B. LATAR BELAKANG
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para Petani/ Nelayan
dalam pengembangannya memerlukan keterpaduan unsure-unsur sub sistem, mulai dari
penyediaan input produksi, budidaya sampai modal usaha dalam pelaksanaannya agar tercipta
pemerataan daya saing yang seimbang dan ideal antara petani / usaha kecil yang pada umumnya
berada dipihak produksi dengan pengusaha besar yang umumnya berada dipihak menguasai
pengolahan secara global.
Usaha perikanan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam bentuk Usaha
Perikanan Rakyat, dan Perikanan Besar milik Pemerintah serta milik Swasta Nasional atau Asing
kemudian menginginkan perikanan rakyat merupakan usaha skala kecil yang bercirikan antara
lain pengelolaannya secara tradisional. Produktivitas menghadapi kompetesi pasar dilain pihak
perikanan bebas yang memiliki teknologi skala. Usaha yang besar, mengelola usahanya secara
modern dan teknologi tinggi, sehingga produktivitasnya tinggi dan mempunyai kekuatan untuk
menghadapi persaingan pasar kelemahan dari Pengusaha Perikanan Kecil, dan kekuatan dari
Pengusahanya Perikanan Besar, merupakan potensi yang bisa menciptakan kesenjangan social
karena dalam perkembangannya saling berkepentingan diantara kedua pihak. Kesenjangan yang
bisa timbul akan dapat diperkecil dengan mengadakan bantuan social sebagai bentuk peduli
Pemerintah kepada Pengusaha kecil di bidang produksi perikanan dan kelautan.
Salah satu komoditas yang masuk sebagai komoditas perikanan diyakini memiliki potensi
rumput laut yang sangat tinggi. Sampai saat ini, daerah yang mengandung rumput laut di
perairan Kabupaten Luwu. Di samping sebagai bahan untuk industri makanan seperti agar-agar,
Jelly Food, Permen, Manisan dan campuran makanan seperti Burger, Bakso, Sup, Es Buah, dan
lain-lain. Rumput laut juga merupakan bahan baku Industry Kosmetik, Farmasi, Tekstil, Kertas,
dan lain-lain.
Mengingat manfaatnya yang luas, maka komoditas rumput laut ini mempunyai peluang
pasar yang bagus dengan potensi yang cukup besar. Pabrikan dan eksportir untuk memperoleh
bahan baku rumput laut kering.
Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor, merupakan sumber devisa bagi Negara
dan budidaya merupakan sumber pendapatan Petani/Nelayan dapat menyerap tenaga kerja serta
mampu memanfaatnkan perairan yang sangat potensial. maka pengembangan rumput laut di
Dusun Sao Rajae Desa Mario Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dapat dilakukan secara luas
oleh para Petani/Nelayan.
Namun adanya permasalahan dalam pembudidayaan rumput laut seperti pengadaan
benih, teknis budaya, pengolaan pasca panen, dan pemasarannya, maka untuk pengmbangan
usaha budidaya rumput laut ini para Petani/Nelayan perlu melakukannya dengan dibekali
pelatihan yang menjadi program utama oleh Kelompok Tani Sao Rajae. Untuk pengembangan
budidaya rumput laut ini, disiapkan biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja. Sebagai acuan
di dalam mempersiapkan dan mempertimbangkan kelayakan pembiayaan yang di harapakan
mendapat solusi berupa perhatian beserta bantuan dari Pemerintah Kabupaten Luwu.
Maksud
Visi
o Menciptakan lapangan kerja sebagai produk budidaya rumput laut yang berindentasi
dalam pemberdayaan masyarakat dalam melayani kebutuhan pasar.
b. Misi
o Meberdayakan masyarakat Kabupaten Luwu dalam menyediakan kebutuhan pasar.
o Membantu mengurangi krisis lapangan keja.
E. ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG, DAN ANCAMAN
a.
Kekuatan
o Harga terjangkau
o Kualitas terjamin
o Kebersihan rumput laut terjamin
b. Kelemahan
o Manajemen tradisional
o Sarana dan prasarana yang sederhana
o Sumber daya manusia yang masih rendah pendidikan
o Pemasaran yang masih terbatas
c.
Peluang
yang di perlukan untuk pengolaan bahan seperti perakitan bahan, pengikatan bibit, pemasangan
benang pada bentang, pembuatan jemuran, pembuatan perahu, dan pasca panen
b. Rincian Biaya Pengolaan
o Ukuran tali pondasi yang siap untuk dikerjakan adalah 2.000 meter dengan ukuran
tali adalah 12 mm dimana setiap 200 meternya membutuhkan 2 gulung tali
pondasi untuk setiap jalur bentangan, sehingga jumlah
dibutuhkan sebanyak 20 gulung (340 kg). Oleh karena itu, 2.000 meter tali pondasi
menghasilkan 10 jalur bentangan, dan setiap jalurnya membutuhkan kayu jangkar
sebanyak 12 batang. Jadi jumlah tali jangkar yang di butuhkan untuk 10 jalur
bentangan adalah 120 batang.
o Setiap 4 meter pada tali pondasi dipasangi 1 kayu jangkar, sehingga jumlah kayu
jangkar yang dibutuhkan sebanyak 500 batang.
o
Jumlah tali jangkar yang di butuhkan sama banyak dengan jumlah kayu jangkar
yaitu 120 potong untuk tali jangkar berukuran 10 mm dan 500 potong berukuran 8
mm. Setiap 1 gulung menghasilkan 8 potong tali jangkar. Jadi, jumlah tali jangkar
yang di perlukan sebanyak 15 gulung (210 kg) berukuran 10 mm dan 63 gulung
(504 kg) berukuran 8 mm.
o Setiap jalur bentangan pada pondasi membutuhkan 200 bentang tali berukuran 5
mm, sehingga jumlah bentangan untuk 10 jalur sebanyak 2.000 bentang. Setiap 1
gulung menghasilkan 8 potong tali bentang berukuran 5 mm, maka jumlah tali
bentang yang dibutuhkan sebanyak 250 gulung (750 kg)
o Setiap jalur bentangan membutuhkan 4 buah jerigen berkapasitas 20 liter sebagai
pelampung utama, dimana ke-4 pelampung tersebut di ikat pada setiap sudut jalur
bentangan
Rincian Anggaran
No
I
Material
Jumlah
Satuan Harga
Total Harga
Biaya Investasi :
Mesin Ketinting
2 unit
Rp 4.800.000
Rp 9.600.000,-
Kayu Jangkar
620 batang
Rp 15.000
Rp 9.300.000,-
Tali Pondasi 12 mm
340 kg
Rp 35.000
Rp 11.900.000,-
Tali Jangkar 10 mm
210 kg
Rp 35.000
Rp 7.350.000,-
Tali Jangkar 8 mm
504 kg
Rp 35.000
Rp 17.640.000,-
Tali Bentang 5 mm
750 kg
Rp 35.000
Rp 26.250.000,-
Benang No. 12
1500 gulung
Rp 15,000
Rp 22.500.000,-
Tali Nilon 2 mm
5 kg
Rp 15.000
Rp
10.000 buah
Rp 500
Rp 5.000.000,-
Jerigen Kapasitas 5 L
500 buah
Rp 5.000
Rp 2.500.000,-
Jerigen Kapasitas 20 L
40 buah
Rp 25.000
Rp 1.000.000,-
Terpal 8 x 10
8 pcs
Rp 470.000
Rp 3.760.000,-
II
75.000,-
Perakitan Bahan
3 hari
Rp 50.000
Rp
150.000,-
Pengikatan Bibit
2000 bentang
Rp 5.000
Rp 10.000.000,-
2000 bentang
Rp 5.000
Rp 10.000.000,-
Pemasangan Benang
Pada Bentang
Pembuatan Jemuran
4 unit
Rp 750.000
Rp 3.000.000,-
Pembuatan Perahu
2 unit
Rp 4.500.000
Rp 9.000.000,-
Total
Rp 149.025.000,-
Terbilang : Seratus Empat Puluh Sembilan Juta Dua Puluh Lima Ribu Rupiah
D. PENUTUP
Demikian proposal Permohonan bantuan dana untuk budidaya rumput laut dengan adanya
proposal ini kami harapkan kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril
ataupun materil demi kelancaran dan kesuksesan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas
rumput laut. Mohon maaf bila terjadi banyak kekurangan dalam pembuatan proposal ini. Atas
bantuan dan kerjasamanhya kami ucapkan banyak terimah kasih.
Mario, 2013
Menyetujui;
Ketua Kolompok Tani
Sekretaris
IDIL
UNDING
Mengetahui;
Kepala Desa Mario
TASBI
LAMPRIAN
Ketua
: IDIL
Sekretaris
: UNDING
Bendahara
: HAERUDDIN
Anggota
1. HASRIANTO
2. RASDI
3. UMAR
4. HAMSING
5. MUCHTAR
6. SYUKUR
7. YASI
8. MISDAR
9. YUNUS SIKKI
10. RAHIM
11. KASRUDDIN
12. ANWAR
13. MANHURI
14. SUPRIANTO
15. HATTA
16. JUSRIADI
17. YUSRI
18. SARIBUNGA
19. DAHLAN
Share this:
Facebook1
By asrianto
Post navigation
Motivasi
PROPOSAL PENYELESAIAN SATADI
Leave a Reply
Proposal Perikanan
A. LATAR BELAKANG
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak
dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai
avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya.
termasuk
kegiatan
menyimpan,
mendinginkan,
pengeringan,
atau
mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomi bagi
pelaku usaha (komersial/bisnis).
Desa Lampaya Kevamatan Lhoknga merupakan daerah berpenduduk cukup
padat dan masyarakat sebagian besar berprofesi sebagian Petani dan Nelayan.
Walaupun demikian Tingkat kesejahteraan masyarakat masih memperihatikan,
masih banyak warga kami yang tergolong dibawah garis kemiskinan ditambah lagi
dengan meningkatnya jumlah pengangguran dari anak-anak lulus sekolah yang
belum mendapatkan kesempatan kerja. Untuk mengurangi angka kemiskinan dan
pengangguran yang ada di Desa Lampaya.
kami
berusaha
melakukan
upaya-upaya
melalui
Kelompok
Budidaya
Perikanan Air Payau memberdayakan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia
yang
ada
sehingga
dapat
melakukan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat. Budidayakan Perikanan Air Payau yang menjadi pilihan kami meningkat
Desa Lampaya adalah merupakan Desa yang memiliki lahan luas dan sumber air
Payau yang mudah untuk kegiatan tersebut.
untuk memperoleh informasi, melalui program Pengembangan
Usaha
ikan
Air
Payau
sebagai
usaha
alternative
di
sektor
pertanian
cukupmemberikan prospek pasar yang baik hai ini ditandai semakin meningkatnya
kebutuhan perbaikan kualitas hidup dan dari tahun ke tahun semakin meningkatnya
pertumbuhan penduduh yang berimplikasi terhadap bertambahnya permintaan
akan ikan air payau yaitu : Nila. Bandeng dan Undang baik di didalam maupun
diluar Kabupaten Aceh Besar
Untuk mengembangkan usaha dimaksud, potensi yang dimiliki masih sangat
terbatas dan menemui kendala dalam hal akses dengan lembaga-lembaga
Pemerintah dikarenakan lemahnya sumber daya kelompok. kami berupaya untuk
dapat fasilitas guna membuka peluang usaha kelompok masyarakat dalam kegiatan
perikanan berupa budidaya ikan air Payau atau tawar Visi dan Misi dari kelompok
Budidaya Perikanan Air Payau/tawat ditunjukan untuk membantu Pemerintah dalam
hal pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, penyerapan tenanga kerja sector
informal, serta meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan sector
budidaya perikanan air tawar.
B. TUJUAN
1.
Mengurangi
kemiskinan
dan
pengangguran
melalui
penumbuhan
dan
3.
4.
1.
2.
Nelayan serta warga kurang mampu lainnya yang tergabung dalam Kelompok
Beusaree Angeuet. Lokasi yang ada dari segi transportasi pengangkutan pasca
panen sangat mudah dijangkau dan dekat dengan sumber air tawar/payau dari
aliran sungai.
F. PENGADAAN BIBIT
Pengadaan ikan lele sangat mudah diperoleh di wilayah kabupaten Aceh
Besar maupun daerah-daerah sekitarnya.
Bibit ikan Bandeng akan di beri kepada perorangan berjumlah 5.000 ekor/bibit
diatas luas area tambak 10x10m
2.
Bibit ikan Nila akan diberikan kepada perorangan berjumlah 10.000 ekor/bibit
diatas luas area tambak 10x10m
3.
Bibit udang akan diberikan kepada perorangan berjumlah 20.000 ekor/bibit diatas
luas area tambak 10x10m
G. PEMBERIAN PAKAN
Pakan merupakan factor penting menentukan untung atau tidaknya usaha
budidaya ikan. Pakan biasanya terdiri dari dua jenis yaitu pakai utama yaitu berupa
pellet dan obat-obat dengan perbandingan tertentu. Dalam satu hari pemberiaan
pakan ikan dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore hari.
H. MANAJEMEN KESEHATAN
bentuk-bentuk
strategi
pemasaran
sebagai
berikut :
1.
2.
3.
kerugian.
Memposisikan budaya ikan/udang sekaligus sebagai supermarket
ikan.udang dengan standar, dimana konsumen bisa langsung melihat
ternak dan harganya, Bila cocok bisa langsung bayar dan tidak ada
proses tawar menawar seperti dipasar lckal.
4.
2.
3.
Dukungan modal
4.
kabupaten
Cirebon
untuk
dijadikan
bahan
pertimbangan,
Nama kelompok
ANGGEUET
atas
Alamat
Aceh Besar
Contact Person
: 085359922231 (Firmansyah)
Struktur Kelompok :
: Ketua
: Sekretaris
: Firmansyah
: M. Zulfan
: Bendahar
: Akmal
: Anggota
: Jayadi
: Syukri
: Muksalmina
: Burhanuddin
Kepada Yth
Nomor
:-
Lamp
: 1 Eks
Di-
Perihal
: Permohonan
Tempat
Dengan Hormat
Bersama ini kami sampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan c/q
Direktur Usaha Budidaya Proposal Permohonan Bantuan Dana Budidaya Ikan Air
Tawar Jenis Lele kelompok BINTANG HARAPAN Desa Surakarta Kecamataan
Suranenggala Kabupaten Cirebon.
Perlu kami sampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan c/q Direktur
Usaha Budidaya bahwa kelompok BINTANG HARAPAN Desa Surakarta Kecamatan
Suranenggala Kabupaten Ciebon saat ini membutuhkan modal usaha untuk
peningkatan produksinya. Dengan demikian usaha yang selama ini telah berjalan
akan bertambah baik dan dapat menambah jumlah anggotanya.
Untuk itu kami sangat membutuhkan bantuan tersebut, karena modal awal
yang kami miliki masih sangat terbatas.
Demikian
permohonan
ini
kami
buat
sesuai
dengan
kondisi
yang
sebenarnya, aras perhatian serta terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima
kasih.
Firmansyah
Ketua Kelompok
Belajar
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger.
PD.ADITYA
DAFTAR ISI
1. Surat Pernyataan
SURAT PERNYATAAN
Nama
: Endang
Alamat
Dengan ini saya bermaksud memohon bantuan dana, sesuai dengan kesempatan
yang diberikan kepada saya. Permohanan dana ini bertujuan untuk
mengembangkan usaha saya yaitu di bidang pendedaran ikan gurame.
Hormat saya
Endang
Nomor
2012
: 01/CV-RBN,2012
Lampiran
: 1 Berkas Proposal
Perihal
Tasikmalaya,
Kepada :
di
TEMPAT
Assalamualaikum, Wr.Wb
Salam sejahtera saya sampaikan semoga Bapak Dewan dalam
keadaan sehat dan dalam lindungan ALLAH SWT.
Disampaikan dengan hormat, sehubungan Usaha CV. R.B.N sedang
dilaksanakan program Usaha Perikanan, Dengan ini saya bermaksud memohon
bantuan dana, sesuai dengan kesempatan yang diberikan kepada saya.
Permohonan dana tersebut dengan jumlah
Rp.955.425.000.(Sembilan Ratus Lima Puluh Lima Juta. Empat Ratus
Dua Puluh Lima. Ribu Rupiah). bertujuan untuk mengembangkan usaha saya
yaitu di bidang Peternak Ikan Gurame.
Demikian permohonan ini saya sampaikan. Atas perhatian, kerjasama dan
bantuannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum, Wr.Wb.
Pemohon
Sekretaris
Endang
Harun
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal ini telah disahkan dan disetujui oleh :
Camat Kec.Sukarame
Mengetahui
Dinas Perikanan
Tasikmalaya
Bupati
Kab,Tasikmalaya
Pemohon
Endang
A. Latar Belakang
Program Pemerintah terutama program pembangunan Nasional, Regional,
maupun Daerah di Bidang Pertanian senantiasa akan meningkatkan pendapatan
dan pendorong sektor lainnya.
Krisis ekonomi yang kini
terjadi
masih
berdampak
pada
kehidupan
lagi yaitu :
Meningkatkan keterampilan dalam pengelolaan usaha perikanan.
Sebagai wadah ilmu pengetahuan dan teknologi serta perikanan khususnya bagi
3.
4.
5.
mengurangi pengangguran.
Menumbuh kembangkan perikanan di lingkungan Desa Sukakarsa.
Meningkatkan produksi, sesuai permintaan pasar
B.
Nama
Luas Lahan
Jabatan
Endang
4218.m2
Pemilik
Harun
Sekertaris
Anwar
Kayawan 2
Yayang
Karyawan 3
Muslimin
Karyawan 4
Karyawan 5
Liska Liandari
Karyawan 6
Eliyanti
Karyawan 7
Yuyun
Karyawan 8
C. Sasaran Kegiatan
1)
Sasaran Kualitatif
Terserapnya masyarakat yang aktif melalui penempatan di bidang usaha
perikanan sehingga menumbuhkan jiwa wirausaha yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman usaha, serta dapat terbentuknya usaha kecil produktif yang mampu
2)
D. PERENCANAAN PROGRAM
1.
a)
b)
Rencana Kegiatan
Lokasi Usaha
Lokasi CV,R.B.N bertempat di Kampung Bongas Desa Sukakarsa Kecamatan
Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.
Pelaksanaan Usaha
Sebelum pelaksanaan usaha dimulai, langkah pertama yang dilaksanakan
adalah mengidentifikasi segala aspek yang erat kaitannya dengan Bidang
Pembudidaya Ikan yaitu sarana dan prasarana dalam pembudidayaan ikan.
2.
a)
Pengelolaan Kegiatan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
b)
Anggaran Biaya
Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembudidayaan
Ikan GURAMI Adalah sebagai berikut:
1)
Modal Usaha
N
o
URAIAN
JUMLAH (Rp)
97.200.000
Pengadaan obat-obatan
15.000.000
50.000.000
12.000.000
360.000.000
Pengadaan Induk.20
paket.@Rp.6.000.000
120.000.000
Jolang 25 Rp 75.000
1.875.000
1.000.000
1
0
400.000
1
1
500.000
1
2
1.000.000
1
3
Jaring 10 @ 100.000
1.000.000
1
4
2.500.000
1
5
1.250.000
28.800.000
1
6
2.300.000
1
7
5.000.000
1
8
8.100.000
1
9
24.000.000
2
0
Transportasi/pengangkutan
150.000.000
2
1
2)
955.425.000
Perkiraan Produksi
Dalam kurun waktu 24 bulan rata-rata dari 27.000 lebih larva tiap kolam
diperkirakan 27.000 ikan ukuran kaset yang siap di pasarkan dengan harga.
Harga ikan per ekor yaitu Rp.4.000,27.000 x 18 x Rp.4000,-
7.500.00
0
Harga larva
Rp.100 x 500.000
=Rp.
=Rp.1.944.000.000,-
50.000.000,-
3)
4)
1)
: Rp. 1.250.000.000
2)
Modal usaha
: Rp.
955.425.000
3)
Keuntungan
: Rp.
294.575.000
E.
Penutup
Pemohon
Tasikmalaya 2012
Sekertaris
Endang
Harun
ASPEK PRODUKSI
BUDIDAYA IKAN GURAMI
Ikan gurami merupakan ikan yang reelatif lambat pertumbuhannya dan baru
mencapai kematangan telur sekitar umur 2 tahun. Ciri-ciri yang membedakan
antara ikan gurami betina dan jantan adalah sebagai berikut :
Jantan
Dahi menonjol
Dagu kuning
Untuk menjamin kualitas ikan konsumsi yang baik, perlu penyediaan induk
unggul karena dari induk unggul akan menghasilkan benih unggul pula.
Unggulan ( 1 )
Unggulan ( 2 )
Unggulan ( 3 )
yang dibedakan berdasarkan pada frekuensi memijah dan banyaknya telur
yang dihasilkan. Penyediaan induk unggul dapat menjamin kualitas induk yang
dipelihara oleh pembudidaya yang selanjutnya mempengaruhi produksi telur dan
benih ikan. Untuk memperbaiki mutu induk yang dihasilkan dilakukan perbaikan
relatif induk dengan cara perkawinan silang (cross breeding) untuk menjamin
pertumbuhan dan daya tahan yang tinggi terhadap penyakit, dan tidak
diperkenankan perkawinan satu turunan (in breeding). Memilih induk yang baik
dilakukan dengan memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut :
Tabel 4.2. Ciri induk gurami betina dan jantan yang baik
Betina
Jantan
Perut membulat
Gerakannya lincah
2.
Kuantitas dan kualitas air mencukupi. Kualitas air yang dibutuhkan yaitu air
tenang, bersih, dasar kolam tidak berlumpur (kekeruhan air 40 cm dari permukaan
air), tidak tercemar bahan kimia beracun dan limbah (kadar NH 3 tidak lebih besar
dari 0,02%), kemasan air (pH) 6,5-8. Apabila pH di bawah 6,5 maka untuk
menaikkan pH di lakukan pengapuran dengan CaCO 3, sedangkan apabilah pH diatas
8 maka untuk menurunkan dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang.
3.
Tanah tidak berporous dan cukup mengandung humus. Tanah yang tidak berporous
dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor, sedangkan perbandingan
antara tanah liat dan pasir kurang dari 60%:40%.
4.
5.
6.
TAHAPAN BUDIDAYA
Budidaya ikan gurami dapat dibagi dkedalam beberapa tahapan berikut
1. Pendederan
1. Pendederan 1 (D1) : pemeliharaan benih 0,5 gram hingga mencapai
berat 1 gram selama 1 bulan
2. Pendederan 2 (D2) : pemeliharaan benih 1 gram hingga mencapai
berat 5 gram selama 1 bulan
3. Pendederan 3 (D3) : pemeliharaan benih 5 gram hingga mencapai
berat 20-25 gram selama 2 bulan
4. Pendederan 4 (D4) : pemeliharaan benih 20 -25 gram hingga mencapai
berat 75-100 gram selama 2 bulan
5. Pendederan 5 (D5) : pemeliharaan benih 75 -100 gram hingga
mencapai berat 200 -250 gram selama 3 bulan.
2. Tahap pembenihan yang mencakup tahap pemijahan, penetesan telur dan
perawatan larva. Telur yang telah menetas dari induknya dipelihara hingga
menjadi larva dengan berat 0,5 gram selama 1 bulan.
3. Tahap pendederan yaitu tahap pemeliharaan benih gurami sejak 0,5 gram
sampai menjadi berat 200-250 gram yang siap dibesarkan. Penderan dibagi
kedalam 5 tahap sebagai berikut :
4. Tahap pembesaran yaitu pemeliharaan benih 250-250 gram hingga mencapai
ukuran konsumsi dengan berat lebih dari 500 gram selama 3 bulan.
Selain tahapan budidaya sebagaimana tersebut diatas, ada pula yang membagi
tahapan pendederan dalam 3 tahapan saja, berat 1 gram hingga mencapai berat
20-25 gram.
Alasan membagi budidaya ikan gurami dalam tahapan tersebut diatas adalah :
1. Membudidayakan ikan gurami sampai dengan ukuran konsumsi memakan
waktu cukup lama sehingga perolehan hasil usaha dirasakan cukup lama.
2. Permintaan produk untuk setiap tahapan (dalam bentuk telur, benih dan ikan
ukuran konsumsi) cukup tinggi
3. Keterbatasan modal dan lahan usaha apabila pembudidaya harus
melaksanakan tahapan dalam satu siklus penuh
Dengan demikian maka pembagian tahapan ini membantu pembudidaya dalam hal
ini :
1. Mempersingkat masa panen
2. Menghasilkan pendapatan pembudidaya dengan keuntungan yang cukup
memadai
3. Menurunkan resiko kegagalan panen
Adanya tahap budidaya tersebut dapat membuka peluang usaha budidaya ikan
gurami yang cukup luas sejak pembenihan sampai dengan pembesaran yang
berkaitan antara satu dengan yang lain dalam satu sistem budidaya ikan gurami,
sebagaimana digambarkan pada Skema 4.1.
Skema 4.1. Sistem budidaya ikan gurami :
Tahapan, lama pemeliharaan dan produk yang dihasilkan
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Tingkat teknologi yang digunakan untuk budidaya ikan gurami umumnya di
klasifikasikan ke dalam 3 jenis yaitu tradisional, semi intensif dan intensif, namun
tidak ada batasan yang pasti dan jelas antara ketiga tingkat teknologi tersebut
TEKNIS BUDIDAYA
Budidaya ikan gurami memerlukan kolam penyimpanan induk, kolam
pemijahan, kolam/bak penetasan dan pemeliharaan benih, kolam pendederan,
kolam pembersaran dan kolam pemberokan (penyimpanan sebelum di pasarkan).
Sebelum dilakukan kegiatan budidaya, perlu dilakukan pembuatan kolam yang
meliputi antara lain pembuatan pematang, saluran pemasukan air dan saluran
pembuangan air, pintu pematang air, pintu pembuangan air, caren dan kowean
(sering pula disebut kemalir dan kobakan), serta pengolahan dasar kolam dengan
pupuk dan kapur. Setelah kolam siap untuk digunakan, baru dilakukan kegiatan
pembenihan, pendederan dan pembesaran ikan gurami.
1.
Persiapan kolam
Tahap persiapan kolam untuk pembenihan, pendederan maupun pembesaran
prinsipnya hampir sama, hanya dibedakan pada padat tebar dan jenis pakan yang
diberikan serta ketinggian air yang dibutuhkan. Konstruksi kolam dan pengolahan
lahan pada setiap tahap sama.
Foto 2 : Kolam Pembesaran di CV.R.B.N
Di sekitar kolam biasanya ditanami pohon sente sebagai salah satu bahan pakan
ikan
Foto 3 : Bak Kontrol.
Berguna untuk mengatur kuantitas dan kebersihan air yang masuk ke dalam kolam
2.
Pembuatan kolam
Bentuk pematang dibuat trapesium yaitu lebih lebar di bagian bawah,
dengan kemiringan sebaiknya tidak lebih dari 45°C. Untuk membuat kolam
dilakukan pencangkulan guna membalik tanah dasar dengan keduk teplok, yaitu
memperdalam saluran dan pemetakan kolam yang sekaligus memperbaiki
pematangnya, sehingga ketinggian air kolam nantinya mencapai 60 m. Kowean
dibuat di tengah kolam dengan ukuran 1x1x0,4 m dan diberi tanggul sehingga
merupakan kolam kecil di dalam kolam (Lihat skema 4.2.). Kowean berfungsi untuk
melepaskan benih berat 0,5 gram pada saat penebaran dan tempat unuk
menangkap ikan saat panen. Setelah itu membuat caren dengan lebar 30 cm dan
dalam 30 cm, yang berfungsi sebagai tampat pengumpulan benih pada saat air
kolam dangkal atau surut dan untuk menggiring benih ke kowean saat panen
Skema 4.2. Konstruksi kolam pendederan ikan gurami
dan pupuk kandang 500-1.000 gr/m2. Pupuk kandang yang cukup baik untuk
digunakan adalah kotoran ayam karena memiliki unsur hara yang lengkap untuk
menumbuhkan pakan alami, mudah terurai dan kandungan amoniaknya tidak
terlalu tinggi. Pemupukan dilakukan untuk menyuburkan tanah sekaligus
menumbuhkan pakan alami seperti Fitoplankton, Zooplankton dan Bentos yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan larva dan benih ikan gurami. Setelah itu
dilakukan pengisian air dan dibiarkan selama 7 hari untuk memberi kesempatan
pupuk terurai dan menumbuhkan pakan alami bagi benih gurami. Persediaan pakan
alami ini dapat memenuhi kebutuhan benih ikan selama 11 s.d 14 hari. Di dasar
kolam dekat pintu pemasukan air sebaiknya ditanami ganggang Hydrilla verticilata
sebagai tempat berlindung dan mencari makan benih ikan gurami.
3.
Pembenihan
a)
Tahan pemijahan
1)
Pemeliharaan induk
Induk-induk disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Seekor induk
membutuhkan luas kolam kurang lebih 5 meter dengan dasar kolam berpasir dan
kedalaman air sekitar 75-100 cm. Pakan yang diberikan adalah daun-daunan
sebanyak kurang lebih 5% dari berat populasi dan pakan diberikan pada setiap sore
hari. Makanan tambahan dapat diberikan berupa pelet sebanyak 0,5-1% dari berat
populasi. Pemberian pelet untuk induk dibatasi untuk mencegah timbunan lemak
pada induk karena dapat mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan. Ukuran berat
induk jantan sekitar 2-3 kg/ekor dan induk betina 2-2,5 kg/ekor. Induk gurami dapat
dipijahkan 2 kali dalam setahun selama usia produktif (5 tahun) . Induk gurami
dapat dipijahkan tidak lebih dari 10 kali karena jika lebih dari 10 kali memijah
dikhawatirkan fekunditas (yaitu daya tetas telur menjadi larva), rendah dan
mortalitas telur dan benih yang dihasilkan meningkat.
2)
dimasukkan ke dalam petak kolam pemijahan. Luas kolam yang diperlukan untuk
pemijahan adalah kurang lebih 20 m2 per pasang induk yang terdiri dari 1 ekor
pejantan dan 3-4 ekor betina. Untuk mengetahui apakah induk telah siap memijah
dapat diketahui dari ciri-ciri sebagai berikut :
Induk betina
- Bagian perut belakang sirip dada kelihatan menggembung
- Sisik -sisik agak terbuka
Induk jantan
- Kedua belah rusuknya bagian perut membentuk sudut tumpul
- Tingkahnya sangat agresif
Foto 4 : Kolam Induk yang luas
Induk jantan akan membuat sarang setelah 15-30 hari dilepaskan dalam
kolam pemijahan. Oleh karena itu dipersiapkan perlengkapan kolam pemijahan
terdiri dari sosog, anjang-anjang dan bahan sarang. Sosog sebagai tempat sarang
terbuat dari bambu yang dipasang di bawah permukaan air. Anjang-anjang adalah
tempat meletakkan bahan sarang yang terbuat dari bambu dengan lubang
anyaman 1010 cm di pasang di atas permukaan air. Bahan sarang berupa ijuk
halus, serabut kelapa atau serat karung. Satu ekor jantan dapat membuat 2 buah
sarang. Pembuatan sarang berlangsung selama 1 minggu.
Pemijahan berlangsung sekitar 2 hari setelah pembuatan sarang. Induk
gurami betina melepaskan telurnya ke sarang dan induk jantan menyemprotkan
spermanya sehingga terjadi pembuahan. Telur-telur yang jatuh ke dasar kolam di
ambil oleh induk jantan dengan mulutnya kemudian di masukkan dalam sarang.
Pemijahan berlangsung 2-3 hari dan sementara pemijahan berlangsung induk
betina menjaga sarang. Sarang yang berisi telur kemudian ditutup dan di jaga oleh
induk jantan. Untuk menjaga sirkulasi dan pasokan oksigen ke dalam sarang, induk
betina menggerak-gerakkan sirip ekor ke arah sarang. Satu ekor betina dapat
menghasilkan 3.000-4.000 butir, bahkan ada yang mencapai 10.000 butir telur.
Tanda telah terjadi pemijahan adalah terciumnya bau amis dan permukaan air di
atas sarang terlihat berminyak.
b)
Penetasan telur
Telur dapat diambil 1 hari setelah pemijahan. Telur-telur ini kemudian
dipisahkan dari sarangnya dan dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan lemak
yang menempel pada telur kemudian ditetaskan dalam wadah yang sudah
disiapkan. Telur dapat menetas dalam waktu 30-35 jam setelah dilepaskan
induknya. Penetasan telur dapat dilakukan di bak plastik berdiameter 60 cm. Bak
dapat diisi sampai 1.000 butir. Benih yang baru menetas mendapat makanan dari
sisa-sisa kuning telur yang ada pada tubuhnya. Setelah cadangan makanan
tersebut habis ( 10 hari), larva baru diberi pakan berupa pakan alami (misalnya
tubifex) secukupnya dan dipelihara hingga menjadi larva dengan berat 0,5 gram
selama 30 hari.
Perawatan larva juga dapat dilakukan di kolam sawah sebagai pernyeling di
sawah pada sistem mina padi dengan cara mengambil larva yang berumur 7 hari
yaitu menjelang kuning telurnya habis. Larva di tebar di sawah dengan kepadatan
10 ekor/m2 dan dapat dipelihara selama 1 bulan.
Foto 5 : Telur.
Telur ikan gurami sudah dapat diperjualbelikan
Foto 6 : Telur yang Telah Menetas Menjadi Larva
4.
Pendederan
a)
Penebaran benih
Sebelum benih ukuran 0,5 sampai 25 gram ditebar terlebih dahulu dilakukan
pemilihan benih yang berkualitas baik untuk menjamin kualitas produksi ikan yang
dipelihara. Dalam pemilihan benih tebaran yang perlu diperhatikan antara lain :
Ukuran seragam
Penebaran benih dilakukan 5 hari setelah pemupukan, dengan padat tebar
dan tinggi air sesuai ukuran benih (lihat Tabel 4.3). Penebaran dilakukan pada pagi
atau sore hari pada saat suhu udara rendah. Sebelum ditebar, dilakukan
penyesuaian suhu air dalam wadah angkut dengan suhu air kolam (proses
aklimitasi) dengan cara memasukkan air kolam sedikit demi sedikit secara perlahan
ke dalam wadah angkut. Setelah terjadi penyesuaian suhu, wadah angkut
dimasukkan ke dalam kolam. Air akan bercampur sedikit demi sedikit dan ikan-ikan
akan keluar dan berenang ke tengah kolam.
Foto 7 : Benih Ikan Gurami.
Masing-masing daerah sentra ikan gurami mempunyai sebutan ukuran yang
berbeda dalam sebutannya. Di pasar ikan di tasikmalaya disebut ukuran bungkus
korek, dan bungkus korek
Tabel 4.3. Padat tebar benih, tinggi air dan jenis pakan
Tahap Tinggi Air
b)
Padat
Tebar/M2
Jenis pakan
Pakan alami (zooplanton), tubifex,
tepung ikan atau pelet halus
D1
30-40 cm
40-60 ekor
D2
40-50 cm
30-40 ekor
D3
50-60 cm
20-30 ekor
D4
60-80 cm
20 ekor
D5
80-100 cm
20 ekor
Pemberian pakan
Selama masa pertumbuhannyam ikan gurami mengalami perubahan tingkah
laku makan (feeding habit) yang sangat signifikan. Larva bersifat karnivora
(pemakan daging) sampai dengan ukuran dan umur tertentu, sedangkan juvenil
muda bersifat omnivora (pemakan segala) dan setelah ukuran induk menjadi
herbivora (pemakan daun). Pola perubahan tersebut terkait dengan pola perubahan
enzimatik dalam saluran pencernaannya.
Adapun jenis pakan ikan gurami terdiri dari pakan alami (organik) berupa
daun-daunan maupun pakan buatan (anorganik), berupa pelet. Pakan alami yang
digunakan antara lain daun sente (Alocasia macrorrhiza (L), Schott), pepaya (Carica
papaya Linn), keladi (Colocasia esculenta Schott), ketela pohon (Manihot utililissima
Bohl), genjer (Limnocharis flava (L) Buch ), Kimpul (Xanthosoma violaceum Schott),
Kangkung (Ipomea reptans Poin), Ubi jalar (Ipomea batatas Lamk), ketimun
(Cucumis sativus L), labu (Curcubita moshata Duch en Poir), dadap (Erythrina sp).
Foto 8 : Daun Sente.
Merupakan salah satu pakan ikan gurami yang berkualitas
Bahan makanan buatan berupa pelet dibuat dari bahan makanan ternak, baik
hewani maupun nabati. Komposisinya dapat diatur sedemikian rupa untuk
memenuhi kebutuhan ikan. Daftar bahan makanan yang dapat di buat pelet adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.4. Kadar protein beberapa jenis bahan makanan
Jenis Bahan Makan
Kadar Protein
(dlm%-an bobot)
Tepung ikan
60
Tepung daging/ayam
80
Tepung udang
46
Tepung darah
85
Tepung kedele
36
Tepung gandrung
Dedak halus
15
Kacang hijau
23
27
Pemanenan
Pemanenan ditahap pendederan dilakukan setelah benih mencapai berat 2025 gram. Dalam pelaksanaan pemanenan yang perlu diperhatikan antara lain :
Penangkapan benih ikan di kolam dilakukan pada kondisi temperatur air rendah
dan tidak dalam kondisi hujan. Saat penangkapan kedalaman air kolam dibiarkan
setinggi 20-30 cm.
Pengangkutan benih juga sebaiknya dilakukan pada pagi/sore hari. Wadah angkut
yang digunakan berupa drum (Volume 200 lt) atau jerigen. Drum diisi air setengan
dari volume, posisi drum ditidurkan. Jumlah benih dalam setiap drum berkisar
antara 10-15 kg tergantung lamanya proses pengangkutan.
Setelah pemanenan, benih di jual kepada pengusaha pembesaran gurami
atau dipelihara lagi di kolam lain untuk mendapatkan ukuran ikan yang lebih besar.
Untuk mengupayakan agar tingkat kematian benih rendah, dalam pengiriman benih
menggunakan jerigen atau drum yang diisi air bersih dan selama pengiriman benih
ikan tidak diberi pakan (perut dikosongkan).
Foto 9 : Wadah dan Alat Angkut Benih.
Benih yang siap dijual ditampung dalam jerigen yang dibuka dibagian sisinya dan
diangkut dengan kendaraan angkut
5.
Pembesaran
Dalam tahapan pembesaran, luas kolam optimal sekitar 200 m2 dengan
konstruksi kolam berupa kolam tanah. Kedalaman air kolam sekitar 1 m dari dasar
kolam dibuat tidak terlalu berlumpur. Persiapan kolam dalam tahapan ini tidak jauh
berbeda dengan persiapan yang dilakukan pada tahap pendederan.
Ikan yang dipelihara dapat berukuran berat 200-250 gram/ekor dan ditebar
dengan kepadatan benih 1 -2 kg/m2. Pakan yang diberikan terdiri dari pelet
dengan jumlah pemberian sebanyak 1,5 2% pada pagi dan sore hari serta daundaunan sebanyak 5% diberikan pada sore hari. Dalam waktu 4 bulan ikan akan
mencapai ukuran konsumsi dengan berat 500-700 gram/ekor.
Pemanenan dilakukan sama seperti pada tahap pendederan, hanya saja pada
tahap pembesaran pemanenen sebaiknya tanpa menggunakan alat tangkap.
Foto 10 : Ikan Gurami Konsumsi
Dipasarkan dengan berat 200 gram sampai 500 gram
Hama
Hama yang biasanya menganggu ikan gurami adalah ikan liar pemangsa
seperti gabus (Ophiocephalus striatur BI), belut (Monopterus albus Zueiw), lele
(Clarias batrachus L) dan lain-lain. Musuh lainnya adalah biawak (Varanus salvator
Dour), kura-kura (Tryonix cartilagineus Bodd), katak (Rana spec), ular dan
bermacam-macam jenis burung. Beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes,
mujair dan sepat dapat menjadi pesaing dalam perolehan makanan. Oleh karena itu
sebaiknya benih gurami tidak dicampur pemeliharaannya dengan jenis ikan yang
lain. Untuk menghindari gurami dari ikan-ikan pemangsa, pada pipa pemasukan air
2.
dipasangi serumbung atau saringan ikan agar hama tidak masuk dalam kolam.
Penyakit
Gangguan penyakit dapat berupa penyakit non parasiter dan penyakit
parasiter. Gangguan penyakit dapat lebih mudah menyerang ikan gurami pada saat
musim kemarau dimana suhu menjadi lebih lebih dingin.
Penyakit non parasiter adalah penyakit yang timbul bukan karena serangan
parasit, tapi biasanya bersumber dari faktor lingkungan fisika dan kimia air dan
makanan. Penyakit ini bisa berupa pencemaran air karena adanya gas beracun
seperti asam belerang atau amoniak, kerusakan akibat penangkapan atau kelainan
tubuh karena keturanan. Untuk mengetahui gangguan yang dialami oleh ikan yang
dipelihara dapat diketahui dari pengamatan terhadap ikan. Bila ada gas beracun
dalam air, ikan biasanya lebih suka berenang pada permukaan air untuk mencari
udara segar.
Penyakit parasiter diakibatkan parasit. Parasit adalah hewan atau tumbuhtumbuhan yang berada pada tubuh, insang, maupun lendir inangnya dan
mengambil manfaat dari inang tersebut. Parasit dapat berupa udang renik,
protozoa, cacing, bakteri, virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya.
Berdasarkan letak penyerangannya parasit dibagi menjadi dua kelompok yaitu
ektoparasit yang menempel pada bagian luar tubuh ikan dan endoparasit yang
berada dalam tubuh ikan.
Ciri-ciri ikan yang terkena penyakit parasiter adalah sebagai berikut :
Penyakit pada kulit :
Pada bagian tertentu kulit berwarna merah, terutama pada bagian dada,
perut dan pangkal sirip. Warna ikan menjadi pucat dan tubuhnya berlendir.
Penyakit pada insang :
Tutup insang mengembang, lembaran insang menjadi pucat, kadang-kadang
KENDALA PRODUKSI
1. Penyakit sering kali menjadi kendala karena dapat mengakibatkan
menurunnya jumlah produksi ikan yang dapat di jual. Untuk mempercepat
timbulnya penyakit maka diupayakan untuk menjaga kondisi kolam agar