SISTEM MONOKULTUR
MATA KULIAH MANAJEMEN AGRIBISNIS
Tabel Perencanaan :
No kegiatan Bulan
Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan Saprodi
2. Pemilihan Benih
3. Persiapan Lahan
a. Pembersihan
Lahan dari
Gulma
b. Penggaruan
Lahan
c. Pemberian
Pupuk Dasar
4. Penanaman
a. Pembuatan
Lubang
Tanam
Menggunakan
Gejik
b. Memasukkan
Benih ke
Lubang
Tanam
5. Pemupukan I
6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
b. Penyiangan
c. Penyulaman
d. Penyemprotan
Hama &
Penyakit
7. Pemupukan II
8. Pembumbunan
9. Panen
Tabel Keterangan:
No kegiatan Keterangan
6. Pemeliharaan
e. Penyiraman Air adalah salah satu faktor penting untuk tanaman jagung, baik
di awal hingga nanti panen. Ada beberapa fase jagung yang
membutuhkan banyak air, salah satunya fase bunga. Fase ini
akan tumbuh pada usia tanaman 45-55 hari setelah ditanam.
Begitu juga dengan fase pengisian biji yang berada pada usia
50 – 80 hari dihitung setelah tanam.
f. Penyiangan Penyiangan dalam proses perawatan tanaman jagung bertujuan
menghilangkan gulma yang menjadi kompetitor unsur hara
bagi tanaman jagung. Penyiangan pertama bisa dilakukan saat
tanaman sudah berumur empat minggu setelah masa tanam.
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pembumbunan dan
sebaiknya dilakukan dua minggu sekali.
g. Penyulaman Penyulaman merupakan menanam benih kembali untuk
mengganti benih yang rusak agar tanaman yang tumbuh dalam
satu lahan tetap seragam. Tanaman atau benih yang diganti
biasanya dikarenakan terserang hama dan penyakit atau rusak.
Jika dipaksakan tumbuh, tanaman tidak bisa berproduksi
optimal. Penyulaman harus dilakukan secepatnya setelah
penjarangan agar perbedaan antartanaman tidak ketara.
h. Penyemprotan Hama tanaman jagung atau OPT (Organisme Pengganggu
Hama & Tanaman) merupakan faktor terjadinya kegagalan dalam
Penyakit budidaya jagung. Selain cara budidaya yang tepat, untuk
mendapatkan hasil maksimal dari tanaman jagung adalah
pengendalian hama secara tepat. Jika tidak, sudah dapat
dipastikan kerugian pada budidaya jagung. Hama yang
biasanya ditemukan pada tanaman jagung antara lain belalang,
lalat bibit, ulat tanah, ulat grayak, kutu daun, kumbang bubuk,
penggerek tongkol, serta penggerek batang.
Pengendalian dapat dilakukan secara teknis dan secara
kimiawi. Beberapa jenis pestisida yang biasa digunakan untuk
tanaman jagung dan dosisnya untuk 1 hektar diantaranya:
Abamectin 18EC digunakan untuk mengendalikan hama kutu
daun, thrips, dan ulat grayak. Dosisnya 0,5-1 ml/liter air.
7. Pemupukan II Pemupukan selanjutnya selang 21 hari setelah penanaman dan
35 hari setelah penanaman. Takaran pupuk adalah sekitar 100-
150 kg dan untuk pupuk NPK Phonska sekitar 150-200 kg.
8. Pembumbunan Pembubunan dilakukan dengan cara menggali parit antar
bedengan dan tanah di balik bagian perakaran tanaman. Hal
ini di maksudkan agar tanaman jagung tidak mudah rebah dan
membuatnya lebih kokoh untuk menompang batang dan calon
buah yang akan tumbuh. Galian pada parit memungkinkan air
untuk masuk. Air itu akan diserap oleh tanaman dengan
mudah.
9. Panen Jagung manis biasanya masuk masa panen pada 64-82 hari
setelah tanam (HST). Waktu ini berjarang sekitar 21 hari setelah
berbunga. Jagung manis biasanya dipanen untuk dikonsumsi
dalam keadaan segar. Jika jagung manis ditanam di dataran
tinggi, waktu panennya bisa lebih lama. Waktu panen jagung
manis bisa mencapai 104 HST. Lamanya waktu ini tentu saja
akan memengaruhi tekstur dan rasa jagung manis, terutama rasa
manis yang dihasilkan. Panen jagung manis yang terlalu cepat
bisa mengakibatkan produksinya lebih rendah. Biji jagung
manis belum terbentuk secara sempurna. Akan tetapi, panen
yang terlalu tua bisa menyebabkan biji jagung mengeras dan
rasa manisnya berkurang.