Anda di halaman 1dari 28

PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS

MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

WORKSHEET 1
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)
SEMESTER GENAP 2021/2022

MATA KULIAH : Implementasi Manajemen Usahatani


SEMESTER : Genap; sks : 3
Penyusun : Tim Pengampu

1. MATERI PEMBELAJARAN:
Pengelolaan Usaha Tanaman Pangan
2. CP MK :
A. Meengetahui dan Memahami pengetahuan tentang Kualitas produk, Manajemen Resiko,
Pembukuan Keuangan, Penanganan dan penggunaan pupuk, Strategi terpadu
pengelolaan hama, gulma dan penyakit, pemeliharaan mesin dan alat, penghitungan
biaya mesin dan kontribusinya dan indentifikasi bahaya K3 dan resiko penggunaan
mesin
B. Trampil dalam mengembangkan kriteria dan target rencana bisnis, komunikasi efektif,
menggunakan peralatan teknologi, menerapkan strategi penggunaan lahan yang ramah
lingkungan, menentukan kualitas tanah dan kemampuan lahan, mengimplementasikan
system kerja yang aman dan keterampilan interpersonal
C. Menerapkan perilaku kepemimpinan, bertanggung jawab, jujur, teliti, cermat, disiplin
kreatif dan inovatif

3. SUB CP MK :
A. Mengembangkan Program Penanaman
B. Mengelola Pemeliharan Penanaman
C. Mengevaluasi tingkat produksi
4. URAIAN TUGAS :
a. Obyek garapan :
1) Kemampuan menetapkan varietas tanaman dan target produksi [Form 1.1]
2) Kemampuan melakukan pengendalian OPT dan gulma, kebutuhan pupuk, pengairan,
serta mengelola pemenuhan persyaratan pemeliharaan tanaman [Form 1.2]
3) Kemampuan menetapkan waktu dan cara panen. [Form 1.3]
b. Metodologi/ cara pengerjaan, acuan yang digunakan
1. Tugas dikerjakan secara individu oleh masing-masing mahasiswa
2. Mahasiswa mengisi Form [ ] sesuai dengan kondisi di Lapang
3. Form yang telah diisi diupload pada Google Classroom
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

5. KRITERIA PENILAIAN :
1) Tingkat pemahaman tentang penetapan varietas tanaman dan target produksi [Form
1.1]
2) Tingkat ketrampilan dan ketelitian dalam melakukan pengendalian OPT dan gulma,
kebutuhan pupuk, pengairan, serta mengelola pemenuhan persyaratan pemeliharaan
tanaman [Form 1.2]
3) Tingkat pemahaman dalam menetapkan waktu dan cara panen. [Form 1.3]
4) Tingkat pemahaman tentang pencatatan dan evaluasi hasil panen.[Form 1.3]
5) Tingkat ketelitian dalam mencatat dan mengevaluasi hasil panen.[Form 1.3]
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Form 1.1 [Mengembangkan Program Penanaman]

Nama Mahasiswa : Dimas Anggun Triadi

Mitra : Dinas Pertanian Tulunggaung

Penempatan Divisi : Mahasiswa Magang

Tanggal :

Durasi (Jam) Pencapaian Indikator Kompetensi :

Kemampuan menetapkan varietas


Indikator Kompetensi :
tanaman dan target produksi

Uraian hasil: varietas padi, bawang pre, tebu, bawang merah, cabai, Tembakau

Padi; padi merupakan tanaman pertanian mayoritas bangsa Indonesia mengapa


demikian karena negara Indonesia berada pada letak garis k[hatulistiwa yang
dimana terdapat 2 iklim yauitu kemarau dan hujan sehingga Indonesia dijuluki
sebagai negara agraris, sehingga iklim tersebut mempengaruhi pada pertanian atau
kegiatan becocok tanam agar mendapatkan output untuk memenuhi kebutuhan
mahluk hidup, sehingga akan munculnya ekosistem, sehingga membentuk sebuah
rantai makanan,

Tanaman padi adalah tanaman yang yang memiliki nilai tinggi karena padi
merupakan bahan kebutuhan pokok bagi manusia. Tanaman padi di tanam petani
pada musim hujan dan di tanam pada daerah irigasi yang baik sehingga tanah pada
tanaman padi tersebut tidak mengkering jika kalua tananya kerisng setelah tanam
pada usia 14 hari setelah pindah tanam maka padi tersebut tidak dapat berkembang
biak secara dengan baik karena terhambat oleh tanah yang kering. Tanaman padi
tersebut memilikberbagai macam banyak jenis varietasnya, sehingga varietas
tersbut [akan mempengaruhi hasil dan dari banyak nya varietas padi itu maka
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

bentuk daunnya serat batangnya juga berbeda. Untuk sistem tanam padi ini
berbagai macam ada yang ukuran 25 x 25 cm dan ada yang menggunkan sistem
jarwo.

1. Melakukan kontak atau komunikasi dengan orang yang melukan pembajakan atau
pengolahan tanah.
2. Pembelian bibit yang akan di tanam.
3. Merendam benih padi pada wadah yang telah di siapkan, selama 48 jam kalau
benih tersebut belum tumbuh beni maka didiamkan lagi selama 12 jam agar benih
bertunas. Sehinngga waktu penebaran benih tumbuhnya merata.
4. Pengolahan lahan tanah yang akan di jadikan sebagai tempat persemaian padi
dengan cara melakukan pembajakan mengunakan tractor setelah itu diamkan 1
hari agar tanah menjadi leram kemudian bentuk lah lahan yang setelah dilakukan
peleraman tanah dan di bentuk dengan cara geger sapi agar persemaian padi tidak
tergenang oleh air.
5. Pemasangan pagar seng sebagai pengahlang agar tikus tidak masuk ke lahan
persemainan.
6. Penebaran benih padi, dilakukan dengan cara menyawurkan dengan tenmanga tapi
menaburkan dengan hati hati agar benih padi ditak terlalu menancap pada tanah
sehingga pencabutan sebelum pindah tanam agar mudah dilakukan.
7. Setelah di padi di taburkan maka petani akan menutup benih tersebut dengan
menggunkan abu bekas gilingan tebu
8. Melakukan observasi 3 , 6 , 10 setelah penyebaran benih
9. Jika sudah berumur 14 hari maka benih padi atau persemaian tersebut dapat di
lakukan pemupukan dengan pupuk yang di inginkan, untuk 10 kg benih 10 kg
pupuk Za. Dan jika padi tersebut di serang hama sundep maka pemupukan tersbut
di campuri dengan puradan.
10. Setelah melakukan hal itu melakukan observasi, jika pada observasi tersbut terjadi
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

ada hama nyam aka di lakukan penyemprotan insektisida.


