Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOTEKNOLOGI PERIKANAN

"INDUK DAN BENIH IKAN HASIL BIOTEKNOLOGI PERIKANAN"

Dosen Pengampu: Dr. Nuning Mahmudah Noor, S.Pi., M.Si.

DISUSUN OLEH:

SISWOYO (18744025)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN


JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah Yang Maha Kuasa
karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan judul "INDUK DAN BENIH IKAN HASIL BIOTEKNOLOGI
PERIKANAN” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah bioteknologi
perikanan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori
sempurna, oleh karena itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan


ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moral dan spiritual, langsung maupun tidak langsung dalam
menyelesaikan tugas ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 04 Maret 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... ii


DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3
2.1 Bioteknologi Perikanan .................................................................. 3
2.2 Induk dan Benih Ikan Hasil Bioteknologi Perikanan ....................... 3
2.2.1 Jenis Strain Ikan Lele Hasil Bioteknologi .................................... 3
2.2.2 Jenis Strain Ikan Nila Hasil Bioteknologi .................................... 4
2.2.3 Jenis Strain Ikan Mas Hasil Bioteknologi .................................... 6
2.2.4 Jenis Strain Ikan Kerapu Hasil Bioteknologi................................ 7
2.2.5 Jenis Strain Udang Hasil Bioteknologi ........................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................. 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 9
3.2 Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bioteknologi sebenarnya telah diterapkan manusia sejak jaman dahulu. Tidak


dapat dipastikan apakah penerapan bioteknologi tersebut secara sadar atau tidak sadar
dan apakah proses mikrobial tersebut diketahui secara kebetulan atau berdasarkan
suatu percobaan intuitif. Perkembangan bioteknologi selanjutnya ialah salah satu
contoh dari kemampuan manusia menggunakan aktivitas penting suatu
mikroorganisme guna memenuhi kebutuhannya. Bioteknologi yang diterapkan pada
jaman dahulu berbeda jika dibandingkan dengan keadaan yang sekarang.

Bioteknologi pada jaman dahulu dilakukan dengan cara yang relatif sederhana
dan dalam suasana tidak steril. Sebelum munculnya jaman minyak bumi banyak
senyawa industri yang penting seperti etanol, asam asetat, butanol, aseton dan asam
organik dihasilkan dengan menggunakan metode fermentasi yang terbuka terhadap
lingkungan. Untuk membatasi mikroorganisme yang menjadi kontaminan dilakukan
dengan memanipulasi lingkungan ekologinya secara hati-hati. Pada saat itu belum
dikenal teknik sterilisasi. Bahan-bahan desinfektan juga belum diketahui.
Bioteknologi moderen menggunakan cara-cara yang lebih canggih. Sekitar tahun
1940 kultivasi mikroorganisme secara steril telah dilakukan. Proses biologis tertentu
suatu mikroorganisme dapat dijaga supaya tidak terkontaminasi media dan bioreaktor
terlebih dahulu serta menggunakan perlengkapan yang dapat mencegah kontaminan
yang masuk.

1.2. Rumusan Masalah

1. Pengertian Bioteknologi Perikanan

2. Bagaimana Perkembangan Bioteknologi Perikanan

1
3. Apa saja Komoditas Induk dan Buih Ikan hasil Bioteknologi Perikanan

1.3. Tujuan

1. Mengetahu Pengertian Bioteknologi Perikanan

2. Mengetahui Perkembangan Bioteknologi Periakanan

3. Mengetahui Komoditas Induk Dan Benih Ikan Hasil Bioteknologi Perikanan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis Strain Bioteknologi Perikanan Hasil Bioteknologi

Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang


menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat
subseluler, baik pada industri maupun lingkungan. Organisme hidup yang
dimanfaatkan antara lain ialah bakteri, khamir, alga, sel tumbuhan dan sel hewan.
Penerapan bioteknologi akan berhasil jika dilakukan pengintegrasian beberapa
disiplin ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Ilmu pengetahuan alam tersebut ialah
mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi molekuler, kimia, rekayasa genetika dan
teknik kimia (Lukas dan Isnawati, 1997 : 27).

2.2. Induk dan Benih Ikan Hasil Bioteknologi Perikanan

Perkembangan bioteknolgi cukup luas terutama pada produksi induk dan benih
unggul di indonesia, beberapa contoh produk induk dan benih unggulan ikan hasil
boteknologi di indonesia yaitu sebagai berikut :

2.2.1. Jenis Strain Ikan Lele Hasil Bioteknologi

1). Ikan Lele Sangkuriang

Merupakan hasil perbaikan genetik lele dumbo yang dilakukan oleh Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT). Kelebihan dari lele sangkuriang
adalah jumlah telur yang lebih banyak. Lele sangkuriang jika dibandingkan dengan
lele dumbo memiliki masa pertumbuhan yang cepat lele dengan panjang 2-3 cm
membutuhkan waktu sekitar dua puluh harian untuk mencapai panjang 5-6 cm.
Sementara itu, lele dumbo membutuhkan waktu sekitar tiga puluh hingga empat
puluh harian.
3
2). Ikan Lele Mutiara

Pertumbuhan lebih tinggi 10-40% dari benih lele lain dan toleransi lingkungan
tinggi (suhu 15-35oC, pH 5-10) Benih ikan lele Mutiara mencapai ukuran 6 - 10
ekor/kg dan dapat dipanen dalam jangka waktu 2 - 3 bulan. Lalu sintasan lebih tinggi.
Benih ikan lele Mutiara tidak mengalami kematian benih pada tahap awal
pemeliharaan, dan sampai akhir pemeliharaan dihasilkan sintasan sekitar 60 – 80 %.

3). Ikan Lele Phyton

Ikan Lele Phyton memiliki kepala mirip kepala phyton, sungut dan ukuran
tubuh lebih panjang, dan ekornya lebih bulat. Kelebihan dari ikan lele ini adalah
tahan cuaca dingin, sehingga survival rate mencapai 90%.

4). Ikan Lele Dumbo

Lele dumbo diperkenalkan di Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985.


Pertumbuhan ikan lele ini lebih cepat daripada ikan lele lokal dan efisiensi untuk
pakan juga lebih tinggi serta dapat dipijah sepanjang tahun. Nah buat para penikmat
dan pecinta lele, rasa daging lele dumbo teksturnya lembek dianggap masih kalah
dengan lele lokal.

2.2.2. Jenis Strain Ikan Nila Hasil Bioteknologi

1). Ikan Nila Srikandi(Salinity Resistant Improvement from Sukamandi)

Ikan nila Srikandi adalah ikan nila yang dihasilkan oleh Balai Penelitian
Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi. Ikan ini telah dirilis oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan (Sharif C. Sutardjo) pada 2012. Ikan nila Srikandi (Oreochromis aureus x
niloticus), menjadi solusi tepat untuk memanfaatkan lahan-lahan sub optimal di
sepanjang pesisir tersebut. Selain toleransi yang tinggi terhadap lingkungan
bersalinitas hingga ≤ 30 ppt, nila Srikandi mampu tumbuh cepat di perairan payau
dan tahan terhadap penyakit.

4
2). Ikan Nila Larasati (Nila Merah Strain Janti)

Ikan nila Larasati merupakan nila hasil perekayasaan oleh PBIAT Janti, Klaten.
Ikan ini merupakan persilangan antara nila hitam dengan nila merah. Keunggulan nila
Larasati yaitu pertumbuhannya seperti nila merah sedangkan reaksi pakannya seperti
nila hitam, pemeliharaan lebih cepat, dagingnya lebih banyak dan kelangsungan
hidup tinggi.

3). Ikan Nila Nirwana (Nila Ras Wanayasa)

Ikan nila Nirwana merupakan nila hasil pengembangan dari Balai


Pengembangan Benih Ikan Wanayasa yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat.
Nirwana merupakan singkatan dari Nila Ras Wanayasa. Keunggulan nila Nirwana
dibandingkan dengan nila biasa, yaitu pertumbuhannya yang cepat karena dalam
waktu enam bulan dapat mencapai bobot 1 kilogram. Kemudian bentuk tubuh yang
lebih lebar dan kepala lebih pendek serta struktur daging lebih tebal.Ikan nila nirwana
2 telah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada 2012. Ikan nila nirwana 2
memiliki pertumbuhan 15% lebih tinggi dari generasi pertama. Pertumbuhan lebih
tinggi dari nila lokal yang ada di masyarakat.

4). Ikan Nila Best (Bogor Enhanched Strain Tilapia)

Ikan nila BEST merupakan ikan hasil pemuliaan menggunakan karakter


keunggulan dalam pertumbuhan. Ikan ini dihasilkan melalui proses penelitian yang
dilakukan Tim Peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor dan telah
dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (Dr. Ir. Fadel Muhammad).

Ikan ini memiliki ketahan terhadap terhadap penyakit 140% lebih baik dari ikan
yang ada di masyarakat. Fekunditas 3-5 kali dari ikan masyarakat, sintasan 84,4-
93,3%. Angka itu lebih tinggi 8% dibandingkan nila lokal di karamba jaring apung.
Pengujian terhadap ketahanan lingkungan yang dilakukan pada media bersalinitas
menunjukkan bahwa ikan nila BEST dapat hidup dengan baik hingga salinitas 15

5
ppt.Pertumbuhan 2 kali lipat dari ikan yang ada di masyarakat. Pertumbuhan
mencapai 300-500 g dalam waktu 4 bulan.

2.2.3. Jenis Strain Ikan Mas Hasil Bioteknologi

1). Ikan Mas Majalaya

Ikan mas yang cenderung jinak ini pertama kali dikembangkan di daerah
Majalaya, Bandung, Jawa Barat. Tubuh ras Majalaya relatif pendek disertai punggung
yang lebih melengkung dan lancip dibanding dengan jenis ikan mas lainnya. Semakin
ke arah punggung, semakin lancip bentuknya. Ikan yang memiliki moncong pipih ini
suka berenang di permukaan air. Ikan mas Majalaya memiliki sisik berwarna hijau
keabuan, kecuali bagian bawah insang dan ekor yang berwarna kekuningan. Warna
sisiknya semakin gelap ke arah punggung. Kelebihan dari ikan ini adalah
pertumbuhannya yang cenderung cepat. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan
mencapai 84.000 hingga 110.000 butir per kilogram induk.

2). Ikan Mas Rajadanu

Ikan Mas Rajadanu merupakan ikan hasil pengembangan dari IPPTP mataram
yang bekerjasama dengan Balitkanwar Sukamandi. Ikan Mas Rajadanu memiliki
badan yang memanjang dan memiliki sisik yang penuh dengan ukuran yang normal.
Sisik Rajadanu berwarna hijau yang keabu-abuan, sisik yang gelap dari punggung
akan lebih memutih saat menuju perut. Rajadanu merupakan ikan jenis omnivora
yang dapat memakan tanaman yang hidup di perairan dan hewan seperti cacing dan
siput.

Selain itu Rajadanu memiliki laju pertumbuhan dan daya adaptasi yang tinggi
di saat diberi pakan buatan. Rajadanu memiliki fekunditas atau jumlah telur sekitar
148.000 – 151.000 butir dengan diameter telur dikisaran 1,3 – 1,6 milimeter.

6
3). Ikan Mas Sinyona

Ikan mas Sinyonya memiliki sisik berwarna kuning seperti kulit jeruk sitrun.
Ikan ini sangat suka berkumpul di permukaan air, bergerak lambat, dan lebih jinak
dibanding ikan mas Punten. Ras ini tahan terhadap parasit Myxosporea. Ikan mas
betina akan matang kelamin saat berusia 18 bulan dan pejantannya matang kelamin
pada umur 8 bulan. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ras ini berkisar
antara 85.000 sampai 125.000.

4). Ikan Mas Punten

Jenis ikan mas ini pertama kali dibudidayakan pada tahun 1933 di Desa Punten,
Malang, Jawa Timur. Ikan mas Punten memiliki tubuh pendek dengan punggung
lebar dan tinggi. Warna sisiknya hitam kekuningan dan matanya agak menonjol. Ikan
jinak ini bergerak dengan lambat. Meskipun cenderung pendek, ikan mas Punten
memiliki daging 10 persen lebih banyak dari ikan mas jenis lainnya.

2.2.4. Jenis Strain Ikan Kerapu Hasil Bioteknologi

1). Ikan Kerapu Cantang

BPBAP Situbondo berhasil mengembangkan kerapu persilangan dari induk


kerapu Macan (epinephelus fuscoguttatus) betina dengan induk kerapu Kertang
(epinephelus lanceolatus) jantanyang kemudian disebut kerapu Cantang (epinephelus
sp), yang secara morfologis merupakan kombinasi kedua spesies induknya.
Keunggulan kerapu Cantang adalah pertumbuhan yang cepat, kecepatan tumbuhnya
dua kali lipat dari ikan kerapu macan yang biasa dibudidayakan masyarakat. Bila
kerapu macan dibesarkan baik di tambak maupun di karamba jaring apung untuk
mencapai ukuran konsumsi 500 gram membutuhkan waktu 9 – 10 bulan dengan
konversi pakan 1 : 7 ( artinya untuk menghasilkan 1 kg ikan diperlukan pakan 7 kg ),
maka kerapu cantang ini hanya membutuhkan waktu 4 - 5 bulan dengan konversi
pakan 1 : 6.. Selain itu, kerapu cantang memiliki keunggulan lain dibanding ikan

7
kerapu macan dan kertang yaitu memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit lebih
baik dan lebih toleransi terhadap lingkungan kurang layak dan ruang yang sempit,
dapat bertahan hidup di air payau sampai laut, pertumbuhan yang optimum pada
salinitas 15-33 ppt, dengan kepadatan tinggi.

2). Ikan Kerapu Cantik

Kerapu Cantik, juga hasil hybrid dari induk kerapu Macan betina dengan induk
kerapu Batik (epinephelus microdon) jantan. Kerapu cantik memiliki ciri-ciri warna
kecoklatan pucat atau abu-abu pucat pada kepala, badan dan sirip. Bagian kepala atas
cembung, badan dipenuhi dengan bintik-bintik hitam cerah. Ukuran bintik semakin
mengecil ke arah mulut. Ujung sirip ekor membulat berbentuk busur. Kerapu Cantik
mempunyai keunggulan salah satunya adalah pertumbuhannya yang cepat, dari mulai
pemeliharaan hingga pemanenan membutuhkan waktu hanya selama 8 bulan. Selain
itu, kerapu cantik mempunyai keunggulan ketahanan yang tinggi terhadap serangan
penyakit.

3). Ikan Kerapu Kustang

Kerapu kustang merupakan varietas baru hasil hibridisasi antara ikan kerapu
tikus betina dan kerapu kertang jantan yang mempunyai keunggulan pertumbuhan
lebih cepat, yaitu dalam 11 bulan kerapu kustang memiliki berat 1 Kg sedangkan
kerapu tikus dalam 14 bulan memiliki berat 6 ons.

2.2.5. Jenis Strain Udang Hasil Bioteknologi

1). Udang Vanname Nusantara

keunggulan udang VN-1 adalah pertumbuhannya yang lebih cepat, ukuran yang
seragam dan bebas dari virus. Selain itu, udang VN-1 mampu menjamin ketersediaan
benih udang bermutu nasional.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setalah melakukan penyusunan makalah ini dapat simpulkan bahwa


Bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut
penerapan praktis organisme hidup atau komponennya pada tingkat subseluler, baik
pada industri maupun lingkungan. terdapat produk induk dan benih ikan unggul hasil
dari bioteknologi perikanan yang sudah berkembang di indonesia dari jenis ikan air
tawar, ikan air laut dan udang seperti udang vanname nusantara.

3.2. Saran

Manusia tidak luput dari kesalahan serta rasa khilaf. demikianlah yang dapat
kami ungkapkan. Jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak-pihak tertentu
kami meminta kritik dan sarannya, kritik maupun sarannyan sangatlah penting untuk
pengintrospesikan diri melengkapi makalah ini. Terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, D., dan Imron. 2008. analisis keragaman morfometrik dan genetik pada
strain ikan mas (cyprinus carpio). jurnal perikanan (J. Fish. Sci.) X (1):53-63 ISSN:
0853-06384

Hardjamulia, A., S. Asih, H. Supriyadi, dan B. Muharam. 1996. Karakterisasi


morfologis dan evaluasi beberapa plasma nutfah ikan mas (Cyprinus carpio). Bulletin
Plasma Nutfah. II(1):24-28.

Nugroho, E. dan N.A. Wahyudi. 1991. Seleksi berbagai ras ikan mas koleksi dari
berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan “skor Z”. Bulletin Penelitian
Perikanan Darat. 10(2):49-55.

[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2000. Produksi induk ikan lele dumbo Clarias
gariepinus x C. fuscus kelas induk pokok (parent stock). Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.

Zulfania, P., Junior, M. Z., Alimudin, dan Sunarma, A. 2015. Performa reproduksi
induk dan benih hibrida Clarias gariepinus strain sangkuriang dan Mesir.Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat 16680. Jurnal Akuakultur Indonesia 14 (2),
179–191 (2015)

10

Anda mungkin juga menyukai