Anda di halaman 1dari 8

METODE PENELITIAN AGRIBISNIS

Nama : Winne Tanasha


Nim : C1G021263
Prodi : Agribisnis
Kelas : F

“ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN USAHATANI


CABAI RAWIT DI KOTA MATARAM”

2.2. Tinjauan Umum Tanaman Padi dan Tanaman Cabai Rawit

2.2.1. Tanaman padi

2.2.2. Tanaman Cabai Rawit

2.3. Teori Produksi

2.4. Teori Biaya

2.5. Teori Pendapatan Usahatani

2.1. Usahatani
2.2. Tinjauan Umum Tanaman Padi dan Tanaman Cabai Rawit
2.2.1 Tanaman Padi
Tanaman padi merupakan bahan baku dari beras, dimana beras merupakan kebutuhan dasar
bagi kehidupan manusia baik ditinjau dari segi fisiologi, psikologi, sosial, maupun antropologi.
Bagi masyarakat Indonesia, beras menjadi komoditas yang sangat penting tidak saja dilihat dari
sisi produsen tetapi juga dari sisi konsumen (Patiwiri, 2006).

Padi dapat beradaptasi pada lingkungan tergenang (anaerob) karena pada akarnya terdapat
saluran aerenchyma. Struktur aerenchyma seperti pipa yang memanjang hingga ujung daun.
Aerenchyma berfungsi sebagai penyedia oksigen bagi daerah perakaran. Walaupun mampu
beradaptasi pada lingkungan tergenang, padi juga dapat dibudidayakan pada lahan yang tidak
tergenang (lahan kering, lading) yang kondisinya aerob (Purwono, 2010).

Ciri khusus budidaya padi sawah adalah adanya penggenangan selama pertumbuhan
tanaman. Adapun tahapan-tahapan budidaya padi sebagai berikut (Purwono, 2010):

a. Penyiapan lahan
Waktu pengolahan tanah yang baik tidak kurang dari 4 minggu sebelum penanaman.
Sebelum diolah, lahan digenangi air terlebih dahulu sekitar 7 hari. Kedalaman lapisan olah
sekitar 15-20 cm. Tujuannya untuk memberikan media pertumbuhan padi yang optimal
dan gulma dapat dibenamkan dengan sempurna.
b. Pemilihan Benih
Benih yang digunakan disarankan bersertifikat/berlabel biru. Pada setiap musim tanam
perlu adanya pergiliran varietas benih yang digunakan dengan memperhatikan ketahanan
terhadap serangan wereng dan tungro. Kebutuhan benih berkisar 20-25 kg/hektar.
c. Penyemaian Lahan
penyemaian dibuat bersamaan dengan penyiapan lahan untuk penanaman. Untuk luas
tanam satu hektar dibutuhkan lahan penyemaian seluas 500 m2 . Pada lahan persemaian
tersebut dibuat bedengan dengan lebar 1-1,25 m dan panjangnya mengikuti panjang
petakan untuk memudahkan penebaran benih. Air dipertahankan tergenang di sekitar
bedengan hingga bibit siap dipindah tanamkan. Bibit siap dipindah tanamkan saat bibit
berumur 3-4 minggu atau bibit memiliki minimal 4 daun (Iswardono, 2004).
d. Penanaman
Saat penanaman, kondisi lahan dalam kedaan tidak tergenang atau macakmacak. Jarak
tanam yang dianjurkan adalah 25 cm x 25 cm x 15 cm atau jarak tanam jajar legowo 40cm
x 20 cm x 20 cm. Bibit yang ditanam berkisar 3 batang per lubang. Setelah tiga hari
penanaman, air dimasukkan ke dalam lahan. Adapun penyulaman dapat dilakukan 7 hari
setelah tanam jika ada bibit yang mati.
e. Pemupukan
Pupuk yang digunakan sebaiknya kombinasi antara pupuk organik dan buatan. Pupuk
organik yang diberikan dapat berupa pupuk kandang atau pupuk 8 hijau dengan dosis 2-5
ton/ha. Pupuk organik diberikan saat pembajakan/ cangkul pertama. Berdasarkan
penelitian, penggunaan pupuk organik dapat mengurangi dosis pupuk buatan hingga
setengahnya (Hernanto. 1996).
f. Pemeliharaan
Pemberian air disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dengan mengatur ketinggian
genangan. Ketinggian genangan dalam petakan cukup 2cm – 5 cm. Genangan air yang
lebih tinggi akan mengurangi pembentukan anakan. Pada tanah dengan drainase buruk,
sebaiknya air dibiarkan tergenang dalam petakan. Jika ketersediaan air kurang mencukupi,
pemberian air dapat dilakukan secara berselang. Selain pemberian air, pemeliharaan tanah
dengan pengeringan. Pengeringan pada saat tertentu akan memperbaiki aerasi tanah dan
membuat pertumbuhan padi lebih baik. Pengendalian hama dan penyakit sebagai upaya
pemeliharaan tanaman sebaiknya dilaksanakan secara terpadu yang meliputi penggunaan
strategi pengendalian dari berbagai komponen yang saling menunjang dengan pertunjukan
teknis yang ada. Kegiatan pemeliharaan tanaman lainnya, yaitu penyiangan. Waktu
penyiangan disesuaikan dengan waktu pemupukan karena petakan sebaiknya bersih dari
gulma pada saat pemupukan (Mubyarto, 1992).
g. Panen dan pascapanen
Salah satu upaya peningkatan produksi pangan adalah mengurangi kehilangan hasil dalam
penanganan panen dan pascapanen. Penangan panen dan pascapanen tanaman pangan perlu
mendapatkan perhatian karena kehilangan hasil dalam produk pangan seperti padi dapat
mencapai 12 – 20%. Penentuan saat panen tanaman pangan bijian merupakan syarat awal
mutu yang baik. Padi siap panen sekitar 30-40 hari setelah berbunga merata. Jika terlambat
memanen padi, akan mengakibatkan banyak biji yang tercecer atau busuk sehingga
mengurangi produksi (Priyadi, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Hernanto. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta. PT. Penebar Swayada.

