A . Modal Tetap
- Pembuatan kandang litter 40 m2 dari bambu = Rp. 3.000.000
- Kandang DOC + nampan pakan = Rp 200.000
- Tempat minum 15 x Rp. 15.000 = Rp 225.000
- Tempat pakan 20 x Rp. 15.000 = Rp. 300.000
- Lain-lain (Biaya tak terduga) = Rp. 225.000 +
- Jumlah = Rp. 3.950.000
B. Modal Kerja
- DOC 500 ekor x Rp. 5000 = Rp. 2.500.000
- Pakan 20 sak x Rp. 260.000 = Rp. 5.200.000
- Vitamin + vaksin = Rp. 150.000
- Sekam padi 8 sak x Rp. 15.000 = Rp. 120.000
- Listrik per 2 bulan = Rp. 80.000 +
- Jumlah = Rp.8.050.000
C. Jumlah Modal Yang Dibutuhkan
- Modal tetap = Rp. 3.950.000
- Modal kerja = Rp. 8.050.000 +
- Jumlah = Rp. 12.000.000
D. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan kandang dan sarana diambil 6 % dari modal tetap yaitu 6 % x Rp. 3.950.000
= Rp. 237.000
E. Hasil Produksi 2 bulan
- Dari 500 ekor ayam mengalami kematian 2% (10 ekor) maka tersisa 490 ekor dengan berat
rata-rata 1 kg sehingga hasil panen adalah 490 ekor x 1 kg = 490 kg
- Harga rata-rata ayam kampung adalah Rp. 22.000 / kg
- Hasil produksi = 490 kg x Rp. 22.000 = Rp. 10.780.000
H. Bagi Hasil
- Investor (pemodal) 50% x Rp. 2.493.000 = Rp. 1.246.500
- Peternak (pengelola) 50% x Rp. 2.493.000 = Rp. 1.246.500
Jadi investor (pemodal) mendapatkan bagi hasil Rp. 1.246.500 per periode panen (2 bulan).
Dengan asumsi satu tahun bisa 6 kali panen maka bagi hasil yang diperoleh adalah 6 x Rp.
1.246.500 = Rp. 7.479.000 per tahun.
Sumber : http://joperlumajang.blogspot.co.id/2013/10/analisis-usaha-ternak-ayam-kampung-
super.html dan http://id.shvoong.com/how-to/money-and-business/2231484-proposal-investasi-
usaha-ternak-ayam/