Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATA KULIAH HUKUM DAN PERATURAN KELAUTAN PERIKANAN

“STABILISASI EKONOMI SEBAGAI PEMANFAATAN DAN KONSERVASI DALAM


BENTUK PERLINDUNGAN BIDANG KELAUTAN PERIKANAN”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan Peraturan Kelautan Perikanan
Oleh: Prof. Dr. Rudianto, MA.

Disusun oleh:

Meylisa Rheinia Lumintang 225080600111031

Angger Dwiky Wahyudi 225080601111003

Raden Roro Reratu Putri Smaradana 225080601111005

Azfa Andina Putrie Nurliant 225080601111019

Cinta Liendri Azzahra 225080601111027

Muhamad Syafiq Ramadhan 225080601111031

Vira Ovelia 225080601111033

Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayat-Nya sehingga dapat memberikan kami kesempatan menyusun makalah ini.
Shalawat serta salam agar tercurahkan kepada baginda kami Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari tempat yang gelap gulita ke
tempat yang terang benderang seperti saat ini .

Makalah “STABILISASI EKONOMI SEBAGAI PEMANFAATAN DAN


KONSERVASI DALAM BENTUK PERLINDUNGAN BIDANG KELAUTAN
PERIKANAN” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan Peraturan
Kelautan Perikanan yang diampu oleh Prof. Dr. Rudianto,MA. Makalah ini disusun
berdasarkan referensi literatur dari beberapa sumber yang relevan dengan pokok
pembahasan.

Kami berharap, makalah ini dapat membawa manfaat terutama dalam


menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca mengenai pentingnya
keseimbangan pada kegiatan ekonomi dan konservasi kelautan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi penyusunan makalah
yang lebih baik kedepannya.

Malang, 14 Februari 2023

Tim penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang Masalah 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5
1.4 Manfaat 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Pengertian Kegiatan Ekonomi dan Konservasi 6
2.2 Daerah Kegiatan Ekonomi dan Konservasi Perikanan di Indonesia 7
2.3 Keseimbangan Antara Kegiatan Ekonomi dan Konservasi 7
2.4 Upaya Berkelanjutan 8
2.5 Potensi Perikanan Indonesia 9
2.6 Hubungan Konservasi dan Ekonomi Pada Pesisir dan Pulau 10
2.7 Kebijakan Pengelolaan Pesisir 11
2.8 Pemanfaatan Daerah Konservasi Sebagai Ekowisata 12
BAB III 14
Penutup 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah salah satu negara berbentuk kepulauan terbesar di dunia
dengan jumlah pulau mencapai 16.771 buah pada tahun 2022. Data Kelautan dan
Perikanan Dalam Angka menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara
yang memiliki garis pantai terpanjang nomor 4 di dunia setelah Amerika Serikat,
Kanada, dan Rusia, dengan panjang garis pantai mencapai lebih dari 95.181 km.
Keanekaragaman hayati yang beragam membuat daerah pesisir Indonesia memiliki
potensi besar untuk ditingkatkan dan dimanfaatkan. Potensi yang dimiliki juga tidak
luput dari masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sumber dayanya. Secara
sosiologis masyarakat pesisir memiliki karakteristik sosial yang berbeda dengan
masyarakat lainnya akibat perbedaan sumber daya yang dimiliki. (Pranata & Satria,
2015). Kesejahteraan secara ekonomi masyarakat pesisir sangat bergantung
dengan sumber daya perikanan, mulai dari hasil tangkapan di laut maupun secara
budidaya. Sehingga kondisi lingkungan wilayah pesisir menentukan keberlanjutan
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat wilayah pesisir.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah disampaikan, maka terdapat
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu kegiatan ekonomi dan konservasi di bidang kelautan dan apa
pentingnya?
2. Mengapa kedua hal tersebut harus diimbangi?
3. Bagaimana langkah yang bijak untuk menyeimbangi kedua hal tersebut?
4. Bagaimana potensi Indonesia apabila berhasil memanfaatkan kedua hal
tersebut?

4
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan Peraturan
Kelautan Perikanan yang diampu Bapak Prof. Dr. Rudianto,MA, serta memperluas
wawasan penyusun dan pembaca mengenai penyeimbangan kegiatan ekonomi dan
konservasi di bidang kelautan.

1.4 Manfaat
Makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan referensi bagi
pembaca yang berkaitan dengan pentingnya penyeimbangan kegiatan ekonomi dan
konservasi kelautan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kegiatan Ekonomi dan Konservasi


Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang terjadi ketika sumber daya seperti barang
modal, tenaga kerja, teknik manufaktur atau produk perantara yang digabungkan
untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Kegiatan konservasi merupakan bentuk
upaya dalam menjaga suatu sumber daya agar populasi atau jumlahnya tetap
terkontrol sebab dilakukannya perlindungan, pemanfaatan dan pelestarian. (Pinem,
2019). Namun, apabila kekayaan alam laut Indonesia dieksploitasi secara terus
menerus demi menunjang kehidupan ekonomi pastinya akan habis suatu hari yang
akan datang. Kegiatan konservasi telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus
dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi dan keinginan masyarakat
untuk terus melestarikan sumber daya yang ada di masa depan. Salah satu bentuk
konservasi yang dapat dilakukan adalah Kawasan Konservasi Perairan Daerah.

Konvensi Hukum Laut Tahun 1982 yang telah diratifikasi dengan UU No 17 Tahun
1985, memberikan hak dan kewajiban kepada masyarakat Indonesia untuk
melakukan pemanfaatan, konservasi, dan pengelolaan sumber daya perikanan di
wilayah pengelolaan perikanan Indonesia dan laut lepas. Dengan mentaati seluruh
ketentuan hukum internasional yang berlaku. Ketentuan pengelolaan dan konservasi
sumber daya perikanan diatur dalam Pasal 61 Konvensi Hukum Laut mewajibkan
negara pantai untuk mengambil langkah konservasi dengan menetapkan jumlah
tangkapan ikan yang diperbolehkan. Membicarakan soal sumber daya laut, kita akan
berpikiran bahwasannya ikan sebagai komoditi khusus yang berasal dari laut,
dengan begitu secara umum laut adalah sumber penghasil ikan terbesar. Ikan
sebagai salah satu sumber daya laut mendapatkan tuntutan dalam pengolahannya
pemanfaatan sumber daya ikan sangat diperlukan manusia dikarenakan dalam
pemanfaatan sebagai lauk pauk dalam sektor pangan disamping itu ikan merupakan
kekayaan laut yang perlu dilestarikan agar selalu ada dan dapat ditemukan di
sepanjang masa. Nyatanya hal tersebut bukanlah hal yang sepele dikarenakan

6
masih belum ada hukum yang menindaklanjuti dengan tegas mengenai konservasi
jenis ikan tertentu. DI Indonesia faktanya belum menerapkan sistem hukum yang
tegas mengenai regulasi penangkapan ikan, bentuk ketidak tegasannya adalah tidak
menjatuhkan sanksi berat terhadap pelanggaran hukum baik dalam konservasi
ataupun pelanggaran maritim serta banyaknya kegiatan perampasan ikan di laut
China Selatan yang dilakukan oleh negara tetangga, pemerintah lebih berfokus pada
kegiatan ekonomi yakni kegiatan jual beli dalam sektor perikanan. Jika hal tersebut
tidak dibarengi oleh upaya konservasi maka yang akan terjadi adalah kelangkaan
jenis-jenis jenis ikan tertentu. (Hasan, 2021).

2.2 Daerah Kegiatan Ekonomi dan Konservasi Perikanan di Indonesia


Perkembangan bidang perikanan yang semakin cenderung mengarah kepada
pemanfaatan tanpa mengenal kesepakatan batas wilayah pengelolaan maupun
penggunaan teknologi yang tidak sejalan dengan konsep lingkungan yang
menyebabkan pengelolaan perikanan bukan lagi pada mencari pilihan, tetapi
cenderung berada pada kondisi tanpa pilihan. (Atmaja & Nugroho, 2017). Kegiatan
konservasi di bidang perikanan sendiri terbagi menjadi beberapa jenis seperti
konservasi kawasan perairan, konservasi jenis ikan, dan konservasi habitat serta
ekosistem. Konservasi kawasan perairan dilakukan sebagai perlindungan,
pelestarian, dan pemanfaatan Situs Budaya Tradisional yang berfungsi untuk
mempertahankan dan meningkatkan nilai warisan budaya maritim dan nilai-nilai
tradisional. Konservasi jenis ikan dilakukan dengan tujuan sebagai perlindungan
spesies yang hampir punah, mempertahankan biodiversitas, memelihara
keseimbangan ekosistem serta memanfaatkan sumber daya ikan secara
berkelanjutan. Konservasi habitat dilakukan untuk mempertahankan habitat dari
spesies yang tinggal di kawasan tersebut serta memelihara wilayah perairan.
(Rahman et al., 2020).

2.3 Keseimbangan Antara Kegiatan Ekonomi dan Konservasi


Terdapat dua kemudahan yang dimiliki masyarakat pesisir ketika berada di dekat
daerah pantai. Pertama, mudahnya akses alat penangkapan ikan, pengumpulan,
dan budidaya rumput laut serta kegiatan maritim lainnya yang dapat dimanfaatkan

7
untuk menunjang perekonomian masyarakat. Kedua, adanya keterjangkauan
terhadap akses air untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus serta kemudahan dalam
proses pembuangan limbah domestik ke wilayah pantai atau laut. (Setyawati et al.,
2021). Namun, perlu diperhatikan bahwasanya apabila kegiatan tersebut dilakukan
tanpa adanya pengawasan atau kesadaran menjaga kestabilan ekosistem, hal
tersebut dapat merusak wilayah kelautan.

Keseimbangan antara kegiatan ekonomi dan konservasi kelautan sangat penting


karena:

1. Konservasi kelautan merupakan kunci untuk menjaga keberlanjutan


ekosistem laut yang mempengaruhi kehidupan manusia dan hewan laut.
Keberlanjutan ekosistem laut juga mempengaruhi keberlangsungan
kehidupan manusia yang bergantung pada sumber daya laut seperti ikan,
kerang, dan udang.
2. Kegiatan ekonomi di sektor kelautan seperti perikanan dan pariwisata,
memberikan manfaat ekonomi tersebut dapat merusak lingkungan laut dan
berdampak negatif pada keberlangsungan ekosistem laut dan sumber daya
kelautan.
3. Keseimbangan antara kegiatan ekonomi dan konservasi kelautan dapat
membantu menciptakan keberlanjutan jangka panjang bagi sektor kelautan
dan masyarakat yang bergantung padanya.
4. Konservasi kelautan juga memiliki nilai intrinsik yang sangat penting, yaitu
menjaga keberadaan spesies laut dan ekosistem yang unik dan bermanfaat
bagi manusia dan lingkungan.

Dengan demikian, keseimbangan antara kegiatan ekonomi dan konservasi


kelautan adalah hal penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan
memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat untuk jangka panjang.

2.4 Upaya Berkelanjutan


Perspektif sumber daya alam laut dibuat dari sudut pandang kepemilikan
bersama. Dalam pandangan ini, laut terbuka untuk semua (Open Access). Visi
seperti itu akan membuat semua orang ingin masuk dan mengambil sumber daya
yang dikandungnya di semua perangkat dan dalam jumlah tak terbatas tanpa terikat

8
oleh hukum yang berlaku, jika tidak ada upaya pengontrolan menjadi alasan yang
menjelaskan mengapa sumber daya laut habis. Oleh karena itu dibutuhkan sistem
kontrol dan manajemen yang kuat.Kondisi ini, tentu saja mendorong kita untuk
memikirkan bagaimana agar keberlanjutan ekosistem kelautan tetap terjaga melalui
konservasi. (Cahyadi, 2016).

Untuk mencapai keseimbangan antara kegiatan ekonomi dan konservasi


kelautan, diperlukan pendekatan yang berkelanjutan dan holistik yang
mempertimbangkan kebutuhan ekonomi dan sosial, serta perlindungan dan
pemulihan ekosistem laut. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Mengembangkan praktik perikanan yang berkelanjutan untuk memastikan


kelestarian stok ikan dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
2. Memperkuat pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik perikanan
yang merusak lingkungan dan tidak sesuai dengan peraturan.
3. Mengembangkan sektor pariwisata berkelanjutan yang menghormati dan
menjaga kelestarian ekosistem laut, serta memberikan manfaat ekonomi dan
sosial kepada masyarakat lokal.
4. Mendorong penggunaan teknologi pengolahan limbah dan energi terbarukan.
5. Melibatkan masyarakat lokal dan pihak-pihak terkait dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan konservasi kelautan dan
kegiatan ekonomi di sektor kelautan.

Dengan demikian, upaya untuk mencapai keseimbangan antara kegiatan


ekonomi dan konservasi sektor kelautan harus dilakukan secara terintegrasi dan
melibatkan semua pihak yang terkait untuk memastikan keberlanjutan ekonomi,
sosial, dan lingkungan di masa depan.

2.5 Potensi Perikanan Indonesia


Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya perikanan mencapai 12 juta
ton per tahunnya, ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No
19 Tahun 2022. Produksi perikanan Indonesia terus meningkat setiap tahunnya
seiring dengan bertambahnya jumlah armada yang beroperasi di sebelas Wilayah
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia. (Trenggono, 2023). Perikanan di
Indonesia bersifat unik karena terdapat karakteristik yang berbeda dengan

9
karakteristik di belahan dunia lainnya. Perairan di Indonesia bukan hanya kaya akan
spesies ikan tetapi juga berbagai jenis alat tangkap yang beragam. Sebagai
kawasan laut tropis, perairan laut Indonesia memiliki beragam spesies ikan
ekonomis, tetapi jumlah dan kelimpahan per spesies ikan masih relatif sedikit.

Perikanan mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional,


terutama dalam meningkatkan taraf hidup bangsa pada umumnya. Seperti nelayan
kecil, pembudidaya kecil, dan pihak-pihak perusahaan perikanan dengan tetap
memelihara lingkungan, kelestarian, dan ketersediaan sumber daya perikanan
(Tribawono, 2018). Ditetapkan pada UU No 9 Tahun 1985 tentang Perikanan tidak
dapat mengantisipasi perkembangan pembangunan perikanan saat ini dan yang
akan datang akibat perubahan besar yang berkaitan dengan sumber daya
perikanan, kelestarian lingkungan sumber daya perikanan, ataupun perkembangan
metode pengelolaan perikanan yang semakin efektif, efisien, dan modern sehingga
pengelolaan sumberdaya perikanan perlu dilakukan sesuai prosedur berdasarkan
asas kemanfaatan, keadilan, kemitraan, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan,
efisiensi, dan kelestarian yang berkelanjutan.

2.6 Hubungan Konservasi dan Ekonomi Pada Pesisir dan Pulau


Wilayah pesisir dan laut di indonesia mempunyai potensi besar yang secara
signifikan belum berkontribusi dalam pembangunan ekonomi secara nasional di
indonesia. Potensi untuk melestarikan laut belum dilaksanakan secara optimal, arif,
dan bijaksana. Potensi tambang yang belum tergarap, potensi transportasi belum
memberikan keuntungan dalam hubungan antar pulau dan ancaman kerusakan
sumber daya alam pesisir akibat terbengkalai merupakan aspek dari daya dukung
lingkungan laut. Pada daerah pesisir pantai memiliki nilai produktif yang tinggi dan
mempunyai potensi agar dapat dikelola serta melimpahnya sumber daya alam yang
tersedia di Indonesia. Sebagian besar kehidupan biota laut akan sangat berkaitan
pada ekosistem pesisir pantai dan sebagian besar hasil tangkap ikan nelayan pun
berasal dari laut pesisir (Data FAO, 1998). Maka dari itu, dengan adanya hal
tersebut akan menjadi faktor pendorong agar pengelolaan pesisir pantai berjalan
dengan lancar dan terpadu. Pembangunan dan pengelolaan terpadu dapat dengan
mengintegrasikan kegiatan antarsektor, antarilmu, dan antaraspek diantaranya ada

10
sektor (diperlukan koordinasi tanggung jawab dan kewenangan antarsektor, bidang
ilmu, keterkaitan ekologis antara ekosistem laut dan darat yang akan berpengaruh
pada pesisir, teknologi dan manajemen (Sapanli et al., 2020). Namun, terdapat isu
yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam di wilayah pesisir
diantaranya:

1. Wilayah pesisir merupakan salah satu wilayah dengan proporsi penduduk


miskin yang tinggi.
2. Kebutuhan ruang yang tinggi dan adanya minat untuk memanfaatkan
kawasan pesisir.
3. Degradasi lingkungan diperparah oleh peran badan air yang mempengaruhi
aktivitas darat menuju pantai.
4. Kurangnya manajemen lingkungan baik dari segi ekonomi maupun sosial di
wilayah pesisir pantai.
5. Perubahan iklim global, naiknya permukaan laut membanjiri kota-kota pesisir
dan pulau-pulau kecil. Dari sisi pertahanan dan keamanan nasional, sangat
berisiko ketika pulau-pulau yang paling terpencil terendam akibat kenaikan
muka air laut akibat perubahan iklim.

Sumber daya yang dikelola sudah seharusnya mengutamakan aspek ekologis


selain aspek sosial ekonomi. Untuk meminimalkan tindakan dampak buruk terhadap
pesisir karena perubahan iklim, kerusakan terumbu karang atau pencemaran pesisir
dibutuhkan tindakan dari pemerintah dan warga indonesia. Maka dari itu, diharapkan
hal itu bisa membantu melestarikan wilayah pesisir terutama pesisir yang ada di
indonesia agar sumber daya alam hayati bisa membaik.

Dengan adanya dukungan pengelolaan pesisir yang berkelanjutan dan


dinamika tingkat lokal, nasional serta internasional dengan memberdayakan
masyarakat sekitar maka akan membantu kesejahteraannya.

2.7 Kebijakan Pengelolaan Pesisir


Tujuan pengelolaan pesisir adalah melindungi pemanfaatan sumber daya
pesisir dengan peran serta masyarakat, lembaga, dan negara dengan tujuan
meningkatkan nilai budaya dan sosial ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya.
Perencanaan dan penataan wilayah pesisir Indonesia telah ditetapkan sedemikian

11
rupa melalui berbagai produk dokumen yang dapat digunakan. Tujuan dari pedoman
produk Pasokan Manajemen ini adalah untuk mengatur dan mengontrol penggunaan
sumber daya pesisir. RZWP-3K mengatur tren dengan peraturan tentang alokasi
ruang di kawasan penggunaan strategis nasional dan provinsi, hubungan antara
ekosistem darat dan laut, definisi model ruang laut, dan prioritas konservasi dan
pariwisata. Hal ini juga berlaku untuk persyaratan pada area perlindungan.

Metode Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu bertujuan untuk memberikan


arahan pada pemanfaatan sumber daya dan perlindungan lingkungan pesisir.
Integrasi kebijakan operasional menjadi penting, melaksanakan koordinasi horizontal
(antarsektor) dan vertikal (pusat-pusat daerah). Pengelolaan WP3K merupakan
upaya terprogram dan progresif untuk menciptakan efisiensi ekonomi melalui
peningkatan pendapatan dan perluasan kesempatan kerja, memberikan keadilan
sosial berupa pemerataan kesempatan kerja dan kekayaan masyarakat, serta
menjaga kelestarian lingkungan pesisir.

Adapun perizinan mengenai pengendalian pemanfaatan ruang dan kegiatan


usaha yang meliputi usaha perikanan budidaya, restoran, konservasi, dan wisata
bahari maka diperlukan keterlibatan masyarakat untuk lebih aktif dalam pengelolaan
wilayah pesisir dalam aspek ekonomi maupun aspek perlindungan. (Subagiyo et al .,
2017).

2.8 Pemanfaatan Daerah Konservasi Sebagai Ekowisata


Ekowisata dipelopori sebagai konsekuensi langsung di taraf dunia yang
disinyalir berdasar pada praktik lingkungan global dengan tujuan agar terbangunnya
infrastruktur lingkungan dan industri pariwisata. Selain itu, ekowisata merupakan
salah satu input pendapatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat wilayah pesisir
laut yang bertugas sebagai pihak pertama yang merawat area konservasi dengan
mengkombinasikan budaya, alam, dan petualangan menjadi kesatuan ekowisata
pesisir. Ekowisata memiliki dua manfaat yang penting bagi masyarakat pesisir yakni,
sebagai salah satu media yang membantu perekonomian para masyarakat sekitar
area konservasi. Selain itu, sebagai salah satu dalam aktivitas perawatan alam
karena dibarengi dengan aktivitas konservasi yang dijalankan.

12
Di samping itu perlu dilihat dan dikaji pula apa yang ingin ditonjolkan dalam
kegiatan ekowisata ini, apa sektor yang ingin ditonjolkan dengan contoh sektor
misal: mangrove, pantai, biota laut , ataupun keanekaragaman hayati. Sehingga
dapat menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung menuju tempat
konservasi karena memiliki daya tarik yang khas dan unggul daripada wilayah
konservasi pada umumnya. (Mony et al., 2022).

13
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang terjadi ketika sumber daya seperti
barang modal, tenaga kerja, teknik manufaktur atau produk perantara yang
digabungkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Sedangkan kegiatan
konservasi adalah kegiatan menjaga dan melestarikan alam atau habitat sebagai
tempat tinggal manusia, hewan, dan tumbuhan. Dalam bidang kelautan khususnya
Indonesia kedua hal ini dapat dijadikan sebagai penopang ekonomi masyarakat
wilayah pesisir Indonesia. Seimbangnya ekosistem kelautan sangat memengaruhi
kehidupan manusia dari segi ekonomi, sosial, bahkan politik. Hal ini menyebabkan
betapa pentingnya untuk melakukan konservasi sumber daya perikanan sebaik
mungkin secara berkelanjutan agar kegiatan ekonomi dan sosial tetap berjalan
sampai ke generasi yang akan datang.

3.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah disampaikan terdapat beberapa saran yang dapat
diberikan, yaitu:

1) Sebagai generasi penunjang bangsa kita harus sadar betapa pentingnya


menjaga ekosistem bukan hanya lautan tapi juga daratan.
2) Pemerintah harus bisa memprioritaskan keadaan pada saat membuat
peraturan untuk kegiatan ekonomi dan konservasi.
3) Sebagai mahasiswa kita harus bisa menentukan hal mana yang lebih baik
didahulukan antara kegiatan ekonomi atau kegiatan konservasi, atau
bahkan menjalani keduanya secara perlahan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, S. B., & Nugroho, D. (2017). Upaya-upaya pengelolaan sumber daya ikan
yang berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 3(2),
101–113.

Cahyadi, R. (2016). Nelayan dan pertarungan terhadap sumber daya laut. Jurnal
Kependudukan Indonesia, 7(2), 127-144.

Hasan, Y. A., & SH, M. H. (2021). Hukum Laut Konservasi Sumber Ikan Di
Indonesia. Prenada Media.

Mony, F., Marasabessy, A. Z., & Sahupala, J. (2022). Prospek dan Strategi
Pengembangan Pesisir Tanjung Setan Sebagai Kawasan Ekowisata Bahari.
Jurnal Agrohut, 13(2), 66-76.

Pinem, G. B. (2019). Pengelolaan Sumber Daya Alam Terhadap Penangkapan Ikan


Oleh Negara Di Laut Lepas Menurut Hukum Internasional. Lex EtSocietatis,
7(5).Simarmata, M.M.T., Su

Pranata, R. T. H., & Satria, A. (2015). Strategi adaptasi nelayan terhadap penetapan
kawasan konservasi perairan daerah di Misool Selatan, KKPD Raja Ampat.
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 5(2), 113–128

Rahman, D. U., Risamasu, F. J. L., & Upa, H. (2020). Valuasi ekonomi terumbu
karang pasca penetapan kawasan konservasi Laut Sawu di Kabupaten Kupang.
Journal of Marine and Aquatic Sciences, 6(1), 22–26.

Sapanli, K., Kusumastanto, T., Budiharsono, S., Sadelie, A. (2020). Dinamika dan
Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kelautan Indonesia. Jurnal Kebijakan
Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 10(2).

Setyawati, L. R., Tian, H., Cahya, D. D., Novarianti, A. D., & Said, B. D. (2021).
Implementasi Konsep Ekonomi Biru Dalam Pembangunan Masyarakat Pesisir
Di Kota Sabang. Jurnal Education and Development, 9(4), 178–185.

15
Subagiyo, A., Wijayanti, W. P., & Zakiyah, D. M. (2017). Pengelolaan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil. Universitas Brawijaya Press.

Trenggono, S. W. (2023). PENANGKAPAN IKAN TERUKUR BERBASIS KUOTA


UNTUK KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI INDONESIA.
Jurnal Kelautan Dan Perikanan Terapan (JKPT), 1, 1–8.

Tribawono, I. H. D. (2018). Hukum Perikanan Indonesia. PT Citra Aditya Bakti.

16

Anda mungkin juga menyukai