Anda di halaman 1dari 28

Modul 1.

8
Merencanakan Pengelolaan Resiko
Operasional
Tujuan instruksional
Umum

• Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan


dapat merencanakan manajemen risiko operasional
dalam pengelolaan dan pengembangan Harta Benda
Wakaf.

Lemdiklat BWI
Tujuan instruksional
Khusus

• Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat


mengidentifikasi risiko, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko operasional dalam pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf.

• Disamping itu, peserta juga diharapkan dapat keterkaitan risiko


operasional dengan kepatuhan Syariah dalam pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf.

Lemdiklat BWI
Risiko operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan


dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
Lembaga Wakaf (SKKNI no. 218 tahun 2020 tentang
Manajemen Risiko)

Lemdiklat BWI
Risiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah

Risiko Operasional dan Kepatuhan Syariah adalah 2 hal


yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka (Waqf Core
Principle) :
1. Meminimalkan potensi praktik kecurangan (fraud)
2. Mengantisipasi kegagalan sistem, dan
3. Gangguan potensial lainnya.

Lemdiklat BWI
4 (empat) kriteria penting
Merencanakan Risiko
Operasional dan Kepatuhan Syariah

1. Nazhir harus memiliki metodologi yang tepat


untuk mengidentifikasi, mengukur, memitigasi,
dan memantau risiko operasional dan risiko
kepatuhan syariah.
2. Nazhir memiliki proses internal yang sesuai untuk
menutupi potensi penipuan, kegagalan teknis
sistem Teknologi Informasi, dan faktor-faktor lain
yang dapat mengganggu operasional sehari-hari
lembaga wakaf.

Lemdiklat BWI
4 (empat) kriteria penting
Merencanakan Risiko
Operasional dan Kepatuhan Syariah

3. Lembaga wakaf harus dilengkapi dengan struktur


tata kelola yang baik (Good Nazhir Governance)
untuk memastikan adanya tanggung jawab dan
akuntabilitas.
4. Lembaga wakaf harus memiliki unit khusus untuk
menangani risiko operasional dan risiko
kepatuhan syariah.

Lemdiklat BWI
Merencanakan
Risiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah

Untuk meminimalkan masalah salah alokasi atau


fraud, lembaga wakaf dapat menggunakan ukuran
had al-kifayah sebagai kecukupan minimum untuk
kebutuhan hak individu.

Lemdiklat BWI
Urgensi Pengawas Syariah
di Lembaga Wakaf

PBWI no. 2 tahun 2010 pasal 2 ayat 3:


• Nazhir wakaf uang paling kurang memiliki 2 (dua) orang
anggota pelaksana dan 2 (dua) orang anggota pengawas
(pengawas operasional dan pengawas syariah).

Lemdiklat BWI
‘Syariah’ dalam UU No. 41
tahun 2004

Pasal 2:
• Wakaf sah apabila dilaksanakan menurut syariah

Lemdiklat BWI
‘Syariah’ dalam UU No. 41
tahun 2004

Pasal 16 tentang harta benda wakaf:


ayat 2 point e:
• Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan
syariah dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
ayat 3 point g:
• Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan
syariah dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Lemdiklat BWI
‘Syariah’ dalam UU No. 41
tahun 2004

Pasal 22 tentang peruntukan harta benda wakaf:


point e:
• Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak
bertentangan dengan syariah dan peraturan
perundang-undangan

Lemdiklat BWI
‘Syariah’ dalam UU No. 41
tahun 2004
Pasal 41 tentang perubahan status harta benda wakaf:
Ayat 1:
• Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 huruf f
dikecualikan apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan
digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana
umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan Peraturan
Perudang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan
syariah

Lemdiklat BWI
‘Syariah’ dalam UU No. 41
tahun 2004
Pasal 43
Ayat 1:
• Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh
nazir sebagaimana dimaksud dalam pasal 42 dilaksanakan
sesuai dengan prinsip syariah.

Lemdiklat BWI
Pengertian dan
Keanggotaan DPS

• Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang


bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Nazhir
serta mengawasi kegiatan Lembaga Wakaf agar sesuai
dengan Prinsip Syariah
• Tugas, wewenang, tanggung jawab dan hal-hal lain yang
terkait dengan persyaratan DPS harus sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lemdiklat BWI
Tugas DPS
di lembaga Wakaf
1. DPS bertugas dan bertanggungjawab memberikan nasehat
dan saran kepada pimpinan Lembaga wakaf serta mengawasi
penerapan prinsip syariah dalam penghimpunan dana wakaf,
pengelolaan dan penyaluran hasil wakaf, serta kegiatan jasa
lembaga wakaf lainnya.
2. Mengawasi proses pengembangan produk baru lembaga
wakaf (opini DPS).
3. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional (DSN) untuk
produk baru lembaga wakaf yang belum ada fatwanya.

Lemdiklat BWI
Tugas DPS
di lembaga Wakaf
4. Melakukan tinjauan (review) secara berkala terhadap
mekanisme penghimpunan wakaf dan penyaluran hasil wakaf.
5. Meminta data dan informasi (audit) terkait dengan aspek
syariah dari satuan kerja di lembaga wakaf dalam rangka
pelaksanan tugasnya
6. Memberikan opini jika timbul masalah Syariah di lembaga
wakaf yang belum ada Fatwa DSN-nya serta memberikan
nasihat kepada seluruh SDM Nazhir.
7. Melakukan audit Syariah setiap bulan dan melaporkannya
kepada BWI setiap semester.

Lemdiklat BWI
Pengetahuan yang harus
dimiliki DPS

• Memahami Produk/akad di lembaga wakaf


• Memahami teknis dan pelaksanaan audit syariah.
• Memahami Al-Qur’an, Hadist, Bahasa Arab, Ushul Fiqh
dan Fiqh Muamalah.

Lemdiklat BWI
Urgensi Sertifikasi DPS
di Lembaga Wakaf
Setidaknya, ada 6 kompetensi yang harus dimiliki oleh DPS:
1. Menginventarisasi Bahan Pengawasan Syariah sesuai tugasnya.
2. Melakukan pengawasan terhadap akta perjanjian.
3. Melakukan pengawasan terhadap prosedur produk.
4. Melakukan pengawasan terhadap pemasaran produk.
5. Melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan.
6. Menyusun opini syariah.

Lemdiklat BWI
Kelompok Resiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah (Kuncorowati et.al. 2018)
No Daftar Ni-lai Ting- Dampak Mitigasi
Resiko Risi- kat
ko Risi-ko
1 Harta 9 high 1. Pelanggaran 1. Melaksanakan perintah QS. Al
wakaf syariah QS. Al Baqarah: 267
adalah Baqarah: 267 2. Melaksanakan PP No 42 Tahun
harta mengenai anjuran 2006 pasal 22 ayat 3b "Wakif wajib
haram/b bersedekah dengan menjelaskan status kepemilikan dan
erasal harta halal asal usul uang yang diwakafkan".
dari 2. Aset wakaf 3. Membuat SOP penerimaan dana
transaksi tercampur dengan sesuai dengan undang-undang.
tidak harta haram. 4. Membuat disclaimer bahwa nazir
halal 3. Terjadi tidak menerima wakaf uang dari hasil
pelanggaran PP kejahatan dan larangan lain sesuai
No.42 ketentuan syariah

Lemdiklat BWI
Kelompok Resiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah (Kuncorowati et.al. 2018)
No Daftar Resiko Nilai Ting-kat Dampak Mitigasi
Risi- Risiko
ko
2 Harta wakaf 6 Medium 1. Terjadi 1. Mengasuransikan
rusak, pelanggaran asset wakaf.
terbakar, hilang, syariah HR 2. Melakukan ruislah
tergusur, Bukhari No. asset wakaf.
berkurang 2558 mengenai
karena rugi. sifat kekal harta
wakaf.
2. Menurunnya
kepercayaan
wakif.

Lemdiklat BWI
Kelompok Resiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah (Kuncorowati et.al. 2018)
No Daftar Resiko Nilai Ting-kat Dampak Mitigasi
Risi- Risiko
ko
3 Adanya moral 5 Medium 1. Terjadi 1. Memperbaiki pola
hazard oleh pelanggaran syariah screening calon
Nazir/Oknum QS An Nisa: 58 anggota nazir.
Nazir. mengenai 2. Sosialisasi SOP ke
kewajiban anggota nazir.
menunaikan 3. Meminimalkan
amanah. transaksi cash person
2. Menurunnya to person.
kepercayaan wakif.

Lemdiklat BWI
Kelompok Resiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah (Kuncorowati et.al. 2018)

No Daftar Resiko Nilai Ting- Dampak Mitigasi


Risi- kat
ko Risiko
4 Adanya 6 mediu 1. Salah sasaran 1. Melakukan
pemalsuan data m mauquf 'alaih survey atas
mauquf 'alaih 2. Penyaluran surplus mauquf 'alaih
wakaf tidak efektif 2. Melakukan
audit rutin atas
database mauquf
'alaih

Lemdiklat BWI
Kelompok Resiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah (Kuncorowati et.al. 2018)
No Daftar Resiko Nilai Ting-kat Dampak Mitigasi
Risi- Risiko
ko
5 Surplus wakaf 6 Medium 1. Menurunkan 1. Evaluasi SOP
yang diterima kepercayaan wakif penyaluran
tidak disalurkan 2. Mauquf 'alaih tidak 2. Evaluasi
dengan benar bisa memenuhi program
(terlambat, tidak kebutuhan dasar penyaluran dan
sesuai, salah pendidikan dan bisnis proses yang
sasaran, proses kesehatan efektif dan efisien
lama, proses 3. Potensi terjadi fraud 3. Tindakan
sulit, mubazir) 4. Kurang maksimalnya pencegahan dan
manfaat wakaf perbaikan sistem

Lemdiklat BWI
Kelompok Resiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah (Kuncorowati et.al. 2018)
No Daftar Resiko Nilai Ting-kat Dampak Mitigasi
Risi- Risiko
ko
6 Nadzir dan 6 medium 1. Menurunkan 1. Evaluasi SOP
Mauquf 'alaih kepercayaan wakif penyaluran
melakukan 2. Potensi terjadi 2. Evaluasi
manipulasi data. fraud. program
penyaluran dan
bisnis proses yang
efektif dan efisien
3. Tindakan
pencegahan dan
perbaikan system.

Lemdiklat BWI
Kelompok Resiko Operasional dan
Kepatuhan Syariah (Kuncorowati et.al. 2018)

No Daftar Resiko Nilai Ting-kat Dampak Mitigasi


Risi- Risiko
ko
7 Nazir lebih 4 Low Menurunnya 1. Membuat
banyak kepercayaan wakif aturan pembagian
mengalokasikan porsi manfaat
surplus wakaf wakaf (60%
untuk reinvestasi mauquf 'alaih,
daripada 30% Re-investasi
disalurkan ke dan 10% biaya
mauquf 'alaih . operasional).

Lemdiklat BWI
Tugas
1. Jelaskan apa yang disebut dengan risiko operasional dalam
pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf?
2. Jelaskan tujuan pengelolaan risiko operasional dengan
kepatuhan Syariah dalam merencanakan pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf.
3. Buat tabel risiko operasional terkait dengan pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf di Lembaga Anda.

Lemdiklat BWI
Jazakallahu
Daun selasih tumbuh di batu
Terimakasih dan…

Anda mungkin juga menyukai