Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL BANTUAN DANA

BUDIDAYA RUMPUT LAUT


KELOMPOK TANI SAORAJAE DESA MARIO
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka menghadiri era perdagangan bebas, peningkatan persaingan pasar sangat
dibutuhkan guna meningkatkan perekonomian yang lebih seimbang serta peningkatan sumber
daya manusia, seiring dengan itu pula maka dianggap perlunya solusi untuk menempuh
persoalan tersebut. Menanggapi permasalahan tersebut, Kelompok Tani Saeo Rajae bermaksud
menambah perluasan modal untuk lebih meningkatkan produksi sumber daya laut khususnya
hasil di bidang budidaya rumput laut yang berada di perairan Kabupaten Luwu.

B. LATAR BELAKANG

Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para Petani/ Nelayan
dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsure-unsur sub sistem, mulai dari
penyediaan input produksi, budidaya sampai modal usaha dalam pelaksanaannya agar tercipta
pemerataan daya saing yang seimbang dan ideal antara petani / usaha kecil yang pada umumnya
berada dipihak produksi dengan pengusaha besar yang umumnya berada dipihak menguasai
pengolahan secara global.
Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk Usaha
Perikanan Rakyat, dan Perikanan Besar milik Pemerintah serta milik Swasta Nasional atau Asing
kemudian menginginkan perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara
lain pengelolaannya secara tradisional. Produktivitas menghadapi kompetesi pasar dilain pihak
perikanan bebas yang memiliki teknologi skala. Usaha yang besar, mengelola usahanya secara
modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk
menghadapi persaingan pasar kelemahan dari Pengusaha Perikanan Kecil, dan kekuatan dari
Pengusahanya Perikanan Besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan social
karena dalam perkembangannya saling berkepentingan diantara kedua pihak. Kesenjangan yang
bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan bantuan social sebagai bentuk peduli
Pemerintah kepada Pengusaha kecil di bidang produksi perikanan dan kelautan.
Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan diyakini memiliki potensi
rumput laut yang sangat tinggi. Sampai saat ini, daerah yang mengandung rumput laut di
perairan Kabupaten Luwu. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar,
Jelly Food, Permen, Manisan dan campuran makanan seperti Burger, Bakso, Sup, Es Buah, dan

lain-lain. Rumput laut juga merupakan bahan baku Industry Kosmetik, Farmasi, Tekstil, Kertas,
dan lain-lain.
Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang
pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Pabrikan dan eksportir untuk memperoleh
bahan baku rumput laut kering.
Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor, merupakan sumber devisa bagi Negara
dan budidaya merupakan sumber pendapatan Petani/Nelayan dapat menyerap tenaga kerja serta
mampu memanfaatnkan perairan yang sangat potensial. maka pengembangan rumput laut di
Dusun Sao Rajae Desa Mario Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dapat dilakukan secara luas
oleh para Petani/Nelayan.
Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan
benih, teknis budaya, pengolaan pasca panen, dan pemasarannya, maka untuk pengmbangan
usaha budidaya rumput laut ini para Petani/Nelayan perlu melakukannya dengan dibekali
pelatihan yang menjadi program utama oleh Kelompok Tani Sao Rajae. Untuk pengembangan
budidaya rumput laut ini, disiapkan biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja. Sebagai acuan
di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan yang di harapakan
mendapat solusi berupa perhatian beserta bantuan dari Pemerintah Kabupaten Luwu.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


a.

Maksud

o Permohonan bantuan dana untuk budidaya rumput laut


o Kami berinisiatif menjadi penyedia bahan baku di Kabupaten Luwu.
b. Tujuan
o Meningkatkan produktivitas dan kualitas rumput laut
o Meningkatkan daya saing budidaya rumput laut dalam pengolaan dan pemasaran
Global
o Menguatkan kapasitas dan eksistensi pengolaan rumput laut
o Membantu pemerintah dalam penanganan kebutuhan lapangan kerja.
D. VISI DAN MISI
a.

Visi
o Menciptakan lapangan kerja sebagai produk budidaya rumput laut yang berindentasi
dalam pemberdayaan masyarakat dalam melayani kebutuhan pasar.

b. Misi
o Meberdayakan masyarakat Kabupaten Luwu dalam menyediakan kebutuhan pasar.
o Membantu mengurangi krisis lapangan keja.
E. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN ANCAMAN
a.

Kekuatan
o Harga terjangkau

o Kualitas terjamin
o Kebersihan rumput laut terjamin
b. Kelemahan
o Manajemen tradisional
o Sarana dan prasarana yang sederhana
o Sumber daya manusia yang masih rendah pendidikan
o Pemasaran yang masih terbatas
c.

Peluang

o Pemasaran yang masih luas


o Bahan baku yang mudah didapat
o Biaya pereduksi terjangkau.
d. Ancaman
o unculnya pesaing baru.
F. STRUKTUR PENGURUS
Struktur pengurus terlampir.
G. ESTIMASI ANGGARAN
a. Aspek Keuangan Kebutuhan Pengolaan
Kebutuhan biayan pengolaan terdiri atas biaya investsi dan biaya tenaga kerja. Biaya
investasi adalah biaya yang diperlukan untuk mengadakan sarana produksi terdiri atas pengadaan
kayu sebagai jangkar, tali nilon, tali troll, tali bentang, tali jangkar, jangkar, bibit, tempat
penjemuran, mesin ketingting, dan perahu ketinting. Sedangkan biaya tenaga kerja adalah biaya

yang di perlukan untuk pengolaan bahan seperti perakitan bahan, pengikatan bibit, pemasangan
benang pada bentang, pembuatan jemuran, pembuatan perahu, dan pasca panen
b. Rincian Biaya Pengolaan
o Ukuran tali pondasi yang siap untuk dikerjakan adalah 2.000 meter dengan ukuran
tali adalah 12 mm dimana setiap 200 meternya membutuhkan 2 gulung tali
pondasi untuk setiap jalur bentangan, sehingga jumlah

tali pondasi yang

dibutuhkan sebanyak 20 gulung (340 kg). Oleh karena itu, 2.000 meter tali pondasi
menghasilkan 10 jalur bentangan, dan setiap jalurnya membutuhkan kayu jangkar
sebanyak 12 batang. Jadi jumlah tali jangkar yang di butuhkan untuk 10 jalur
bentangan adalah 120 batang.
o Setiap 4 meter pada tali pondasi dipasangi 1 kayu jangkar, sehingga jumlah kayu
jangkar yang dibutuhkan sebanyak 500 batang.
o

Jumlah tali jangkar yang di butuhkan sama banyak dengan jumlah kayu jangkar
yaitu 120 potong untuk tali jangkar berukuran 10 mm dan 500 potong berukuran 8
mm. Setiap 1 gulung menghasilkan 8 potong tali jangkar. Jadi, jumlah tali jangkar
yang di perlukan sebanyak 15 gulung (210 kg) berukuran 10 mm dan 63 gulung
(504 kg) berukuran 8 mm.

o Setiap jalur bentangan pada pondasi membutuhkan 200 bentang tali berukuran 5
mm, sehingga jumlah bentangan untuk 10 jalur sebanyak 2.000 bentang. Setiap 1
gulung menghasilkan 8 potong tali bentang berukuran 5 mm, maka jumlah tali
bentang yang dibutuhkan sebanyak 250 gulung (750 kg)
o Setiap jalur bentangan membutuhkan 4 buah jerigen berkapasitas 20 liter sebagai
pelampung utama, dimana ke-4 pelampung tersebut di ikat pada setiap sudut jalur

bentangan. Oleh karena itu, untuk 10 jalur bentangan membutuhkan 40 buah


pelampung utama.
o Setiap satu jalur bentangan membutuhkan 50 buah jerigen bekas yang berkapasitas
5 liter sebagai pelampung tali pondasi. Jadi untuk 10 jalur

bentangan

membutuhkan 500 buah jerigen.


o Setiap bentang membutuhkan 5 botol aqua bekas sebagai pelampung. Jadi untuk
2.000 bentang tali membutuhkan 10.000 botol aqua bekas.
o Setiap botol memiliki pengikat, dimana pengikat tersebut menggunakan tali nilon
berukuran 2 mm. Jadi jumlah pengikat botol mencapai 5 gulung (5 kg)
o Benang yang dipasang pada bentangan bernomor 12, dimana pada setiap bentang
menghabiskan 3/4 gulung benang tiap bentang. Jadi untuk 2.000 bentang tali
membutuhkan benang sebanyak 1500 gulung.
o Keperluan bibit untuk 100 bentang menghabiskan bibit sebanyak 400 kg. Jadi bibit
yang di perlukan untuk 2.000 tali bentangan mencapai 8 ton.
C.

Rincian Anggaran
No
I

Material

Jumlah

Satuan Harga

Total Harga

Biaya Investasi :

Mesin Ketinting

2 unit

Rp 4.800.000

Rp 9.600.000,-

Kayu Jangkar

620 batang

Rp 15.000

Rp 9.300.000,-

Tali Pondasi 12 mm

340 kg

Rp 35.000

Rp 11.900.000,-

Tali Jangkar 10 mm

210 kg

Rp 35.000

Rp 7.350.000,-

Tali Jangkar 8 mm

504 kg

Rp 35.000

Rp 17.640.000,-

Tali Bentang 5 mm

750 kg

Rp 35.000

Rp 26.250.000,-

Benang No. 12

1500 gulung

Rp 15,000

Rp 22.500.000,-

Tali Nilon 2 mm

5 kg

Rp 15.000

Rp

Botol Aqua Bekas

10.000 buah

Rp 500

Rp 5.000.000,-

Jerigen Kapasitas 5 L

500 buah

Rp 5.000

Rp 2.500.000,-

Jerigen Kapasitas 20 L

40 buah

Rp 25.000

Rp 1.000.000,-

Terpal 8 x 10

8 pcs

Rp 470.000

Rp 3.760.000,-

II

75.000,-

Biaya Tenaga Kerja :

Perakitan Bahan

3 hari

Rp 50.000

Rp

150.000,-

Pengikatan Bibit

2000 bentang

Rp 5.000

Rp 10.000.000,-

2000 bentang

Rp 5.000

Rp 10.000.000,-

Pemasangan Benang
Pada Bentang

Pembuatan Jemuran

4 unit

Rp 750.000

Rp 3.000.000,-

Pembuatan Perahu

2 unit

Rp 4.500.000

Rp 9.000.000,-

Total

Rp 149.025.000,-

Terbilang : Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Dua Puluh Lima Ribu Rupiah
D. PENUTUP
Demikian proposal Permohonan bantuan dana untuk budidaya rumput laut dengan adanya
proposal ini kami harapkan kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril
ataupun materil demi kelancaran dan kesuksesan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas

rumput laut. Mohon maaf bila terjadi banyak kekurangan dalam pembuatan proposal ini. Atas
bantuan dan kerjasamanhya kami ucapkan banyak terimah kasih.
Mario, 2013
Menyetujui;
Ketua Kolompok Tani

Sekretaris

IDIL

UNDING

Mengetahui;
Kepala Desa Mario
TASBI
LAMPRIAN

STRUKTUR PENGURUS KOLOMPOK TANI SAORAJAE

Ketua

: IDIL

Sekretaris

: UNDING

Bendahara

: HAERUDDIN
Anggota

1. HASRIANTO
2. RASDI
3. UMAR
4. HAMSING
5. MUCHTAR
6. SYUKUR
7. YASI
8. MISDAR
9. YUNUS SIKKI
10. RAHIM
11. KASRUDDIN
12. ANWAR
13. MANHURI
14. SUPRIANTO
15. HATTA
16. JUSRIADI
17. YUSRI
18. SARIBUNGA
19. DAHLAN

About these ads

Share this:

Twitter

Facebook1

Google

By asrianto

Post navigation
Motivasi
PROPOSAL PENYELESAIAN SATADI

Leave a Reply

Proposal Perikanan

A. LATAR BELAKANG
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak
dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai
avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya.

Di Indonesia, menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang


termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Dengan demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan
bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi
(pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau
mengambil minyak ikan.
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran)
ikan,

termasuk

kegiatan

menyimpan,

mendinginkan,

pengeringan,

atau

mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi
pelaku usaha (komersial/bisnis).
Desa Lampaya Kevamatan Lhoknga merupakan daerah berpenduduk cukup
padat dan masyarakat sebagian besar berprofesi sebagian Petani dan Nelayan.
Walaupun demikian Tingkat kesejahteraan masyarakat masih memperihatikan,
masih banyak warga kami yang tergolong dibawah garis kemiskinan ditambah lagi
dengan meningkatnya jumlah pengangguran dari anak-anak lulus sekolah yang
belum mendapatkan kesempatan kerja. Untuk mengurangi angka kemiskinan dan
pengangguran yang ada di Desa Lampaya.
kami

berusaha

melakukan

upaya-upaya

melalui

Kelompok

Budidaya

Perikanan Air Payau memberdayakan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia

yang

ada

sehingga

dapat

melakukan

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat. Budidayakan Perikanan Air Payau yang menjadi pilihan kami meningkat

Desa Lampaya adalah merupakan Desa yang memiliki lahan luas dan sumber air
Payau yang mudah untuk kegiatan tersebut.
untuk memperoleh informasi, melalui program Pengembangan

Usaha

Beusareue Angget (Usaha pengembangan Budidaya Air Payau dewasa ini


semakin berkembang hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas hidup
masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi berupa ikan air Payau sebagai
salah satu protein yang dibutuhkan oleh masyarakat luas. Pengembangan usaha
Budidaya

ikan

Air

Payau

sebagai

usaha

alternative

di

sektor

pertanian

cukupmemberikan prospek pasar yang baik hai ini ditandai semakin meningkatnya
kebutuhan perbaikan kualitas hidup dan dari tahun ke tahun semakin meningkatnya
pertumbuhan penduduh yang berimplikasi terhadap bertambahnya permintaan
akan ikan air payau yaitu : Nila. Bandeng dan Undang baik di didalam maupun
diluar Kabupaten Aceh Besar
Untuk mengembangkan usaha dimaksud, potensi yang dimiliki masih sangat
terbatas dan menemui kendala dalam hal akses dengan lembaga-lembaga
Pemerintah dikarenakan lemahnya sumber daya kelompok. kami berupaya untuk
dapat fasilitas guna membuka peluang usaha kelompok masyarakat dalam kegiatan
perikanan berupa budidaya ikan air Payau atau tawar Visi dan Misi dari kelompok
Budidaya Perikanan Air Payau/tawat ditunjukan untuk membantu Pemerintah dalam
hal pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, penyerapan tenanga kerja sector
informal, serta meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan sector
budidaya perikanan air tawar.
B. TUJUAN

1.

Mengurangi

kemiskinan

dan

pengangguran

melalui

penumbuhan

dan

pengembangan kegiatan usaha agribisnis sesui dengan potensi wilayah;


2.

Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agrbisnis Pengurus Kelompok Budidaya


Perikanan Air Tawar/Payau

3.

Memberdayakan kelembagaan petani,. Nelayan dan perilaku ekonomi lainnya


untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

4.

Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani/nelayan menjadi jejaring atau


mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
C. SASARAN

1.

Meningkatkan kesejahteraan para petani dan Nelayan terutama yang tergolong


dari kalangan warga kurang mampu ;

2.

Terciptanya sebuah pengembangan usaha harian, mingguan, maupun musiman.


D. USAHA
Bidang usaha yang akan dilakukan oleh kelompok budidaya Perikanan Air
Tawar/Payau Beusare Anggeuet adalah Budidaya Ikan Air Tawar dengan
menggunakan media tambak kolam : pengadaan dan pematangan lahan, , bibit,
pakan, dan obat-obatan. Ikan yang akan di budidayakan berupa ikan Nila, Bandeng,
Udang.
E. LOKASI USAHA
Kegiatan ini dikonsentrasikan diwilayah Desa Lampaya Kecamatan Lhoknnga,
Kabupaten Aceh Besar, milik warga yang dikelola langsung oleh para Petani dan

Nelayan serta warga kurang mampu lainnya yang tergabung dalam Kelompok
Beusaree Angeuet. Lokasi yang ada dari segi transportasi pengangkutan pasca
panen sangat mudah dijangkau dan dekat dengan sumber air tawar/payau dari
aliran sungai.
F. PENGADAAN BIBIT
Pengadaan ikan lele sangat mudah diperoleh di wilayah kabupaten Aceh
Besar maupun daerah-daerah sekitarnya.

G. MEKANISME PEMERATAAN BIBIT


1.

Bibit ikan Bandeng akan di beri kepada perorangan berjumlah 5.000 ekor/bibit
diatas luas area tambak 10x10m

2.