11. Sebelum melakukan pindah tanam kita melakukan komunikasi terhadap orang
melakukan pengolahan tanah agar lahan tanah kita di bajak dan setelah di bajak
menggunkan singkal hal itu akan di diamkan 7 hari setelah penyingkalan dan hal
itu dilanjutkan dengan melakukan pengalengan lahan tanah agar tanah terlihat
batasnya dan hal yang terakhir pada 2 hari sebelum melakukan tanam tanah di
bajak menggunkan garu agar tanah menjadi rata.
Selain komunikasi dengan pengolah lahan maka komunikasi dengan orang
penanaman padi kapan akan di lakukan tandur. Atau pindah tanam.

12. Setelah melakukan komunikasi terhadap orang penanam atau ahli tanam padi
maka dilakukan pencabutan benih padi biasnya pada benih padi umur 25-30 hari
setelah penaburan benih padi. Setelah melakukan pencabutan maka keesoakn
harinya dilakukan tandur.

Bawang pre

Budidaya bawang pre. Bawang pre merupakan tanaman kebutuhan pokok yang
digunkan sebagai bahan penunjang masakan agar masakan terasa sedap pada
masakan soto rawon dan lainya. Bawang pre memliki daun yang Panjang dan
memiliki akar serabut sehingga tanaman tersebtu memiliki nilai ekonomis harga
bawang pre dalam 1 kgnya yaitu 8-10 ribu. Harga bawang pre tersebut di
pengaruhi oleh permintaan pasar dan kepeluan apa yang terjadi di lingkungan
sehingga harga tersebut akan berubah ubah.

Cara Budidaya bawang pre;

1. Melakukan pengolahan tanah dengan cara membuat bedengan agar tanaman tidak
tergenangi oleh air sehingga bawang pre tettap sehat.
2. Penyiraman tanah atau mengkocor tanah agar mudah untuk di tanamani.
3. Menaburkan dasaran pupuk organiak maupun anorganik serta insektisida agar
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

tanaman bawang pre tidak di serang embug.


4. Pemasangan mulsa untuk mengurangi rumput yang tumbuh di lahan budidaya.
5. Melakukan penanaman atau bibti bawang pre.

Tanaman Tumpang sari Bawang merah, tembakau, cabai

Bawang merah adalah tanaman hortikuluta yang miliki umur singkat 60 hari
setelah penanaman bisa di panen. Selain itu juga bawang merah merupakan
tanaman ynag memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi sampai sekarang pun
untuk harga bibit bawang merah mencapai harga RP.50.000 rupiah sehingga
banyak orang yang jarang melakukan budidaya karena modal utama yang harus
dikeluarkan sangat lah besar. Dan harga obat yang di di guanakan juga mahal.
Setelah bawang merah berumur 50 hari setelah tanam maka bagian yang tidak
terkena tanaman bawang merah untuk siap di tanami tembakau dan tanmaan cabai
untuk haga 1000 bibit cabai dan tembakau RP. 60.000 Rupiah sehingga untuk
tanah tanah 100 Ru 4000 benih dan dengan bibti cabai 2000 benih. Hal semacam
itu akan mudah untuk memperoleh keuntungan karena mengolah tananya telah
menjadi satu dan dapat berkelanjutan.

Cara budidaya tanaman bawang merah

1. Pengolahan lahan dengan cara menyiapakan lahan dan diolah dengan cara
bedengan dengan lebar bedengan 1 meter dan tinggi 40 cm.
2. Menyiapakan bibit atau benih bawang merah yang sudah siap tanam sehingga
pada bibit yang sudah siap tanam tersebut akan tumbuh bersamaan tetapi harga
bibit yang sudah siap tanaman akan lebih tinggi di bandingkan harga bibit yang
menunggu 1-2 minggu untuk di tanam untuk bibit tersebut di beri obat insektisida
agar hama tidak langsung menyerang ke bibit sehingga bibit aman.
3. Komunikasi dengan orang yang menanam bibit tanaman bawang merah kapan
akan dilakukan penamann
4. sebelum di lakukan penanaman dilakukan pengocoran atau penyiraman lahan
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

bedengan dan serta di dasari, sehingga pada masa pertumbuhan akan mendapat
nutrisi.
5. Melakukan penananman bibit bawang merah dengan jarak 15 cm x 15cm sehingga
tanaman tersebut dapat berkembang biak dengan baik karena memperoleh
srikulasi udara dengan baik.
6. Observasi setelah melakukan penanama dan penyiraman tanaman jika tanah pada
lahan tersebut kering dan diimbangi dengan cara pemeliharaan.
7. Jika tanaman bawang merah sudah berumur 35 hari setelah tanam maka di lakukan
penanam tanaman tembakau dan tanaman cabai sehingga pada panen bawang
merah tanaman tembakau dan cabai tersebut sudah 1 bulan sehingga jika tanaman
bawang merah di cabut tanaman tembakau dan cabai tersebut sudah hidup dan siap
untuk di lakukan perawatan lagi.
8. Setealah di tanamai maka dilakukan observasi dan dilakukan perawatan.

Tembakau

1. Pengolahan Tanah

Pada dasarnya tujuan dari pengolahan tanah adalah menciptakan prakondisi untuk
memacu pertumbuhan tanaman.  Pengolahan tanah menggunakan cangkul,  bajak
atau handtraktor.  Tanah yang sudah diolah dibiarkan 1 (satu) minggu agar
inokulum/bibit hama, penyakit  yang ada dalam tanah mati dan gulma dapat
mati/kering  terkena sinar matahari.

Pada hari ketuju setelah tanah dibuka/diolah pertama ditaburi dengan pupuk
organic atau pupuk kandang sebanyak 10 hingga 20 ton per hektar kemudian
diolah terakhir (pengahusan) lahan/tanah kemudian biarkan satu minggu lagi agar
pupuk kandang/pupuk organic terserap merata oleh tanah.  Jadi tanah setelah
diolah dibiarkan terkena sinar matahari hingga dua minggu.

 
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

1. Pembibitan

2. Lokasi Pembibitan

 Tempat harus cukup terbuka, mendapat sinar matahari cukup terutama pagi hari

 Lapisan tanahnya cukup tebal, subur, daya menahan air dan berdrainase baik,

 Dekat dengan sumber air untuk memudakan penyiraman

 Agak jauh dari pemukiman untuk menghindari gangguan hewan peliharaan dan
hama lainnya.

 Bukan tanaman se-familie

1. Bibit yang Memenuhi Syarat

 Ukuran (tinggi) 10-12,5 cm, jumlah daun 5 lembar

 Tidak terlalu subur (sukulen) dan tidak terlalu kurus

 Perakaran baik

 Sehat, bebas hama dan penyakit

 Umur bibit antara 40 – 45 hari.

1. Penanaman

Untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang seragam diusahakan menanam bibit


yang seragam umur dan besarnya, kemudian setiap lubang tanam diberi pupuk
kandang/organic masak sebagak 5 (lima) kg.   Apabila waktu penanaman kondisi
iklim panas, maka lubang tanam disiram lebih dahulu sebelum ditanami.

Untuk mencegah serangan hama pada bibit yang baru ditanam, sebagian disekitar
lubang tanam ditaburi furadan 3 G dengan dosis 2 gr setiap tanaman.  Waktu
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

tanam sebaiknya sore hari, pukul 17.00- 19.30, untuk menghindari bibit terkena
terik sinar matahari yang dapat menyebabkan kelayuan.  Penanaman diusahakan
agar bibit tidak terlipat dan batang tidak patah.  Pada tanah tersebut diberi lubang
dengan jari telunjuk sedalam 4 cm sebagai lubang tanam yang diberi pupuk
kandang/pupuk organik.  Hal ini agar pangkal batang dan akar melekat baik
dengan tanah, selanjutnya siram sedikit air.  

Sistem tanam yang digunakan berkaitan dengan ketersediaan air dan suhu udara. 
Bila tersedia air irigasi atau banyak hujan/hari hujan tinggi,  maka sistem tanam
yang diterapkan adalah single row (satu baris)  dalam satu guludan dengan jarak
tanam      (JT) 90 cm x 60 cm,  sedangkan bila suhu udara kering dan air irigasi
terbatas maka system tanam yang baik adalah double row (dua baris) dalam satu
guludan.

Jarak tanam lebar menghasilkan daun tebal, luas dan nikotin tinggi sedangkan jika
Jarak Tanam rapat/sempit, maka akan menghasilkan daun tembakau tipis,
sempit/kecil dan kandungan nikotin rendah.

1. Waktu Tanam

 Waktu tanam dapat dimulai awal musimkemarau untuk menghindari genangan air
dan paling lambat 12 dasarin sebelum akhir musim kemarau.   Tanam tembakau
pada periode kering diperlukan air irigasi untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman.    Dalam skala operasional pengelolaam tanam diperlukan informasi
perkiraan cuaca kemarau maju atau mundur ataukah lebih kering atau lebih basah
dari keadaan normal.  Informasi tersebut diharapkan telah diketahui sebelum
menebar benih tembakau juga saat menjelang panen.

2. Jarak Tanam

Jarak tanam disesuaikan dengan kesuburan tanah, sedangkan jarak tanam umum
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

yang digunakan adalah 45-60 cm  atau 90 – 140 cm.

PERSYARATAN TUMBUH Cabai

Cabai rawit dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi, namun tanaman ini
lebih cocok ditanam di ketinggian antara 0-500m dpl. Produksi pada ketinggian di atas
500 m dpl tidak jauh berbeda namun waktu panennya lebih panjang. Tanaman ini
menghendaki tanah gembur,kaya akan bahan organik dan pH netral (6-7).

BUDIDAYA TANAMAN

1.     Persemaian

Kebutuhan benih tiap hektar berkisar 100-125g. Bedengan pesemaian dibuat arah utara
selatan menghadap ke timur. Media semai dibuat dari campuran tanah dan kompos steril
dengan perbandingan 1:1.Benih ditaburkan secara merata di atas media semai kemudian
ditutup dengan tanah tipis, disiram dan ditutup dengan daun pisang. Daun pisang dibuka
secara bertahap. Setelah umur semaian kurang lebih 7 hari, semaian dipindahkan ke
bumbunan yang terbuat dari daun pisang yang diisi campuran tanah dan kompos steril
dengan perbandingan 1:1,dan dipilih bibit yang sehat dan pertumbuhannya bagus. Bibit
berumur kurang lebih 30-35 hari setelah semai atau telah mempunyai 5-6 helai daun siap
untuk dipindahkan ke lapangan.

2.     Penyiapan Lahan dan Penanaman

Apabila lahan yang hendak dipakai merupakan lahan kering atau tegal, maka tanah harus
dibajak dan dicangkul sedalam 30-40 cm dan dibalik, kemudian bongkahan tanah
dihaluskan dan sisa pertanaman sebelumnya dibersihkan agar tidak menjadi sumber
penyakit.

Pembuatan bedengan dengan lebar1-1,2 m,tinggi 40-50 cm (disesuaikan dengan kondisi


tanah saat hujan, agar kelengasan tanah terjaga namun tidak tergenang bila turun hujan)
dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak antar bedeng kurang lebih 40-50 cm
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

(disesuaikan dengan kemudahan pemeliharaan dan agar drainasenya berlangsung dengan


baik). Pemberian kapur pertanian (jika kondisi tanah terlalu masam) dilakukan pada saat
pengolahan tanah,2-3 minggu sebelum tanam, dengan cara ditaburkan tipis dipermukaan
tanah kemudian dicampur rata dengan tanah. Permukaan bedengan dibuat agak setengah
lingkaran untuk mempermudah pemasangan mulsa. Pemberian pupuk kandang diberikan
pada saat pengolahan tanah. Kemudian mulsa plastik hitam perak dipasang.

Jarak tanam yang digunakan dalam penanaman cabai rawit adalah70 cm x 70 cm atau
60cm x 70 cm. Pada jarak tanam yang telah ditentukan dibuat lubang tanam pada mulsa
plastik dengan menggunakan kaleng yang dipanaskan. Lubang tanam dibuat dengan
kedalaman 15-20 cm dan diameter 20-25 cm, dan dibiarkan satu malam baru keesokan
harinya bibit ditanam.

Keterangan (Uraian ketercapaian indikator kompetensi dan foto beserta video (berupa link).
Jika tidak/belum tercapai uraikan penyebab nya) :
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Form 1.2 [Mengelola Pemeliharan Penanaman]

Nama Mahasiswa : Dimas Anggun Triadi

Mitra : Dinas Pertanian Kab. Tulungagung

Penempatan Divisi : Mahasiswa Magang.

Tanggal :

Durasi (Jam) Pencapaian Indikator Kompetensi :

Kemampuan melakukan pengendalian


OPT dan gulma, kebutuhan pupuk,

Indikator Kompetensi : pengairan, serta mengelola pemenuhan


persyaratan pemeliharaan tanaman

Uraian hasil:

pengendalian hama dan gulam padi: pengendalian hama di lakukan pada tanaman
padi pada sejak pembenihan sebelum di lakuakan penebaran benih padi maka di
lakukan penaburan oba insektisida agar tanaman tidak di serang hama sundep.
Setelah itu melakukan observasi pada benih jika ada abnyak serangga dan jika
serangga tersebut membuat daun tanaman menjadi kering maka itu terkena wereng
dan harus dilakukan penyemprotan menggunakan Insektisida Bureng dan plenum.

Sebelum melakukan pindah tanam saya juga melakukan observasi pada lahan. Jika
pada lahan terdapat keong kuning maka di lakukan penaburan obat Romero
(Insektisida) dengan mengunakan pasir dan dilakukan penebaran. Selain melakukan
penebaran obat tersebut juaga dilakukan pengambilan keong kuning yang ada di
lahan dan di kumpulkan pada kantong plastic dan padi siap untuk dilakukan
penanaman. Setelah melakukan penanaman padi akan dilakukan observasi 2 atau 3
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

hari agar mengetahui tanaman padi di serang hama keong kuning atau tidak, hal itu
masih terkena serangan hama keong kuning padi tanaman padi dilakukan
penyemprotan insektisida dan penaburan obat lagi dan hal itu dilakukan
pemantauan lagi dan observasi lagi.

Setlah tanam 14 hari maka dilakukan pemupukan dengan pupuk za urea dan
phonska. Untuk luas tanah 180 ru, smengunakan 2 karung ZA 1 Karung Urea 1
Krung Phonska. Pemupukan dilakukan dengan cara mengegam pupuk yang sudah
di campur lalu di jatuhkan ke tanah kemudian di injakkan sehingga tidak di
taburkan. Jika di lakukan penaburan maka air yang ada di lahan tidak boleh
mengalir, jika air mengalir maka pupuk tersebut akan hilang dan tidak dapat di
serap oleh tumbuhan.

Melakukan penyemprotan pada masa genertif. Penyemprotan menggunakan


starboster untuk meningkatakan masa petumbuhan. Selain penyemprotan untuk
meningkatkan pada masa pertumbuhan juga perlu penyemprotan insektisida hama
wereng cabuk, tikus dan lian lainya. Pengendaliaan hama wereng waktu masa
genratif itu perlu karena untuk menghindari busuk dan jamur pada di area anakan
padi yang baru sehingga anakan padi tumbuh dengan baik dan tidak terserang oleh
hama wereng dan lainnya.

Jika padi sudah mulai tumbuh bulirnya dan malainya secara rata maka tanaamn
padi tersebut dilakukan lagi pemukan mengunakan pupuk ZA agar bulir
tersebudapat terisi sampai ke ujung hingga pangkal.

Melakukan observasi tanaman setelah melakukan pemupukan dan di lakukan


penyemprotan insektisida dan di tunggu sampai panen.

Untuk panen padi tersebut menunggu bulir ujung sampai pangkal bewarna kuning
dan bulir terisi semua.
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Bawang pre

Pemeliharaan bawang pre atau daun bawang

Pemeliharaan daun bawang yaitu

1. Melakukan penyiraman dengan melihat kondisi tanah yang ada di lahan sehingga
mengetahui untuk waktu melakukan penyiraman atu tidak,

2. melakukan pemasangan mulsa untuk mengurangi organisme tanaman pengaggu.

3. melakuakn pematunan

4. melakukan pemupukan pemupukan dilakukan dengan seminggu sekali dengan


menggunakan pupuk urea dengan secukupnya.

5. melakukan penyemprotan insektisida lantat( untuk mencegah ulat yang memakan daun
bawang ) dilakukan seminggu 2 kali.

6. melakukan observasi hingga sampai panen.

Tanaman tumpang sari;

Bawang merah;

1. Penyulaman Penyulaman perlu dilakukan pada tanaman yang gagal tumbuh atau
mati. Penyulaman dilakukan sesegera mungkin atau selambat-lambatnya 7 hari
setelah tanam (HST) agar pertumbuhan tanaman menjadi seragam.

2. Pemupukan Pemupukan berimbang memberikan hasil yang maksimal. Pupuk


susulan diberikan pada umur 15, 30 dan 45 HST yaitu sebanyak masing –masing
120-180 kg N, 100-120 kg K2O per hektar dengan cara ditabur. Apabila
menggunakan mulsa plastik hitam perak (di dataran medium/tinggi) maka
pemupukan dilakukan dengan cara dikocor
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

3. Pengendalian Gulma Periode kritis persaingan tanaman dan gulma terjadi sejak
tanam sampai 1/3 atau 1/4 dari daur hidup tanaman. Untuk itu perlu dilakukan
penyiangan gulma 2 – 3 kali seminggu jika bedengan tanpa mulsa.

Pengendalian OPT Hama utama yang biasa menyerang bawang merah adalah Ulat
Grayak (Spodoptera sp), Thrips, Orongorong (Gryllotalpa sp.) dan Penggorok
Daun (Liriomyza sp). Sedangkan penyakit utama yang biasa menyerang bawang
merah adalah Bercak ungu (Altenaria porri), Embun tepung (Peronospora
destructor Berk), Fusarium (Fusarium oxysporum) dan Antraknosa.

Pengendalian Hama Penyakit Salah satu penyebab rendahnya produktivitas


tanaman bawang merah di Indonesia adalah serangan organisme tanaman. Banyak
jenis hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman bawang merah. Jenis hama
yang banyak ditemukan dilokasi penelitian yaitu ulat grayak, ulat tanah atau yang
sering disebut sebagai ulat bawang. Menurut Moekasan et al., (2013), ulat bawang
(Spodoptera spp.) merupakan OPT utama pada tanaman bawang daun yang
menyerang sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun musim hujan. Jika tidak
dikendalikan serangan hama tersebut dapat 30 menyebabkan kegagalan panen.
Bawang daun merupakan spesies allium yang lebih rentan terhadap serangan
Spodoptera spp. dibandingkan Allium cepa, A. galanthum dan A. roylei. Adapun
penyakit yang ditemukan yaitu penyakit layu fusarium yang ditandai dengan daun
menguning, dan busuk buah yang hampir tersebar disemua lahan petani bawang
merah. Menurut koresponden di Kecamatan Uluere ada faktor kerusakan lain yang
menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman bawang merah yang ditanam di
daerah dataran tinggi yaitu ketika tanaman bawang merah ditanam pada musim
hujan akan menyebabkan hama penyakit tanaman berpeluang besar untuk merusak
tanaman. Ketika hujan turun disertai dengan angin akan menyebabkan daun
bawang saling menempel dan kebanyakan daun tanaman yang rebah dan
mempermudah hama penyakit untuk berpindah ketanaman lainnya. Pada umbi
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

tanaman bawang merah juga kebanyakan membusuk.

Tembakau ;

1.
Pemupukan

Terlebih dahulu buat lubang atau tugal disekitar tanaman kemudian masukkan
pupuk dalam lubang tanam tersebut sehingga pupuk diserap

 Oleh tanaman tembakau dan tidak hilang/hanyut oleh hujan.  Untuk perumbuhan
yang optimal, maka tanaman tembakau akan menyerap unsur hara tertentu dalam
tanah berdasarkan jenis tanah, mutu/kualitas tembakau (kandungan Tar dan
Nikotin), lihat d ibawah ini.

1. Tanah Berat (Vertisol) atau Tanah Liat

 Kebutuhan Unsur N :  40-50 kg N/ha, atau 200-250 kg.ha

 Kebutuhan unsur P  :  70 kg P2O5, yang dapat dipenuhi dengan 200 kg SP36/ha. 


Pupuk ini diberikan sebelum atau menjelang tanam.

 Kebutuhan unsur K  :  pemberian unsur K dapat bersamaan dengan pemberian


unsure (menghasilkan mutu daun tembakau berkualitas tinggi diperlukan unsur (K)
3 kali lebih besar disbanding untuk pertumbuhan normal.  Unsur K dapat dipenuhi
dengan KNO3 atau unsur (K) yang lain.

1. Tanah Ringan
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Kebutuhan Unsur N   :  60-70 kg N/ha, yang dibeikan 2 kali seperti tanah berat. 
Bila terjadi hujan yang cukup tinggi setelah pemupukan      

Perlu tambahan unsur/pupuk  N antara 10-15 kg/ha, untuk menggantikan,


kehilangan/pencucian unsure N dari daerah perakaran.

1. Kebutuhan unsur P  :  lebih rendah dari pada tanah berat, karena fraksi mengingat P
lebih kecil. Pupuk/unsur P diperlukan sekitar 45 kg P2O5, yang dapat dipenuhi
dengan 100 kg SP36/ha.  Pupuk ini diberikan sebelum atau menjelang tanam.

2. Kebutuhan unsur K  :  pemberian unsur K dapat bersamaan dengan pemberian


unsure dengan dosis sekitar 150-200 kg K2O/ha dan pemupukan unsur Magnesium
(Mg) 30 kg Mg/ha.  Hal ini disebabkan tanah ringan ketersediaan  unsur Mg
rendah.

Waktu Pemupukan :

Pemupukan  I  :  pada umur tanaman 7-10 hari setelah tanam dengan cara tugal
kurang lebih 5 cm disisi tanaman, kemudian ditutup dengan tanah.  Dosis sesuai
anjuran.  Setelah pemupukan dilanjutkan dengan pendangiran/pembumbunan I
(saat tanaman umur 7-10 hari).

Pemupukan  II  :  Pada umur 21 – 25 hari setelah tanam dengan cara tugal 10-15
cm disisi tanaman (sejajar dengan bagian terluar daun tembakau).  Kemudian
dilanjutkan dengan pendangiran/pembumbunan II, daun pasir dan koseran dibuang
dan timbun tanah.

Penting diingat :

Tanaman tembakau tidak boleh diberikan pupuk yang ada kandungan  klor-nya


(Cl) seperti : ZA, ZK, NPK Phonska, SP36, NPK Kebo Mas

Pemupukan dengan Dosis N rendah akan menghasilkan daun sempit, tipis, total


PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

hasil dan kandungan nikotin rendah.

Pemupukan dengan Dosis N tinggi akan menghasilkan daun tebal, lebar, total


hasilberat dan nikotin tinggi

Pemupukan dengan Dosis N terlalu tinggi, daun menjadi keropos dan hasil panen


tidak laku.

2. Pengairan

Tanaman tembakau ditanam mengalami musim kering/kemarau, sehingga


pengairan dan penyiraman sangat diperlukan, agar kebutuhan air tanaman
tembakau terpenuhi.  Tanaman yang memperoleh  cukup air, maka akan diperoleh
pertumbuhan daun tembakau maksimal 400-600 mm, rajangan daun tembakau
berwana terang, berkadar  minyak, mengandung nikotin, alkaloid dan N total lebih
rendah.  Sedangkan bila  kurang suplai/persediaan air bagi kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tembakau maka akan menghasilkan daun
rajangan yang tinggi kandungan karbohidaratnya.

Periode umur tanaman 5-9 minggu (mulai setinggi lutut sampai berbunga) maka
akan terjadi pertumbuhan tajuk yang cepat.  Pada periode ini tanaman tembakau
memerlukan air yang cukup banyak guna mempertahankan kelembaban tanah yang
cukup.  Apabila tidak ada tanda-tanda tanaman layu sebelum jam 11.00,
menandakan air tanah masih cukup sehingga tidak perlu diairi.  Tapi jika kadar air
sekitar akar turun sampai 20%  maka perlu dilakukan pengairan sampai kapasitas
lapang.  Bila umur tanaman 9-12 minggu atau memasuki periode panen atau
pemasakan daun tembakau terjadi kekeringan maka masih perlu dilakukan
pengairan.

Pada saat buka tanah dan atau saat tanam bibit tembakau umur 1-5 hari setelah
tanam terjadi cuaca kering, maka harus dilakukan penyiraman/dikocor  dengan air
sebanyak 2 ltr  pertanaman, disiram pelan-pelan sehingga tidak menimbuni
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

tanaman.

Saat umur tanaman 20 hari setelah tanam terjadi cuaca kering dilakukan
penyiraman atau pengairan sampai tanah basah, tapi tidak tergenang.  Tinggi leb
pada tanah ½ guludan bagi tanah berat, dan tanah ringan 2/3 guludan.

Apabila umur tanaman 35 hari setelah tanam terjadi kekeringan atau cuaca sangat
kering,  guludan diairi sampai tanah menjadi basah tetapi tidak tergenang.  Tinggi
air leb (pengairan) pada tanah berat 1/3 guludan dan ditanah ringan 2/3 guludan.

Penyiraman/pengairan ini pada guludan diulan setiap 3-4 hari hingga tanaman
memasuki fase panen (pemasakan daun) jika cuaca kering/kemarau.

Lokasi pertanaman tembakau tidak ada pengairan dan kuran hujan maka harus
disiram air setiap hari tiap tanaman hingga umur 2 bulan

3. Penyiangan dan Pendangiran (Pembumbunan)

Penyiangan merupakan pengolahan tanah lebih lanjut setelah bibit ditanam dan
selama pertumbuhan tanaman.  Dalam melakukan penyiangan yang perlu
diperhatikan adalah bahwa tembakau berakar dangkal.  Walaupun tanaman sudah
tua sebagian besar berada pada lapisan tanah 30-40 cm karena,  system akarnya
yang dangkal, maka harus hati-hati dalam melakukan penyiangan, usahakan agar
sedikit mungkin terpotongnya akar.

1. Penyiangan pertama, dilakukan setelah tanaman umur 2 minggu. Tanah kanan kiri
barisan tanaman dicangkul sedalam 20 cm dan tanahnya dibalik sambil dibalik.

1. Penyiangan kedua, merupakan penyiangan yang lebih ringan, dilakukan setelah


tanaman berumur sekitar 4 minggu. Pada saat ini tanaman lebih besar dan sistem
akar telah berkembang lebih luas.  Penyiangan dilakukan pada jarak 10 cm dari
tanaman agar makin dangkal.  Pada saat penyiangan ini juga dilakukan
pertumbuhan dan pendalaman kalenan, sehingga guludan barisan tanaman makin
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

tinggi.

1. Penyiangan terakhir dilakukan saat tanaman menjelang panen pertama, dengan


dicangkul yang cukup dalam.

Dangir/Pembumbunan,  

 Pembalikan tanah (dangir) pertama dilakukan pada umur 21 hari setelah tanam. 
Pendangiran tidak terlalu dalam, dilakukan dengan cangkul.  Pertama tanah
disekitar tanaman dipecah-pecah, kemudian gulma dicabut dan dibuang, 
selanjutnya bongkahan tanah dibalik, dihancurkan dan dibumbun disekitar
tanaman.

Dangir kedua pada umur 35 hari setelah tanam dengan cangkul, tanah dikecrik
dangkal, kemudia gulma dicabut dan dibuang.  Selanjutnya tanah dari selokan
dicangkul, dihancurkan dan dibumbunkan ke barisan tanaman.

Apabila setelah pendangiran turun hujan, maka pendangiran diulangi lagi

4. Pemangkasan/Topping dan Penyirungan

Pemangkasan merupakan suatu tindakan budidaya yang sangat berpengaruh


terhadap hasil dan mutu tembakau.  Pemangkasan dilakukan pada akhir
pertumbuhan vegetative, atau pada saat tanaman memasuki fase generative. 
Tanaman yang tidak dipangkas akan memberikan hasil, mutu, kadar niotin dan
kadar gula lebih rendah dibandingkan tanaman yang dipangkas.  Menurut Tso
(1972) nikotin dibentuk pada jaringan meristematis dibelakang tudung akar,
diangkut ke atas melalui xylem dan diakumulasi didaun.    

Tanaman tembakau merupakan tanaman berbatang tunggal, pada tunas pucuknya


menghasilkan hormone menghambat pertumbuhan tunas-tunas yang terletak
dibawahnya.  Tunas pucuk ini akhirnya berkembang menjadi karangan bunga. 
Apabila karangan bunga ini dibiarkan tumbuh terus sampai membentuk buah, akan
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

tumbuh tunas samping (sirung) dari ketiak daun atas.  Sirung ini apabila dibiarkan
tumbuh terus juga akan menghasilkan karangan bunga.

Tujuan pemangkasan adalah mengalihkan pertumbuhan tunas/pucuk atau karangan


bunga dan sirung.  Maka tenaga dan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangan vegetative/daun-daun tersisa, sehingga daun menjadi luas, berat
dan berisi.    Pemangkasan dilakukan pada saat tanaman menghasilkan karangan
bunga atau satu kuncup bunga telah mekar, 4-5 lembar daun dari “Bundle flower”
ikut ditopping/pangkas, dan sisakan 18-23 lembar daun termasuk daun kaki. 
Pemangkasan ini menyebabkan 3-4 sirung pada ketiak-ketiak daun teratas yang
akan tumbuh cepat.

Tiap ketiak daun berpotensi menghasilkan 3 sirung yang tumbuhnya berurutan. 


Tunas ketiak daun/tunas (wiwilan) samping yang tumbuh akibat topping harus
dibuang dengan interval 5 hari atau menggunakan sukcer control.  Waktu
pemangkasan berpengaruh terhadap tingginya hasil tembakau.  Pemangkasan yang
dilakukan pada waktu normal (pada stadia awal berbunga) member hasil/produksi
2.360 kg/ha daun segar.  Jika pemangkasan tertunda satu minggu (stadia berbunga
lanjut) terjadi penurunan hasil berturut-turut sebesar 246 kg/ha sampai dengan 424
kg/ha.  Sedangkan apabila pemangkasan lebihcepat satu minggu pada waktu
normal (stadia bongol) terjadi peningkatan hasil sebesar 203 kg/ha.  Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan pemangkasan berpengaruh sangat nyata pada daun-
daun tembakau yang tingkat perkembangannya kurang dari 85%.

5. Hama Penyakit dan Penanggulangannya

Pengembangan usahatani tembakau dewasa ini beberapa faktor yang berpotensi


menyebabkan rendahnya luas areal panen dan produksi daun tembakau berkualitas
adalah serangan hama dan penyakit.   Hama dan penyakit biasa disebut sebagai
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang merupakan bagian dari kegiatan
pemeliharaan tanaman yang harus dilakukan secara intensif, karena dapat
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

menyerang secara menyeluruh  atau sebagian tanaman, bila kondisi agroklimat


mendukung,  maka untuk menekan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh
serangan hama dan penyakit, terlebih dahulu harus diketahui karakteristik vektor
penyebab kerusakan pada seluruh bagian tanaman   untuk   memudahkan  cara  
memberanta/pengendalian   hama  dan

penyakit.   Beberapa   jenis  hama  penyakit  yang  sering dijumpai  pada lahan
pembibitan maupun pada pertanaman tembakau adalah:

Hama

1. Ulat grayak (Spodoptera litura),  serangan terjadi pada sore hingga malam hari baik
di pembibitan maupun diareal penanaman.  Larva (ulat) membutuhkan waktu 14
hari mencapai masa dewasa  (memakan daun) dan berubah menjadi kepompong. 
Pengendalian dengan pestisida seperti Dangke 40 WP  1,5-2 gr/ltr air atau volume
semprot 700 l/ha,  Penalty 50 SC dengan dosis 1-2 ml/ltr air atau volume semprot
300-500 ltr/ha

2. Ulat daun (Helicoverpa armigera) dan ulat pupus (Helicoverpa assulla), gejalanya
ulat ini memakan pucuk daun dan daun atas tembakau sehingga daun muda mekar
berlubang atau tidak utuh lagi. Tanaman inang ulat ini adalah : kapas, jagung, 
kedelai, buncis dan tomat.

Pengendalian pestisida nabati :  daun sirih hutan,  tanpa lorong,  akar tuba, daun
tembakau, daun papaya, dan sebagainya.

Pengendalian dengan pestisida seperti  Penanlty 50 SC,  Dangke 40 WP, Diazinon


dan sebagainya.
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

3. Kutu daun (aphis, sp) dan (Phyzus persicae), cara merusak daun dengan cara
mengisap cairan daun tanaman tembakau dan mengeluarkan embun madu, baik
dipembibitan maupun di pertanaman.  Gejalanya daun tumbuh saling melengket
(embun madu) dan ada cendawan warnah hitam pada daun.  Pengendalian pestisida
dapat dikombinasi dengan Demolis 18 EC dan Penalty 50 SC, petunjuk
penggunaan dosis sama setela keduanya di emulsikan lalu dicampur secara
homogeny/merata sebelum diaplikasikan.

Penyakit

1. Penyakit lanas (Phytoptora nicotianae) atau TMV (Tobacco Mazaik Virus) ,  gejala
serangan ada 2 tipe seperti :  (a)  Tipe 1 :   tanaman yang daunnya masih hijau
mudah terkulai, layu dan mati;  dan (b)  Tipe 2 :  daunnya terkulai kemudian
menguning akhirnya mati. Demikian juga dengan penyakit layu bakteri (Ralstonia,
sp) gejalanya hampir sama.  Pengendalian penyakit tembakau dengan
menggunakan Explore ® 250 EC dengan dosis 2-4 ml/ltr air atau volume semprot 
50-800ltr/ha, waktu aplikasi sebaiknya pagi hari, sebelum jam 09.00 pagi.

2. Penyakit rebah disebabkan oleh cendawan atau virus seperti Phytium spp,  Virus
krupuk (Ruga tabacci), Selerotium sp,  dan Rhizoktonia sp. Pengendalian penyakit
yang disebabkan oleh virus dan cendawan dengan menggunakan fungisida Vitigran
Blue, dosis 300-500 gr/100 ltr

air.  Penyemprotan mulai sejak bibit dipindahkan kelapangan selang 7 hari.

Bila lahan ada pathogen dalam tanah, maka sebelum dilakukan penanaman lokasi
terlebih dahulu disterilisasi dengan fumigasi seperti furadan atau Basamid G yang
berfungsi sebagai nematisida, fungisida dan insektisida pada tanah media
pesemaian, lahan pertanaman.  Bahan aktif Dazomet apabila bereaksi dengan air
akan mengeluarkan gas methyl isothiocyanate sebagai fumigan yang sangat efektif
untuk mengendalikan nematode, cendawan dan serangga tular tanah yang sangat
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Cabai;

   Pemeliharaan

Pemeliharaan terdiri dari penyulaman, pemasangan ajir, penyiraman,pengaturan


drainase, penyiangan, penggemburan, dan pemupukan. Penyulaman terhadap bibit
yang mati dilakukan maksimal 2minggu setelah tanam. Pemasangan ajir berupa
bilah bambu setinggi kurang lebih1 m didekat tanaman.

Penyiraman harus diperhatikan agar tanaman tidak kekeringan terutama pada


musim kemarau. Pemberian mulsa plastik hitam perak selain berfungsi untuk
mengurangi populasi hama juga membantu menjaga kelembapan tanah. Pada
musim penghujan pengaturan drainase harus diperhatikan agar lahan tidak
tergenang air, karena hal tersebut dapat meningkatkan serangan penyakit akibat
kelembaban yang tinggi.

Penyiangan terhadap gulma dilakukan pada umur tanaman 1 bulan.Hal ini perlu
dilakukan untuk mengurangi kompetisi tanaman dengan gulma dalam mendapatkan
unsur hara.

Pemupukan disesuaikan dengan kondisi lahan setempat.Kebutuhan pupuk meliputi


10-30 ton/ha pupuk kandang, Urea 200-300kg/ha, SP-36 200-300kg/ha dan KCl
150-250kg/ha. Pemberian pupuk kandang dan kapur pertanian dilakukan saat
pembuatan bedengan. Pupuk buatan sebagai pupuk dasar diberikan dengan cara
membuat larikan berjarak 25-30 cm dari tepi bedengan dan jarak antar larikan
70cm, kemudian taburkan pupuk secara merata pada larikan tersebut. Pemberian
pupuk dasar ini dilakukan sebelum pemasangan mulsa sebanyak setengah dosis.

Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur satu bulan,


menggunakan sisa pupuk dasar. Pemupukan susulan ini bisa dberikan dengan cara
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

dicor, setiap tanaman disiram dengan 150-250 ml larutan pupuk. Larutan pupuk
dibuat dengan mengencerkan 1,5-3 kg pupuk buatan per 100 l air. Karena tanaman
cabai rawit merupakan tanaman tahunan yang masih dapat berproduksi sampai 2-3
tahun maka sebaiknya dilakukan pemupukan ulang sesuai kebutuhan agar
produksinya terus bertahan.

4.     Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Hama lalat buah dapat dikendalikan dengan pemasangan perangkap lalat buah yang
mengandung metil eugenol. Hama-hama pengisap seperti kutu daun, trips dan kutu
kebul dapat dikendalikan dengan pemasangan mulsa plastik hitam perak dan juga
pemasangan perangkap lekat kuning. Penyakit antraknose dapat dikendalikan
dengan penggunaan varietas tahan dan juga penggunaanfungisidasecaraselektif.

Apabila dalam mengendalikan OPT menggunakan pestisida, maka harus benar


dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu
aplikasinya.

Keterangan (Uraian ketercapaian indikator kompetensi dan foto beserta video (berupa link).
Jika tidak/belum tercapai uraikan penyebab nya) :

Form 1.3 [Mengevaluasi Tingkat Produksi]

Nama Mahasiswa :

Mitra :
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Penempatan Divisi :

Tanggal :

Durasi (Jam) Pencapaian Indikator Kompetensi :

Kemampuan menetapkan waktu dan

Indikator Kompetensi : cara panen.

Uraian hasil:

Padi

Untuk panen padi tersebut menunggu bulir ujung sampai pangkal bewarna kuning
dan bulir terisi semua.

Bawang merah

Panen a. Panen dilakukan setelah 75% daun bagian atas rebah, yaitu pada umur 60
– 80 HST, b. Sebagian umbi telah tersembul ke atas c. Panen dilakukan dengan
cara mencabut tanaman secara hati-hati agar umbi tidak rusak atau tertinggal dalam
tanah.

Pelayuan dengan cara penjemuran daun untuk mendapatkan kulit umbi berwarna
merah dan berkilau (2-3 hari) di bawah sinar matahari langsung. Kemudian umbi
dibersihkan dari kotoran tanah dan akar, kemudian diikat untuk dikeringkan.
Pedoman Budidaya Bawang Merah Menggunakan Benih Biji b. Pengeringan
dengan cara menjemur umbi bawang merah di bawah sinar matahari langsung (7-
14 hari) dengan melakukan pembalikan setiap 2-3 hari, dan siap dijual atau
disimpan

Tembakau;
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

3 bulan, dimulailah panen pertama pada daun tembakau. Memanen daun tembakau
tidaklah mudah, haruslah bertahap dari daun paling bawah hingga daun paling atas,
dan itu memakan waktu yang tidak sebentar. Dari memanen daun pertama sampai
daun terakhir dibutuhkan waktu antara 4 sampai dengan 4,5 bulan. Karena dalam
satu batang pohon, daun tembakau dibagi dalam beberapa grid atau tingkatan. Tiap
tingkatan itu menandakan kwalitas/mutu daun ( petani Temanggung menyebut
totol) dan biasanya itu terlihat dari warna dan teraba dari aromanya.   Untuk aroma
memang hanya orang tertentu saja yang bisa menentukan apakah aromanya cukup
atau kurang.   Dan semakin keatas, kwalitas/mutu  daun akan semakin tinggi dan
hargapun semakin mahal.

Kualitas / Mutu daun tembakau berdasarkan grid/tingkatan daun istila orang


Situbondo (Jatim) disebut totol adalah sebagai berikut:

1. Kualitas/mutu A (Totol A) daun berwarna hijau, biasanya umur sekitat 3 bulan bisa
mulai dipanen.

2. Kualitas/mutu B (Totol B) daun berwarna hijau tapi sudah mulai terlihat warna
kuning diantaranya

3. Kualitas/mutu C (Totol C) daun berwarna kuning saja.

4. Kualitas/mutu D (Totol D) daun berwarna kuning agak kemerahan

5. Kualitas/mutu E (Totol E) daun berwarna merah namun masih ada semburat


kuningnya

Panen dan Pasca Panen Cabai

Pada saat panen, buah yang rusak sebaiknya dimusnahkan,kemudian buah yang
dipanen dimasukkan dalam karung jala dan kalauakan disimpan sebaiknya
disimpan di tempat yang kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik
PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS
MERDEKA (MBKM)
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Keterangan (Uraian ketercapaian indikator kompetensi dan foto beserta video (berupa link).
Jika tidak/belum tercapai uraikan penyebab nya) :

Anda mungkin juga menyukai