Berikut ini adalah analisa usaha bisnis budidaya ternak lele dalam 1000 ekor yang
dilakukan di rumahan. Budidaya ikan lele 1000 ekor bisa dilakukan di rumah baik
menggunakan kolam terpal maupun kolam beton.
Analisa budidaya lele 1000 ekor ini menunjukan bahwa keuntungan bisnis lele masih
menggiurkan dan masih digeluti banyak orang. Termasuk ternak ikan lele di rumahan.
Di Indonesia sendiri ada banyak jenis peternakan atau budidaya yang bisa dilakukan.
Sebagai usaha ternak lele rumahan agar mendapatkan keuntungan besar artinya ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan, coba kita cek penjelasan berikut ini tentang
analisa budidaya lele dan seberapa besar keuntungan yang didapat dalam budidaya ikan
lele di rumah yang dilakukan sendiri sebagai seorang pemula yang baru memulai usaha
ternak ikan lele. Lantas berapa biaya operasional serta keuntungan ternak lele 1000
ekor? Simak ulasan berikut ini :
Dalam volume ternak lele 1000 ekor, pakan ikan lele yang dibutuhkan kurang lebih 500
gram pada bulan pertama, dan 1 Kg pada bulan seterusnya. Untuk menghemat pakan
ternak lele kita bisa memberikan pakan alternatif lainnya, seperti dedaunan ataupun
nasi sisa rumah tangga.
Hasil panen
jika rata-rata 1 ekor lele = 200 gram, maka 800 ekor = 160 Kg
Harga jual lele 2018 Rp 20.000 (*Dijual sendiri tanpa ke tengkulak. Jika dijual ke Tengkulak harga akan
berbeda jauh, bisa diangka 14-16 ribu per kg).
Keuntungan dalam satu siklus mencapai hampir Rp 2.030.000. Itu dalam 1000 ekor,
ternak lele 1.000 ekor masih dalam skala kecil. Bagaimana jika benih mencapai 5.000
atau 10.000 ekor bahkan 20.000 ekor ikan lele? maka keuntungan yang anda peroleh
akan semakin menjanjikan.
Selain itu keuntungan ternak lele di bulan pertama itu juga tercatat ada biaya
pembuatan kolam terpal. Jika dibulan ke dua hingga ketiga tidak diperlukan, sampai
dibulan berikutnya yang dibutuhkan perawatan, maka keuntungannya juga semakin
besar.
Nah, itu dia analisa budidaya lele yang untungnya berlipat-lipat sangat menggiurkan.
Usaha ternak ikan lele kapasitas 1.000 pun bisa dilakukan di rumah tanpa harus
mempekerjakan karyawan, sehingga biaya karyawan masih bisa diminimalisir.
Kendati demikian dalam hal ini kita harus memiliki pembanding. Namun, berikut ini
artikel terbaru yang saya tulis untuk bisa dipelajari. Ini adalah revisi dari artikel yang
telah saya tulis ini, analisa usaha budidaya lele yang dirincikan lebih spesifikkan.
Saya melihat sendiri dari teman – teman dan tetangga, banyak yang
mencoba untuk budidaya ikan lele ini.
Akan tetapi tidak sedikit pula yang berhenti di tengah jalan.
Saya tidak meragukan akan potensi keuntungan yang bisa dihasilkan oleh
ternak lele. Ia bisa memberi pendapatan yang cukup lumayan.
Lumayan tidak harus selalu dalam bentuk keuntungan yang besar dengan
modal yang sedikit. Tapi kebutuhan masyarakat yang tinggi akan ikan juga
termasuk keuntungan dalam bentuk lain.
Sekarang, ikan lele sudah dibutuhkan oleh semua orang setiap harinya.
Tidak hanya warung makan, di pasar – pasar pedagang lele juga lebih
sering sold out daripada daging ayam dan ikan jenis lainnya seperti
gurame, nila, patin dsb.
Ini berarti permintaan lele itu tinggi. Kalau permintaan tinggi, maka
penjualannya juga mudah. Selain itu kalau permintaannya terus tinggi,
harga juga tidak akan jatuh – jatuh amat.
Intinya, untuk peternak lele tidak perlu ragu dan khawatir kalau lelenya
tidak ada yang beli. Pasti terbeli.
Budidaya ikan lele itu sepertinya memang terlihat mudah. Terlihat tinggal
menyediakan kolam (terpal, semen, tanah dst), diberi makan 2 kali sehari,
rajin ganti air, panen dapet jutaan.
Akan tetapi untuk kebanyakan ternak lele pemula dengan jumlah modal
pas pasan, akhirnya mundur di tengah jalan.
Untuk tebar bibit 1000 ekor saja, setidaknya kita masih membutuhkan
modal sebanyak 2 – 3 jutaan.
Nanti kita bisa analisa satu per satu mengenai biaya dari item item yang
diperlukan.
Pada mulanya usaha ternak lele ini terlihat bermodal kecil karena harga
bibitnya yang murah. Untuk bibit ukuran 4 – 6 , harganya antara 100 – 200
rupiah saja.
Kalau 1000 ekor, ini baru 100 – 200 ribu saja. Tapi belum
memperhitungkan harga pakannya.
Pakan ternak untuk ikan harganya tergolong lebih mahal daripada pakan
untuk jenis ternak lainnya.
Hal ini karena ikan membutuhkan pakan dengan kualitas yang sangat
tinggi. Kandungan proteinnya paling tinggi diantara jenis pakan ternak
lainnya.
Tidak hanya itu, serat kasarnya juga paling rendah diantara lainnya.
Per kg, pakan lele berkisar 10 ribuan per kgnya dengan protein kasar
sekitar 30%.
Ok, katakanlah kita budidaya lele sebanyak 1000 ekor. Kita pelihara
selama 2 – 3 bulan.
Seandainya selama itu tingkat kematian sebanyak 10%, maka kita masih
bisa memanen lele sebanyak 900 ekor.
Dengan asumsi permintaan pasar per kg isi 8 – 10, maka bobot panen lele
yang kita dapatkan antara 112 – 90 kg. Kita pakai asumsi yang 90 kg.
Setidaknya kita harus beli pakan sebanyak 3 sak dengan bobot per saknya
adalah 30 kg.
Gambaran paling singkat adalah seperti itu. Itu belum kalau air harus beli,
listrik, vitamin dan lain – lain.
Kemungkinan kita bisa terima bersih sekitar 400 ribu untuk satu periode
panen.
Memang harus lebih sabar. Kalau mau hasil yang lebih besar, jumlah yang
dipelihara harus lebih banyak.
Budidaya ikan lele di kolam terpal ini pertama kali diperkenalkan oleh
Bapak Mujarob Bekasi pada tahun 1999.[1]
Untuk memulai usaha ini, maka langkah – langkah yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut.
Pembuatan Kolam
Untuk bisa membuat kolam, maka pertama yang dibutuhkan adalah lahan
dan terpal.
Lahan kalau bisa ada naungannya. Tidak terkena panas dan hujan secara
langsung.
Idealnya memang di atas kolam ada bangunan yang bisa menahan sinar
matahari dan hujan ini. Tapi kalau tidak memungkinkan, ya tidak masalah.
Bisa diganti dengan paranet atau semacamnya.
Untuk kapasitas lele 1000 ekor, setidaknya butuh kolam seluas 3 meter x 2
meter. Jika ingin membuat kolam dari terpal biasa, berarti butuh terpal
ukuran 5 x 4 meter.
Ukuran tersebut nantinya terpotong bagian kiri dan kanan masing – masing
1 meter.
Harga terpal ukuran tersebut sekitar 150 – 200 ribu sesuai dengan
kualitasnya. Untuk yang kualitas menengah bisa diperoleh dengan harga
150 rb (secara online).
Selain terpal dibutuhkan juga bambu sebagai penyangga terpal. Kira – kira
kebutuhan bambu ini sebanyak 6 lonjor bambu.
Mempersiapkan kolam
Sebelum digunakan, kolam sebaiknya dicuci terlebih dahulu. Dicuci dengan
air, sabun dan disikat biar bau dan bahan – bahan kimia saat proses
produksi hilang.
Kalau sudah dicuci, keringkan selama satu hari. Kemudian baru diisi
dengan air.
Air diisi sampai ketinggian 80 cm. Air ini didiamkan terlebih dahulu selama
kurang lebih 1 minggu.
Caranya, benih lele yang masih dalam plastik dicelupkan ke dalam kolam.
Tunggu sampai beberapa saat supaya benih menyesuaikan dengan suhu
air kolam. Kira – kira diperluakan waktu 10 – 15 menit.
Setelah itu biarkan benih lele berenang keluar dengan sendirinya ke kolam
terpal yang kita buat.
Bisa juga adaptasi ini dilakukan dengan cara memasukkan air kolam ke
kantong plastik tempat benih lele sedikit demi sedikit.
Sampai kira – kira air di kantong benih sama dengan air kolam, lepaskan
benih dan biarkan mereka berenang dengan sendirinya menuju tempat
barunya.
Hal ini karena air adalah media hidup ekan lele. Kalau medianya
kualitasnya jelek maka pertumbuhannya juga terganggu.
Selain itu, kualitas air yang jelek juga menjadi awal munculnya berbagai
penyakit.
Budidaya ikan lele yang dilakukan di kolam terpal, semakin hari kualitas air
pasti akan semakin berkurang.
Untuk amoniak berasal dari kotoran ikan lele. Kalau air tidak diganti secara
berkala, kandungan amoniak akan semakin tinggi.
Penggantian dan penambahan air untuk budidaya lele di kolam terpal ini
bisa dilakukan sebagai berikut.
Jika air sudah kotor dan jumlah ikan lele yang menggantung cukup banyak,
segera ganti air.
Kebanyakan, untuk satu bulan pertama dan ke dua, penggantian air cukup
dilakukan 1 kali sebulan.
Cara mengganti air adalah dengan menyedot air pada bagian bawah kolam
supaya endapan bisa terbuang.
Kalau mau pakan alternatif juga bisa. Misalnya keong, bekicot dan ikan
rucah.
Ukuran pelet juga disesuaikan dengan besar kecilnya mulut ikan. Sampai
umur dua minggu, bisa menggunakan pelet 118.
Pelet ukuran 781-2 untuk lele usia sampai 2 bulan. Dan setelah itu, sampai
usia panen bisa menggunakan ukuran pelet 781.
Pakan ini diberikan dua kali sehari masing – masing sebanyak 3 – 5 % dari
biomassa lele yang dipelihara. Biomassa itu jumlah bobot lele yang
dipelihara.
Jumlah pemberian pakan kita ambil tengahnya, yaitu 4% saja. Maka jumlah
pakan yang kita berikan adalah 4% x 1900 gram = 760 gram.
Jumlah tersebut diberikan sebanyak dua kali yaitu pagi dan sore. Jadi
sehari kurang lebih butuh pakan sebanyak 1,5 kg lebih sedikit.
Tapi kan, lele setiap hari bobotnya bertambah. Jadi peberiannya juga
semakin hari semakin banyak dong?
Iya betul. Idealnya seperti itu. Setiap hari jumlah pemberian pakan semakin
bertambah. Tapi ini repot.
Misalnya, untuk minggu pertama kita masukkan 1000 ikan lele. Kita catat
jumlah ikan yang mati, kalau ada.
Setelah satu minggu, kita ambil beberapa ekor ikan lele. Misalnya 10 ekor.
Kita timbang beratnya. Beratnya sebagai contoh adalah 40 gram dari 10
ekor tersebut.
Misalnya selama seminggu tersebut yang mati sebanyak 20 ekor, berarti
dalam kolam masih ada kurang lebih 980 ekor lele.
Panen lele
Lele sudah bisa dipanen saat usia 2,5 bulan.
Karena pasti terdapat pertumbuhan yang tidak seragam dalam satu kolam
lele.
Sehingga, satu siklus budidaya lele ini semua bisa terjual setidaknya butuh
waktu 3 bulan atau bahkan lebih.
Ikan lele yang dipelihara berjumlah 1000 ekor. Ini tentu hanya
perkiraan. Karena jumlah bibit pasti tidak bisa pas 1000 ekor. Biasanya
ada lebihnya. Tapi tidak masalah tetap kita anggap 1000 ekor saja.
Kolam yang dibuat hanya satu buah kolam saja. Ukurannya 2 meter x 3
meter x 1 meter. Bahan untuk membuat kolam adalah terpal dengan
kualitas menengah.
Padat tebarnya berarti 167 ekor per meter kubiknya. Padat tebar ini
masih standard karena ukuran padat tebar untuk per meter kubik
adalah 100 – 200 ekor.
Benih yang ditebar berukuran 4 -7 dengan berat rata – rata 1,9 – 2
gram per ekornya. Harganya berkisar antara 100 – 200 rupiah per
ekornya.
Jangka waktu pemeliharaan 2,5 – 3 bulan.
Ada beberapa poin yang perlu kita perhatikan dalam menganalisa sebuah
rencana usaha.
Investasi awal
Investasi awal untuk budidaya lele ini adalah kolam terpal saja. Tapi kalau
dirasa perlu membeli alat lain seperti selang dan aerator silahkan
ditambahkan saja.
Keterangan Biaya Rp
Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memproduksi lele untuk
selama satu periode pemeliharaan.
Biaya ini meliputi pembelian bibit ikan lele, pakan, listrik, air, obat dan
vitamin.
Total 1226000
Keterangan:
Untuk jumlah pakan, sudah saya singgung pada bagian awal artikel ini.
Yaitu untuk fcr 0,9 jumlah pakan yang dibutuhkan 90 kg.
Ini jumlah pakan yang mepet. Kalau misal ada meleset dari perkiraan bisa
terjadi kekurangan pakan. Jadi, memang sesekali perlu diberi pakan
alternatif.
Untuk air, ada daerah atau wilayah untuk kebutuhan air harus beli. Kalau
misalkan air di daerah setempat bisa gratis, bagian ini bisa dihilangkan.
Jumlah volume air yang digunakan adalah 2 meter x 3 meter x 0,8 meter =
4,8 meter kubik.
Harga air per kubiknya sekitar 5 ribu rupiah. Tinggal dikalikan saja biaya
airnya adalah 5 ribu x 19,2 = 96000
Sesuai asumsi di awal, per kg isi 10 ekor lele. Jadi bobot panen lele
sebanyak 80 kg.
Harga jual lele per kg nya adalah 18.000. Diambil oleh pengepul. Kalau
bisa jual sendiri ke pelanggan, harga bisa lebih tinggi.
Cukup logis karena kalau dilihat dari modal yang kita gunakan, keuntungan
tersebut jumlahnya 17% dari modal.
Kalau mau jumlah keuntungan yang lebih besar, bisa menambah jumlah
lele yang dipelihara atau jual pecel lelenya.
Kalau pakan beli dalam satuan karung, biasanya harga per kg nya tidak
dihargai dengan harga ecer.
Tapi satu hal yang menjadi pertimbangan adalah jumlah kolam semakin
banyak dan pasti lahannya juga lebih luas.
Karena tidak semua orang punya lahan, nanti ini perlu dimasukkan dalam
perhitungan. Seandainya tanah atau lahan harus sewa.
Selanjutnya kita akan lihat apakah teknologi budidaya lele terbaru, yaitu
kolam bioflok, bisa lebih meningkatkan pendapatan?
Referensi
[1] Presentasi Tri Rahmawati S.Pi. Teknik Budidaya (Pembesaran) Ikan
Lele di Kolam Terpal. KAMIS, 24 NOVEMBER 2011; UBB-BALUNIJUK.
Sangat menggiurkan!
Belum lagi ditambah fakta bahwa ikan lele merupakan salah satu jenis ikan paling
banyak dikonsumsi masyarakat.
Tak heran jika banyak orang yang kemudian tertarik menjalankan usaha budidaya
ikan lele.
Kendati keuntungan ternak lele 1000 ekor sangat menggoda, pada kenyataannya,
untuk menjalankan usaha ini diperlukan langkah tepat.
Mulai dari pemilihan jenis kolam, pengaturan air dan suhu, pemilihan jenis pakan,
hingga cara pembesaran.
Selain itu, pemilihan bibit ikan lele pun sangat memengaruhi keuntungan ternak
lele 1000 ekor.
Jika Anda menggunakan bibit ikan lele berkualitas biasa, risiko kegagalan lebih
besar.
Memang harga bibit lele kualitas unggulan lebih mahal, tetapi potensi keuntungan
ternak lele 1000 ekor yang akan Anda dapatkan lebih besar, mengingat jumlah lele
yang gagal panen sangat kecil.
Bagi Anda yang tertarik untuk menekuni bisnis ini, pastikan untuk melakukan
analisa perhitungan keuntungan budidaya ikan lele lebih dulu.
Terdapat beberapa kesamaan, yakni biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian
bibit, pakan, vitamin, dan pembuatan kolam.
Agar lebih jelas, simak kalkulasi cara menghitung keuntungan ternak lele per 1000
ekor berikut ini.
Vitamin : Rp100.0
Jika ikan yang berhasil dipanen mencapai 90 persen, yakni 900 ekor dengan berat
setiap ekor 250 gram, maka setiap ikan lele yang dapat dijual mencapai 225
kilogram. Harga setiap kilogram ikan lele Rp18.000,00.
Jika belum memiliki kolam terpal, Anda bisa cek harga kolam terpal selengkapnya
di halaman tentang harga kolam terpal fullset dengan rangka.
Sementara bagi Anda yang telah memiliki kolam ikan lele, maka keuntungan
ternak lele 1000 ekor yang didapat pun semakin besar.
Bayangkan, berapa banyak keuntungan yang Anda dapatkan jika memiliki kolam
ikan lele 1000 ekor sebanyak 5 buah?
Jika satu kolam ikan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp3.350.000,00,
maka 5 kolam ikan lele menghasilkan keuntungan hingga Rp16.750.000,00.
Semakin banyak kolam ikan lele yang Anda miliki, semakin besar keuntungan
yang Anda raih.
Jika Anda memiliki 10 kolam ikan lele, maka potensi keuntungan dari ternak lele
Anda mencapai Rp33.500.000,00.
Hanya dengan menjalankan usaha ternak lele saja, Anda dapat menghasilkan uang
hingga puluhan juta rupiah, tanpa perlu menghabiskan waktu seharian di kantor
dan merasakan macet selama perjalanan.
Jika Anda berminat untuk menjalankan usaha budidaya ikan lele, Anda sangat
direkomendasikan untuk membaca artikel tentang Omset Milyaran hanya
dengan budidaya lele.
Karena dalam artikel tersebut di ulas secara detail bagaimana cara budidaya lele
yang baik dan benar, mulai dari persiapan sampai dengan panen.
Demikianlah informasi mengenai potensi keuntungan ternak lele 1000 ekor yang
dapat Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan dan motivasi bisnis.
Apakah anda penggemar pecel lele? Makanan yang disukai banyak kalangan itu
memang sangat unik. Cita rasa ikan lele yang khas dipadu dengan sambal terasi dan
lalap. Sungguh menggugah selera. Kios-kios tenda pun ada dimana-mana dengan
menu yang rata-rata hampir sama, yaitu Pecel Lele. Kebutuhan dan permintaan
terhadap ikan lele pun semakin tinggi.
Kemudian, ternyata ini dapat menjadi peluang manis buat Anda yang berminat
terjun dan menggeluti usaha budidaya lele. Tapi sebelum Anda memulai
usahabudidaya lele, ada baiknya Anda menyimak beberapa panduan berikut:
Setidaknya terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi
dan sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan di Indonesia.
Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe
kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik
pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
REPORT THIS AD
Bentuk dan ukuran kolam bervariasi tergantung selera pemilik dan lokasinya.
Perlu diingat ukuran kolam jangan terlalu besar sehingga menyulitkan
pemeliharaan kolam.
Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen
Pada awal pemeliharaan, minggu ke-1 sampai minggu ke-6 atau pada saat umur
anak lele 7-9 minggu, air kolam harus jernih.
Pada minggu ke-10, kekeruhan air kolam dalam batas-batas tertentu masih
diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang
dalam air
Syarat indukan jantan:
Kepala indukan jantan lebih kecil dari indukan ikan lele betina.
Warna kulit dada indukan jantan agak tua bila dibanding indukan betina.
Kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang
anus, dan warna kemerahan.
Gerakan indukan jantan lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng
Perut indukan jantan lebih langsing dan kenyal bila dibanding indukan ikan lele
betina.
Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan lele jantan akan mengeluarkan
cairan putih kental (spermatozoa+mani).
Kulit jantan lebih halus dibanding betina.
Syarat indukan betina
Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
Warna kulit dada agak terang.
Kelamin berbentuk oval atau bulat daun, berwarna kemerahan, lubangnya agak
lebar, letaknya di belakang anus.
Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
Perutnya lebih gembung dan lunak.
Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan betina akan mengeluarkan
cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
Syarat umum indukan lele yang baik
Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya
terbiasa hidup di kolam.
Beratnya berkisar antara 100-200 gram dan panjang 20-50 cm, tergantung
tingkat kesuburan badan
Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan gerakannya
lincah.
Umur indukan jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina satu tahun.
Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa
memijah lebih dari 15 kali dengan syarat makanannya harus mengandung cukup
protein.
Indukan lele siap memijah jika mulai berpasang-pasangan dan berkejar-kejaran.
Segera tangkap indukan tersebut dan tempatkan dalam kolam tersendiri untuk
dipijahkan.
Perawatan indukan dan anakan lele:
Selama masa pemijahan dan masa perawatan, indukan lele diberi makanan yang
berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat (belatung),
rayap atau makanan buatan (pelet). Indukan yang memijah membutuhkan pelet
dengan kadar protein yang relatif tinggi yaitu kurang lebih 60%. Cacing sutra
kurang baik untuk makanan indukan lele karena kandungan lemaknya tinggi.
Hentikan pemberian cacing sutra seminggu menjelang perkawinan atau
pemijahan.
Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total
ikan.
Setelah anakan atau benih berumur seminggu, indukan betina dipisahkan.
Biarkan indukan jantan menjaga anak-anaknya. Indukan jantan baru bisa
dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur dua minggu.
Pisahkan indukan yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera
diobati.
Atur aliran air bersih yang masuk 5-6 liter/menit.
PEMBUDIDAYAAN
Membudidayakan ikan lele terbilang sangat mudah dan murah jika melihat syarat
hidupnya. Berikut ini adalah syarat hidup ikan lele di kolam dan keramba.
Selain makanan alami, lele perlu mendapat makanan tambahan. Lele yang dipelihara
di kecomberan dapat diberikan makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan dari
rumah tangga, daun kubis, tulang ikan dan tulang ayam yang dihancurkan, usus
ayam, dan bangkai.
Selain makanan sisa, makanan tambahan bisa berupa campuran dedak dan ikan
rucah dengan perbandingan 9:1 atau campuran bekatul, jagung dan bekicot dengan
perbandingan 2:1:1. Jika cukup modal, lele bisa diberikan makanan tambahan pelet.
Pemberian pakan
1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning
telur yang dibawa sejak menetas.
2. Hari keempat sampai minggu kedua, benih lele diberi makan zooplankton yaitu
Daphnia dan Artemia yang mengandung protein 60%. Makanan tersebut
diberikan dalam jumlah 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam empat kali
pemberian. Makanan ditebar di sekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari
sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan
dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari
tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian
zooplankton. Makanan yang berupa tepung dapat terbuat dari campuran kuning
telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum.
3. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
4. Minggu keempat dan kelima benih lele diberi pakan sebanyak 32% x biomassa
setiap hari.
5. Minggu kelima benih lele diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
6. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.
Pelet
Bahan makanan pelet buatan antara lain tepung ikan (27%), bungkil kacang kedele
(20%), tepung terigu (10,5%), bungkil kacang tanah (18%), tepung kacang hijau
(9%), tepung darah (5%), dedak (9%), vitamin (1%), mineral (0,5%).
Bahan-bahan itu dihaluskan untuk kemudian dicampur menjadi adonan seperti
pasta. Adonan kemudian dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari
10%.
Lemak bisa ditambahkan dengan dilumurkan pada pelet sebelum diberikan pada
lele. Lumuran minyak juga berfungsi memperlambat pelet tenggelam.
Pellet mulai diperkenalkan pada ikan lele saat umur enam minggu dan diberikan
pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
Pada minggu ketujuh dan seterusnya lele sudah dapat langsung diberi makanan yang
berbentuk pelet.
Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat
mengurangi nafsu makan lele.
Pencegahan penyakit
Untuk mencegah terkena penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan lele yang
berumur dua minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200
ppm selama 10-15 menit. Setelah itu lele akan kebal selama enam bulan.
Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam
larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
PANEN
Lele sudah bisa dipanen setelah berumur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki
tetap saja bisa dipanen sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele yang siap dipanen
sekitar 200 gram per ekor.
Lele dumbo bisa dipanen setelah berumur 3-4 bulan yang beratnya sudah
mencapai 200-300 gram per ekor. Bila dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele dumbo akan
mencapai berat 1-2 kg per ekor dengan panjang 60-70 cm.
Pemanenan sebaiknya pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
Bila ingin dipanen seluruh lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum ikan
ditangkap menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau dengan jaring.
Bila lele ingin dipancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
Bila menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan
pakan sehingga lele mudah ditangkap.
Setelah dipanen, biarkan selama 1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi
makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
Lele ditimbang dalam waktu singkat dan cukup sekali.
Pembersihan kolam selesai panen
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1. Dinding kolam disiram dengan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 kolam
sampai rata.
2. Lalu kolam disiram dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat
kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dibiarkan kering terkena sinar langsung agar
penyakit yang ada di kolam terbunuh.
Sebagai gambaran dan bahan pertimbangan Anda, berikut analisa perhitungan
usaha budidaya ikan lele dumbo.
INVESTASI
1. Kolam terpal 10 unit @500.000 = Rp 5.000.000
2. Peralatan 1 paket Rp 100.000
Jumlah Rp 5.100.000
MODAL KERJA
1. Benih 18.000 ekor @250 = Rp 4.500.000
2. Pakan 1800 kg @6.000 = Rp 10.800.000
3. Tenaga kerja 2 Orang @1.000.000 = Rp 2.000.000
4. Persiapan kolam 10 Paket @50.000 = Rp 500.000
Jumlah 17.800.000
JUMLAH MODAL
1. Investasi Rp 5.100.000
2. Modal kerja Rp 17.800.000
Jumlah Rp 22.900.000
RUGI-LABA
1. Hasil produksi 1800 kg @ 11.000 = Rp 19.800.000
2. Biaya operasional
a Modal kerja Rp 17.800.000
b Penyusutan Rp 1.020.000
Jumlah Rp 18.820.000
Keuntungan Rp 980.000
Per tahun Rp 3.920.000
Keterangan
1 siklus : 2 (dua) bulan
1 tahun : 4 (empat) siklus
I unit : 12 m2
FCR : 1
SR : 80%
Kepadatan : 150 ekor/m2
Ukuran benih : 8-10 cm/ekor
Tenaga kerja : 1 (satu) orang x 2 bulan x Rp. 1.000.000
Peralatan : seser, timbangan, ember
R/C ratio =penerimaan total / biaya total :
Rp. 9.800.000 /Rp. 17.800.000 :
1,11
Artinya , setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan Rp. 1,11
Perlu diketahui bahwa kolam terpal bulat dengan diameter 3 meter dengan tinggi 1
meter, mampu menampung benih ikan lele sebanyak 5.000 ekor.
B. Biaya Produksi Pembesaran Ikan Lele
Biaya ternak lele di kolam terpal pada tabel di atas merupakan biaya yang
dikeluarkan per siklus usaha (masa panen per 2.5 Bulan), jadi dalam satu siklus
dibutuhkan biaya sebesar Rp. 4.500.000
C. Perkiraan Harga Jual Panen Ikan Lele
Dalam panen ikan lele yang sudah kami terapkan ini, kami mendapatkan hasil FCR (Food
Compration Ratio) sebesar 0,8 sehingga menghasilkan ikan lele seberat 7 Kwintal.
Hal ini didapatkan dengan cara perhitungan biaya pakan : (dibagi) hasil panen, atau bisa
digambarkan sebagai berikut :
Biaya pakan (400 Kg : 500Kg) hasil panen = 0,8 FCR
Harga jual rata-rata di tahun 2017 Rp. 17.000 per Kg
Pembelian bahan kolam terpal diameter 3 meter Rp. 2.000.000 (dalam hal ini kami
menyediakannya lengkap)
Harga ini belum termasuk ongkos kirim, ongkos kirim tergantung daerahnya (Berat
kubikasi sekitar 100kg)
Sebagai gambaran saja, ongkos kirim 1 paket kolam sekitar :
Rp. 300.000 – 500.000 (wilayah jawa dan bali)
Rp. 800.000 – 1.000.000 (wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi)
Rp. 1.000.000 – 1.500.000 (wilayah Indonesia Timur)
1. 2. Biaya Produksi
Biaya produksi sekitar 4.500.000 / kolam ikan.
Dengan rincian :
Perkiraan Hasil Panen : 70% x 5000 : 7 = 500 kg x Rp. 7000, = Rp. 3.500.000,-
Pendapatan = Rp. 3.500.000 – 2.939.750 = Rp.560.250,-
BEP = Rp. 2.939.750 : 500 = Rp. 5879.5 Nah, itu analisa usaha secara umum dengan
perhitungan 5000 bibit lele yang di tanam. Sekarang analisa usaha yang bener2 gw alami
dalam arti kata apa adanya saja.. hehehe…
2. Analisa usaha itung2an skala kecil yang aku alami saat ini
Biaya investasi
Diperkirakan panen 1 kolam 150 kg Harga lele /bulan Mei 2008 = Rp. 9.000/kg (harga bisa
berubah sewaktu-waktu) 150 X 9.000 = Rp. 1.350.000