Bibit ikan Nila akan diberikan kepada perorangan berjumlah 10.000 ekor/bibit
diatas luas area tambak 10x10m

3.

Bibit udang akan diberikan kepada perorangan berjumlah 20.000 ekor/bibit diatas
luas area tambak 10x10m
G. PEMBERIAN PAKAN
Pakan merupakan factor penting menentukan untung atau tidaknya usaha
budidaya ikan. Pakan biasanya terdiri dari dua jenis yaitu pakai utama yaitu berupa
pellet dan obat-obat dengan perbandingan tertentu. Dalam satu hari pemberiaan
pakan ikan dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore hari.
H. MANAJEMEN KESEHATAN

Faktor kesehatan ikan sangat penting untuk diperhatikan terutama dalam


penyidaan air, penggantian air, angin, cuaca ketersediaan plankton pendukung
serta perlakuan obat-obatan secara rutin guna meningkatakan kualitas ikan pada
saat panen.
I. STRATEGI PEMASARAN

Agar mampu bersaing dengan pasar yang sudah ada, maka


dilakukan

bentuk-bentuk

strategi

pemasaran

sebagai

berikut :
1.
2.

Menghasilkan produk berkualitas dan sehat


Harga ditetapkan berdasarkan dengan kilioan, penetapan harga
disesuaikan dengan harga pemasaran sepanjang tidak mengalami

3.

kerugian.
Memposisikan budaya ikan/udang sekaligus sebagai supermarket
ikan.udang dengan standar, dimana konsumen bisa langsung melihat
ternak dan harganya, Bila cocok bisa langsung bayar dan tidak ada
proses tawar menawar seperti dipasar lckal.

4.

Melakukan kerjasama pemasaran secara langsung ke hotel, restoran,


rumah makan dan pasar tradisional untuk ke-empat target pasar ini,
dilakukan diservikasi produk dan harga.
J. KESIMPULAN

Program pemberdayaan Ekonomi masyarakat melalui Pengembangan Usaha


Agribisnis Tani Budidaya air tawar dapat memberikan prospek yang cara apabila
ditunjang dengan:
1.

Sarana dan prasarana yang mencukupi

2.

Peralatan yang lengkap

3.

Dukungan modal

4.

Dukungan program dari pemerintah/Dunia usaha


K. PENUTUP
Keberhasilan suatu proses pencapaian tujuan akan tidak memiliki makna
apabila tidak adanya tindak lanjut atas upaya pencapaian tersebut, oleh kerana itu
kelopok tani Bintang Harapan melalui pemberdayaan Ekonomi masyarakat sebagai
salah satu upaya peningkatan ekonomi kerakyataan dalam proses kearah tersebut
masyarakat yang tergabung dalam kelompok Tani akan senantiasa terus melakukan
pembenahan-pembenahan dengan mempertahankan yang sudah berjalan serta
meningkatkan agar bisa lebih baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Demikian prosposal ini disampaikan kepada kepala dinas kelautan dan
perikanan

kabupaten

Cirebon

untuk

dijadikan

bahan

pertimbangan,

perhatianya dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

PROFIL KELOMPOK TANi

Nama kelompok
ANGGEUET

: Bududaya Ikan Air Tawar/payau BEUSAREUE

atas

Alamat

: Desa Lampaya, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten

Aceh Besar
Contact Person

: 085359922231 (Firmansyah)

Struktur Kelompok :
: Ketua
: Sekretaris

: Firmansyah
: M. Zulfan

: Bendahar

: Akmal

: Anggota

: Jayadi
: Syukri
: Muksalmina
: Burhanuddin

Kepada Yth
Nomor

:-

Komite Bersama PT. LCI

Lamp

: 1 Eks

Di-

Perihal

: Permohonan

Tempat

Dengan Hormat
Bersama ini kami sampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan c/q
Direktur Usaha Budidaya Proposal Permohonan Bantuan Dana Budidaya Ikan Air
Tawar Jenis Lele kelompok BINTANG HARAPAN Desa Surakarta Kecamataan
Suranenggala Kabupaten Cirebon.
Perlu kami sampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan c/q Direktur
Usaha Budidaya bahwa kelompok BINTANG HARAPAN Desa Surakarta Kecamatan
Suranenggala Kabupaten Ciebon saat ini membutuhkan modal usaha untuk
peningkatan produksinya. Dengan demikian usaha yang selama ini telah berjalan
akan bertambah baik dan dapat menambah jumlah anggotanya.
Untuk itu kami sangat membutuhkan bantuan tersebut, karena modal awal
yang kami miliki masih sangat terbatas.

Demikian

permohonan

ini

kami

buat

sesuai

dengan

kondisi

yang

sebenarnya, aras perhatian serta terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima
kasih.

Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar/Payau


Beusareue Anggeuet

Firmansyah
Ketua Kelompok

Diposkan oleh firman syah di 08.54


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Belajar
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.
PD.ADITYA

Sabtu, 28 April 2012


proposal kelompok tani kp.bongas

DAFTAR ISI
1. Surat Pernyataan

2. Proposal Permohonan Dana


3. Lembar Persetujuan
4. Latar Belakang Program
5. Aspek produksi
6. No Rekening

SURAT PERNYATAAN

Nama

: Endang

Alamat

: Kp.Bongas, Des.Sukakarsa, Kec.Sukarame, Kab.Tasikmalaya

Dengan ini saya bermaksud memohon bantuan dana, sesuai dengan kesempatan
yang diberikan kepada saya. Permohanan dana ini bertujuan untuk
mengembangkan usaha saya yaitu di bidang pendedaran ikan gurame.

Bersama ini pula saya lampirkan:


1. Proposal Permohonan Dana
2. Lembar Persetujuan
3. Latar Belakang Program
4. Aspek produksi
5. No Rekening
Demikianlah surat ini saya buat, semoga segera dapat ditindaklanjuti.

Hormat saya

Endang

Nomor
2012

: 01/CV-RBN,2012

Lampiran

: 1 Berkas Proposal

Perihal

: Permohonan Bantuan Dana

Tasikmalaya,

Peternak Ikan Gurami

Kepada :

Yth. Dewan Provinsi


Jawa Barat

di

TEMPAT

Assalamualaikum, Wr.Wb
Salam sejahtera saya sampaikan semoga Bapak Dewan dalam
keadaan sehat dan dalam lindungan ALLAH SWT.
Disampaikan dengan hormat, sehubungan Usaha CV. R.B.N sedang
dilaksanakan program Usaha Perikanan, Dengan ini saya bermaksud memohon
bantuan dana, sesuai dengan kesempatan yang diberikan kepada saya.
Permohonan dana tersebut dengan jumlah
Rp.955.425.000.(Sembilan Ratus Lima Puluh Lima Juta. Empat Ratus
Dua Puluh Lima. Ribu Rupiah). bertujuan untuk mengembangkan usaha saya
yaitu di bidang Peternak Ikan Gurame.
Demikian permohonan ini saya sampaikan. Atas perhatian, kerjasama dan
bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Pemohon
Sekretaris

Endang
Harun

LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal ini telah disahkan dan disetujui oleh :

Kepala Desa Sukakarsa

Camat Kec.Sukarame

Mengetahui

Dinas Perikanan
Tasikmalaya

Bupati

Kab,Tasikmalaya

Pemohon

Endang

LATAR BELAKANG PROGRAM

A. Latar Belakang
Program Pemerintah terutama program pembangunan Nasional, Regional,
maupun Daerah di Bidang Pertanian senantiasa akan meningkatkan pendapatan
dan pendorong sektor lainnya.
Krisis ekonomi yang kini

terjadi

masih

berdampak

pada

kehidupan

masyarakat terutama masyarakat yang kurang mampu yang tinggal di perdesaan


dimana mata pencaharian pokok mereka yaitu di sektor pertanian yang sangat
bergantung pada kondisi musiman sehingga lebih banyak waktu terbuang dan
mengakibatkan kontra produktif, selain dari fluktuasi harga beras yang terus
merangkak naik. Ini semakin memperburuk kondisi ekonomi CV.R.B.N yang
berakibat tidak berkembangnya pembudidayaan ikan gurami di kampung.bongas,
Desa.sukakarsa,kecamatan.sukarame. Tasikmalaya jika kondisi ini dibiarkan
maka akan mengakibatkan tidak lancarnya pengembang biakkan Pembudidaya Ikan
Gurami.
Keadaan ini perlu penanganan khususnya dibidang perikanan.
Melihat kondisi geografis desa Sukakarsa yang sangat potensial dengan
sumber daya alamnya, maka kami yakin potensi tersebut bisa dikembangkan lebih
baik lagi dengan pengembangan produktifitas budidaya ikan gurami.
Berdasarkan hal diatas, maka saya seorang pengusahasaha Pembudidaya
Ikan Gurami bernama CV.R.B.N tersebut di isi dengan berbagai kegiatan, mulai dari
pembinaan, pengelolaan, pembenihan, serta penjualan ikan gurami. Kegiatan ini
sangat bermanfaat untuk mengembangkan kreatifitas dan potensi warga serta
dapat menciptakan lapangan kerja yang baru bagi masyarakat.
Ekonomi serta terjalinnya kemitraan usaha yang harmonis, yang lebih utama
1.
2.

lagi yaitu :
Meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan usaha perikanan.
Sebagai wadah ilmu pengetahuan dan teknologi serta perikanan khususnya bagi

3.

diri pribadi dan umumnya bagi masyarakat.


