Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FITOFARMAKA AKUAKULTUR ANTI VIRAL

Potensi Antivirus Viral Nervous Necrosis Ekstrak Metanol


Amphora sp. pada Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus sp.)

Di Susun Oleh :
Kelompok 4

Riva Delviana Aldira 05051282126059


Hisyam Makarim 05051282126060
Anisa Nurmala 05051282126061
Anisah Bahiyyah Jannah 05051282126062
Iduar Rido 05051282126063
M. Raihan Al Ghifarry 05051282126065
Kevin Vireland Situmorang 05051382126067
⁠Trida Armelia Putri ⁠05051382126068
Arifki 05051382126069
Lutfi Rafi Nadhira 05051382126070
Alharis Ramadhan 05051382126071
Marshall Amir Ba’aqy 05051382126072
Abdul Ma’ruf Syafaa’uddin 05051382126073
Fahrian Husaini 05051382126074
M. Iqbal Saputra 05051382126075
Dedi Pratama 05051382126076
Yoga Winarta 08051282126071

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024

Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makahlah
Fitofarmaka Akuakultur ini pada tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat dibuat dan
digunakan sebagai mana mestinya.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga berharap semoga makalah mampu
memberikan pengetahuan tentang “Anti Viral Pada Akuakultur” dan bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca

Indralaya, April 2024

Penyusun

iii Universitas Sriwijaya


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
Definisi Anti Viral....................................................................................................1
Metode......................................................................................................................4
Bahan dan Kandungan Anti Viral ............................................................................6
Hasil dan Pembahasan..............................................................................................7
Kesimpulan ..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

iv Universitas Sriwijaya
ANTI VIRAL

Perikanan merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian


Indonesia. Untuk menunjang kelangsungan usaha perikanan dan meminimalkan
kerugian, diperlukan upaya-upaya untuk mencegah dan menangani penyakit pada
ikan. Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan adalah penyakit virus. Untuk
melawan virus, diperlukan obat-obatan khusus yang disebut anti viral. Anti viral
bekerja dengan cara menghambat perkembangan dan perbanyakan virus sehingga
dapat membantu proses penyembuhan ikan yang terinfeksi. Jenis anti viral yang
banyak digunakan dalam dunia perikanan adalah fitofarmaka. Fitofarmaka
merupakan anti viral yang berasal dari tanaman. Zat aktif dalam tanaman tersebut
mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan virus. Beberapa contoh
fitofarmaka yang sering digunakan untuk ikan antara lain ekstrak daun jambu air,
kayu manis, jahe, dan lidah buaya. Fitofarmaka dianggap lebih aman dibandingkan
antibiotik sintetis karena berasal dari sumber alami. Dengan adanya anti viral
khususnya fitofarmaka, diharapkan dapat mencegah dan menangani penyakit virus
pada ikan sehingga produktivitas dan keuntungan usaha perikanan dapat terjaga.
Antiviral dalam dunia perikanan dapat didefinisikan sebagai suatu
pendekatan atau metode yang digunakan untuk mencegah, mengendalikan, atau
mengobati infeksi virus pada ikan budidaya. Infeksi virus merupakan salah satu
ancaman utama dalam industri perikanan, karena dapat menyebabkan kematian
massal ikan, kerugian ekonomi yang besar, dan risiko penyebaran penyakit ke
lingkungan sekitar. Antiviral dalam perikanan dapat meliputi beberapa aspek,
antara lain:
• Penggunaan agen antiviral
Agen antiviral adalah senyawa kimia atau bahan alami yang dapat menghambat
replikasi virus atau mengganggu siklus hidup virus. Agen antiviral dapat berupa
senyawa sintetis, seperti Ribavirin dan Acyclovir, atau senyawa alami yang berasal
dari tumbuhan, mikroorganisme, atau sumber lainnya.

• Vaksinasi
Vaksinasi adalah metode antiviral yang melibatkan pemberian preparat virus

1 Universitas Sriwijaya
2

yang telah dilemahkan atau dimatikan untuk merangsang respons kekebalan tubuh
ikan. Vaksin dapat membantu melindungi ikan dari infeksi virus yang spesifik dan
mencegah penyebaran penyakit di antara populasi ikan budidaya.

• Imunostimulan
Imunostimulan adalah senyawa atau bahan yang dapat meningkatkan respons
kekebalan tubuh ikan secara alami. Dengan meningkatkan sistem kekebalan, ikan
akan lebih tahan terhadap infeksi virus dan penyakit lainnya.

• Manajemen lingkungan
Manajemen lingkungan yang baik, seperti menjaga kualitas air, kepadatan
populasi yang optimal, dan sanitasi yang tepat, dapat membantu mencegah
penyebaran virus dan meminimalkan risiko infeksi dalam budidaya ikan.

• Deteksi dan monitoring virus


Deteksi dan monitoring virus secara teratur dalam budidaya ikan sangat penting
untuk mengenali adanya infeksi virus sedini mungkin. Metode seperti tes molekuler
(PCR) dan serologi dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan virus dan
membantu dalam pengendalian penyakit.

Pendekatan antiviral dalam perikanan bertujuan untuk melindungi kesehatan ikan,


meningkatkan produktivitas budidaya, dan menjamin keamanan pangan dari
produk perikanan. Penggunaan metode antiviral yang tepat dan berkelanjutan
sangat penting untuk menjaga keberlanjutan industri perikanan dan meminimalkan
dampak negatif dari infeksi virus.
Nannochloropsis Oculata sebagai alternatif antivirus terhadap Virus Nervous
Necrotic (VNN) pada ikan Kerapu Tikus. VNN merupakan virus yang berbahaya
dan dapat menyebabkan mortalitas hingga 100% pada ikan. N. Oculata telah
terbukti dapat meningkatkan sistem imun ikan dan memberikan efek antiviral.
Sistem imun ikan terdiri dari sistem kekebalan bawaan dan adaptif, yang bekerja
bersama untuk melawan patogen. Respon imun adaptif melibatkan limfosit B dan
T, yang berperan dalam pembentukan memori imunologi. Respon imun ini
bergantung pada pengenalan patogen oleh reseptor pengenalan pola.

Universitas Sriwijaya
3

Respons imun terhadap infeksi bakteri dan virus pada ikan, dengan fokus
pada peran Toll-like receptors, leukosit ikan, dan interaksi sistem kekebalan.
Ekstrak dari Nannochloropsis Oculata dieksplorasi sebagai agen antiviral dan
antibakteri potensial pada ikan yang terinfeksi Vibrio alginolyticus dan VNN.
Selain itu, efek fraksi pigmen-protein dari Nannochloropsis Oculata terhadap
sitokin inflamasi dan proliferasi sel kekebalan juga diteliti.
Secara khusus, pemberian PCP dari mikroalga Nannochloropsis Oculata dapat
meningkatkan ekspresi Toll-like Receptor (TLR) dan major histocompatibility
complex (MHC) pada ikan, serta menginduksi ekspresi gen antivirus seperti P56.
Hal ini membantu meningkatkan sistem imun ikan dan membantu melawan infeksi
virus. Manfaat dari mikroalga ini juga terbukti dapat meningkatkan ekspresi sitokin
antiinflamasi pada ikan yang terinfeksi VNN. Dengan demikian, Nannochloropsis
Oculata memiliki potensi sebagai antivirus yang efektif untuk ikan Kerapu Tikus
yang terinfeksi.

Universitas Sriwijaya
METODE

Penyakit viral merupakan salah satu tantangan utama dalam industri


perikanan budidaya. Untuk mengatasi masalah ini, berbagai metode antiviral telah
dikembangkan. Berikut adalah beberapa metode antiviral yang dapat diterapkan
dalam perikanan:
• Vaksinasi
Vaksinasi adalah salah satu metode antiviral yang paling efektif. Vaksin dapat
memicu sistem kekebalan tubuh ikan untuk melawan virus tertentu. Vaksin dapat
diberikan melalui suntikan, perendaman, atau dicampur dengan pakan ikan.
Namun, efektivitas vaksin sangat bergantung pada jenis virus dan spesies ikan.

• Agen Antiviral Sintetis


Agen antiviral sintetis adalah senyawa kimia yang dirancang untuk
menghambat replikasi virus. Beberapa agen antiviral sintetis seperti ribavirin dan
Acyclovir telah digunakan dalam perikanan untuk mengatasi infeksi virus tertentu.
Namun, penggunaan agen sintetis harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat
menyebabkan efek samping pada ikan dan lingkungan.

• Senyawa Alami
Senyawa alami seperti ekstrak tumbuhan, bahan herbal, dan metabolit sekunder
mikroorganisme telah dieksplorasi sebagai alternatif antiviral yang lebih ramah
lingkungan. Beberapa senyawa alami seperti polifenol, flavonoid, dan alkaloid
telah terbukti memiliki aktivitas antiviral yang menjanjikan dalam perikanan.

• Imunostimulan
Imunostimulan adalah senyawa yang dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh ikan. Dengan sistem kekebalan yang kuat, ikan akan lebih tahan terhadap
infeksi virus. Beberapa imunostimulan yang umum digunakan dalam perikanan
adalah β-glukan, kitosan, dan lipopolisakarida.

• Manajemen Lingkungan
Manajemen lingkungan yang baik juga dapat membantu mencegah penyebaran

4 Universitas Sriwijaya
5

virus dalam budidaya ikan. Hal ini meliputi pemeliharaan kualitas air yang baik,
pengendalian kepadatan populasi, dan sanitasi yang tepat. Selain itu, pemisahan
ikan yang terinfeksi dari populasi yang sehat juga sangat penting untuk mencegah.

• Kombinasi Metode
Dalam banyak kasus, kombinasi dari beberapa metode antiviral dapat
memberikan hasil yang lebih efektif daripada penggunaan metode tunggal.
Misalnya, kombinasi vaksinasi dan penggunaan agen antiviral sintetis atau senyawa
alami dapat meningkatkan perlindungan terhadap infeksi virus.

Universitas Sriwijaya
Bahan Dan Kandungan Anti Viral

Penanggulangan serangan virus pada ikan budidaya terus dilakukan dengan


berbagai macam penelitian. Mustopa et al., (2012) mengungkapkan bahwa ekstrak
tanaman serta metabolit sekunder dari mikroalga memiliki kandungan senyawa
kimia yang dapat menjadi inhibitor RNA helikase yang dapat menekan atau
menghambat replikasi virus. Amphora sp. merupakan salah satu mikroalga dari
kelompok Bacillariophyceae yang dimanfaatkan sebagai pakan alami pada
budidaya juvenil Abalone (Viera et al., 2005) . Selain sebagai pakan alami, potensi
pengembangan di bidang bahan obat alami menjadi fokus penelitian yang sangat
penting. Amphora sp. yang dibudidaya pada media dengan salinitas tinggi memiliki
kandungan kandungan protein yang tinggi serta senyawa bioaktif seperti polifenol,
klorofil a, karotenoid, dan asam lemak (Boukhris et al.,2017). Menurut Katayama
et al., (2011) diatom memiliki pigmen fotosintesis seperti klorofil a, klorofil c, dan
fucoxanthin (FUCO) yang memiliki peran penting dalam bidang biomedis. FUCO
memiliki aktifitas biologis sebagai antioksidan, antiobesitas, antikanker, dan
antimikroba (Heo et al., 2008; Heo dan Jeon 2009).

Kandungan amphora sp.


Amphora sp. memiliki kandungan total klorofil yang cukup tinggi yaitu 7.08
ppm, klorofil merupakan senyawa antioksidan penting dari makanan. Senyawa
klorofil juga dapat berperan sebagai antikanker. Selain klorofil, amphora juga
mengandung senyawa flavonoid dan fenol juga memiliki fungsi dan manfaat yang
sangat penting bagi kesehatan. flavonoid termasuk senyawa fenolik terbesar yang
memilik aktifitas kimia dan biologis dapat berperan sebagai antioksidan serta
penghambatan radikal bebas. Ekstrak etanol Amphora sp. memiliki kandungan total
flavonoid dan total fenol yang cukup baik yaitu 6.299 ppm (flavonoid) dan 8.017
ppm (fenol). Amphora sp. sangat lemah dan kurang potensial untuk dijadikan
sebagai senyawa antioksidan dengan nilai IC50 3332.5 ppm. Sedangkan senyawa
yang dikatakan kuat sebagai antioksidan jika memiliki nilai IC50 kurang dari 50
ppm, antara 50-100 ppm (kuat), antara 100-150 ppm (sedang) dan 150-200 (lemah),
dan sangat lemah jika nilai IC50 lebih dari 200 ppm (Molyneux, 2004).

6 Universitas Sriwijaya
HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum, ikan dengan penginfeksian VNN saja (Kontrol +)


memperlihatkan kerusakan jaringan yaitu nekrosis dan vakuolasi. Sedikit berbeda
dengan perlakuan ikan dengan pemberian ekstrak Amphora sp. memperlihatkan
kondisi organ normal. Sedangkan ikan kerapu yang diberi perlakuan dengan ekstrak
Amphora sp. dan diuji tantang dengan Viral nervous necrosis memperlihatkan
kerusakan yang cenderung lebih sedikit dari ikan Kerapu yang hanya diienfeksi
VNN. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Amphora sp. dapat
memberikan efek positif terhadap perlindungan ikan Kerapu dari serangan viral
nervous necrosis. Analisis ekspresi HSP70 pada penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak Amphora sp. pada ikan kerapu memberikan dampak terhadap
persentase ekspresi HSP70. ekspresi tertinggi HSP70 diperlihatkan pada perlakuan
ekstrak Amphora sp. 50 µg/mL yaitu 9,2%. Sedangkan pada ikan Kerapu dengan
perlakuan ekstrak Amphora sp dan uji tantang dengan VNN nilai persentase
tertinggi ekspresi HSP70 juga diperlihatkan pada perlakuan ekstrak Amphora sp.
50 µg/mL yaitu 61,3%. Peningkatan ekspresi dari HSP70 dipengaruhi oleh
kandungan senyawa aktif pada ekstrak Amphora sp. yang dapat meningkatkan
respon imun pada ikan kerapu cantang. Menurut Yanuhar et al., (2019), pemberian
eksrak mikroalga Chlorella sp. dapat meningkatkan ekpsresi protein HSP.

Perlakuan ekstrak kasar Amphora sp. dilakukan dengan Dosis yang berbeda-
beda yaitu 17 μg/mL, 33 μg/mL, dan 50 μg/mL. Respon imun ikan terhadap
pemberian ekstrak Amphora sp. dianalisa tingkah laku/gejala klinis, histologi,

Tabel Pengamatan Tingkah Laku Ikan.


Perlakuan Aktivitas dan Respon Ikan
C1 Ikan Aktif berenang, terkadang bergerombol dekat aerasi. Respon
terhadap gerakan dan pakan. Normal
C2 Aktif berenang, terkadang bergerombol dekat aerasi. Respon terhadap
Gerakan dan pakan. Normal
C3 Aktif berenang, terkadang bergerombol dekat aerasi. Respon terhadap
Gerakan dan pakan. Normal
CV1 Aktif berenang, terkadang bergerombol dekat aerasi. Respon terhadap
Gerakan sedikit melemah, namun respon pakan masih baik Terjadi

7 Universitas Sriwijaya
8

kematian dibeberapa ikan pada hari ke-10 pemeliharaan


CV2 Aktif berenang, terkadang bergerombol dekat aerasi. Respon terhadap
Gerakan dan pakan baik Tidak tejadi kematian pada ikan
CV3 Aktif berenang, terkadang bergerombol dekat aerasi. Respon terhadap
Gerakan dan pakan baik .Tidak tejadi kematian pada ikan

Universitas Sriwijaya
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa tingkah laku, histologi dengan melihat normalitas


jaringan otak ikan Kerapu Cantang dan ekspresi HSP70 melalui metode
imunohistokimia mengungkapkan bahwa ekstrak Amphora sp. dapat memberikan
dampak positif dengan meningkatkan kelulus hidupan ikan, jaringan normal dan
meningkatkan ekspresi HSP70 sebagai penanda respon imun semakin baik untuk
menanggulangi serangan VNN pada ikan Kerapu Cantang.

9 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Boukhris, S., Athmouni, K., Hamza-Mnif, I., Siala-Elleuch, R., Ayadi, H., Nasri, M. dan
Sellami- Kamoun, A., 2017. The potential of a brown microalga cultivated in
high salt medium for the production of high-value compounds. Jurnal BioMed
Research International, 8(12), 23-35.

Heo, S. dan Jeon, Y., 2009. Journal of photochemistry and photobiology biology protective
effect of fucoxanthin isolated from sargassum siliquastrum on uv-b induced cell
damage. Journal of Photochemistry and Photobiology, 95(2), 101-107.

Katayama, T., Murata, A. dan Taguchi, S., 2011. Responses of pigment composition of the
marine diatom Thalassiosira weissflogii to silicate availability during dark
survival and recovery. Jurnal Aquaculture, 6(1), 1-11.

Khumaidi, A. dan Umiyah, A., 2019. Potential antivirus viral nervous necrosis methanol
extract of Amphora sp. in cantang grouper (Epinephelus sp.). Jurnal Ilmu
Perikanan, 10(2), 114-120.

Viera, M. P., Pincehetti, G. J. L., Vicose, G. C., Suarez, S., Haroun, Ricardo, J. dan
Izquierdo, M. S., 2005. Suitability of three red macroalgae as a feed for the
abalone Haliotis tuberculata coccinea Reeve Suitability of three red macroalgae
as a feed for the abalone Haliotis tuberculata coccinea Reeve. Aquaculture,
24(8), 75-78.

Yanuhar, U., Al-Hamidy, I. dan Caesar, N. R., 2019. Treatment of Chlorella sp . extract on
heat shock cluster (HSC) response from the tissue and bloodcells proliferation of
Epinephelus fuscoguttatus - lanceolatus infected by Viral Nervous Necrosis. In
IOP Conference Series. Earth and Environmental Science, 23(6),63-72.

10 Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai