Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Las Listrik;
2. Gerinda;
3. Topeng Pelindung; dan
4. Kikir.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah 2 buah logam yang sudah
dilubangi dengan mesin frais dan sudah dibuah ulir.

3.2 Prosedur Percobaan


Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat sebuah benda kerja pada
praktikum ini adalah :
1. Memeriksa dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Menggunakan alat pelindung.
3. Menghilangkan bagian pinggir plat yang tajam dengan cara dijepit di ragum
dan dikikir.
4. Persiapkan mesin las. Meliputi :
a. Menghubungkan mesin las ke sumber tegangan listrik.
b. Menjepit penjepit masa mesin las pada meja las/meja kerja, pastikan jepitan
tidak pada bagian yang terdapat cat atau bagian yang dapat menghambat
jalanya arus.
c. Mengatur arus mesin las sesuai tebal benda kerja dan diameter elektroda yang
akan digunakan. Untuk menentukan besar arus kita sesuaikan dengan
diameter elektroda dan ketebalan logam yang akan kita las. Semakin tebal
logam yang akan dilas, semakin besar arus yang dibutuhkan untuk
menghasilkan hasil lasan yang maksimal.
d. Memasang elektroda pada pemegang elektroda
5. Melakukan penyalaan elektroda terlebih dahulu sebelum melakukan pengelasan.
6. Melakukan pemanasan/latihan dengan mengelas logam lain terlebih dahulu
sebelum mengelas benda kerja.
7. Jika pemanasan dirasa sudah cukup, lakukan pengelasan/penyambungan dua
logam pada posisi logam pertama berada tegak lurus dengan logam yang kedua
(posisi logam seperti huruf T jika dilihat dari samping).
8. Setelah selesai dinginkan benda kerja (bisa didinginkan dengan dicelupkan ke
dalam air atau bisa juga didinginkan dengan dibiarkan di udara luar), setelah itu
bersihkan terak pada hasil lasan dengan cara dipukul dengan palu terak atau alat
lain yang efektif.
9. Hasil lasan dapat terlihat setelah kerak dibersihkan.
10. Mematikan mesin las.
11. Membereskan alat-alat pengelasan
12. Mengahaluskan dengan menggunakan gerinda.
Lundu Septri Haris P.
240110160114

4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai pengelasan, dimana welding atau
pengelasan merupakan salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan
dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinu.
Sebelum melakukan pengelasan, praktikan melakukan pengeboran benda kerja
menggunakan mesin frais sehingga disesuaikan dengan rancangan benda kerja yang
telah dibuat oleh asisten praktikum. Setelah dilakukan pengeboran praktikan mengikir
benda kerja sehingga benda kerja menjadi halus dan benda kerja palu siap untuk
dilakukan pengelasan.
Di dalam dunia pengelasan, pengelasan terbagi menjadi tiga klasifikasi sesuai
dengan cara kerjanya. Diantaranya adalah pengelasan pematrian, pengelasan cair, dan
pengelasan tekan. Jenis proses pengelasan pada praktikum kali ini yaitu pengelasan
resistansi listrik (resistance welding,RW) yang merupakan proses pengelasan ini
permukaan lembaran logam yang disambung ditekan satu sama lain dan arus yang
cukup besar dialirkan melalui sambungan tersebut. Pada saat arus mengalir dalam
logam, panas tertinggi timbul di daerah yang memiliki resistansi listrik terbesar, yaitu
pada permukaan kontak kedua logam (fayng surfaces). Ketika pengelasan
menggunakan las listrik arus yang digunakan dalam pengelasan harusnya tepat, karena
akan mempengaruhi hasil pengelasan.
Dalam menentukan kuat arus harus memperhatikan beberapa hal penting,
diantaranya diameter elektroda, tebal bahan yang di las, jenis elektroda yang
digunakan, posisi pengelasan, dan polaritas sifat pengutuban. Cara mengatur arus
dengan cara memutar handle pada mesin las. Besarnya arus yang dipilih dapat dibaca
pada skala arus yang terdapat pada pesawat las. Pengaruh besar arus terlalu besar, maka
elektroda akan mencair terlalu cepat, akibatnya permukaan las akan lebih besar,
penembusan yang dalam serta akan terjadi under cut. Apabila pengaruh besar arus
terlalu kecil, maka akan menyebabkan busur listrik sukar untuk menyala, sehingga
busur listrik yang terjadi tidak stabil. panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan
elektroda dan bahan dasar.
Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukkan hasil
lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasan akan dangkal oleh karena kurangnya waktu
pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan
dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal
ini akan menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu pada
saat pengelasan, kecepatan elektroda harus tepat dan stabil. Bila pada saat pengelasan,
elektroda yang dipasang masih panjang maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak
stabil saat digunakan untuk mengelas dan juga jarak ujung elektroda mempengaruhi
hasil lasan. Jika terlalu dekat maka elektroda akan menempel pada benda kerja dan jika
terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk.
Dalam pengelasan listrik dapat terjadi kesalahan seperti berlubangnya benda
kerja akibat proses pengelasan yang tidak benar. Pada proses pengelasan ini juga harus
diperhatikan faktor keselamatan kerjanya seperti memakai kacamata untuk melindungi
mata dari bunga api yang terjadi pada saat proses pengelasan, jika dalam mengelas
tidak menggunakan penutup maka mata akan sakit atau penglihatan kabur sehingga
berdampak pada kesehatan mata kita sendiri. Kemudian pada saat pengelasan juga
diharuskan memakai sarung tangan. Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan
dari panas dan listrik. Bahan sarung tangan harus terbuat dari bahan isolator panas dan
listrik. Selain itu juga diharapkan operator menggunakan pelindung badan. Pelindung
badan ini berfungsi untuk melindungi kulit dan organ tubuh pada bagian badan dari
percikan api dan pancaran sinar las yang mempunyai insentisitas tinggi.
Lundu Septri Haris P.
240110160114

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Pengelasan yaitu penyambungan logam dari elektroda dan sebagian benda yang
akan disambung dengan mengisi celah diantara kedua logam yang akan disambung
hingga benda kerja las membeku;
2. Proses pengelasan harus menggunakan safety tools seperti kacamata las, pelindung
telinga, sarung tangan dan masker;
3. Penggunaan panas pada proses pengelasan dihasilkan oleh lompatan ion listrik
yang terjadi pada katoda dan anoda.;
4. Pengelasan harus melakukan pengelasan dibeberapa titik penyambungan dan
harus memperhatikan jarak lasan yaitu 1,5 x diameter elektroda yang dipakai;
5. Mesin las listrik dapat menghantarkan listrik cukup besar dengan tegangan yang
aman;
6. Kemiringan Sudut elektroda 70o-80o terhadap bidang datar benda kerja;
7. Kecepatan mengelas yang konstan merupakan bagian terpenting pada saat
melakukan pengelasan;
8. Saat mengelas elektroda jangan terlalu menekan atau dekat dengan benda kerja
agar tidak benda kerja tidak berlubang dan menghasilkan hasil las yang kurang
maksimal;
9. Pengaruh besar arus terlalu besar, maka elektroda akan mencair terlalu cepat,
akibatnya permukaan las akan lebih besar.

6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah:
1. Alat dan bahan yang digunakan harus dalam kondisi baik.
2. Praktikan harus cermat dan teliti dan melakukan praktikum.
3. Utamakan keselamatan kerja pada saat praktikukm.

Anda mungkin juga menyukai