Membangkitkan semangat usaha yang dapat menyerap tenaga kerja dalam rangka

4.
5.

mengurangi pengangguran.
Menumbuh kembangkan perikanan di lingkungan Desa Sukakarsa.
Meningkatkan produksi, sesuai permintaan pasar

B.

Daftar Luas Lahan CV.R.B.N

Nama

Luas Lahan

Jabatan

Endang

4218.m2

Pemilik

Harun

Sekertaris

Anwar

Kayawan 2

Yayang

Karyawan 3

Muslimin

Karyawan 4

Roma Baagja Nugraha

Karyawan 5

Liska Liandari

Karyawan 6

Eliyanti

Karyawan 7

Yuyun

Karyawan 8

C. Sasaran Kegiatan
1)

Sasaran Kualitatif
Terserapnya masyarakat yang aktif melalui penempatan di bidang usaha
perikanan sehingga menumbuhkan jiwa wirausaha yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman usaha, serta dapat terbentuknya usaha kecil produktif yang mampu

2)

menciptakan lapangan kerja sendiri.


Sasaran Kuantitatif
Terlatihnya dan tertingkatkannya keterampilan dalam bidang usaha

Budidaya Perikanan untuk usaha produktif sehingga dapat meningkatkan


pendapatan dan terciptanya kesempatan kerja serta kesempatan berusaha.

D. PERENCANAAN PROGRAM

1.
a)

b)

Rencana Kegiatan
Lokasi Usaha
Lokasi CV,R.B.N bertempat di Kampung Bongas Desa Sukakarsa Kecamatan
Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.

Pelaksanaan Usaha
Sebelum pelaksanaan usaha dimulai, langkah pertama yang dilaksanakan
adalah mengidentifikasi segala aspek yang erat kaitannya dengan Bidang
Pembudidaya Ikan yaitu sarana dan prasarana dalam pembudidayaan ikan.

2.

Pengelolaan dan Anggaran Biaya

a)

Pengelolaan Kegiatan

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

b)

Materi pelatihan yang diberikan lebih menitikberatkan kepada


pengembangan keterampilan dalam bidang usaha perikanan, yakni :
-Membuat Pakan sebagai makanan pokok ikan,
-Pemeliharaan kolam,
-Pembibitan,Pembesaran,
-Manajemen usaha kewirausahaan,
-Peningkatan motifasi usaha,
-Organisasi manajemen keuangan usaha,
-Pemasaran,

Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembudidayaan
Ikan GURAMI Adalah sebagai berikut:

1)

Modal Usaha
N
o

URAIAN

JUMLAH (Rp)

Perbaikan/Renovasi Kolam sebanyak


18 kolam @Rp.5.400.000

97.200.000

Pengadaan obat-obatan

15.000.000

Harga larva Rp.100 x 500.000

50.000.000

Pakan Untuk Larva 300Kg


@Rp.40.000

12.000.000

pakan ikan 500.000 ekor sebesar


silet membutuhkan pakan 1500 Sak
@ Rp
240.000)

360.000.000

Pengadaan Induk.20
paket.@Rp.6.000.000

120.000.000

Pemeliharaan/pemupukan dasar 8x18


kolam @Rp.200.000

Jolang 25 Rp 75.000

1.875.000

Sair besar 20@Rp.50.000

1.000.000

1
0

Sair larva 20 @Rp 20.000

400.000

1
1

Sair bambu 20 @ 25.000

500.000

1
2

Sosog telur 40 buah @ 25.000

1.000.000

1
3

Jaring 10 @ 100.000

1.000.000

1
4

Jerigen 100 @Rp 25.000

2.500.000

1
5

Drum 5 @Rp 250.000

1.250.000

28.800.000

1
6

Paralon 100 @Rp.23.000

2.300.000

1
7

Hiter/pengatur suhu air 50@ 100.000

5.000.000

1
8

Membuat Mesin Pakan sebagai


makanan pokok ikan,3
@Rp.2.700.000

8.100.000

1
9

Biaya Perawatan Selama 24


Bulan.@Rp.1.000.000

24.000.000

2
0

Transportasi/pengangkutan

150.000.000

2
1

Aquarium Untuk Larva 50.@Rp.


150.000
Jumlah Total

2)

955.425.000

Perkiraan Produksi
Dalam kurun waktu 24 bulan rata-rata dari 27.000 lebih larva tiap kolam
diperkirakan 27.000 ikan ukuran kaset yang siap di pasarkan dengan harga.
Harga ikan per ekor yaitu Rp.4.000,27.000 x 18 x Rp.4000,-

7.500.00
0

Harga larva
Rp.100 x 500.000

=Rp.

=Rp.1.944.000.000,-

50.000.000,-

Maka Total Produksi


Rp. 1.944.000.000 + Rp.50.000.000 = Rp.1.994.000.000

3)
4)

Analisis Usaha Selama 12 Bulan


Modal usaha dibanding produksi selama 12 bulan

1)

Perkiraan hasil produksi

: Rp. 1.250.000.000

2)

Modal usaha

: Rp.

955.425.000

3)

Keuntungan

: Rp.

294.575.000

E.

Penutup

Demikin proposal ini saya buat dengan harapan mudah-mudahan dapat


mengetuk hati bapak untuk dapat mewujudkan terciptanya program tersebut.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih atas bantuannya, semoga Alloh SWT
membalas kebaikan bapak dengan pahala yang berlipat ganda, Amin.

Pemohon

Tasikmalaya 2012
Sekertaris

Endang

Harun

ASPEK PRODUKSI
BUDIDAYA IKAN GURAMI

Disusun Kembali oleh CV.R.B.N


Kp.Bongas.Sukakarsa.Tasikmalaya.(Tlp.085316616975)
KLASIFIKASI, JENIS DAN CIRI-CIRI
Secara umum, pola budidaya perikanan air tawar yang dilakukan di
Indonesia, dapat digolongkan atas 3 pola, yaitu :
1. Pola budidaya tunggal (monoculture), dimana dalam satu unit lahan usaha hanya
satu jenis ikan yang dipelihara.
2. Pola budidaya campuran (polyculture), dimana dalam satu unit lahan usaha, jenis
ikan utama dipelihara bersama-sama dengan jenis-jenis ikan lainnya. Jenis-jenis lain
3.

yang dipelihara bukan pemangsa ikan utama dan sebaliknya.


Pola budidaya diversifikasi, dimana dalam satu unit lahan usaha terdapat beberapa
subsistem budidaya dari beberapa jenis ikan yang dipelihara, baik pola tunggal
maupun campuran bersama dengan usaha budidaya komoditi pertanian lainnya.
Adapun asumsi pola budidaya yang digunakan dalam penyusunan pola
pembiayaan ini adalah pola budidaya tunggal. Dengan demikian, ikan yang
dipelihara dan kemudian di panen hanya satu jenis ikan yaitu ikan gurami berupa
benih dan ikan gurami konsumsi.
Ikan gurami (Osphronemus gouramy, Lacepede) merupakan ikan tawar
keluarga Anabantidae. Ikan ini mempunyai bentuk badan pipih dan lebar. Pada ikan
yang sudah dewasa, lebar badannya hampir dua kali panjang kepala atau kali
panjang tubuhnya. Bentuk kepala ikan gurami yang masih berusia muda lancip ke
depan, dan setelah tua menjadi dempak. Warna tubuhnya terutama di bagian
punggung adalah merah sawo sedangkan pada bagian perut berwarna kekuningkuningan atau keperak-perakan. Sepasang sirip perut gurami akan mengalami
perubahan menjadi sepasang benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.
Sirip yang keras menempel pada punggungnya sedangkan garis rusuknya
menyilang di bagian bawah sirip punggung. Panjang tubuh maksimum 65 cm.
Strain gurami yang dikenal masyarakat cukup banyak dan bervariasi dimana
antar strain dibedakan berdasarkan kemampuannya dalam memproduksi telur,
kecepatan tumbuh dan bobot maksimal yang bisa di capai setelah dewasa. (1)
Namun demikian belum ada penetapan strain gurami yang relatif dari
instansi yang berwenang. Beberapa yang dikenal dalam masyarakat adalah gurami
blue safir, paris, baster dan batu.

Ikan gurami merupakan ikan yang reelatif lambat pertumbuhannya dan baru
mencapai kematangan telur sekitar umur 2 tahun. Ciri-ciri yang membedakan
antara ikan gurami betina dan jantan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Ciri-ciri Ikan Gurami Betina dan Jantan


Betina

Jantan

Dahi dempak (papak)

Dahi menonjol

Dasar sirip dada gelap kehitaman

Dasar sirip dada terang keputihan

Dagu keputihan sedikit coklat

Dagu kuning

Jika diletakkan pada tempat yang


datar ekor bergerak-gerak

Jika diletakkan pada tempat datar ekor


akan naik

Bentuk bibir tipis

Bentuk bibir tebal

Untuk menjamin kualitas ikan konsumsi yang baik, perlu penyediaan induk
unggul karena dari induk unggul akan menghasilkan benih unggul pula.
Unggulan ( 1 )
Unggulan ( 2 )
Unggulan ( 3 )
yang dibedakan berdasarkan pada frekuensi memijah dan banyaknya telur
yang dihasilkan. Penyediaan induk unggul dapat menjamin kualitas induk yang
dipelihara oleh pembudidaya yang selanjutnya mempengaruhi produksi telur dan
benih ikan. Untuk memperbaiki mutu induk yang dihasilkan dilakukan perbaikan
relatif induk dengan cara perkawinan silang (cross breeding) untuk menjamin
pertumbuhan dan daya tahan yang tinggi terhadap penyakit, dan tidak
diperkenankan perkawinan satu turunan (in breeding). Memilih induk yang baik
dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut :

Tabel 4.2. Ciri induk gurami betina dan jantan yang baik
Betina

Jantan

Warna badan terang

Warna badan gelap

Perut membulat

Perut dekat anus lancip

Susunan sisik teratur

Susunan sisik teratur

Badan elative panjang

Gerakannya lincah

Umur mulai dipijahkan 2 tahun

Umur mulai dipijahkan 2 tahun

SYARAT LOKASI USAHA


Untuk mendapatkan kualitas ikan gurami yang optimal, maka berikut ini
adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi
1.

Dilaksanakan di dataran rendah pada ketinggian 20 400 m dpl

2.

Kuantitas dan kualitas air mencukupi. Kualitas air yang dibutuhkan yaitu air
tenang, bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan
air), tidak tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH 3 tidak lebih besar
dari 0,02%), kemasan air (pH) 6,5-8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk
menaikkan pH di lakukan pengapuran dengan CaCO 3, sedangkan apabilah pH diatas
8 maka untuk menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.

3.

Tanah tidak berporous dan cukup mengandung humus. Tanah yang tidak berporous
dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor, sedangkan perbandingan
antara tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%.

4.

Kemiringan tanah 3%-5% untuk memudahkan pengairan kolam

5.

Temparatur optimum 25-30oC

6.

Kandungan oksigen dalam > 2 ppm


Habitat ikan gurami adalah rawa, sungai, telaga dan kolam. Sedangkan
pemeliharaan oleh pembudidayaan biasanya di kolam .

TAHAPAN BUDIDAYA
Budidaya ikan gurami dapat dibagi dkedalam beberapa tahapan berikut
1. Pendederan
1. Pendederan 1 (D1) : pemeliharaan benih 0,5 gram hingga mencapai
berat 1 gram selama 1 bulan
2. Pendederan 2 (D2) : pemeliharaan benih 1 gram hingga mencapai
berat 5 gram selama 1 bulan
3. Pendederan 3 (D3) : pemeliharaan benih 5 gram hingga mencapai
berat 20-25 gram selama 2 bulan
4. Pendederan 4 (D4) : pemeliharaan benih 20 -25 gram hingga mencapai
berat 75-100 gram selama 2 bulan
5. Pendederan 5 (D5) : pemeliharaan benih 75 -100 gram hingga
mencapai berat 200 -250 gram selama 3 bulan.
2. Tahap pembenihan yang mencakup tahap pemijahan, penetesan telur dan
perawatan larva. Telur yang telah menetas dari induknya dipelihara hingga
menjadi larva dengan berat 0,5 gram selama 1 bulan.
3. Tahap pendederan yaitu tahap pemeliharaan benih gurami sejak 0,5 gram
sampai menjadi berat 200-250 gram yang siap dibesarkan. Penderan dibagi
kedalam 5 tahap sebagai berikut :
4. Tahap pembesaran yaitu pemeliharaan benih 250-250 gram hingga mencapai
ukuran konsumsi dengan berat lebih dari 500 gram selama 3 bulan.

Selain tahapan budidaya sebagaimana tersebut diatas, ada pula yang membagi
tahapan pendederan dalam 3 tahapan saja, berat 1 gram hingga mencapai berat
20-25 gram.
Alasan membagi budidaya ikan gurami dalam tahapan tersebut diatas adalah :
1. Membudidayakan ikan gurami sampai dengan ukuran konsumsi memakan
waktu cukup lama sehingga perolehan hasil usaha dirasakan cukup lama.
2. Permintaan produk untuk setiap tahapan (dalam bentuk telur, benih dan ikan
ukuran konsumsi) cukup tinggi
3. Keterbatasan modal dan lahan usaha apabila pembudidaya harus
melaksanakan tahapan dalam satu siklus penuh
Dengan demikian maka pembagian tahapan ini membantu pembudidaya dalam hal
ini :
1. Mempersingkat masa panen
2. Menghasilkan pendapatan pembudidaya dengan keuntungan yang cukup
memadai
3. Menurunkan resiko kegagalan panen
Adanya tahap budidaya tersebut dapat membuka peluang usaha budidaya ikan
gurami yang cukup luas sejak pembenihan sampai dengan pembesaran yang
berkaitan antara satu dengan yang lain dalam satu sistem budidaya ikan gurami,
sebagaimana digambarkan pada Skema 4.1.
Skema 4.1. Sistem budidaya ikan gurami :
Tahapan, lama pemeliharaan dan produk yang dihasilkan
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Tingkat teknologi yang digunakan untuk budidaya ikan gurami umumnya di
klasifikasikan ke dalam 3 jenis yaitu tradisional, semi intensif dan intensif, namun
tidak ada batasan yang pasti dan jelas antara ketiga tingkat teknologi tersebut

karena penggolongannya hanya dilakukan melalui perbedaan ciri-cirinya saja.


Kebanyakan yang dilakukan masyarakat adalah teknologi tradisional dan semi
intensif. Klasifikasi teknologi tersebut berpedoman pada Sapta Usaha Perikanan
yang meliputi :
1. Pengolahan lahan
2. Pengairan
3. Pemupukan/pemberian pakan
4. Penyediaan benih atau induk yang unggul
5. Pencegahan hama dan penyakit
6. Panen
7. Perbaikan manajemen usaha tani
Ciri-ciri penggunaan teknologi tradisional adalah hanya mengandalkan pada
kondisi alam saja, pemberian pakan secara alami, pemeliharaan ikan gurami
dimaksudkan hanya sebagai tabungan saja dan dipanen setahun sekali dalam
rangka memenuhi kebutuhan hari lebaran/hari besar. Sedangkan ciri-ciri teknologi
semi intensif adalah sedikit banyak telah melaksanakan kegiatan budidaya sesuai
dengan Sapta Usaha Perikanan misalnya dalam hal pakan telah menggunakan
pakan buatan disamping pakan alami dan telah dilakukan pengaturan kualitas air,
namun belum secara terukur dan terkontrol. Ciri-cir teknologi intensif adalah
mengacu pada Sapta Usaha Perikanan dan dilakukan secara terkontrol.

TEKNIS BUDIDAYA
Budidaya ikan gurami memerlukan kolam penyimpanan induk, kolam
pemijahan, kolam/bak penetasan dan pemeliharaan benih, kolam pendederan,
kolam pembersaran dan kolam pemberokan (penyimpanan sebelum di pasarkan).
Sebelum dilakukan kegiatan budidaya, perlu dilakukan pembuatan kolam yang
meliputi antara lain pembuatan pematang, saluran pemasukan air dan saluran

pembuangan air, pintu pematang air, pintu pembuangan air, caren dan kowean
(sering pula disebut kemalir dan kobakan), serta pengolahan dasar kolam dengan
pupuk dan kapur. Setelah kolam siap untuk digunakan, baru dilakukan kegiatan
pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan gurami.

1.

Persiapan kolam
Tahap persiapan kolam untuk pembenihan, pendederan maupun pembesaran
prinsipnya hampir sama, hanya dibedakan pada padat tebar dan jenis pakan yang
diberikan serta ketinggian air yang dibutuhkan. Konstruksi kolam dan pengolahan
lahan pada setiap tahap sama.
Foto 2 : Kolam Pembesaran di CV.R.B.N
Di sekitar kolam biasanya ditanami pohon sente sebagai salah satu bahan pakan
ikan
Foto 3 : Bak Kontrol.
Berguna untuk mengatur kuantitas dan kebersihan air yang masuk ke dalam kolam

2.

Pembuatan kolam
Bentuk pematang dibuat trapesium yaitu lebih lebar di bagian bawah,
dengan kemiringan sebaiknya tidak lebih dari 45&degC. Untuk membuat kolam
dilakukan pencangkulan guna membalik tanah dasar dengan keduk teplok, yaitu
memperdalam saluran dan pemetakan kolam yang sekaligus memperbaiki
pematangnya, sehingga ketinggian air kolam nantinya mencapai 60 m. Kowean
dibuat di tengah kolam dengan ukuran 1x1x0,4 m dan diberi tanggul sehingga
merupakan kolam kecil di dalam kolam (Lihat skema 4.2.). Kowean berfungsi untuk
melepaskan benih berat 0,5 gram pada saat penebaran dan tempat unuk
menangkap ikan saat panen. Setelah itu membuat caren dengan lebar 30 cm dan
dalam 30 cm, yang berfungsi sebagai tampat pengumpulan benih pada saat air
kolam dangkal atau surut dan untuk menggiring benih ke kowean saat panen
Skema 4.2. Konstruksi kolam pendederan ikan gurami

Pada saat persiapan pembuatan kolam dilakukan juga pengeringan dasar


kolam. Setelah dasar kolam kering, diberikan kapur dengan dosis 100-200 gr/m2

dan pupuk kandang 500-1.000 gr/m2. Pupuk kandang yang cukup baik untuk
digunakan adalah kotoran ayam karena memiliki unsur hara yang lengkap untuk
menumbuhkan pakan alami, mudah terurai dan kandungan amoniaknya tidak
terlalu tinggi. Pemupukan dilakukan untuk menyuburkan tanah sekaligus
menumbuhkan pakan alami seperti Fitoplankton, Zooplankton dan Bentos yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan larva dan benih ikan gurami. Setelah itu
dilakukan pengisian air dan dibiarkan selama 7 hari untuk memberi kesempatan
pupuk terurai dan menumbuhkan pakan alami bagi benih gurami. Persediaan pakan
alami ini dapat memenuhi kebutuhan benih ikan selama 11 s.d 14 hari. Di dasar
kolam dekat pintu pemasukan air sebaiknya ditanami ganggang Hydrilla verticilata
sebagai tempat berlindung dan mencari makan benih ikan gurami.

3.

Pembenihan

a)

Tahan pemijahan

1)

Pemeliharaan induk
Induk-induk disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Seekor induk
membutuhkan luas kolam kurang lebih 5 meter dengan dasar kolam berpasir dan
kedalaman air sekitar 75-100 cm. Pakan yang diberikan adalah daun-daunan
sebanyak kurang lebih 5% dari berat populasi dan pakan diberikan pada setiap sore
hari. Makanan tambahan dapat diberikan berupa pelet sebanyak 0,5-1% dari berat
populasi. Pemberian pelet untuk induk dibatasi untuk mencegah timbunan lemak
pada induk karena dapat mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan. Ukuran berat
induk jantan sekitar 2-3 kg/ekor dan induk betina 2-2,5 kg/ekor. Induk gurami dapat
dipijahkan 2 kali dalam setahun selama usia produktif (5 tahun) . Induk gurami
dapat dipijahkan tidak lebih dari 10 kali karena jika lebih dari 10 kali memijah
dikhawatirkan fekunditas (yaitu daya tetas telur menjadi larva), rendah dan
mortalitas telur dan benih yang dihasilkan meningkat.

2)

Penebaran induk dan proses pemijahan


Setelah proses pematangan gonad (yaitu organ hewan yang menghasilkan
sperma dan telur) di kolam penampungan telah mencapai puncaknya, induk

dimasukkan ke dalam petak kolam pemijahan. Luas kolam yang diperlukan untuk
pemijahan adalah kurang lebih 20 m2 per pasang induk yang terdiri dari 1 ekor
pejantan dan 3-4 ekor betina. Untuk mengetahui apakah induk telah siap memijah
dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut :
Induk betina
- Bagian perut belakang sirip dada kelihatan menggembung
- Sisik -sisik agak terbuka
Induk jantan
- Kedua belah rusuknya bagian perut membentuk sudut tumpul
- Tingkahnya sangat agresif
Foto 4 : Kolam Induk yang luas
Induk jantan akan membuat sarang setelah 15-30 hari dilepaskan dalam
kolam pemijahan. Oleh karena itu dipersiapkan perlengkapan kolam pemijahan
terdiri dari sosog, anjang-anjang dan bahan sarang. Sosog sebagai tempat sarang
terbuat dari bambu yang dipasang di bawah permukaan air. Anjang-anjang adalah
tempat meletakkan bahan sarang yang terbuat dari bambu dengan lubang
anyaman 1010 cm di pasang di atas permukaan air. Bahan sarang berupa ijuk
halus, serabut kelapa atau serat karung. Satu ekor jantan dapat membuat 2 buah
sarang. Pembuatan sarang berlangsung selama 1 minggu.
Pemijahan berlangsung sekitar 2 hari setelah pembuatan sarang. Induk
gurami betina melepaskan telurnya ke sarang dan induk jantan menyemprotkan
spermanya sehingga terjadi pembuahan. Telur-telur yang jatuh ke dasar kolam di
ambil oleh induk jantan dengan mulutnya kemudian di masukkan dalam sarang.
Pemijahan berlangsung 2-3 hari dan sementara pemijahan berlangsung induk
betina menjaga sarang. Sarang yang berisi telur kemudian ditutup dan di jaga oleh
induk jantan. Untuk menjaga sirkulasi dan pasokan oksigen ke dalam sarang, induk
betina menggerak-gerakkan sirip ekor ke arah sarang. Satu ekor betina dapat
menghasilkan 3.000-4.000 butir, bahkan ada yang mencapai 10.000 butir telur.
Tanda telah terjadi pemijahan adalah terciumnya bau amis dan permukaan air di
atas sarang terlihat berminyak.

b)

Penetasan telur
Telur dapat diambil 1 hari setelah pemijahan. Telur-telur ini kemudian
dipisahkan dari sarangnya dan dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan lemak
yang menempel pada telur kemudian ditetaskan dalam wadah yang sudah
disiapkan. Telur dapat menetas dalam waktu 30-35 jam setelah dilepaskan
induknya. Penetasan telur dapat dilakukan di bak plastik berdiameter 60 cm. Bak
dapat diisi sampai 1.000 butir. Benih yang baru menetas mendapat makanan dari
sisa-sisa kuning telur yang ada pada tubuhnya. Setelah cadangan makanan
tersebut habis ( 10 hari), larva baru diberi pakan berupa pakan alami (misalnya
tubifex) secukupnya dan dipelihara hingga menjadi larva dengan berat 0,5 gram
selama 30 hari.
Perawatan larva juga dapat dilakukan di kolam sawah sebagai pernyeling di
sawah pada sistem mina padi dengan cara mengambil larva yang berumur 7 hari
yaitu menjelang kuning telurnya habis. Larva di tebar di sawah dengan kepadatan
10 ekor/m2 dan dapat dipelihara selama 1 bulan.
Foto 5 : Telur.
Telur ikan gurami sudah dapat diperjualbelikan
Foto 6 : Telur yang Telah Menetas Menjadi Larva

4.

Pendederan

a)

Penebaran benih
Sebelum benih ukuran 0,5 sampai 25 gram ditebar terlebih dahulu dilakukan
pemilihan benih yang berkualitas baik untuk menjamin kualitas produksi ikan yang
dipelihara. Dalam pemilihan benih tebaran yang perlu diperhatikan antara lain :

Kondisi benih sehat, tidak cacat/luka dan gerakan lincah

Warna sisik tidak terlalu hitam

Sisik tubuh lengkap/tidak ada yang lepas

Tubuh tidak kaku

Ukuran seragam
Penebaran benih dilakukan 5 hari setelah pemupukan, dengan padat tebar
dan tinggi air sesuai ukuran benih (lihat Tabel 4.3). Penebaran dilakukan pada pagi
atau sore hari pada saat suhu udara rendah. Sebelum ditebar, dilakukan
penyesuaian suhu air dalam wadah angkut dengan suhu air kolam (proses
aklimitasi) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit secara perlahan
ke dalam wadah angkut. Setelah terjadi penyesuaian suhu, wadah angkut
dimasukkan ke dalam kolam. Air akan bercampur sedikit demi sedikit dan ikan-ikan
akan keluar dan berenang ke tengah kolam.
Foto 7 : Benih Ikan Gurami.
Masing-masing daerah sentra ikan gurami mempunyai sebutan ukuran yang
berbeda dalam sebutannya. Di pasar ikan di tasikmalaya disebut ukuran bungkus
korek, dan bungkus korek
Tabel 4.3. Padat tebar benih, tinggi air dan jenis pakan
Tahap Tinggi Air

b)

Padat
Tebar/M2

Jenis pakan
Pakan alami (zooplanton), tubifex,
tepung ikan atau pelet halus

D1

30-40 cm

40-60 ekor

D2

40-50 cm

30-40 ekor

Tepung ikan, bungkil atau pelet


remah

D3

50-60 cm

20-30 ekor

Pelet remah/pelet kecil

D4

60-80 cm

20 ekor

Pelet atau daun-daunan (sente,


talas, kajar)

D5

80-100 cm

20 ekor

Pelet dan atau daun-daunan

Pemberian pakan
Selama masa pertumbuhannyam ikan gurami mengalami perubahan tingkah
laku makan (feeding habit) yang sangat signifikan. Larva bersifat karnivora
(pemakan daging) sampai dengan ukuran dan umur tertentu, sedangkan juvenil
muda bersifat omnivora (pemakan segala) dan setelah ukuran induk menjadi

herbivora (pemakan daun). Pola perubahan tersebut terkait dengan pola perubahan
enzimatik dalam saluran pencernaannya.
Adapun jenis pakan ikan gurami terdiri dari pakan alami (organik) berupa
daun-daunan maupun pakan buatan (anorganik), berupa pelet. Pakan alami yang
digunakan antara lain daun sente (Alocasia macrorrhiza (L), Schott), pepaya (Carica
papaya Linn), keladi (Colocasia esculenta Schott), ketela pohon (Manihot utililissima
Bohl), genjer (Limnocharis flava (L) Buch ), Kimpul (Xanthosoma violaceum Schott),
Kangkung (Ipomea reptans Poin), Ubi jalar (Ipomea batatas Lamk), ketimun
(Cucumis sativus L), labu (Curcubita moshata Duch en Poir), dadap (Erythrina sp).
Foto 8 : Daun Sente.
Merupakan salah satu pakan ikan gurami yang berkualitas
Bahan makanan buatan berupa pelet dibuat dari bahan makanan ternak, baik
hewani maupun nabati. Komposisinya dapat diatur sedemikian rupa untuk
memenuhi kebutuhan ikan. Daftar bahan makanan yang dapat di buat pelet adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.4. Kadar protein beberapa jenis bahan makanan
Jenis Bahan Makan

Kadar Protein
(dlm%-an bobot)

Tepung ikan

60

Tepung daging/ayam

80

Tepung udang

46

Tepung darah

85

Tepung kedele

36

Tepung gandrung

Dedak halus

15

Kacang hijau

23

Bungkil biji kapuk

27

Sumber : Budidaya Gurami, CV.R.B.N


Komposisi makanan yang ideal bagi pertumbuhan ikan adalah makanan yang
berkadar protein 40%. Namun untuk efisiensi biaya, persentase pemberian
makanan buatan ini hendaknya disesuaikan dengan persediaan makanan yang
telah ada dalam kolam. Bila masih cukup banyak, cukup diberikan makanan buatan
dengan kadar protein 20-30% saja.
Pengaturan komposisi makanan yang cukup menggunakan 3 bahan
makanan, misalnya 33 bagian tepung ikan, 2 bagian tepung daging dan 65 bagian
dedak halus, dengan perhitungan kadar protein keseluruhan adalah sebagai berikut
(60/1033)+(80/1002)+(15/10065) = 31,1 %
Selain pakan buatan buatan pabrik berupa pelet, pembudidaya dapat pula
membuat sendiri pakan ikan. Pembuatan pakan buatan sendiri akan menurunkan
biaya produksi karena lebih murah. Adapun bahan-bahan yang biasanya digunakan
untuk pakan benih ikan adalah dedak, ikan asin, bungkil dan minyak ikan.
Jenis pakan ikan gurami dapat dilihat pada Tabel 4.3. Untuk benih yang masih
kecil diberi pakan yang berukuran kecil berupa zooplankton, tubilex dll dimana
seiring dengan semakin besarnya ikan makan dapat mnggunakan pakan dengan
ukuran yang lebih besar dan pakan berupa daun-daunan. Pada usaha budidaya
yang hanya menggunakan pakan daun-daunan (teknologi tradisional) pertumbuhan
ikan relatif lambat. Sebagai gambaran, berdasarkan pengalaman pembudidaya
pemeliharaan benih ikan ukuran 200 gram dengan hanya diberi pakan daun-daunan
saja membutuhkan waktu 1 tahun untuk mencapai ukuran 500 gram, sedangkan
jika menggunakan pelet dan daun-daunan hanya membutuhkan waktu 4 bulan
untuk mencapai ukuran 500 gram. Sehingga dianjurkan untuk dilakukan kombinasi
antara daun-daunan dengan pelet.
Kebutuhan pakan berupa pelet per hari adalah 3% dari berat ikan namun jika
pakan berupa daun-daunan kebutuhan pakan perhari sebanyak 5-10% dari berat
ikan. Untuk penggunaan pakan secara kombinasi diberikan pelet sebanyak 1,5% per
hari dari berat ikan dan hijauan sebanyak 5% per hari dari berat ikan. Pemberian
pakan secara teratur dalam jumlah yang tepat dapat menghasilkan pertumbuhan
ikan gurami yang optimal. Konversi pakan untuk pemeliharaan dalam kolam adalan

1,5-2%, artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ikan memerlukan pakan sebanyak


1,5 kg sampai dengan 2 kg. Untuk memberikan pakan yang tepat sesuai kebutuhan
dilakukan sampling berat ikan.
c)

Pemanenan
Pemanenan ditahap pendederan dilakukan setelah benih mencapai berat 2025 gram. Dalam pelaksanaan pemanenan yang perlu diperhatikan antara lain :

Waktu pemanenan sebaiknya pagi atau sore hari

Untuk memudahkan penangkapan, sebelum dilakukan penangkapan perlu


dimasukkan daun pisang ke dalam kolam sebagai tempat berkumpulnya benih ikan.

Proses penangkapan dilakukan secara hati-hati sehingga tidak sampai


menyebabkan lepasnya sisik terutama pada bagian punggung

Penangkapan benih ikan di kolam dilakukan pada kondisi temperatur air rendah
dan tidak dalam kondisi hujan. Saat penangkapan kedalaman air kolam dibiarkan
setinggi 20-30 cm.

