A. Rincian Anggaran
Terbilang : Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Dua Puluh Lima Ribu Rupiah
ANALISIS USAHA
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan analisis kelayakan investasi untuk aspek
keuangan ini sebagai berikut :
· Proyek budidaya rumput laut 35 rakit apung dengan ukuran 6 x 6 m diusahakan oleh 7
orang dengan mempekerjakan tenaga kerja secara berkelompok.
· Setiap rakit apung terdapat 720 titik tanaman atau 25.200 titik tanaman untuk 35 rakit
apung.
· Dengan masa produksi selama pemeliharaan 45 hari, setiap titik mengahasilkan 0,8 kg
rumput laut basah atau total produksi selama 1 periode adalah 20.160 kg.
· Produksi dalam satu tahun (6 x 20.160 kg) atau 120.960 kg rumput laut basah.
· Total biaya investasi Rp. 38.940.000, biaya tenaga kerja Rp. 94.500.0000.
· Jumlah pinjaman yang diperlukan Rp.50.000.000 dari bank dan 10 juta dadapatkan dari
usaha sendiri.
Kebutuhan biaya proyek terdiri atas biaya investasi dan biaya tenaga kerja. Biaya investasi
adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan sarana produksi terdiri atas : Pengadaan
bambu, tali nilon, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat dan alat penjemuran dan rumah jaga.
Biaya tenaga kerja dapat dirinci atas : biaya pembuatan rakit, pengikatan bibit, merajut tali
gantungan, memasang setting di laut, pemeliharaan tanaman, pembuatan jemuran, biaya
operasi perahu, biaya panenan dan pasca panen.
Rincian biaya proyek diuraikan sebagai berikut :
a. Biaya Investasi
Periode 1 :
Periode 2 : Rp. 0
Periode 3 :
Periode 5 : Rp. 0
Periode 6 :
Pada periode ketiga dan keenam dilakukan penggantian bambu rakit apung, sedangkan tali
nilon dan jangkar masih dapat digunakan sampai satu tahun operasi (6 periode). Dengan
dilakukan penggantian bambu maka biaya tenaga kerja pada periode ketiga dan keenam pun
mengalami peningkatan.
Periode 1 Rp.18.000.000
Periode 4 Rp.13.500.000
Periode 5 Rp.18.000.000
Periode 6 Rp.13.500.000
Total Rp. 51.740.000
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan Aspek ekonomis, rumput laut merupakan komoditas yang potensial untuk
dikembangkan mengingat nilai gizi yang dikandungnya. Selain itu, rumput laut dapat
dijadikan sebagai bahan makanan seperti agar-agar, sayuran, kue dan menghasilkan bahan
algin, karaginan dan fluseran yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, tekstil, dan
lain sebagainya.
Dari sudut pandang lain, budidaya rumput laut sangat menguntungkan karena dalam proses
budidayanya tidak banyak menuntut tingkat keterampilan tinggi dan modal yang besar,
sehingga dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga nelayan termasuk ibu rumah tangga
dan anak-anak. Selain itu masa panen atau produksinya relatif singkat jika dibandingkan
dengan budidaya laut yang lain misalnya bandeng, udang dan kerang. Pangsa pasar rumput
laut juga sangat luas baik dalam ataupun luar negeri. Bahkan untuk tingkat konsumsi (pasar)
taraf lokal pun para pembudidaya masih kualahan untuk mencukupinya, belum lagi ditambah
permintaan luar negeri yang kian hari semakin meningkat, bahkan bisa dikatakan tidak
terbatas.
Ditinjau dari sisi lahan, usaha budidaya rumput laut tidak banyak kendala. Budidaya dapat
dilakukan di hampir seluruh perairan laut nusantara, namun tergantung pada jenis dan metode
budidayanya serta jenis rumput laut yang akan dibudidayakan.
Dari sisi penerapan teknologi, budidaya rumput laut juga jauh lebih mudah, efisien serta
ekonomis dibandingkan teknologi yang digunakan dalam budidaya produk kelautan lainnya.
Dengan adanya aktifitas budidaya tentunya keuntungan yang bisa didapatkan diantaranya;
berkurangnya jumlah pengangguran, meningkatnya pendapatan masyarakat, bertambahnya
pendapatan asli daerah (PAD), persaingan usaha semakin ketat sehingga roda perekonomian
akan terus berjalan dan terciptanya iklim usaha yang kondusif dan pada akhirnya akan
tercipta kesejahteraan hidup masyarakat.
Aspek Sosial, perkembangan usaha budidaya rumput laut jika dilakukan di banten akan
memberikan keuntungan bagi kehidupan masyarakat disekitar lokasi budidaya. Keuntungan
yang diperoleh diantaranya adalah kesempatan kerja yang tersedia dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari masyarakat sekitar dan nelayan yang beroperasi di
perairan sekitar lokasi budidaya sangat diperlukan. Dengan adanya usaha budidaya rumput
laut ini dan juga tersedianya potensi pasar yang luas diharapkan mampu menumbuhkan
semangat kerja dan semangat berwirausaha masyarakat setempat.
Aspek ekologis, komoditas rumput laut memberikan banyak manfaat terhadap lingkungan
sekitarnya antara lain adalah dapat mengkonservasi lahan pesisir terhadap berbagai aktivitas
penangkapan yang tidak berwawasan lingkungan, seperti penggunaan racun/bom untuk
penangkapan ikan. Rumput laut juga merupakan salah satu bagian penting dari ekosistem
pesisir, yang secara ekologis memiliki peranan dan fungsi ekologis yang sama dengan
ekosistem pesisir lainnya seperti; mangrove, lamun dan karang. Selain untuk mendapatkan
keuntungan secara ekonimis, diharapkan usaha budidaya ini juga merupakan salah satu cara
untuk melestarikan ekosistem rumput laut itu sendiri dan juga turut serta dalam upaya
mengembangkannya yaitu melalui pemanfaatan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi
misalnya dengan teknik kloning dan sistem kultur.
Aspek biologis, rumput laut memiliki klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis di
perairan. Sehingga tumbuhan ini memegang peranan sebagai produsen primer penghasil
bahan organik dan oksigen di lingkungan perairan.
Aspek dampak lingkungan, sebagaimana biasanya, budidaya pasti mensyaratkan lokasi yang
bebas dari polusi dan pencemaran air. Selama masa pemeliharaan sampai dengan masa
panen, rumput laut tidak diberikan pakan, akan tetapi rumput laut mendapatkan makanan dan
nutrisi dari yang tersedia di perairan laut. Dengan demikian budidaya rumput laut ini tidak
mencemari dan merusak lingkungan di sekitar.