Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MESIN DAN PERALATAN

MEKANISASI PERTANIAN

ACARA 5

SISTEM PENDINGINAN DAN PELUMASAN

Disusun oleh :

Listiya Hidayah

1710401096

Asisten Praktikum

Silvi Dwiyanti

Kelompok C.5

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TIDAR

2019
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanisasi pertanian adalah pengenalan dan penggunaan alat mekanis untuk


melaksanakan operasi pertanian. Alat mekanis adalah semua peralatan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air dan
diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisir
dan mengatur semua operasi dalam usaha pertanian. Sedangkan suatu operasi
pertanian dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk merubah karakteristik dan
kedudukan suatu objek. 

Traktor sangat berperan penting dalam bidang pertanian. Traktor sebagai tenaga
motor peranannya memenuhi kebutuhan tenaga kerja dibidang pertanian. Traktor
telah banyak mengalami perkembangan dari penggunaan utamanya, awalnya sebagai
pengganti tenaga kuda kemudian terus berkembang menjadi desain seperti saat ini
yaitu desain traktor yang serba guna seperti hand traktor.

Contoh pemanfaatan motor bakar pada pertanian yaitu sebagai alat untuk
membajak. Motor bakar tentunya terdapat mesin di dalamnya. Dan motor bakar
tersebut tidak bisa dipakai secara terus menerus. Karena apabila motor bakar bekerja
terus menerus maka akan menyebabkan mesinnya panas, menyebabkan keausan,
motor kehilangan daya dan juga menyebabkan mesin akan cepet rusak bahkan dapat
terbakar. Oleh karena itu mesin biasanya dilengkapi dengan sistem pelumasan, untuk
mengawetkan mesin motor serta melancarkan ataupun menstabilkan kerja motor.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari Praktikum Acara 5 “Sistem Pendinginan dan Pelumasan”
adalah untuk mempelajari bagian-bagian dan cara kerja sistem pendingin dan
pelumasan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem pendinginan udara hanya cocok digunakan pada motor dengan jumlah
silinder tidak lebih dari dua. Aliran udara pada sistem pendinginan udara sering
merupakan masalah yang harus dipecahkan untuk mendapatkan sistem pendinginan
yang baik. Untuk keperluan tersebut di sistem blok silinder motornya dibuat sirip-
sirip. Tujuan utama sistem pendinginan didalam motor bakar adalah sebagai berikut:
untuk mencegah terbakarnya lapisan pelumas pada dinding silinder, mereduksi
tegangan thermis pada bagian silinder, torak dan katup, menaikkan efisiensi thermal
dan pendinginan itu memungkinkan pelumasan motor (Boentarto, 1995).

Tujuan pelumasan yang pertama adalah mengurangi gesekan, gesekan langsung


antara dua permukaan bagian-bagian mesin yang bergerak. Dengan adanya lapisan
pelumas diantara dua permukaan benda tadi, maka gesekan tidak menjadi langsung,
tetapi didasari/dialasi oleh lapisan minyak pelumas sehingga dapat mengurangi
tahanan gesek atau perlawanan gerak. Kedua adalah mengurangi keausan,
berkurangnya keausan akan memperoleh keuntungan ganda antara lain, mencegah
biaya yang tinggi dari penggantian suku cadang (spare part) yang aus. Ketiga
mengurangi panas, untuk memelihara suhu yang dikehendaki sekitar bagian-bagian
mesin yang dilumasi tersebut, maka panas yang diserap bergantung kepada
kemampuan dan proses pelumasan yang digunakan. Keempat mencegah karat,
dengan adanya pelumas atau gemuk maka bagian-bagian mesin atau permukaan
logam tersebut terlindungi dari pengaruh proses pengkaratan (Catur dan Djunaidi,
2008).

Sistem pendinginan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu sistem


pedinginan udara dan sistem pendinginan air. Pada sistem pendingin udara ini, udara
dilirkan pad motor terutama bgian utama kepala silinder dan silinder blok, udara
dihembuskan melalui bantuan kipas angin atau dapat juga oleh laju gerak motor.
Untuk memperluas permukaan maka pada bagian bawah silinder blok dibuat sirip
pada sepeda motor. Tutup motor yang terbuat dari kaleng atau plat berguna untuk
keindahan, penahan debu dan mengarahkan udara. Pada sistem pendinginan air degan
sistem hopper. Pada sistem ini terdapat bak air yang berhubungan dengan ruangan
yang disebut mantel air disekeliling kepala silinder linier (Harjosentono, 1979).

Sistem pendinginan yang terdapat pada motor berfungsi untuk membuang


kelebihan panas dari silinder, kepala silinder, torak, ring torak klep dan bagianbagian
lain dengan tingkat kelajuan tertentu, tetapi harus mempertahankan suhu kerja motor
yang efisien. Sistem pendinginan dapat dibedakan menjadi tiga macam: sistem
pendingin udara, sistem pendingin cairan dan sistem yang merupakan kombinasi dari
sistem udara dan cairan (Soedarmanto, 1977).

Sistem pendingin memainkan peranan penting dalam bekerjanya mesin secara


kontinyu dan berdaya. Sistem pendingin yang utama pada kendaraan adalah
pendingin air dan udara serta oli pelumas. Air selalu merupakan komponen pendingin
yang patut mendapat perhatian. Disamping itu ada pipa radiator, bagian ini berfungsi
sebagai pendingin air motor baker. Air yang panas akibat pembakaran dalam silinder
dipompa ke bagian ini untuk didinginkan. Kendaran yang brjalan akan dihembus
angina ke kisi-kisi radiator. Apabila kisi-kisi rsdiator telah rusak atau tertutup debu
maupun serangga dan lumut, udara tidak bisa melewatinya (Teiseran, 1995).
BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Mekanisasi Pertanian Acara 5 “Sistem Pendinginan dan pelumasan”
dilaksanakan pada hari Rabu, 20 November 2019 pukul 11.30-13.30 WIB di
Laboratorium L2.02 Gedung Fakultas Teknik Universitas Tidar Magelang.
3.2 Alat dan Bahan
Alat praktikum yang digunakan pada Praktikum Acara 5 “Sitem Pendinginan
dan pelumasan” antara lain motor dengan pendingin air, motor dengan pendingin
udara, termoster, poros engkol, batang torak, dan piston.
Sedangkan bahan yang digunakan pada Praktikum Acara 5 “Sitem Pendinginan
dan pelumasan” antara lain alat tulis dan perlengkapan gambar.
3.3 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja pada Praktikum Acara 5 “Sitem Pendinginan
dan pelumasan” antara lain mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum,
kemudian alat dan bahan praktikum disiapkan, setelah itu sistem pendinginan dan
pelumasan tersebut diamati dengan baik. Dan langkah terakhir hasil praktikum sistem
pelistrikan pada traktor dicatat dan digambar pada lembar laporan praktikum.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar sistem pendinginan dan pelumasan

Gb. 1 sistem pendinginan Gb. 2 sistem pelumasan


4.2 Keterangan
a. Sistem pendinginan
Menurut (Nawawi, 2001) berikut adalah komponen utama dari sistem
pendinginan:

1. Radiator
Radiator berfungsi untuk membuang panas mesin melalui media air yang
bersirkulasi di dalam mesin untuk digunakan mempertahankan temperatur kerja
mesin. 

2. Klem selang radiator


Klem selang radiator berfungsi untuk mengalirkan cairan pendingin atau
water coolant agar suhu mesin tetap terjaga dengan baik dan menghindari terjadinya
overheat pada mesin.

3. Tutup radiator
Fungsi utama dari tutup radiator adalah untuk menjaga atau mengontrol tekanan
temperatur mesin dalam sistem pendingin.

4. Saluran bypass
Saat mesin masih dingin, thermostat masih menutup. Aliran air ke radiator
berhenti. Sementara pompa air (waterpump) tetap jalan sesuai putaran mesin. Maka
air dipompa bersirkulasi melalui saluran bypass. Karena bersirkulasi ke mesin tanpa
melewati radiator. Maka air cepat naik suhunya. Sehingga thermostat akan membuka.
Air mengalir ke radiator. Kipas menyala. Air didinginkan. Air dingin, thermostat
menutup. Air sirkulasi ke mesin melalui bypass. Suhu air naik, thermostat membuka.
Begitu seterusnya. Saluran bypass berperan menjaga suhu air tetap mencapai suhu
optimal mesin.

5. Thermostat
Thermostat berfungsi untuk mengatur buka tutup sirkulasi cairan pendingin
mesin. Ketika suhu cairan pendingin mesin belum mencapai suhu optimal maka
sirkulasi air menuju radiator akan tertutup sehingga mesin akan cepat mencapai suhu
optimal.