Iswardono, 2004. Ekonomi Mikro. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Mubyarto, 1992. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. LP3ES.

Patiwiri, 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI.

Priyadi, 2015. Memulai Usaha Si Pedas Cabai Rawit di Lahan dan Pot. Yogyakarta. Cahaya Atma.

Purwono, 2010. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Jakarta. PT. Penebar Swadaya
Kerangka Penelitian
Tanaman padi dan cabai rawit adalah tanaman yang paling banyak diusahakan oleh
petani khususnya di Kota Mataram. Kedua komoditi tersebut diusahakan oleh petani dengan
tujuan utama untuk diperdagangkan dan sebagian kecil untuk dikonsumsi sendiri. Dengan
demikian tanaman padi dengan tanaman cabai rawit menjadi salah satu sumber pendapatan
petani di Kota Mataram. Kedua komoditi tersebut dapat ditanam pada waktu yang bersamaan.
Pengusahaan usahatani padi dengan usahatani cabai rawit sangat diperlukan oleh petani di
lokasi penelitian karena menghidupi keluarga memulai pemenuhan kebutuhan konsumen.

Pemilihan jenis tanaman padi dengan tanaman cabai rawit yang berbeda ini
menyebabkan perbedaan biaya produksi dan produktivitas yang dihasilkan. Pendapatan
usahatani di samping itu juga akan berbeda karena pendapatan usahatani diperoleh dari total
produksi yang dihasilkan dengan harga komoditas dan dikurangi dengan total biaya produksi.
Total dari biaya produksi adalah total dari harga faktor-faktor produksi yang digunakan dan
dinilai dalam satuan uang.

kerangka pendekatan masalah dapat digambarkan seperti skema berikut ini:


Kerangka Penelitian
DEFINISI OPERASIONAL
1. Usahatani padi yang dimaksud pada penelitian ini yaitu usahatani yang dilakukan petani dengan
menanam padi pada lahan sawah di Kota Mataram
2. Usahatani cabai rawit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usahatani yang dilakukan oleh
petani dengan menanam cabai rawit. Usahatani cabai rawit dilakukan petani pada lahan persawahan
di Kota Mataram.
3. Biaya produksi dalam penelitian ini adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk
memperoleh faktor produksi (input) dan bahan penunjang lain yang akan didayagunakan untuk
memperoleh produksi yang telah direncanakan dan dinyatakan dalam rupiah. USAHATANI Padi Cabai
Rawit Produksi Produksi Input Output Pendapatan Input Output Pendapatan Komparasi Pendapatan
Biaya Penerimaan Biaya Penerimaan 18
4. Produksi adalah hasil fisik padi dan cabai rawit (output) dalam bentuk biji setelah panen yang
dinyatakan dengan satuan kilogram.
5. Penerimaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah produksi total usahatani padi atau
usahatani cabai rawit yang dihasilkan, kemudian dikalikan dengan harga yang diterima petani pada
saat itu yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
6. Pendapatan usahatani yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan total yang diperoleh
dari kegiatan usahatani padi atau cabai rawit dikurangi dengan biaya total yang dikeluarkan pada
satu kali proses produksi yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
7. Faktor pendorong yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mendukung petani
dalam berusahatani padi dan cabai rawit.
8. Analisis komparatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan untuk mengetahui
perbandingan biaya dan pendapatan usahatani dalam berusahatani padi dan berusahatani cabai
rawit.

Anda mungkin juga menyukai