total biaya investasi Rp. 38.940.000, biaya tenaga kerja Rp. 94.500.0000.

· Jumlah pinjaman yang diperlukan Rp.50.000.000 dari bank dan 10 juta dadapatkan dari
usaha sendiri.

· Masa pengembalian pinjaman 10 tahun.

B. Kebutuhan Biaya Investasi

Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biaya tenaga kerja. Biaya investasi
adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sarana produksi terdiri atas : Pengadaan
bambu, tali nilon, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alat penjemuran dan rumah jaga.

Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas : biaya pembuatan rakit, pengikatan bibit, merajut tali
gantungan, memasang setting di laut, pemeliharaan tanaman, pembuatan jemuran, biaya
operasi perahu, biaya panenan dan pasca panen.
Rincian biaya proyek diuraikan sebagai berikut :

a. Biaya Investasi

Periode 1 :

Rakit Apung                                                               Rp. 17.215.000

Bibit (E. Cottoni)                                                        Rp. 2.520.000

Tempat dan alat penjemuran                                       Rp. 3.000.000

1 unit Long Boat dengan mesin ketinting                  Rp. 6.000.000

Rumah tunggu                                                            Rp. 5.000.000

Jumlah investasi periode 1 :                           Rp 33.740.000

Periode 2 :                                                                   Rp. 0

Periode 3 :

Rakit Apung                                                               Rp. 2.600.000


Periode 4 :                                                                   Rp 0

Periode 5 :                                                                   Rp. 0

Periode 6 :

Rakit Apung                                                               Rp. 2.600.000

Total investasi                                                            Rp. 38.940.000

Pada periode ketiga dan keenam dilakukan penggantian bambu rakit apung, sedangkan tali
nilon dan jangkar masih dapat digunakan sampai satu tahun operasi (6 periode). Dengan
dilakukan penggantian bambu maka biaya tenaga kerja pada periode ketiga dan keenam pun
mengalami peningkatan.

b. Biaya Tenaga Kerja

Periode 1                                                                     Rp.18.000.000

Periode 2                                                                     Rp 18.000.000

Periode 3                                                                     Rp 13.500.000

Periode 4                                                                     Rp.13.500.000

Periode 5                                                                     Rp.18.000.000

Periode 6                                                                     Rp.13.500.000

Total Biaya Tenaga kerja                                         Rp. 94.500.0000

Total biaya Proyek per tahun                                  Rp. 133.440.000

Kebutuhan biaya proyek selama periode pertama adalah :

Biaya Investasi                                                Rp. 33.740.000

Biaya tenaga kerja                                           Rp. 18.000.000

Total                                                               Rp. 51.740.000

C. Proyeksi Laba Rugi

Rincian analisa laba/rugi dapat dilihat pada lampiran tabel A.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan Aspek ekonomis, rumput laut merupakan komoditas yang potensial untuk
dikembangkan mengingat nilai gizi yang dikandungnya. Selain itu, rumput laut dapat
dijadikan sebagai bahan makanan seperti agar-agar, sayuran, kue dan menghasilkan bahan
algin, karaginan dan fluseran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil, dan
lain sebagainya.

Dari sudut pandang lain, budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam proses
budidayanya tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar,
sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumah tangga
dan anak-anak. Selain itu masa panen atau produksinya relatif singkat jika dibandingkan
dengan budidaya laut yang lain misalnya bandeng, udang dan kerang. Pangsa pasar rumput
laut juga sangat luas baik dalam ataupun luar negeri. Bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar)
taraf lokal pun para pembudidaya masih kualahan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah
permintaan luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak
terbatas.

Ditinjau dari sisi lahan, usaha budidaya rumput laut tidak banyak kendala. Budidaya dapat
dilakukan di hampir seluruh perairan laut nusantara, namun tergantung pada jenis dan metode
budidayanya serta jenis rumput laut yang akan dibudidayakan.

Dari sisi penerapan teknologi, budidaya rumput laut juga jauh lebih mudah, efisien serta
ekonomis dibandingkan teknologi yang digunakan dalam budidaya produk kelautan lainnya.

Dengan adanya aktifitas budidaya tentunya keuntungan yang bisa didapatkan diantaranya;
berkurangnya jumlah pengangguran, meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya
pendapatan asli daerah (PAD), persaingan usaha semakin ketat sehingga roda perekonomian
akan terus berjalan dan terciptanya iklim usaha yang kondusif dan pada akhirnya akan
tercipta kesejahteraan hidup masyarakat.

Aspek Sosial, perkembangan usaha budidaya rumput laut jika dilakukan di banten akan
memberikan keuntungan bagi kehidupan masyarakat disekitar lokasi budidaya. Keuntungan
yang diperoleh diantaranya adalah kesempatan kerja yang tersedia dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari masyarakat sekitar dan nelayan yang beroperasi di
perairan sekitar lokasi budidaya sangat diperlukan. Dengan adanya usaha budidaya rumput
laut ini dan juga tersedianya potensi pasar yang luas diharapkan mampu menumbuhkan
semangat kerja dan semangat berwirausaha masyarakat setempat.

Aspek ekologis, komoditas rumput laut memberikan banyak manfaat terhadap lingkungan
sekitarnya antara lain adalah dapat mengkonservasi lahan pesisir terhadap berbagai aktivitas
penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan, seperti penggunaan racun/bom untuk
penangkapan ikan. Rumput laut juga merupakan salah satu bagian penting dari ekosistem
pesisir, yang secara ekologis memiliki peranan dan fungsi ekologis yang sama dengan
ekosistem pesisir lainnya seperti; mangrove, lamun dan karang. Selain untuk mendapatkan
keuntungan secara ekonimis, diharapkan usaha budidaya ini juga merupakan salah satu cara
untuk melestarikan ekosistem rumput laut itu sendiri dan juga turut serta dalam upaya
mengembangkannya yaitu melalui pemanfaatan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi
misalnya dengan teknik kloning dan sistem kultur.

Aspek biologis, rumput laut memiliki klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis di
perairan. Sehingga tumbuhan ini memegang peranan sebagai produsen primer penghasil
bahan organik dan oksigen di lingkungan perairan.

Aspek dampak lingkungan, sebagaimana biasanya, budidaya pasti mensyaratkan lokasi yang
bebas dari polusi dan pencemaran air. Selama masa pemeliharaan sampai dengan masa
panen, rumput laut tidak diberikan pakan, akan tetapi rumput laut mendapatkan makanan dan
nutrisi dari yang tersedia di perairan laut. Dengan demikian budidaya rumput laut ini tidak
mencemari dan merusak lingkungan di sekitar.

Anda mungkin juga menyukai