Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Rekayasa Akuakultur Ikan Mas

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Dari Mata
Kuliah Aquaculture Engineering

Dosen Pengampuh:Dr. Juliana, S.Pi., MP.

Disusun Oleh:

Nama : Indrawan Abas

NIM : 1111419035

Kelas : B

BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah


memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah, tentunya makalah ini tidak dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita Nabi terakhir Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam, yang dengan risalah yang
diturunkan oleh Allah kepada beliau, kita bisa menikmati nikmat Islam dan iman.

Makalah ini merupakan suatu tugas ujian tengah semester mata kuliah
AquacultureEngineeringdalam program studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, di Universitas Negeri Gorontalo. Selanjutnya, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Juliana, S.Pi., MP. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Aquaculture Engineering.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan
kritikan dan saran mendukung dari pembaca agar bisa lebih baik. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca.

Gorontalo, April 2021

Indrawan Abas
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Manfaat 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Teknik Budidaya Menurut Para Ahli 4
2.2 Rekayasa Teknologi Akuaponik Pada Ikan Mas 5
2.3 Rekayasa Genetik Pada Ikan Mas 6
2.4 Rekayasa Lingkungan Ikan Mas 8
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan salah satu di antara organisme budidaya yang memiliki
peranan penting sebagai komoditas perdagangan baik nasional maupun
internasional. Hal ini dikarenakan ikan menjadi salah satu sumber pangan alternatif
dalam memenuhi kebutuhan protein, pasalnya ikan memiliki kandungan gizi protein
yang cukup tinggi. Ikan air tawar merupakan ikan yang dikenal dan digemari oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga ikan menjadi salah satu sumber
pangan (Darwis, dkk. 2019). Pemenuhan kebutuhan ikan sebagai sumber protein
dapat dilakukan melalui penangkapan di perairan umum dan budidaya. Selain itu,
harga ikan relatif lebih murah daripada sumber protein hewani lainnya (Ramadhan
dan Luthfiana, 2018).
Terkait dengan istilah dan definisi akuakultur, akuakultur memiliki beberapa
padanan nama di antaranya perikanan budidaya, budidaya perikanan, budidaya
perairan, atau budidaya ikan. Budidaya perikanan didefinisikan sebagai kegiatan
industri yang memproduksi biota (organisme) akuatik (air) (yaitu ikan, krustasea,
moluska,echinodermata, mikro dan makro alga, dan sebagainya) di air tawar, payau
maupun laut, dalam suatu sistem produksi yang terkontrol atau terkontrol sebagian,
untuk mendapatkan keuntungan danberwawasan lingkungan sehingga berkelanjutan.
Jadi ada 3 kata kunci dari akuakultur, yaitu: produksi ikan, profit, dan berkelanjutan;
atau mencakup 3 aspek, yaitu: biologi, ekonomi dan ekologi atau lingkungan.
Sistem produksi akuakultur yang terkontrol adalah sistem produksi dimana
peran campur tangan pembudidaya terhadap input, proses dan output produksi,
seperti benih ikan yang ditebar (jumlah, ukuran, kualitas dan waktu penebarannya),
penggunaan pakan, pengelolaan lingkungan (air dan wadah) pengendalian penyakit
serta pemanenan, relatif tinggi atau hampir sebagian besar di bawah kontrol
pembudidaya. Contohnya adalah sistem budidaya di panti pembenihan (hatchery),
atau pembesaran ikan di akuarium, bak atau kolam indoor.
Sementara sistem produksi yang terkontrol sebagian adalah sistem budidaya
yang mana sebagian dari input atau proses budidaya berada di luar kendali
pembudidaya. Sebagai contoh, budidaya ikan di kolam outdoor, tambak, keramba di
sungai, keramba jaring apung (KJA) dan jaring tancap di waduk, danau atau laut,
budidaya rumput laut, budidaya ikan air deras, dan budidaya ikan di perairan umum
lainnya, input benih dan pakan dapat dikendalikan oleh pembudidaya, namun salah
satu atau sebagian faktor lingkungan (air, tanah, iklim/cuaca) relatif sulit untuk
dikontrol oleh pembudidaya, sehingga perlu teknologi dan pengaturan pola tanam
sesuai perubahan musim atau iklim agar terhindar dari kegagalan. Faktor lingkungan
lainnya yang cukup sulit untuk dikontrol oleh pembudidaya ikan adalah hama ikan
dan faktor keamanan (pencurian, penjarahan).
Di sisi lain, dengan semakin berkembangnya peradaban manusia, maka
mereka juga mulai untuk mengembangkan teknik-teknik budidaya ikan secara
sederhana.Pengembangan budidaya komoditas perikanan ialah perihal penting dan
jadi harapan bagi pembudidaya ikan untuk terus meningkatkan teknik atau metode
yang jadi dasar pengembangan yang dibutuhkan, sehingga kebutuhan produksi
benih ikan bermutu tinggi untuk penebaran di kolam budidaya maupun penebaran di
alam dapat dipenuhi.
Dengan adanya campur tangan manusia, misalnya pada suatu perairan,
melalui kegiatan budidaya, maka produksi dan produktivitas perairan tersebut dapat
ditingkatkan. Peningkatan produksi tersebut disebabkan oleh campur tangan atau
kontrol manusiaterhadap perairan tersebut melalui peningkatan kepadatan ikan, atau
meningkatnya jumlah ikan per satuan luas atau volume air dan pemberian pakan dari
luar perairan tersebut.
Produktivitas alami yang cenderung rendah dikarenakan jumlah benih dan
pakan yang tersedia secara alami di air sungai tersebut terbatas. Sementara dengan
teknologi perikanan budidaya, jumlah benih dan pakan yang digunakan dapat
ditingkatkan disesuaikan dengan modal maupun teknologi yang akan digunakan
oleh pembudidaya. Perkembangan akuakultur tersebut juga didasari oleh prinsip-
prinsip ilmiah yang sangat mendukung budidaya ikan, kerang dan biota air lainnya,
karena budidaya perikanan adalah cara yang relatif efisien dalam menghasilkan
protein hewani.
Budidaya ikan mas sudah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.
Aktivitas budidaya yang dilakukan mulai dari pembenihan sampai pembesaran. Ikan
mas dapat dibudidayakan pada beragam media budidaya contohnya karamba jaring
apung dan kolam. Potensi produksi petani sebenarnya sangat besar, namun karena
berbagai kendala baik dalam teknologi dan alam, potensi produksi ini belum
tercapai. Ketersediaannya yang terjangkau dan teknologi pemijahan ikan yang
mudah diterapkan petani, akan mendorong produksi ikan yang berkualitas dan
menjamin kontinuitas pasokan benih sesuai permintaan Dai, etal. (2020)..
Sehubungan dengan ini, maklah ini menyajikan teknik-teknik akuakultur dari ikan
mas (Cyprinuscarpio).
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui teknik-teknik budidaya yang
dapat diaplikasikan terhadap ikan mas (Cyprinuscarpio).
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah memberikan informasi kepada pembaca mengenai
teknik-teknik budidaya yang dapat diterapkan pada ikan mas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik Budidaya Menurut Para Ahli


Budidaya perikanan memiliki beberapa istilah, antara lain akuakultur,
perikanan budidaya, budidaya ikan dan budidaya perairan. Akuakultur berasal dari
bahasa Inggris aquaculture (aqua = perairan, culture = budidaya) dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi budidaya perairan atau budidaya
perikanan. Aquaculture merupakan istilah yang sudah umum dari budidaya
perikanan dan diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi akuakultur. Istilah
akuakultur belum digunakan secara luas di Indonesia. Istilah ini hanya sering
digunakan oleh kalangan akademisi dan peneliti. Sedangkan istilah budidaya
perikanan atau budidaya ikan lebih banyak dipakai secara meluas, baik di kalangan
pelaku (praktisi) kegiatan budidaya perikanan (masyarakat dan perusahaan),
birokrasi pemerintah, serta masyarakat pada umumnya (Mulyadi, 2012).
Mulyadi (2012) mendefinisikan budidaya perikanan sebagai suatu upaya
untuk memproduksi biota (organisme) akuatik secara terkontrol dengan tujuan
mendapatkan keuntungan (profit).Jika terfokus pada kondisi terkontrol dan
orientasi untuk mendapatkan keuntungan tersebut, definisi ini memiliki makna
bahwa kegiatan budidaya perikanan merupakan kegiatan penerapan prinsip-prinsip
ekonomi yang mengarah pada bidang industri perikanan.
Penjelasan di atas tidak jauh berbeda dari beberapa definisi akuakultur
menurut para ahli berikut ini.
a. Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai
proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).
b. Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui
penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan
habitat asli organisme yang dibudidayakan), kultivasi (perbaikan kondisi
lingkungan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi
(Bardach, dkk., 1972).
c. Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik
untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster, 1990).
Dari berbagai definisi akuakultur itulah maka berkembang pula pengertian
mengenai teknik budidaya, yang menurut Wheaton
(1977)aquacultureengineeringdidefinisikan sebagai penerapan berbagai ilmu
pengetahuan praktis terhadap usaha budidaya sehingga dapat meningkatkan
produksi, termasuk di dalamnya carapenanganan sampai masalah pemindahan dan
pemasaran hasil. Berangkat dari pengertianmengenai keteknikan budidaya perairan,
maka proses budidaya menjadi masalah yang sangat kompleks, yang melibatkan
berbagaidisiplin ilmu seperti ekonomi, lingkungan, mesin, listrik, biologi, dan
kimia di samping ilmu yang berkaitan dengan perikanan itu sendiri (Hadie, dkk.
2019).
2.2 Rekayasa Teknologi Akuaponik Pada Ikan Mas
Akuaponik merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran air yang
dihasilkanoleh budidaya ikan dan juga menjadi salah satualternatif mengurangi
jumlah pemakaian airyang dipakai oleh sistem budidaya. Teknologiakuaponik
merupakan teknologi terapan hematlahan yang dapat diterapkan dalam
rangkapemecahan keterbatasan air dalam budidayaikan (Putra etal., 2013). Selain
itu jugameningkatkan efisiensi usaha melaluipemanfaatan unsur hara dari sisa
pakan danmetabolisme ikan untuk tanaman air sertamerupakan salah satu sistem
budidaya ikanramah lingkungan (Asni, etal2020).
Azhary etal. (2018) menambahkanbahwa sistem akuaponik mampu dan
efektifmereduksi senyawa ammonia dan mengonversinya menjadi nitrat
dibandingkan dengansistem konvensional. Ditambahkan pula oleh Dauhanetal.,
(2014); Effendi etal., (2015); Putra etal., (2011), bahwa sistem akuaponik
dapatmeningkatkan secara signifikan laju konversiammonia menjadi nitrat.
Selanjutnya konversiammonia menjadi nitrat juga dipengaruhi olehkelarutan
oksigen.
Interaksi antara ikan dan tanaman padasistem akuaponik menciptakan
lingkungan yang lebih produktif daripada metode konvensional. Sistem ini juga
dapatmenghasilkan ikan dan tanaman organik yangberkualitas tinggi, tanpa
penggunaan pupukbuatan, pestisida maupun herbisida sertamenghasilkan ikan
dengan produksi yang tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dari Azhari etal.(2018) bahwa ikan yang
dibudidayakanmenggunakan sistem akuaponik mampumengonversi pakan menjadi
biomassa tubuhlebih baik dibandingkan dengan kolamkonvensional. Karena di
dalam kolam sistemkonvensional, tidak ada pergantian air selamapemeliharaan ikan
nila sehingga terjadiakumulasi amonia dalam kolam yangmengakibatkan ikan
mengalami stress.
2.3 Rekayasa Genetik Pada Ikan Mas
Beberapa usaha maupun penelitian telah dilakukan dalam upaya
peningkatan produktivitas (produksi) dan perbaikanserta peningkatan kualitas
genetik ikan mas seperti program seleksi, manipulasi jenis kelamin melalui
perlakuan hormonal maupun manipulasi kromosom (Mukti, 2005; NurAsni, 2012).
Manipulasi kromosom digunakan untuk menghasilkan spesies dengan gen yang
dimodifikasi.Teknik ini banyak dilakukan pada budidaya ikan air tawar. Manipulasi
kromosom dilakukan selama siklus nukleus dalam pembelahan sel, dasarnya adalah
penambahan atau pengurangan set haploid atau diploid. Teknik manipulasi
kromosom buatan (artificial) pada ikan yang fertilisasinya internal dapat dilakukan
dengan memanipulasi salah satu gamet sebelum fertilisasi atau telur terfertilisasi
pada beberapa periode pembelahan (cleavage) (Xuetal., 2015).
Poliploidisasi merupakan salah satu metode manipulasi kromosom yang
bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas ikan agar menghasilkan
benih-benih yang mempunyai keunggulan, antara lain pertumbuhan cepat, toleransi
terhadap lingkungan dan resisten terhadap penyakit (Nurasni, 2012).Genom ikan
memiliki plastisitas yang besar, dan dapat menjadi dua kali lipat. Oleh karena itu
penelitiantentang poliploidi ikan semakin berkembang (Xuetal., 2015).
Manipulasi poliploidi dilakukan untuk mendapatkan jenis yang mempunyai
lebih dari 2 set kromosom (2n), berdasarkan pertimbangan pemuliaan terhadap
flora dan fauna untuk memperbaiki mutu yang lebih baik dari jenis atau organisme
sebelumnya(Kadi, 2007).Salah satu tipe poliploidisasi adalah triploidisasi dengan
terbentuknya individu yang memiliki tiga set kromosom yang steril. Triploidisasi
telah dilakukan dan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan (Alawi,
Nuraini, & Sapriana, 2009). Keuntungan triploid adalah dapat mengontrol
kelebihan populasi (over populate), membuat populasi monoseks, memacu
pertumbuhan dan kelulushidupan serta memiliki pertumbuhan lebih cepat dari
diploid, karena energi yang dipergunakan untuk perkembangan gonad pada diploid
dipergunakan untuk pertumbuhan somatik pada triploid(Mukti, 2005)(dalam
Octavia, 2020).
Triploidisasi pada ikan dapat dilakukan melalui perlakuan secara fisik
seperti melakukan kejutan (shocking) suhu baik panas maupun dingin, tekanan
(hydrostaticpressure) dan atau secara kimiawi untuk mencegah peloncatan polar
body II atau pembelahan sel pertama pada telur terfertilisasi (Pristiariyoto, Isnawati,
& Kuswanti, 2013).
Pemijahan ikan dilakukan dengan carabuatan yaitu dengan merangsangnya
menggunakan hormon ovaprim.Induk ikan mas jantan dan betina dirangsang
dengan hormon ovaprim yang disuntikkan secara intra muscular pada sisik ke-3
bagian bawah sirip dorsal, penyuntikan dilakukan pada malam hari.Setelah
disuntik, ikan mas jantan dan betina dipelihara didalam bak pemijahan dan
didiamkan selama selang waktu 8-10 jam setelah penyuntikan. Setelah tampak
tanda-tanda ikan mulai memijah, induk betina dan jantan ikan mas diambil dan
dilakukan pengurutan (stripping) untuk mendapatkan telur dan sperma ikan mas.
Telur-telur yang diperoleh ditampung dalam cawan petri dan sperma ditampung
dalam tabung reaksi yang berisi larutan NaCl fisiologis dengan pengenceran 9 kali.
Perlakuan triploidisasi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu telur ikan
mas dalam cawan petri hasil strippingdiambil menggunakan spatula dan diletakan
dalam cawan petri bersih dan kering. Larutan sperma diambil sebanyak 2-3 tetes
dan diteteskan pada telur kemudian dilakukan pencampuran secara perlahan
menggunakan bulu ayam.Campuran larutan sperma dan telur selanjutnya
ditambahkan larutan fisiologis ringer (1:9). Setelah 1,5 menit, telur yang telah
terfertilisasi dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dan disebar pada masing-masing
saringan yang telah ditempatkan dalam wadah yang telah berisi 1 liter air. Tahap
selanjutnya, telur-telur kelompok kontrol tanpa perlakuan perendaman langsung
dimasukkan wadah penetasan. Telur-telur terfertilisasi yang termasukdalam
kelompok perlakuan, setelah 1,5 menit paska fertilisasi dilakukan perlakuan
perendaman selama1 menit, 1,5 menit, 2 menit dan 2,5 menit. Selanjutnya telur
tersebut dimasukan dalam wadah penetasan Octavia, (2020).
2.4 Rekayasa Lingkungan Ikan Mas
Peningkatan padat penebaran yang tinggi akan mengganggu proses fisiologi
dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang pada akhirnya dapat menurunkan
kondisi kesehatan dan fisiologis ikan. Akibat lanjut dari proses tersebut adalah
penurunan pemanfaatan makanan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup
mengalami penurunan. Sedangkan jika terlalu rendah pemanfaatan ruang tidak
maksimum dan produksi juga menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi padat
penebaran antara lain adalah kualitas air, pakan, dan ukuran ikan. Pada keadaan
lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi, peningkatan padat penebaran
akan disertai dengan peningkatan hasil (produksi) (Azhari, dkk., 2017)
Budidaya pada padat tebar yang tinggi dengan efisien air yang digunakan
dan tidak bergantung pada kondisi alam dapat tercipta dengan adanya teknologi
seperti resirkulasi Lamadi, etal, (2020). Sistem resirkulasi merupakan sebuah sistem
yang memungkinkan adanya penggunaan kembali air lebih dari 90% melalui
rangkaian sistem filtrasi biologis dan mekanik yang dibangun khusus sehingga
hanya sedikit air yang benar-benar digunakan. RASmeningkatkan minat dalam
kegiatan budidaya ikan intensif seiring kemajuan teknologi, khususnya dalam
teknologi sistem tertutup. Sistem tertutup menawarkan beberapa keuntungan seperti
konservasi air dan suhu, kontrol pengelolaan limbah, kontrol kesehatan ikan,
manajemen stok, fleksibilitas tempat dan meningkatkan padat tebar (Rawlinson dan
Forster, 2000).
RAS memberikan tingkat kontrol yang tinggi terhadap lingkungan
pemeliharaan. Hal ini dapat memberikan beberapa keuntungan termasuk konservasi
air dan suhu, kontrol pengelolaan limbah dan kontrol kesehatan ikan. Memelihara
ikan di wadah bersirkulasipengamatan perilaku ikan dan oleh karena itu manajemen
stok yang lebih baik dapat dicapai. Hanya membutuhkan area kecil, fleksibilitas
lokasi, dan pemeliharaan dapat berlokasi di pinggiran kota-kota besar, mengurangi
biaya transportasi dan memastikan bahwa produk mencapai pasar dalam kondisi
paling segar. Kunci keberhasilan RAS adalah sistem filtrasi biologis. Sistem
biofiltrasi ini mengandung bakteri yang memecah amonia dan nitrit dalam air untuk
keberhasilan RAS (Lamadi, etal, 2020).
Kualitas air merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya
ikan. Kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan hidup ikan dapat menunjang
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan (Lamadi, etal.2020). Pengamatan
kualitas air terus dilakukan untuk mendukung pengamatan kelangsungan hidup dari
benih ikan mas (Cyprinuscarpio L). Parameter kualitas air yang diamati antara lain
suhu, oksigen terlarut (DO), derajat keasaman (pH), amonia (NH3), nitrit (NO2),
dan nitrat (NO3).
Dalam penelitian Lamadi, etal, (2020), Rentang nilai rata-rata hasil
pengukuran kualitas air untuk semua perlakuan terlihat Sesuainya suhu dan DO
diduga karena adanya penggunaan heater, blower dan oxygen generator dalam
sistem RAS. Jumaidi, dkk., (2016) mengatakan, untuk menstabilkan suhu agar tetap
dalam kisaran 28-30 oC dipasangi heater. Lamadi, etal, (2020), menyatakan,
oksigen tidak akan cukup dengan menggunakan aerasi yang biasa saja untuk
budidaya ikan dengan kepadatan yang tinggi. Namun, dengan menggunakan
oxygen generator dapat melarutkan oksigen kedalam air secara efektif.
Sementara nilai pH sesuai diduga karena adanya penggunaan filter kimia
yang berisikan karbon aktif dan batu zeolit. Rahayu, dkk(2015) mengatakan, bahwa
pemberian zeolit dapat menaikkan nilai pH pada limbah cair. Roesiani (2015)
menambahkan bahwa semakin lama waktu kontak dengan karbon aktif, maka
semakin meningkat pH limbah.Amonia berkisar 0,03 - 0,11 mg/L, nitritberkisar
0,026 - 0,083 mg/L, dan nitrat berkisar 5,1 - 6,4 mg/L. Nilai amonia menunjukkan
nilai yang buruk dalam pembenihan ikan mas, sedangkan nilai nitrit dan nitrat
menunjukkan nilai yang sesuai.Lamadi, etal, (2020)menyebutkan dalam
pembenihan ikan mas, nilai amonia yang baik yaitu maksimum 0,02 mg/L,
sementara nilai maksimum nitrrit 0,1 mg/L.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuakultur Engginering adalah Cabang dari ilmuakuakultur yang mempelajari


tentang strategi,teknik, dan metode untuk perekayasaan sistem, danteknologi produksi
yang digunakan dalam setiapruang lingkup akuakultur.

Rekayasa akuakultur meliputi pengetahuan yang sangat luas dan melibatkan


banyak spesialisasi rekayasa umum seperti: rekayasa mesin, rekayasa lingkungan,
rekayasa material, rekayasa instrumentasi, monitoring, dan desain bangunan desain dan
konstruksi.Tujuan utama dari rekayasa akuakultur adalah: untuk memanfaatkan
pengetahuan dan prinsip rekayasa teknis dalam budidaya dan sistem produksi biologis
3.2 Saran
Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis

mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik yang membangun guna

dapat membantu penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA
Asni, dkk. 2020. Sistem Akuaponik Dapat Meningkatkan Pertumbuhandan Tingkat
Kelangsungan Hidup Ikan Mas (Cyprinuscarpio). Jurnal Veteriner. Vol. 21 No.
1:
136-142 https://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet/article/view/61269
Azhari D, Numisye IM, Jane RS. 2018. Efisiensi PakanIkan Nila
(Oreochromisniloticus)
Yang Dibudidayakan Di SistemAkuaponik.Jurnal Ilmiah Tindalung4(1): 27-29
http://e-journal.polnustar.ac.id/jit/article/view/130/122
Azhari, A., Muchlisin, Z. A., dan Dewiyant, I. 2017. Pengaruh Padat Penebaran
Terhadap
Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Benih Ikan Seurukan
(OsteochilusVittatus).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 2(1), 12-19.
http://jim.unsyiah.ac.id/fkp/article/view/2419
Azhari D, Numisye IM, Aprilia MT. 2018. KajianKualitasAir (suhu, DO, ph, aminia,
nitrat) PadaSistemAkuaponikUntuk BudidayaIkanNila (Oreochromisniloticus).
Jurnal Ilmiah Tindalung 4(1):23-26
http://e-journal.polnustar.ac.id/jit/article/view/129/121
Dai, A. Robinson etall. (2020). EffectiveandEfficientSpawningTechniquesofKoi
Goldfish. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.Volume 8, Issue 3, Page 56-59.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Effective+and+Efficient+Spawning+Techniques+of+Koi+G
oldfish&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DrKEPI4TCnh8J
Darwis, dkk. (2019). Budidaya Ikan Mas (Cyprinuscarpio) Sistem Akuaponik Dengan
Padat Penebaran Berbeda. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 7 No. 2: 15 -21
https://www.researchgate.net/publication/334539557
Dauhan RES, Efendi E, Suparmono. 2014.Efektifitas Sistem Akuaponik Dalam
Mereduksi
Konsentrasi Amonia Pada Sistem Budidaya Ikan. E-Jurnal Rekayasa dan
Teknologi
Budidaya Perairan 3(1): 297-304
https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/bdpi/article/view/466/439
Effendi H, Utomo BA, Darmawangsa GM, KaroRE. 2015. Fitoremediasi limbah
budidaya
ikan lele (Clariassp.) dengan kangkung (Ipomoeaaquatica) dan pakcoy (Brassica
rapachinensis) dalam sistem resirkulasi.Ecolab 9(2): 47–104
https://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JKLH/article/view/
1540
Hadie, Wartono. Dkk. (2019) Modul 1 Teknik Budidaya Ikan
https://scholar.google.com/scholar?oe=utf-8&gcc=id&ctzn=Asia/
Makassar&ctf=1&v=12.4.9.23.arm64&fheit=0&biw=360&bih=676&ntyp=1&ram_mb
=3745&action=devloc&gs_lp=EhNxc2ItYW5kcm9pZC1hc2JsLXBiGgIYACIAKhAIA
BAjGOoCGCcg4wQoAVoAMhAIABAjGOoCGCcg4wQoAVoAMhAIARAjGOoCG
Ccg4gQoAVoAMhAIAhAjGOoCGCcgvAQoAVoAMhAIAxAjGOoCGCcguwQoAVo
AMhAIBBAjGOoCGCcgugQoAVoAMhAIBRAjGOoCGCcguQQoAVoAMhAIBhAj
GOoCGCcguAQoAVoAMhAIBxAjGOoCGCcgtwQoAVoAMhAICBAjGOoCGCcgtg
QoAVoAMhAICRAjGOoCGCcgtQQoAVoAMhAIChAjGOoCGCcgtAQoAVoAMhAI
CxAjGOoCGCcgswQoAVoAMhAIDBAjGOoCGCcgsgQoAVoAMhAIDRAjGOoCG
CcgsQQoAVoAMhAIDhAjGOoCGCcgsAQoAVoAQABI8QlQAFgAYAFoAHABeA
CAAQCIAQCQAQCYAQCgAQCqAQCwAQC4AQHIAQCQAgCYAgGgAt8BqAIPs
AIB0gILblVMREtCRHdFRUngAgDoAgDwAgD4AgCAAwCIAwCQAwaYA-
ABoAPjAroDCBIGEAAYACIAwANA0APdCeIDBAg1GAGQBACYBACiBACwBA
C4BADCBADQBADaBAwIABAAGAAgACgAMADiBACCBQUYASDxDpEFGlLU
cFt5v4mgBZgCsgUA6gUA8QWZ-yLDf7wYlIAGAg&ampcct=4324&client=ms-
android-asus-tpin&wf=pp1&padt=200&padb=676&hl=in-
ID&cds=0&psm=0&um=1&ie=UTF-
8&lr&q=related:LW4WzmPmJPd9sM:scholar.google.com/#d=gs_qabs&u=%23p
%3DLW4WzmPmJPcJ
Jumaidi, A., Yulianto, H., dan Efendi, E. (2016). Pengaruh Debit Air Terhadap
Perbaikan
Kualitas Air Pada Sistem Resirkulasi Dan Hubungannya Dengan Sintasan Dan
Pertumbuhan Benih Ikan Gurame (Oshpronemusgouramy). e-Jurnal Rekayasa
dan
Teknologi Budidaya Perairan, 5(1), 587-595
https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/bdpi/article/view/1489
Lamadi, etal. (2020). Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Benih
Ikan
Mas (Cyprinuscarpio L) Menggunakan Resirculation Aquaculture System
(RAS).
Jurnal Ilmiah Jurusan Budidaya Perairan. 2020. 5(4): 149–155.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JMA/article/download/13506/10296
Mulyadi, I. Effendi. (2012) Modul Budidaya Perairan
https://www.academia.edu/40106810/
Modul_Budidaya_Perikanan_Author_Irzal_Effendi_Mulyadi_
Nirmala. Kukuh. (2010). Modul 1Akuakultur: Prinsip dan Ruang lingkup
https://dokumen.tech/document/akuakultur-prinsip-dan-ruang-farm-padahal-
ketikamenjalankan-suatu-kegiatan.html
NurAsni, A. 2012. Pengaruh suhu dan lama kejutan panas terhadap triploidisasi ikan
lele
sangkuriang (Clariasgariepinus). IJAS, 2(1):19–26.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
jurnal.unpad.ac.id/ijas/article/view/2728&ved=2ahUKEwjY2fH1v-
3vAhXLZSsKHew7BU8QFjAAegQIBBAC&usg=AOvVaw2bVqaVza5H5gaCKIX25
Mkm

Oktavia, Swastika. Dan Tuti Setiawati. (2020). Triploidisasi Ikan Mas (Cyprinuscarpio
L.)
Menggunakan Ekstrak Umbi Kembang Sungsang (Gloriosasuperba L.) Dengan
Lama
Perendaman Yang Berbeda. Jurnal Biologi dan Pembelajarannya, Vol.
15(1):18–33.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/biodidaktika/article/view/7822
Pristiariyoto, P., Isnawati, & Kuswanti, N. 2013. Pengaruh Konsentrasi Dan Lama
Perendaman Telur Dalam Larutan Kolkhisin Terhadap Laju Pertumbuhan Ikan
Patin
(Pangasius Pangasius). Lentera Bio, 2(3), pp. 229–232.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio/article/view/4342
Putra I, Mulyadi, Pamungkas, Niken AP,Rusliadi. 2013. Peningkatan Kapasitas
Produksi
AkuakulturPada Pemeliharaan Ikanselais (Ompoksp) Sistem Akuaponik.Jurnal
Perikanandan Kelautan. 18(1): 1-10
http://scholar.google.co.id/citations?user=5NZLBDEAAAAJ&hl=id
Putra I, Setiyanto DD, Wahyjuningrum D. 2011. Pertumbuhan DanKelangsungan Hidup
Ikan Nila (Oreochromisniloticus)dalam sistem resirkulasi. Jurnal Perikanandan
Kelautan16(1): 56-63
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/
media/publications/296038-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-ikan-
fca5e5cd.pdf&ved=2ahUKEwjT-
uOB5uzvAhWg8XMBHZuOB_EQ6sMDMAB6BAgEEAc&usg=AOvVaw063exadNr3
8ZrcG_Xe-O5p
Ramadhan, Rizki dan Luthfiana Aprilianita Sari. (2018). Teknik Pembenihan Ikan Mas
(Cyprinuscarpio) Secara Alami DiUnit Pelaksana Teknik Pengembangan
Budidaya Air Tawar (UPT PBAT) Umbulan, Pasuruan. Journalof Aquaculture
andFishHealthVol. 7 No.3
https://e-journal.unair.ac.id/JAFH/article/view/11261
Roesiani, L. 2015. Keefektifan Lama Kontak Karbon Aktif Terhadap Penurunan Kadar
Amonia Limbah Cair Industri Tahu Di Desa Teguhan Sragen Wetan Sragen.
Artikel
Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/
38910/1/Naskah
%2520Publikasi.pdf&ved=2ahUKEwjbsOXxsO3vAhXISH0KHSQoAi0QFjAAegQIB
RAC&usg=AOvVaw32XkQoHoL1JNhfsb37aJZI
Xu, K., Duan, W., Xiao, J., Tao, M., Zhang, C., Liu, Y., & Liu, S. J. 2015. Development
and
Applicationofbiological Technologies in fishgeneticbreeding. Science China
LifeSciences, 58(2), pp. 187–201. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25595050/
Zidni I, Titin H, Eva L. 2013. Pengaruh PadatTebar Terhadap Pengaruh Benih Lele
Sangkuriang(Clarlasgarlepinus) Dalamsistem Akuaponik. Jurnal Perikanan dan
Kelautan 4(4): 315-324.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://
pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/17-Pengaruh-Padat-Tebar-Terhadap-
Pertumbuhan-Benih-Lele-
ALL.pdf&ved=2ahUKEwi46aqOue3vAhVYbSsKHXCeCZAQFjAAegQIBBAC&usg=
AOvVaw1c9QeC2QyX6jbLf9g2pSoO

Anda mungkin juga menyukai