Anda di halaman 1dari 5

Nama : Indrawan Abbas

NIM : 1111419035
Kelas : B
Mata Kuliah : Iktiologi
Tugas : Rangkuman Reproduksi Ikan
A. Reproduksi
Ikan napoleon tergolong ikan berumur panjang dengan pola reproduksi yang tertunda
dan umur betina matang gonad berkisar antara umur 5–7 tahun, ukuran pertama kali matang
gonad 35 cm (Tabel 2). Ikan napoleon betina memiliki tingkat harapan hidup relatif lebih
tinggi daripada jantan. Ikan napoleon betina dilaporkan dapat hidup sampai 32 tahun,
sedangkan napoleon jantan sedikit berumur lebih pendek. Dalam masa perkembangbiakan
napoleon yang diduga lebih dari 10 tahun, laju pertumbuhan populasinya ternyata rendah
(Myers 1999; Choat et al. 2006; Gillettt 2010). Seperti layaknya ikan karang lainnya, ikan
napoleon juga terlahir dengan jenis kelamin jantan atau betina, tetapi ikan ini tergolong
hewan yang unik dari sisi siklus hidupnya. Ikan napoleon termasuk hewan hermaprodite
protogynus. Artinya, mereka dapat berubah jenis kelamin dari betina ke jantan. Tahap ini
terjadi pada saat ikan napoleon usia dewasa, di mana ukuran tubuh saat itu
(Tabel 2) berkisar antara 55–75 cm (Sadovy et al. 2007).

Sumber: Sadovy et al. (2007)


Pada tahap permulaan, ikan ini ada yang terlahir dengan jenis kelamin jantan yang
selanjutnya akan tetap menjadi jantan, tetapi sebagian dari populasinya tidak akan pernah
menjadi jantan yang berkuasa. Perubahan jenis kelamin menjadi pejantan diperkirakan terjadi
pada usia 9 tahun atau pada ukuran 70 cm (Choat et al. 2006).
Lebih jauh Choat et al. (2006) menyebutkan bahwa napoleon betina dewasa dapat
berubah menjadi jantan, di mana satu dari betina-betina yang besar akan berubah menjadi
jantan besar dan menjadi pemimpin kelompok (supermales). Pemimpin kelompok memiliki
tubuh yang besar melebihi ukuran pejantan-pejantan lainnya dengan warma dan corak sisik
yang lebih menarik sebagai tanda bagi betina-betina yang selalu mengikutinya. Menurut
Gillettt (2010), perubahan jenis kelamin dari betina ke jantan ini diperkirakan untuk
mempertahankan jumlah jantan yang ideal dalam populasinya, yaitu sebagai pembawa peran
untuk membuahi betina-betina dalam populasi untuk menjamin kelangsungan hidup menurut
pola reproduksi yang unik. Pola reproduksi yang bertumpu pada pergantian jenis kelamin
yang prosesnya hingga saat ini masih belum dapat terjawab oleh ilmu pengetahuan adalah
kunci sukses dari perkembangbiakan napoleon.
Tahap setelah proses perubahan jenis kelamin selesai dilalui, ikan napoleon jantan
kemudian memasuki tahap akhir (terminal phase). Jantan besar (supermales) bersama betina-
betinanya dalam jumlah yang terbatas memasuki tahap breeding (memproduksi keturunan).
Dalam tahap breeding, seekor ikan jantan yang besar bersama beberapa betinanya mendiami
wilayah teritorial tertentu yang selalu dijaga dan dilindungi oleh jantan tersebut. Dalam
wilayah teritorial tersebut ikan napoleon memiliki area pemijahannya sendiri. Pemijahan
umumnya mengambil tempat di laut terbuka dekat terumbu karang dan dalam bentuk larva
terbawa sampai area terumbu karang waktu pasang surut (Russell 2001; Colin 2010).
Belum banyak penelitian berhasil mengungkapkan proses bertelurnya ikan napoleon
di alam. Sadovy et al. (2003) menyebutkan bahwa napoleon sebagai jenis ikan yang
melakukan agregasi saat memijah dan terjadi pada tempat yang sama. Hasil penelitian di New
Caledonia menyatakan bahwa ikan napoleon bertelur di laut terbuka dengan ukuran telurnya
berdiameter 0,65 mm. Tempat mengambang dan menyatunya telur dan sperma dikenal
dengan nama epipelagic zone yang biasanya terletak di laut terbuka dan berada di bawah
permukaan laut dengan kedalaman sekitar 5–7 m. Menurut Colin (2010), lokasi dan luas
tempat agregasi tersebut selalu konsisten dalam setiap kali musim memijah. Menurut Russell
(2001), tempat agregasi pemijahan tersebut sangat spesifik dan napoleon menggunakan area
yang sedikit lebih sempit dari yang digunakan kerau karang.
Telur-telur yang menetas kemudian menjadi larva dan larva dalam sifatnya yang
pelagis akan terbawa arus pasang surut sampai akhirnya mencapai ukuran tertentu. Setelah
ikan mencapai ukuran cukup besar, ikan-ikan napoleon muda akan pergi ke wilayah terumbu
karang yang dangkal dan bergabung dengan hewan-hewan karang lainnya mencari
perlindungan di area padang lamun yang banyak makro alga (Russell 2001).
Meskipun peneliti sudah mengetahui pola dan sifat-sifat agregasi pemijahan ikan
napoleon, sejauh ini pengamat napoleon sedikit mengalami kesulitan untuk menentukan
kapan dan di mana ikan napoleon biasa memijah. Beberapa penelitian mengenai pola
pemijahan ikan-ikan karang menyatakan bahwa jenis-jenis ikan karang tertentu, seperti
beberapa jenis dari ikan kerapu melakukan migrasi dari habitatnya ke tempat pemijahan
sepanjang puluhan sampai ratusan meter. Pada beberapa kasus, ikan-ikan karang berkumpul
ke suatu tempat yang sangat jauh dari tempat tinggalnya, yaitu hanya untuk melakukan
pemijahan (Sadovy 1996).
Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa pemijahan juga sangat dipengaruhi
oleh beberapa aspek, antara lain musim, bulan terang atau gelap (lunar phase), suhu air
(Domeier & Colin 1997). Kondisi perairan di tiap lokasi berbeda satu sama lainnya dan ini
sangat dipengaruhi oleh musim (seasonal monsoon) yang memiliki sifat tersendiri di masing-
masing wilayah. Kadang-kadang di satu tempat pada musim barat di wilayah tertentu akan
terjadi ombak dan arus yang kuat serta suhu air laut yang sedikit ekstrem, sedangkan di
wilayah lain malah terjadi situasi yang terbalik di mana laut tenang. Kondisi laut di satu
wilayah juga sangat ditentukan oleh gaya tarik bulan (bulan terang atau gelap). Oleh karena
itu dibutuhkan penelitian yang cermat untuk menentukan kapan dan di mana ikan napoleon
akan memijah.
Kondisi pola arus yang terjadi di suatu wilayah juga sangat menentukan waktu dan
lokasi memijah dari ikan napoleon. Ikan napoleon cenderung memijah di lokasi yang berarus
kuat untuk membawa telur dan larva yang melayang ke dalam kolom air atau bergerak ke
tengah laut. Hal itu bertujuan untuk memberi kesempatan pada telur dan larva tersebut
berkembang ke fase berikutnya (Russell 2001).
Aspek lain yang memengaruhi waktu dan lokasi pemijahan dari napoleon adalah kondisi
geomorfologi dan topografi perairan. Kondisi geomorfologi dan topografi masing-masing
perairan berbeda satu sama lainnya. Kondisi keduanya yang dibutuhkan oleh ikan napoleon
untuk memijah adalah kondisi geomorfologi dan topografi yang ideal yang memungkinkan
bagi sang pejantan memiliki teritorial tertentu sekaligus juga memberikan kesempatan kepada
betina pengikutnya untuk mengeluarkan telurnya dan masuk pada
area perlindungan dari gangguan pejantan lain (Russell 2001).
Harus diakui bahwa hingga saat ini belum diketahui berapa kilometer jauhnya
perjalanan ikan napoleon dari “tempat tinggalnya” (home range) ke lokasi pemijahan
(Sadovy et al. 2003). Cara lainnya adalah menemukan wilayah di mana banyak ditemukan
anakan napoleon yang menjadi petunjuk kuat tentang daerah pemijahan terdekat.
B. Dimorfisme

Gambar 2 Perbedaan rupa ikan napoleon betina (atas) dan jantan (bawah): berbeda dalam
hal ujung sirip punggung bagian belakang, warna sisik, dan bentuk bibir. Sumber: Rome
& Newmen (2010)
Referensi
Edrus, I. N. dan Ali Suman. 2013. Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835)
Status Stok dan Pengelolaannya di Indonesia. PT Penerbit IPB Press. ISBN : 978
979-493-603-0

Anda mungkin juga menyukai