MIKROBIOLOGI
ACARA 8
PENGIKATAN N OLEH BAKTERI NON SIMBIOSIS
Disusun Oleh :
Nama : Dsta Dwi Prayoga
NPM : 1710401058
Kelompok : 03
Asisten : Wahyu Aji S
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di
ujung-ujung akar. Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizoma yang tepat dan
efektif. Bintil-bintil ini timbul karena infeksi rambut akar dengan bakteri dari dalam
tanah. Bakteri yang menimbulkan bintil pada tanaman leguminosa, yaitu bakteri
bintil, dikelompokan dalam genus Rhizoma (Sadikin, 2004).
Penambahan input luar seperti pupuk hayati berisikan inokulan mikroba juga
diperlukan untuk menyuplai kesediaan unsur hara bagi tanaman. Inokulan yang
ditambahkan terdiri dari inokulan bakteri penambat N non-simbiotik, bakteri pelarut P
non-simbiotik dan bakteri pelarut K. Penggunaan pupuk hayati sangat efektif untuk
meningkatkan efisiensi pemupukan dan produktivitas tanaman dengan biaya relatif
murah (Rosiana dkk, 2013).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 6 November 2018 pada pukul
08.00 sampai selesai. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Tidar di Ruang P2.03.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berberapa
macam tanah pengikat N pertanian (tanah sawah, tanah lapang, dan tanah tegal),
tepung kanji, aquades, cawan petri 4 buah, mortir dan alu, plastik wrap, saringan
dan timbangan.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang 100 gram dari tiap
macam tanah pertanian yang telah dihaluskan. Kemudian, mencampurkan 3 gram
tepung kanji ke dalam masing-masing tanah yang telah ditimbang. Selanjutnya,
mencampurkan campuran tersebut dengan menggunakan aquades hingga
merupakan suatu pasta. Setelah itu, memasukkan masing-masing pasta tersebut ke
dalam cawan petri dan menandainya menggunakan label. Lalu, membuat kontrol
dari tiap macam tanah tersebut. Selanjutnya, mendiamkannya selama kurang lebih
7 hari dan kemudian melakukan pengamatan.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tanah Tegal
Tanah Lapang Tanah Sawah
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan pengujian keberadaan bakteri penambat N
non simbiotik pada tanah sawah, tanah lapang, dan tanah tegal. Berdasarkan hasil
praktikum yang telah dilakukan, bakteri penambat N non simbiotik terlihat pada
ketiga tanah yang dapat dilihat dari adanya titik-titik hitam pada tanah. Masing-
masing tanah tersebut dicampurkan dengan tepung kanji.
Domain : Bacteria
Filum : Protobacteria
Kelas : Zymobacter
Ordo : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Azotobacter
Spesies : Azotobacter sp.
Menurut Rosiana dkk (2013), bakteri Azospirillum sp. adalah salah satu
mikroorganisme yang dapat memfiksasi N dari udara yang bersifat mikroaerobik
dan mampu berasosiasi dengan tanaman tingkat tinggi. Dalam proses fiksasi N
atmosfer, bakteri Azospirillum sp. menambat N bebas dan mengubahnya menjadi
sebuah jaringan yang kemudian melalui proses pelapukan, amonifikasi dan
nitrifikasi akan memberikan sebagian nitrogen udara sebagai nitrogen yang
tersedia bagi tanaman tingkat tinggi.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa bakteri
Azotobacter merupakan bakteri penambat N non simbiotik untuk mengikat N yang
bebas di udara yangg dipengaruhi oleh ketersediaan N, keadaan medium tumbuh
tanaman serta tingkat keasaman lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, O.N and E.A. Allen. 1981. The Leguminose: A Source Book of Characteristic,
Uses, and Nodulation. The University of Wisconsin Press: Wisconsin.
Iskandar, 2002. Pupuk Hayati Mikoriza Untuk Pertumbuhan dan Adapsi Tanaman Di
Lahan Marginal. Surya press. Malang.
Widawati, Sri. 2015.”Uji Bakteri Simbiotik dan Nonsimbiotik Pelarutan Ca Vs. P dan
Efek Inokulasi Bakteri Pada Anakan Turi (Sesbania grandiflora L. Pers.)”.
Jurnal Biologi Indonesia.
LAMPIRAN