Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wulan Sri Rahayu

NPM : 1710401087
Kelas : Usaha Tani 04

Manajemen Usahatani Cabai (Capsicum Frutencens) Di Dusun Sraten, Pirikan,


Kecamatan Secang, Magelang
1. Perencanaan Usahatani
Salah satu petani yang membudidayakan tanaman cabai ialah Bapak Arif
Magfuri, beliau adalah salah satu petani binaan Kelompok Tani Agrojaya di wilayah
Sraten, Desa Pirikan, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Bapak Arif Magfuri
memilih jenis tanaman cabai untuk dibudidayakan di lahan pertanian miliknya. Selain
memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena permintaan pasar yang besar beliau juga
menuturkan bahwa kondisi lingkungan pertanian di wilayahnya sesuai untuk budidaya
cabai.
Modal dalam usahatani merupakan bentuk kekayaan, baik berupa uang atau
barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam suatu proses produksi. Modal dalam usaha tani dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variable
cost). Dalam melakukan usaha tani responden mengeluarkan modal tetap sebesar
Rp910.000 dan modal tidak tetap sebesar sebesar Rp5.045.000. Modal tidak tetap
merupakan biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin
besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Biaya
bahan baku seperti bibit atau benih, pupuk, dan biaya tenaga kerja adalah biaya
variabel. Maka total modal yang dikeluarkan petani dalam budidaya tanaman cabai ini
sebesar Rp5.955.000.
Tanah atau lahan merupakan salah satu faktor produksi berupa tempat dimana
produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Tanah yang dimaksudkan
dalam faktor produksi ini merupakan lahan pertanian yang digunakan reponden untuk
produksi cabai. Lahan yang dimiliki responden seluas 1.500 m2. Dalam lahan tersebut
tidak hanya ditanami tanaman cabai saja, namun juga padi dan tembakau.
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam budidaya yaitu benih atau bibit,
pupuk, pestisida, fungisida, alsintan, dan lain sebagainya. Selain itu adanya jalan yang
digunakan untuk mengakses menuju lokasi lahan yang akan digunakan untuk
budidaya tanaman. Jaringan aliran irigasi juga sangat penting terhadap
keberlangsungan budidaya suatu tanaman.
Alat pertanian merupakan alat - alat yang digunakan dalam bidang petanian
untuk melancarkan dan mempermudah petani dalam mengolah lahan dan hasil - hasil
pertanian. Pengunaan alat mesin pertanian oleh petani cabai rawit dusun sraten di
lahan pertanaman cabai rawit antara lain menggunakan traktor untuk mengolah lahan
dengan menyewa pada petani lain dengan biaya Rp200.000 beserta dengan
operatornya, kemudian sprayer elektrik milik pribadi untuk melakukan pemeliharaan
pada tanaman cabai rawit, selanjutnya yaitu menggunakan cangkul milik petani untuk
membuat bedengan pertanaman cabai rawit, dan menggunakan sabit untuk melakukan
sanitasi pada pertanaman cabai rawit seperti mengendalikan gulma yang tumbuh
disekitar tanaman.
Perencanaan usaha tani di Sraten, Kecamatan Secang meliputi: Kegiatan
pertama yang direncanakan yakni penentuan waktu tanam, diamana diusulkan untuk
melaksanakan budidaya pada bulan September -November hal ini dikarenakan harga
jual cabai terbilang tinggi pada perkiraan bulan panen yakni Desember-Januari, hal ini
dipengaruhi oleh bertepatannya perayaan Hari Natal dan perayaan Tahun Baru. Dari
segi sektor budidaya yang ditinjau yakni ketersediaan air pada bulan tanam yang
dikehendaki untuk wilayah diluar luasan budidaya responden, tidak mencukupi untuk
melakukan budidaya cabai, sehingga hanya beberapa lahan yang mampu melakukan
budidaya tersebut. Dengan begitu ketersediaan cabai gorga dipasaran tidak begitu
banyak, dan harga jual mampu mencapai harga yang dikehendaki.
Kegiatan kedua yakni pengolahan lahan yang diusulkan dilaksanakan pada
bulan agustus yang berdasarkan pada teknik pengolahan lahan, dimana akan
dilakukan dua proses, yakni proses pembajakan dan proses pembuatan bedengan.
Pada proses pertama yakni proses pembajakan digunakan alat berat berupa hand
traktor juga dibutuhkan satu tenaga kerja. Pembajakan dilakukan dalam waktu satu
hari mengingat biaya sewa hand traktor dan biaya tenaga kerja. Kemudian setelah
pembajakan lahan akan dibiarkan dalam waktu satu sampai dua minggu guna, apabila
ditemukan gulma yang tumbuh kembali setelah pembajakan maka bias dilaksanakan
pengendalian gulma pertama. Pada proses kedua dilakukan pembuatan bedengan
beserta pemberian pupuk kandang, pemberian dolomit dan pemasangan mulsa hitam
perak.
Kegiatan selanjutnya yakni penanaman, penaman dilakukan dengan
membutuhkan 2 tenaga kerja dalam waktu 1 hari. Setelah penanaman kegiatan
seknjutnya yaitu pemeliharaan. Pemeliharaan mencakup kegiatan pengairan,
pemupukan dan penyiagan. Pengairan dilakukan 9 kali dalam satu kali budidaya.
Kemudian untuk pemupukan dilakukan dengan pengocoran maupun penyemprotan
untuk pupuk yang dikocorkan adalah pupuk kimia ponskha. Dan pupuk yang
disemprotkan adalah pupuk daun Gandasil dan Ultradap. Untuk pengendlian hama
penyakit dilakuka hanya apabila diperlukan dengan cara disemprotkan. Kemudian
pengendalian secara mekanik maupun penyiangan dilakukan secara manual dengan
mencabut tanaman yang terserang maupun mengendalikan secara langsung hama
yang tampak.
Kegiatan selanjutnya yakni panen. Panen dilakukan pada usia tanaman cabai
diatas 90 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dalam beberapa periode, setiap
periodenya memiliki jumlah atau hasil panen yang berbeda. Pemanen dilakukan
dalam jangka waktu kurang lebih 2 bulan. Diamana dilakukan satu minggu dua kali,
sehingga memiliki waktu panen 16 kali. Setiap pemanenan membutuhkan dua tenaga
kerja. Hasil panen langsung dijual kepada pengepul.
2. Pengorganisasian Usahatani
Pengorganisasian usahatani yang dilakukan Pak Arif adalah pemilihan tenaga
kerja dan prembagian tugas dalam pemeliharaan tanaman cabai. Tenaga kerja yang
digunakan Pak Arif merupakan tenaga kerja luar keluarga. Dalam memilih tenaga
kerja Pak Arif menyesuaikan keahlian tenaga kerja dengan pekerjaan yang akan
dilakukan. Selain itu, Pak Arif juga telah membagi tugas-tugas tenaga kerja dalam
pemeliharaan tanaman kerja, misalnya tenaga kerja dalam penmgolahan lahan berbeda
dengan tenaga kerja untuk penanaman tanaman cabai. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam budidaya yang dilakukan oleh Pak Arif sudah menggunakan manajemen yang
tepat dan pengeluaran untuk tenaga kerja sudah diperhitungkan dengan baik.
3. Pengkoordinasian Usahatani
Pengkoordinasian usahatani yang dilakukan Pak Arif yaitu memberika
penjelasan mengenai cara penanaman dan pemeliharaan tanaman cabai kepada tenaga
kerjanya. Pak Arif memberikan penjelasan mengenai jarak tanam yang baik pada
tanaman cabai agar tercapai pertrumbuhan yang optimal. Pak Arif juga menjelaskan
mengani pekerjaan yang akan dilakukan oleh masing-masing tenaga kerjanya.
4. Pengawasan Usahatani
Pengawasan usahatani dilakukan Pak Arif untuk mengontrol pekerjaan yang
dilakukan oleh tenaga kerjanya. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja,
selalu diawasi oleh Pak Arif. Sehingga, apabila terjadi kesalahan yang dilakukan oleh
tenaga kerja akan dilakukan evaluasi bersama, agar ditemukan kesalahanmya dan
dapat mencari solusi serta memperbaiki kesalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai