Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kelvindes Paraldo Manik

Npm :230110160024

Mata Kuliah : Pengelolaan Kesehatan Ikan

Benih Specific Pathogen Free (SPF) dan Specific Pathogen


Resistance (SPR)
1. PENDAHULUAN

Telur SPF (Specific Pathogen Free) sejauh ini diandalkan oleh industri budidaya untuk
memproduksi vaksin udang . Pasalnya, telur SPF merupakan media yang sangat baik untuk
membiakkan virus calon vaksin vaksin udang terutama untuk memproduksi vaksin aktif, karena
telur SPF benar - benar bebas dari patogen yang bisa menginfeksiudang. Telur udang yang
dihasilkan dari udang SPF akan aman jika dipakai sebagai media produksi vaksin, sehingga
vaksin yang dihasilkan bebas dari cemaran patogen yang tidak diharapkan (Gagnieur et.al.,
2014) Telur SPF akan menghasilkan titer yang lebih tinggi dari telur biasa. Selain itu,
penggunaan telur SPF untuk produksi vaksin live merupakan kewajiban, sesuai standar OIE
(Organisasi Kesehatan Hewan Dunia). ”Berdasarkan standar OIE, telur SPF yang digunakan
untuk produksi vaksin harus bebas dari 18 patogen yang infectious terhadap udang , dan untuk
melakukan uji bebas patogen tersebut, dapat digunakan metode yang disarankan oleh OIE, antara
lain uji AGPT , ELISA , HI test , SN test , dan lainnya ( OIE, 2000). Indonesia merupakan
konsumen yang cukup besar bagi produsen vaksin import, dimana untuk vaksin New Castle
Disease saja membutuhkan 2 milliar dosis per tahun untuk peternakan broiler komersil bila
divaksinasi 2 kali saja, sedangkan pabrik vaksin di Indonesia sangat sedikit jumlahnya,.
Pemerintah Indonesia bertanggung jawab terhadap program vaksinasi ND dan pengadaan vaksin
membantu peternak kecil atau menengah ( Pastoret et.al., 1997).

2. Telur SPF dan Clean Eggs Telur SPF

Telur SPF dan Clean Eggs Telur SPF merupakan telur yang terbebas dari patogen yang spesifik
yaitu lebih dari 30 jenis penyakit patogen sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh farmakope.
Penggunaan telur SPF dalam produksi vaksin menjamin tidak adanya agen asing dalam penyakit
spesifik dalam telur. Telur SPF lebih dominan disukai dari pada telur fertil biasa untuk
pertumbuhan virus karena telur SPF tidak memiliki antibodi spesifik pada kuning telur.
Penggunaan telur SPF dalam produksi vaksin menjamin tidak adanya agen asing dalam penyakit
specific dalam telur Telur SPF didominasi disukai dari pada telur fertil biasa untuk pertumbuhan
virus karena telur SPF tidak memiliki antibodi spesifik pada kuning telur.

Fungsi SPF

1. Produksi unggas biologi bertaraf internasional


2. Produksi vaksin unggas & manusia
3. pengembangan kultur sel primer & garis sel untuk penelitian & diagnosis
4. Isolasi dan karakterisasi agen infeksius.
5. Melakukan penelitian pada virus Live
6. Dalam studi interaksi sel virus dalam proses kanker
7. Penggunaan SPF untuk eksperimental sebagai sentinel untuk diagnostik Isolasi untuk infeksi
virus yang tidak diketahui.

3. Biosekuritas untuk Pencegahan Penyakit

Pencegahan penyakit mencakup seluruh teknik/metode yang digunakan untuk mencegah


masuknya seluruh jenis atau potensi patogen ke dalam fasilitas akuakultur. Salah satu cara utama
untuk menghindari masuknya patogen ke dalam fasilitas akuakultur adalah dengan menggunakan
benih bersertifikasi bebas patogen tertentu (specific pathogen free/SPF)atau seringkali juga
dinamakan specific pathogen resistant (SPR). Sayangnya, hanya beberapa jenis udang yang
diproduksi dengan cara seperti ini, dan penggunaaan SPF/SPR-pun belum sepenuhnya menjamin
bebasnya sistem akuakultur dari patogen, namun setidaknya mengurangi resiko serangan jenis
patogen tertentu. Produksi benih udang yang dilakukan dalam skala rumah tangga (back-yard
hatcheries) adalah hal tersulit dalam menjamin bebas tidaknya benur dari patogen tertentu seperti
WSSV, misalnya.

Cara lain untuk menghindari masuknya patogen ke dalam fasilitas akuakultur adalah
penerapan tindakan karantina terhadap stok organisme baru (terutama induk) ke dalam fasilitas
akuakultur. Induk yang baru tiba harus dikarantina untuk kepentingan observasi gejala-gejala
klinis dari patogen tertentu. Biasanya, tindakan karantina ini dilakukan hingga 45 hari untuk
benar-benar menjamin tidak terdapat potensi patogen yang masuk ke dalam fasilitas budidaya.
Dalam periode karantina dilakukan uji diagnostik terhadap beberapa jenis patogen dan tindakan
karantina berupa perlakuan/ pengobatan terhadap gejala penyakit yang terdeteksi.Selain tindakan
para organisme/komoditas budidaya, sumber air juga merupakan masalah utama yang harus
dicermati dalam program biosekuritas. Penerapan teknik-teknik filtrasi menggunakan ultra
violet, ozonisasi, pemberian perlakuan bahan kimia disiinfektan ataupun pemberian perlakuan
biologis/probiotik, merupakan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan untuk membebaskan sistem
budidaya dari potensi patogen. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam mengikis potensi
invasi patogen adalah penerapan teknik pengelolaan optimal yang mencakup aspek-aspek: padat
tebar, nutrisi, genetik sangat penting bagi spesies yang dibudidaya untuk berkembang dengan
tingkat kesehatan dan sistem kekebalan tubuh yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai