Anda di halaman 1dari 27

UK. Q.88NZR00.023.

BADAN WAKAF INDONESIA


MENYUSUN RENCANA KEGIATAN & ANGGARAN
PROGRAM PENGELOLAAN & PENGEMBANGAN
HARTA BENDA WAKAF
PENDAHULUAN
• Rencana kerja dan anggaran lembaga nazhir berperan penting sebagai
"kompas/penunjuk" bagi keberhasilan pengelolaan dan pengembangan
Aset Wakaf.
• Wakaf dapat dikelola secara optimal apabila nazhir mempunyai
perencanaan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf.
• Nazhir harus mampu menyusun rencana kegiatan dan anggaran program
pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf secara baik
TUJUAN INSTRUKSIONAL

• Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat


menyusun rencana kegiatan dan anggaran program pengelolaan
dan pengembangan Harta Benda Wakaf.
OUTLINE MATERI:
I. Rencana Strategis dan Target Kerja pengelolaan dan pengembangan harta
benda wakaf.
a. Laporan Kinerja
b. Rencana Strategis
c. Target Kerja serta ukuran keberhasilan
II. Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja (RAPB) pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf.
a. Hasil analisis Target kerja dan ukuran keberhasilan.
b. Estimasi kenaikan dan penurunan anggaran biaya.
c. Estimasi nilai setiap sumber pendapatan dan biaya perbulan.
III. Penutup
BAB I
RENCANA STRATEGIS DAN TARGET KERJA
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF
KOMPETENSI: Peserta mampu mengidentifikasi laporan kinerja tahun
sebelumnya, rencana strategis pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf dan mengindentifikasi target kerja dan ukuran keberhasilan.

Materi Pokok
a. Laporan Kinerja
b. Rencana Strategis
c. Target Kerja serta ukuran keberhasilan
LAPORAN KINERJA
Laporan kinerja sangat penting untuk mengevaluasi kinerja pengelolaan dan
pengembangan harta wakaf.
Tanpa laporan, perbaikan tidak dapat dilakukan. Dengan laporan, maka
kelemahan pengelolaan tahun sebelumnya dapat dievaluasi dan dicarikan
solusi ke depan.
Oleh karena itu, untuk membuat rencana strategis ke depan, serta target
kerja dan ukuran keberhasilan, maka laporan kinerja mutlak diperlukan
LAPORAN KINERJA
Laporan kinerja setidaknya mengandung 2 jenis, yaitu :
Laporan kinerja keuangan dan
laporan kinerja operasional.

Laporan kinerja keuangan dapat dianalisa dengan ukuran Rasio Net Income,
Rasio pendapatan operasi, dan pertumbuhan pendapatan.

Laporan kinerja operasional dapat dianalisa dengan ukuran : efisiensi


administrasi, efisiensi program, pertumbuhan program, efisiensi
pengumpulan dana dan ketersediaan kas.
RASIO KEUANGAN LEMBAGA WAKAF
Kategori Rasio Pengukuran Kinerja Formula Penilaian

Apakah aktivitas operasi Perubahan total asset


Rasio net income menghasilkan surplus atau Smkn besar, smkn
defisit Total penerimaan dana baik

Rasio Pendapatan Sebesar apa pendapatan Pendapatan Operasi


Kinerja Operasi dihasilkan dari aktivitas smkn besar semakin
Keuangan utama Total Beban baik

Pertumbuhan Sebesar apa Lembaga Pdptn thn n – Pdptn thn (n-1) Smkn besar semakin
Pendapatan mampu menghasilkan baik
pendapatan dari Pdptn thn (n-1)
aktivitasnya
PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL LEMBAGA WAKAF

Efisiensi Persentase beban yang Beban (biaya) Administrasi /


Administrasi digunakan untuk keperluan Total Beban (biaya ops)
administrasi

Efisiensi Program Persentase beban yang Beban (biaya) Program/


dialokasikan untuk aktivitas Total Beban (biaya)
utama
Pertumbuhan
Kinerja Program Peningkatan aktivitas utama Bbn program thn n – Bbn prg thn (n-1) /
Operasional Bbn program thn (n-1)

Efisiensi Sebesar apa lembaga mampu Pendapatan /


Pengelolaan Dana menghasilkan surplus dari dana Total Dana
yang dikelola

Ketersediaan kas Persentase kas dan setara kas Kas dan setara Kas /
Total Aset
RENCANA STRATEGIS
Rencana strategis sangat diperlukan untuk menetapkan rencana jangka panjang Nazhir
dalam mengelola wakaf.
Rencana strategis yang disusun harus sesuai dengan visi, misi, tujuan Nazhir dalam
mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf
Rencana strategis menjadi acuan dalam menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran
Belanja tahunan yang dibuat oleh Nazhir.
RENCANA STRATEGIS
Beberapa aspek yang harus dimuat dalam rancana strategis adalah:
Bab 1. Pendahuluan
Kondisi Umum,
Potensi dan Permasalahan
Bab 2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi, Misi
Tujuan, Sasaran
Rumusan pengukuran indikator kinerja
Bab 3. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan
Target Kinerja
Kerangka Pendanaan
Bab 4. Penutup
VISI : “Terdepan Dalam Pembangunan Peradaban Indonesia”

MISI

Menjadi Institusi Berkontribusi Peduli


Memperkokoh
Filantropi yang dalam Lingkungan dan
Ekonomi Melalui
Amanah dan Mensejahterakan Mempererat
Wakaf Produktif
Konsisten Masyarakat Ukhuwah
Arah Kebijakan
Lembaga Nazhir

FOKUS Aktifitas

Penghimpunan Edukasi &


HBW Kemitraan

Pengelolaan dan
Pengembangan Aspek Teknologi
HBW

Penyaluran Hasil Aspek Layanan


Berkelanjutan Prima
Pencapaian Kinerja :
Kinerja H B W 1. Penghimpunan Aset Wakaf
2. Pengelolaan dan Pengembangan HBW
3. Penyaluran Hasil Pengelolaan

VISI SOP dan Inovasi :


Proses Layanan Wakif 1. Prosedur Kerja
2. Mekanisme Layanan
3. Inovasi dan Diversifikasi
Strategi
Layanan Paripurna :
Loyalitas Wakif 1, Kenyamanan Wakif
2. Keluhan Wakif
3. Komunikasi Interaktif

Peningkatan Ketrampilan dan


Pengetahuan SDI :
Pertumbuhan SDI Nazhir 1. Kebijakan Rekruitmen Nazhir
2. Pendidikan dan Pelatihan Nazhir
3. Penghargaan dan Sangsi
LANGKAH STRATEGIS LEMBAGA NAZHIR

1. Membangun budaya
bisnis berkelanjutan 2. Memperkuat Proses
melaui Prinsip Layanan melalui
Produktifitas wakaf Service Exelent
berkualitas

3. Membangun tingkat
4. Mengembangkan
kepuasan Wakif melalui
manajemen Nazhir
penciptaan Customer
yang handal
Need
TARGET KERJA SERTA UKURAN KEBERHASILAN
Target kerja didefinisikan sebagai sasaran yang ingin dicapai dari sebuah tujuan yang
telah ada.

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan target kerja, salah satunya adalah
metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-Bound).
SPESIFIC
Ada 4 pertanyaan yang biasanya dilontarkan untuk membuat suatu target
menjadi specific, yaitu: What, Why, Who dan Where.

1.What: target apa yang ingin dicapai?

2.Why: kenapa target kerja ini begitu penting?

3.Who: siapa saja yang akan terlibat untuk mewujudkan target itu?

4.Where: Dimana lokasinya?


MEASURABLE

How How
Many? Much?

Bagaimana saya
tahu itu
tercapai?
ACHIEVABLE
Saat menetapkan tujuan yang ‘Achievable' di tempat kerja, harus dipastikan bahwa:

1. Apakah sumber daya yang cukup, tersedia ?

2. Apakah beban kerja dapat mengakomodasi target yang baru ini?

Jika tidak dapat mengubah sumber daya atau beban kerja, maka perlu mengubah
tujuan ke tingkat yang lebih rendah, atau mengatasi kendala sumber daya, sehingga
tujuan dapat dicapai.
RELEVANT
TIME BOUND
Sangat penting bahwa tujuan memiliki kerangka waktu atau tanggal target.

Komitmen terhadap tenggat waktu membantu tim memfokuskan upaya mereka


menuju penyelesaian tujuan dan mencegah tujuan diambil alih oleh tugas rutin lain
yang tidak terkait yang mungkin muncul.

Tujuan yang dibatasi waktu dimaksudkan untuk membangun rasa urgensi.


BAB II
RENCANA ANGGARAN DAN PENDAPATAN BELANJA (RAPB)
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF

KOMPETENSI: Peserta mampu menyusun Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja


(RAPB) pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dan mempresentasikannya
.

Materi Pokok
• Hasil analisis Target kerja dan ukuran keberhasilan.
• Estimasi kenaikan dan penurunan anggaran biaya.
• Estimasi nilai setiap sumber pendapatan dan biaya perbulan.
Contoh Hasil Analisa Target Program Pengelolaan & Pengembangan HBW

No Target Program Indikator Kinerja Pencapaian Evaluasi


Pengelolaan 2021
1 Pengumpulan wakaf uang Penambahan WU sebesar Rp. Pengumpulan WU :Rp. 1 Biaya kampanye Rp. 10 jt (
sebesar Rp.2,5 M 2,5 M menjadi Rp. 10 M M, total dana Rp. 8,5 M 1%) sangat kurang untuk
kampanye secara masif
2 Pengumpulan Wakaf Terealisasi pesantren senilai Pengumpulan WMU : Rp. Kampanye hanya dalam
melalui uang untuk Rp.500 juta 400 juta waktu 6 bulan, perlu lebih
pesantren Al Qur’an lama
3 Pengelolaan wakaf uang Imbal hasil sebesar Rp.500 Rp. 425 juta Secara prosentase sdh sesuai
secara optimal juta dengan ekspektasi imbal hasil

4 Penyaluran manfaat wakaf Beasiswa 100 yatim dari Tercapai 100 orang @ Pendampingan yatim agar
manfaat WU 300 rb/bulan lebih ditingkatkan
5 Biaya operasional nazhir Rp. 50 juta Rp. 37,5 juta Biaya operasional masih jauh
dari target. Perlu dana infak
untuk mendukung operasional
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Menyusun Rencana
Penerimaan & Anggaran Biaya Program PPHBW :

1. Kinerja periode sebelumnya


2. Estimasi Kenaikan dan Penurunan Anggaran Biaya
3. Estimasi nilai sumber pendapatan dan biaya
Contoh Tabel
Rencana Pendapatan Anggaran Belanja Program

Rencana Kegiatan 2022 Rencana Pendapatan Anggaran Belanja Strategi

1 Pengumpulan Wakaf Uang Pengumpulan Rp.6,5 M shg total Rp. 65 juta (1%) dari Memperbanyak
dana kelolaan Rp. 15 M target pengumpulan kampanye sosmed

2. Pengumpulan Wakaf Melalui Uang Pengumpulan WMU sebesar Rp. Rp. 10 juta Membuat materi
untuk 3 pesantren Tahfidz @ Rp. 500 1,5 M kampanye yg menarik,
juta menggunakan relawan

3 Mengoptimalkan hasil pengelolaan Imbal hasil sebesar Rp. 750 juta - Investasi di Sukuk,
WU (setara 5% dari Rp.15 M dana deposito & mudharabah
kelolaan) muqayadah dg LKS
4 Meningkatkan jumlah & jenis mauquf Beasiswa 100 yatim, 50 usaha Rp. 300 juta beasiswa & Pendampingan intensif
alaih mikro produktif Rp. 500 juta usaha
mikro
Dana nazhir : Rp. 300 juta Biaya operasional : Rp. Infak dari usaha mikro &
5 Meningkatkan penerimaan nazhir Hak nazhir : Rp. 75 juta 20 juta/bulan masyarakat umum
Infak : Rp. 225 juta
LATIHAN SOAL
Kerjakan soal di bawah ini :
1. Sebutkan apa saja dua kinerja yang dijadikan dasar untuk menilai kinerja
tahun sebelumnya?
2. Jelaskan tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan Rencana
Penerimaan Anggaran dan Biaya (RAPB) Program Pengelolaan &
Pengembangan Harta Benda Wakaf?
3. Buatlah tabel Rencana Kegiatan & Anggaran Belanja Program Pengelolaan &
Pengembangan Harta Benda Wakaf!

Anda mungkin juga menyukai