Anda di halaman 1dari 8

e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan

Volume IV No 2 Februari 2016


ISSN: 2302-3600

PENGGUNAAN TEPUNG BIOFLOK SEBAGAI AGEN


IMUNOSTIMULAN PADA SISTEM PERTAHANAN NON SPESIFIK
IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus)

Melinda Oktafiani*†, Supono‡, Esti Harpeni‡, Berta Putri‡

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas pemberian tepung bioflok
sebagai agen imunostimulan dan mengetahui perlakuan terbaik pemberian tepung
bioflok dalam menstimulasi sistem pertahanan non spesifik dan SR ikan lele
sangkuriang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April
2015 di Laboratorium Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (0%
tepung bioflok + 100% pakan, 5% tepung bioflok + 95% pakan, 10% tepung bioflok
+ 90% pakan, dan 15% tepung bioflok + 85% pakan) dengan 3 kali ulangan.
Penelitian berlangsung selama 35 hari dan diamati pada awal (H0), tengah (H18)
dan akhir (H35) penelitian. Data hematologi (persentase hematokrit, total leukosit,
diferensial leukosit, aktivitas fagositosis), SR dan relative percent survival (RPS)
dianalisis dengan analisis ragam (Anova). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian tepung bioflok berpengaruh terhadap peningkatan sistem pertahanan
non spesifik namun tidak berpengaruh terhadap SR. Perlakuan terbaik
imunostimulan tepung bioflok yang mampu menstimulasi sistem pertahanan non
spesifik (total leukosit, diferensial leukosit, dan aktivitas fagositosis) ikan lele
sangkuriang adalah 15% tepung bioflok + 85% pakan.

Kata kunci: lele sangkuriang, sistem pertahanan non spesifik, bioflok, hematologi,
survival rate

Pendahuluan menurunkan kualitas produk juga


Ikan lele sangkuriang (C. gariepinus) menyebabkan kematian massal.
merupakan salah satu komoditas yang Salah satu alternatif penanggulangan
digemari masyarakat Indonesia dan penyakit ikan yang aman adalah dengan
memiliki potensi besar untuk pemberian imunostimulan untuk
dikembangkan. Namun, penyakit meningkatkan sistem pertahanan non
menjadi salah satu masalah dalam spesifik ikan. Alternatif imunostimulan
budidaya lele karena dapat menghambat yang murah, mudah didapat dan mudah
keberhasilan budidaya, yaitu selain pengaplikasiannya, salah satunya

*
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung

email : melinda_oktafiani@yahoo.com

Dosen Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung Jl. Prof. Soemantri Brodjonegoro Gedung
Meneng No. 1 Bandar Lampung 34145

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016


516 Tepung Bioflok Sebagai Agen Imunostimulan Lele Sangkuriang

adalah bioflok. Avnimelech (2009) sebanyak 10 ekor per wadah (30 liter).
menyatakan bahwa bioflok mampu Selama masa adaptasi dan perlakuan,
meningkatkan sistem imun pada tilapia, ikan diberi pakan sebanyak tiga kali
nila dan udang vanamei. Bioflok (pagi, siang, malam).
tersusun atas bakteri, mikroalga, Pembuatan Pakan Bioflok
zooplankton, dan kelompok Pada tahap pembuatan bioflok
mikroorganisme lainnya (Crab et al., digunakan tiga wadah, masing-masing
2009). Bakteri sebagai penyusun utama wadah diisi air sebanyak 500 liter.
bioflok mampu menghasilkan senyawa Sebanyak 250 gram pakan (protein 28%
polyhydroxybutyrate (PHB) yang yang telah difermentasi selama 2 hari)
berfungsi sebagai pembentuk ikatan, ditambah dengan 236 gram molase
serta berperan sebagai imunostimulan dimasukkan ke dalam masing-masing
(de Schryver et al., 2010). Dinding sel wadah dan diaerasi menggunakan
bakteri juga mengandung peptidoglikan blower. Biakan bakteri Bacillus sp.
dan lipopolisakarida (LPS) dimana sebanyak 50 ml kepadatan 106 CFU/ml
kedua senyawa tersebut mampu dimasukkan ke dalam bak fiber tersebut.
merangsang fagositosis sel hialin Proses pembentukan bioflok
(Smith et al., 2003) sehingga dapat berlangsung selama 15 hari. Setelah
digunakan sebagai imunostimulan. bioflok terbentuk, bioflok diendapkan
Berdasarkan uraian tersebut, bioflok selama 1-2 jam dan air dibuang. Bioflok
mempunyai potensi sebagai suplemen dikeringanginkan selama kurang lebih
pakan untuk meningkatkan sistem 24 jam. Bioflok yang telah kering
pertahanan non spesifik ikan. Penelitian kemudian dijadikan tepung dan
ini bertujuan untuk menganalisis dicampurkan dengan pakan sesuai
efektifitas pemberian tepung bioflok dengan perlakuan yang digunakan.
sebagai agen imunostimulan dan Parameter Penelitian
mengetahui perlakuan terbaik Parameter penelitian yang diamati
pemberian tepung bioflok dalam meliputi hematologi, survival rate (SR),
menstimulasi sistem pertahanan non relative percent survival (RPS), dan
spesifik dan SR ikan lele sangkuriang. kualitas air. Pengamatan hematologi
dilakukan untuk mengetahui tingkat
Bahan dan Metode imunitas ikan uji. Pengamatan
Penelitian dilakukan pada bulan hematologi ikan dilakukan pada awal
Februari hingga April 2015. Penelitian (H0), tengah (H18) dan akhir penelitian
menggunakan Rancangan Acak (H35) sebanyak 3 ekor atau 30% dari
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (A total ikan per wadah. Parameter
: 0% tepung bioflok + 100% pakan, B : hematologi yang diamati meliputi
5% tepung bioflok + 95% pakan, C : persentase hematokrit, total leukosit,
10% tepung bioflok + 90% pakan, dan diferensial leukosit (monosit, limfosit
D : 15% tepung bioflok + 85% pakan) dan neutrofil), dan aktivitas fagositosis
dan 3 kali ulangan. Ikan uji yang atau phagocytic activity (PA). Kualitas
digunakan adalah ikan lele sangkuriang air yang diamati selama penelitian
berukuran 5-6 cm dengan berat 2-2,5 meliputi suhu, pH dan DO yang
gram. Ikan diadaptasikan selama satu dilakukan setiap 7 hari sekali dan uji
minggu sebelum diberi perlakuan amoniak pada awal (H0) dan akhir
dengan jumlah ikan yang digunakan (H35) pemeliharaan.

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016


Melinda Oktafiani, Supono, Esti Harpeni, dan Berta Putri 517

Analisis Data lelukosit menggambarkan kemampuan


Data hematologi, SR, dan RPS pertahanan tubuh ikan. Nilai total
dianalisis dengan analisis varian leukosit selama penelitian berada dalam
(Anova) dengan selang kepercayaan batas normal yaitu 59.322 – 122.050.
95% sementara data kualitas air Hal ini sesuai dengan pernyataan Lestari
dianalisis secara deskriptif. et al. (2012) dan Noercholis et al.
(2013) yang menyatakan bahwa jumlah
Hasil dan Pembahasan total leukosit normal berkisar antara
Pengamatan Hematologi 20.000 – 150.000 sel/mm3. Pada akhir
Hasil pengukuran kadar hematokrit perlakuan didapatkan hasil bahwa total
pada berbagai perlakuan pada awal leukosit tertinggi terdapat pada
penelitian (H0) menunjukkan teradinya perlakuan 15% tepung bioflok + 85%
defisiensi eritrosit karena nilai pakan (Gambar 2). Hal ini menunjukkan
hematokrit di bawah kisaran normal, bahwa penambahan tepung bioflok pada
yaitu di bawah 30%. Nilai hematokrit pakan mampu meningkatkan total
kembali normal pada pengamatan H18 leukosit ikan lele sangkuriang sehingga
dan H35 yaitu 36,81% – 44,47%. Hal ini meningkatkan imunitas ikan. Perlakuan
sesuai dengan pernyataan Angka et al. terbaik untuk meningkatkan total
(1985) bahwa batas normal nilai leukosit adalah perlakuan 15% tepung
hematokrit lele yaitu sebesar 30,8 – bioflok + 85% pakan.
45,5%. Persentase kadar hematokrit
ikan uji yang diberi perlakuan berada
pada kisaran normal dan tidak jauh
berbeda dengan ikan kontrol berarti
pemberian imunostimulan tepung
bioflok tidak berdampak buruk bagi
tubuh ikan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kwang (1996) yang
menyatakan bahwa pemberian
imunostimulan tidak menimbulkan efek
samping bagi ikan. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa persentase
hematokrit setelah diberi perlakuan
berada pada kisaran normal dan Gambar 1. Persentase hematokrit ikan
mengalami perubahan serta lele sangkuriang pada
memperlihatkan bahwa penambahan berbagai perlakuan
imunostimulan tepung bioflok pada
pakan berpengaruh positif terhadap Bila terjadi infeksi, sel-sel leukosit
peningkatan nilai hematokrit. Kadar tersebut akan bergerak aktif menuju
hematokrit pada masing-masing tempat terjadinya infeksi kemudian
perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1. memfagosit benda asing yang masuk ke
Peningkatan persentase hematokrit dalam tubuh. Sel-sel fagosit yang
ini diiringi dengan peningkatan total mampu meningggalkan pembuluh
leukosit. Sel leukosit merupakan bagian darah antara lain monosit (makrofag
dari sistem pertahan tubuh yang bersifat monoklier), limfosit dan trombosit,
non spesifik, oleh sebab itu total serta neutrofil (leukosit berinti banyak)

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016


518 Tepung Bioflok Sebagai Agen Imunostimulan Lele Sangkuriang

(Esteban et al., 2001). Kisaran


persentase monosit yang didapatkan
dari hasil pengamatan adalah 16 – 23%
(Gambar 3). Jumlah tersebut masih
berada dalam kisaran normal monosit
pada ikan yaitu berkisar 3 – 30% (Iwana
dan Nakanishi, 1966). Pengamatan
persentase limfosit terbaik pada hari ke-
18 terdapat pada perlakuan 15% tepung
bioflok + 85% pakan sebesar 64% dan
pada hari-35 terdapat pada perlakuan
5% tepung bioflok + 95% pakan sebesar
64%. Berdasarkan hasil pengamatan, Gambar 3. Persentase monosit ikan lele
semua persentase limfosit berada di sangkuriang pada berbagai
bawah kisaran normal (Gambar 4). perlakuan.
Kisaran normal persentase limfosit pada
ikan teleostei yaitu sebesar 71,12 – Kisaran persentase neutrofil pada H0,
81,88% (Affandi dan Tang, 2002). H18 dan H35 secara berturut turut
adalah 14%, 17 – 20% dan 17 – 23%
(Gambar 5). Peningkatan persentase
neutrofil diduga karena stimulasi dari
tepung bioflok yang berfungsi sebagai
agen imunostimulan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Fujaya (2002) yang
menyatakan bahwa sel neutrofil keluar
saat terjadinya infeksi karena adanya
pengaruh rangsangan kimiawi
eksternal, salah satunya oleh
imunostimulan. Hasil uji Anova
menunjukkan bahwa persentase
monosit, limfosit, dan neutrofil pada
Gambar 2. Total leukosit ikan lele ikan yang berbeda nyata sehingga dapat
sangkuriang pada berbagai dikatakan pemberian tepung bioflok
perlakuan berpengaruh nyata terhadap persentase
monosit, limfosit, dan neutrofil ikan lele
sangkuriang.

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016


Melinda Oktafiani, Supono, Esti Harpeni, dan Berta Putri 519

meningkatnya total leukosit.


Peningkatan total leukosit akan
meningkatkan persentase aktivitas
fagositosis. Peningkatan persentase
fagositosis ini menunjukkan bahwa
pemberian imunostimulan tepung
bioflok mampu meningkatkan sistem
pertahanan non spesifik ikan lele
sangkuriang. Hal ini sesuai dengan
penelitian Johnny et al. (2001) bahwa
imunostimulan mampu meningkatkan
respon imun non spesifik ikan dengan
Gambar 4. Persentase limfosit ikan lele cara meningkatkan aktifitas fagositas.
sangkuriang pada berbagai
perlakuan

Gambar 6. Persentase fagositosis ikan


lele sangkuriang pada
Gambar 5. Persentase neutrofil ikan lele berbagai perlakuan.
sangkuriang pada berbagai Peningkatan sistem pertahanan non
perlakuan spesifik ikan uji dikarenakan tepung
Salah satu cara untuk melihat respon bioflok mengandung
imun non spesifik adalah dengan polyhydroxybutyrate (PHB),
pengamatan aktivitas fagositosis. lipopolisakarida dan peptidoglikan.
Aktivitas fagositosis terjadi jika Polyhydroxybutirate pada bioflok ini
terdapat benda asing. Untuk mampu menghambat serangan bakteri
menghancurkan benda asing tersebut, Vibrio alginolyticus sehingga semakin
maka sel leukosit akan memperluas tinggi dosis perlakuan maka persentase
membran plasmanya untuk aktivitas fagositosis semakin tinggi. Hal
membungkus membran di sekeliling ini sesuai dengan penelitian Boon et al.
benda asing hingga terbungkus. Sel (2010) yang menyatakan bahwa PHB
leukosit yang berfagosit memiliki tiga mampu menghambat patogen di usus
tahap yaitu pelekatan, fagosit, dan dan berperan sebagai antimikroba bagi
pencernaan. Peningkatan sistem Vibrio, E coli, dan Salmonella.
pertahanan tubuh dapat dilihat dari Penelitian Suguna et al. (2014) bahwa
PHB yang diekstrak dari bakteri

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016


520 Tepung Bioflok Sebagai Agen Imunostimulan Lele Sangkuriang

Bacillus thurigiensis mampu dan RPS ikan lele sangkuriang, namun


menstimulasi sistem imun non spesifik secara deskriptif penambahan tepung
maupun sistem imun spesifik pada bioflok pada pakan mampu
Oreochrimis mossambicus. Perlakuan meningkatkan nilai SR dan RPS.
terbaik dalam peningkatan aktivitas Tepung bioflok mampu meningkatkan
fagositosis terdapat pada perlakuan 15% SR dan RPS karena memiliki
tepung bioflok + 85% pakan. kandungan PHB. Hal ini sesuai dengan
penelitian Laranja et al. (2014) bahwa
Survival Rate (SR) dan Relatives PHB mampu meningkatkan SR dan
Percent Survival (RPS) pertumbuhan Panaeus monodon pada
Penambahan tepung bioflok pada pakan fase postlarva. Nilai SR dan RPS pada
setelah dianalisis dengan Anova tidak masing-masing perlakuan dapat dilihat
berpengaruh nyata terhadap nilai SR pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai SR dan RPS


Kematian Tiap Ulangan Rerata Kematian
Perlakuan SR (%) RPS (%)
U1 U2 U2 (%)
A 73±5,77 2/10 3/10 3/10 27a -
B 77±11,55 3/10 3/10 1/10 23a 15
C 77±11,55 3/10 3/10 1/10 23a 15
D 80±10,00 2/10 1/10 3/10 20a 26
Keterangan : a huruf yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata

Kualitas Air Penelitian 0,004 mg/l, namun di akhir penelitian


Hasil penelitian menunjukkan bahwa (H35) nilai amoniak melebihi batas
nilai pH dan DO masih berada pada optimum yaitu 0,099 mg/l. Meskipun
kisaran optimum kebutuhan hidup ikan nilai amoniak berada di atas kisaran
lele, nilai pH dan DO secara berturut- normal, namun ikan masih bergerak
turut yaitu 7,72 – 7,92 dan 4,69 – 8,05 aktif dan tumbuh dengan baik, Tabel 2
mg/l. Untuk nilai amoniak pada awal menunjukkan parameter kualitas air
penelitian (H0) berada di bawah batas (suhu, pH, DO, dan amoniak) selama
baku mutu nilai amoniak yaitu yaitu penelitian.

Tabel 2. Kualitas Air Pemeliharaan Ikan Lele Sangkuriang


Perlakuan Standar
Variabel Waktu Pengamatan
A B C D Optimum
Pagi 27-28 27-28 27-28 27-28
25 – 30
Suhu (°C) Siang 29-31 29-31 29-31 29-31
(BSN, 2000)
Sore 29-31 29-31 29-31 29-31
Pagi 7,86 7,81 7,77 7,72
6,5 – 8,6
pH Siang 7,79 7,92 7,85 7,77
(BSN, 2000)
Sore 7,88 7,80 7,77 7,73
Pagi 6,05 5,55 6,40 5,72
>4
DO (mg/l) Siang 7,80 8,05 7,83 7,96
(BSN, 2002)
Sore 5,21 4,69 5,29 5,18
Awal 0,004 0,006 0,004 0,009 <0,01
Amoniak (mg/l)
Akhir 0,094 0,099 0,066 0,083 (BSN, 2002)

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016


Melinda Oktafiani, Supono, Esti Harpeni, dan Berta Putri 521

Kesimpulan Badan Standarisasi Nasional. 2002.


Penggunaan tepung bioflok sebagai Ikan Lele Dumbo (Clarias
imunostimulan berpengaruh terhadap gariepinus) Kelas Pembesaran di
peningkatan sistem pertahanan non Kolam. SNI 01- 6484.5-2002.
spesifik, namun tidak berpengaruh Crab, R., M. Kochva, W. Verstraete,
terhadap SR. Perlakuan terbaik dan Y. Avnimelech. 2009. Bio-flocs
imunostimulan tepung bioflok yang Technology Application in Over-
mampu menstimulasi sistem pertahanan wintering of Tilapia. Aquaculture
non spesifik (total leukosit, diferensial Engineering. 40 : 105 – 112.
leukosit, dan aktivitas fagositosis) ikan De Schryver, P., A.K. Sinha, P.S.
lele sangkuriang adalah 15% tepung Kunwar, K. Baruah, dan W.
bioflok + 85% pakan komersial. Verstraete. 2010. Poly-Beta-
Hydroxybutyrate (PHB) Increases
Daftar Pustaka Growth Performance and Intestinal
Affandi, R. dan U.M. Tang. 2002. Bacterial Range-Weighted Richness
Fisiologi hewan Air. Uni Press. Riau. in Juvenile European Sea Bass,
Anderson, D.P. dan A.K. Siwicki. 1993. Dicentrarchus labrax. Applied
Basic Hematology and Serology for Microbiology and Biotechnology. 86
Fish Health Programs. Asian : 1535 – 1541.
Fisheries Society. 17 hal. Esteban, M.A., A. Cuesta, J. Oetuna,
Angka S.L., G.T. Wongkar, and dan J. Meseguer. 2001.
Karwani. 1985. Blood Picture and Immunomodulatory Effects of
Bacteria Isolated from Ulcered and Dietary Intake of Chitin on Gilthead
Crooked Black (Clarias batrachus). Seabream (Sparus auratus L) Innate
Symposium On Pract. Measure for Immun System. J. Fish and Shellfish
Preventing and Controlling Fish Immunology. Vol 11 : 303 – 313.
Disease. BIOTROP. 17 hal. Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan: Dasar
Avnimelech, Y. 2009. Bioflokk Pengembangan Teknologi
Technology – A Practical Guide Perikanan. Penerbit Rineka Cipta,
book. The World Aquaculture Jakarta. Hal 95-109.
Society. Baton Rouge, Lousiana, Johnny F, I. Kuesharyani, D. Roza,
United States. 182 hal. Tridjoko, N.A. Giri, dan K. Suwirya.
Boon, N., T. Defoirdt, W. de Windt, T. 2001. Respon Ikan Kerapu Bebek,
Van De Wiele dan W. Verstraete. Cromileptes altivelis terhadap
2010. Hydroxybutyrate and Imunostimulan Peptidoglikan
PolyHydroxybutyrate as Melalui Pakan Pelet. Jurnal
Components of Animal Feed or Feed penelitian Perikanan Indonesia. Vol.
Additives. Patent Application 7 (4): 52-56
Publication. April : 1-4. Iwana, G. dan T. Nakanishi. 1996. The
Badan Standarisasi Nasional. 2000. Fish immune System, Organism,
Produksi Benih Ikan Lele Dumbo Pathogen, and Environment.
(Clarias gariepinus x C.fuscus) Academic Press. San Diago,
Kelas Benih Sebar. SNI : 01- 6484.4 California, USA.
– 2000. Kwang, L.C. 1996. Immune Enhancer
in The Control of Diseae in

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016


522 Tepung Bioflok Sebagai Agen Imunostimulan Lele Sangkuriang

Aquaculture. Encap Technology Pte Purnomo, P.D. 2012. Pengaruh


Ltd, Singapore. 99-128. Penambahan Karbohidrat pada
Laranja, J.L.Q., G.L. Ludevese-Pascual, Media Pemeliharaan terhadap
E.C. Amar, P. Sorgeloos, P. Bossier, Produksi budidaya Intensif Nila
dan P. De Schryver. 2014. Poly-b- (Orechromis niloticus). Skripsi.
hydroxybutyrate (PHB) Universitas Diponegoro.
Accumulating Bacillus spp. Improve Smith, V.J., J.H. Brown, dan C. Hauton.
The Survival, Growth and 2003. Immunostimulation in
Robustness of Penaeus monodon Crustaceans: Does it Really Protect
(Fabricius, 1798) Postlarvae. Against Infection. Fish & Shellfish
Veterinary Microbiology. 173 : 310 – Immunology. 15 : 71 – 90.
317. Suguna, P., C. Binuramesh, P. Abirami,
Lestari, E.P., Feliatra, dan D. Yoswati. V. Saranya, K. Poornima, V.
2012. Uji Efektivitas Bakteri Asam Rajeswari, dan R. Shenbagarathai.
Laktat dalam Mengatasi Vibrio 2014. Immunostimulation by poly-β
alginolyticus pada Ikan Kerapu
Macan (Epinephelus fuscoguttatus). hydroxybutyrate–hydroxyvalerate
Fakultas Pertanian dan Ilmu (PHB–HV) from Bacillus
Kelautan Universitas Riau.
thuringiensis in Oreochromis
Pekanbaru.
mossambicus. Fish and Shellfish
Noercholis, A., M.A. Muslim, dan
Immunology. Vol 36 (1) : 90 – 97.
Maftuch. 2013. Ekstraksi Fitur
Roundness untuk Menghitung
Jumlah Leukosit dalam Citra Sel
Darah Ikan. Jurnal EECCIS. 7 : 35 –
40.

© e-JRTBP Volume 4 No 2 Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai