Anda di halaman 1dari 27

EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT YANG TERDAPAT PADA IKAN LIAR AIR

TAWAR

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BBPBAT)


SUKABUMI

Oleh :
Putri Novia Sandra
2021100153

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AL-ITTIHAD


ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM
CIANJUR
2022
EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT YANG TERDAPAT PADA IKAN LIAR AIR
TAWAR

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam


Menyelesaikan Studi di SMK Al-Ittihad Cianjur

Oleh:
Putri Novia Sandra
2021100153

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AL-ITTIHAD


ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM
CIANJUR
2022
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Laporan Praktik yang berjudul “ Ektoparasit


dan Endoparasit yang tedapat pada ikan liar air tawar” ini adalah sepenuhnya
karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari
karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan

Cianjur, 24 juni 2022

Putri Novia Sandra


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kita curah limpahkan kehadirat


ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat dan salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Laporan ini disusun sebagai syarat Praktik Kerja Lapangan selama
kurang lebih dua bulan, yaitu mulai dari tanggal 06 Desember 2021 sampai
dengan 31 Januari 2022 yang dilaksanakan di Laboratorium Kualitas Air Balai
Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Pelaksanaan PKL
dan pembuatan laporan ini merupakan salah satu program sekolah yang wajib di
ikuti oleh seluruh siswa dan siswi kelas XII semester pertama di Sekolah
Menengah Kejuruan Al-Ittihad Cianjur.
Alhamdulillah atas izin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul : “EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT YANG TERDAPAT PADA
IKAN LIAR AIR TAWAR”
Pada syarat pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak K.H Kamali Abdul Ghani, selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-
Ittihad Cianjur.
2. Bapak M. Adi Sastra Nugraha, S.Pd, selaku kepala SMK Al-Ittihad Cianjur.
3. Bapak Wahyu Muhammad Ginanjar, S.Si, selaku ketua jurusan Analis
Pengujian Laboratorium.
4. Ibu Vera Fitriani, A,Md selaku pembimbing sekolah yang sudah
membantu dalam pelaksanaan PKL ini.
5. Bapak Ibu guru di SMK Al-Ittihad Cianjur.
Cianjur 24 juni 2022

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................2

BAB II PROFIL DU/DI..................................................................................3


A. Gambaran Umum Instan..............................................................................3
B. Visi dan Misi Instansi...................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
D. logo instansi..................................................................................................6
E. Moto Instansi................................................................................................6
F. Bagian Organisasi Instansi............................................................................7
G. Fasilitas instansi...........................................................................................8

BAB III TINJAUAN PUSTAKA...................................................................9


A. Penyakit........................................................................................................9
B . Penyabab Penyakit.....................................................................................10
C. Sumber dan Jenis Penyakit.........................................................................10
D. Bagian Tubuh Ikan yang Di Serang Penyakit............................................12
E. Parasit.........................................................................................................13

BAB IV PROSEDUR KERJA.....................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19

iii
LAMPIRAN...................................................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit ikan biasanya timbul berkaitan dengan lemahnya kondisi ikan
yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain penanganan ikan, faktor
pakan yang diberikan, dan keadaan lingkungan yang kurang mendukung. Pada
padat penebaran ikan yang tinggi jika faktor lingkungan kurang menguntungkan
misalnya kandungan zat asam dalam air rendah, pakan yang diberikan kurang
tepat baik jumlah maupun mutunya, penanganan ikan kurang sempurna, maka
ikan akan menderita stress. Dalam keadaan demikian ikan akan mudah terserang
oleh penyakit
Pada perairan alami, penyakit dapat mengakibatkan kerugian ekonomis.
Karena penyakit dapat menyebabkan kekerdilan, periode pemiliharaan lebih lama,
tingginya konversi pakan, tingkat padat tebar yang rendah dan Sehingga dapat
mengakibatkan menurunnya atau hilang produksi.
Timbulnya serangan penyakit adalah hasil interaksi yang tidak sesuai
antara hospek, kondisi lingkungan dan organisme penyebab penyakit. Interaksi
yang tidak serasi tersebut dapat menimbulkan stress pada ikan, nafsu makan
menurun, yang selanjutnya menyebabkan mekanisme pertahanan tubuh tidak
bekerja secara optimal, akhirnya infeksi dan infestasi penyakit mudah masuk.
Kerugian akibat infestasi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian
akibat infeksi organisme patogen lain seperti virus dan bakteri, namun infestasi
ektoparasit dapat menjadi salah satu faktor predisposisi bagi infeksi organisme
patogen yang lebih berbahaya. Kerugian non lethal lain dapat berupa kerusakan
organ luar yaitu kulit dan insang, pertumbuhan lambat dan penurunan nilai jual.
Untuk mencapai target produksi perikanan sesuai dengan yang diharapkan,
berbagai permasalahan menghambat upaya peningkatan produksi tersebut, antara
lain kegagalan produksi akibat serangan wabah penyakit ikan yang
bersifatpatogenik baik dari golongan parasit, jamur, bakteri, dan virus

1
2

Widyastuti et al (2002), menyebutkan penyakit pada ikan dapat


dibedakan menjadi dua yaitu ektoparasit dan endoparasit. Keduanya bersifat
merugikan bagi pertumbuhan/perkembangan ikan. Serangan penyakit dapat
dideteksi dari suatu jenis parasit yang menyerang ikan, maka perlu adanya
identifikasi parasitenis parasit tersebut. Sehingga dapat diketahui cara
penanggulangan yang tepat terhadap serangan spesies dari suatu jenis parasit
tersebut. Secara fisik, efek negatif yang ditimbulkan dari serangan parasit lebih
jelas terlihat pada seranganektoparasit, sehingga penanganannya relatif lebih
mudah.
Berdasarkan hal yang diatas, peneliti ingin mengetahui tentang
organisme parasit yang ada Krueng Inoeng, seperti jenis parasit, sebagai informasi
mengenai ekologi parasit dan inangnya diperairan sungai tersebut. Selanjut
berguna bagi kepentingan budidaya sebagai upaya untuk pencegahan dan
penanggulangan terhadap serangan parasit agar produksi ikan dapat terjaga dan
terus meningkat
B. Rumusan Masalah
1. Parasit yang termasuk golongan ektoparasit maupun endoparasit mampu
hidup pada berbagai kondisi ikan dan perairan yang tingkat infeksinya
bervariasi.
2. Selama ini belum tersajinya data tentang jenis parasit ektoparasit maupun
endoparasit yang ada pada ikan-ikan lokal yang terdapat di Nagan Raya
3. Karena itu penelitian ini perlu dilaksanakan untuk melihat adanya jenis-jenis
ektoparasit dan endoparasit yang terdapat pada ikan.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan data dasar mengenai jenis-jenis ektoparasit dan
endoparasit yang terdapat pada spesies ikan uji.
2. Untuk melihat nilai Intensitas (I) dan Prevalensi (P).
BAB II
PROFIL DU/DI
A. Gambaran Umum Instansi
1. Sejarah Instansi

Terletak di Jl. Selabintana No.37, Sukabumi Jawa Barat, Balai Besar


Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi memiliki sejarah
yang panjang sejak jaman penjajahan Belanda. Bermula dari sebuah Sekolah
Pertanian yang berdiri pada tahun 1920 yaitu Culture School/ Landbow School,
dan pada Jaman Jepang lembaga ini sempat berganti nama menjadi NouGakko,
yang juga berarti sekolah pertanian. Memasuki masa kemerdekaan, dengan
peran dan fungsi yang sama, nama lembaga ini menjadi Sekolah Pertanian
Menengah (BBPBAT, 2013).
Kiprah dalam dunia perikanan secara khusus dimulai pada tahun 1954
ketika lembaga ini ditetapkan sebagai Pusat Latihan Perikanan. Tahun 1968
sampai dengan tahun 1975 sebutan TC Perikanan (Training Center Perikanan)
digunakan. Kemudian lembaga ini difungsikan sebagai pangkalan
Pengembangan Pola Keterampilan Budidaya Ikan Air Tawar sejak tahun 1976.
Peran P3KBAT ditingkatkan ketika pada tahun 1978 secara resmi menjadi
Balai Budidaya Air Tawar (BBAT), salah satu pelaksana teknis Direktorat
Jenderal Perikanan Departemen Pertanian (BBPBAT, 2013).
Untuk meningkatkan peran dan fungsi dalam pelaksanaan tugas serta
beban kerja yang juga semakin meningkat, pada tanggal 12 Januari 2006
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.06/MEN/2006 yang menetapkan
lembaga ini menjadi Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT). Berdasarkan peraturan Menteri tersebut, kedudukan BBPBAT
adalah sebagai Unit Pelaksanaan Teknis di bidang pengembangan budidaya air
tawar yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (BBPBAT, 2013).
Pada tahun 2014 sampai sekarang berubah menjadi Balai Besar
Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

3
4

2. Lokasi Instansi
BPBAT berlokasi di kota Sukabumi sekitar 112 km arah tenggara
Jakarta. Menempati areal seluas 25,6 hektar yang terdiri dari 10 hektar
perkolaman, 12,6 hektar lahan sawah dan kebun serta 3 hektar perkantoran,
laboratorium, wisma tamu dan sarana pendukung lainnya. Lokasi tersebut
terhampar di ketinggian 700 m diatas permukaan laut dengan suhu harian
berkisar antara 20-27°C. Air yang dimanfaatkan berasal dari sumber air tanah
serta air permukaan dari Sungai Panjalu dan Sungai Cisarua (BBPBAT, 2013).
3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Instansi
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) adalah Unit
Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya, sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 6/PERMEN-KP/2014.
Menurut peraturan menteri tersebut, tugas BBPBAT adalah:
1. Melaksanakan uji terap teknik dan kerja sama,
2. Pengelolaan produksi,
3. Pengujian laboratorium, mutu pakan, residu, kesehatan ikan dan
lingkungan,
4. Bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar.
Adapun fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi dan penyusunan rencana program teknis dan anggaran,
pemantauan dan evaluasi serta laporan;
b. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air tawar;
c. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air tawar;
d. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air tawar;
e. Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan air tawar;
5

f. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan


budidaya air tawar;
g. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis
perikanan budidaya air tawar;
h. Pelaksanaan pengujian mutu pakan, residu, serta kesehatan ikan dan
lingkungan budidaya air tawar;
i. Pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium pengujian;
j. Pengelolaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi
perikanan budidaya air tawar;
k. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air tawar
l. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
BBPBAT juga merupakan pusat induk unggul (broodstock center)
perikanan budidaya air tawar serta sebagai laboratorium acuan kesehatan ikan dan
lingkungan.
B. Visi dan Misi Instansi
1. Visi
“Mewujudkan Perikanan Budidaya Air Tawar Yang Mandiri, Berdaya Saing
dan Berkelanjutan Berbasiskan Kepentingan Nasional”
2. Misi
1. Mewujudkan kemandirian perikanan budidaya ikan air tawar melalui
pemanfaatan sumberdaya berbasis pemberdayaan masyarakat.
2. Mewujudkan produk perikanan budidaya ikan air tawar yang berdaya saing
melalui peningkatan teknologi inovatif.
3. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya ikan air tawar secara
berkelanjutan.
C. Tujuan
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan air tawar.
2. Mewujudkan kelestarian sumberdaya perikanan budidaya ikan air tawar
6

D. Logo Instansi

Gambar 1. Logo Balai Instansi


Maksud dari logo tersebut adalah BBPBAT Sukabumi bergerak dibidang
perikanan sektor kelautan dan berada dibawah kendali Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

E. Motto Instansi
Untuk meningkatkan kinerja balai dan mendukung visi dan misi balai
yaitu: “Disiplin, Profesional, Jujur”.
7

F. Bagian Organisasi Instansi


Berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor:06/MEN/2006 Struktur Organisasi BBPBAT Sukabumi adalah sebagai
berikut.
Kepala Balai

Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Sub Bagian


Kepegawaian Keuangan

Bidang Uji Terap Bidang Pengujian dan


Teknik dan
Dukungan Teknis
Kerjasama

Seksi Uji Seksi Kerjasama Seksi Produksi


Seksi
Terap Teknik dan dan Pengujian
Dukungan
Teknik Informasi
Teknis

Kelompok Jabatan
Fungsional

Gambar 2. Bagian Organisasi Instansi


8

G. Fasilitas Intansi
Fasilitas-fasilitas fisik yang terdapat di BBPBAT sukabumi adalah:
1. 126 buah kolam.
2. Panti benih ikan nila, carp (ikan mas, grascarp, mola), gurame, catfish (lele,
patin baung), kodok, lobster air tawar dan ikan hias.
3. Laboratorium kesehatan ikan, kualitas air, nutrisi serta lab keliling.
4. Fasilitas uji terbatas produk hasil rekayasa genetika.
5. Karantina.
6. Stasiun kolam air deras Cisaat.
7. Stasiun keramba jaring apung di Waduk Cirata.
8. Stasiun panti benih udang galah di Pelabuhan Ratu.
9. 3 buah ruang rapat dengan kapasitas 180 orang.
10. Auditorium dengan kapasitas 600 orang.
11. Wisma tamu 24 kamar dengan kapasitas 84 orang.
12. Perpustakaan.
13. Mesjid dengan kapasitas 200 orang.
14. Lapangan olahraga.
15. Hotspot internet.
BAB III
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit
Penyakit ikan dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menimbulkan gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan
tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan tiga faktor, yaitu
kondisi lingkungan (kondisi dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad
patogen (jasad penyakit). Dengan demikian, timbulnya serangan penyakit itu
merupakan hasil interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stres pada ikan,
sehingga mekanisme pertahanan diri yang memilikinya menjadi lemah dan
akhirnya mudah diserang penyakit.
Penyakit adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada
ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat
disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisilinkungan yang kurang
menunjang kehidupan lain. Dengan demikian, timbulnya serangan penyakit ikan
di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi
lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini telah
menyebabkan stres pada ikan sehingga mekanisme pertahanan diri dari yang
dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit.
Hal yang sering menyebabkan terjadinya penyakit yang disebabkan oleh
organisme parasit adalah terjadinya infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka
karena gesekan dengan benda keras, jika terlambat mengobatinya maka tubuh
ikan dapat mengalami infeksi skunder karena serangan organisme parasit. Infeksi
sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit terbukti telah menimbulkan
banyak kematian pada ikan

9
10

B. Penyebab Penyakit
Manusia memegang peran penting dalam upaya mencegah terjadinya
serangan penyakit pada ikan budidaya, baik di kolam, keramba, tambak, maupun
dalam wabah budidaya lainnya, dan pada ikan liar di daerah aliran sungai, yaitu :
dengan cara memelihara kelestarian interaksi anatara tiga komponem diatas ini
berarti, kerugian yang diderita karena serangan penyakit sebenarnya dapat
dihindari karena serangan penyakit sebenarnya dapat dihindari apabila
mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai cara menjaga keserasian antara
ketiga komponem penyebab penyakit ikan. Di samping itu, ketelitian dan
kecermatan juga sangat menentukan keberhasilan dalam pencegahan serangan
penyakit ikan tersebut .
Salah satu kelompok penyebab penyakit pada ikan yang juga harus
diwaspadai oleh petani ikan dan hobiis (kolektor) ikan adalah kelompok non-
infeksi. Kelompok ini adalah kelompok penyakit yang disebabkan oleh bukan
jasad hidup, antara lain disebabkan oleh perubahan lingkungan seperti kepadatan
ikan terlalu tinggi, variasi lingkungan (oksigen, suhu, ph, salinitas, dsb), biotoksin
(toksin alga, toksin zooplankton, dsb), pollutan, rendahnya mutu pakan dan lain-
lain
Ciri masing-masing penyebab penyakit merupakan proses menuju
morbiditas dan mortalitas. Dan di antara bebagai penyebab penyakit tersebut,
proses menuju mortalitas sangat tergantung pada jenis penyebabnya. Kebanyakan
keracunan dan infeksi virus terjadi secara mendadak dan meningkatkan kematian
dengan tajam.

C. Sumber dan Jenis Penyakit


Pengetahuan mengenai sumber penyakit yang sering dapat menyebabkan
ikan terserang penyakit, selain sangat membantu dalam upaya pengobatan, juga
bermanfaat dalam menentukan tindakan yang harus dilakukan petani ikan untuk
mencegah serangan suatu penyakit yang mungkin akan dialami oleh ikan
budidaya.
11

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penyakit yang


menyerang ikan budidaya tidak datang begitu saja, melainkan akibat dari interaksi
yang tidak serasi antara tiga komponem utama, yaitu lingkungan, ikan, dan
organisme penyebab penyakit
Munculnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang
tidak seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan)
yang lemah, patogen serta kualitas lingkungan yang memburuk. Penyakit ikan
dapat disebabkan oleh mikrob penyebab penyakit (Patogen) yang dapat
berupaparasit, bakteri, virus maupun jamur
Jasad patogen merupakan sumber penyakit, walaupun pada saat tertentu
penyebab karena ada faktor lain menjadi sumber. Jasad patogen termasuk
organisme yang telah hidup diperairan tersebut, bahkan pada tubuh ikan, misalnya
Vibrio sp. Sering ditemukan dibagian usus (intenstine) pada ikan-ikan sehat. Jasad
patogen ini tidak dapat menyerang ikan dalam kondisi sehat dan lingkungan
optimum.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit secara umum jarang
mengakibatkan dampak yang akan berakibat buruk dengan cepat. Akan tetapi,
pada intesitas penyerangan yang sangat tinggi dan areal yang terbatas dapat
berakibat buruk pada ikan yang dibudidayakan. Akibat dari penyakit yang
disebabkan oleh parasit secara ekonomis cukup merugikan yaitu dapat
menyebabkan kematian, menurunkan berat tubuh, bentuk dan ketahanan tubuh
ikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai jalan masuk bagi infeksi sekunder oleh
patogen lain seperti jamur, dan virus.
Sumber penyakit adalah hama. yang masuk keperairan umum alami
dapat membuat ikan memar atau terluka atau sebagian pembawa (carrier) jasad
patogen,- sehingga bila kondisi memungkinkan ikan akan terserang penyakit yang
dibawa oleh hama.
12

D. Bagian Tubuh Ikan Yang Di Serang Penyakit


Berdasarkan daerah penyerangan penyakit pada tubuh ikan terutama
penyakit infeksi, dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. Kulit
Ikan yang terserang penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat
(tampak jelas pada ikan yang berwarna gelap) dan berlendir. Ikan
tersebutbiasanya akan mengosok-gosokkan tubuhnya pada benda-benda yang
adadisekitarnya.
2. Insang
Serangan penyakit pada insang menyebabkan ikan sulit bernapas, tutup
insang mengembang, dan warna insang menjadi pucat. Pada lembaran insang
sering terlihat bintik-bintik merah karena pendarahan kecil (peradangan).
3. Organ
Penyakit yang menyerang organ dalam sering mengakibatkan perut ikan
membengkak dengan sisik yang berdiri (penyakit eropsi). sering pula dijumpai
perut ikan menjadi kurus. Jika menyerang usus, biasanya akan mengakibatkan
peradangan dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan
keseimbanganpada saat berenang.
Organisme patogen yang sering menimbulkan penyakit di bagian luar
tubuh ikan disebut ektopatogen, dan bila ditimbulkan oleh parasit desebut
ektoparasit. Sedangkan yang menyerang di bagian tubuh ikan desebut
endopatogen, dan bila disebabkan oleh parasit disebut endoparasit. Serangan
endopatogen atau endoparasit dianggap lebih berbahaya dibandingkan serangan
ektopatogen atau ektoparasit, karena efek serangannya sulit dideteksi secara dini,
sehingga petani ikan sering terlambat mencegahnya.
Serangan endopatogen atau endoparasit baru dapat dipastikan bila
dilakukan pemeriksa organ dalam ikan. Sedangkan untuk bisa memeriksa organ
dalam, ikan harus dibedah dibunuh,
.
13

E. Parasit
Parasit adalah suatu organisme lebih kecil ruang hidup dan menempel
pada tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host
Parasit-parasit yang dapat mendatangkan kerugian kepada induk
semangnya biasanya dengan beberapa cara antara lain menghisap darah cairan
limfe, memakan jaringan padat secara langsung, menyebabkan penyumbatan
secara mekanis pada usus, saluran empedu, pembulu darah, menghancurkan sel-
sel tubuh dengan berlangsungnya pertumbuhan didalamnya, memproduksi
subtansi bearcun seperti hemolisin, merangsang pertumbuhan kanker dan juga
menurunkan induk semangnya terhadap penyakit lain dan parasit (Levine, 1990)
Kematian karena parasit biasanya berjalan lambat dan bertahap
Gejala biasanya dapat dilihat dengan mata, oleh karena itu infeksi yang
disebabkan oleh parasit dapat langsung diketahui di lapangan. Parasit-parasit yang
hidup dapat menyebabkan efek yang berbeda terhadap inang yang berbeda. Parasit
dapat dijumpai pada tempat atau bagian tubuh tertentu dari inang. Parasit yang
hidup pada bagian permukaan tubuh ikan (kulit, sirip, insang) disebut ektoparsit
dan sedangkan parasit yang hidup pada tubuh internal ikan dan otot daging
disebut endoparasit
Menurut Widyastuti et al (2002), pada umunya tiap jenis parasit
mempunyai inang tertentu (inang spesifik). Spesifik ini sangat jelas pada jumlah
besar parasit ikan. Parasit yang menyerang ikan dapat dibedakan dalam dua
kelompok yaitu :
1. Ektoparasit
Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya ditubuh ikan bagian luar
sepertipada kulit, sirip, sisik, anus, mata, operculum dan insang. Ektoparasit
khususnya merupakan kelompok besar organisme patogen didaerah iklim
sedang dan daerah tropis. Ektoparasit yang sering menyerang atau
menyebabkan kematian pada ikan budidaya maupun ikan aqurium
14

2. Endoparasit
Endoparasit adalah parasit yang hidupnya di organ dalam tubuh ikan
seperti: saluran pencernaan, hati, otot dan darah. Endoparasit yang sering
menyerang ikan adalah : parasit dari phylum tremotoda (Sanguinicola Sp), dan
phylum Plathihelminthes. Berikut ini ada beberapa jenis parasit yang sering
ditemukan dan yangmenyerang ikan air tawar, antara lain:
 Argulus sp
Penyakit kutu ikan atau yang sering disebut dengan “Argulosis”
sering dijumpai pada ikan-ikan budidaya dan disebabkan oleh Argulus sp.
Parasit initermasuk kelas Crustacea, sub kelas Branchiura dan famili
Argulidae. Adapun spesies Argulus yang dikenal antara lain seperti
Argulus indicus, A.siamensisi danA .foliaceus.
Ciri-ciri ikan yang terserang Argulus sp ini adalah : tubuhnya menjadi
kurus dan sangat lemah karena kekurangan darah sehingga dapat
menyebabkan kematian pada ikan-ikan yang berukuran kecil. Bekas
serangan parasit terlihat kemerah-merahan karena terjadi pendarahan.
Adanya luka pada tubuh ikan tersebut akan mempertinggi kemungkinan
ikan untuk terserang infeksi sekunder yang kadang-kadang juga
menyebabkan kematian.
 Lernea cyprinaceae
Parasit Lernea cyrinaceae merupakan sejenis udang renik yang
berbentuk bulat panjang seperti cacing. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut
tidak memiliki karapas, antenula uniramus, mandibula memiliki pulpus;
disamping itu ciri khasnya memiliki 9 somit tubuh dan 6 pasang anggota
tubuh, sejumlah anggotanya yang parasitik tidak menunjukkan ciri
tersebut.
 Eragasilus sp
Parasit ini dapat menyebabkan penyakit pada insang dimana jumlah
populasinya dapat mencapai ribuan. Selain di insang parasit ini juga
dijumpai di kulit dan disirip ikan. Ergasilus yang biasa menyerang insang
ikan adalah Ergasilus sieboldii, Ergasilus briani, Ergasilus boettgeri,
15

Ergasilus minor dan Ergasilus ikan yang terserang parasit ini menunjukkan
pendarahan di insang dan ikan ikan sulit bernafas.
BAB IV
PROSEDUR KERJA

A. Alat dan Bahan :


Alat :
1. Dissecting
2. Nampan
4. Objek glass (slide)
5. Cover glass
6. Pretridish
7 .Camera
8. Rol
9. Timbangan
Bahan :
1. Ikan Air Tawar
2. Tissue
3. Sarung tangan
4. Masker
5. Larutan fisiologis
6. Alkohol 70% Clearing
B. Cara kerja
1. Pengambilan Ikan Sampel
 Pengambilan ikan sampel adalah ikan diambil dari hasil tangkapan
nelayan lokal dalam kondisi masih hidup, masing-masing ikan diambil
3 ekor setiap satu jenis ikan.
2. Tahap pemeriksaan Ektoparasit sebagai berikut :
 Menyediakan wadah/nampan bedah dengan alat bedah (dissecting set)
 Pemeriksaan ektoparasit pada permukaan dapat dilakukan dengan cara
mengorek lendir (mucus) kemudian diletakkan diatas objek glass,
ditetesi 1-2 tetes aquades, ditutup dengan cover glass, dan diamati
dengan mikroskop pada pembesaran 40 – 100x.

16
17

 Pemeriksaan dibagian sirip dilakukan dengan memotong sirip ikan


yang masih basah, kemudian diletakkan pada cawan petri yang berisi
air atau pada objek glass selanjutnya diamati.
 Pada bagian insang diamati dengan cara memotong operculum dan
tapis insang, diletakkan dalam cawan petri yang berisi air atau pada
objek glass yang ditetesi air aquades selanjutnya diamati dibawah
mikroskop.
 Dibawah ini adalah rumus yang digunakan pada saat menghitung
intensitas dan prevalensi :
o Hitung intensitas (I) (tingkat keganasan suatu parasit) dengan
menggunakan rumus ;

o Tentukan tingkat Prevelensi (p) (tingkat penyerangan suatu parasit)


dengan menggunakan rumus ;

o Dicatat nilai intensitas dan prevalensi dari tiap parasit yang


ditemukan.
3. .Tahap pemeriksaan Endoparasit sebagai berikut :
 Menyediakan wadah/nampan bedah dengan alat bedah (dissecting set).
 Membedah ikan hingga organ dalam terlihat jelas. Amati perubahan
bentuk, warna dan gejala klinis lainnya.
 Masukkan organ tersebut dalam petridish yang telah berisi larutan
fisiologis.
 Untuk saluran pencernaan (usus) dibuka memanjang lalu diamati
dengan mikroskop.
 Untuk mengambil parasit didalam usus yaitu dengan mengorek subtrat
dengan pinset.
18

 Identifikasi dilakukan dengan cara mencocokkan endoparasit yang


ditemukan dengan gambar dan data yang ada di literatur.
o Hitung intensitas (I) (tingkat keganasan suatu parasit) dengan
menggunakan rumus ;

o Tentukan tingkat Prevelensi (p) (tingkat penyerangan suatu


parasit) dengan menggunakan rumus

o Dicatat nilai intensitas dan prevalensi dari tiap parasit yang


ditemukan.
19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT YANG TERDAPAT PADA IKAN


LIAR AIR TAWAR. [online]
Tersedia: http://repository.utu.ac.id/769/1/BAB%20I_V.pdf (20
September 2021)
LAMPIRAN
20

LAMPIRAN
IDENTITAS SISWA

Nama Siswa : Putri Novia Sandra


Tempat Lahir : Sukabumi
Tanggal Lahir : 27 November 2005
Jenis Kelamin : Perempuan
NIS 2021100153
Bidang Keahlian : Kimia
Program Keahlian : Analisis Kimia
Golongan Darah :-
Catatan Kesehatan : Baik
Alamat : Kp.balandongan kel.Sudajaya hilir
kec,baros Kab. Sukabumi Jawa Barat
Nama Ayah : wawan kusumah
Nama Ibu : imat mutoharoh
Alamat Orang Tua : kp.balandongan kel.Sudajaya hilir kec,baros

Kab,Sukabumi jawa barat

No. televon :081290640413

Mengetahui,
Siswa SMK Al-Ittihad

Putri Novia Sandra


NISN.2021100153

Anda mungkin juga menyukai