Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN TANAH, PENANAMAN, DAN PERAWATAN JAGUNG

KELOMPOK 5

KELAS 1A

DISUSUN OLEH :

Annisa Utami Nastiti 10307007

Nida Tria Purnama 10307033

Reva Novanti 10307041

Sidiq Al Munawar 10307045

LABORATORIUM ALSINTAN

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI

POLITEKNIK NEGERI SUBANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Jagung sebagai salah satu makanan pokok, akhir- akhir ini lebih banyak
dibudidayakan karena kebutuhannya semakin banyak. Meningkatnya permintaan
dengan harga yang tinggi, maka para petani juga semakin banyak bertanam jagung.

Jagung manis merupakan salah satu komoditas sayuran paling populer di


Amerika Serikat dan Kanada. Konsumsi jagung manis juga mengalami peningkatan
di Asia, Eropa, dan Amerika Latin serta banyak negara lain, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, jagung manis mulai dikenal sejak 1970-an. Konsumsi jagung


manis terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
dan pola konsumsi. Jagung manis dikonsumsi segar dalam bentuk jagung rebus
maupun jagung bakar. Jagung manis sering juga menjadi bahan baku berbagai
masakan dan produk olahan, misalnya kue, roti, sayur sop, sayur asam, perkedel,
cream, susu, sirup, bahan baku pembuat permen, dan topping pizza.

Indonesia adalah negara tropis, jadi kondisi geografis yang mendukung,


sehingga memberikan kesempatan pada para petani untuk bisa menanam segala
macam tumbuhan. Selain itu iklim di Indonesia juga mendukung untuk bisa
bercocok tanam sepanjang tahun.

Pada praktikum kali ini kami akan melakukan beberapa tahapan diatas untuk
mengetahui bagaimana cara mengolah tanah, menanam, memelihara, dan sampai
memanen tanaman jagung.

B. Tujuan

• Mengetahui bagaimana pengolahan tanah yang baik.

• Mengetahui bagaimana menanam jagung yang benar.

• Mengetahui bagaimana cara memelihara tanaman jagung yang benar.

• Dapat memanen jagung dengan waktu yang tepat.

1
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Jagung merupakan komoditas kedua setelah padi dengan daya adaptasi


yang cukup luas sehingga dapat ditanam di lahan lahan kering, sawah tadah
hujan dan sawah irigasi. Kegiatan produksi benih jagung sebagai salah satu upaya
untuk mendukung peningkatan produksi jagung dapat dilakukan di sawah tadah
hujan. Budidaya jagung untuk produksi benih di sawah tadah hujan dapat
dilakukan dengan menerapkan sistem tanam tanpa olah tanah. Kegiatan produksi
benih jagung hibrida dengan sistem tanam tanpa olah tanah (TOT) bertujuan untuk:
mempercepat waktu tanam jagung setelah panen padi sehingga sisa air tanah
dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman jagung dan mengurangi biaya
pengolahan. Metode pelaksanaan meliputi: 1) persiapan benih induk; 2) Persiapan
lahan; 3)Penanaman; 4) Pemeliharaan tanaman; 5) Roguing; 6) Detaselling; 7)
Pengecekan black layer ; 8) Panen dan pasca panen. Hasil dari kegiatan ini
menunjukkan bahwa Penerapan sistem tanam tanpa olah tanah (TOT) dalam
memproduksi benih jagung hibrida pada sawah tadah hujan dapat
meningkatkan indeks pertanaman dari IP 100 menjadi IP 200, mempercepat waktu
tanam serta dapat memanfaatkan sisa air tanah sehingga mengurangi biaya
pengolahan lahan (Syamsia et al., 2019)

Jagung manis merupakan varietas botani dari jagung biasa atau jagung pakan
atau jagung pipil (field com). Cara penulisan nama latin jagung manis adalah Zea
mays var. saccharata Sturt. Sama dengan jagung pipil, jagung manis termasuk
dalam famili Gramineae (rerumputan). Jagung manis termasuk tanaman
hortikultura walaupun secara morfologi tidak berbeda dibandingkan dengan jagung
pakan (field com). Jagung manis merupakan perkembangan dari jagung tipe flint (
Jagung mutiara ) dan jagung tipe dent ( jagung gigi kuda). Hal yang membedakan
antara jagung manis dengan jagung pakan adalah kandungan gulanya yang tinggi
pada stadia masak susu dan permukaan kernel yang menjadi transparan dan
berkerut saat mengering. Komposisi genetik pada jagung manis dan jagung tipe
dent hanya dibedakan oleh satu gen resesif. Gen ini mencegah perubahan gula
menjadi pati. (Dr. M. Syukur & Azis Rifianto, 2013)

2
Budi Daya Cara Petani

Sebelum tanam, tanah diolah dengan menggunakan tenaga sapi. Penanaman


secara sebar dengan jarak 40 cm x 40 cm dengan populasi 62.500 tanaman/ha. Alur
penanaman dilakukan secara memutar dengan mengatur jarak antar baris bajakan
40 cm dan diikuti peletakan benih jagung lebih kurang 2 biji dengan jarak dalam
baris benih 40 cm. Setelah disebar atau diletakkan, benih ditutup tanah dengan
menggunakan bajak. Caranya dengan melewati tanah pada bagian tengah antar
barisan yang tidak disebari benih jagung. Cara ini dilakukan untuk menghemat
biaya tenaga kerja. Pemupukan, penyiangan gulma, pendangiran, serta
pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai cara petani. Takaran pupuk yang
digunakan yaitu urea 500 kg dan SP36 250 kg/ha. Pemupukan dilakukan pada saat
tanaman berumur 15-20 hari dan 30-35 hari setelah tanam (HST). Setengah takaran
pupuk urea diberikan pada pemupukan pertama dan sisanya pada pemupukan
kedua. Pupuk SP36 diberikan sekaligus pada pemupukan pertama. Pupuk diberikan
dengan cara diletakkan di samping tanaman kemudian ditutup dengan tanah. Di
Desa Bunbarat, rumput sangat penting sebagai pakan ternak sapi. Oleh karena itu,
penyiangan dilakukan jika rumput sudah tumbuh agak tinggi agar dapat digunakan
sebagai pakan ternak. Pendangiran dilakukan memakai alat bajak melewati tengah
barisan tanaman. (Soerjandono, 2008)

Bercocok tanam jagung dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: 1.)


Pengerjaan tanah, kegiatan pengerjaan tanah diawali dengan pemilihan lokasi,
pembuatan lubang tanam, dan penyediaan tanah yang subur serta dengan syarat
tanaman jagung. 2.) Penyediaan bibit, Kegiatan penyediaan bibit, diawali dengan
cara perolehan bibit, pemilihan bibit serta penyemaian bibit. 3.) Penanaman,
Kegiatan penanaman dilakukan dengan memperhatikan waktu tanam, jarak tanam,
dan cara tanam. 4.) Pemeliharaan, langkah-langkah dalam pemeliharaan bertanam
jagung adalah pengairan, penyulaman, penyiangan, pemupukan, dan
pemberantasan hama penyakit. 5.) Pemanenan, Kegiatan pemanenan berupa
penentuan waktu, cara dan pengolahan hasil panen. (Rochani, 2007)

3
BAB 3

PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LAHAN

Pada praktikum kali ini, sebelum kami turun ke lahan ada arahan terlebih
dahulu dari dosen pengampu. Setelah mendapat arahan kami pun memakai sepatu
khusus ke lahan dan membawa alat dan bahan yang lain seperti cangkul, alat
penyiram tanaman, meteran, bibit, furadan, dan pupuk. Dalam pengolahan tanah
kali ini tanah yang kami olah itu kering dan berbentuk bongkahan, sebelum kami
melakukan pengolahan tanah menggunakan cangkul, tanah tadi sudah diolah
menggunakan traktor sehingga kami tidak terlalu sulit dalam mengolah tanah
tersebut menggunakan cangkul. Kami mengolah lahan tersebut dengan membuat
gundukan dan membuat irigasi tujuannya untuk mengurangi risiko terendamnya
tanaman. Setelah proses pengolahan tanah selesai, lalu kami membuat lubang
digundukan tanah dengan kedalaman 5 cm dan jarak posisi dengan yang lainnya
20cm sepanjang gundukan yang kami buat dengan panjang 20 meter.

PENANAMAN

Pada tahap ini sebelum kami memasukkan jagung ke dalam lubang, kami
memasukkan terlebih dahulu furadan. Furadan ini dipakai untuk mengendalikan
aneka jenis hama, terutama hama penggerek batang, cacing, ulat, semut, dan masih
banyak lagi. Setelah itu kami memasukkan dua bibit tanaman jagung manis lalu
ditutup menggunakan pupuk kompos. Kami mengulangi kegiatan tersebut sampai
semua lubang telah ditanami oleh bibit jagung.

PEMELIHARAAN

Setelah proses penanaman selesai kami pun langsung melakukan


pemeliharaan dengan menyiram tanaman jagung tersebut dan mencabuti gulma
yang ada disekitaran gundukan kami. Karena gulma dapat membuat tanaman yang
kami tanam mengalami penurunan kualitas dan kuantitas, gulma tersebut dapat
mengambil unsur hara yang ada dalam tanah.

4
Setelah satu minggu hari setelah tanam daun sejati pun tumbuh, tinggi
tanaman sekitar 3-7 cm. Tetapi hanya beberapa lubang saja yang tumbuh,
kebanyakan lubang lainnya tidak tumbuh. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
bibit tersebut tidak tumbuh, salah satunya karena kekurangan air, pada hari ketiga
sampai hari ke enam setelah tanam bibit jagung tersebut tidak kami siram, itu yang
menyebabkan bibit jagung tersebut tidak tumbuh semua. Ditambah lagi cuaca pada
saat hari itu sangat panas sehingga bibit yang kami tanam pun laju pertumbuhan
dan perkembangannya terhambat, dan bibit itu pun menjadi busuk. Setelah
mengetahui bahwa faktor air sangat mempengaruhi pertumbuhan jagung, kami pun
menjadi lebih sering menyiram dan merawat tanaman jagung tersebut jika cuacanya
sedang cerah. Pada saat hujan kami tidak menyiram tanaman tersebut, karena jika
kelebihan air pun tidak baik untuk tanaman jagung tersebut. Kami hanya melakukan
pengecekan terhadap gundukan jagung untuk mengontrol hama dan gulma yang
ada.

Setelah satu bulan hari setelah tanam, cuaca di daerah Cibogo menjadi sering
hujan, itu menyebabkan kami mengalami musibah. Yaitu terendamnya gundukan
jagung kami yang sistem irigasinya tidak berjalan dengan baik. Saluran irigasi yang
tidak tersistem dengan baik membuat aliran keluarnya air menjadi perlahan dan
tidak deras, sehingga air begitu banyak terkumpul di petak praktikum. Gundukan
yang kelompok kami pun kurang tinggi yang membuat tanaman jagung kami
terendam karena kalah tinggi dengan genangan air.

Untuk mengurangi debit air yang ada pada sekitaran gundukan kami, kami
pun melakukan sebuah tindakan yaitu dengan membuat saluran air keluar lebih
banyak agar air yang keluar pun lebih cepat. Setelah beberapa hari, ada perubahan
yang terjadi pada jagung yang telah tumbuh yaitu batang jagung dan daunnya
berubah menjadi kuning. Itu disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada jagung
tersebut. Setelah tiga bulan hari setelah tanam tinggi jagung yang kami tanam kini
tingginya sekitar 55-70 cm. Jambak bunga bisa kita lihat secara jelas yang
menandakan tanaman jagung tersebut terus berproses dan berkembang menuju ke
tanaman yang dewasa.

5
Praktik yang kami lakukan tidak sampai ke tahap panen, ada beberapa
kesalahan yang kami lakukan dan ada hambatan juga yang terjadi. Diantaranya
adalah:

1. Pada tiga hari sampai enam hari setelah tanam, kami tidak melakukan
pemeliharaan terhadap tanaman jagung, yang menyebabkan beberapa bibit menjadi
busuk.

2. Banyaknya gulma yang tumbuh, gulma sangat mempengaruhi terhadap


pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung, gulma membuat unsur hara yang
terdapat didalam tanah menjadi terbagi penyerapannya.

3. Kurangnya nutrisi, kurangnya unsur Belerang dan Fosfor di dalam tanah


dapat menyebabkan tanaman rentan terkena penyakit seperti Hawar daun corbonum
yang menyerang tanaman jagung.

4. Terendam oleh air hujan, dengan terendamnya tanaman oleh air hujan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pun menjadi terhambat, karena
kebanyakan air pun tidak baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.

5. Sistem irigasi lahan yang tidak begitu baik, membuat aliran air menjadi
menggenang. Hal tersebut karena sistem aliran air yang ada belum terbuat secara
sistematis yang membuat jalannya air tidak teratur.

6
PENUTUP

Demikian laporan praktikum dari kelompok kami, mulai dari pengolahan


lahan sampai pemeliharaan jagung kami bahas dengan objektif. Walaupun
pengamatan pada praktikum kami ini tidak sampai ke tahap panen, tetapi kami
sangat berterima kasih terhadap bapak/ibu dosen yang terhormat atas ilmu dan
pengalaman yang diberikan. Kami selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
terhadap semua kelangsungan yang terjadi dan mengucapkan banyak terima kasih
atas segalanya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Soerjandono, N. B. (2008). Teknik Produksi Jagung Anjuran di Lokasi Prima Tani


Kabupaten Sumenep. Buletin Teknik Pertanian, 13(1), 27–29.
Syamsia, S., Idhan, A., & Kasifah. (2019). Produksi Benih Jagung Hibrida Menggunakan
Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT). In Jurnal Dinamika Pengabdian (Vol. 5,
Issue 1).
Dr. M. Syukur, S. M., & Azis Rifianto, S. (2013). Jagung Manis. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rochani, S. (2007). Bercocock Tanam Jagung. Garut: Azka Mulia Media.

8
LEMBAR KONTRIBUSI

ANNISA UTAMI NASTITI 10307007 BAB 2, DAFTAR PUSTAKA

NIDA TRIA PURNAMA 10307033 BAB 1, BAB 3

REVA NOVANTI 10307041 COVER, BAB 1

SIDIQ AL MUNAWAR 10307045 BAB 2, BAB 3, LEMBAR


KONTRIBUSI

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai