oleh:
Siti Khoirun Nisa
NIM. L1B017002
oleh:
Siti Khoirun Nisa
NIM. L1B017002
disetujui tanggal
………………..
Dr. rer. nat Hamdan Syakuri, S.Pi.M. Si. Dr. Nuning Vita Hidayati,S.Pi,M.Si.
NIP. 19771216 200112 1 001 NIP. 19780729 200501 2 002
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
PERNYATAAN ORIGINALITAS
Nim : L1B017002
Judul : Isolasi dan Penapisan Bakteri Amilolitik dari Air dan Sedimen
penelitian, pemikiran, dan pemaparan asli dari saya sendiri, bukan merupakan
pengambilan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa
v
KATA PENGANTAR
ari Air dan Sedimen Tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Desa
baik yang berasal dari sisa pakan, feses maupun sisa metabolisme. Limbah
bahan organik ini akan menyebabkan penurunan kualitas air sehingga akan me
ngganggu proses budidaya udang vaname. Oleh karena itu, perlu dilakukan
upaya untuk mengurangi kandungan bahan organik pada tambak yaitu denga
baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat berarti dan sangat penulis harapkan, agar
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................II
ABSTRAK......................................................................................................................III
ABSTRACT....................................................................................................................IV
PERNYATAAN ORIGINALITAS...............................................................................V
KATA PENGANTAR..................................................................................................VI
DAFTAR ISI.................................................................................................................VII
DAFRAR TABEL..........................................................................................................IX
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................X
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................XI
I. PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah...........................................................................................3
1.3. Tujuan...................................................................................................................4
1.4. Manfaat.................................................................................................................4
vii
5.2 Saran...................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................36
LAMPIRAN...................................................................................................................42
UCAPAN TERIMA KASIH.........................................................................................55
RIWAYAT HIDUP SINGKAT....................................................................................55
viii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
Tabel 1. Kelimpahan bakteri pada air dan sedimen tambak udang vaname......22
Tabel 2. Pengamatan Morfologi Koloni pada Air Tambak Udang Vaname........25
Tabel 3. Pengamatan Morfologi Koloni pada Sedimen Tambak Udang..............26
Tabel 4. Proporsi Bakteri Amilolitik..........................................................................32
Tabel 5. Pengamatan Indeks Amilolitik pada Air dan Sedimen Tambak...........32
Tabel 6. Isolat-isolat amilolitik yang memiliki indeks ≥ 2.5...................................32
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
Gambar 1. Udang Vaname (L. vannamei)..................................................................6
Gambar 2 Tambak Udang Vaname di Desa Bunton...............................................13
Gambar 3 Prosedur Penelitian....................................................................................15
Gambar 4. Proporsi Gram pada Air dan Sedimen Tambak Udang Vaname......29
Gambar 5. Bakteri Amilolitik dari Lingkungan Tambak Udang Vaname yang
Ditumbuhkan pada Media TSA yang mengandung pati 1%........................31
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udang vaname merupakan salah satu komoditas utama budidaya tamba
al., 2012). Kepadatan penebaran dan input pakan yang tinggi menyebabkan
di dasar kolam (Supono, 2017). Degradasi kualitas air selama proses budidaya
udang vaname disebabkan oleh penumpukan bahan organik berupa sisa pakan
dan kotoran udang (feses) pada substrat dasar tambak (Komarawidjaja, 2003).
Limbah tambak berupa bahan organik pada umumnya terdiri dari protein,
karbohidrat, dan lemak yang berasal dari kotoran udang dan sisa pakan yang
sebagian akan larut dan sebagian lagi mengendap di dasar (Suwoyo et al., 2014)
Dampak lanjut yang terjadi akibat dari penumpukan bahan organik pada tam
bak adalah kegagalan budidaya udang yang disebabkan karena penyakit. Oleh
et al., 2013; Ali et al., 2020). Lestari (2016) mengatakan biodegradasi merupakan
dengan mengurai bahan organik yang ada di tambak (Pitrianingsih et al., 2014).
kimia bahan pencemar tersebut menjadi lebih sederhana sehingga tidak beracu
akuakultur (Marlida & Elrifadah, 2017). Bakteri yang dapat digunakan sebagai
ururt Zhou et al. (2018), bakteri amilolitik adalah bakteri yang menghasilkan
enzim amilase yang mampu menghidrolisis ikatan glikosidik pada pati dan
amilum yang terdapat dalam sisa pakan. Enzim amilase dari kandidat probiotik
lingkungan tambak udang, yaitu air dan sedimen. Penelitian terkait studi
indeks amilolitik tertinggi pada isolat SC 3.3 memiliki kemiripan 98,3% dengan
2
juga melaporkan bahwa dari sedimen tambak udang vaname intensif ditemuka
miliki zona hidrolisis amilum 28,16 mm, dan Bacillus memiliki zona hidrolisis 1
1,77 mm. Berdasarkan penelitian Jamilah et al. (2009) bakteri amilolitik dari Gen
us Bacillus berhasil ditemukan pada air budidaya tambak udang vaname deng
an rata-rata indeks aktivitas 3,6. Banyaknya penelitian yang telah berhasil men
gisolasi bakteri amilolitik dari tambak udang vaname sehingga membuka pelua
ng untuk ditemukannya bakteri amilolitik pada air dan sedimen tambak udang
bakteri amilolitik dari air dan sedimen tambak udang vaname di Desa Bunton,
uruk atau belum sesuai kriteria untuk budidaya udang yang maksimal. Hal ini
yang dapat menyebakan tingkat kematian udang sangat besar dan berdampak
gagal panen. Melihat dari permasalahan yang ada maka perlu dilakukan upaya
ang vaname?
3
2. Berapa indeks aktivitas amiolitik bakteri dari air dan sedimen tambak uda
ng vaname?
1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui keberadaan isolat bakteri amilolitik dari air dan sedimen tambak
udang vaname.
2. Mengetahui indeks aktivitas amilolitik isolat bakteri dari air dan sedimen ta
1.4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi civitas
bagai kandidat probiotik yang diisolasi dari air dan sedimen tambak udang
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)
Udang vaname adalah krustasea yang berasal dari daerah subtropis pant
ai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke
vaname telah dijadikan produk unggulan sektor perikanan sejak tahun 2001. Di
dunia udang vaname mempunyai berbagai nama yaitu Pacific white shrimp, Wes
t coast white shrimp, Penaeus vannamei, Camaron blanco Langostino, White leg shrim
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Penaidae
Genus : Litopenaeus
5
2.2. Morfologi Udang Vaname (L. vannamei)
Bagian tubuh udang vaname terdiri atas kepala dan perut (abdomen). Ba
gian kepala terdiri dari antenula, antenna, mandibula dan sepasang maxilla. Pa
axillae dan 3 pasang maxilliped. Sedangkan pada perut terdiri atas 6 ruas dan 5
pasang kaki renang (pleopod). Bagian terakhir adalah ekor. Ekor terdiri dari 2
pasang uropoda dan telson yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan ren
ang dan membantu udang untuk melompat mundur dengan cepat jika terjadi b
ahaya (Haliman & Adijaya, 2006; FAO, 2011; Dugassa & Gaetan, 2018).
g dengan padat tebar yang tinggi berkisar 100-300 ekor/m 2 (Nababan et al., 201
5). Tambak intensif adalah tambak yang dilengkapi dengan plastik mulsa yang
6
menutupi semua bagian, pompa air, kincir air, aerator, tingkat penebaran tinggi
dan pakan 100% pellet (Purnamasari et al., 2017). Masalah utama yang sering di
temukan dalam kegagalan produksi udang vaname adalah kualitas air yang bu
nebaran dan input pakan yang tinggi pada budidaya sistem intensif dapat
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Hal ini disebabkan oleh akum
ulasi bahan organik, karena udang menyimpan sekitar 16.3 - 40.87 % protein p
akan, sisanya dikeluarkan sebagai sisa pakan, serta feses (Arsad et al., 2017). Sis
han organik dan anorganik. Bahan organik terdiri atas protein, karbohidrat, da
kandungan oksigen terlarut dalam air sehingga menurunkan daya tahan tubuh
et al., 2016).
ang potensial menghasilkan limbah organik yang tinggi (Nimrat et al., 2008). Li
mbah ini berasal terutama dari sisa pakan dan hasil ekskreta hewan budidaya y
2019). Sisa pakan dan feses memiliki karakteristik yang mirip dengan komposis
i pakan yang digunakan. Pakan udang kaya akan nitrogen, selain itu pakan uda
7
Pakan yang digunakan pada budidaya intensif udang vaname di tamba
k Desa Bunton adalah pakan udang merek “irawan” yang diproduksi oleh PT C
entral Proteina Prima. Kandungannya adalah tepung ikan, tepung hati cumi, mi
nyak ikan, tepung terigu, bungkil kedelai, soya lechitin, vitamin, dan mineral. P
akan udang yang menggunakan komponen nabati sebagai bahan baku pakan s
eperti tepung terigu mengandung karbohidrat dalam jumlah yang cukup besar.
Menurut Borght et al. (2005), tepung terigu sebagian besar terdiri dari pati,
yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu memiliki
2.5. Probiotik
Probiotik berasal dari bahasa Yunani pro bios yang berarti “untuk
berbagai cara dan menjaga agar mikroba tersebut tetap dalam keadaan hidup
8
a, mencegah penyakit, meningkatkan toleransi terhadap stres, meningkatkan
performa reproduksi induk ikan, dan meningkatkan kualitas air. Mikroba yang
karakteristik dan kriteria yang aman dari seleksi kandidat probiotik yaitu
inang) serta dapat disimpan dalam jangka panjang dalam kondisi lapangan.
9
3) kompetisi mendapatkan tempat adhesi pada dinding usus, 4) mengurangi
a inang sehingga tahan terhadap serangan virus, bakteri, jamur maupun parasit
al., 2018; Mustafa et al., 2019). Ada dua macam cara aplikasi probiotik yaitu: 1)
melalui lingkungan (air dan dasar tambak) dan 2) melalui oral (dicampurkan ke
dalam pakan). Aplikasi cara kedua dapat meningkatkan kualitas pakan dengan
dalam pakan yang dapat berfungsi untuk memperbaiki kualitas pakan dengan
Tangko, 2008).
milase dan mampu memecah pati (Turker & Ozcan, 2015). Bakteri ini menghasi
lkan enzim amilase, yang merupakan produk metabolisme primer dari bakteri t
ersebut, yang digunakan untuk memecah amilum (Sa’id, 1987). Enzim ini dibut
10
Pati dapat dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil yaitu dengan
dapat diperoleh dari beberapa sumber, seperti tumbuhan, hewan, bakteri, dan
jamur (Saranraj & Naidu, 2013). Amilase merupakan salah satu enzim hidrolitik
yang memiliki kemampuan untuk memutus ikatan glikosidik molekul pati baik
pada amilosa maupun pada amilopektin (Haryani et al., 2014). Mekanisme kerja
kembali menjadi maltosa dan glukosa (Fogarty, 1983). Kerja amilase pada
gga tidak berbahaya bagi kehidupan udang. Komponen penyusun pakan udan
an bahan organik yang diakibatkan oleh sisa pakan yang tidak habis dimakan d
an kotoran udang sebagian akan larut dalam air tambak dan sebagian lagi men
gendap di dasar tambak (Andriani et al., 2019). Bahan organik dari sisa pakan, f
11
eses yang mengendap di dasar tambak digunakan sebagai substrat untuk pertu
(Suwoyo et al., 2014). Menurut Jeanua et al. (2014), semakin besar nilai bahan
organik pada tambak udang vaname semakin besar juga nilai total bakterinya.
Menurut penelitian Jamilah et al. (2009) bakteri amilolitik dari Genus Bac
illus berhasil ditemukan pada air budidaya tambak udang vaname di Karawan
paling luas wilayah lautnya dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 2
01,9 kilometer (Cahyandi et al., 2020). Pada wilayah sepanjang pesisir pantai Ka
salah satu sentra perikanan di Indonesia dengan salah satu produk utamanya a
dalah udang (Pangesti et al., 2016). Hal ini merupakan peluang yang sangat be
sar untuk mendukung kegiatan budidaya air payau terutama udang vaname.
ap salah satunya adalah udang vaname (Nugroho et al., 2020). Kecamatan Adip
kan udang vaname. Menurut Purnomo et al. (2004), Kecamatan Adipala merupa
kan kecamatan dengan lahan yang potensial untuk budidaya tambak. Luas tam
12
bak di Kecamatan Adipala menurut data statistik Kabupaten Cilacap pada tahu
(Dokumentasi pribadi)
13
III. MATERI DAN METODE
sedimen yang berasal dari dari tambak intensif udang vaname di Desa
3.1.2 Alat
gelas ukur, spatula, alat tulis, tabung reaksi, rak tabung, plastik,
aluminium foil, plastik wrap, objek glass, glove, cooler box, plastik ziplock,
kertas bekas, timbangan analitik, tip, mikropipet, pipet tetes, jarum ose,
3.1.3 Bahan
(NaCl 0,9%), pati (tepung tapioka), marine agar (Difco BD), agar (M), mari
ne broth (Difco BD), gliserol, akuades, KOH 3%, spirtus, alkohol 70%, dan
tissue.
aktivitas, dan proporsi bakteri amilolitik dari air dan sedimen tambak
udang vaname.
14
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian isolasi dan penapisan bakteri amilolitik dari air dan
sedimen di tambak udang vaname secara garis besar dapat dilihat pada Gam
bar 3.
mbil air dari tambak dan dimasukkan ke dalam botol sampel. Setelah itu
15
lakukan sampai kedalaman sekitar 5 cm dengan menggunakan kayu
dak menempel pada kayu. Sampel disimpan dalam coolerbox untuk diba
dengan cara direbus di dalam air sabun hingga mendidih. Setelah itu alat-
(Istini, 2020).
agar bersama 1 gram agar dalam wadah erlenmeyer berisi 100 mL akuad
ma 15 menit.
16
mikropipet. Setelah itu media marine broth disterilkan menggunakan
amilum atau pati (Suciati et al., 2019). Media amilolitik dibuat dengan
cara, pati (tepung tapioka) dengan berat 1% dari total volume media
5,51 gram marine agar + 1 gram agar dan ditambahkan akuades 100 mL.
tabung pengenceran 10-2 yang berisi larutan fisiologis steril sebanyak 4,5
17
mL, kemudian dihomogenkan menggunakan vortex. Selanjutnya
Sampel sedimen :
1
pengenceran x volume ditanam ( mL ) x bobot sampel ( g)
Sampel air :
1
Kelimpahan bakteri (CFU/g) = ∑ koloni x
pengenceran x volume ditanam ( mL )
3.3.6 Pemurnian
diinginkan tanpa ada kontaminan dari mikroba lain. Pemilihan koloni mikroba
dari segi warna, elevasi, tepian, ukuran, dan bentuk koloni sehingga diperoleh
isolat murni (Ed-har et al., 2017). Pemurnian isolat bakteri dari koloni media
18
metode streak atau gores pada media marine agar. Jumlah koloni yang
di dalam kelompok bakteri Gram positif atau kelompok bakteri Gram negatif.
Uji Gram dengan KOH ini dilakukan dengan mengambil 1 ose bakteri yang
berumur 18-24 jam dan meletakkannya di atas gelas preparat yang telah ditetesi
KOH 3% sebanyak 1-2 tetes dan dicampur-ratakan. Setelah itu, ose diangkat
secara perlahan. Apabila terbentuk benang lendir yang tidak terputus, maka
bakteri yang dikultur merupakan bakteri gram negatif, namun jika tidak
terbentuk benang lendir, maka bakteri tersebut termasuk bakteri gram positif
(Yuka et al., 2021). Kemudian hasil persentase gram positif dan gram negatif
telah diperoleh ke dalam media gliserol yang terdiri atas media marine broth
dan gliserol 15% yang selanjutnya disebut stok kultur (Badjoeri, 2010). Penyimp
anan dilakukan dengan mengambil satu ose bakteri dari isolat bakteri hasil
broth steril sebanyak 850 µL. Isolat bakteri pada media marine broth
19
diinkubasi di rotary shaking inkubator pada suhu 28oC dengan 125 rpm selama 48
jam. Kemudian ditambahkan gliserol steril sebanyak 15% dari volume media
isolat setiap sampel dari gliserol stock ke dalam media Marine Agar. Kemudian
sebanyak satu ose isolat bakteri pada satu titik diatas permukaan media pati.
Selanjutnya diinkubasi pada suhu 28 oC selama 24, 36, dan 48 jam. Pengamatan
zona bening dilakukan dengan memberikan beberapa tetes larutan lugol iodine
di atas permukaan media agar kemudian posisi cawan dibalik dengan media
berada di posisi atas. Bakteri yang positif bersifat amilolitik akan membentuk z
ona bening di sekitar koloni, sedangkan bakteri yang tidak bersifat amilolitik ti
dak membentuk zona bening pada sekitar koloni (Susilawati et al., 2015).
ukur diameter zona bening yang terbentuk di sekitar koloni kemudian dibagi d
engan diameter koloni bakteri yang tumbuh. Isolat dengan indeks aktivitas
20
amilolitik terbesar memiliki tingkat aktivitas enzim yang tinggi. Isolat amilolitik
100
dan proporsi bakteri amilolitik. Data tersebut disajikan dalam bentuk gambar,
tabel, dan grafik, lalu dianalisa secara deskriptif dan dibandingkan dengan
literatur.
21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kelimpahan Bakteri pada Air dan Sedimen Tambak Udang Vaname
Kelimpahan bakteri pada air dan sedimen tambak udang vaname di Bunton,
menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Kelimpahan bakteri yang didapa
tkan pada penelitian ini bervariasi pada setiap tambak yang dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Kelimpahan bakteri pada air dan sedimen tambak udang vaname
Kelimpahan bakteri
Tambak
Air (104 ) (CFU/mL) Sedimen (106 ) (CFU/g)
Inlet 10 x 104 1,7 x 106
7.4 x 10 4
4,0 x 106
T6
0.14 x 104 Rata-rata 9,0 x 106 Rata-rata
T7
8.7 x104 5.7 x106
T8 18.6 x 104 4,1 x 106
Outlet 18 x 104 15,4 x106
Rata-rata 14 x 104 6,84 x 106
Keterangan : Inlet: tambak inlet; T6 : tambak 6 ; T7 : tambak 7; T8 : tambak 8;
Outlet : tambak outlet.
tambak outlet (18 x 104 CFU/mL), diikuti pada tambak inlet (10 x 104 CFU/mL),
dan terendah pada tambak pembesaran (8.7 x104 CFU/mL). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Nurbaya et al. (2013) kelimpahan bakteri pada air
tambak pembesaran udang vaname berkisar antara 104 – 105 CFU/mL. Rahayu
udang vaname yaitu berkisar antara 1,5 x 104–3,9 x 104 CFU/mL. Pada kegiatan
penelitian ini diperoleh hasil bahwa kelimpahan bakteri di air tambak tersebut
22
masih tergolong dalam kondisi aman karena belum melewati ambang batas bak
al. (2004) ambang batas minimal bakteri umum di perairan adalah 106 CFU/mL.
Sedangkan pada penelitian ini diperoleh hasil 10 4 CFU/mL hal tersebut menunj
ukkan bahwa total bakteri umum yang terdapat pada tambak masih dalam
FU/g), diikuti di sedimen tambak pembesaran (5.7 x106 CFU/g ), dan terendah
pada sedimen tambak inlet (1,7x106 CFU/g). Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Maia et al. (2013) melaporkan
bakteri pada sedimen tambak udang vaname sebesar 1,0 × 1010 CFU g-1.
(Tabel 1). Nilai rata-rata ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa total b
akteri pada sedimen (5,3 x109 CFU/ml) lebih tinggi dibandingkan dengan air (0
sedimen daripada di air. Hal ini diduga disebabkan oleh tingginya nilai bahan
organik pada dasar tambak. Hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
bahan organik maka semakin tinggi pula kelimpahan bakteri pada perairan
23
tersebut. Menurut Widiyanto (2006) populasi bakteri pada sedimen tambak um
umnya jauh lebih banyak daripada di air tambak karena lebih banyak bahan or
ganik di sedimen tambak yang disebabkan oleh akumulasi sisa pakan dan koto
ran ikan/udang. Disamping itu air tambak lebih sering diganti dan mendapatk
an kualitas air yang lebih baik melalui pertukaran air secara berkala.
Avnimelech dan Ritvo (2003) menyatakan bahwa, sedimen tambak yang kaya a
konsentrasi kandungan bahan organik yang tersedia dalam kolom air yang
4.2 Pengamatan Morfologi Koloni pada Air dan Sedimen Tambak Udang Van
ame
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi koloni bakteri secara
makroskopis diperoleh 14 tipe koloni bakteri pada air dan 31 tipe koloni bakteri
pada sedimen. menunjukkan 108 isolat bakteri yang diperoleh dari air tambak
24
udang vaname dapat dikelompokkan menjadi 14 tipe berdasarkan karakteristik
Gram dan morfologi koloni yang meliputi warna, bentuk, elevasi, tepi, dan
elevasi convex ,tepi entire, ukuran sedang, dan bersifat Gram negatif.
circular atau irregular, berwarna kuning atau putih keruh, berelevasi convex atau
pulvinate, bertepi entire atau undulate, memiliki ukuran bervariasi, dan bersifat
putih keruh, elevasi convex, tepi entire, ukuran besar, dan bersifat gram negatif.
25
Tabel 3. Pengamatan Morfologi Koloni pada Sedimen Tambak Udang Vaname
Tipe Bentuk Warna Elevasi Tepian Ukuran Gram Total
Tipe 1 Irregular Putih Keruh Pulvinate Entire Besar + 3
Tipe 2 Irregular Putih Keruh Pulvinate Entire Besar - 1
Tipe 3 Irregular Putih Keruh Pulvinate Entire Sedang + 2
Tipe 4 Irregular Putih Keruh Convex Entire Besar - 20
Tipe 5 Irregular Putih Keruh Convex Entire Besar + 4
Tipe 6 Irregular Putih Keruh Convex Entire Sedang - 7
Tipe 7 Irregular Putih Keruh Convex Entire Kecil + 2
Tipe 8 Irregular Putih Keruh Convex Undulate Kecil - 2
Tipe 9 Irregular Putih Keruh Convex Undulate Kecil + 1
Tipe 10 Irregular Putih Keruh Convex Undulate Besar - 3
Tipe 11 Irregular Putih Keruh Convex Undulate Sedang - 4
Tipe 12 Irregular Kuning Convex Entire Besar - 2
Tipe 13 Irregular Kuning Convex Entire Besar + 1
Tipe 14 Irregular Kuning Convex Undulate Kecil - 1
Tipe 15 Circular Putih Keruh Convex Entire Besar + 7
Tipe 16 Circular Putih Keruh Convex Entire Besar - 14
Tipe 17 Circular Putih Keruh Convex Entire Sedang - 6
Tipe 18 Circular Putih Keruh Convex Entire Sedang + 2
Tipe 19 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil - 14
Tipe 20 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil + 5
Tipe 21 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire Besar - 4
Tipe 22 Circular Putih Keruh Pulvinate Undulate Besar - 4
Tipe 23 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire Sedang + 1
Tipe 24 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire Kecil + 2
Tipe 25 Circular Kuning Convex Entire Sedang + 5
Tipe 26 Circular Kuning Convex Entire Sedang - 2
Tipe 27 Circular Kuning Convex Entire Besar - 1
Tipe 28 Circular Kuning Convex Entire Kecil + 1
Tipe 29 Spindle Putih Keruh Convex Entire Sedang - 1
Tipe 30 Spindle Putih Keruh Convex Entire Besar - 2
Tipe 31 Spindle Putih Keruh Convex Entire Besar + 1
Total 125
Secara umum koloni bakteri yang ditemukan pada sedimen memiliki
bentuk yang bervariasi yaitu circular, irregular, dan spindle, berwarna kuning ata
u putih keruh, berelevasi convex atau pulvinate, bertepi entire atau undulate.
Ukuran koloni bakteri terdiri dari kecil, sedang, dan besar. Gram bakteri yaitu
26
Tepian yang berbentuk entire, undulate, filiform, curled dan lobate. Setiawati (2008)
melaporkan bakteri yang diisolasi dari tambak pembesaran udang vaname dite
mukan beberapa tipe bakteri yang berwarna putih atau kuning. Warna koloni
Pigmen yang terdapat pada bakteri dapat memberikan warna yang berbeda-
beda seperti warna merah dan kuning apabila bakteri mengandung karatenoid.
Dibuktikan oleh penelitian Arlita et al. (2013) yang berhasil mengisolasi bakteri
hasil yang bervariasi. Hal ini menunjukkan setiap koloni yang ditemukan pada
air dan sedimen memiliki ciri-ciri morfologi yang berbeda. Perbedaan penam
pakan morfologi koloni mengindikasikan bahwa setiap isolat berasal dari spesi
akan mempengaruhi bentuk morfologi dan struktur anatomi bakteri untuk bert
ahan hidup. Menurut Cappucino dan Sherman (2005) keragaman bentuk morf
an pengamatan mikroskopis dan sifat biokimia dari setiap isolat tersebut. Sifat
27
biokimia yang diamati merupakan ciri yang penting untuk proses identifikasi
(Lay, 1994).
ri Gram negatif dan positif melalui ada tidaknya suspensi kental seperti lendir.