6. Valve heater
Valve heater berfungsi sebangai flow control atau pengendalian aliran, pressure
control atau pengendali tekanan, shut off, dan cocok untuk high pressure dan
temperatures/tekanan dan suhu yang tinggi

7. Selang heater
Selang heater berfungsi untuk mengalirkan cairan pendingin atau water coolant
agar suhu mesin tetap terjaga dengan baik dan menghindari terjadinya overheat pada
mesin.

8. Heater
Heater merupakan alat yang berfungsi untuk menghangatkan udara di dalam
mesin. Ada beberapa tipe heater yang digunakan pada kendaraan, antara lain adalah
heater dengan memanfaatkan air panas radiator (hot water heater), heater dengan
memanfaatkan panas dari pembakaran (combustion heater) dan heater yang
memanfaatkan panas dari gas buang hasil pembakaran (exhaust heater).

9. Pompa air
Pompa air berfungsi untuk menyerap sekaligus mendorong air yang terdapat
pada sistem pendinginan sehingga dapat bersikulisasi pada mesin.
10. Kipas radiator
Kipas radiator yang diciptakan ini, akan melewati beberapa komponen
seperti radiator, intercooler, dan kondensor AC. Fungsi radiator fan adalah menjaga
suhu air pendingin sesuai suhu kerja mesin, mendinginkan kondensor AC sesuai
dengan suhu yang diatur dan meringankan beban mesin agar lebih efisien.

11. Reservoir
Reserviur berfungsi untuk menampung muaian air radiator akibat panas pada
air radiator serta tekanan air di dalam radiator naik, pada tekanan tertentu misalkan
karena fan radiator tidak bekerja maka tekanan naik melebihi angka yang tertera.
b. Sistem pelumasan
Menurut yang merupkan komponen utama dari sistem pelumasan adalah
sebagai berikut:
1. Pintu atau katup pemasukan oli
Katup pada mesin untuk mengatur pemasukan gas baru dan pengeluaran gas
bekas, untuk melaksanakan kerja tersebut katup harus membuka dan menutup tepat
pada waktuya. Pada saat katup terbuka poros nok berada pada pengangkatan (high
cam), terbukanya katup ditekan oleh rocker arm, pada saat katup tertutup poros nok
pada posisi bebas  (low cam), pegas katup akan mengembalikan / menarik katup
untuk menutup.
2. Toraks atau piston
Torak bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) atau
sebaliknya di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, pembakaran
dan pembuangan. Fungsi utama torak adalah untuk menerima tekanan pembakaran
dan meneruskan tekanan, memutar poros engkol melalui batang torak (connecting
rod). Torak terus menerus menerima temperatur dan tekanan tinggi sehingga harus
dapat tahan saat mesin beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode waktu yang
lama. 
3. Mesin
Fungsi mesin adalah mengatur proses untuk mengubah energi yang terkandung
dalam bahan bakar menjadi tenaga, semua sepeda motor menggunakan system
pembakaran di dalam silinder dan karena itu, mesin ini bisa dikatakan mesin
pembakaran di dalam (internal combustion energi). Energi ini dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar, menyatakan piston terdorong, bergerak dan memutar proses
engkol.
4. Tangkai toraks
Fungsi dari tangkai toraks adalah untuk menghubungkan piston dengan poros
engkol (crankshaft) sehingga tenaga yang dihasilkan saat proses pembakaran dapat
diteruskan ke poros engkol, sebagai pendukung piston agar dapat bergerak naik
turun di dalam silinder, bersama-sama dengan poros engkol, batang piston
dijadikan lengan untuk mengubah gaya naik turun menjadi gaya putar.
5. Bak oli
Carter (karter) atau bak oli atau penampung oli merupakan komponen pada
mesin yang terletak pada bagian paling bawah. Carter dipasang menggunakan
sambungan baut dan mur pada bagian crankcase (bak engkol). Diantara carter
dengan crankcase terdapat packing atau gasket yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya kebocoran oli. Carter sendiri berfungsi untuk menampung oli ata u
pelumas di dalam mesin sehingga oli pelumas selalu tersedia.
4.3 Macam-macam sistem pendinginan dan pelumasan
a. Sistem pendinginan
Sistem Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk
menyerap panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar, dengan
media air yang disirkulasi oleh pompa. Sistem Pendinginan Mesin berfungsi untuk
mengurangi keausan komponen-komponen mesin melalui penyerapan panas agar
tidak terjadi over heating (panas berlebihan). karena over heating dapat
mengakibatkan pemuaian serta tingkat gesekan yang lebih besar. Macam-macam
sistem pendinginan berdasarkan prinsip kerjaya dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, misalnya pendingin udara, pendinginan dengan air dan pendingin lain (Nawawi,
2001). 
1. Pendinginan Udara Silinder Mesin Dengan Sirip Pendingin.
Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin dengan
sistem pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin terdapat sirip
pendingin. Sirip pendingin ini untuk memperluas bidang singgung antara mesin
dengan udara sehingga pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat. Sebagian
dilengkapi dengan kipas (kipas eletkris  atau  mekanis) untuk mengalirkan udara
melalui sirip pendingin, sebagian yang lain tanpa menggunakan kipas. Kelebihan dari
pendingin ini antara lain yaitu: Desain mesin lebih ringkas, berat mesin secara
keseluruhan lebih ringan dibandingkan tipe pendinginan air, dan mudah
perawatannya. Namun, tipe ini memiliki kekurangan, harus ada penyesuaian untuk
digunakan di daerah dingin  atau  panas terutama mesin berkapasitas besar (Daryanto,
1995).
Satu-satunya kemungkinan hanya pada satu sisi ventilator itu diarahkan pada
silinder (pendinginan tidak merata = dapat menyebabkan pelengkungan) dan hanya
pada motor kecil saja ventilator dipasangkan pada roda gila. Pendinginan ini pun
menimbulkan komplikasi yang tidak kurang rumitnya dibanding dengan pendingin
radiator dengan saluran-salurannya.
2. Pendinginan Air
Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk melepaskan panas
ke udara.  Pada sistem pendingin air yang digunkan adalah air sebagai bahan
pendinginnya.
Bentuk pendinginan yang sangat sederhana ini untungnya bahwa suhu airnya
tidak pernah melebihi 100oC. Terjadi akibat perbedaan berat jenis air yang lebih
panas terhadap yang lebih dingin. Juga disini dibutuhkan saluran-saluran besar dan
volume bangunan yang besar. Meskipun diusahakan suhu ± 100 oC, tetapi dengan
pembebanan rendah atau suhu luar yang rendah terjadi kemungkinan motor menjadi
terlalu dingin dan ditakutkan adanya korosi dingin. Dengan menutupi radiator
sebagian keadaan itu bisa diatasi pada kedua sistim tersebut. Cara itu akan menjadi
otomatis bila dipakaikan suatu termostat ke dalam sistem itu. Kecepatan air
diperbolehkan pada suatu sistim yang di samping termostat juga masih dilengkapi
saluran by pass. Jumlah airnya dapat lebih sedikit yang akan menguntungkan volume
bangunannya. Sistem pendingin cairan bertekanan mengikuti kecenderungan ke arah
suhu kerja yang lebih tinggi dan untuk menghindari kerugian hilangnya cairan maka
diadakan suatu sistim yang tertutup terhadap udara luar dengan menempatkan suatu
klep berpegas pada tutup radiator (Daryanto, 1995).
3. Pendingin Lain
Pendingin lain dalam motor bakar dapat berasal dari berbagai aspek salah
satunya pendinginan yang dilakukan oleh oli mesin. Oli mesin akan menenpel dan
melindungi mesin dan membentuk lapisan tertentu. Pada dasarnya oli mesin dalam
bak poros engkol, selain berfungsi untuk pelumas bagian dalam mesin juga turut serta
dalam proses pendinginan mesin (Daryanto, 1995).
b. Sistem pelumasan
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian
yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih
sulit dibanding pada mesin-mesin  lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di
sekitar torak dan silinder, sebagai akibat ledakan dalam ruang pembakaran. Tujuan
utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan,
keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar
adalah menyerap dan memindahkan panas, sebagai penyekat lubang antara torak dan
silinder sehingga tekanan tidak bocor dari ruang pembakaran, sebagai bantalan untuk
meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak, pada sisitem pelumasan
terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya pelumasan
yang baik di dalam suatu kendaraan (Daryanto,2003).
Prinsip kerja dari sistem pelumasan yakni oli diangkat dari bak oli (carter), oleh
suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang
dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli,
disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan
yang berupa pipa penunjang  melingkar satu setengah (1 ½) lingkar dengan dinding
bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar
dari udara sekitarnya  atau  berupa radiator oli  atau  tanpa kedua sistem pendinginan
tersebut, tergantung dari kapasitas diesel (Daryanto,2003).
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup
pendek saja (y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar
maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari
klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud
pengatur jarak rosker arm (Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak
ditampung bak per klep, melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod,
oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan
juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam
dinding charter (crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank
case). Fungsi dari sistem pelumasan antara lain yaitu (Nawawi, 2001) :
1) Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang
diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan
menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan,
menghasilkan kotoran  dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian
yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
2) Sebagai peredam
Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan  bagian mesin
menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar
memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik.
Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang
terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
3) Sebagai anti karat
Karat merupakan salah satu bentuk kotoran yang menempel pada mesin.
Terjadinya karat akan mengganggu berbagau macam komponen mesin. Sistem
pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat
dihindari.
Macam-Macam Sistem Pelumasan Berdasarkan Prinsip Kerjanya (Daryanto,2003)

a. Sistem Pelumasan Campur (Mix)

Keterangan:

1. Campuran bensin dan oli samping


2. Kran bensin
3. Karburator
4. Ruang engkol
Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan
cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur atau samping) dengan bahan
bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki
bahan bakar.
Cara kerja dari prinsip ini adalah pada saat kran bensin akan dibuka, maka
campuran bensin dan oli samping akan mengalir menuju karburator di karburator
bensin, oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan
masuk kedalam ruang engkol dan selanjutnya campuran bensin dan oli samping akan
melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder. Contoh
kendaraan atau mesin yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah motor
stasioner, vespa.
b. Sistem Pelumasan Autolube

Sistem pelumasan autolube, oli samping atau campur masuk kedalam ruang
engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping atau campur
ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin
2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah
putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).
Cara kerja dari prinsip ini adalah saat mesin hidup handle gas ditarik, maka
bensin mengalir ke karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar
yang menyebabkan oli samping atau campur ditangki terhisap dan ditekan menuju
ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli samping atau
campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang
engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.
c. Sistem Pelumasan Percik

Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan


gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-
bagian yang memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil
memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder. Sistem pelumasan ini
biasanya digunakan pada mesin dengan katup samping (side valve) dan kapasitas
kecil.
Cara kerja dari prinsip ini adalah saat mesin hidup, poros engkol berputar,
bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan
akhirnya minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.
d. Sistem Pelumasan Tekan.

Minyak pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian


yang dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok
untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas
tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan oleh
mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki kelebihan
pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian
mesin akan kembali ke karter kembali.
Cara kerja dari prinsip ini adalah minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan
oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi
yang sebelumnya disaring oleh filter oli. Minyak pelumas yang telah melumasi
bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke karter.
BAB 5 KESIMPULAN

Setelah dilakukan praktikum acara 5 “sistem pendinginan dan pelmasan” dapat


disimpulkan bahwa kedua sistem tersebut memiliki komponen yang berbeda dan
fungsi yang berbeda-beda. Namun terdapat dalam suatu mesin yang sama dan
merupakan satu kesatuan yang saling bekerja sama.

Pada sistem pendinginan terdapat macam-macam sistemnya seperti


pendinginan udara dan pendinginan air. Sedangkan untuk sistem pelumasan yaitu
sistem campur, autolube, percik, dan tekan.
DAFTAR PUSTAKA

Boentarto, 1995. Teknik Motor Diesel Mobil. Solo: CV. Aneka.

Catur, S. A. dan Djunaidi. 2008. Kegiatan Pelumasan Pada Peralatan Reaktor Serba
Guna. G. A. Siwabessy.

Daryanto. 1995. Pengetahuan Komponen Mobil. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. 2003. Dasar-dasar Teknik Mesin. Jakarta: PT. Bhineka Cipta Jakarta.

Hardjosentono, M., dkk., 1979. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta: CV yasaguna.

Nawawi, G. 2001. Daya dan Transmisi Daya Alat dan Mesin Pertanian. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.
Soedarmanto, 1977. Motor Bakar Jilid I. Bandung: Karya Remadja.

Teiseran, Martin. 1995. Merawat dan Memelihara Mobil. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai