Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

TANAMAN KARET

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Airlambang Kesuma Galuh (17.05.005)


2. Dwi Ardan Kusnadi (17.05.006)
3. Siti Latifatul Kamila (17.05.048)
4. Rizki Ramadhan Syahputra (17.05.050)
5. Jakob Kristian Tamba (17.05.052)

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN DIPLOMA IV

POLITEKNIK LPP

YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Karet” tepat waktu

Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan kurikulum di Program


Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Diploma IV Politeknik LPP Yogyakarta
dalam mata kuliah Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada dosen maupun asisten praktikum yang telah sabar
dalam membimbing kami, dan juga teman-teman sekalian yang telah memberikan
dukungan.

Penulis berharap, semoga makalah ini bisa dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi di masa
mendatang.

Yogyakarta, 21 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................... 3

A. Hama pada Tanaman Karet............................................................ 3


1. Tikus (Rattus argentiventer)..................................................... 3
2. Rayap (Coptotermes curvignathus)......................................... 5
3. Siput (Achatina fulica)....................................................... 7
B. Penyakit pada Tanaman Karet............................................................ 8
1. Jamur Akar Putih (JAP)...............................................................8
2. Penyakit Bidang Sadap (Mouldy Rot).........................................9
3. Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum gloesporioides)..............10

BAB III. PENUTUP............................................................................................ 12

A. Kesimpulan........................................................................................ 12
B. Saran.................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan produsen karet alam terbesar kedua setelah Thailan,
dengan total areal seluas 3,29 juta ha pada tahun 2003, dimana 84% dari
luasan areal tersebut adalah perkebunan rakyat. Produksi pada tahun yang
sama adalah 1,78 juta ton, 93% diantaranya di diekspor dalam bentuk bahan
mentah dan sisanya diserap oleh industri domestik barang jadi karet. Secara
keseluruhan, tenaga kerja yang terserap dalam industri karet diperkirakan
sekitar 2,5 juta kepala keluarga atau sekitar 11 juta jiwa. Tercakup di
dalamnya berbagai bidang usaha mulai dari kegiatan usaha pertanaman dan
pemeliharaan, pengolahan bahan mentah dalam industri karet remah dan
pengasapan, pedagang dan ekspor, serta industri barang jadi karet (Solichin
at.al., 2004).
Perkebunan karet di Indonesia umumnya didominasi oleh perkebunan
rakyat yang luasnya mencapai 2,77 juta ha dan dikelola secara tradisional
dalam bentuk hutan karet yang menyerupai hutan sekunder. Beberapa hal
yang menyebabkan rendahnya produktivitas perkebunan rakyat di Indonesia
antara lain penggunaan bahan tanam yang berkualitas rendah, penggunaan
input produksi seperti pupuk, herbisida dan pestisida yang rendah, dan
banyaknya tanaman karet yang rusak dan tua, serta minimnya informasi
tentang pengelolahan kebun dan tanaman karet (Ditjenbun, 2006).
Pemeliharaan tanaman karet merupakan hal yang tidak kalah pentingnya
dari pemilihan bahan tanam. Pemeliharaan dilakukan untuk menciptakan
kondisi tanaman menjadi baik sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh,
berkembang, dan menghasilkan dengan baik. Ada beberapa langkah yang
diperlukan dalam pemeliharaan tanaman karet yaitu menjaga kegemburan
tanah, menjaga kelembaban tanah, meningkatkan kesuburan tanah,
mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain, serta mencegah terjadinya
serangan hama dan penyakit.

1
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman karet merupakan salah satu
masalah yang penting di perkebunan karet. Keberadaannya dapat
menimbulkan kerusakan tanaman yang pada akhirnya akan menurunkan
produksi dan menimbulkan kerugian ekonomis yang tinggi (Herlina, 2010).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu hama dan penyakit tanaman?
2. Apa sajakah hama yang dapat menyerang tanaman karet?
3. Bagaimana cara mengendalikan serangan hama pada tanaman karet?
4. Apa sajakah penyakit yang dapat menyerang tanaman karet?
5. Bagaimana cara mengenalikan serangan penyakit pada tanaman karet?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui arti dari hama dan penyakit tanaman.
2. Untuk mengetahui hama yang dapat menyerang tanaman karet.
3. Untuk mengetahui cara mengendalikan serangan hama pada tanaman
karet.
4. Untuk mengetahui penyakit yang dapat menyerang tanaman karet.
5. Untuk mengetahui cara mengendalikan serangan penyakit pada tanaman
karet.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Hama merupakan makhluk hidup yang dapat merusak bahkan mematikan


tanaman pokok yang dibudidayakan, sedangkan penyakit adalah suatu interaksi
antara tanaman pokok dengan patogen(penyebab penyakit) yang dipengaruhi oleh
lingkungan dan mengakibatkan terjadinya gangguan atau penyimpangan fisiologi
tanaman (struktur tanaman).

Terdapat beberapa hama dan penyakit yang dapat menyebabkan penurunan


produksi dan kerugian ekonomis, antara lain :

A. Hama pada Tanaman Karet


Adapun beberapa hama yang dapat merusak tanaman karet, antara lain :
1. Tikus (Rattus argentiventer)

Gambar 1. Hama Tikus.


Tikus merupakan hama bertulang belakang yang biasanya
menyerang tanaman karet pada saat fase persemaian dan perkecambahan.
Tikus mempunyai taksonomi sebagai berikut ini :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus argentiventer

3
Tikus ini mempunyai siklus hidup kurang lebih selama 8 bulan.
Tikus betina dapat dewasa dalam waktu 40 hari, sedangkan tikus jantan
dapat menjadi dewasa dalam waktu 60 hari. Masa kehamilan tikus betina
berlangsung selama 19-23 hari, dengan rata-rata masa kehamilan yaitu 21
hari.

Gambar 2. Siklus Hidup Tikus.


Stadia penyerang pada hama tikus ini pada saat masih kecil (tikus
muda) hingga tikus dewasa. Tikus yang menyerang pada saat fase
persemaian dan perkecambahan pada tanaman karet mempunyai ciri khas
bekas gigitan pada daun maupun batang tanaman karet. Gejala serangan
dari hama ini yaitu daun-daun pada bibit karet yang habis dimakan
bahkan sampai batang tanaman sehingga mengakibatkan rusak bahkan
matinya tanaman karet tersebut.
Adapun cara pengendalian hama ini agar tidak merusak bibit
tanaman karet adalah dengan melindungi tempat perkecambahan. Tempat
perkecambahan bisa ditutup dengan kawat. Selain itu cara pengendalian
lainnya yang dapat dipadukan dengan memberikan perlindungan pada
tempat perkecambahan ialah dengan memasang perangkap tikus yang
disebar di sekitar tempat perkecambahan bibit karet tersebut.

4
2. Rayap (Coptotermes curvignathus)

Gambar 3. Hama Rayap.


Rayap merupakan hama yang merugikan bagi tanaman karet karena
menyerang tanaman karet muda (bibit) yang baru saja ditanam di lahan
mulai dari ujung akar sampai batang atasnya sehingga mengakibatkan
kerusakan yang berat. Adapun taksonomi berikut ini :
Kingdom : Animalia
Filum : Artropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinotermitidae
Genus : Coptotermes
Spesies : Coptotermes curvignathus
Rayap melakukan kegiatan metamorfosis tidak sempurna karena
hanya melalui fase telur, fase larva, dan fase nimfa. Pada telur
dikeluarkan oleh ratu rayap, telur tersebut akan menetas setelah 8-11 hari
dan menjadi larva. Lalu larva akan menjadi nimfa dan pada instar nimfa
inilah, rayap akan menjadi hama. Jenis nimfa pada rayap yang menjadi
hama pada tanaman adalah kasta pekerja. Hal ini dikarenakan tugas dari
kasta pekerja adalah melakukan semua pekerjaan (baik mencari makan,
merawat telur, memperbaiki sarang, dll).

5
Gambar 4. Siklus Hidup Hama Rayap.
Rayap yang menyerang tanaman karet biasanya menyerang melalui
bagian bawah tanaman (akar) sampai ke ujung tanaman (batang atas)
dengan ciri khas batang tanaman yang rapuh sehingga kerusakan yang
ditimbulkan oleh rayap ini sangat besar dan harus dilakukan penyulaman
tanaman dengan kondisi lahan bebas rayap.
Cara mengendalikan hama ini adalah ada 3 cara yaitu :
i. Kultur teknis
Cara kultur teknis adalah dengan membungkus ujung stum
sampai sedikit di atas mata tanaman karet.
ii. Mekanis
Dengan cara menancapkan umpan berupa 2-3 batang
singkong dengan jarak 20-30 cm.
iii. Kimiawi
Dengan cara menyemprotkan insektisida pembasmi rayap
seperti Furadan 3 G dengan dosis 10 gram dengan teknik
penaburan di sekitar batang karet, atau dengan menggunakan
Agrolene 26 WP maupun Lindamul 250 EC dengan dosis sesuai
cara pemakaian di kemasan produk.

6
3. Siput (Achatina fulica)

Gambar 5. Hama Siput.


Siput merupakan hama tanaman karet yang menyerang pada saat
pembibitan. Siput mempunyai taksonomi sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Famili : Achanidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica
Siput mempunyai siklus hidup dengan 3 fase, yaitu fase telur, fase
siput muda, dan fase siput dewasa. Agar menjadi siput muda, telur
membutuhkan waktu 15-25 hari. Dan agar siput muda menjadi siput
dewasa membutuhkan waktu 26-59 hari. Adapun stadia yang dapat
merugikan tanaman yaitu pada saat siput memasuki fase siput muda dan
siput dewasa.

7
Gambar 7. Siklus Hidup Hama Siput.
Siput menyerang tanaman karet pada saat masih muda dengan cara
memakan daunnya sehingga tanaman karet tidak dapat tumbuh dengan
baik bahkan mengalami kematian apabila bibit tanaman karet dimakan
habis daunnya. Ciri khas serangan dari siput ini adalah daun patah-patah.
Selain itu terdapat alur jalan mengkilap yang merupakan jejak siput
tersebut.
Cara pengendalian siput ini bisa dengan 2 cara yaitu :
i. Cara mekanis
Cara ini dilakukan dengan mengumpulkan siput-siput yang
berkumpul di tempat yang teduh lalu membakar atau mengubur
siput-siput tersebut.
ii. Cara kimiawi
Cara kimiawi ini dilakukan dengan membuat umpan dari
campuran dedak, kapur, semen, dan Maradex dengan
perbandingan 16:5:3:2. Campuran ini akan mengakibatkan
kematian apabila siput tersebut memakannya.
B. Penyakit pada Tanaman Karet
1. Jamur Akar Putih (JAP)

Gambar 7. Penyakit Jamur Akar Putih.

8
Jamur akar putih merupakan penyakit pada tanaman karet yang
disebabkan oleh jamur dengan miselia jamur berbentuk benang berwarna
putih yang menempel kuat dan sulit dilepaskan dari akar jamur. Adapun
jamur yang menyebabkan penyakit ini adalah jamur Rigidoporus
lignosus dan jamur ini mempunyai taksonomi sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Divisi : Mycetaceae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Homobasidiomycetes
Famili : Polyperales
Genus : Rigidoporus
Spesies : Rigidoporus lignosus
Gejala dari penyakit ini adalah tanaman mati mendadak seperti
tersiram air panas; daun berwarna hijau gelap, kusam, serta keriput
dengan permukaan daun menelungkup; terbentuk buah lebih awal pada
tanaman muda yang seharusnya bukan waktu yang tepat untuk berbuah
dengan tajuk tipis; akar membusuk, lunak, dan berwarna cokelat.
Cara pengendalian penyakit ini dengan cara mengerok hifa jamur
yang menyelimuti perakaran tanaman karet; menyiramkan Bayleton 250
EC pada pangkal batang dengan radius +/- 20 cm dengan interval 10
bulan; atau menaburkan jamur antagonisnya, yaitu jamur Trichoderma
sp.
2. Penyakit Bidang Sadap (Mouldy Rot)
Merupakan penyakit pada bidang sadap tanaman karet yang
disebabkan oleh cendawan Ceratocystis fimbriata. Jamur ini mempunyai
gejala khas yaitu membentuk lapisan berwarna kelabu pada bagian yang
terserang dan jika dikerok maka tampak bintik-bintik coklat atau hitam.
Adapun cendawan Ceratocystis fimbriata mempunyai taksonomi sebagai
berikut :
Kingdom : Fungi
Divisi : Mycetaceae
Kelas : Ascomycetes

9
Ordo : Microascales
Famili : Ophioostomataceae
Genus : Ceratocystis
Spesies : Ceratocystis fimbriata
Gejala apabila tanaman karet terkena penyakit ini adalah pada
bidang sadap, dekat alur sadap mula-mula terlihat bercak putih,
kemudian berkembang membentuk alur seperti beludru putih kelabu
sejajar alur sadap. Pada serangan berat bagian yang terserang
membusuk.
Cara penanggulangan dari penyakit ini adalah dengan mengolesi
fungisida misal Antico F-96 di atas irisan sadap. Intensitas tergantung
tingkat serangan.

Gambar 8. Kondisi Tanaman Karet yang Terserang Mouldy Rot


3. Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum gloesporioides)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan
Colletotrichum gloesporioides dengan ciri khas serangan yaitu daun-daun
muda menjadi kehitaman dan gugur, sedangkan ciri khas serangan pada
daun tua yaitu terjadinya defoliasi. Cendawan Colletotrichum
gloesporioides ini mempunyai taksonomi sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Divisi : Mycota
Kelas : Deuteromycetes

10
Ordo : Melanconiales
Famili : Melanconiaceae
Genus : Colletotrichum
Spesies : Colletotrichum gloesporioides
Gejala apabila tanaman karet terkena penyakit ini adalah
terdapatmya bercak bundar pada daun dengan diameter 2 mm dan mula-
mula berwarna coklat, selanjutnya bagian pusat menjadi abu-abu sampai
putih, nekrotis dan sering membelah.
Cara mengendalikan penyakit ini adalah :
i. Menanam klon yang tahan di daerah yang rentan terkena penyakit
daun.
ii. Menghindari serangan jamur dengan merangsang pembentukan daun
baru lebih awal. Areal yang terlambat ditanamai karet hendaknya
diberi pupuk nitrogen lebih banyak agar pada saat awal musim hujan
daun sudah tua. 
iii. Menghindari serangan jamur dengan pengguguran daun lebih awal
daripada masa gugur daun tahunan dengan menggunakan asam
kokodilik melalui penyemprotan dari udara.
iv. Melakukan perlindungan daun tanaman dari serangan jamur daun
dengan menggunakan fungisida belerang, Bayfidan, Bayleton, Dust,
ataupun dengan menggunakan Tilt. 

Gambar 9. Tamaman Karet yang Terserang Colletotrichum


gloesporioides

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Hama merupakan makhluk hidup yang dapat merusak bahkan mematikan
tanaman pokok yang dibudidayakan, sedangkan penyakit adalah suatu
interaksi antara tanaman pokok dengan patogen(penyebab penyakit) yang
dipengaruhi oleh lingkungan dan mengakibatkan terjadinya gangguan atau
penyimpangan fisiologi tanaman (struktur tanaman).
2. Hama yang dapat menyerang karet adalah tikus, rayap, dan siput.
3. Cara mengendalikan hama tersebut adalah : tikus dengan melindungi
tempat perkecambahan dengan kawat; rayap dengan cara membungkus
ujung stum sampai sedikit diatas mata dengan plastik dan melakukan
penyemprotan insektisida; siput dengan mekanis (dikutip lalu dibakar) dan
chemis (membuat umpan).
4. Penyakit yang dapat menyerang karet adalah Penyakit Akar Putih (JAP),
Mouldy Rot, dan Penyakit gugur daun (Colletotrichum gloesporioides)
5. Cara mengendalikan penyakit tersebut adalah : JAP dengan menaburkan
jamur antagonisnya, yaitu jamur Trichoderma sp.; Mouldy Rot dengan
pengolesan fungisida pada bidang sadap; penyakit gugur daun dengan
pengaplikasian Bayleton dan penanaman karet tahan penyakit gugur daun.
B. Saran
1. Diharapkan petani karet selalu mewaspadai akan hama dan penyakit dan
segera dilakukan pengendalian sesuai hama dan penyakit yang ada agar
produksi tetap maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ditjenbun (Direktorat Jendral Perkebunan). 2006. Road Map Komoditas Karet


2005-2025. Direktorat Jendral Perkebunan: Jakarta.

Herlina, M. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Karet


Indonesia ke Amerika Serikat pada Tahun 1980-2015. Skripsi
Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

Solichin, M dan Anwar. 2004. Deurob K Pembeku Lateks dan Pencegah


Timbulnya Bau Busuk Karet. Tabloid Sinar Tani: Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai