Anda di halaman 1dari 31

28JANUARI

Analisa Budidaya Lele 1000 Ekor Untung Besar


Ayobudidaya.com – Dalam sebuah analisa budidaya lele tentunya para peternak ikan
maupun pembudidaya ingin mendapatkan keuntungan berlipat alias untung besar.
Apalagi bisa menghasilkan keuntungan hingga 200%. Ini sudah barang tentu menjadi
magnet tersendiri untuk bisa menjadi pelaku usaha budidaya ikan lele yang sukses.

Berikut ini adalah analisa usaha bisnis budidaya ternak lele dalam 1000 ekor yang
dilakukan di rumahan. Budidaya ikan lele 1000 ekor bisa dilakukan di rumah baik
menggunakan kolam terpal maupun kolam beton.

Analisa budidaya lele 1000 ekor ini menunjukan bahwa keuntungan bisnis lele masih
menggiurkan dan masih digeluti banyak orang. Termasuk ternak ikan lele di rumahan.
Di Indonesia sendiri ada banyak jenis peternakan atau budidaya yang bisa dilakukan.
Sebagai usaha ternak lele rumahan agar mendapatkan keuntungan besar artinya ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan, coba kita cek penjelasan berikut ini tentang
analisa budidaya lele dan seberapa besar keuntungan yang didapat dalam budidaya ikan
lele di rumah yang dilakukan sendiri sebagai seorang pemula yang baru memulai usaha
ternak ikan lele. Lantas berapa biaya operasional serta keuntungan ternak lele 1000
ekor? Simak ulasan berikut ini :

Baca Juga : Cara Beternak Ikan Lele di Kolam


Terpal

Baca Juga : Cara Beternak Lele dan Prospek


Bisnisnya

Analisa Budidaya Lele 1.000 Ekor


A. Alasan memilih ternak lele sebagai peluang
usaha
Ada banyak alasan kenapa memilih budidaya ikan lele sebagai peluang usaha ternak lele
rumahan yang bisa dilakukan pemula maupun pelaku budidaya ikan lele. Ini dia
beberapa alasan budidaya ikan lele:

1. Ikan lele mudah diternakan


Ikan lele cenderung memiliki penanganan yang mudah. Ikan lele hidup pada kondisi air
keruh sekalipun, selain itu untuk makanan juga bisa diberikan apapun.

2. Ikan lele banyak dikonsumsi


Saat ini banyak peminat ikan lele untuk dikonsumsi. Selain memiliki rasa yang khas,
kandungan protein juga tinggi. Harga yang terjangkau juga menjadikan ikan lele banyak
diburu penikmat ikan.

3. Menjamurnya usaha pecel lele


Dalam memenuhi tempat makan di setiap kota, para penjual pecel lele pun mulai
bermunculan, apalagi di pusat-pusat kota yang masyarakatnya konsumtif, dengan
mudah kita bisa mendapatkan pecel lele untuk bisa disantap.
Peluang usaha pecel lele yang menjamur ini juga seiring dengan peningkatan pelaku
usaha budidaya lele, termasuk dalam tataran kecil usaha budidaya lele di rumahan
dengan kapasitas 1000 ikan lele.

B. Perhitungan Keuntungan Ternak Lele


Biaya pembuatan kolam terpal ikan lele bisa dilihat sebagai berikut :

A.1 Rincian Biaya Ternak Lele


 Biaya pembuatan kolam terpal ikan lele kapasitas 1000 ekor : Rp 500.000

 Harga benih lele @Rp 250 x 1.000 ekor = Rp 250.000

 Harga pakan lele per kg Rp 9.500 x 60 kg = Rp 570.000

 Jadi biaya ternak lele yang telah dikeluarkan sebesar Rp1.170.000

Dalam volume ternak lele 1000 ekor, pakan ikan lele yang dibutuhkan kurang lebih 500
gram pada bulan pertama, dan 1 Kg pada bulan seterusnya. Untuk menghemat pakan
ternak lele kita bisa memberikan pakan alternatif lainnya, seperti dedaunan ataupun
nasi sisa rumah tangga.

A.2 Keuntungan Bisnis Lele


Jadi, hasil panen dari 1.000 ekor, misalkan dari benih awal 100 % yang hidup hanya 80
% maka tersisa benih awal hingga panen sebanyak 800 ekor. Dan jika rata-rata per
ekor lele memiliki berat 250 gram, maka 1 ekor ikan lele per 200 gram x 800 ekor
berjumlah :

Hasil panen

 ± 80% dari benih awal (800 ekor)

 jika rata-rata 1 ekor lele = 200 gram, maka 800 ekor = 160 Kg

 Harga jual lele 2018 Rp 20.000 (*Dijual sendiri tanpa ke tengkulak. Jika dijual ke Tengkulak harga akan
berbeda jauh, bisa diangka 14-16 ribu per kg).

 160 Kg x Rp. 20.000 = Rp. 3.200.000

Perhitungan Keuntungan Ternak Lele sebagai berikut ;

3.200.000 – 1.170.000 = Rp 2.030.000

Keuntungan dalam satu siklus mencapai hampir Rp 2.030.000. Itu dalam 1000 ekor,
ternak lele 1.000 ekor masih dalam skala kecil. Bagaimana jika benih mencapai 5.000
atau 10.000 ekor bahkan 20.000 ekor ikan lele? maka keuntungan yang anda peroleh
akan semakin menjanjikan.

Selain itu keuntungan ternak lele di bulan pertama itu juga tercatat ada biaya
pembuatan kolam terpal. Jika dibulan ke dua hingga ketiga tidak diperlukan, sampai
dibulan berikutnya yang dibutuhkan perawatan, maka keuntungannya juga semakin
besar.

Nah, itu dia analisa budidaya lele yang untungnya berlipat-lipat sangat menggiurkan.
Usaha ternak ikan lele kapasitas 1.000 pun bisa dilakukan di rumah tanpa harus
mempekerjakan karyawan, sehingga biaya karyawan masih bisa diminimalisir.

Kendati demikian dalam hal ini kita harus memiliki pembanding. Namun, berikut ini
artikel terbaru yang saya tulis untuk bisa dipelajari. Ini adalah revisi dari artikel yang
telah saya tulis ini, analisa usaha budidaya lele yang dirincikan lebih spesifikkan.

Ternak lele pemula – Semudah itukah?


Daftar Isi

 Ternak lele pemula – Semudah itukah?


 Berapa modal usaha ternak lele kolam terpal?
 Lele 1000 ekor tidak akan menghasilkan jutaan
 Cara budidaya ikan lele di terpal
 Pembuatan Kolam
 Mempersiapkan kolam
 Penebaran benih lele
 Perawatan lele kolam terpal
 Pemberian pakan ikan lele
 Panen lele
 Analisa usaha lele 1000 ekor
 Investasi awal
 Biaya produksi
 Pendapatan dan keuntungan
 Analisa usaha lele 5000 ekor
 Referensi
Meskipun kelihatannya mudah, tapi ternyata budidaya ikan lele sering tidak
seperti yang diharapkan.

Saya melihat sendiri dari teman – teman dan tetangga, banyak yang
mencoba untuk budidaya ikan lele ini.
Akan tetapi tidak sedikit pula yang berhenti di tengah jalan.

Saya tidak meragukan akan potensi keuntungan yang bisa dihasilkan oleh
ternak lele. Ia bisa memberi pendapatan yang cukup lumayan.

Lumayan tidak harus selalu dalam bentuk keuntungan yang besar dengan
modal yang sedikit. Tapi kebutuhan masyarakat yang tinggi akan ikan juga
termasuk keuntungan dalam bentuk lain.

Sekarang, ikan lele sudah dibutuhkan oleh semua orang setiap harinya.
Tidak hanya warung makan, di pasar – pasar pedagang lele juga lebih
sering sold out daripada daging ayam dan ikan jenis lainnya seperti
gurame, nila, patin dsb.

Ini berarti permintaan lele itu tinggi. Kalau permintaan tinggi, maka
penjualannya juga mudah. Selain itu kalau permintaannya terus tinggi,
harga juga tidak akan jatuh – jatuh amat.

Intinya, untuk peternak lele tidak perlu ragu dan khawatir kalau lelenya
tidak ada yang beli. Pasti terbeli.

Budidaya ikan lele itu sepertinya memang terlihat mudah. Terlihat tinggal
menyediakan kolam (terpal, semen, tanah dst), diberi makan 2 kali sehari,
rajin ganti air, panen dapet jutaan.

Akan tetapi untuk kebanyakan ternak lele pemula dengan jumlah modal
pas pasan, akhirnya mundur di tengah jalan.

Harusnya kalau memang hasilnya bisa jutaan, maka harusnya lebih


semangat untuk maju terus.

Berarti ada sesuatu yang membuat kita sering terlena.

Berapa modal usaha ternak lele kolam


terpal?
Modal awal untuk memulai ternak lele tidak bisa dikatakan sedikit.

Untuk tebar bibit 1000 ekor saja, setidaknya kita masih membutuhkan
modal sebanyak 2 – 3 jutaan.

Nanti kita bisa analisa satu per satu mengenai biaya dari item item yang
diperlukan.

Pada mulanya usaha ternak lele ini terlihat bermodal kecil karena harga
bibitnya yang murah. Untuk bibit ukuran 4 – 6 , harganya antara 100 – 200
rupiah saja.
Kalau 1000 ekor, ini baru 100 – 200 ribu saja. Tapi belum
memperhitungkan harga pakannya.

Pakan ternak untuk ikan harganya tergolong lebih mahal daripada pakan
untuk jenis ternak lainnya.

Hal ini karena ikan membutuhkan pakan dengan kualitas yang sangat
tinggi. Kandungan proteinnya paling tinggi diantara jenis pakan ternak
lainnya.

Tidak hanya itu, serat kasarnya juga paling rendah diantara lainnya.

Untuk bisa menghasilkan pakan dengan kualitas tersebut, dibutuhkan


bahan dengan kualitas yang bagus. Dan, ini konsekuensinya harganya
menjadi lebih tinggi.

Per kg, pakan lele berkisar 10 ribuan per kgnya dengan protein kasar
sekitar 30%.

Lele 1000 ekor tidak akan menghasilkan


jutaan
Banyak artikel yang menyebutkan bahwa hanya dengan ternak lele 1000
ekor bisa menghasilkan keuntungan sampai jutaan.

Bahkan dengan perhitungan paling sederhana pun, tidak akan ketemu


hasil sebanyak itu.

Misalnya seperti ini.

Ok, katakanlah kita budidaya lele sebanyak 1000 ekor. Kita pelihara
selama 2 – 3 bulan.

Seandainya selama itu tingkat kematian sebanyak 10%, maka kita masih
bisa memanen lele sebanyak 900 ekor.

Dengan asumsi permintaan pasar per kg isi 8 – 10, maka bobot panen lele
yang kita dapatkan antara 112 – 90 kg. Kita pakai asumsi yang 90 kg.

Dengan FCR 0,9, artinya untuk menghasilkan bobot lele 1 kg dibutuhkan


pakan sebanyak 0,9 kg. Kalau bobot 90 kg, maka pakannya sebanyak 81
kg.

Setidaknya kita harus beli pakan sebanyak 3 sak dengan bobot per saknya
adalah 30 kg.

Biaya pakannya adalah 10.000 x 30 x 3 = 900.000.


Harga jual lele kalau diambil tengkulak adalah 18.000 per kg nya.
Penerimaan saat panen 90 kg x 18.000 = 1.620.000.

Gambaran paling singkat adalah seperti itu. Itu belum kalau air harus beli,
listrik, vitamin dan lain – lain.

Kemungkinan kita bisa terima bersih sekitar 400 ribu untuk satu periode
panen.

Memang harus lebih sabar. Kalau mau hasil yang lebih besar, jumlah yang
dipelihara harus lebih banyak.

Cara budidaya ikan lele di terpal


Kolam terpal sebenarnya sudah cukup kuno untuk diterapkan di budidaya
ikan lele. Tapi sampai sekarang masih banyak yang menggunakan.

Mungkin karena sangat mudah dan biayanya juga bisa minimal.

Budidaya ikan lele di kolam terpal ini pertama kali diperkenalkan oleh
Bapak Mujarob Bekasi pada tahun 1999.[1]
Untuk memulai usaha ini, maka langkah – langkah yang bisa dilakukan
adalah sebagai berikut.

Pembuatan Kolam
Untuk bisa membuat kolam, maka pertama yang dibutuhkan adalah lahan
dan terpal.

Lahan kalau bisa ada naungannya. Tidak terkena panas dan hujan secara
langsung.

Panas yang menyinari kolam secara langsung akan menyebabkan


perbedaan suhu kolam yang mencolok antara siang dan malam hari.

Ini bisa mempengaruhi kesehatan lele itu sendiri.

Air hujan juga bisa membuat pH air kolam berubah.

Idealnya memang di atas kolam ada bangunan yang bisa menahan sinar
matahari dan hujan ini. Tapi kalau tidak memungkinkan, ya tidak masalah.
Bisa diganti dengan paranet atau semacamnya.

Untuk kapasitas lele 1000 ekor, setidaknya butuh kolam seluas 3 meter x 2
meter. Jika ingin membuat kolam dari terpal biasa, berarti butuh terpal
ukuran 5 x 4 meter.
Ukuran tersebut nantinya terpotong bagian kiri dan kanan masing – masing
1 meter.

Harga terpal ukuran tersebut sekitar 150 – 200 ribu sesuai dengan
kualitasnya. Untuk yang kualitas menengah bisa diperoleh dengan harga
150 rb (secara online).

Selain terpal dibutuhkan juga bambu sebagai penyangga terpal. Kira – kira
kebutuhan bambu ini sebanyak 6 lonjor bambu.

Jadi untuk bambunya kalau beli ya sekitar 90 ribuan.

Mempersiapkan kolam
Sebelum digunakan, kolam sebaiknya dicuci terlebih dahulu. Dicuci dengan
air, sabun dan disikat biar bau dan bahan – bahan kimia saat proses
produksi hilang.

Kalau sudah dicuci, keringkan selama satu hari. Kemudian baru diisi
dengan air.

Air diisi sampai ketinggian 80 cm. Air ini didiamkan terlebih dahulu selama
kurang lebih 1 minggu.

Setelah itu baru memasukkan benih lelenya.

Penebaran benih lele


Bibit harus berkualitas baik. Ciri – ciri bibit berkualitas baik adalah seperti
ini.[2]
 Benih yang baik didapat dari indukan yang unggul karena sifatnya akan
menurun dari sang indukan.
 Sifat benih yang bagus adalah memiliki sifat yang gesit/aktif, ukuran
benih seragam, warna seragam, organ tubuh yang lengkap serta
memiliki panjang tubuh 4 – 7 cm.
Benih yang baru datang harus diadaptasikan dengan kondisi air kolam
terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari supaya bibit tidak stress.

Caranya, benih lele yang masih dalam plastik dicelupkan ke dalam kolam.
Tunggu sampai beberapa saat supaya benih menyesuaikan dengan suhu
air kolam. Kira – kira diperluakan waktu 10 – 15 menit.

Setelah itu biarkan benih lele berenang keluar dengan sendirinya ke kolam
terpal yang kita buat.

Bisa juga adaptasi ini dilakukan dengan cara memasukkan air kolam ke
kantong plastik tempat benih lele sedikit demi sedikit.

Sampai kira – kira air di kantong benih sama dengan air kolam, lepaskan
benih dan biarkan mereka berenang dengan sendirinya menuju tempat
barunya.

Setelah tahap ini maka kita akan masuk ke tahap perawatan.

Perawatan lele kolam terpal


Perawatan dalam budidaya ikan lele di kolam terpal lebih banyak
memperhatikan terhadap kualitas air.

Hal ini karena air adalah media hidup ekan lele. Kalau medianya
kualitasnya jelek maka pertumbuhannya juga terganggu.

Selain itu, kualitas air yang jelek juga menjadi awal munculnya berbagai
penyakit.

Budidaya ikan lele yang dilakukan di kolam terpal, semakin hari kualitas air
pasti akan semakin berkurang.

Berkurangnya kualitas air kolam ini dikarenakan kandungan oksigen


terlarut yang semakin berkurang dan jumlah amoniak yang semakin
meningkat.

Berkurangnya kandungan oksigen karena semakin banyak bahan – bahan


yang terdapat dalam air kolam. Misalnya sisa pakan, kotoran lele itu sendiri
dan ukuran lele yang semakin besar akan membutuhkan oksigen lebih
banyak.

Untuk amoniak berasal dari kotoran ikan lele. Kalau air tidak diganti secara
berkala, kandungan amoniak akan semakin tinggi.

Ini bisa membuat ikan menjadi keracunan dan mati dah…


Maka dari itu, mengganti atau menambah air untuk kolam lele ini wajib.
Berbeda dengan bioflok, yang tidak perlu adanya penggantian air.

Untuk pebahasan mengenai bioflok ada dibagian bawah.

Penggantian dan penambahan air untuk budidaya lele di kolam terpal ini
bisa dilakukan sebagai berikut.

Jika air sudah kotor dan jumlah ikan lele yang menggantung cukup banyak,
segera ganti air.

Kebanyakan, untuk satu bulan pertama dan ke dua, penggantian air cukup
dilakukan 1 kali sebulan.

Kalau bulan ke tiga, penggantian air dilakukan 2 kali dalam sebulan.


Karena pada bulan ke tiga ikan sudah besar, makannya lebih banyak dan
kotorannya juga lebih banyak.

Jadi, kandungan oksigen akan lebih cepat berkurang dan jumlah


amoniaknya akan lebih cepat meningkat.

Cara mengganti air adalah dengan menyedot air pada bagian bawah kolam
supaya endapan bisa terbuang.

Pemberian pakan ikan lele


Pakan lele paling mudah adalah diberikan pakan pelet. Karena yang jual
sudah banyak dan tidak kesulitan untuk menemukannya.

Kalau mau pakan alternatif juga bisa. Misalnya keong, bekicot dan ikan
rucah.

Tapi kemungkinan stoknya juga terbatas dan tidak bisa mengusahaknnya


setiap hari.

Selain itu sebelum diberikan ke ikan lele, sebaiknya pakan alternatif


tersebut direbus terlebih dahulu untuk mencegah penularan penyakit yang
dibawa oleh pakan alternatif tersebut.

Ukuran pelet juga disesuaikan dengan besar kecilnya mulut ikan. Sampai
umur dua minggu, bisa menggunakan pelet 118.

Pelet ukuran 781-2 untuk lele usia sampai 2 bulan. Dan setelah itu, sampai
usia panen bisa menggunakan ukuran pelet 781.

Untuk 781, diameter peletnya sekitar 3 mm.


Harga pelet ini rata – rata sekitar 10 ribuan. Kalau mau harga lebih tinggi,
juga banyak yang menjualnya.

Pakan ini diberikan dua kali sehari masing – masing sebanyak 3 – 5 % dari
biomassa lele yang dipelihara. Biomassa itu jumlah bobot lele yang
dipelihara.

Misalnya kita memasukkan bibit ukuran 4 – 6. Per ekor bobotnya sekitar


1,9 gram. Kalau kita memasukkan benih sebanyak 1000 ekor ke kolam,
maka biomassanya adalah 1,9 gram x 1000 = 1900 gram = 1,9 kg.

Jumlah pemberian pakan kita ambil tengahnya, yaitu 4% saja. Maka jumlah
pakan yang kita berikan adalah 4% x 1900 gram = 760 gram.

Jumlah tersebut diberikan sebanyak dua kali yaitu pagi dan sore. Jadi
sehari kurang lebih butuh pakan sebanyak 1,5 kg lebih sedikit.

Tapi kan, lele setiap hari bobotnya bertambah. Jadi peberiannya juga
semakin hari semakin banyak dong?

Iya betul. Idealnya seperti itu. Setiap hari jumlah pemberian pakan semakin
bertambah. Tapi ini repot.

Penimbangan sampel bisa dilakukan seminggu sekali.

Misalnya, untuk minggu pertama kita masukkan 1000 ikan lele. Kita catat
jumlah ikan yang mati, kalau ada.

Setelah satu minggu, kita ambil beberapa ekor ikan lele. Misalnya 10 ekor.
Kita timbang beratnya. Beratnya sebagai contoh adalah 40 gram dari 10
ekor tersebut.
Misalnya selama seminggu tersebut yang mati sebanyak 20 ekor, berarti
dalam kolam masih ada kurang lebih 980 ekor lele.

Berat biomassa menjadi 40 gram x (980/10) = 3920 gram.

Berart pada minggu ke dua, setiap memberikan pakan jumlahnya adalah


sebanyak:

4% x 3920 gram = 1568 gram = 1,568 kg.

Begitu seterusnya untuk menghitung minggu – minggu berikutnya.

Panen lele
Lele sudah bisa dipanen saat usia 2,5 bulan.

Kemungkinan besar panen akan dilakukan panen sortir kalau tidak


dilakukan sortir sebelumnya.

Karena pasti terdapat pertumbuhan yang tidak seragam dalam satu kolam
lele.

Lele yang tidak lolos sortir bisa dipelihara kembali.

Sehingga, satu siklus budidaya lele ini semua bisa terjual setidaknya butuh
waktu 3 bulan atau bahkan lebih.

Dengan tingkat kelulushidupan sebanyak 90%, setidaknya kita bisa


mendapat panenan lele sebanyak 90 kg. Dengan asumsi size per kg nya
berisi 10 ekor.

Kelulushidupan ini sudah tergolong tinggi. Untuk sebuah analisa kita


sebaiknya menggunakan kelulus hidupan sebanyak 80%.

Analisa usaha lele 1000 ekor


Pada bab ini saya akan merangkum untuk analisa usaha lele per 1000
ekornya.

Supaya lebih mudah untuk di fahami kembali.

Asumsi yang akan saya gunakan adalah:

 Ikan lele yang dipelihara berjumlah 1000 ekor. Ini tentu hanya
perkiraan. Karena jumlah bibit pasti tidak bisa pas 1000 ekor. Biasanya
ada lebihnya. Tapi tidak masalah tetap kita anggap 1000 ekor saja.
 Kolam yang dibuat hanya satu buah kolam saja. Ukurannya 2 meter x 3
meter x 1 meter. Bahan untuk membuat kolam adalah terpal dengan
kualitas menengah.
 Padat tebarnya berarti 167 ekor per meter kubiknya. Padat tebar ini
masih standard karena ukuran padat tebar untuk per meter kubik
adalah 100 – 200 ekor.
 Benih yang ditebar berukuran 4 -7 dengan berat rata – rata 1,9 – 2
gram per ekornya. Harganya berkisar antara 100 – 200 rupiah per
ekornya.
 Jangka waktu pemeliharaan 2,5 – 3 bulan.
Ada beberapa poin yang perlu kita perhatikan dalam menganalisa sebuah
rencana usaha.

Investasi awal
Investasi awal untuk budidaya lele ini adalah kolam terpal saja. Tapi kalau
dirasa perlu membeli alat lain seperti selang dan aerator silahkan
ditambahkan saja.

Poin penting dari investasi adalah pemanfaatannya untuk jangka panjang


karena kolam ini adalah aset kita.

Jadi kalau kemungkinan terburuk terjadi, jangan menyerah. Coba lagi


karena menyerah hanya akan menambah kerugian.

Keterangan Biaya Rp

Kolam terpal ukuran 2 x 3 meter 300000

Total investasi 300000

Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memproduksi lele untuk
selama satu periode pemeliharaan.

Biaya ini meliputi pembelian bibit ikan lele, pakan, listrik, air, obat dan
vitamin.

Keterangan Jumlah Biaya satuan Total

Bibit ikan lele 1000 150 150000

Pakan ikan lele 90 kg 10000/kg 900000


Listrik 30000 30000

Air 19,2 5000/meter kubik 96000

Obat dan Vitamin 50000 50000

Total 1226000

Keterangan:

Untuk jumlah pakan, sudah saya singgung pada bagian awal artikel ini.
Yaitu untuk fcr 0,9 jumlah pakan yang dibutuhkan 90 kg.

Ini jumlah pakan yang mepet. Kalau misal ada meleset dari perkiraan bisa
terjadi kekurangan pakan. Jadi, memang sesekali perlu diberi pakan
alternatif.

Untuk air, ada daerah atau wilayah untuk kebutuhan air harus beli. Kalau
misalkan air di daerah setempat bisa gratis, bagian ini bisa dihilangkan.

Jumlah volume air yang digunakan adalah 2 meter x 3 meter x 0,8 meter =
4,8 meter kubik.

Seandainya selama pemeliharaan (3 bulan) ganti air 4 kali, maka volume


air yang dibutuhkan selama satu periode adalah 4 x 4,8 = 19,2 meter kubik.

Harga air per kubiknya sekitar 5 ribu rupiah. Tinggal dikalikan saja biaya
airnya adalah 5 ribu x 19,2 = 96000

Pendapatan dan keuntungan


Saya anggap kematian sebanyak 20 %. Berarti masih bisa panen lele
sebanyak 800 ekor.

Sesuai asumsi di awal, per kg isi 10 ekor lele. Jadi bobot panen lele
sebanyak 80 kg.

Harga jual lele per kg nya adalah 18.000. Diambil oleh pengepul. Kalau
bisa jual sendiri ke pelanggan, harga bisa lebih tinggi.

Jadi, pendapatan selama 1 periode pemeliharaan adalah:

80 kg x Rp. 18.000/kg = Rp. 1.440.000

Keuntungannya adalah 1.440.000 – 1.226.000 = Rp. 214.000.


Seperti itu kira – kira potensi pendapatan yang kita peroleh dari usaha lele
sebanyak 1000 ekor.

Cukup logis karena kalau dilihat dari modal yang kita gunakan, keuntungan
tersebut jumlahnya 17% dari modal.

Kalau mau jumlah keuntungan yang lebih besar, bisa menambah jumlah
lele yang dipelihara atau jual pecel lelenya.

Kalau jual pecel lelenya keuntungan bisa 50% bahkan 100%.

Kalau pakan beli dalam satuan karung, biasanya harga per kg nya tidak
dihargai dengan harga ecer.

Ini bisa dimaksimalkan untuk menghemat biaya produksi.

Analisa usaha lele 5000 ekor


Kalau dari 1000 ekor lele keuntungan yang diperoleh tidak seberapa, kita
coba bagaimana kalau yang dipelihara sebanyak 5000 ekor.

Secara sederhana hasil dari 1000 ekor di atas kita kalikan 5.

Tapi satu hal yang menjadi pertimbangan adalah jumlah kolam semakin
banyak dan pasti lahannya juga lebih luas.

Karena tidak semua orang punya lahan, nanti ini perlu dimasukkan dalam
perhitungan. Seandainya tanah atau lahan harus sewa.

Selanjutnya kita akan lihat apakah teknologi budidaya lele terbaru, yaitu
kolam bioflok, bisa lebih meningkatkan pendapatan?

Referensi
[1] Presentasi Tri Rahmawati S.Pi. Teknik Budidaya (Pembesaran) Ikan
Lele di Kolam Terpal. KAMIS, 24 NOVEMBER 2011; UBB-BALUNIJUK.

[2] Rusherlistyani , Dwi Sudaryati dan Sucahyo Heriningsih. 2017.


Budidaya Lele Dengan Sistem Kolam Bioflok. LPPM UPN VY.

Keuntungan Ternak Lele 1000 Ekor yang


Menggiurkan
Pernahkah Anda membayangkan berapa banyak keuntungan ternak lele 1000 ekor?

Sangat menggiurkan!

Belum lagi ditambah fakta bahwa ikan lele merupakan salah satu jenis ikan paling
banyak dikonsumsi masyarakat.

Tak heran jika banyak orang yang kemudian tertarik menjalankan usaha budidaya
ikan lele.

Namun, tidak semua pebisnis ternak lele pemula meraup keuntungan.

Bahkan beberapa di antaranya justru merugi.

Ada banyak penyebabnya, salah satunya adalah salah menerapkan strategi.

Kendati keuntungan ternak lele 1000 ekor sangat menggoda, pada kenyataannya,
untuk menjalankan usaha ini diperlukan langkah tepat.

Mulai dari pemilihan jenis kolam, pengaturan air dan suhu, pemilihan jenis pakan,
hingga cara pembesaran.

Selain itu, pemilihan bibit ikan lele pun sangat memengaruhi keuntungan ternak
lele 1000 ekor.
Jika Anda menggunakan bibit ikan lele berkualitas biasa, risiko kegagalan lebih
besar.

Lain halnya, jika Anda memilih bibit lele kualitas unggul.

Memang harga bibit lele kualitas unggulan lebih mahal, tetapi potensi keuntungan
ternak lele 1000 ekor yang akan Anda dapatkan lebih besar, mengingat jumlah lele
yang gagal panen sangat kecil.

Bagi Anda yang tertarik untuk menekuni bisnis ini, pastikan untuk melakukan
analisa perhitungan keuntungan budidaya ikan lele lebih dulu.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi risiko kerugian.


Analisa Ternak Ikan Lele 1000 Ekor
Sebenarnya, analisa ternak lele 1000 ekor tidak berbeda jauh dengan analisa
budidaya ikan nila 1000 ekor.

Terdapat beberapa kesamaan, yakni biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian
bibit, pakan, vitamin, dan pembuatan kolam.

Agar lebih jelas, simak kalkulasi cara menghitung keuntungan ternak lele per 1000
ekor berikut ini.

Pembuatan kolam lele 1000 ekor : Rp1.000

Benih lele unggulan 1000 ekor (@ Rp100) : Rp100.0

Jumlah pakan lele per 1000 ekor (60 kg @ Rp5.000) : Rp300.0

Vitamin : Rp100.0

Biaya lain-lain : Rp 200.0

TOTAL Biaya : Rp1.700

Lantas, berapa keuntungan ternak lele 1000 ekor?

Jika ikan yang berhasil dipanen mencapai 90 persen, yakni 900 ekor dengan berat
setiap ekor 250 gram, maka setiap ikan lele yang dapat dijual mencapai 225
kilogram. Harga setiap kilogram ikan lele Rp18.000,00.

Keuntungan kotor yang Anda dapatkan dapatkan adalah Rp18.000,00 x 225 =


Rp4.050.000,00.

Sementara potensi keuntungan bersih yang Anda dapatkan adalah Rp4.050.000,00


– Rp1.700.000,00 = Rp2.350.000,00.
Kendati Anda harus mengeluarkan biaya pembuatan kolam, tetapi pengeluaran ini
hanya terjadi di awal saja.

Umumnya, masa pakai kolam berkisar antara 5 hingga 6 tahun.

Jika belum memiliki kolam terpal, Anda bisa cek harga kolam terpal selengkapnya
di halaman tentang harga kolam terpal fullset dengan rangka.
Sementara bagi Anda yang telah memiliki kolam ikan lele, maka keuntungan
ternak lele 1000 ekor yang didapat pun semakin besar.

Adapun perhitungan adalah Rp4.050.000,00 – Rp700.000,00 = Rp3.350.000,00.

Bayangkan, berapa banyak keuntungan yang Anda dapatkan jika memiliki kolam
ikan lele 1000 ekor sebanyak 5 buah?
Jika satu kolam ikan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp3.350.000,00,
maka 5 kolam ikan lele menghasilkan keuntungan hingga Rp16.750.000,00.

Semakin banyak kolam ikan lele yang Anda miliki, semakin besar keuntungan
yang Anda raih.

Jika Anda memiliki 10 kolam ikan lele, maka potensi keuntungan dari ternak lele
Anda mencapai Rp33.500.000,00.

Sangat fantastis, bukan?

Hanya dengan menjalankan usaha ternak lele saja, Anda dapat menghasilkan uang
hingga puluhan juta rupiah, tanpa perlu menghabiskan waktu seharian di kantor
dan merasakan macet selama perjalanan.

Jika Anda berminat untuk menjalankan usaha budidaya ikan lele, Anda sangat
direkomendasikan untuk membaca artikel tentang Omset Milyaran hanya
dengan budidaya lele.
Karena dalam artikel tersebut di ulas secara detail bagaimana cara budidaya lele
yang baik dan benar, mulai dari persiapan sampai dengan panen.

Demikianlah informasi mengenai potensi keuntungan ternak lele 1000 ekor yang
dapat Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan dan motivasi bisnis.

Yuk, mulai bisnis ternak lele Anda sekarang juga!

Apakah anda penggemar pecel lele? Makanan yang disukai banyak kalangan itu
memang sangat unik. Cita rasa ikan lele yang khas dipadu dengan sambal terasi dan
lalap. Sungguh menggugah selera. Kios-kios tenda pun ada dimana-mana dengan
menu yang rata-rata hampir sama, yaitu Pecel Lele. Kebutuhan dan permintaan
terhadap ikan lele pun semakin tinggi.

Kemudian, ternyata ini dapat menjadi peluang manis buat Anda yang berminat
terjun dan menggeluti usaha budidaya lele. Tapi sebelum Anda memulai
usahabudidaya lele, ada baiknya Anda menyimak beberapa panduan berikut:

JENIS IKAN LELE

Setidaknya terdapat enam jenis keluarga ikan berkumis ini, sebagian spesies pribumi
dan sebagian lagi spesies asing, yang dapat dikembangkan di Indonesia.

1. Clarias batrachus dikenal sebagai ikan lele (Jawa),


· ikan kalang (Sumatera Barat),
· ikan maut (Sumatera Utara), dan
· ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias teysmani dikenal sebagai lele kembang (Jawa Barat),
· kalang putih (Padang).
3. Clarias melanoderma dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),
· wais (Jawa Tengah),
· wiru (Jawa Barat).
4. Clarias nieuhofi dikenal sebagai ikan lindi (Jawa),
· limbat (Sumatera Barat),
· kaleh (Kalimantan Selatan).
5. Clarias loiacanthus dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat),
· ikan penang (Kalimantan Timur).
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele dumbo atau King Cat Fish, spesies
asing yang berasal Afrika.
Tahap Proses Budidaya

Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe
kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik
pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
REPORT THIS AD

Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.


Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton.
Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan
telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel
telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini
harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai
tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas
dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena
anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan
kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
Persiapan Lahan.

Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :

 Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit


penyakit.
 Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2
untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak
mati oleh pengeringan.
 Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai
racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya
sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2.
Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan
lahan.
 Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan
dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami
lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :

 Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.


 Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat
langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
PEMIJAHAN
Memijahkan ikan lele/mengawinkan lele tidak sulit. Berikut ini syarat indukan dan
perawatan indukan lele agar mau berpijah dan penanganan anakan lele.

 Bentuk dan ukuran kolam bervariasi tergantung selera pemilik dan lokasinya.
Perlu diingat ukuran kolam jangan terlalu besar sehingga menyulitkan
pemeliharaan kolam.
 Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen
 Pada awal pemeliharaan, minggu ke-1 sampai minggu ke-6 atau pada saat umur
anak lele 7-9 minggu, air kolam harus jernih.
 Pada minggu ke-10, kekeruhan air kolam dalam batas-batas tertentu masih
diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang
dalam air
Syarat indukan jantan:
 Kepala indukan jantan lebih kecil dari indukan ikan lele betina.
 Warna kulit dada indukan jantan agak tua bila dibanding indukan betina.
 Kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang
anus, dan warna kemerahan.
 Gerakan indukan jantan lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng
 Perut indukan jantan lebih langsing dan kenyal bila dibanding indukan ikan lele
betina.
 Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan lele jantan akan mengeluarkan
cairan putih kental (spermatozoa+mani).
 Kulit jantan lebih halus dibanding betina.
Syarat indukan betina
 Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
 Warna kulit dada agak terang.
 Kelamin berbentuk oval atau bulat daun, berwarna kemerahan, lubangnya agak
lebar, letaknya di belakang anus.
 Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
 Perutnya lebih gembung dan lunak.
 Bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan betina akan mengeluarkan
cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
Syarat umum indukan lele yang baik
 Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
 Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya
terbiasa hidup di kolam.
 Beratnya berkisar antara 100-200 gram dan panjang 20-50 cm, tergantung
tingkat kesuburan badan
 Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan gerakannya
lincah.
 Umur indukan jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina satu tahun.
 Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa
memijah lebih dari 15 kali dengan syarat makanannya harus mengandung cukup
protein.
 Indukan lele siap memijah jika mulai berpasang-pasangan dan berkejar-kejaran.
Segera tangkap indukan tersebut dan tempatkan dalam kolam tersendiri untuk
dipijahkan.
Perawatan indukan dan anakan lele:
 Selama masa pemijahan dan masa perawatan, indukan lele diberi makanan yang
berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat (belatung),
rayap atau makanan buatan (pelet). Indukan yang memijah membutuhkan pelet
dengan kadar protein yang relatif tinggi yaitu kurang lebih 60%. Cacing sutra
kurang baik untuk makanan indukan lele karena kandungan lemaknya tinggi.
Hentikan pemberian cacing sutra seminggu menjelang perkawinan atau
pemijahan.
 Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total
ikan.
 Setelah anakan atau benih berumur seminggu, indukan betina dipisahkan.
Biarkan indukan jantan menjaga anak-anaknya. Indukan jantan baru bisa
dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur dua minggu.
 Pisahkan indukan yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera
diobati.
 Atur aliran air bersih yang masuk 5-6 liter/menit.
PEMBUDIDAYAAN
Membudidayakan ikan lele terbilang sangat mudah dan murah jika melihat syarat
hidupnya. Berikut ini adalah syarat hidup ikan lele di kolam dan keramba.

Syarat hidup di kolam


1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
berlumpur, subur, dan tidak porous (melalukan air).
2. Lahan ideal untuk budi daya lele adalah sawah, kecomberan, kolam pekarangan,
kolam kebun, dan blumbang.
3. Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang
tingginya maksimal 700 m dpl.
4. Ketinggian tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
5. Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan
sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
6. Lokasi kolam hendaknya di tempat yang teduh tetapi tidak berada di bawah
pohon yang daunnya mudah rontok.
7. Pertumbuhan lele optimal pada suhu 20°C atau antara 25-28°C. Anak lele
tumbuh baik pada kisaran suhu antara 26-30°C dan suhu ideal untuk pemijahan
24-28°C.
8. Lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup,
sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin oksigen.
9. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau
mengandung kadar minyak atau bahan yang dapat mematikan ikan.
10. Perairan ideal untuk lele adalah yang banyak mengandung nutrien dan bahan
makanan alami, dan bukan perairan yang rawan banjir.
11. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan
hidup, seperti enceng gondok.
Syarat hidup di keramba adalah
 Sungai atau saluran irigasi yang tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
 Dekat dengan rumah pemeliharanya.
 Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
 Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah
dipasang.
 Kedalaman air 30-60 cm.
Kolam untuk pendederan
 Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dan tinggi 50 cm.
Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan
tubuh benih lele tidak akan terluka. Permukaan lantai agak miring menuju
pembuangan air. Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai,
dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Di lantai dipasang paralon dengan
diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.
 Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepit dengan dua
bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam. Di antara dua
bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran mess 0,5-
0,7 mm, kemudian dipaku.
 Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untuk
mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipa plastik yang
berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan
dengan suatu pengait sebagai gantungan.
 Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain.
Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur
ketinggian pipa plastik.
 Kolam pendederan yang baru berukuran 100cm x 200cm x 50cm, dengan bentuk
dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.
Pemeliharaan kolam/tambak
1. Kolam diberikan kapur 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit
penyakit.
2. Air dalam kolam/bak dibersihkan satu bulan sekali dengan cara mengganti
semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan dua malam.
3. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan diberikan
kapur sebanyak 200 gram/m2 selama satu minggu.
4. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan
kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
Pemupukan
 Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermanfaat untuk
menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi
benih lele.
 Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-700
gram/m2. Bisa ditambahkan urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium
nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya kolam dibiarkan selama tiga hari.
 Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan biarkan selama
satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang
menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan
alami lele.
 Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
Penjarangan
Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran. Mengapa? Karena ikan lele
tumbuh besar sehingga ratio antara lele dengan volume kolam tidak seimbang.

Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan


 Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
 Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicu mumculnya
kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar).
 Lingkungan kolam tidak sehat karena berlebihan CO2 dan NH3, dan O2 kurang
sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.
Cara penjarangan pada benih ikan lele

 Minggu 1-2, kepadatan tebar 5.000 ekor/m2


 Minggu 3-4, kepadatan tebar 1.125 ekor/m2
 Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
Pakan
Makanan alamiah lele adalah zooplankton, larva, cacing, serangga air, dan
fitoplankton. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein dan kotoran
yang berasal dari kakus.

Selain makanan alami, lele perlu mendapat makanan tambahan. Lele yang dipelihara
di kecomberan dapat diberikan makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan dari
rumah tangga, daun kubis, tulang ikan dan tulang ayam yang dihancurkan, usus
ayam, dan bangkai.

Selain makanan sisa, makanan tambahan bisa berupa campuran dedak dan ikan
rucah dengan perbandingan 9:1 atau campuran bekatul, jagung dan bekicot dengan
perbandingan 2:1:1. Jika cukup modal, lele bisa diberikan makanan tambahan pelet.

Pemberian pakan
1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan dari kantong kuning
telur yang dibawa sejak menetas.
2. Hari keempat sampai minggu kedua, benih lele diberi makan zooplankton yaitu
Daphnia dan Artemia yang mengandung protein 60%. Makanan tersebut
diberikan dalam jumlah 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam empat kali
pemberian. Makanan ditebar di sekitar tempat pemasukan air. Kira-kira 2-3 hari
sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir, benih lele harus dikenalkan
dengan makanan dalam bentuk tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari
tepung tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum pemberian
zooplankton. Makanan yang berupa tepung dapat terbuat dari campuran kuning
telur, tepung udang dan sedikit bubur nestum.
3. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
4. Minggu keempat dan kelima benih lele diberi pakan sebanyak 32% x biomassa
setiap hari.
5. Minggu kelima benih lele diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
6. Minggu ketiga benih lele diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.
7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.
Pelet
Bahan makanan pelet buatan antara lain tepung ikan (27%), bungkil kacang kedele
(20%), tepung terigu (10,5%), bungkil kacang tanah (18%), tepung kacang hijau
(9%), tepung darah (5%), dedak (9%), vitamin (1%), mineral (0,5%).
Bahan-bahan itu dihaluskan untuk kemudian dicampur menjadi adonan seperti
pasta. Adonan kemudian dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari
10%.

Lemak bisa ditambahkan dengan dilumurkan pada pelet sebelum diberikan pada
lele. Lumuran minyak juga berfungsi memperlambat pelet tenggelam.

Pellet mulai diperkenalkan pada ikan lele saat umur enam minggu dan diberikan
pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.

Pada minggu ketujuh dan seterusnya lele sudah dapat langsung diberi makanan yang
berbentuk pelet.

Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat
mengurangi nafsu makan lele.

Pencegahan penyakit
Untuk mencegah terkena penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan lele yang
berumur dua minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200
ppm selama 10-15 menit. Setelah itu lele akan kebal selama enam bulan.

Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam
larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.

PANEN
 Lele sudah bisa dipanen setelah berumur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki
tetap saja bisa dipanen sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele yang siap dipanen
sekitar 200 gram per ekor.
 Lele dumbo bisa dipanen setelah berumur 3-4 bulan yang beratnya sudah
mencapai 200-300 gram per ekor. Bila dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele dumbo akan
mencapai berat 1-2 kg per ekor dengan panjang 60-70 cm.
 Pemanenan sebaiknya pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
 Bila ingin dipanen seluruh lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum ikan
ditangkap menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau dengan jaring.
 Bila lele ingin dipancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
 Bila menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan
pakan sehingga lele mudah ditangkap.
 Setelah dipanen, biarkan selama 1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi
makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
 Lele ditimbang dalam waktu singkat dan cukup sekali.
 Pembersihan kolam selesai panen
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:

1. Dinding kolam disiram dengan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 kolam
sampai rata.
2. Lalu kolam disiram dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat
kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3. Kolam dibilas dengan air bersih dan dibiarkan kering terkena sinar langsung agar
penyakit yang ada di kolam terbunuh.
Sebagai gambaran dan bahan pertimbangan Anda, berikut analisa perhitungan
usaha budidaya ikan lele dumbo.

INVESTASI
1. Kolam terpal 10 unit @500.000 = Rp 5.000.000
2. Peralatan 1 paket Rp 100.000
Jumlah Rp 5.100.000
MODAL KERJA
1. Benih 18.000 ekor @250 = Rp 4.500.000
2. Pakan 1800 kg @6.000 = Rp 10.800.000
3. Tenaga kerja 2 Orang @1.000.000 = Rp 2.000.000
4. Persiapan kolam 10 Paket @50.000 = Rp 500.000
Jumlah 17.800.000
JUMLAH MODAL
1. Investasi Rp 5.100.000
2. Modal kerja Rp 17.800.000
Jumlah Rp 22.900.000
RUGI-LABA
1. Hasil produksi 1800 kg @ 11.000 = Rp 19.800.000
2. Biaya operasional
a Modal kerja Rp 17.800.000
b Penyusutan Rp 1.020.000
Jumlah Rp 18.820.000
Keuntungan Rp 980.000
Per tahun Rp 3.920.000

Keterangan
1 siklus : 2 (dua) bulan
1 tahun : 4 (empat) siklus
I unit : 12 m2
FCR : 1
SR : 80%
Kepadatan : 150 ekor/m2
Ukuran benih : 8-10 cm/ekor
Tenaga kerja : 1 (satu) orang x 2 bulan x Rp. 1.000.000
Peralatan : seser, timbangan, ember
R/C ratio =penerimaan total / biaya total :
Rp. 9.800.000 /Rp. 17.800.000 :
1,11
Artinya , setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan Rp. 1,11

Cash flow =keuntungan + biaya penyusutan :


Rp. 3.920.000 + Rp. 1.020.000 :
Rp. 4.940.000
Payback period = (biaya investasi + biaya variabel) / cash flow (dalam
thn)
(Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) / Rp.4.940.000 :
4,64 tahun
Biaya per kg = total biaya produksi / total panen :
Rp. 18.820.000 / 1800 kg :
Rp. 10.455,55
Rentabilitas ekonomi = keuntungan / (biaya investasi + biaya variabel) x
100% :
Rp. 3.920.000 / (Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) x 100%
17,12 %
Break Event point (BEP) atau titik impas = biayatetap/(1-(biaya
variabel/pendapatan)
Rp. 1.020.000 / (1- (Rp. 17.800.000 / Rp.19.800.000 :
Rp. 1.020.000 / (1-0,89) :
Rp. 1.020.000 / 0,101 :
Rp. 10.098.000
BEP volume = total biaya produksi / harga jual per kg :Rp. 18.820.000 / Rp.
11.000 :
1710,91 kg/thn
Artinya, titik impas usaha dicapai pada hasil ikan minimal 1710.91 kg/thn

BEP harga =total biaya produksi / total produksi :


Rp. 18.820.000 / 1800 :
Rp. 10.455 kg/thn
Artinya, titik impas usaha dicapai pada harga ikan minimal Rp. 10.455/kg

Analisis Biaya dan Keuntungan Ternak Lele


di Kolam Terpal
Posted by konstruksikolamterpal In Blog
Infromasi ini mengenai biaya ternak lele di kolam terpal, serta analisis usaha budidaya ternak
ikan lele, berapakah keuntungan yang bisa didapatkan dan berapa lama bisa kembali modal,
setelah mengeluarkan modal usaha untuk memulai ternak ikan lele yang di mulai dari awal.
Perlu diketahui bahwasanya analisis ini merupakan standart yang kami terapkan pada ternak
lele kami di kolam terpal yang sudah kami buat dan sudah berjalan rutin sehari-hari. Jadi
informasi ini adalah real dari kami sebagai peternak ikan lele, sehingga anda bisa menghitung
dan memperkirakan kerugian serta keuntungan jika memulai usaha ternak lele ini.
walaupun anda pemula dalam usaha ini, anda akan mudah memahami tentang biaya
ternak lele di kolam terpal. Berikut detail analisis yang kami buat :
NB : Perhitungan ini berdasarkan kolam terpal yang kami buat dengan diameter 3
meter.
A. Pembuatan Kolam Terpal Bulat

Keterangan Jumlah Harga Satuan


Pembuatan Kolam Diameter 3 Meter 1 2.000.000

Perlu diketahui bahwa kolam terpal bulat dengan diameter 3 meter dengan tinggi 1
meter, mampu menampung benih ikan lele sebanyak 5.000 ekor.
B. Biaya Produksi Pembesaran Ikan Lele

Keterangan Jumlah Harga Satuan

Pembelian Benih Ikan Lele 5.000 Benih 100/ekor

Pemberian Pakan Ikan Lele 3 Bulan 400 Kg 9.500/Kg

Obat-obatan Ikan Lele – –

Total Biaya Produksi

Biaya ternak lele di kolam terpal pada tabel di atas merupakan biaya yang
dikeluarkan per siklus usaha (masa panen per 2.5 Bulan), jadi dalam satu siklus
dibutuhkan biaya sebesar Rp. 4.500.000
C. Perkiraan Harga Jual Panen Ikan Lele

Dalam panen ikan lele yang sudah kami terapkan ini, kami mendapatkan hasil FCR (Food
Compration Ratio) sebesar 0,8 sehingga menghasilkan ikan lele seberat 7 Kwintal.
Hal ini didapatkan dengan cara perhitungan biaya pakan : (dibagi) hasil panen, atau bisa
digambarkan sebagai berikut :
 Biaya pakan (400 Kg : 500Kg) hasil panen = 0,8 FCR
 Harga jual rata-rata di tahun 2017 Rp. 17.000 per Kg

Keterangan Jumlah Harga Satuan Total Pendapatan

Hasil Panen 500 Kg 17.000 / Kg 8.500.000

D. Keuntungan Usaha Ternak Lele di Kolam Terpal Bulat

Untuk menghitung keuntungan usaha ternak lele, kami menggunakan rumus :


 Hasil Panen – (dikurangi) Biaya produksi
Maka dihasilkan keuntungan sebagai berikut :
 8.500.000 – 4.500.000 = 4.000.000
Jadi, dalam usaha ternak ikan lele di kolam terpal bulat ini didapatkan keuntungan
sebesar Rp. 4.000.000 dalam sekali siklus.
E. BEP (Break Event Point) / Kapankah Balik Modalnya?
Jika dilihat dari analisis di atas, maka untuk balik modal maka akan terpenuhi dalam dua kali
siklus yaitu antara 5 bulan.
Ini adalah hitungan per 1 kolam produksi, bagaimana jika anda memiliki 10-20 kolam ikan
lele? Maka tentu keuntungan anda akan berlipat-lipat.

Bagaimana Langkah Memulai Usaha Budidaya Ini :


Kami sebagai pelaku usaha budidaya ikan lele akan menerangkan tahapannya, sebagai
berikut :

1. 1 Persiapkan modal awal


Modal yang diperlukan adalah untuk :

 Pembelian bahan kolam terpal diameter 3 meter Rp. 2.000.000 (dalam hal ini kami
menyediakannya lengkap)
 Harga ini belum termasuk ongkos kirim, ongkos kirim tergantung daerahnya (Berat
kubikasi sekitar 100kg)
 Sebagai gambaran saja, ongkos kirim 1 paket kolam sekitar :
 Rp. 300.000 – 500.000 (wilayah jawa dan bali)
 Rp. 800.000 – 1.000.000 (wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi)
 Rp. 1.000.000 – 1.500.000 (wilayah Indonesia Timur)
1. 2. Biaya Produksi
Biaya produksi sekitar 4.500.000 / kolam ikan.

Dengan rincian :

 Benih ikan 5.000 ekor, harga Rp. 500.000 (blm ongkir)


 Pakan, harga Rp. 9.500/kg (kami sarankan untuk pakan anda bisa mencari di daerah anda
sendiri)
 Obat-obatan sekitar Rp. 200.000 (blm ongkir)
Jadi berapa biaya yang perlu disediakan untuk
memulai usaha ini?
Jadi untuk memulai usaha ini (pemula) maka anda cukup sediakan modal sekitar :

 Rp. 6.500.000 (untuk pembelian kolam dan biaya produksi)


 Rp. 500.000 – 1.500.000 (untuk biaya pengiriman bahan2 yang anda butuhkan)
 Total biaya sekitar kurang lebih Rp. 8.000.000

Analisa Usaha Budidaya Lele

A. Biaya Investasi 1. 3 buah terpal ukuran 2 x 3: @Rp. 150.000,- = Rp. 450.000,- 2.


Selang 15 meter @Rp.2.500,- = Rp. 37.500,- 3. Ember karet 2 buah
@Rp.10.000,- = Rp. 20.000,- 4. Gayung 1 buah @Rp. 5000,-
= Rp. 5.000,- 5. Lamit 1 buah @Rp.15.000,-
= Rp. 15.000,- Jumlah = Rp. 527.500,-
B. Biaya Produksi 1. Bibit lele 5000 ekor @Rp.300,- = Rp.1.500.000,- 2. Pakan
selama 3 bulan = Rp. 337.000,- 3. Obat-obatan selama 3
bulan = Rp. 50.000,- 4. Tenaga Kerja =
Rp. 900.000,- 6. Biaya Penyusutan/ periode = Rp. 527.500 : 10

= Rp. 52.750,- 5. Biaya lain-lain = Rp. 100.000,-


Jumlah = Rp. 2.939.750,-

Perkiraan Hasil Panen : 70% x 5000 : 7 = 500 kg x Rp. 7000, = Rp. 3.500.000,-
Pendapatan = Rp. 3.500.000 – 2.939.750 = Rp.560.250,-

BEP = Rp. 2.939.750 : 500 = Rp. 5879.5 Nah, itu analisa usaha secara umum dengan
perhitungan 5000 bibit lele yang di tanam. Sekarang analisa usaha yang bener2 gw alami
dalam arti kata apa adanya saja.. hehehe…

2. Analisa usaha itung2an skala kecil yang aku alami saat ini

Biaya investasi

1. Lahan Tanah (saya tanggung) Rp. 0,- 2. 2 buah terpal ukuran 2 x 3:


@Rp. 150.000,- Rp. 300.000,- 3. Bambu (saya tanggung) Rp.
0,- 4. Paku 1 kg Rp. 8.000, 5. Tukang (saya
sendiri) Rp. 0,-
Jumlah Rp. 308.000,-

Biaya Produksi 1. Bibit/benih 1000 ekor @Rp.300,- Rp. 300.000,- 2. Pakan :


Pakan bulan pertama 5kg @Rp. 10.000,- Rp. 50.000, Pakan
selanjutnya 1Bal @Rp. 180.000,- Rp. 180.000,- Biaya obat/lain-
lain Rp. 50.000,-
Jumlah Rp. 580.000,-

Jumlah modal awal = Rp. 888.000

Diperkirakan panen 1 kolam 150 kg Harga lele /bulan Mei 2008 = Rp. 9.000/kg (harga bisa
berubah sewaktu-waktu) 150 X 9.000 = Rp. 1.350.000

Pemasukan/panen = Rp. 1.350.000

Keuntungan/panen = Rp. 1.350.000 – Rp. 888.000 = Rp. 462.000,-

Anda mungkin juga menyukai