Bakteri Gram positif tidak menghasilkan lendir, sedangkan sel bakteri Gram ne
(Hardiansyah et al., 2020). Bakteri Gram positif memiliki struktur dinding sel
memiliki struktur dinding sel dengan kandungan lipid yang tinggi (Devita,
2016). Proporsi bakteri Gram positif dan Gram negatif pada air dan sedimen
100
80
68 64
Proporsi (%)
60 80 75 72
40 Gram -
Gram +
20 32 36
20 25 28
0
Inlet T6 T7 T8 Outlet
A Tambak
28
100
80
60 52
64
Proporsi (%)
60 80
96
40 Gram -
48 Gram +
20 40 36
20
0 4
Inlet T6 T7 T8 Outlet
B Tambak
Gambar 4. Proporsi Gram pada Air dan Sedimen Tambak Udang Vaname
bakteri di air dan sedimen tambak didominasi oleh bakteri Gram negatif.
Proporsi bakteri Gram negatif di air berkisar antara 64-80%, sedangkan pada
sedimen berkisar antara 52-96%. Dalam penelitian ini sebagian besar dari isolat
yang diperoleh adalah Gram negatif. Hal ini didukung dengan pendapat
Rheinheimer (1991) sebagian besar bakteri perairan laut dan pantai adalah
bersifat Gram negatif. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Naim Uddin dan
galah di Arab Saudi didominasi oleh bakteri Gram negatif (80%). Shakibazadeh
Malaysia didominasi oleh bakteri Gram negatif (72%). Menurut Ampou et al.
(2015) spesies bakteri Gram negatif pada umumnya bersifat patogen karena
endotoksin yang bersifat toksik bagi inang. Hal ini serupa dengan penelitian
Rahmaningsih et al. (2012) yang mendapatkan 4 bakteri Gram negatif dari total
29
7 isolat yang diisolasi dari perairan pantai dan kawasan tambak di Kabupaten
media TSA yang mengandung pati 1% (Gambar 5). Bakteri amilolitik merupaka
litik dapat dilihat dari terbentuknya zona bening yang telah diinokulasikan pad
a media pati. Zona bening di sekitar koloni menunjukkan pati telah didegradasi
substrat pati melalui rasio zona bening yang dihasilkan selama 48 jam inkubasi.
Koloni Bakteri
Media Pati
Zona Bening
Isolat amilolitik ditemukan pada sampel air dan sedimen di area tambak.
30
salah satu dari bakteri heterotrofik yang mampu mendegradasi bahan organik.
diantaranya yaitu kadar oksigen terlarut (DO), pH, salinitas, dan suhu
(Winarni, 2016).
Sebanyak 80 isolat amilolitik diperoleh dari sampel air dan sedimen (). P
enapisan bakteri amilolitik dari semua sampel diperoleh hasil sebagai berikut: d
ari air diperoleh 46 isolat, sampel sedimen 34 isolat. Indeks amilolitik (IA) pada
air berkisar antara 0,3–3,8, pada sedimen berkisar antara 0,2-4,3 (Tabel 5). Isolat
ndeks tinggi yaitu memiliki indeks ≥2.5 sehingga dalam penelitian ini diseleksi
beberapa isolat yang memiliki indeks ≥2.5 (Error: Reference source not found).
Tabel 5. Pengamatan Indeks Amilolitik pada Air dan Sedimen Tambak Udang
Vaname
31
AO5 3,6
SI4 3,0
SI5 2,6
SI13 3,6
S62 2,5
S612 3,2
S618 2,6
S620 2,7
S624 3,0
S86 4,3
Keterangan : AI 19 : Air tambak inlet isolat 19, dst; A6 19 : Air tambak 6 isolat 19, dst; AO1: Air
tambak outlet isolat 1, dst; SI 4 : sedimen tambak inlet isolat 4, dst; S6 2 :
sedimen tambak 6 isolat 2, dst; S8 6 : sedimen tambak 8 isolat 6.
Pada penelitian ini diperoleh 14 isolat terpilih yang memiliki indeks amilo
litik tinggi yaitu ≥ 2,5 (Error: Reference source not found) yang berpotensi seba
gai penghasil enzim amilase. Wang et al. (2007), dan Dajanta (2009) menyeleksi i
solat penghasil enzim potensial berdasarkan indeks aktivitas yang tertinggi dar
i isolat yang didapatkan. Dari sampel air diperoleh 5 dari 46 isolat memiliki ind
eks amilolitik ≥2.5 yang terdiri atas isolat AI19, A619, A623, AO1 dan AO5, seda
ngkan dari sedimen didapatkan 9 dari 34 isolat yang menghasilkan zona hidroli
sis ≥2.5 yaitu isolat SI14, SI15,SI13, S62,S612, S618, S620, S624, dan S86. Dari hasi
dengan indeks amilolitik tertinggi yaitu 4.3, sedangkan isolat S61 menunjukkan
indeks amilolitik terendah yaitu 0,2. Sedangkan pada sampel air nilai indeks a
milolitik tertinggi dihasilkan oleh isolat A623 dan AO1 yaitu masing-masing 3,8,
sedangkan nilai indeks amilolitik terendah dihasilkan oleh AI16 yaitu 0,3.
yang diperoleh dari sedimen pantai Medana yaitu sebesar 6,6. Jamilah (2011) m
32
elaporkan indeks amilolitik tertinggi yang didapatkan dari tambak udang vana
me di Karawang, Jawa Barat pada sedimen sebesar 6,2 sedangkan pada air
sebesar 2,6.
Pada penelitian ini isolat asal sedimen memiliki indeks amilolitik yang leb
ih tinggi daripada isolat asal air. Hal ini diduga karena bakteri amilolitik pada
sedimen memperoleh substrat pati/amilum lebih tinggi daripada badan air yan
g berasal dari akumulasi bahan organik dari sisa pakan dan metabolisme udang
pada dasar tambak. Sukenda et al. (2006) melaporkan penambahan sukrosa seb
agai sumber karbon pada media budidaya udang vaname dapat meningkatkan
jumlah populasi total bakteri heterotropik hingga mencapai 107 cfu/mL. Krishn
gan adanya pati sebagai sumber karbon dari Bacillus sp yang diisolasi dari sedi
men laut.
Sebanyak 80 isolat amilolitik diperoleh dari sampel air dan sedimen deng
(2019) 12 isolat bakteri amilolitik yang diisolasi dari sedimen Pantai Medana m
emiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai kandidat probiotik. Pengujian akt
ivitas amilolitik pada identifikasi bakteri sebagai kandidat probiotik penting dil
lase yang digunakan dalam hidrolisis amilum. Kandidat bakteri probiotik yang
diperoleh dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk uji lanjutan dengan d
33
iaplikasikan pada fase pemeliharaan udang vaname yang merupakan salah sat
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
lolitik tertinggi pada air yaitu 3,8, sedangkan pada sedimen 4,3. Sebanyak
5.2 Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui potensi dari isol
35
DAFTAR PUSTAKA
Ali, F. H. M., Samadan, G. M., dan Malan, S. 2020. Peranan Probiotik dalam
Budidaya Ikan dan Udang Sistem Bioflok. Zona Akuatik Banggai Journal, 2(2):
17–29.
Ampou, E. E., Triyulianti, I., dan Nugroho, S. C. 2015. Bakteri Asosiasi pada
Karang Scleractinia Kaitannya dengan Fenomena La-Nina di Pulau
Bunaken. Jurnal Kelautan Nasional, 10(2), 55–63.
Andriani, Y., Hermawati, A., Sari, W., dan Yudha, I. 2019. Tingkat Dekomposisi
Bahan Organik Pada Substrat Dasar Tambak Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei) di Desa Patas Bagian Timur , Buleleng , Bali. Aquatic Science II,
86, 79–86.
Anggorowati, D. A., Munandar, H., dan Indriana, L. F. 2019. Isolasi Dan
Penapisan Bakteri Penghasil Enzim Protease,Selulase,Dan Amilase Dari
Sedimen Dan Saluran Pencernaan Teripang Hitam (Holothuria atra). Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Kelautan Tropis, 11(2), 377–386.
Ari, W. 2012. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler
(proteolitik, amilolitik, lipolitik dan selulolitik) yang Berasal dari Sedimen
Kawasan Mangrove (Isolation and Selection of Extracellular Enzyme
Producing Bacteria Originating from Mangrove Sedimen. Ilmu Kelautan:
Indonesian Journal of Marine Sciences, 17(3), 164–169.
Arlita, N. R., Radjasa, O. K., dan Santoso, A. 2013. Identifikasi Pigmen
Karetonoid Pada Bakteri Simbion Rumput Laut (Kappahycus alvarezii).
Diponegoro Journal of Marine Research, 2(3), 58–67.
Arsad, S., Afandy, A., Purwadhi, A. P., Maya V, B., Saputra, D. K., dan Buwono,
N. R. 2017. Studi Kegiatan Budidaya Pembesaran Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) dengan Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda
Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 9(1), 1.
Avnimelech, Y., dan Ritvo, G. 2003. Shrimp and fish pond soils: Processes and
management. Aquaculture, 220(1–4), 549–567.
Ayuningrum, D., Sabdaningsih, A., dan Eko Jati, O. 2021. Screening of
actinobacteria-producing amylolytic enzyme in sediment from litopenaeus
vannamei (Boone, 1931) ponds in Rembang district, Central Java,
Indonesia. Biodiversitas, 22(4), 1819–1828.
Balcázar, J. L., Blas, I. de, Ruiz-Zarzuela, I., Cunningham, D., Vendrell, D., dan
Múzquiz, J. L. 2006. The role of probiotics in aquaculture. Veterinary
Microbiology, 114(3–4), 173–186.
Borght, V. Der, Anne, Goesaert, H., Veraverbeke, W. S., dan Delcour, J. A. 2005.
Fractionation of wheat and wheat flour into starch and gluten: Overview of
the main processes and the factors involved. Journal of Cereal Science, 41(3),
221–237.
Cahyandi, K., Academy, M., dan Cilacap, N. 2020. Reformasi Sektor
Kemaritiman Bagi Pembangunan Ekonomi. Cilacap National Conference On
Maritime And Multidisciplinary Study, November 2018, 1–24.
Cappuccino, JG.& Sherman, N. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual. The
Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc.
Cappucino, J.G. dan Sherman, N. 2005. Microbiology A Laboratory Manual. Ne
36
w York: Benjamin Cummings
de Paiva-Maia, E., Alves-Modesto, G., Otavio-Brito, L., Olivera, A., dan
Vasconcelos-Gesteira, T. C. 2013. Effect of a commercial probiotic on
bacterial and phytoplankton concentration in intensive shrimp farming
(Litopenaeus vannamei) recirculation systems. Latin American Journal of
Aquatic Research, 41(1), 126–137.
Devita Fitriani. 2016. Isolasi, Seleksi, dan Identifikasi Bakteri Kitinolitik pada 12
Cairan Tanaman Kantong Semar (Nepenthes Spp.) sebagai Agen Biokontrol.
Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Dugassa, H., dan Gaetan, D. G. 2018. Biology of White Leg Shrimp, Penaeus
vannamei: Review. World Journal of Fish and Marine Sciences, 10(2), 5–17.
Ed-har, A. A., Widyastuti, R., dan Djajakirana, G. 2017. Isolasi Dan Identifikasi
Mikroba Tanah Pendegradasi Selulosa Dan Pektin Dari. Buletin Tanah Dan
Lahan, 1(1), 58–64.
F.J. Gatesoupe. 1999. The use of probiotics in aquaculture. 180(1), 147–165.
FAO. 2001. Through the Microbial Looking Glass: Premature Labor,
Preeclampsia, and Gestational Diabetes: A Scoping Review. RqJournal of
Perinatal and Neonatal Nursing, 33(1), 35–51.
Firmansyah, A. 2016. Terapi Probiotik dan Prebiotik pada Penyakit Saluran
Cerna Anak. Sari Pediatri, 2(4), 210.
Fuady, M. F., Supardjo, M. N., dan Haeruddin. 2013. Pengaruh Pengelolaan
Kualitas Air Terhadap Tingkat Kelulushidupan Dan Laju Pertumbuhan
Udang Vaname. Jurnal Maquares, 2, 155–162.
Gunarto, G., Suwoyo, H. S., dan Tampangallo, B. R. 2012. Budidaya Udang
Vaname Pola Intensif Dengan Sistem Bioflok Di Tambak. Jurnal Riset
Akuakultur, 7(3), 393.
Haliman, R. ., & Adijaya, D. 2006. Udang Vannamei. Penebar Swadaya.
Hardiansyah, M. Y., Musa, Y., dan Jaya, A. M. 2020. Identifikasi Plant Growth
Promoting Rhizobacteria pada Rizosfer Bambu Duri dengan Gram KOH
3%. Agrotechnology Research Journal, 4(1), 41–46.
Haryani, K., Samsudin, A. M., & Satriadi, H. 2014. Pembuatan Dekstrin Dari Pati
Sorgum Secara Hidrolisis Menggunakan Enzim Α -Amilase.
Hasyimuddin, H., Natsir Djide, M., dan Farid Samawi, M. 2016. Isolasi Bakteri
Pendegradasi Minyak Solar Dari Perairan Teluk Pare-Pare. Biogenesis:
Jurnal Ilmiah Biologi, 4(1), 41–46.
Istini, I. 2020. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah
Satu Kemasan Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Indonesian Journal of
Laboratory, 2(3), 41.
Jamilah, It. 2011. Pada Budi Daya Udang It Jamilah Sekolah Pasca Sarjana.
Screening.
Jamilah, IT, Meryandini, A., Rusmana, I., Suwanto, A., dan Rachmania
Mubarik, N. 2009. Activity of Proteolytic and Amylolytic Enzymes from
Bacillus spp. Isolated from Shrimp Ponds. MIcrobiology Indonesia, 3(2), 67–
71.
Jeanua, S., Putra, W., Nitisupardjo, M., dan Widyorini, N. 2014. Analisis
Hubungan Bahan Organik Dengan Total Bakteri Pada Tambak Udang
Intensif Sistem Semibioflok Di BBPBAP Jepara. Diponegoro Journal of
Maquares, 3(3), 121–129.
37
Komarawidjaja, W. 2003. Pengaruh Aplikasi Konsorsium Mikroba Penitrifikasi
Terhadap Konsentrasi Amonia(NH3) Pada Air Tambak. Jurnal Teknik
Lingkungan, 4(2), 62-67.
Koswara, S. 2009. Teknologi modifikasi pati. EbookPangan, 1–32.
http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/TEKNOLOGI-
MODIFIKASI-PATI.pdf
Krishnan, A., Kumar, G., dan Rao, B. 2014. Optimization, production and partial
purification of extracellular α-amylase from Bacillus sp. Marini Book-Recent
trends and future prospects of Environmental Biotechnology View project
CRISPR View project. May 2014.
Kristiawan, D., Widyorini, N., dan Haeruddin. 2014. Hubungan Total Bakteri
Dengan Kandungan Bahan Organik Total Di Muara Kali Wiso, Jepara.
Diponegoro Journal of Maquares, 3(4), 24–33.
Kunarso, D. H. 2011. Kajian kesuburan ekosistem perairan laut Sulawesi
Tenggara berdasarkan aspek bakteriologi. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kelautan Tropis, 3(2), 32–47.
Kurniawati, A. 2015. Isolasi, Seleksi dan Identifikasi Bakteri Penghasil Enzim
Ekstraseluler dari Saluran Pencernaan dan Sedimen Tambak Budidaya
Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) [Universitas Airlangga]. In
Universitas Airlangga, Surabaya (Issue September).
Lay, B. W. 1994. Analisa Mikroba Di Laboratorium. Edisi 1. Cetakan 1. Raja Graf
indo Persada. Jakarta
Lestari, P. B. 2016. Biodegradasi Limbah Cair Tahu Dari Mikroorganisme
Indigen Sebagai Bahan Ajar Mikrobiologi Lingkungan Di Perguruan
Tinggi. Jurnal Edukasi Matematika Dan Sains, 2(1), 84.
Mansyur, A., dan Tangko, A. M. 2008. Probiotik: Pemanfaatannya Untuk Pakan
Ikan Berkualitas Rendah. Media Akuakultur, 3(2), 145.
Marlida, R., dan Elrifadah, E. 2017. Isolation and Enzymatic Activity Test of
Probiotic Candidate From Danau Panggang Swamp Economical Fishes
Digestive Tract. Fish Scientiae, 7(2), 133.
Martínez Cruz, P., Ibáñez, A. L., Monroy Hermosillo, O. A., dan Ramírez Saad,
H. C. 2012. Use of Probiotics in Aquaculture. ISRN Microbiology, 2012, 1–13.
Murti Pratiwi, N. T., Hariyadi, S., Ayu, I. P., Apriadi, T., Iswantari, A., dan
Wulandari, D. Y. 2019. Pengelolaan Kandungan Bahan Organik pada
Limbah Cair Laboratorium Proling MSP-IPB dengan Berbagai Kombinasi
Agen Bioremediasi. Jurnal Biologi Indonesia, 15(1), 89–95.
Mustafa, M. F., Bunga, M., dan Achmad, M. 2019. Use of Probiotics to Fight
Bacterial Populations of Vibrio sp. on Vaname Shrimp Cultivation
(Litopenaeus vannamei). Torani : Journal of Fisheries and Marine Science, 2(2),
69–76.
Nababan, E., Putra, I., dan Rusliadi. 2015. Pemeliharaan Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) Dengan Persentase Pemberian Pakan Yang Berbeda.
Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 3(2).
Naim Uddin, M., dan Al-Harbi, A. H. 2005. Quantitative and qualitative
bacterial flora of giant freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii
cultured in earthen ponds in Saudi Arabia. Journal of Aquatic Animal Health,
17(3), 244–250.
Nimrat, S., Suksawat, S., Maleeweach, P., dan Vuthiphandchai, V. 2008. Effect
38
of different shrimp pond bottom soil treatments on the change of physical
characteristics and pathogenic bacteria in pond bottom soil. Aquaculture,
285(1–4), 123–129.
Nugroho, A. D., Rifani, A., Winaryo, W., Masduqi, E., Tyas, D. W., Widayanti,
R., Masithah, R. A., Romadon, R. D., Sulissetiyo, T., Reiningsih, R., dan
Topo, A. H. 2020. Penguatan Strategi Untuk Pengembangan Minapolitan
Kabupaten Cilacap. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 15(2), 145.
Nurbaya, Mansyur, A., dan Kadriah, I. A. K. 2013. Dinamika Kelimpahan
Bakteri pada Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Intensif
dengan Penambahan Molase dan Pergiliran Pakan. Prosiding Forum Inovasi
Teknologi Akuakultur, 381–388.
Pangesti, T. P., Wiyono, E. S., Baskoro, M. S., Nurani, T. W., dan Wiryawan, B.
2016. Status Bio-Ekonomi Sumberdaya Udang Di Kabupaten Cilacap.
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 10(2), 149.
Pitrianingsih, C., Suminto, dan Sarjito. 2014. Pengaruh Bakteri Kandidat
Probiotik Terhadap Perubahan Kandungan Nutrien C,N,P dan K Media
Kultur Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management
and Technology, 3(4), 247–256.
Purnamasari, I., Purnama, D., dan Utami, M. A. F. 2017. Pertumbuhan Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei) Di Tambak Intensif. Jurnal Enggano, 2(1),
58–67.
Purnomo, A. H., Reswati, E., dan Hikmah, H. 2004. Pengembangan Industri
Perikanan Di Sekitar Kawasan Ekologis Penting: Studi Kasus Cilacap.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 10(7), 13.
R. Goldbeck,. 2012. Screening and identification of cellulase producing yeast-
like microorganisms from Brazilian biomes. African Journal of Biotechnology,
11(53), 11595–11603.
Rahayu, A. M. 2020. SKRIPSI Agustina Meilinda_165080100111012 - AGUSTINA
MEILINDA RAHAYU.pdf.
Rahmaningsih, S., Wilis, S., & Achmad, M. 2012. Bakteri Patogen di Perairan
Pantai dan Kawasan Tambak di kecamatan Jenu Kabupaten Tuban.
Ekologia, 12(1), 1–5.
Sabu, E. A., Gonsalves, M. J., Nazareth, D., dan Sreepada, R. A. 2022. Influence
of environmental variables on methane related microbial activities in a
tropical bio-secured zero-exchange shrimp culture system. Aquaculture
Reports, 22(December 2020), 100950.
Safrida, Y. D., Yulvizar, C., dan Devira, C. N. 2012. Isolasi dan karakterisasi
bakteri berpotensi probiotik pada ikan kembung (Rastrelliger sp.). Depik
Jurnal, 1(3), 200–203.
Sahu, M. K., Swarnakumar, N. S., Sivakumar, K., Thangaradjou, T., dan
Kannan, L. 2008. Probiotics in aquaculture: Importance and future
perspectives. Indian Journal of Microbiology, 48(3), 299–308.
Saranraj, D. P., & Naidu, M. A. 2013. Bacterial Amylase: A Review. International
Journal of Pharmaceutical & Biological Archives, 4(2), 274–287.
Setiawati, M. 2008. Bakteri Probiotik Dalam Budidaya Udang: Seleksi,
Mekanisme Aksi, Karakterisasi, Dan Aplikasinya Sebagai Agen Biokontrol.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 13(2), 80–89.
Shakibazadeh, S., Saad, C. R., Christianus, A., Kamarudin, M. S., Sijam, K.,
39
Shamsudin, M. N., dan Neela, V. K. 2009. Bacteria flora associated with
different body parts of hatchery reared juvenile Penaeus monodon, tanks
water and sediment. Annals of Microbiology, 59(3), 425–430.
Silaban, S., dan Simamora, P. 2018. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil
Amilase dari Sampel Air Tawar Danau Toba. EduChemia (Jurnal Kimia Dan
Pendidikan), 3(2), 222.
Suciati, P., Tjahjaningsih, W., Dewi Masithah, E., dan Pramono, H. 2019.
Aktivitas Enzimatis Isolat Bakteri Asam Laktat dari Saluran Pencernaan
Kepiting Bakau (Scylla spp.) Sebagai Kandidat Probiotik. Jurnal Ilmiah
Perikanan Dan Kelautan, 8(2), 94.
Sukenda, Hadi, H. 2006. Pengaruh Pemberian Sukrosa Sebagai Sumber Karbon
Dan Probiotik Terhadap Dinamika Populasi Bakteri dan Kualitas Air
Media Budidaya Udang Vaname, (Litopenaeus vannamei). Akuakultur
Indonesia, 5(2), 179–190.
Sundari, A. S., Purwani, N. N., dan Kurniati, A. 2019. Isolasi Dan Penentuan
Indekshidrolisis Bakteri Amilolitik Dari Tanah Sediment Mangrove Di
Wonorejo, Surabaya. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 10(1), 38.
Supono. 2017. Teknologi produksi udang. In Teknologi Produksi Udang.
Universitas Lampung.
http://repository.lppm.unila.ac.id/27132/2/DOKUMEN Teknologi
Produksi Udang.pdf
Susilawati, I. O., Batubara, U. M., dan Riany, H. 2015. Analisis Aktivitas Enzim
Amilase yang Berasal Dari Bakteri Tanah di Kawasan Universitas Jambi.
Semirata, 4(1), 359–367.
Suwoyo, H. S., Fahrur, M., Makmur, M., dan Syah, R. 2016. Pemanfaatan
Limbah Tambak Udang Super-Intensif Sebagai Pupuk Organik Untuk
Pertumbuhan Biomassa Kelekap Dan Nener Bandeng. Media Akuakultur,
11(2), 97–110.
Suwoyo, H. S., Undu, M. C., dan Makmur. 2014. Laju Sedimentasi Dan
Karakterisasi Sedimen Tambak Super Intensif Udang Vaname (Litopenaeus
vannamei). Proceeding, 1992, 343–355.
Tan Gana, N. H., Mendoza, B. C., dan Monsalud, R. G. 2014. Isolation, screening
and characterization of yeasts with amyloytic, lipolytic, and proteolytic
activities from the surface of Philippine bananas (Musa spp.). Philippine
Journal of Science, 143(1), 81–87.
Taslihan, A, Ani W, Retna H, S.M. Astuti. 2004. Pengendalian Penyakit Pada Bu
didaya Ikan Air Payau, Direktorat Jenderal Perikanan Balai Besar Budidaya
Air Payau Jepara.
Umasugi, A., Tumbol, R. A., Kreckhoff, R. L., Manoppo, H., Pangemanan, N. P.
L., dan Ginting, E. L. 2018. Penggunaan bakteri probiotik untuk
pencegahan infeksi bakteri Streptococcus agalactiae pada ikan Nila,
Oreochromis niloticus. E-Journal BUDIDAYA PERAIRAN, 6(2), 39–44.
Verschuere, L., Rombaut, G., Sorgeloos, P., dan Verstraete, W. 2000. Probiotic
Bacteria as Biological Control Agents in Aquaculture. Microbiology and
Molecular Biology Reviews, 64(4), 655–671.
Wahyudewantoro, G. 2011. Catatan Biologi Udang Putih Litopenaeus
vannamei. Fauna Indonesia, Vol 10(2), 28–31.
Widiyanto, T. 2006. Selection of nitrifying and denitrifying bacteria of bioremed
40
iation agents in shrimppond. Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertan
ian Bogor. (In Indonesian).
Winarni, I. 2016. Peran Mikroba sebagai Biomonitoring Kualitas Perairan Tawar
pada Beberapa Situ. Peran MST Dalam Mendukung Urban Lifestyle Yang
Berkualitas, 143–176.
WWF Indonesia. 2014. BMP Budidaya Udang Vannamei Tambak Semi Intensif
dengan Instalasi Pengolahan Air LImbah (IPAL). In Jurnal Akuakultur
Indonesia (Vol. 22).
Yuka, R. A., Setyawan, A., dan Supono, S. 2021. Identifikasi Bakteri
Bioremediasi Pendegradasi Total Ammonia Nitrogen (Tan). Jurnal
Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 14(1), 20–29.
Zainuddin, Z., Aslamyah, S., dan Hadijah, H. 2018. Efek dari perbedaan sumber
karbohidrat pakan terhadap kualitas air, komposisi proksimat dan
kandungan glikogen juvenil udang vannamei (Litopenaeus vannamei)
(Boone, 1931). Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika, 2(1), 1–8.
Zhou, S., Xia, Y., Zhu, C., dan Chu, W. 2018. Isolation of marine bacillus sp.
With antagonistic and organic-substances-degrading activities and its
potential application as a fish probiotic. Marine Drugs, 16(6).
41
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Kelimpahan Bakteri
Data TPC
Jumlah Total Bakteri
Tambak
Air (104 ) (CFU/mL) Sedimen (106 ) (CFU/g)
Perhitungan TPC
Sampel air :
1 1
1. AI -2 = 145 x x = 2,9 x 104
10−2 0,5
1 1
AI -3 = 90 x x = 18 x 104
10−3 0,5
42
(2 , 9 x 10 4)+(18 x 104)
A6 = = 10 x 104
2
1 1
2. A6 (10-2) = 220 x x = 4,4 x 104
10−2 0,5
1 1
A6 (10-3) = 52 x x = 1,04 x 105
10−3 0,5
( 4,4 x 10 4 )+(1,04 x 10 5)
A6 = = 7,4 x 104
2
1 1
3. A7 =7x x = 0,14 x 104
10−2 0,5
1 1
4. A8 = 93 x x = 18,6 x 104
10−3 0,5
1 1
5. AO = 90 x x = 18 x 104
10−3 0,5
Sampel sedimen :
1 1 1
1. SI = 105 x x x = 1,7 x 106
10−4 0,5 1,25
1 1 1
2. S6 = 178 x x x = 4,0 x 106
10−4 0,5 0,9
1 1 1
3. S7 = 336 x x x = 9,0 x 106
10−4 0,5 0,75
1 1 1
4. S8 = 215 x x x = 4,1 x 106
10−4 0,5 1,05
1 1 1
5. SO = 656 x x x = 15,4 x 106
10−4 0,5 0,85
43
Lampiran 2. Data Pengamatan Morfologi Koloni
-
+
+
+
-
-
+
-
+
+
-
-
-
+
-
-
-
-
+
+
-
-
-
-
+
-
+
+
+
+
+
+
44
A619 Circular Putih Keruh Convex Entire
A620 Circular Putih Keruh Convex Entire
A621 Circular Putih Keruh Convex Entire
A622 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A623 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A624 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A625 Circular Putih Keruh Convex Entire
S61 Irregular Kuning Convex Entire
S62 Irregular Kuning Convex Entire
S63 Circular Kuning Convex Entire
S64 Circular Kuning Convex Entire
S65 Circular Kuning Convex Entire
S66 Circular Putih Keruh Convex Entire
S67 Circular Putih Keruh Convex Entire
S68 Circular Putih Keruh Convex Entire
S69 Spindle Putih Keruh Convex Entire
S610 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire
S611 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire
S612 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire
S613 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire
S614 Irregular Putih Keruh Pulvinate Entire
S615 Irregular Putih Keruh Pulvinate Entire
S616 Irregular Putih Keruh Pulvinate Entire
S617 Irregular Putih Keruh Pulvinate Entire
S618 Circular Putih Keruh Pulvinate Undulate
S619 Circular Putih Keruh Pulvinate Undulate
S620 Circular Putih Keruh Pulvinate Undulate
S621 Circular Putih Keruh Pulvinate Undulate
S622 Irregular Kuning Convex Entire
S623 Irregular Putih Keruh Convex Entire
S624 Irregular Putih Keruh Convex Entire
S625 Circular Putih Keruh Convex Entire
45
A62 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A63 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A64 Circular Putih Keruh Convex Entire
A65 Circular Putih Keruh Convex Entire
A66 Circular Putih Keruh Convex Entire
A67 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A68 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A69 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A610 Circular Putih Keruh Convex Entire
A611 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A612 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A613 Circular Putih Keruh Convex Entire
A614 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A615 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A616 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A617 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A618 Circular Putih Keruh Convex Entire
A619 Circular Putih Keruh Convex Entire
A620 Circular Putih Keruh Convex Entire
A621 Circular Putih Keruh Convex Entire
A622 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A623 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A624 Irregular Putih Keruh Convex Entire
A625 Circular Putih Keruh Convex Entire
S61 Irregular Kuning Convex Entire
S62 Irregular Kuning Convex Entire
S63 Circular Kuning Convex Entire
S64 Circular Kuning Convex Entire
S65 Circular Kuning Convex Entire
S66 Circular Putih Keruh Convex Entire
S67 Circular Putih Keruh Convex Entire
S68 Circular Putih Keruh Convex Entire
S69 Spindle Putih Keruh Convex Entire
S610 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire
S611 Circular Putih Keruh Pulvinate Entire
46
S710 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil
S711 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil
S712 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil
S713 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil
S714 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil
S715 Circular Putih Keruh Convex Entire Besar
S716 Irregular Putih Keruh Convex Entire Besar
S717 Irregular Putih Keruh Convex Entire Besar
S718 Irregular Putih Keruh Convex Entire Besar
S719 Irregular Putih Keruh Convex Entire Besar
S720 Irregular Putih Keruh Convex Entire Besar
S721 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil
S722 Circular Putih Keruh Convex Entire Kecil
S723 Irregular Putih Keruh Convex Entire Sedang
S724 Irregular Putih Keruh Convex Entire Sedang
S725 Irregular Putih Keruh Convex Entire Sedang
47
Convex Entire Kecil + 0.3 0.8 0.5 1.67 0.4
Convex Entire Kecil + 0.5 1 0.5 1.00 0.6
Convex Entire Kecil +
Convex Entire Kecil +
Convex Entire Kecil + 0.5
Convex Entire Besar -
Convex Entire Besar -
Convex Entire Sedang +
Convex Entire Sedang -
Convex Entire Sedang +
Convex Entire Sedang -
Convex Entire Besar -
Convex Entire Besar -
Convex Entire Besar +
Convex Entire Besar +
Convex Entire Besar -
Convex Entire Sedang -
Convex Entire Sedang -
Convex Entire Sedang -
Convex Entire Sedang -
Convex Entire Kecil +
Convex Entire Kecil -
Convex Entire Kecil +
Convex Entire Kecil -
Convex Entire Kecil -
Convex Entire Kecil -
Convex Entire Kecil +
Convex Entire Kecil +
Convex Entire Kecil +
Convex Entire Kecil +
48
Lampiran 3. Data Pengamatan Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
Isolat Gram Isolat Gram Isolat Gram Isolat Gram Isolat Gram
AI 1 - A6 1 - A7 1 - A8 1 - AO 1 -
AI 2 - A6 2 - A7 2 - A8 2 - AO 2 -
AI 3 - A6 3 - A7 3 - A8 3 - AO 3 -
AI 4 - A6 4 - A7 4 - A8 4 - AO 4 -
AI 5 - A6 5 - A7 5 - A8 5 - AO 5 +
AI 6 - A6 6 - A7 6 + A8 6 - AO 6 -
AI 7 - A6 7 - A7 7 - A8 7 - AO 7 -
AI 8 - A6 8 - A7 8 + A8 8 - AO 8 -
AI 9 - A6 9 + S7 1 - A8 9 + AO 9 -
AI 10 - A6 10 + S7 2 + A8 10 + AO 10 -
AI 11 - A6 11 + S7 3 - A8 11 + AO 11 +
AI 12 - A6 12 - S7 4 - A8 12 - AO 12 -
AI 13 - A6 13 - S7 5 - A8 13 - AO 13 -
AI 14 + A6 14 - S7 6 - A8 14 - AO 14 +
AI 15 + A6 15 - S7 7 - A8 15 - AO 15 -
AI 16 - A6 16 - S7 8 - A8 16 - AO 16 -
AI 17 - A6 17 - S7 9 - A8 17 - AO 17 -
AI 18 - A6 18 + S7 10 - A8 18 + AO 18 -
AI 19 - A6 19 - S7 11 - A8 19 - AO 19 +
AI 20 + A6 20 + S7 12 - A8 20 + AO 20 -
AI 21 + A6 21 - S7 13 - A8 21 - AO 21 +
AI 22 + A6 22 - S7 14 - A8 22 - AO 22 -
AI 23 + A6 23 - S7 15 - A8 23 - AO 23 -
AI 24 + A6 24 - S7 16 - A8 24 - AO 24 +
AI 25 + A6 25 - S7 17 - A8 25 - AO 25 +
SI 1 - S6 1 - S7 18 - S8 1 - SO 1 -
SI 2 - S6 2 + S7 19 - S8 2 + SO 2 -
SI 3 + S6 3 + S7 20 - S8 3 + SO 3 -
SI 4 - S6 4 + S7 21 - S8 4 - SO 4 -
SI 5 + S6 5 + S7 22 - S8 5 - SO 5 -
SI 6 - S6 6 + S7 23 - S8 6 - SO 6 +
SI 7 - S6 7 - S7 24 - S8 7 + SO 7 -
SI 8 - S6 8 - S7 25 - S8 8 - SO 8 -
SI 9 + S6 9 - S8 9 - SO 9 -
SI 10 + S6 10 - S8 10 - SO 10 -
SI 11 - S6 11 - S8 11 - SO 11 -
SI 12 - S6 12 - S8 12 + SO 12 -
SI 13 - S6 13 - S8 13 + SO 13 -
SI 14 - S6 14 + S8 14 - SO 14 +
SI 15 - S6 15 + S8 15 - SO 15 +
SI 16 + S6 16 - S8 16 - SO 16 -
SI 17 - S6 17 + S8 17 - SO 17 -
SI 18 + S6 18 - S8 18 + SO 18 -
SI 19 - S6 19 - S8 19 - SO 19 +
SI 20 - S6 20 - S8 20 + SO 20 -
SI 21 - S6 21 - S8 21 + SO 21 +
SI 22 + S6 22 - S8 22 + SO 22 -
SI 23 + S6 23 - S8 23 + SO 23 -
SI 24 + S6 24 - S8 24 + SO 24 -
49
Jumlah Isolat Jumlah Isolat
Air Sedimen
Tambak
Gram Proporsi Gram Proporsi Gram Proporsi Gra Proporsi
+ (%) - (%) + (%) m- (%)
Inlet 8 32 17 68 10 40 15 60
T6 5 20 20 80 9 36 16 64
T7 2 25 6 75 1 4 24 96
T8 9 36 16 64 12 48 13 52
Outlet 7 28 18 72 5 20 20 80
50
16
4. S6 Gram negatif= x 100 = 64%
25
1
5. S7 Gram positif = x 100 = 4%
25
24
6. S7 Gram negatif= x 100 = 96%
25
12
7. S8 Gram positif = x 100 = 48%
25
13
8. S8 Gram negatif= x 100 = 52%
25
5
9. SO Gram positif= x 100 = 20%
25
20
10. SO Gram negatif= x 100 = 80%
25
51
Lampiran 4. Data Indeks Aktivitas Bakteri Amilolitik
SI7 1.43 S71
SI8 0.78 S74
SI10 0.56 S77
SI13 3.60 S717
SI20 2.00 S718
S61 0.24 S719
S62 2.53 S720
S63 1.09 S86
S64 1.10 S89
S69 2.33 S814
S610 1.71 S815
S611 1.45 S816
52
48 48
Isolat Isolat
DKB DT DZB IA DKB DT DZB IA
A61 0.9 1.8 0.9 1.000 S61 1.7 2.1 0.4 0.24
A62 0.7 1.6 0.9 1.286 S62 0.85 3 2.15 2.53
A63 0.6 1.6 1 1.667 S63 1.1 2.3 1.2 1.09
A64 0.7 1.7 1 1.429 S64 1 2.1 1.1 1.10
A65 S65
A66 1 2.6 1.6 1.600 S66
A67 0.8 1.7 0.9 1.125 S67
A68 0.8 1.6 0.8 1.000 S68
A69 0.8 1.8 1 1.250 S69 0.6 2 1.4 2.33
A610 S610 0.7 1.9 1.2 1.71
A611 0.8 2.2 1.4 1.750 S611 1.1 2.7 1.6 1.45
A612 0.7 1.4 0.7 1.000 S612 0.5 2.1 1.6 3.20
A613 S613
A614 S614
A615 S615
A616 0.7 2.1 1.4 2.000 S616
A617 S617 0.7 2.2 1.5 2.14
A618 0.9 1.6 0.7 0.778 S618 0.7 2.5 1.8 2.57
A619 0.6 2.1 1.5 2.500 S619
A620 0.6 1.2 0.6 1.000 S620 0.7 2.6 1.9 2.71
A621 1 1.5 0.5 0.500 S621
A622 0.7 1.2 0.5 0.714 S622
A623 0.4 1.9 1.5 3.750 S623
A624 0.6 1.9 1.3 2.167 S624 0.6 2.4 1.8 3.00
A625 S625 0.8 1.8 1 1.25
A71 0.5 1 0.5 1.00 S71 0.8 1.4 0.6 0.75
A72 S72
A73 S73
A74 S74 0.5 1.4 0.9 1.80
A75 S75
A76 S76
A77 S77 0.8 1.5 0.7 0.88
A78 S78
S79
S710
S711
S712
S713
S714
S715
S716
S717 0.7 1.4 0.7 1.00
S718 0.6 1.3 0.7 1.17
S719 0.5 1.1 0.6 1.20
S720 0.6 1.3 0.7 1.17
S721
S722
S723
53
S72
S73
S74 0.5 1.4 0.9 1.80
S75
S76
S77 0.8 1.5 0.7 0.88
S78
S79
S710
S711
S712
S713
S714
S715
S716
S717 0.7 1.4 0.7 1.00
S718 0.6 1.3 0.7 1.17
S719 0.5 1.1 0.6 1.20
S720 0.6 1.3 0.7 1.17
S721
S722
S723
S724
S725
54
Data Kisaran Indeks Aktivitas Bakteri Amilolitik
55
5
4. S8 = x 100 = 20%
25
0
5. SO = x 100 = 0%
25
Lampiran 5. Dokumentasi
56
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua Bapak Jakirmanto, Ibu Siti Nurkayati, Adik-adik yaitu Ahmad
Umar Syaid, Shofa Zahrotun Auliya, Abidzar Arshad Tsaqif dan keluarga
masa studi.
2. Dr. Ir. H. Isdy Sulistyo, DEA selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
3. DR. Ir. P. Hary Tjahja. S., MS selaku pembimbing akademik yang selalu
4. Dr. rer.nat. Hamdan Syakuri, S.Pi., M.Si selaku pembimbing utama yang
5. Dr. Nuning Vita Hidayati, S.Pi., M.Si. selaku pembimbing anggota yang
6. Dr. Kasprijo, M. Si. selaku penelaah skripsi yang telah memberikan kritik
7. Agung Cahyo Setyawan, S.Pi., M.Si selaku penelaah skripsi yang telah
57
8. Anggota tim penelitian yaitu Annisa Fathiatun Nabilah, Istikhomah, dan
Tuti Dwi Cahyani yang telah berkerja sama dalam pelaksanaan penelitian,
skripsi.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat penulis tuliskan. Semoga Allah
SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
58
RIWAYAT HIDUP SINGKAT
Penulis bernama Siti Khoirun Nisa lahir di Pati pada tanggal 07 Oktober
1999, merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis lahir dari
pasangan suami istri Bapak Jakirmanto dan Ibu Siti Nurkayati. Penulis
bertempat tinggal di Dukuh Dukoh, Desa Danyangmulyo RT 5 RW 1,
Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Penulis
menyelesaikan pendidikan di SD N 2 Danyangmulyo (2005-2011), SMP N 2 Wi
nong (2011-2014), MAS PPKP Darul Ma’la (2014-2017), dan mulai tahun 2017
penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuakultur, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Penulis juga meru
pakan Founder Bimbel Pena Ilmu dan Nisafarm. Selama kuliah penulis pernah
mengikuti unit kegiatan mahasiswa yaitu Uki Al Fatih (2018), HIMAKUA (201
8), UKKI (Unit Kerohanian Kampus Islam) (2020), dan Racana Soedirman (201
8). Penulis juga menjadi aktif menjadi panitia dibeberapa kegiatan ditingkat
fakultas maupun universitas. Penulis juga lolos pendanaan Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) UNSOED tahun 2019 dan 2021. Penulis memiliki
pengalaman kerja praktek di Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar Banyu
mas Unit Kerja Pandak pada tahun 2020.
59