A. Analisis Potensi
1. SDA
Terdapat tanah kas desa yang disewa dan di pagar bumi pihak 3 yang mangkrak
sekitar 4000m2 yang ideal untuk menanam Auglanema.
Faktor cuaca dan alam yang mendukung berbudidaya tanaman Auglanema dibawah
800 Mdpl.
Tersedianya air yang cukup untuk budidaya tanaman Auglanema.
2. SDM
Ada lebih dari 27 orang warga desa Tridadi yang hobi memelihara tanaman
Auglanema.
Ada lebih dari 100 angkatan usia kerja yang belum memperoleh pekerjaan di Desa
Tridadi.
3. PRODUKSI
Biaya yang relatif murah yaitu Rp. 8000 per pot dan harga jual yang tinggi di kisaran
harga Rp.35.000 sampai Rp.100.000 per pot.
Jumlah Petani tanaman hias sakala produksi hanya ada 5 pelaku usaha di Indonesia
(sekitar 50 pot per bulan).
Perlu penanganan yang intensif.
4. PASAR
Dari tahun 2002 sampai 2017, pemenuhan kebutuhan akan tanaman hias selalu di
import dari Thailand yaitu lebih dari 1 juta pohon pertahun. Dan terus meningkat
setiap tahunnya. Artinya adalah, penggemar tanaman hias Auglanema di Indonesia
semakin diminati dan menjadi segmentasi pasar.
Kegemaran masyarakat memperindah halaman rumah, ruangan, dan halaman
kantor dengan mengaplikasikan pot dan tanaman hias Auglanema menjadi daya
tarik.
Kontes dan lomba tanaman hias Auglanema dapat terdorong dan meningkat secara
nasional (berdasarkan data; lebih 8x dalam setahun).
Semakin meluasnya penggemar Auglanema di Indonesia.
Disparitas harga produksi dan pasar yang tinggi.
Peminatan Auglanema tidak menurun dikarenakan perkembangan tren warna di
pasar sehingga tanaman hias ini tetap laku di pasaran.
Belum ada 0,5% dari jumlah populasi penduduk yang membudidayakan Auglanema.
B. STRATEGI PEMASARAN
1. Dengan menggunakan media online, promosi dan branding dilakukan untuk menggaet
konsumen.
2. Dengan membangun jaringan pedagang-pedagang Auglanema di Indonesia (Jakarta,
Malang, Bandung, Semarang, dll).
3. Mengikuti pameran-pameran untuk membuka jaringan pasar dan mengenalkan produk-
produk BUMDes.
4. Mengikuti lomba dan kontes tanaman hias untuk mengenalkan dan meningkatkan citra
dan branding produk BUMDes khususnya tanaman hias.
5. Melakukan pendekatan dan upaya kemitraan dengan importir untuk pemasaran produk.
6. Membuka jaringan pemasaran luar negeri.
C. STRATEGI PERSAINGAN
A. PESAING UTAMA
1. Importir yang mendatangkan tanaman Auglanema dari Thailand. Cara melakukan
strategi persaingan dengan melakukan budidaya dan penanaman dengan jumlah yang
masif/banyak sekitar 5000 per jenis tanaman sehingga akan mengurangi biaya produksi.
sehingga HPP (harga pokok penjualan) dapat ditekan di kisaran harga Rp. 8000 per pot.
Sementara pihak importir mendatangkan tanaman di Indonesia di kisaran harga
Rp.20.000 per pot. Artinya budidaya tanaman hias Auglanema BUMDes Tridadi lebih
murah sehingga terbuka peluang untuk memperoleh segmen pasar dan pelanggan baru.
2. Memilih komoditas tanaman yang menarik , misalnya warna bunga dominan warna
merah akan menarik minat konsumen dan pelanggan khususnya kalangan ibu-ibu dan
masyarakat umum.
D. ANALISIS RESIKO
1. Penurunan daya beli masyarakat yang berimbas pada menurunnya minat masyarakat
membeli tanaman hias Auglanema. Hal ini disebabkan karena kebutuhan masyarakat
terhadap kegiatan memperindah ruangan kerja, halaman rumah, dan kantor merupakan
kebutuhan tersier sehingga berdampak pada omset usaha BUMDes Tridadi.
2. Force Majour seperti gempa bumi, letusan genung berapi, wabah, dll
E. Manajemen
1. Untuk budidaya tanaman hias akan terpisah dari unit usaha lain.
2. Struktur organisasi unit usaha dibawah BUMDes.
3. Ada Manajer, staff, dan karyawan Unit Usaha.
4. Untuk penambahan karyawan akan mengikuti return of investment (ROI) dan kebutuhan
lapangan.
F. ANALISIS KEUANGAN
1. Rencana Investasi Budidaya Tanaman Hias
2. Biaya Operasional
TOTAL 301.500.000
4. Analisis Usaha
Jadi berdasarkan bobot investasi, biaya produksi, dan pendapatan produksi, maka didapatkan
keuntungan sebesar Rp. 179.000.000
G. PERMODALAN
Investasi dan jumlah tersebut akan dibiayai oleh APBDes Tridadi dan saham dari
masyarakat.
APDes Tridadi sebesar 51% dari modal yang dibutuhkan.
Saham masyarakat desa 49%
Nominal perlembar saham sebesar Rp. 1.000.000
Selesai