Anda di halaman 1dari 52

Proposal Penelitian

Judul Penelitian
Uji Efektivitas Ekstrak Karotenoid Dunaliella salina Dan Azolla microphylla
Sebagai Pencegahan TSV (Taura Syndrome Virus) Pada Udang Vaname
Bidang Penelitian :
Matematika, Sains dan Teknologi
Latar Belakang Masalah
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu produk
perikanan yang diharapkan mampu menghasilkan devisa bagi negara. Udang
vaname memiliki kelebihan diantara spesies udang yang lain. Kelebihan yang
dimiliki udang vaname diantaranya pertumbuhan yang cepat, dapat
dibudidayakan dengan kepadatan yang tinggi. Selanjutnya kelebihan udang
vaname dengan udang lain, memiliki bukti empiris cepat tumbuh dan relatif
tahan terhadap penyakit. Target produksi udang di tahun 2010 adalah 410.000
ton. Akan tetapi total produksi udang nasional di tahun 2010 hanya mencapai
352.000 ton. Hal ini disebabkan kematian akibat adanya serangan penyakit pada
udang.
Penyakit pada udang didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengganggu
proses kehidupan udang, sehingga pertumbuhannya menjadi tidak normal
dikarenakan organ tubuh dari udang terganggu atau terserang oleh virus dan
bakteri untuk dihambat pertumbuhannya. Penyakit udang vaname dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan jamur. Beberapa kasus penyakit
yang ditemukan di tambak, khususnya pada kasus udang vaname yang
disebabkan oleh bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit TSV (Taura
Syndrome Virus). Akibatnya para pembudidaya banyak mengalami kerugian
yang cukup besar.
Dunaliella salina adalah salah satu mikroalga yang mengandung karotenoid
dan memiliki potensi sumber karotenoid sebagai feed additive atau feed
suplemen dalam budidaya ikan. Pemenuhan kebutuhan karotenoid selama ini
didominasi oleh produksi karotenoid sintetik dengan harga berkisar antara Rp.
2.500.000,00 – Rp. 4.000.000,00 per kilogramnya, sehingga dapat
meningkatkan biaya pakan sebesar 15-30%. Salah satu alternatif yang
dilakukan pembudidaya hanya melalui kontrol kualitas air karena sangat
penting sebagai komponen utama. Kontrol harian pH, salinitas, dan suhu adalah
standar minimum untuk mengetahui keadaan kualitas air saat itu, hal itu
dilakukan agar tidak terjadi perubahan mendadak yang akan menyebabkan
stress pada udang.

1
Mikroalga memiliki peranan penting dalam dunia perikanan, karena
ketersediaan mikroalga dibutuhkan sebagai pakan alami pada usaha
pembenihan ikan dan udang. Kandungan nutrisi Dunaliella salina yang
ditunjukkan dalam berat kering adalah protein 57%, karbohidrat 32% dan lipid
6%. Mikroalga ini mampu mengakumulasi kandungan karotenoid lebih banyak
saat dikultur dalam kondisi stres lingkungan seperti salinitas tinggi, nutrisi
rendah dan cahaya yang tinggi. Karotenoid banyak digunakan sebagai
antioksidan dalam bidang kesehatan. Aplikasi fusi protoplas pada produksi
karotenoid rekomendasi yang menggunakan Dunaliella salina dapat digunakan
sebagai pakan unggul dan meningkatkan daya tahan tubuh larva udang.
Sedangkan manfaat Azolla microphylla sebagai bahan pakan yang tinggi akan
protein dan asam amino. Penggunaan asam amino bagi sektor perikanan dapat
menunjang pertumbuhan pada udang. Asam amino diperlukan oleh udang
melalui protein yang terkandung dalam pakan yang digunakan untuk
pertumbuhan sel dan pembentukan jaringan tubuh lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini diharapkan terciptanya
solusi berupa imunostimulan sebagai pencegahan penyakit TSV (Taura
Syndrome Virus) bagi permasalahan budidaya bibit udang vaname yang dapat
mempengaruhi peningkatan produksi, sehingga udang vaname dapat tahan
terhadap hama dan target produksi dapat mengalami peningkatan secara
maksimal.

2
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diperoleh, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut yaitu, apakah kandungan ekstrak Dunaliella
salina dan Azolla microphylla efektif dapat dijadikan imunostimulan sebagai
upaya pencegahan penyakit TSV (Taura Syndrome Virus) bagi
perkembangbiakan udang vaname?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, dapat ditentukan tujuan dari penelitian ini
yaitu:
1. Mengetahui penyebab menurunnya kualitas lingkungan perairan serta
hama penyakit pada udang vaname.
2. Mengetahui kandungan ekstrak Dunaliella salina dan Azolla
microphylla efektif dapat dijadikan imunostimulan sebagai pencegahan
penyakit TSV (Taura Syndrome Virus) bagi udang vaname.
3. Mengetahui manfaat ekstrak Dunaliella salina dan Azolla microphylla
dapat mendukung gerakan revitalisasi yang telah dicanangkan oleh
pemerintah
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan, terdapat manfaat yang
dapat kita ambil dari beberapa aspek, diantaranya :
1. Manfaat Teknis : Dapat memberikan alternatif pencegahan penyakit
TSV (Taura Syndrome Virus) pada udang vaname melalui bahan alam
yang ketersediaannya melimpah dan dinilai cukup efektif.
2. Manfaat Sosial : Dapat membantu para pembudidaya membuat udang
vaname lebih tahan terhadap hama penyakit sehingga produksi udang
vaname dapat meningkat.
3. Manfaat Lingkungan : Menggunakan bahan-bahan alam sehingga tidak
memiliki efek samping yang berbahaya terhadap lingkungan. Sehingga
termasuk bahan ramah lingkungan.
4. Manfaat Ekonomi : Dapat membantu mewujudkan gerakan revitalisasi
yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Karena sektor perikanan
hingga saat ini masih menjadi sumber devisa negara yang besar.

3
Kajian Teori
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu produk
perikanan yang diharapkan mampu menghasilkan devisa bagi negara. Target
produksi udang ditahun 2010 adalah 410.000 ton. Akan tetapi total produksi
udang nasional di tahun 2010 hanya mencapai 352.000 ton. Hal ini disebabkan
kematian akibat adanya serangan penyakit pada udang.
Taura Syndrome Virus atau yang kerap dikenal sebagai penyakit TSV
adalah penyakit yang cukup membuat para pembudidaya khususnya
pembudidaya udang menjadi rugi akibat penularan serta penyebarannya yang
relatif cepat. Selama ini diketahui penyakit tersebut menjadi salah satu kendala
dalam budidaya udang vaname. Infeksi virus tersebut dapat menyebabkan
kematian 80- 85% dari populasinya.
Penyakit TSV pertama kali ditemukan di sungai Taura di Ekuador pada
tahun 1992, kemudian menyebar secara pesat ke seluruh Amerika Latin dan
Utara dalam tiga tahun. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak langsung
air tambak yang terinfeksi, melalui carrier (udang, kepiting, dll).
Dalam sebuah penelitian ditawarkan solusi yang tepat atas sebuah
permasalahan. Dalam penelitian ini ditawarkan solusi berupa pemberian pakan
khusus sebagai pencegahan untuk menghadapi penyakit TSV yang dapat
menyerang tambak pembudidaya.
Menggunakan mikroalga spesies Dunaliella salina dan juga tumbuhan paku
spesies Azolla microphylla diharapkan dapat menjadi solusi tepat dengan
efisiensi yang tinggi yang dapat dijadikan upaya untuk mencegah banyaknya
udang vaname yang terinfeksi TSV.
Tinjauan Pustaka
- Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Udang vaname merupakan jenis udang kaki putih yang berasal dari
daerah subtropis pantai barat Amerika. Kemudian resmi diizinkan
masuk ke Indonesia melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan RI No.
41/2001. Udang vaname merupakan salah satu komoditas utama dalam
industri perikanan budidaya karena memiliki nilai ekonomis dan
permintaan pasar yang tinggi. Berikut klasifikasi dari udang vaname:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Panaeidae
Genus : Litopenaeus

4
5
klasifikasi dari tumbuhan Azolla microphylla:
Kingdom : Plantea Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Salviniales Famili : Salviniaceae Gen
Spesies : Azolla microphylla

TSV (Taura Syndrome Virus)


TSV merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan menjadi salah satu kendala dalam budid

Pakan

6
Pakan merupakan komponen terpenting dalam keberhasilan
budidaya karena sebagai sumber energi utama yang menjaga
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Nutrisi yang terkandung dalam
pakan harus memenuhi kebutuhan udang agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Pakan yang berkualitas adalah pakan yang
memenuhi kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan
vitamin yang seimbang. Pakan yang diberikan untuk udang diharapkan
dapat menghasilkan pertambahan berat, kadar protein tubuh tinggi,
dan kelangsungan hidup udang. Pakan berpengaruh terhadap
pertumbuhan udang. Akan tetapi harga pakan tidak sebanding dengan
harga jual udang yang relatif stabil, sehingga perlu adanya alternatif
penyusunan bahan dalam pembuatan pakan udang.

7
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
metode penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan, menguji, dan
menentukan hubungan antar variabel dengan memilah permasalahan
menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam bentuk angka.
Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian
inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan
kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis
nihil. Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan
kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada
umumnya, penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
- Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui
dua data, yaitu data primer dan data sekunder. Berikut data primer dan
data sekunder yang digunakan:
a. Data Primer
Pengumpulan data-data primer dilakukan melalui studi laboratorium.
Studi laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan dengan
ruangan tertutup, dimana kelompok eksperimen dijauhkan dari
variabel pengganggu yang dapat memengaruhi hasil pengujian.
b. Data Sekunder
Pengumpulan data-data sekunder dilakukan melalui studi literatur.
Studi literatur merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat,
serta mengelolah bahan penelitian. Tujuan studi literatur adalah
mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis.
- Alat Pengumpulan Data
1. Alat
Tabung kaca, rak kultur, selang aerasi, pompa aerator, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, filter keramik, mikro pipet,
mikroskop binokuler, haemocytometer, hand counter,
spektrofotometer, lampu flourescent 40 Watt, refraktometer, pH meter,
lux meter, autoclave, cover glass, kertas label, vortex, centrifuge,
gunting, cuvet, plastik gelap, sterofoam, alumunium foil, tabung
falcon, termometer, refraktometer, microplate reader, wadah kultivasi,
gelas kimia, kaca objek, kaca penutup, dan timbangan analitik.
2. Bahan
Bibit Dunaliella salina, bibit Azolla microphylla, air laut, kertas
perkamen (pembungkus alat saat proses autoclave), metanol, aseton,
alkohol, akuades, etanol, DPPH, dan asam askorbat.
3. Cara Kerja

8
1) Preparasi sampel Dunaliella salina
2) Preparasi sampel Azolla microphylla
3) Ekstraksi sampel
4) Analisis kandungan karotenoid Dunaliella salina
5) Pencampuran dua sampel
6) Uji In Vitro
7) Parameter Uji
4. Flowchat (Terlampir)
5. Rancangan Waktu (Terlampir)
6. Rancangan Biaya (Terlampir)
- Rencana Analisis Data
Untuk rencana analisis data, digunakan teknik deskriptif analitis, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri,
baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri)
tanpa membuat perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan
variabel yang lain (Sugiyono, 2009). Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode deskriptif analitis dengan pendekatan
kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara
sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel
yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis,
dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.
Jadwal Penelitian
N Keteran Bulan Bulan Bulan Bulan Par
o. gan Pertama Kedua Ketiga Keempat af
I I II I I I II I I I II I I I II I
I I V I I V I I V I I V
1. Inspirasi
2. Sintesis
3. Konsepti
ng
4. Evaluasi
5. Realisasi
6. Pembuat
an
Laporan

Daftar Pustaka
Akbaidar. 2013. Morfologi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Eprints.
Malang.
Darsi R., Agus S., Ade D. S. Karakteristik Kimiawi dan Potensi Pemanfaatan
Dunaliella salina dan Nannochloropsis sp. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Hermawan J. 2016. Peningkatan Kandungan β-Karoten pada Fitoplankton

9
Dunaliella salina dengan Media Salinitas yang Berbeda. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Novi S. 2016. Peningkatan Kandungan β-Karoten Dunaliella salina Akibat
Pemberian Intensitas Cahaya Yang Berbeda. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Oktora R. A., Widodo F., Tri W. Pengaruh Penggunaan Senyawa Fiksator
Terhadap Stabilitas Ekstrak Kasar Pigmen β-Karoten Mikroalga Dunaliella
salina Pada Kondisi Suhu Berbeda. Universitas Diponegoro. Semarang.
Panjaitan N., Mila R., Amelia N. 2018. Azolla Mychrophylla. Marine Science
Biotechnology Club (MSBC). Riau. Payara P. 2011. Budidaya Dunaliella
salina Sebagai Pakan Alami. http://www.alamikan.com/2011/05/cara-
budidaya-dunaliella-sebagai-pakan.html?m=1. Diakses 18 Juli 2021 Pukul
16.30.
Rafiqie M. 2014. Penyakit Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Di Tambak
Pt Tanjung Bejo, Pajarakan Kabupaten Probolinggo. JSAPI. 5(1): 20- 24.
Suryono., Sudadi. 2016. Pemanfaatan Azolla Sebagai Sumber pada Budidaya

10
Uji Efektivitas Ekstrak Karotenoid Dunaliella salina dan Azolla
microphylla Sebagai Pencegahan TSV (Taura Syndrome Virus) Pada
Udang Vaname

Disusun Oleh :
Nama Peneliti : 1. Dinda Tria Kusuma
2. Dinda Aulia Dwianjani
Bidang Penelitian : Matematika, Sains dan Teknologi
Jenjang : MA
Nama Pembimbing : Sutik, S.Pd., M.Si.

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM


DIREKTORAT KSKK MADRASAH
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

MAN SIDOARJO
2021

i
SURAT PERNYATAAN

ii
SURAT REKOMENDASI

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Uji Efektivitas Ekstrak Karotenoid Dunaliella salina Dan Azolla


microphylla Sebagai Pencegahan TSV (Taura Syndrome Virus)
Pada Udang Vaname
Bidang : MST (Matematika, Sains dan Teknologi)
Biodata :
a. Peneliti
a) Ketua
a) Nama : Dinda Tria Kusuma
b) Kelas : XII
c) NISN : 0039295668
d) NIS : 131135150001190049
b) Anggota
a) Nama : Dinda Aulia Dwianjani
b) Kelas : XII
c) NISN : 0036496077
d) NIS : 131135150001190048
b. Pembimbing
a) Nama : Sutik, S.Pd., M.Si
b) Mata Pelajaran : Fisika
c) NIP 197007062005012006
Waktu Pelaksaanaan : Juni - September 2021
Sumber dana :
a. Swadaya : Rp. 358.000,00
b. Sekolah : Rp. 1.062.000,00
c. Lain-lain : Rp. 350.000,00
Mengetahui,

Guru Pembimbing Ketua

Sutik, S.Pd., M.Si.


NIP: 197007062005012006
Dinda Tria Kusuma NIS. 131135150001190049

Pihak Sekolah

i
LEMBAR ORIGINALITAS

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum War. Wab.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan proposal ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rasanya dapat
menyelesaikan proposal ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Terlebih penulis ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
mendukung dan membantu penulis untuk menyelesaikan proposal ini yang
berjudul “Uji Efektivitas Ekstrak Karotenoid Dunaliella salina dan Azolla
microphylla Sebagai Pencegahan TSV (Taura Syndrome Virus) Pada Udang
Vaname”.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan partisipasi dewan juri ataupun
pembaca untuk memberikan masukan baik berupa kritik dan saran. Penulis
memohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan proposal
ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Wassalamualaikum War. Wab.

Sidoarjo, 21 Juli 2021


Penulis,

Dinda Tria Kusuma


NIS. 131135150001190049

v
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN.......................................................................................ii
SURAT REKOMENDASI...................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
LEMBAR ORIGINALITAS.................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian.......................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA....................................4
2.1. Kajian Teori.................................................................................................4
2.2. Tinjauan Pustaka.........................................................................................4
2.2.1. Udang Vaname (Littopeneus vannamei)..............................................4
2.2.2. Dunaliella salina....................................................................................5
2.2.3. Azolla microphylla.................................................................................6
2.2.4. TSV (Taura Syndrome Virus)...............................................................7
2.2.5. Pakan......................................................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................9
3.1. Jenis Penelitian............................................................................................9
3.2. Subjek Penelitian.........................................................................................9
3.2.1. Populasi..................................................................................................9
3.2.2. Sampel....................................................................................................9
3.3. Metode Pengumpulan Data......................................................................10
3.3.1. Metode Pengumpulan Data................................................................10
3.3.2. Rancangan Percobaan........................................................................10
3.4. Alat Pengumpulan Data............................................................................11
3.4.1. Alat.......................................................................................................11
3.4.2. Bahan...................................................................................................11

v
3.4.3. Cara Kerja...........................................................................................11
3.4.4. Flowchart (Terlampir)........................................................................15
3.4.5. Rancangan Waktu (Terlampir).........................................................15
3.4.6. Rancangan Biaya (Terlampir)...........................................................15
3.5. Metode Analisis Data................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN..........................................................................................................17

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu


produk perikanan yang diharapkan mampu menghasilkan devisa bagi
negara. Udang vaname memiliki kelebihan diantara spesies udang yang
lain. Kelebihan yang dimiliki udang vaname diantaranya pertumbuhan
yang cepat, dapat dibudidayakan dengan kepadatan yang tinggi.
Selanjutanya kelebihan udang vaname dengan udang lain, memiliki bukti
empiris cepat tumbuh dan relatif tahan terhadap penyakit. Target produksi
udang ditahun 2010 adalah 410.000 ton. Akan tetapi total produksi udang
nasional di tahun 2010 hanya mencapai 352.000 ton. Hal ini disebabkan
kematian akibat adanya serangan penyakit pada udang.
Penyakit pada udang didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
mengganggu proses kehidupan udang, sehingga pertumbuhannya menjadi
tidak normal dikarenakan organ tubuh dari udang terganggu atau terserang
oleh virus dan bakteri untuk dihambat pertumbuhannya. Penyakit udang
vaname (Litopenaeus vannamei) dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
protozoa dan jamur. Beberapa kasus penyakit yang ditemukan ditambak,
khususnya pada kasus udang vaname yang disebabkan oleh bakteri dan
virus yang menyebabkan penyakit TSV (Taura Syndroms Virus).
Akibatnya para pembudidaya banyak mengalami kerugian yang cukup
besar.
Dunaliella salina adalah salah satu mikroalga yang mengandung
karotenoid dan memiliki potensi sumber karotenoid sebagai feed additive
atau feed suplemen dalam budidaya ikan. Pemenuhan kebutuhan
karotenoid selama ini didominasi oleh produksi karotenoid sintetik dengan
harga karotenoid sintesis berkisar antara Rp 2.500.000 - Rp 4.000.000 per
kilogramnya, sehingga dapat meningkatkan biaya pakan sebesar 15-30%.
Salah satu alternatif yang dilakukan pembudidaya hanya melalui kontrol
kualitas air karena sangat penting sebagai komponen utama. Kontrol
harian pH, salinitas, dan suhu adalah standar minimum untuk mengetahui
keadaan kualitas air saat itu, hal itu dilakukan agar tidak terjadi perubahan
mendadak yang akan menyebabkan stress pada udang.
Mikroalga memiliki peranan penting dalam dunia perikanan,
karena ketersediaan mikroalga dibutuhkan sebagai pakan alami pada usaha
pembenihan ikan dan udang. Kandungan nutrisi Dunaliella salina yang
ditunjukkan dalam berat kering adalah protein 57%, karbohidrat 32% dan
lipid 6 %. Mikroalga ini mampu mengakumulasi kandungan karotenoid
lebih banyak saat dikultur dalam kondisi stres lingkungan seperti salinitas
tinggi, nutrisi rendah dan cahaya yang tinggi. Karotenoid banyak
digunakan sebagai antioksidan dalam bidang kesehatan. Aplikasi fusi

1
protoplas pada produksi karotenoid rekomendasi yang menggunakan
Dunaliella salina dapat digunakan sebagai pakan unggul dan
meningkatkan daya tahan tubuh larva udang. Sedangkan manfaat Azolla
microphylla sebagai bahan pakan yang tinggi akan protein dan asam
amino. Penggunaan asam amino bagi sektor perikanan dapat menunjang
pertumbuhan pada udang. Asam amino diperlukan oleh udang melalui
protein yang terkandung dalam pakan yang digunakan untuk pertumbuhan
sel dan pembentukan jaringan tubuh lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini diharapkan
terciptanya solusi berupa imunostimulan sebagai pencegahan penyakit
TSV (Taura Syndrome Virus) bagi permasalahan budidaya bibit udang
vaname yang dapat mempengaruhi peningkatan produksi, sehingga udang
vaname dapat tahan terhadap hama dan target produksi dapat mengalami
peningkatan secara maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang telah diperoleh, maka
rumusan masalah adalah sebagai berikut yaitu, apakah kandungan ekstrak
Dunaliella salina dan Azolla microphylla efektif dapat dijadikan
imunostimulan sebagai upaya pencegahan penyakit TSV (Taura Syndrome
Virus) bagi perkembangbiakan udang vaname?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penyebab menurunnya kualitas lingkungan perairan
serta hama penyakit pada udang vaname.
2. Mengetahui kandungan ekstrak Dunaliella salina dan Azolla
microphylla efektif dapat dijadikan imunostimulan sebagai
pencegahan penyakit TSV (Taura Syndrome Virus) bagi udang
vaname.
3. Mengetahui manfaat ekstrak Dunaliella salina dan Azolla
microphylla dapat mendukung gerakan revitalisasi yang telah
dicanangkan oleh pemerintah
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teknik
Penelitian ini dapat memberikan alternatif pencegahan
penyakit TSV (Taura Syndrome Virus) pada udang vaname melalui
bahan alam yang ketersediaannya melimpah dan dinilai cukup
efektif.
1.4.2 Manfaat Sosial
Penelitian ini dapat membantu para pembudidaya membuat
udang vaname agar tahan terhadap hama penyakit sehingga
produksi udang vaname dapat meningkat.
1.4.3 Manfaat Lingkungan

2
Penelitian ini menggunakan bahan-bahan alam sehingga
tidak memiliki efek samping yang berbahaya terhadap lingkungan.
Tanaman Azolla microphylla merupakan tanaman paku yang dapat
dimanfaatkan keberadaannya dengan sebaik-baiknya.
1.4.4 Manfaat Ekonomi
Penelitian ini dapat membantu mewujudkan gerakan
revitalisasi yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Karena sektor
perikanan hingga saat ini masih menjadi sumber devisa negara
yang besar.

