Manajemen Usahatani Cabai (Capsicum Frutencens) Di Dusun Sraten, Pirikan,
Kecamatan Secang, Magelang 1. Perencanaan Usahatani Salah satu petani yang membudidayakan tanaman cabai ialah Bapak Arif Magfuri, beliau adalah salah satu petani binaan Kelompok Tani Agrojaya di wilayah Sraten, Desa Pirikan, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Bapak Arif Magfuri memilih jenis tanaman cabai untuk dibudidayakan di lahan pertanian miliknya. Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena permintaan pasar yang besar beliau juga menuturkan bahwa kondisi lingkungan pertanian di wilayahnya sesuai untuk budidaya cabai. Modal dalam usahatani merupakan bentuk kekayaan, baik berupa uang atau barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi. Modal dalam usaha tani dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variable cost). Dalam melakukan usaha tani responden mengeluarkan modal tetap sebesar Rp910.000 dan modal tidak tetap sebesar sebesar Rp5.045.000. Modal tidak tetap merupakan biaya yang umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan, makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan. Biaya bahan baku seperti bibit atau benih, pupuk, dan biaya tenaga kerja adalah biaya variabel. Maka total modal yang dikeluarkan petani dalam budidaya tanaman cabai ini sebesar Rp5.955.000. Tanah atau lahan merupakan salah satu faktor produksi berupa tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Tanah yang dimaksudkan dalam faktor produksi ini merupakan lahan pertanian yang digunakan reponden untuk produksi cabai. Lahan yang dimiliki responden seluas 1.500 m2. Dalam lahan tersebut tidak hanya ditanami tanaman cabai saja, namun juga padi dan tembakau. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam budidaya yaitu benih atau bibit, pupuk, pestisida, fungisida, alsintan, dan lain sebagainya. Selain itu adanya jalan yang digunakan untuk mengakses menuju lokasi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman. Jaringan aliran irigasi juga sangat penting terhadap keberlangsungan budidaya suatu tanaman. Alat pertanian merupakan alat - alat yang digunakan dalam bidang petanian untuk melancarkan dan mempermudah petani dalam mengolah lahan dan hasil - hasil pertanian. Pengunaan alat mesin pertanian oleh petani cabai rawit dusun sraten di lahan pertanaman cabai rawit antara lain menggunakan traktor untuk mengolah lahan dengan menyewa pada petani lain dengan biaya Rp200.000 beserta dengan operatornya, kemudian sprayer elektrik milik pribadi untuk melakukan pemeliharaan pada tanaman cabai rawit, selanjutnya yaitu menggunakan cangkul milik petani untuk membuat bedengan pertanaman cabai rawit, dan menggunakan sabit untuk melakukan sanitasi pada pertanaman cabai rawit seperti mengendalikan gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Perencanaan usaha tani di Sraten, Kecamatan Secang meliputi: Kegiatan pertama yang direncanakan yakni penentuan waktu tanam, diamana diusulkan untuk melaksanakan budidaya pada bulan September -November hal ini dikarenakan harga jual cabai terbilang tinggi pada perkiraan bulan panen yakni Desember-Januari, hal ini dipengaruhi oleh bertepatannya perayaan Hari Natal dan perayaan Tahun Baru. Dari segi sektor budidaya yang ditinjau yakni ketersediaan air pada bulan tanam yang dikehendaki untuk wilayah diluar luasan budidaya responden, tidak mencukupi untuk melakukan budidaya cabai, sehingga hanya beberapa lahan yang mampu melakukan budidaya tersebut. Dengan begitu ketersediaan cabai gorga dipasaran tidak begitu banyak, dan harga jual mampu mencapai harga yang dikehendaki. Kegiatan kedua yakni pengolahan lahan yang diusulkan dilaksanakan pada bulan agustus yang berdasarkan pada teknik pengolahan lahan, dimana akan dilakukan dua proses, yakni proses pembajakan dan proses pembuatan bedengan. Pada proses pertama yakni proses pembajakan digunakan alat berat berupa hand traktor juga dibutuhkan satu tenaga kerja. Pembajakan dilakukan dalam waktu satu hari mengingat biaya sewa hand traktor dan biaya tenaga kerja. Kemudian setelah pembajakan lahan akan dibiarkan dalam waktu satu sampai dua minggu guna, apabila ditemukan gulma yang tumbuh kembali setelah pembajakan maka bias dilaksanakan pengendalian gulma pertama. Pada proses kedua dilakukan pembuatan bedengan beserta pemberian pupuk kandang, pemberian dolomit dan pemasangan mulsa hitam perak. Kegiatan selanjutnya yakni penanaman, penaman dilakukan dengan membutuhkan 2 tenaga kerja dalam waktu 1 hari. Setelah penanaman kegiatan seknjutnya yaitu pemeliharaan. Pemeliharaan mencakup kegiatan pengairan, pemupukan dan penyiagan. Pengairan dilakukan 9 kali dalam satu kali budidaya. Kemudian untuk pemupukan dilakukan dengan pengocoran maupun penyemprotan untuk pupuk yang dikocorkan adalah pupuk kimia ponskha. Dan pupuk yang disemprotkan adalah pupuk daun Gandasil dan Ultradap. Untuk pengendlian hama penyakit dilakuka hanya apabila diperlukan dengan cara disemprotkan. Kemudian pengendalian secara mekanik maupun penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut tanaman yang terserang maupun mengendalikan secara langsung hama yang tampak. Kegiatan selanjutnya yakni panen. Panen dilakukan pada usia tanaman cabai diatas 90 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dalam beberapa periode, setiap periodenya memiliki jumlah atau hasil panen yang berbeda. Pemanen dilakukan dalam jangka waktu kurang lebih 2 bulan. Diamana dilakukan satu minggu dua kali, sehingga memiliki waktu panen 16 kali. Setiap pemanenan membutuhkan dua tenaga kerja. Hasil panen langsung dijual kepada pengepul. 2. Pengorganisasian Usahatani Pengorganisasian usahatani yang dilakukan Pak Arif adalah pemilihan tenaga kerja dan prembagian tugas dalam pemeliharaan tanaman cabai. Tenaga kerja yang digunakan Pak Arif merupakan tenaga kerja luar keluarga. Dalam memilih tenaga kerja Pak Arif menyesuaikan keahlian tenaga kerja dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Selain itu, Pak Arif juga telah membagi tugas-tugas tenaga kerja dalam pemeliharaan tanaman kerja, misalnya tenaga kerja dalam penmgolahan lahan berbeda dengan tenaga kerja untuk penanaman tanaman cabai. Hal ini menunjukkan bahwa dalam budidaya yang dilakukan oleh Pak Arif sudah menggunakan manajemen yang tepat dan pengeluaran untuk tenaga kerja sudah diperhitungkan dengan baik. 3. Pengkoordinasian Usahatani Pengkoordinasian usahatani yang dilakukan Pak Arif yaitu memberika penjelasan mengenai cara penanaman dan pemeliharaan tanaman cabai kepada tenaga kerjanya. Pak Arif memberikan penjelasan mengenai jarak tanam yang baik pada tanaman cabai agar tercapai pertrumbuhan yang optimal. Pak Arif juga menjelaskan mengani pekerjaan yang akan dilakukan oleh masing-masing tenaga kerjanya. 4. Pengawasan Usahatani Pengawasan usahatani dilakukan Pak Arif untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerjanya. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja, selalu diawasi oleh Pak Arif. Sehingga, apabila terjadi kesalahan yang dilakukan oleh tenaga kerja akan dilakukan evaluasi bersama, agar ditemukan kesalahanmya dan dapat mencari solusi serta memperbaiki kesalahan tersebut.