Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Aquaculture Engineering

Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Aquaculture
Engineering

Dosen Pengampuh :DrJuliana, S.Pi., MP

Disusun Oleh:

Indrawan Abas 1111419035

BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah


memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah, tentunya makalah ini tidak dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam, yang dengan risalah yang
diturunkan oleh Allah kepada beliau, kita bisa menikmati nikmat Islam dan iman.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Aquaculture Engineering
dalam program studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, di
Universitas Negeri Gorontalo. Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Dr Juliana, S.Pi., MP selaku dosen pembimbing mata
kuliah Aquaculture Engineering.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan
kritikan dan saran mendukung dari pembaca agar bisa lebih baik.

Gorontalo, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Aquaculture Engineering 3
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aquaculture Engineering 4
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya perikanan ataupun perikanan budidaya ialah aktivitas mengelola
biota perairan guna memperoleh keuntungan. Dalam pengolahan zona perikanan,
produksi biota akuatik bukan hanya bisa dihasilkan dari aktivitas budidaya
perikanan. Namun, dapat pula dihasilkan dari penangkapan ataupun perikanan
tangkap. Tidak seperti perikanan tangkapan, produksi budidaya perikanan dihasilkan
lewat aktivitas pemeliharaan biota akuatik dalam wadah serta area yang terkontrol.
Aktivitas tersebut sesuai dengan tujuannya mencakup pembenihan serta
pembesaran. Sebaliknya, berburu ataupun memanen biota akuatik dari alam tanpa
sempat memelihara ialah tata cara dalam produksi perikanan tangkap. Budidaya
perikanan dan perikanan tangkap serta aktivitas pengolahan perikanan merupakan
tulang punggung sektor perikanan dalam menyediakan pangan dan sumber protein
bagi manusia. (Mulyadi, 2012).
Pengembangan perikanan budidaya ialah salah satu strategi tepat guna yang
bisa ditempuh untuk pembangunan perikanan nasional. Sebab perikanan budidaya
sangat potensial buat dijadikan sebagai andalan produksi ikan di masa depan untuk
mengambil alih peranan perikanan tangkap. Di dalam menunjang pencapaian
sasaran produksi ikan budidaya, maka peranan metode budidaya jadi sangat berarti
untuk memenuhi kebutuhan ikan nasional. Oleh sebab itu, dibutuhkan penciptaan
dan perbaikan metode maupun inovasi agar produktivitas perikanan budidaya dapat
ditingkatkan. (Hadie, dkk 2019).
Ikan air tawar merupakan ikan yang digemari oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia sehingga ikan menjadi salah satu sumber pangan (Darwis, dkk. 2019).
Pemenuhan kebutuhan ikan sebagai sumber protein dapat dilakukan melalui
penangkapan di perairan umum dan budidaya.
Hermawan, dkk (2017) menyebutkan bahwa akuakultur adalah salah satu sub
sektor yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akuakultur
pada dasarnya berperan terhadap kesejahteraan pembudidaya ikan dan dapat
menopang ketersediaan pangan rumah tangga, gizi dan kesehatan, penyedia
lapangan pekerjaan dan juga pendapatan di pedesaan.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi Aquaculture Engineering
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Aquaculture Engineering
1.3 Manfaat
Adapaun manfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Memahami definisi Aquaculture Engineering
2. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi Aquaculture Engineering
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Akuakultur Engineering


Budidaya perikanan memiliki beberapa istilah, antara lain akuakultur,
perikanan budidaya, budidaya ikan dan budidaya perairan. Akuakultur berasal dari
bahasa Inggris aquaculture (aqua = perairan, culture = budidaya) dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi budidaya perairan atau budidaya
perikanan. Aquaculture merupakan istilah yang sudah umum dari budidaya
perikanan dan diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi akuakultur. Istilah
akuakultur belum digunakan secara luas di Indonesia. Istilah ini hanya sering
digunakan oleh kalangan akademisi dan peneliti. Sedangkan istilah budidaya
perikanan atau budidaya ikan lebih banyak dipakai secara meluas, baik di kalangan
pelaku (praktisi) kegiatan budidaya perikanan (masyarakat dan perusahaan),
birokrasi pemerintah, serta masyarakat pada umumnya (Mulyadi, 2012).
Mulyadi (2012) mendefinisikan budidaya perikanan sebagai suatu upaya
untuk memproduksi biota (organisme) akuatik secara terkontrol dengan tujuan
mendapatkan keuntungan (profit). Jika terfokus pada kondisi terkontrol dan
orientasi untuk mendapatkan keuntungan tersebut, definisi ini memiliki makna
bahwa kegiatan budidaya perikanan merupakan kegiatan penerapan prinsip-prinsip
ekonomi yang mengarah pada bidang industri perikanan.
Penjelasan di atas tidak jauh berbeda dari beberapa definisi akuakultur
menurut para ahli berikut ini.
a. Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai
proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran (Wheaton, 1977).
b. Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui
penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan
habitat asli organisme yang dibudidayakan), kultivasi (perbaikan kondisi
lingkungan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi
(Bardach, dkk., 1972).
c. Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik
untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster, 1990).
Dari berbagai definisi akuakultur di atas, maka berkembang pula pengertian
mengenai teknik budidaya, yang menurut Wheaton (1977) aquaculture engineering
diartikan sebagai penerapan bermacam ilmu pengetahuan praktis terhadap usaha
budidaya sehingga bisa meningkatkan produksi, termasuk di dalamnya cara
penanganan sampai masalah pemindahan dan pemasaran hasil. Berangkat dari
pengertian mengenai keteknikan budidaya perairan, maka proses budidaya menjadi
masalah yang sangat kompleks, yang melibatkan berbagai disiplin ilmu seperti
ekonomi, lingkungan, mesin, listrik, biologi, dan kimia di samping ilmu yang
berkaitan dengan perikanan itu sendiri (Hadie, dkk. 2019).
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aquaculture Engineering
Terdapat 13 teknik budidaya perikanan yang sudah diupayakan untuk
memproduksi ikan di Indonesia. Teknik atau sistem tersebut adalah kolam air
tenang, kolam air deras, tambak, jaring apung, jaring tancap, keramba, kobongan,
kandang (penculture), sekat (enclosure), tambang (longline), rakit, bak-tangki-
akuarium dan ranching melalui restocking (Mulyadi, 2012).
Setiap teknik budidaya perikanan memiliki komponen sistem masing-masing,
seperti kolam yang memiliki komponen pematang, dasar kolam, pintu air masuk
(inlet), pintu air keluar (outlet), saluran pemasukan air dan saluran pembuangan air.
Pemilihan sistem tersebut bergantung pada sumber daya air yang ada. Sebagai
contoh, sistem tambak dipilih untuk kawasan yang memiliki sumber daya air payau,
seperti dekat muara sungai, pantai, rawa payau atau paluh.
Keragaman di atas membuat faktor-faktor yang mempengaruhi teknik
budidaya berbeda di setiap sistem yang digunakan. Namun, terdapat beberapa
faktor pada umumnya yang perlu untuk diperhatikan agar kegiatan budidaya dapat
terlaksana dengan baik (Roziq, dkk. 2016) di antaranya yaitu :
A. Perencanaan
Perencanaan adalah proses pemilihan dan pengembangan daripada
tindakan yang paling baik/menguntungkan untuk mencapai tujuan. Dalam setiap
perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Ketiga kegiatan itu
adalah
1) Perumusan tujuan yang ingin dicapai, tujuan dari pembudidaya melakukan
usaha budidaya ikan adalah untuk mendapatkan produksi ikan yang baik
dan berkualitas serta bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi. Tujuan dari
pembudidaya sudah ada ketika awal melakukan budidaya ikan.
2) Pemilihan program untuk mencapai tujuan itu, pembudidaya melakukan
usaha budidaya dengan sebaik mungkin, melakukan perawatan secara rutin
untuk menjaga kondisi ikan agar tetap sehat dan berkualitas.
3) Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas,
memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada seperti ketersediaan air,
untuk mendapatkan kualitas air yang baik.
Perencanaan yang dilakukan oleh pembudidaya ikan bertujuan untuk
mendapatkan produksi yang tinggi sehingga bisa meningkatkan pendapatan.
Diantaranya yaitu :
a. Menentukan kolam yang akan digunakan
Volume kolam yang akan digunakan sangat diperhatikan oleh
pembudidaya karena akan berhubungan dengan jumlah ikan yang akan
ditebar dan akan berpengaruh untuk pertumbuhan ikan, karena semakin luas
kolam dengan jumlah tebar yang sama, akan mempercepat pertumbuhan
ikan karena ruang gerak ikan yang cukup dan kebutuhan oksigen ikan
terpenuhi.
b. Menentukan jumlah benih ikan yang akan dibudidayakan
Jumlah ikan yang akan ditebarkan juga diperhatikan oleh pembudidaya,
sebelum menentukan jumlah benih yang akan dibudidayakan, pembudidaya
terlebih dahulu menentukan volume kolam yang akan digunakan dan padat
tebar yang digunakan, sehingga kebutuhan benih akan dapat ditentukan.
Penentuan kondisi dan kualitas benih sangat diperhitungkan karena akan
menentukan hasil kedepannya.
c. Menentukan pakan yang akan digunakan
Pakan ikan yang bisa digunakan oleh pembudidaya ikan adalah pakan
buatan berupa pelet ikan dan pakan alami berupa cacing sutra. Penentuan
jumlah pakan buatan dan pakan alami didasarkan pada jumlah benih ikan
yang ditebarkan dan waktu yang akan digunakan dalam 1 kali proses
budidaya.
d. Menentukan waktu budidaya yang akan dilakukan
Penentuan waktu budidaya dilakukan untuk menentukan ukuran ikan
yang siap panen, selain itu juga untuk menentukan jumlah pakan yang akan
digunakan dalam satu kali proses budidaya. Pembudidaya menentukan
waktu budidaya juga bertujuan untuk mengantisipasi cuaca yang sering
berubah, sehingga bisa mengantisipasi kondisi cuaca yang akan datang dan
menentukan perawatan yang sesuai dengan ikan yang dibudidayakan.
B. Pengorganisasian
Pembudidaya berperan aktif langsung selaku pemimpin, di mana semua
keputusan yang akan diambil, berada ditangan pemimpin. Kegiatan harian lain
yang membutuhkan tenaga lebih, akan direncanakan menggunakan tenaga kerja
yang membantu kelancaran usaha.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan budidaya pada umumnya masih menggunakan cara
tradisional atau cara yang diajarkan secara turun temurun karena dianggap masih
baik oleh pembudidaya ikan. Pelaksanaan kegiatan budidaya ikan yang bisa
dilakukan oleh pembudidaya mulai dari persiapan kolam, penebaran, perawatan
ikan, sampai pada proses pemanenan.
D. Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan yang dilakukan oleh pembudidaya dapat dilakukan setiap
hari, yaitu ketika pemberian pakan di waktu pagi, siang dan sore hari.
Pengawasan yang dilakukan dengan melihat kondisi ikan yang ada,
membersihkan kotoran yang ada di dalam kolam, mengatasi hama yang ada di
kolam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pengembangan perikanan budidaya merupakan salah satu strategi yang
ditempuh dalam pembangunan perikanan nasional karena perikanan budidaya dapat
dijadikan sebagai andalan produksi di masa depan untuk menggantikan peranan
perikanan tangkap. Pengembangan budidaya perikanan merupakan hal penting dan
menjadi harapan pembudidaya ikan untuk terus meningkatkan teknik-teknik yang
menjadi dasar pengembangan yang diperlukan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan produksi benih berkualitas untuk penebaran di kolam maupun perairan
umum telah meningkat. Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu dari 10
jenis ikan budidaya air tawar yang relative mudah dan dapat dibudidayakan di
Indonesia. Dalam kegiatan budidaya ikan mas dapat dilakukan di lahan kolam,
sawah sera keramba jaring apung di danau maupun waduk.
3.2 Saran
Di dalam mendukung pencapaian target produksi ikan budidaya, maka
peranan teknik budidaya menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan ikan
nasional. Untuk itu, diperlukan penciptaan serta perbaikan teknik ataupun inovasi
untuk peningkatan produktivitas hasil perikanan.
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, dkk. (2019). Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) Sistem Akuaponik
Dengan Padat Penebaran Berbeda. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 7 No. 2:
15 -21
https://www.researchgate.net/publication/334539557
Hadie, Wartono. dkk. (2019) Modul 1 Teknik Budidaya Ikan
https://scholar.google.com/scholar?oe=utf-
8&gcc=id&ctzn=Asia/Makassar&ctf=1&v=12.4.9.23.arm64&fheit=0&biw=360&bih=6
76&ntyp=1&ram_mb=3745&action=devloc&gs_lp=EhNxc2ItYW5kcm9pZC1hc2JsLX
BiGgIYACIAKhAIABAjGOoCGCcg4wQoAVoAMhAIABAjGOoCGCcg4wQoAVoA
MhAIARAjGOoCGCcg4gQoAVoAMhAIAhAjGOoCGCcgvAQoAVoAMhAIAxAjG
OoCGCcguwQoAVoAMhAIBBAjGOoCGCcgugQoAVoAMhAIBRAjGOoCGCcguQ
QoAVoAMhAIBhAjGOoCGCcguAQoAVoAMhAIBxAjGOoCGCcgtwQoAVoAMhA
ICBAjGOoCGCcgtgQoAVoAMhAICRAjGOoCGCcgtQQoAVoAMhAIChAjGOoCG
CcgtAQoAVoAMhAICxAjGOoCGCcgswQoAVoAMhAIDBAjGOoCGCcgsgQoAVo
AMhAIDRAjGOoCGCcgsQQoAVoAMhAIDhAjGOoCGCcgsAQoAVoAQABI8QlQ
AFgAYAFoAHABeACAAQCIAQCQAQCYAQCgAQCqAQCwAQC4AQHIAQCQA
gCYAgGgAt8BqAIPsAIB0gILblVMREtCRHdFRUngAgDoAgDwAgD4AgCAAwCI
AwCQAwaYA-
ABoAPjAroDCBIGEAAYACIAwANA0APdCeIDBAg1GAGQBACYBACiBACwBA
C4BADCBADQBADaBAwIABAAGAAgACgAMADiBACCBQUYASDxDpEFGlLU
cFt5v4mgBZgCsgUA6gUA8QWZ-yLDf7wYlIAGAg&ampcct=4324&client=ms-
android-asus-tpin&wf=pp1&padt=200&padb=676&hl=in-
ID&cds=0&psm=0&um=1&ie=UTF-
8&lr&q=related:LW4WzmPmJPd9sM:scholar.google.com/#d=gs_qabs&u=%23p
%3DLW4WzmPmJPcJ
Hermawan, Aan dkk. (2017). Partisipasi Pembudidaya Ikan dalam Kelompok
Usaha Akuakultur di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jurnal
Penyuluhan. Vol. 13 No. 1
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/12903
Mulyadi, I. Effendi. (2012) Modul Budidaya Perairan
https://www.academia.edu/40106810/Modul_Budidaya_Perikanan_Author_Irzal
_Effendi_Mulyadi_
Poh, Y.T. 2014. Feed Management Improves Profit in Shrimp Farming. Global
Aquaculture Advocate. Hal.26.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.aquaculturealliance.org/advocate/feed-
management-improves-profits-intensive-white-shrimp-farming/&ved=2ahUKEwiNi-
2t7oDvAhXEUn0KHQjjBVAQFjAAegQIARAC&usg=AOvVaw3-n4laC0OcvQv0Wg-
gYVjG
Roziq, M. Fakhrur. dkk. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Dan Strategi Pengembangan Budidaya Ikan MAas Koki DI Desa Wajak
Lor Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. JSEP (Journal of
Social and Agricultural Economics) Vol. 9 No.2
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JSEP/article/view/5803

Anda mungkin juga menyukai