3
BAB II
KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu
produk perikanan yang diharapkan mampu menghasilkan devisa bagi
negara. Target produksi udang ditahun 2010 adalah 410.000 ton. Akan
tetapi total produksi udang nasional di tahun 2010 hanya mencapai
352.000 ton. Hal ini disebabkan kematian akibat adanya serangan penyakit
pada udang.
Taura Syndrome Virus atau yang kerap dikenal sebagai penyakit
TSV adalah penyakit yang cukup membuat para pembudidaya khusunya
pembudidaya udang menjadi rugi akibat penularan serta menyebarannya
yang relatif cepat. Selama ini diketahui penyakit tersebut menjadi salah
satu kendala dalam budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei).
Infeksi virus tersebut dapat menyebabkan kematian 80-85% dari
populasinya.
Penyakit Taura Syndrome Virus (TSV) pertama kali ditemukan di
sungai Taura di Ekuador pada tahun 1992 kemudian menyebar secara
pesat ke seluruh Amerika Latin dan Utara dalam 3 tahun.
Penularan penyakit ini dapat melalui Kontak langsung, air tambak yang
terinfeksi, melalui carrier (udang, kepiting, dll).
Dalam sebuah penelitian ditawarkan solusi yang tepat atas sebuah
permasalahan. Dalam penelitian ini ditawarkan solusi berupa pemberian
pakan khusus sebagai pencegahan untuk menghadapi penyakit TSV yang
dapat menyerang tambak pembudidaya.
Menggunakan mikroalga spesies Dunaliella salina dan juga
tumbuhan paku spesies Azolla microphylla diharapkan dapat menjadi
solusi tepat dengan efisiensi yang tinggi yang dapat dijadikan upaya
untuk mencegah banyaknya udang vaname yang terinfeksi TSV.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Udang Vaname (Littopeneus vannamei)
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan jenis
udang kaki putih yang berasal dari daerah subtropis pantai barat
Amerika, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di
Amerika Selatan. Kemudian resmi diizinkan masuk ke Indonesia
melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan RI. No. 41/2001,
dimana produksi udang windu menurun sejak 1996 akibat serangan
penyakit dan penurunan kualitas lingkungan (Tim Perikanan
WWF, 2014). Udang vaname merupakan salah satu komoditas
utama dalam industri perikanan budidaya karena memiliki nilai
ekonomis tinggi (high economic value) serta permintaan pasar
yang tinggi (high demand product).

4
Klasifikasi dari udang vaname menurut Haliman dan
Adiwijaya, 2005 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoea
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Infraordo : Penaeidea
Superfamili : Penaeioidea
Famili : Panaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei Boone

Gambar 1. Struktur Udang Vaname


2.2.2 Dunaliella salina
Dunaliella salina merupakan alga hijau uniseluler dari
kelas Chlorophyta (Oren, 2005). Sel Dunaliella salina memiliki
panjang 5-29 µm dan lebar 4-20 µm (Posudin et al., 2010). Sel
Dunaliella salina memiliki bentuk bervariasi yaitu elips, bulat telur
dan silinder tergantung kondisi lingkungan tertentu. Dunaliella
salina mempunyai dua flagela sama panjang yang terletak pada
bagian anterior (Polle and Ben-Amotz, 2009). Dunaliella salina
mempunyai struktur sel yang terdiri dari kloroplas, pyrenoid,
vakuola, nukleus, nukleolus dan badan golgi serta memiliki bintik
mata pada bagian anterior (Polle and Ben-Amotz, 2009).
Dunaliella salina memiliki sel yang lebih besar dibandingkan
dengan genus Dunaliella lain, sehingga mampu memproduksi –
karoten lebih banyak (Oren, 2005). Dunaliella salina bersifat
halofilik, mempunyai sebuah central pyrenoid dan memiliki
kloroplas berbentuk melengkung, mengandung banyak –karoten
pada bagian tepi sel sehingga sel berwarna kemerahan (Borowitzka
and Borowitzka, 1989 ; Borowitzka and Siva, 2007)

5
Klasifikasi Dunaliella salina menurut Shaktivel et al.
(2011) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Order : Volvocales
Family : Dunaliellaceae
Genus : Dunaliella
Species : Dunaliella salina

Gambar 2. Struktur Dunaliella salina

2.2.3 Azolla microphylla


Azolla microphylla merupakan tumbuhan paku-pakuan
dalam family Azollaceae yang hidup di perairan dan banyak
dijumpai di permukaan-permukaan air, seperti persawahan, hingga
rawa-rawa. Pada masa tumbuhnya akan bersimbiosis dengan alga
sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan. Alga
bertugas dalam memfiksasi gas oksigen yang ada di udara yang
selanjutnya digunakan oleh Azolla untuk membentuk senyawa
protein
Azolla microphylla sangat cocok dibudidayakan pada
kondisi tropis sehingga sangat baik dibudidayakan di Indonesia.
Azolla juga dapat menghasilkan biomasa dalam jumlah yang
banyak sesuai kemampuannya menfiksasi N2 dari udara yang
tinggi. Tumbuhan Azolla microphylla dalam taksonominya
mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantea
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Family : Salviniaceae
Genus : Azolla

6
Spesies : Azolla microphylla
Gambar 3. Azolla microphylla
2.2.4 TSV (Taura Syndrome Virus)
Taura syndrome merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi Taura Syndrome Virus. Selama ini diketahui penyakit
tersebut menjadi salah satu kendala dalam budidaya udang vaname
(Litopenaeus vannamei). Infeksi virus tersebut dapat menyebabkan
kematian 80-85% dari populasinya (Rufiati, 2008).
Penyakit Taura Syndrome Virus (TSV) pertama kali
ditemukan di sungai Taura di Ekuador pada tahun 1992 kemudian
menyebar secar pesar ke seluruh Amerika Latin dan Utara dalam 3
tahun (Briggs et al.,2004). Penyakit ini menyebabkan kematian
massal pada udang serta menginfeksi juvenil 0,15 - 5 gram atau
udang umur 1 - 45 hari. Penularan penyakit ini dapat melalui :
a. Kontak langsung.
b. Air tambak yang terinfeksi.
c. Melalui carrier (udang, kepiting, dll)
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) yang telah terinfeksi
TSV dapat mengalami kematian 80-85% sehingga dapat
menimbulkan kerugian dalam pembudidayaannya. Kerusakan
(luka) yang disebabkan oleh virus tersebut dapat terlihat dari warna
tubuh yang menjadi kemerahan, terutama pada ekor udang yang
mati. Bercak hitam (melanisasi) yang tidak beraturan di bawah
lapisan kutikula akan tampak pada udang yang masih bertahan
hidup tetapi udang ini kemudian menjadi pembawa (carrier) virus
tersebut (Rufiati, 2008). Data Office International des Epizooties
(OIE) pada tahun 2009 menyebutkan bahwa udang vaname
merupakan salah satu jenis udang yang dapat menjadi hospes dari
virus tersebut. Selain itu udang Penaeus setiferus, P. schmitti, P.
monodon, P. chinensis, P. japonicus, P. aztecus, P. duorarum, dan

7
Metapenaeus ensis juga pernah dilaporkan terinfeksi oleh TSV
(OIE, 2009)

2.2.5 Pakan
Pakan merupakan komponen terpenting dalam keberhasilan
budidaya karena sebagai sumber energi utama yang menjaga
pertumbuhan dan perkembangbiakan. Nutrisi yang terkandung
dalam pakan harus memenuhi kebutuhan udang agar dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Pakan yang berkualitas adalah pakan
yang memnuhi kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan
vitamin yang seimbang. Pakan yang diberikan untuk udang
diharapkan dapat menghasilkan pertambahan berat, kadar protein
tubuh tinggi, dan kelangsungan hidup udang. Pakan merupakan
campuran bebragai bahan pangan yang khusus diolah untuk
dimakan dan dicerna dalam pencernaan udang sehinggaa
menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk aktivitas hidup.
Pakan dapat berupa pakan alami maupun pakan buatan.
Pakan alami adalah yang sudah tersedia dialam. Adapun pakan
buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan
bahan alami atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan proses
pengolahan serta dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta
daya tarik ikan untuk memakannya (Anggraeni & Abdulgani,
2013). Pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan udang. Akan
tetapi harga pakan tidak sebanding dengan harga jual udang yang
relatif stabil, sehingga perlu adanya alternatif penyusunan bahan
dalam pembuatan pakan udang.

Gambar 4. Udang Vaname yang Terinfeksi TSV

8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian kuantitatif.


Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang dilakukan
dengan menjelaskan menguji, dan menentukan hubungan antar variabel
dengan memilah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam bentuk angka. Dengan metode kuantitatif akan
diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan
antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif
merupakan penelitian sampel besar. Penelitian ini direncanakan selama 4
bulan yang meliputi survey lokasi penelitian, wawancara kepada
informan, penyebaran kuisioner, dan penulisan laporan penelitian.
Penelitian ini dilakukan bertempat di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo
dan Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Brawijaya – Malang.
3.2 Subjek Penelitian
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang
diteliti yang memiliki karakteristik yang sama. Menurut Azwar,
populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak
dikenai generalisasi hasil penelitian. Kelompok subjek ini harus
memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang
membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Adapun,
populasi dalam penelitian ini adalah mikroalga Dunaliella salina,
Azolla microphylla, dan Udang Vaname.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang
akan diteliti. Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik
diambil semua, sedangkan untuk subyek yang lebih dari 100
maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto,2006).
Dalam penelitian ini, menggunakan populasi mikroalga
Dunaliella salina dan Azolla microphylla, dan juga menggunakan
udang vaname yang sehat dan udang vaname yang terinfeksi
Taura Syndrome Virus. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini dengan menggunakan sampling purposive, dimana
setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja
berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010).
Penggunaan subjek hewan dalam penelitian ini telah disetujiu
oleh Dewan Etika Penelitian Universitas Braawijaya Malang

9
dengan mengeluarkan ethical clereance (terlampir) sebagai
persetujuan etik penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan Data


3.3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
kami melalui dua data, yaitu data primer dan data sekunder.
Berikut data primer dan data sekunder yang digunakan:
a. Data Primer
Pengumpulan data-data primer dilakukan melalui studi
laboratorium. Studi laboratorium merupakan penelitian yang
dilakukan dalam ruangan tertutup, dimana kelompok
eksperimen dijauhkan dari variabel pengganggu yang dapat
memengaruhi hasil pengujian.
b. Data Sekunder
Pengumpulan data-data sekunder dilakukan melalui studi
literatur. Studi literatur merupakan serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
Tujuan studi literatur adalah mengembangkan aspek teoritis
maupun aspek manfaat praktis.
3.3.2 Rancangan Percobaan
3.3.2.1 Penelitian Pendahuluan
Dalam tahap penelitian pendahuluan yang pertama
peneliti mempelajari permasalahan penyakit dan
penurunan produksi pada budidaya udang vaname
(Litopenaeus vannamei). Kemudian mencari potensi yang
berasal dari bahan alam yang kandungannya dapat
digunakan sebagai imunostimulan bagi bibit udang
vaname. Kemudian kami mempelajari kandungan yang
dapat digunakan sebagai imunostimulan yang berasal dari
bahan alam. Ditemukan potensi berupa mikroalga
Dunaliella salina dan Azolla microphylla yang
kandungannya mampu mendukung penelitian ini.
3.3.2.2 Penelitian Inti
Dalam tahap penelitian inti, peneliti mulai
melakukan preparasi dan pengekstrakan bahan utama.
Setelahnya dilakukan analisis penghitungan kandungan
karotenoid pada Dunaliella salina. Kemudian dilakukan
pencampuran dari hasil ekstraksi kedua bahan. Setelah itu
dilakukan uji in vitro dari hasil pencampuran kedua
sampel yang berupa pakan dalam bentuk tepung

1
diaplikasikan pada bibit udang dengan menggunakan para
meter uji fisik dan kimiawi. Parameter uji fisik berupa uji
stabilitas pakan dalam air meliputi uji kecepatan terurai,
uji tingkat kekerasan pakan, uji kecepatan tenggelam dan
uji bahan pikat. Parameter uji kimiawi berupa uji dispersi
karotenoid, protein dan asam amino, analisis proksimat
pakan dan uji nutrisi pakan. Langkah terakhir dilakukan
uji dengan perlakuan yang berbeda-beda yaitu,
pertumbuhan bibit udang dengan pakan plankton, bibit
udang dengan pakan konvensional, dan bibit udang
dengan pakan imunostimulan. Serta dilakukan pemantauan
pertumbuhan dan pemberian pakan pada bibit udang
vaname secara berkala.
3.4 Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah tabung
kaca, rak kultur, selang aerasi, pompa aerator, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, gelas ukur, pipet tetes, filter keramik, mikro pipet,
mikroskop binokuler, haemocytometer, hand counter,
spektrofotometer, lampu flourescent 40 Watt, refraktometer, pH
meter, lux meter, autoclave, cover glass, kertas label, vortex,
centrifuge, gunting, cuvet, plastik gelap, sterofoam, alumunium
foil, tabung falcon, termometer, refraktometer, microplate reader,
wadah kultivasi, gelas kimia, kaca objek, kaca penutup, dan
timbangan analitik.
3.4.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bibit Dunaliella salina, bibit Azolla microphylla, air laut, kertas
perkamen (pembungkus alat saat proses autoclave), metanol,
aseton, alkohol, akuades, etanol, DPPH, dan asam askorbat.
3.4.3 Cara Kerja
3.4.3.1 Preparasi Sampel Dunaliella salina
Dunaliella salina diperoleh dari Balai Perikanan
Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur.
Mikroalga Dunaliella salina dikultur pada Laboratorium
Biologi Kultur Jaringan, Fakultas Sains dan Teknologi,
UNAIR. Peralatan yang digunakan untuk kultur
disterilisasi dalam autoklaf selama 20 menit pada suhu
121°C untuk mencegah kontaminasi selama tahap awal
pertumbuhan sebelum dilakukan kultivasi. Media yang
digunakan adalah air laut steril. Kultur-kultur tersebut
dilakukan di dalam ruangan kultur, dikultivasi dengan

1
intensitas cahaya 5.500 lux, suhu rata-rata 28-30°C, dan
salinitas 30-33 ppt (kondisi lingkungan terkontrol).
Seluruh unit kultivasi diaerasi menggunakan pompa
aerator. Dunaliella yang telah dikultur dilakukan
sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit.
Biomassa mikroalga kemudian ditambahkan 10,0 mL
metanol lalu disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm
selama 10 menit.
3.4.3.2 Preparasi Sampel Azolla microphylla
Preparasi dilakukan dengan Azolla microphylla
sebanyak 300 gram, lalu dipotong kecil-kecil, dicuci, dan
dikeringkan dibawah sinar matahari. Kemudian
dihaluskan dan disaring menggunakan saringan (1 mm).
3.4.3.3 Ekstraksi Sampel
a. Sampel Dunaliella salina
Biomassa mikroalga dipanen dengan metode
sentrifugasi. Sampel ditempatkan pada tabung
falcon dan ditimbang sebanyak 700 gr kemudian
disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 10
menit pada suhu 10°C. Hasil sentrifugasi berupa
pelet dan supernatan, selanjutnya memisahkan pelet
dari supernatan, pelet berupa biomassa mikroalga
dan supernatan berupa larutan yang bening. Larutan
yang jernih dibuang sehingga dihasilkan biomassa
mikroalga yang berupa padatan. Mikroalga di
ekstraksi dengan metode maserasi. Biomassa kering
direndam dalam etanol dengan perbandingan 1:5
kemudian di maserasi selama 24 jam ditempatkan
dalam kondisi gelap. Filtrat yang dihasilkan
dipekatkan dengan cara evaporasi menggunakan
rotator evaporator selama ±30 menit. Setelah kering,
15 ekstrak ditimbang yang kemudian disebut
ekstrak kasar etanol.
b. Sampel Azolla microphylla
Azolla michrophylla setelah dalam tahap
panen dikeringkan selama 3 hari dengan panas
matahari standar dan didapatkan hasil kering
sempurna. Kemudian dilakukan penghalusan agar
menjadi serbuk atau tepung agar mudah dikonsumsi
oleh bibit udang vaname
3.4.3.4 Analisis Kandungan Karotenois Dunaliella salina

1
Larutan hasil ekstrak tersebut dimasukkan dalam
cuvet. Masing-masing sampel diukur absorbansinya pada
panjang gelombang 450 nm untuk mengetahui
karakteristik serapannya. Kemudian absorbansi dicatat
dan dimasukkan ke dalam rumus untuk mengetahui
kandungan pigmen. Kemudian setelah diperoleh puncak
spektrum serapannya, kandungan

pigmen karoten dihitung kuantitasnya menggunakan


rumus kandungan senyawa karotenoid. Perhitungan
kandungan karotenoid ini mengacu pada rumus dari
Fikselova et al. (2008) adalah sebagai berikut:

B-karoten = A x d x V
E1% x W
1en

Dimana:
A = Absorbansi
d = Pengenceran
E1% = Koefisien absorbansi
1
W = Berat sampel (g)
V = Volume sampel (ml)
3.4.3.5 Pencampuran 2 Sampel
Setelah didapatkan hasil penghitungan dari
kandungan karotenoid Dunaliella salina dan didapatkan
juga hasil pengolahan sampel Azolla microphylla, maka
selanjutnya dilakukan pencampuran kedua sampel
tersebut. Kedua bahan yang telah menjadi tepung
disatukan dan tetap dilakukan penyaringan dengan
menggunakan saringan agar didapatkan hasil yang
optimal
3.4.3.6 Uji In Vitro
Hasil pencampuran kedua sampel yang berupa
pakan dalam bentuk tepung akan diaplikasikan pada bibit
udang vaname sebagai imunostimulan bagi daya tahan
bibit udang vaname. Dengan menggunakan beberapa
perlakuan yang berbeda yakni, pertumbuhan bibit udang
dengan pakan plankton, bibit udang dengan pakan
konvensional, dan bibit udang dengan pakan
imunostimulan . Serta dilakukan pemantauan
pertumbuhan bibit udang vaname secara berkala.
Pemberian pakan juga dilakukan secara berkala.

1
3.4.3.7 Parameter Uji
a. Uji Fisik
Uji fisik meliputi stabilitas pakan dalam air, tingkat
kekerasan, kecepatan terurai, serta daya pikat dan
daya lezat pakan. Stabilitas pakan dalam air adalah
tingkat ketahanan pakan di dalam air atau berapa lama
waktu yang dibutuhkan hingga 21 pakan terurai.
Stabilitas pakan dalam air, meliputi uji kecepatan
terurai. Uji kecepatan terurai mengukur berapa lama
waktu sampai pakan terurai di dalam air. Uji tingkat
kekerasan pakan diukur dengan memasukkan pakan
ke dalam pipa paralon dengan tinggi 1m. kemudian
pakan dijatuhi beban anak timbangan. Pakan yang
telah dijatuhi beban kemudian diayak menggunakan
siknet ukuran 0,5 sampai 0,063 mm. Tingkat
kekerasan dihitung dalam persentasi pakan yang tidak
hancur dengan menggunakan ayakan berbagai ukuran.
Uji kecepatan tenggelam dilakukan dengan mengukur
lama waktu yang dibutuhkan pakan bergerak dari
permukaan air hingga ke dasar media pemeliharaan.

Pakan dimasukkan ke dalam gelas beaker dengan


ketinggian dasar wadah 20 cm dari permukaan air.
Stopwatch dijalankan tepat pada saat pakan
dijatuhkan ke permukaan air. Kecepatan tenggelam
adalah jarak di bagi waktu pakan sampai berada
didasar gelas ukur.
Uji daya pikat dilakukan dengan menghitung berapa
waktu yang yang dibutuhkan kultivan mendekati atau
mengkonsumsi (awal) pakan uji. Stopwatch
dijalankan saat pakan berada di dalam media
pemeliharaan pada jarak 50 cm dari kultivan,
sedangkan daya lezat pakan dilakukan dengan
mengukur jumlah pakan yang dikonsumsi udang per
bobot tubuh dalam sehari dengan 4 kali pemberian
pakan.
b. Uji Kimiawi
Uji kimiawi pakan meliputi uji dispersi karotenoid,
protein dan asam amino, serta analisis proksimat
pakan. Dispersi karotenoid, protein dan asam amino
adalah kadar karotenoid, protein dan asam amino awal
dalam pakan dikurang kadar karotenoid, protein dan

1
asam amino yang tersisa dalam berat kering
(Murdinah, 1989). Uji nutrisi pakan secara kimiawi
adalah penentuan kuantitas dan kualitas nutrien dalam
pakan. Pengujian secara kimiawi merupakan
penentuan komposisi proksimat dari karotenoid,
protein, asam amino dan air dalam pakan uji
3.4.4 Flowchart (Terlampir)
3.4.5 Rancangan Waktu (Terlampir)
3.4.6 Rancangan Biaya (Terlampir)
3.5 Rencana Analisis Data
Untuk rencana analisis data, digunakan teknik deskriptif analitis.
Metode analisis deskriptif adalah penelitiam yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel
atau lebih (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan
dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain (Sugiyono,
2009). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
deskriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang
bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-
fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data
dalam pengujian hipotesis statistik.

1
DAFTAR PUSTAKA
Akbaidar. 2013. Morfologi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Eprints.
Malang.
Darsi R., Agus S., Ade D. S., Karakteristik Kimiawi dan Potensi Pemanfaatan
Dunaliella salina dan Nannochloropsis sp. Universitas Sriwijaya.
Palembang.
Hermawan J. 2016. Peningkatan Kandungan β-Karoten pada Fitoplankton
Dunaliella salina dengan Media Salinitas yang Berbeda. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Novi S. 2016. Peningkatan Kandungan β-Karoten Dunaliella salina Akibat
Pemberian Intensitas Cahaya Yang Berbeda. Universitas Airlangga.
Surabaya
Oktora R. A., Widodo F., Tri W. Pengaruh Penggunaan Senyawa Fiksator
Terhadap Stabilitas Ekstrak Kasar Pigmen β-Karoten Mikroalga
Dunaliella salina Pada Kondisi Suhu Berbeda. Universitas Diponegoro.
Semarang.
Panjaitan N., Mila R., Amelia N. 2018. Azolla Mychrophylla. Marine Science
Biotechnology Club (MSBC). Riau. Payara P. 2011. Budidaya Dunaliella
salina Sebagai Pakan Alami. http://www.alamikan.com/2011/05/cara-
budidaya-dunaliella-sebagai-pakan.html?m=1. Diakses 18 Juli 2021
Pukul 16.30.
Rafiqie M. 2014. Penyakit Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Di Tambak Pt
Tanjung Bejo, Pajarakan Kabupaten Probolinggo. JSAPI. 5(1): 20-24.
Suryono., Sudadi. 2016. Pemanfaatan Azolla Sebagai Sumber pada Budidaya
Sistem Ganda Azolla. Journal of Sustainable Agriculture. Surakarta.

1
LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Pendukung Dokumen

Form 1.

Biodata Peserta Madrasah Young Researchers Supercamp Tahun 2021

Madrasah

1. Jenjang : MTs / MA
2. Kategori Lomba : Individu / Kelompok
3. Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo
4. Alamat Madrasah
a) No. Telepon Madrasah : (031) 8963805
b) Alamat : Jl. Stadion No. 2
c) Kelurahan : Bedrek, Siwalanpanji
d) Kecamatan : Buduran
e) Kabupaten/Kota : Sidoarjo
f) Provinsi : Jawa Timur

Biodata I

1. Nama Lengkap : Dinda Tria Kusuma


2. NISN : 0039295668
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Kelas : MA XII
5. Tempat Lahir : Sidoarjo
6. Tanggal Lahir : 29 Januari 2003
7. Nomor Ponsel / HP : 08993380744
(Yang Bisa Dihubungi)
8. Alamat Rumah : Sawocangkring RT.05 RW.01
Wonoayu,
Sidoarjo
9. Nomor Telepon Rumah : -
10. Bidang Lomba yang diikuti : 1. Matematika, Sains, dan
Pengembangan Teknologi (MSPT)
2. Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH)
3. Ilmu Keagamaan Islam
(IKI)
11. Lomba yang pernah diikuti : 1. Judul: Efectivity Test Extract
Murbei Leaf (Morus rubra) for
Immunostimulants Body

1
Tempat: Online (Subang Jaya,
Malaysia)
Waktu: 12 – 13 September 2020
Penyelenggara: IYSA
Prestasi: Gold Medal and The
Best Invention
2. Judul:Optimalization of Api-Api
(Avicennia marina) as a Mosquito
Repellent Based on Diffuser
Tempat : Online (Jakarta)
Waktu : 15 – 16 Februari
Penyelenggara : IYSA
Prestasi : Silver Medal
3. Judul : Spray VENTERA
(Bioaktivitas Ekstrak Daun Api
Api (Avivennia marina) Terhadap
Daya Tolak Dan Mortalitas
Nyamuk Aedes Aegypti)
Tempat : Online (Jakarta)
Waktu : 6-8 April 2021
Penyelenggara : IYSA
Prestasi : Bronze Medal
4. Judul : Optimalisasi Ekstrak Daun
Ketapang (Terminalia catappa) dan
Chitosan Terhadap Mortalitas Larva
Aedes Aegypti
Tempat : Online (Jakarta)
Waktu : 3-4 April 2021
Penyelenggara : IYSA
Prestasi : Honorable Mention
5. Judul : Fortivication of Moringa
Leaf Extract Biscuits (Moringa
oleifera) and Porang Flour
(Ammorphophallus muelleri)
to Reduce the Risk of Stunting
in Toodlers
Tempat : Online (Jakarta)
Waktu :17 – 20 Juni 2021
Penyelenggara : IYSA,
Fakultas
Ilmu Alam Universitas Indonesia,
Jakarta Global University
Prestasi : Bronze Medal
6. Judul: Investment Analysis as a

1
Response to the Monetary Crisis
for Unemployment in Sidoarjo
Regency During the Covid-19
Pandemic
Tempat : Online (Jakarta)
Waktu :17 – 20 Juni 2021
Penyelenggara : IYSA,
Fakultas
Ilmu Alam Universitas Indonesia,
Jakarta Global University
Prestasi : Silver Medal
7. Judul : River Ranger as a Public
Awarness Education Means in
Game-Based Flood Disaster
Management
Tempat : Online
(Bandung) Waktu : 1-4
July 2021
Penyelenggara : IYSA dan UIN
Bandung
Prestasi : Bronze Medal

Biodata II
1. Nama Lengkap : Dinda Aulia Dwianjani
2. NISN : 0036496077
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Kelas : MA XII
5. Tempat Lahir : Surabaya
6. Tanggal Lahir : 17 Desember
2003 7. Nomor Ponsel / HP : 081238203848
(Yang Bisa Dihubungi)
8. Alamat Rumah : Perumahan TNI AL Blok A21/42,
Sugihwaras,
Candi, Sidoarjo
9. Nomor Telepon Rumah : -
10. Bidang Lomba yang diikuti : 1. Matematika, Sains, dan
Pengembangan Teknologi (MSPT)
2. Ilmu Sosial dan Humaniora (ISH)
3. Ilmu Keagamaan Islam (IKI)
11. Lomba yang pernah diikuti : 1. Judul: Efectivity Test Extract
(dalam 2 tahun terakhir) Murbei Leaf (Morus rubra)
for
Immunostimulants Body
Tempat: Online (Subang Jaya,
Malaysia)
1
Waktu: 12 – 13 September 2020

2
Penyelenggara: IYSA
Prestasi: Gold Medal and The Best
Invention Award
2. Judul: SBS (Smart Book Shelf)
IoT-Based Smart Bookshelf to
Control Humaidity on
Bookshelf Tempat: Online
(Jakarta) Waktu: 18 – 23
Desember 2020 Penyelenggara:
IYSA
Prestasi: Silver Medal
3. Judul: SMOOBI
Tempat: Online (Surabaya)
Waktu: 7 April 2021
Penyelenggara: IT Telkom
Surabaya
Prestasi: Juara 1
4. Fortivication of Moringa Leaf
Extract Biscuits (Moringa
oleifera) and Porang Flour
(Ammorphophallus
muelleri) to Reduce the Risk of
Stunting in Toodlers
Tempat : Online (Jakarta)
Waktu :17 – 20 Juni 2021
Penyelenggara : IYSA,
Fakultas
Ilmu Alam Universitas Indonesia,
Jakarta Global University
Prestasi : Bronze Medal
5. Judul: River Ranger as a Public
Awarness Education Means in
Game-Based Flood Disaster
Management
Tempat: Online (Bandung)
Waktu: 1-4 July 2021
Penyelenggara: IYSA dan UIN
Bandung
Prestasi: Bronze Medals

Biodata Pembimbing
1. Nama Lengkap : Sutik, S.Pd., M.Si.
2. NIP 197007062005012006
3. Jenis Kelamin : L/P
4. Pendidikan Terakhir : S2 Fisika – ITS
2
(Prodi dan Universitas)
5. Nomor Ponsel / HP 085850337942
(Yang Bisa Dihubungi)
6. Alamat Email : sutikmansda@gmail.com
* Beri Tanda Lingkaran (O) untuk pilihan
* Diisi untuk tanda titik-titik

2
Lampiran 2. Ethical Clearance

2
Lampiran 3. Rancangan waktu
No Ketera Bulan Bulan Bulan Bulan Par
. ngan Pertama Kedua Ketiga Keempat af
I I II I I I II I I I II I I I II I
I I V I I V I I V I I V
1. Inspirasi
2. Sintesis
3. Konsept
ing
4. Evaluasi
5. Realisas
i
6. Pembua
tan
Laporan

Lampiran 4. Flowchart

1.
Tahapan :
2.
1. Mulai
3. 2. Preparasi (penyiapan alat dan bahan)
3. Proses 1
4. 4. Evaluasi
5. Proses 2 (Penelitian inti)
5.
6. Analisis data

7. Hasil
6.

7.

2
Lampiran 5. Rancangan Biaya
No. Kegiatan Alokasi Biaya
1. Administrasi
 Uji laboratorium -RP.250.000,00
 Lembar Originalitas -RP.100.000,00
 Lembar Kode Etik -RP.100.000,00
 Lembar HKI -RP.500.000,00

 Pencetakan -RP.50.000,00

 Alat Tulis Kantor -RP.20.000,00

Total -RP.1.020.000,00
2. Alat dan Bahan
 Dunaliella salina -RP.275.000,00
 Azolla microphylla -RP.50.000,00
 Bibit udang vaname -RP.150.000,00
 Metanol -RP.20.000,00

 Aseton -RP.35.000,00

Total -RP.530.000,00
3. Transportasi dan Akomodasi
 Observasi -RP.100.000,00
Total -RP.100.000,00
4. Dokumentasi
 Cetak Foto Dokumentasi -RP.20.000,00
Total -RP.20.000,00
5. Dan lain-lain -RP.100.000,00
Total -RP.100.000,00
Total Akhir -RP.1.770.000,00

2
Lampiran 6. Dokumentasi

Gambar 5. Inspirasi

Gambar 6. Sintesis

Gambar 7. Konsepting

2
Lampiran 7. Logbook
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
15 Juni Inspirasi dan Latar Belakang
2021
Menurunnya tingkat produktifitas udang
pada tahun 2010 yang hanya berkisar
352.000 ton yang tidak dapat memenuhi
target sebesar 410.000 merupakan
masalah ekonomi yang dapat
berdampak pada kemakmuran para
pembudidaya udang. Hal ini disebabkan
kematian akibat adanya serangan
penyakit pada udang. Dari masalah
inilah kami membuat sebuah karya yang
dapat menanggulangi masalah penyakit
pada udang dan meningkatkan
produktifitas udang terutama di wilayah
Sidoarjo karena Sidoarjo sendiri
terkenal dengan produktifitas udangnya
yang melimpah.
Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

2
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
24 Juni Inspirasi II
2021
Setelah kami berinisiatif untuk
menanggulangi masalah penyakit pada
udang dan meningkatkan produktifitas
udang. Kami mencari alasan mengapa
penyakit pada udang sangat cepat
merebak dan bisa menimbulkan
kematian pada udang di seluruh tambak
apabila salah satu dari udang tersebut
telah terkena penyakit. Dari sini kami
mendapatkan kesimpulan setelah
pencarian informasi yang lebih lanjut,
hal ini dikarenakan kurangnya nutrien
yang berupa pakan yang diberikan pada
udang budidaya sehingga udang
menjadi mudah terserang penyakit.
Kami kembali mencari informasi
seputar nutrien yang diperlukan udang
untuk dapat tahan terhadap serangan
penyakit dan hama. Disini kami telah
menyimpulkan bahwa udang
kekurangan nutrien berupa karotenoid.
Maka dari itu kami akhirnya
memutuskan untuk membuat pakan
udang dengan kandungan karotenoid
lebih tinggi daripada pakan biasa
sehingga hal tersebut dapat memperkuat
daya tahan udang terhadap penyakit dan
hama yang akan menyerang.

Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

2
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
27 Juni Sintesis
2021
Karena kebutuhan karotenoid pada
udang yang cukup tinggi, kami
melakukan survei kepada para
pembudidaya udang mengapa mereka
tidak memberikan nutrien (karotenoid)
yang cukup pada udang sehingga resiko
terserang penyakit dapat diminimalisir,
mereka mengatakan bahwa harga
karotoneid sintesis Rp 2.500.000 - Rp
4.000.000 per kilogramnya dan dapat
meningkatkan biaya pakan sebesar 15-
30%. Salah satu alternatif yang
dilakukan pembudidaya hanya melalui
kontrol kualitas air. Kami pun kembali
berinisiatif untuk menanggulangi
masalah ini dengan penggunaan
karotenoid alami yang dapat dijadikan
sebagai pakan udang.
Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

2
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
5 Juli 2021 Sintesis II

Kami mendapatkan mikroalga


Dunaliella salina sebagai salah satu
penghasil karotenoid yang cukup tinggi
dan dapat memenuhi kebutuhan
karotenoid pada udang. Dalam bidang
perikanan Dunaliella salina diharapkan
dapat meningkatkan pertumbuhan
udang dengan menstimulannya menjadi
kebal terhadap pemyakit sehingga
secara langsung dapat mempengaruhi
kelangsungan hidupnya sampai masa
panen.
Selain menggunakan mikroalga
Dunaliella salina, kami juga mencoba
mencampurkannya dengan tumbuhan
jenis paku yaitu Azolla microphylla
sebagai campuran dari pakan yang akan
kami buat karena tumbuhan paku ini
sangat mudah ditemukan namun
pemanfaatannya sangat terbatas.
Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

3
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
9 Juli 2021 Konsepting

Konsep yang digunakan dalam


penelitian ini adalah pakan alami yang
dapat meningkatkan produktifitas
udang, dapat meminimalisir
kemungkinan terjadinya kematian
akibat penyakit yang menyerang udang
dengan cara memperkuat daya tahan
udang, dan memangkas biaya pakan
yang digunakan para pembudidaya
sehingga tidak terjadi anjloknya nilai
jual antara pakan dan udang ketika telah
memasuki tahap panen.
Dalam perancangan konsep kali ini
kami berencanan untuk memberikan
pakan alami pada udang pada saat
udang masih dalam fase pembibitan.
Sehingga dalam perkembangannya bibit
udang tersebut sudah dapat dikatakan
sebagai bibit udang unggul dan
memiliki daya tahan yang tinggi
terhadap serangan hama dan penyakit.
Sehingga apabila dikonsusmsi oleh
manusia dapat memenuhi kebutuhan
gizi pada manusia.
Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

3
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
15 Juli Konsepting II
2021
Setelah perencanaan konsep yang kami
susun sudah matang. Kami melakukan
konsultasi kepada guru pembimbing
kami. Dari evaluasi tersebut, kami
menemukan kekurangan yang terdapat
pada pakan kami yaitu untuk proses
pemberian pakan kepada bibit udang
tidak dapat digunakan palet yang biasa
digunakan untuk budidaya udang. Kami
akhirnya memutuskan untuk
memberikan pakan dalam bentuk
serbuk atau tepung untuk bibit udang.
Dengan pemberian pakan berjenis
serbuk atau tepung ini dapat dengan
mudah dicerna oleh bibit udang.
Setelah adanya evaluasi dan konsultasi
yang kami lakukan, kami memutuskan
untuk menjadikan pakan kami menjadi
serbuk atau tepung sehingga mudah
untuk dicerna bagi bibit udang.
Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

3
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
22 Juli Rangkaian Susunan Proposal:
2021  Penyusunan Latar Belakang
dimulai dari paragraf 1
(permasalahan), paragraf 2
(potensi SDA), paragraf 3
(solusi sebelumnya yang kurang
efektif). paragraf 4 (solusi yang
ditawarkan)
 Penyusunan Rumusan Masalah
 Penyusunan Tujuan Penelitian
meliputi aspek aspek yang akan
dicapai sebagai tingkat
keefektifan dari penelitian yang
dilakukan
 Penyusunan Manfaat Penelitian
meliputi manfaat dari segi
teknik, sosial, lingkungan dan
ekonomi
 Penyusunan Tinjauan Pustaka
didasarkan pada referensi yang
relevan terhadap penelitian
kami yang bersumber dari
jurnal, buku, artikel dan internet
 Penyusunan Metode Penelitian
meliputi jenis penelitian,
metode penelitian, tahapan
penelitian, alat dan bahan,
rancangan percobaan,
rancangan waktu dan rancangan
biaya
Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

3
Tanggal Kegiatan Dokumentasi
27 Juli Susunan Akhir Proposal :
2021  Penyusunan Bab 1 yang
didasarkan pada studi
literatur, uji lab, dan hasil
observasi
 Penyusunan Bab 2
didasarkan pada referensi
yang relevan terhadap
penelitian kami yang
bersumber dari jurnal, buku,
artikel dan internet
 Penyusunan Bab 3
penyusunan metode
peenlitian, pembuatan
sistem flowchart dan
penambahan lampiran
Penulis : Guru Pembimbing :

Dinda Tria Kusuma Dinda Aulia Dwianjani Sutik, S.Pd., M.Si.

Anda mungkin juga menyukai