Anda di halaman 1dari 4

STUDI KELAYAKAN BISNIS SYARIAH

USAHA PENANGKARAN BURUNG MURAI BATU (MDJ Bird Farm)

PROPOSAL

(Disusun guna memenuhi tugas UAS)

Dosen Pengampu : Abdul Fatah Lc., M.SEI.

Disusun Oleh ;

Nama : Pradipta Imam Ezra

NIM/Kls : 180810102075/N

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bagi sebagian masyarakat Indonesia binatang peliharaan (pet) telah menjadi salah
satu simbol dari status sosial ekonomi pemeliharanya. Hewan-hewan dengan nilai
ekonomi tinggi mulai banyak menjadi pilihan dijadikan sebagai peliharaan seperti burung
dan reptil. Burung adalah salah satu jenis hewan peliharaan yang banyak digemari
masyarakat saat ini. Banyak jenis burung yang dipelihara karena kemerduan suaranya dan
keindahan warna bulunya. Disaat aktifitas seharian yang padat dan melelahkan, bermain
dengan hewan peliharaan seperti burung, merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk
mengurangi stress, karena burung memiliki kicauan yang berirama dan nada yang merdu,
sehingga membuat kita menjadi lebih tenang.
Burung Murai Batu termasuk ke dalam kelompok burung yang sangat disukai orang
karena suaranya dengan spesifikasi kicauan. Sampai saat ini diketahui secara umum
bahwa penyediaan (supply) burung untuk memenuhi permintaan akan burung Murai Batu
sangat bergantung dari hasil alami atau perburuan liar. Hal ini menyebabkan ketersediaan
burung Murai Batu di alam semakin sedikit dan sulit didapat. Upaya yang dilakukan oleh
masyarakat dalam upaya mengatasi eksploitasi burung yang ada di alam adalah dengan
melakukan penangkaran ex-situ. Seperti yang dilakukan oleh penulis, Group Penangkar
MimoDidjojo BF di Kota Jember yang melakukan penangkaran yang bertujuan untuk
memenuhi permintaan pasar akan kebutuhan burung Murai Batu. Melalui upaya
penangkaran ex-situ oleh penangkar lokal diharapkan kegiatan perburuan secara ilegal
dapat dikurangi.

BAB II

PEMBAHASAN KELAYAKAN USAHA

2.1 Aspek Pasar

Akhir ini dikalangan kicau mania sangat buming burung murai batu, pasalnya orang
tertarik karena kicauannya dan juga harganya dari dulu hingga sekarang bisa dikatakan stabil.
Penulis sangat yakin jika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat
berkembang dengan cepat, hal ini dikarenakan harga murai batu masih terbilang cukup
mahal. Oleh karena penulis melakukan usaha kegiatan penangkaran guna untuk memenuhi
kebutuhan pasar.

2.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Dalam aspek ini yang perlu ditekankan adalah penambahan perluasan kandang dan
ekspedisi pengiriman luar kota. Pada saat ini produksi anakan burung murai batu yang
dihasilkan hanya dari 4 kandang, namun permintaan dari konsumen selalu bertambah sehinga
perlu adanya penambahan kandang untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Mengingat
banyaknya permintaan konsumen merupakan peluang dari pelaku bisnis untuk mendapatkan
keuntungan.

2.3 Aspek Keuangan


Keterangan Jumlah Harga@ Total
Anggaran Bahan Baku & Produksi Batu Bata 500 buah Rp. 500 Rp. 250.000
Besi Hollo 4x4 12 lonjor Rp. 25.000 Rp. 300.000

Keterangan Jumlah Harga@ Total Besi Galvanis 4 lonjor Rp. 50.000 Rp. 200.000
Jangkrik 4kg Rp. 35.000 Rp. 140.000
Paku rivet 1 dus Rp. 100.000 Rp. 100.000
Kroto 1,5kg Rp. 7.000 Rp. 105.000 Kalsibox 4 lembar Rp. 50.000 Rp. 200.000
Pokphand 5kg Rp. 10.000 Rp. 50.000 Kawat ram 3 roll Rp. 100.000 Rp. 300.000
Ulat 1kg Rp. 5000 Rp. 50.000
Semen 3 sak Rp. 50.000 Rp. 150.000
kandang
Vitamin dll. 10 sct Rp. 2000 Rp. 20.000
Pasir 10 sak Rp. 10.000 Rp. 100.000
Total Biaya Variabel/Bulan Rp. 365.000
Talang plastik 2 meter Rp. 25.000 Rp. 50.000

Biaya Tetap Jumlah List alummunium 5 lonjor Rp. 60.000 Rp. 300.000

Gaji Karyawan (1 orang x Rp. Rp. 1.000.000 Grendel 8 buah Rp. 5.000 Rp. 40.000
500.000,-/bulan)
Asbes 4 lembar Rp. 70.000 Rp. 280.000

Indukan jantan 4 ekor Rp. 2.500.000 Rp. 10.000.000

Indukan betina 4 ekor Rp. 1.200.000 Rp. 4.800.000

Tukang 2 minggu - Rp. 800.000


Total Rp. 17.870.000

Pendapatan Kotor Rp. 10.000.000

Variable Cost Rp. 365.000


Total Cost
Fixed Cost Rp. 1.000.000

Jumlah Rp.1.365.000

Pendapatan Bersih Rp. 8.635.000


2.4Aspek Ekonomi

Penangkaran burung murai batu ini terletak di dekat pusat kota Jember, tepatnya di Jl.
Pb. Sudirman X/64. Dengan adanya penangkaran di daerah kota ini, diharapkan agar
masyarakat tidak lagi memesan burung hasil tangkapan hutan di pelosok desa. Sehingga juga
dapat menekan perburuan liar serta menjaga kelestarian satwa, lebih tepatnya burung murai
batu itu sendiri.

2.5 Aspek Yuridis

Usaha yang dijalankan ini dapat dikatakan sebagai usaha yang legal, karena sudah
memiliki dokumen yang diperlukan dalam pendirian usaha penangkaran, seperti Surat Izin
Usaha Mikro Mecil Menengah (IUMK) dan Nomor Induk Berusaha (NIB)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari semua aspek yang dianalisis dapat disimpulkan bahwa :

i Dari aspek Pasar, usaha yang dilakukan layak untuk didirikan serta dikembangkan
karena memiliki proyeksi keuntungan yang menjanjikan.
ii Dari aspek Teknis & Teknologi, usaha penangkaran ini layak untuk dilakukan karena
jika kita menangkar burung ini maka para pelaku perburuan liar dihutan akan merasa
tersaingi dengan adanya penangkar, sehingga dapat menekan angka perburuan liar
terhadap burung murai batu di hutan.
iii Dari aspek Keuangan dan Ekonomi, pendapatan yang didapatkan per bulan yakni
sebesar Rp. 8.365.000,- , modal awal yang dikeluarkan untuk membeli peralatan guna
membangun kandang akan mengalami titik impas/BEP dalam kurun waktu 2,5 bulan,
sehingga bulan berikutnya hanya menerima laba bersih sebagai pendapatan tetap per
bulan.
iv Dari aspek Yuridis, Usaha yang didirikan ini layak karena telah memenuhi
persyaratan tentang legalitas dalam pendirian usaha, yakni penangkaran burung.

Salam Lestari.

Anda mungkin juga menyukai