Pengangkutan benih juga sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari. Wadah angkut
yang digunakan berupa drum (Volume 200 lt) atau jerigen. Drum diisi air setengan
dari volume, posisi drum ditidurkan. Jumlah benih dalam setiap drum berkisar
antara 10-15 kg tergantung lamanya proses pengangkutan.
Setelah pemanenan, benih di jual kepada pengusaha pembesaran gurami
atau dipelihara lagi di kolam lain untuk mendapatkan ukuran ikan yang lebih besar.
Untuk mengupayakan agar tingkat kematian benih rendah, dalam pengiriman benih
menggunakan jerigen atau drum yang diisi air bersih dan selama pengiriman benih
ikan tidak diberi pakan (perut dikosongkan).
Foto 9 : Wadah dan Alat Angkut Benih.
Benih yang siap dijual ditampung dalam jerigen yang dibuka dibagian sisinya dan
diangkut dengan kendaraan angkut

5.

Pembesaran
Dalam tahapan pembesaran, luas kolam optimal sekitar 200 m2 dengan
konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air kolam sekitar 1 m dari dasar

kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Persiapan kolam dalam tahapan ini tidak jauh
berbeda dengan persiapan yang dilakukan pada tahap pendederan.
Ikan yang dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar
dengan kepadatan benih 1 -2 kg/m2. Pakan yang diberikan terdiri dari pelet
dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5 2% pada pagi dan sore hari serta daundaunan sebanyak 5% diberikan pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan
mencapai ukuran konsumsi dengan berat 500-700 gram/ekor.
Pemanenan dilakukan sama seperti pada tahap pendederan, hanya saja pada
tahap pembesaran pemanenen sebaiknya tanpa menggunakan alat tangkap.
Foto 10 : Ikan Gurami Konsumsi
Dipasarkan dengan berat 200 gram sampai 500 gram

HAMA DAN PENYAKIT


1.

Hama
Hama yang biasanya menganggu ikan gurami adalah ikan liar pemangsa
seperti gabus (Ophiocephalus striatur BI), belut (Monopterus albus Zueiw), lele
(Clarias batrachus L) dan lain-lain. Musuh lainnya adalah biawak (Varanus salvator
Dour), kura-kura (Tryonix cartilagineus Bodd), katak (Rana spec), ular dan
bermacam-macam jenis burung. Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes,
mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu
sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang
lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air

2.

dipasangi serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk dalam kolam.
Penyakit
Gangguan penyakit dapat berupa penyakit non parasiter dan penyakit
parasiter. Gangguan penyakit dapat lebih mudah menyerang ikan gurami pada saat
musim kemarau dimana suhu menjadi lebih lebih dingin.
Penyakit non parasiter adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan
parasit, tapi biasanya bersumber dari faktor lingkungan fisika dan kimia air dan
makanan. Penyakit ini bisa berupa pencemaran air karena adanya gas beracun
seperti asam belerang atau amoniak, kerusakan akibat penangkapan atau kelainan
tubuh karena keturanan. Untuk mengetahui gangguan yang dialami oleh ikan yang
dipelihara dapat diketahui dari pengamatan terhadap ikan. Bila ada gas beracun
dalam air, ikan biasanya lebih suka berenang pada permukaan air untuk mencari
udara segar.

Penyakit parasiter diakibatkan parasit. Parasit adalah hewan atau tumbuhtumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun lendir inangnya dan
mengambil manfaat dari inang tersebut. Parasit dapat berupa udang renik,
protozoa, cacing, bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya.
Berdasarkan letak penyerangannya parasit dibagi menjadi dua kelompok yaitu
ektoparasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan endoparasit yang
berada dalam tubuh ikan.
Ciri-ciri ikan yang terkena penyakit parasiter adalah sebagai berikut :
Penyakit pada kulit :
Pada bagian tertentu kulit berwarna merah, terutama pada bagian dada,

perut dan pangkal sirip. Warna ikan menjadi pucat dan tubuhnya berlendir.
Penyakit pada insang :
Tutup insang mengembang, lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang

tampak semburat merah dan kelabu.


Penyakit pada organ dalam :
Perut ikan membengkak, sisik berdiri. Kadang-kadang sebaiknya perut
menjadi amat kurus, ikan menjadi lemah dan mudah ditangkap.
Salah satu parasit yang sering menyerang ikan gurami adalah Argulus indicus

yang tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup sebagai ektoparasit,


berbentuk oval atau membundar dan berwarna kuning bening. Parasit ini menempel
pada sisik atau sirip dan dapat menimbulkan lubang kecil yang akhirnya akan
menimbulkan infeksi. Selanjutnya infeksi ini dapat menyebabkan patah sirip atau
cacar. Parasit lainnya adalah bakteri Aeromonas hdyrophyla, Pseudomonas, dan
cacing Thematoda yang berasal dari siput-siput kecil.
Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat dan
memindahkan ikan ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran kolam yang
terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati. Parasit yang menempel
pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Sementara pengobatan bagi ikanikan yang penyakitnya lebih berat dapat menggunakan bahan kimia seperti Kalium
Permanagat (PK), neguvon dan garam dapur.
Selain penggunaan bahan kimia tersebut di atas, petani di daerah Banyumas
menggunakan laun lambesar (Chromolaena odorata (L), RM King & H. Robinson )
sebagai antibiotik. Daun lambesan dimasukkan ke dalam kolam sebelum ikan di
tebar yaitu pada saat pengolahan kolam. Banyaknya daun lambesan yang dipakai
adalah 1 pikul (yaitu kurang lebih 50 kg) untuk luas tanah 25 m2. Penggunaan daun
ini adalah 1 untuk 1 masa tanam.

Penggunaan obat-obatan kimia untuk ikan konsumsi tidak dilanjutkan


mengingat dampak yang tidak baik kepada konsumen. Kalaupun diberikan obatobatan tidak boleh langsung di jual kepada konsumen akhir. Penggunaan obatobatan pada ikan konsumsi juga sebaliknya tidak diberikan apabila ikan hendak
diekspor. Besarnya ikan-ikan konsumsi yang mati dibuang.
Foto 11 : Daun kirinyuh
Di daerah Tasikmalaya digunakan sebagai antibiotic
PENANGANAN BAU LUMPUR PADA DAGING IKAN GURAMI
Salah satu permasalah yang dihadapi pada budidaya ikan gurami adalah
adanya cita rasa lumpur pada daging ikan gurami yang berasal dari bau yang
ditimbulkan oleh lingkungan terutama pada budidaya intensif di kolam dengan
sistem air tergenang. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar, Departemen Kelautan dan Perikanan, bau lumpur secara umum dan khusus
pada ikan gurami dapat dihilangkan dengan perlakuan berupa pemberokkan ikan
gurami pada air yang bersalinitas 8 atau 12 ppt selama 7 hari. Pemberokan ikan
gurami ini mengakibatkan perubahan waktu kulit yang semula sangat mengkilat
menjadi kusam, dan tesktur semula lembek (banyak mengandung air dan mudah
pemisahaan) menjadi kenyal (struktur daging kompak, kering dan tidak mudah
terjadi pemisahan). Setelah pemberokan selama 7 hari ternyata menyebabkan
daging ikan terasa sangat gurih.
Praktik yang dilakukan oleh petani di daerah Beji Banyumas ikan dari Beji
yang bercita-rasa rasa lumpur dikarantina dalam kolam khusus dan hanya di beri
pakan berupa daun sente selama kurang lebih 7 hari. Setelah itu cita rasa lumpur
yang biasanya telah hilang. Hal ini kemungkinan dikarenakan kualitas air di daerah
tersebut yang relatif jernih dan tidak banyak mengandung lumpur.

KENDALA PRODUKSI
1. Penyakit sering kali menjadi kendala karena dapat mengakibatkan
menurunnya jumlah produksi ikan yang dapat di jual. Untuk mempercepat
timbulnya penyakit maka diupayakan untuk menjaga kondisi kolam agar

memenuhi persyaratan yang ditetapkan, disamping petani dapat


menghubungi dinas atau Balai Benih Ikan setempat.
2. Gangguan musim umumnya terjadi pada saat musim kemarau yang
mengakibatkan suhu lebih dingin sehingga oksigen berkurang dan ikan
mudah terserah penyakit. Perubahan suhu yang dapat ditoler ikan adalah
5oC. Untuk mengantisipasi perubahan suhu dapat dilakukan pengaturan air
masuk dan air keluar.
3. Sikap petani yang masih sulit mengubah pola budidaya ikan ke arah yang
lebih intensif dan cendrung tetap mempertahankan pola budidaya yang telah
dilakukan secara turun temurun. Akibatnya jumlah produksi gurami yang
masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Dalam hal ini Dinas terkait
perlu meningkatkan pembinaan kepada petani agar mau menerapkan pola
budidaya yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai