LAPORAN AKHIR
Oleh :
Apryani Susanti
190302029
IV/A
LAPORAN AKHIR
Oleh :
Apryani Susanti
190302029
IV/A
Laporan ini sebagai Salah Satu Syarat Masuk untuk Mengikuti Praktikal Test Praktikum
Sumberdaya Hayati Perairan Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Bapak Rizky Febriansyah Siregar, S.Pi, M.Si sebagai dosen pengampu pada mata
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis menantikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi para
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan Praktikum 5
Manfaat Praktikum 5
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Ikan 6
Sumberdaya Hayati Ikan Air Tawar 12
Distribusi Ikan Air Tawar 15
Potensi dan Pemanfaatan Ikan 21
Status Kelestarian Ikan 25
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum 26
Alat dan Bahan Praktikum 26
Prosedur Praktikum 26
ii
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar
wilayahnya terdiri dari laut, memiliki potensi perikanan yang sangat besar dan
beragam. Potensi perikanan yang dimiliki merupakan potensi ekonomi yang dapat
daya ikan dengan memperhatikan daya dukung yang ada dan kelestariannya untuk
daya saing hasil perikanan serta menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan
pembudidayaan ikan serta tata ruang. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan sumber
dapat memberikan manfaat secara terus menerus. Salah satunya dilakukan dengan
(Tarigan, 2015).
besar terdiri dari perairan tawar, payau dan laut. Perairan tawar terdiri dari sungai,
danau, rawa dan lain-lain. Perairan laut terdiri dari laut dangkal, laut dalam,
masingmasing dan perairan tersebut mengandung berbagai jenis sumber daya ikan
abad ke-20, perhatian terhadap keanekaragaman biota laut masih relatif kurang
dapat dipahami bila keanekaragaman ikan dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi
lain. Persebaran ikan yang didasarkan atau dipandang dari sudut lokasi (letak
iktiogeografi. Kian besar jumlah spesies kian besar pula keanekaragaman hayati.
Melalui proses evolusi yang terus menerus terbentuklah spesies baru (spesiasi).
Sebaliknya, dengan terus menerus terjadi pula kepunahan spesies. Apabila laju
terjadinya spesies baru lebih besar daripada laju kepunahan, maka jumlah spesies
Perairan tawar di Indonesia ditaksir seluas 13,85 juta ha yang terdiri atas
12,0 juta ha sungai dan paparan banjiran, 1,8 juta ha danau, dan 0,05 juta ha
waduk. Perairan umum daratan berperanan penting dalam hal sebagai berikut
sumber lapangan kerja; sumber plasma nutfah dan genetik, sumber devisa dan
pendapatan asli daerah, dan obyek wisata alam. Diperkirakan, total potensi
produksi ikan di perairan umum daratan Indonesia sekitar 3 juta ton/th. Angka ini
5
(Raharjo, 2015).
dihuni oleh lebih dari 1000 spesies, baik ikan konsumsi maupun ikan hias. Jumlah
spesies akan bertambah karena masih banyak yang belum teridentifikasi, terutama
spesies ikan asli (indigeneus species). Kekhawatiran akan keberadaan ikan asli
selain oleh perusakan habitat, juga kalah bersaing dengan spesies yang
yang cukup. Banyak perairan umum yang telah mencapai eksploitasi berlebihan
spesies ikan tawar yang langka menjadi bertambah langka, bahkan cenderung ke
menggenang (lentik) dan yang mengalir (lotik) tidak benar-benar tawar. Daerah
rawa pasang surut dan mangrove misalnya secara berkala mendapatkan masukan
air laut. Oleh sebab itu istilah “perairan umum” sering pula digunakan, terutama
masih rendah. Hanya sekitar 3% luas perairan umum yang dikelola secara baik
biota perairan tawar. Salah satunya ikan air tawar yang mudah terkena dampak
pemukiman transmigran dan limbah industri. Penurunan kekayaan jenis ikan air
tawar dipercepat pula oleh kerusakan atau lenyapnya habitat. Berbagai macam
Secara ekologis daerah aliran sungai tidak dapat berdiri sendiri karena
membentuk ekosistem sungai yang unik, seperti hutan dan daratan sekitarnya,
ciri khas yaitu adanya arus yang merupakan faktor yang mengendalikan dan
dari komponen abiotik (fisika dan kimia) dan biotik (organisme hidup) yang
berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu struktur
bentuk tubuh ikan adalah simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah
pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua
bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, terdapat beberapa jenis
ikan berbentuk non-simetris bilateral, yaitu jika tubuh ikan tersebut dibelah secara
melintang (crosssection) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri
Secara geografis distribusi ikan air tawar di Indonesia terdiri dari Paparan
Sunda, daerah Wallace dan Paparan Sahul. Setiap spesies yang berbeda mendiami
wilayah tersebut. Wilayah yang termasuk kawasan Paparan Sunda antara lain
sekitarnya. Pulau Bangka jika dilihat dari pembagian distribusi tersebut berapa
8
pada daerah Paparan Sunda. Paparan Sunda merupakan bagian dari benua Asia
Sumatera, Jawa, dan Kalimantan sangat mirip dengan ikan-ikan di daratan Asia
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui jenis ikan air tawar hasil tangkapan alam di kota Medan
2. Untuk mengetahui sumberdaya hayati ikan air tawar hasil tangkapan alam di
kota Medan
3. Untuk mengetahui distribusi ikan air tawar hasil tangkapan alam di kota
Medan
4. Untuk mengetahui potensi dan pemanfaatan ikan air tawar hasil tangkapan
5. Untuk mengetahui status kelestarian ikan air tawar hasil tangkapan alam di
kota Medan
Manfaat Praktikum
praktikan tentang sumberdaya hayati ikan air tawar liar yang ditemukan di dan
perairan.
9
TINJAUAN PUSTAKA
tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan ikan harus
hidup di air, baik itu di perairan tawar maupun perairan laut. Secara umum tubuh
ikan dibagi atas 3 bagian yang utama, yaitu: bagian kepala (caput), bagian badan
(truchus) dan bagian ekor (caudal). Dimana Batas kepala adalah mulai dari bagian
adalah mulai dari bagian tutup insang hingga bagian dubur, sedangkan batas
bagian ekor adalah mulai dari pangkal bagiansirip ekor di belakang dubur sampai
gambaran bentuk, pola tubuh ikan beserta ciri-cirinya. Jenis sumber daya
perikanan yang ada di perairan terdiri atas beberapa kelompok ikan yaitu
kelompok ikan pelagis, kelompok ikan demersal, dan kelompok ikan lainnya;
serta kelompok pelagis non ikan dan kelompok udang. Dalam rangka
mengoptimalkan produksi perikanan laut, salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah hanya menangkap jenis-jenis ikan ekonomis tinggi dan dalam ukuran
sekelompok ikan air tawar yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam
analogi yang sama juga dipakai sebagai nama (sapu). Ikan ini nyaris hidup
bersama dengan ikan akuarium apa saja yang diperdagangkan dalam ukuran kecil
kurang aktif dan kurang bersahabat. Ikan sapu-sapu bukan ikan asli Indonesia
melainkan merupakan jenis ikan hasil introduksi dari Brazil. Ikan sapu-sapu
merupakan jenis ikan yang sering ditemukan di sungai, danau atau rawa. Ikan ini
yang intensif seperti jenis ikan lainnya. Selain itu ikan sapu-sapu merupakan
hewan pemakan alga atau sisa-sisa pakan sehingga selama ini sebagian besar
ini belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber pangan
merupakan salah satu spesies Loricariidae berasal dari Amerika Selatan dan
Amerika Tengah. Ikan ini memiliki karakteristik bentuk tubuh pipih dorsoventral
Morfologi ikan sapu-sapu dari 2 ekor ikan yaitu bentuk kepala picak, tidak
seperti gigi sejajar, memiliki sepasang sungut di sudut mulut, alat penempel
11
terletak di bibir atas dan bibir bawah. Mata di bagian dorsal sisi atas, memiliki
sepasang mata, 2 pasang lubang hidung di depan mata. Jumlah sisik di depan sirip
panjang kepala, sirip dorsal terletak di depan sirip anal. Sirip pectoral terletak di
bawah dekat sirip ventral, pectoral dan anal memiliki pola berbentuk bulat seperti
bola dan ada yang berbentuk seperti spot dan bagian atas bawah sirip dorsal,
pectoral. Ventral, caudal dan anal memiliki pola bulat dan loreng loreng Jumlah
sirip dorsal D,I;12 (jari jari keras 1 jari jari lemah 12). Jumlah sirip pectoral P,I; 5,
sirip ventral VI 5, sirip caudal C,II;14, sirip anal A,I;4. Memiliki kelopak seperti
Ikan Lele Lembat (C. leiacanthus) merupakan jenis lele liar yang hidup
pada habitat sungai dengan aliran air yang mengalir pelan, telaga, rawa, dan areal
sawah. Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak
bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang kadang-kadang
menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya seperti sidat yang pendek. Kepalanya
keras menulang dibagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang
terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasng sungut peraba yang
amat beruna bagi lele untuk bergerak di tempat yang gelap. Lele juga memiliki
sepasang pastil, yaitu duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Habitat
ikan lele disungai dengana rus yang tenang atau mengalir perlahan, rawa, telaga,
waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele tidak pernah ditemkan di air asin atau
12
air payau. Ikan lele bersifat mencari makanan pada malam hari. Di alam lele
kapiler darah. Terletak di dalam ruangan sebelah atas insang. Ada sekitar 55-60
spesies anggota marga Clarias yang tersebar diseluruh dunia. Dari jumlah itu,
Asia Tenggara kini diketahui memiliki sekitar 20 spesies lele (Warseno, 2018).
ikan julung-julung. Ikan tersebut memiliki ciri khas yaitu rahang bagian bawah
lebih panjang dari pada rahang atas. Rahang bawah tersebut memiliki ukuran yang
panjang dan ramping. Keberadaan organisme ikan ini berkaitan erat dengan
bentuk tubuh memanjang atau disebut fusiform dengan warna tubuh putih
keabuabuan. Tipe mulut memiliki rahang bawah berukuran lebih panjang dari
rahang atas. Pada rahang atas terdapat lubang hidung dan memiliki lekukan yang
menonjol. Ikan julung-julung memiliki sirip perut yang kecil, sirip punggung
terletak lebih kebelakang, sirip perut pada jari ke 4 memanjang dan meruncing
kebelakang, serta sirip ekor yang memiliki bentuk bulat. Tubuh ikan ditutupi oleh
Habitat perairan tawar dan payau yang ditempati berbagai spesies ikan
hingga batuan), anak sungai beraliran deras, rawa, danau, aliran irigasi, kolam,
hingga kawasan estuari dan sungai dengan dasar lumpur dengan kedalam berkisar
13
5 cm hingga 1 m. Area yang menjadi lokasi pemijahan berupa bagian tepi kolam
dan sungai beraliran tenang yang ditumbuhi berbagai vegetasi berupa tumbuhan
air hingga rerumputan. Pada spesies H. sesamum, jenis perairan yang menjadi
habitatnya adalah perairan mengalir jernih dari anak sungai kecil, kedalaman 2 m
dan lebar antara 2-5 m, dasar berupa pasir maupun batu, lebih menyukai kolam
seperti ular, tidak bersisik, mengeluarkan lendir dari seluruh bagian tubuh, tanpa
sirip ekor dan sirip dada, sirip punggung dan sirip anal tereduksi menjadi lipatan
kulit yang menyatu menjadi ekor, bukaan insang bersatu membentuk seperti huruf
“V” dibawah kepala, rahang terbagi menjadi dua atas dan bawah dan mata yang
kecil ditutupi oleh lapisan kulit . Belut sawah merupakan hermaprodit protogini
yang mengubah jenis kelamin betina menjadi jantan yang ditentukan oleh umur
yang mengalami masa hidup sebagai betina pada awalnya dan kemudian berubah
(kelenjar kelamin) dari peralihan fase betina ke fase jantan yang terjadi pada umur
sembilan bulan dimana pada saat itu belut telah mencapai fase dewasa. Belut yang
masih muda memiliki jaringan primordial untuk testis dan ovarium, namun
testis, sedangkan ovarium akan mengecil. Belut yang telah tua, jaringan
14
Monopterus albus. Nama internasional ikan ini adalah Eels yang juga merupakan
nama internasional dari ikan sidat. Pembeda antara keduajenis ikan ini adlaah
nama lokal dan nama ilmiahnya. Ikan belut memiliki berbagai macam sebutan
nama lokal, antara lain belut, lindung, welut (Pulau Jawa), beludi (Madura) dan
belan di Sumatera. Ikan ini tergolong ke dalam genus Monopterus yang memiliki
Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang panjang totalnya dapat
mencapai 30 cm. Ciri khas pada ikan nila dalah adanya garis vertikal berwarna
gelap pada sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti itu juga terdapat pada
sirip punggung dan sirip dubur. Ikan nila mempunyai rumus D XV, 10; C II, 15;
V I, 16 artinya sirip dorsal terdiri dari 15 tulang keras dan 10 tulang lunak sirip
ekor terdiri dari 2 tulang keras dan 15 tulang lunak, sirip ventral terdiri dari
1tulang keras dan 16 tulang lunak. Ikan nila juga mempunyai 2 lubang hidung dan
mulut mengarah ke atas. Ikan nila mampu hidup di perairan yang dalam dan luas
maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Dapat hidup di danau waduk, rawa,
sawah, tambak air payau dan keramba umum. Ikan nila termasuk ikan pemakan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies ikan yang
yang dimiliki ikan ini seperti distribusinya yang luas di lingkungan perairan,
kondisi laboratorium dan memiliki nilai komersial yang tinggi menyebabkan ikan
nila sangat cocok untuk dijadikan hewan uji pada studi toksisitas
Ciri morfologis ikan nila adalah sebagai berikut bentuk tubuh agak
memanjang dan pipih ke samping, warna putih kehitaman dan warnanya semakin
terang ke arah bagian ventral atau perut. Pada tubuh terdapat garis- garis vertikal
berwarna hijau kebiruan, sedangkan pada sirip ekor terdapat delapan buah garis-
menonojol agak besar dan tepinya berwarna hijau. Letak mulut terminal atau
diujung tubuh. Posisi tubuh sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Garis
rusuk (Linea lateralis) terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas
sirip dada. Jumlah sisik pada garis rusuk adalah 34 buah. Tipe sisik adalah ctenoid
atau sisik sisir. Bentuk sirip ekor berpinggiran tegak (Said, 2017).
Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, waduk dan rawa-
rawa tetapi karena toleransi ikan nila tersebut sangat luas terhadap salinitas
(euryhaline) sehingga dapat pula hidup dengan baik di air payau dan air laut.
Salinitas yang cocok untuk nila adalah 0-35 ppt (part per thousand), pertumbuhan
ikan nila secara optimal pada saat salinitas 0-30 ppt. Nila dapat hidup pada
salinitas 31-35 ppt, tetapi pertumbuhannya lambat. Setiap oragnisme pada saat
Adaptasi ikan air tawar dapat dilihat secara morfologi dan secara fisiologi
Ikan betok (Anabas testudineus) yang merupakan Salah satu Spesies dari
Famili Anabantidae yang dikenal dengan nama ikan papuyu di daerah Banjar,
Kalimantan Selatan merupakan ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis
cukup tinggi. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan
yang tergolong ekstrim dan dapat bertahan pada kondisi air yang bersifat asam
maupun basa. Ikan betok merupakan jenis spesies blackfish, yaitu ikan yang
testudineus) adalah spesies ikan asli Indonesia yang hidup di perairan rawa,
sungai, danau dan genangan air lainnya. Ikan betok dapat memijah sekali dalam
setahun pada saat musim penghujan. . Habitatnya mulai dari sungai, danau,
saluran air, parit, rawa, sawah, waduk, dan kolam-kolam yang berhubungan
dengan saluran air terbuka perairan yang kotor, serta genangan air tawar maupun
air payau dan biasanya melimpah diperairan yang terdapat banyak tumbuhan air
karena merupakan ikan yang suka bergerombol dan hidup dalam naungan pohon
dari famili anabantidae. Nama lokal ikan ini yaitu betok (Jawa), betik (Sumatera),
Ikan sepat siam merupakan ikan omnivora yang memakan tumbuhan air
serta lumut disamping memangsa hewan-hewan kecil. Ikan sepat siam juga
sela-sela tanaman air sehingga diharapkan ikan ini mampu merusak bagian akar
Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir. Ikan sepat siam merupakan salah satu
ikan endemik yang tersebar di daerah Sumatera Selatan. Ikan ini termasuk jenis
Ikan sepat rawa Trichopodus trichopterus merupakan salah satu ikan lokal
yang potensial untuk dikembangkan dan dibudidayakan. Ikan sepat rawa banyak
hidup di rawa-rawa, danau, aliran air yang tenang, dan umumnya lahan basah di
dataran rendah termasuk sawahsawah serta saluran irigasi serta di saat musim
bahwa ikan sepat mengkonsumsi zooplankton, krustasea kecil dan aneka larva
Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu jenis ikan anggota
famili Channidae, yang memiliki beberapa nama lokal, yaitu kutuk (Jawa Timur),
(common name) adalah snakehead. Selain ikan gabus, ada beberapa jenis dari
(Channa bankanensis). Ikan ini mendiami habitat terutama di danau, rawa, dan
selain itu dapat hidup di saluran irigasi dan lahan pertanian padi yang tergenang
air. Ikan gabus merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang memiliki
18
kandungan nutrien yang tinggi dan merupakan ikan ekonomis yang penting
Ikan gabus dapat hidup di sungai, danau, kolam, bendungan, waduk, rawa,
lebak, banjiran, sawah bahkan di parit-parit air payau. Ikan gabus banyak
masyarakat Sumtaera Selatan dengan istilah Lebak lebung. Ikan gabus merupakan
jenis ikan air tawar yang dapat hidup di sungai, danau, kolam, bendungan, rawa
banjiran, sawah bahkan parit dan pada masa larva ikan gabus memakan
zooplankton dan pada ukuran fingerling, makanannya berupa serangga, udang dan
ikan kecil. Pada fase pascalarva ikan gabus memakan makanan yang mempunyai
kuantitas yang lebih besar seperti Daphnia dan Cyclops, sedangkan ikan dewasa
akan memakan udang, serangga, katak, cacing dan ikan (Muslim, 2017).
Indonesia memiliki lahan perikanan air tawar yang cukup besar. Sumber
daya perikanan di Indonesia meliputi perairan umum (sungai, waduk, dan rawa)
seluas 141.690 Ha, sawah seluas 88.500 Ha, dan kolam seluas 375.800 Ha dengan
total luas lahan 605.990 Ha. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam
baik dengan sumber air yang banyak, hal demikian dapat dimanfaatkan oleh
tersebut bersifat native dan endemik. Endemik artinya hanya ditemukan di habitat
19
tertentu dengan daerah penyebarannya yang sangat terbatas. Ikan endemik adalah
jenis ikan yang terdapat di suatu areal tertentu (sungai, danau, situs, pulau, negara,
benua). Pada umumnya, wilayah yang memiliki keanekaan jenis yang relatif
rendah, masih mempunyai kontribusi yang penting pada keanekaan jenis di suatu
kawasan yang lebih luas bila di areal tersebut terdapat sejumlah jenis yang
jenis yang rendah, tetapi mempunyai endemisitas yang tinggi. Kerusakan habitat
ikan dan aktifitas manusia dapat menyebabkan populasi ikan tertentu jumlahnya
menyebabkan status ikan tersebut rentan, terancam, kritis, dan punah di alam.
masuk dan keluarnya air dari aliran sungai, keberadaan hutan atau tumbuhan di
ikan telah dilakukan di beberapa daerah seperti di danau Teluk Jambi dan danau
Dari catatan yang dikumpulkan oleh Fishbase, spesies ikan yang ada di
Indonesia berjumlah 1193 spesies. Hal ini mendekati perkiraan Kottelat &
Whitten (1996) bahwa jumlah spesies ikan air tawar di Indonesia lebih kurang
sebesar 1300 spesies. Keanekaragaman spesiesikan air tawar Indonesia nomor tiga
terkaya di dunia. Para ahli memperkirakan masih ada sekitar ratusan spesies ikan
20
di wilayah Indonesia yang belum ditemukan dan dideskripsikan. The fishes of the
maupun air tawar dari morfologis luar. Sampai kini belum muncul satu buku pun
Indonesia, khsususnya ikan perairan tawar. Meskipun secara nasional belum ada,
namun ada beberapa buku tentang pemerian ikan pada satu kawasan tertentu di
Jawa Barat. Sementara itu Simanjuntak et al. (2006) hanya membuat senarai ikan-
ikan yang ditemukan di Sungai Kampar Kiri tanpa menguraikan secara rinci
masing-masing spesies. Ikan endemik adalah ikan yang keberadaannya hanya ada
pada satu tempat tertentu, dan tidak ada di tempat lain. Ikan endemik di Indonesia
Para ahli memperkirakan masih ada sekitar ratusan spesies ikan di wilayah
lebih dari 394 jenis ikan dan sebanyak 149 jenis merupakan ikan endemik (38%),
Pulau Sumatera memiliki 272 jenis dengan 30 jenis yang endemik (11%) dan
Pulau Jawa berjumlah 132 jenis dengan 12 jenis yang endemik (9%). Ikan
endemik adalah jenis ikan tertentu yang hanya memiliki sebaran geografis alami
terbatas dan/ atau karakteristik ekosistem tertentu sedangkan ikan asli adalah ikan
dan/atau sumber daya ikan lainnya yang berasal dari alam Indonesia yang dikenali
21
dan/ atau diketahui berasal dari alam darat Indonesia dan berasal atau hidup di
Ikan air tawar dapat dibagi kedalam tiga golongan yaitu jenis black fish,
ikan ini memiliki kemampuan adaptasi tinggi di seluruh habitat air tawar, karena
jenis ikan residen pada daerah tertentu, jenis white fish (ikan putihan), termasuk
jenis ikan yang aktif bermigrasi selama hidupnya dan sangat sensitif terhadap
yang terus menerus berubah dan ikan ini hidup dibagian permukaan air.
(Pangasiidae) dan ikan moderat, ikan ini memiliki kemampuan beradaptasi lebih
dari ikan jenis white fish dan dapat ditemukan diberbagai tipe habitat. Jenis ikan
Para ahli ekologi satwa membagi spesies ikan air tawar berdasarkan
mengenal adanya Kelompok ikan air tawar primer (air tawar sejati), kelompok
ikan air tawar sekunder (sedikit tahan air tawar), kelompok ikan air tawar perifer
(tahan terhadap air asin). Pembagian kelompok ini mempunyai kaitan yang erat
dengan kedudukan sistematikanya. Habitat alami spesies ikan tawar adalah sungai
tempat ikan bereproduksi, kecuali bagi ikan budidaya. Oleh karena itu jalan
22
tertentu habitat ikan yang langka dan yang terancam punah untuk diadakan
terhadap zona yang dilindungi, pencegahan pembangunan saluran pada zona yang
masalah keberadaan ikan langka dan terancam punah dalam studi Amdalnya,
tiga daerah sebaran geografis (Paparan Sunda, Daerah Wallace, dan Paparan
Sahul) yang dibatasi oleh dua garis maya. Masing-masing daerah sebaran tersebut
dihuni oleh berbagai spesies yang berbeda satu dari yang lain. Paparan Sunda
sekitarnya. Pada Kalimantan merupakan anak sungai dari suatu sungai raksasa
yang pernah mengalir di antara Kalimantan dan India menuju ke Laut Cina
Selatan. Oleh karena itu ikan-ikan yang terdapat di pulau-pulau Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan sangat mirip dengan ikan-ikan di daratan Asia. Daerah Wallacea
meliputi daerah Nusatenggara dan Sulawesi. Di daerah ini tidak begitu banyak
terdapat spesies ikan air tawar.Ikan famili Cyprinidae dan Siluridae tidak
menyebar di daerah ini. Paparan Sahul yang bagian terluasnya adalah Papua. Di
mendiami tipe habitat yang berbeda-beda. Namun, keberadaannya saat ini telah
Salah satu sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat addalah ikan. Ikan bersifat peribsable food atau mudah busuk,
yang telah dilakukan secara turun menurun yaitu dengan mengurangi kadar air
ikan tersebut. Pengurangan nilai kadar air dalam ikan bertujuan untuk menekan
memperhatikan kebersihan alat, bahan baku segar, garam bersih dan murni
baik perairan darat atau tawar, maupun perairan laut dan pesisir mengalami
pantai mencari penghasilan dari alam sekitar dan merupakan tempat pemenuhan
(Widarmanto, 2018).
dapat hidup pada habitat tertentu saja dengan kondisi lingkungan yang cocok.
Penyebaran secara acak jarang terjadi di alam dan dapat terjadi apabila lingkungan
membatasi spesies tertentu untuk menyebar secara seragam atau acak di semua
kondisi danau dalam keadaan surut, sehingga luas permukaan air lebih kecil.
Adanya perubahan kondisi lingkungan baik sifat fisik dan kimia perairan maupun
25
Sumber daya alam hayati yang lainnya, keanekaragaman jenis ikan yang
merupakan proses evolusi dan pemuliaan dimasa mendatang. Spesies air tawar
sebanyak 13.000 yang hidup di danau maupun di sungai yang memiliki cakupanya
hanya 1% di permukaan bumi ini, sedangkan yang hidup di air laut memiliki
16.000 spesies yang merupakan 70% bagian dari permukaan bumi. Sampai saat
ini jumlah ikan di dunia berdasarkan identifikasi sebanyak 24.618 jenis, dan 40%
terdiri atas 12,0 juta ha sungai dan paparan banjiran (flood plains), 1,8 juta ha
danau alam (natural lakes) dan 0,05 juta ha danau buatan (man made lakes) atau
mencapai 3.034.934 ton per tahun. Perairan umum daratan berperan penting
sumber lapangan kerja, sumber plasma nutfah dan genetik, sumber devisa dan
tindakan perlindungan harus dilakukan dalam kaitan dengan penggunaan jenis alat
itu daerah aliran sungai perlu di data kemabti sesuai dengan peruntukkannya
populasi manusia ini maka permintaan produk perikanan sebagai sumber protein
kesadaran akan konsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Usaha dalam bidang
kenyataan bahwa ikan adalah sebagai bahan makanan yang sehat. Adanya
perikanan air tawar memiliki beberapa alternatif ikan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi yaitu ikan Mas, ikan Mujair, ikan Nila, ikan Gurame, ikan Lele
dan ikan Patin. Potensi usaha perikanan pun semakin menggiurkan karena
budidaya ikan air tawar memiliki kenaikan permintaan dari kebutuhan rata-rata
yang ada pada saat ini oleh sebab itu peningkatan produksi ikan air tawar perlu
digalakkan. Produksi perikanan air tawar didominasi oleh ikan Mas, Mujair, Nila,
Lele, Patin dan Gurame. Jenis-jenis tersebut menyumbang lebih dari 80% dari
27
total produksi sisanya adalah budidaya tambak air payau, budidaya di laut,
Informasi tentang jenis-jenis ikan asli dan endemik Indonesia yang perlu
ikan tersebut terutama spesies yang sudah berstatus kritis terancam punah, tidak
menutup kemungkinan berubah menjadi punah di alam liar (extinct in the wild).
alam liar (extinct in the wild) disebabkan oleh berbagai macam faktor, diantaranya
terhadap kondisi perairan. Oleh karena itu, sebelum spesies tersebut berstatus
punah di alam liar (extinct in the wild), perlu dilakukan upaya pencegahan
hayati ikan dan menimbulkan kepunahan telah banyak dibahas oleh para pakar
Secara umum dapat disarikan bahwa faktor ancaman tersebut ialah: tangkap lebih
ikan, introduksi spesies baru, pencemaran, habitat yang hilang dan berubah, dan
perubahan iklim global. Dalam kaitannya dengan penangkapan ikan, sering terjadi
28
populasi ikan. Alat tersebut adalah racun, bom dan setrum. Racun dan setrum
penurunan stok ikan secara terus menerus. Oleh sebab itu maka sangat penting
untuk mengetahui mortalitas alami dan mortalitas tangkapan ikan dalam suatu
Peran suatu spesies dalam upaya konservasi ditinjau dari sudut pandang
biologis, sosio ekonomi, dan politik adalah beragam. Hal ini tergantung dari sudut
spesies ke dalam enam katagori, yaitu spesies pokok (keystone species), spesies
efektif sebagai salah satu alat pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, kawasan
memijah dan berkembang biak dengan baik. Kawasan perairan yang dilindungi,
tetapi juga lingkungannya. Ini adalah bentuk konservasi yang terbaik mengingat
satu populasi tidak dapat hidup sendiri. Dia memerlukan interaksi dengan spesies
spesies yang bila dibawa keluar dari habitat aslinya tidak mudah beradaptasi
yang bila dibawa keluar dari habitat aslinya tidak mudah beradaptasi dengan
METODE PRAKTIKUM
10.00 sampai dengan selesai di Sungai Deli, Labuhan Batu, Sumatera Utara dan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah millimeter blok yang
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan air tawar liat yang
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur mengidentifikasi ikan air tawar liar yaitu sebagai berikut:
Hasil
Tabel 1. Jenis Ikan Air Tawar Liar yang ditemukan di Kota Medan
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan salah satu jenis ikan liar
air tawar yang didapatkan di Kota Medan, khususnya sungai Deli yaitu Ikan Lele
(Clarias batrachus). Ikan lele yang ditemukan di sungai Deli memiliki perbedaan
warna yang lebih pucat dibandingkan ikan lele yang dibudidayakan. Hal ini sesuai
(C. leiacanthus) merupakan jenis lele liar yang hidup pada habitat sungai dengan
aliran air yang mengalir pelan, telaga, rawa, dan areal sawah. Ikan-ikan marga
Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip
punggung dan sirip anus yang juga panjang kadang-kadang menyatu dengan sirip
dibagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung
moncong, dilengkapi dengan empat pasng sungut peraba yang amat beruna bagi
lele untuk bergerak di tempat yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan
tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang pastil, yaitu
duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya. Habitat ikan lele disungai
dengana rus yang tenang atau mengalir perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang
tergenang air. Ikan lele tidak pernah ditemkan di air asin atau air payau. Ikan lele
warga sekitar sungai Deli, Ikan sapu-sapu melimpah di perairan sungai tersebut.
Hal ini dikarenakan ikan sapu-sapu mudah berkembangbiak dan toleran terhadap
dengan warna abu kehitam-hitaman. Seperti yang kita ketahui banyak pabrik
35
disekitar aliran sungai Deli. Hal ini sesuai dengan Pinem et al., ( 2018) yang
menyatakan bahwa Ikan ini nyaris hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja
yang diperdagangkan dalam ukuran kecil dan sedang. Meskipun demikian, ia bisa
tumbuh sepanjang 60 cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat. Ikan
sapu-sapu bukan ikan asli Indonesia melainkan merupakan jenis ikan hasil
introduksi dari Brazil. Ikan sapu-sapu merupakan jenis ikan yang sering
ditemukan di sungai, danau atau rawa. Ikan ini paling bisa beradaptasi dengan
relatif cepat tanpa membutuhkan pemeliharaan yang intensif seperti jenis ikan
lainnya. Selain itu ikan sapu-sapu merupakan hewan pemakan alga atau sisa-sisa
pakan.
dengan ciri mulut runcing dengan warna abu kecoklatam. Menurut informasi
masyarakat sekitar ikan julung sering ditemukan pada saat air naik/ musim
penghujan, namun kelimpahan ikan julung tidak terlalu banyak karena jarang
didapatkan oleh masyarakat pada saat mincing di sungai tersebut. Hal ini sesuai
dengan Supiana (2018) yang menyatakan bahwa. Tipe mulut memiliki rahang
bawah berukuran lebih panjang dari rahang atas. Pada rahang atas terdapat lubang
hidung dan memiliki lekukan yang menonjol. Ikan julung-julung memiliki sirip
perut yang kecil, sirip punggung terletak lebih kebelakang, sirip perut pada jari ke
4 memanjang dan meruncing kebelakang, serta sirip ekor yang memiliki bentuk
bulat. Tubuh ikan ditutupi oleh sisik dan Kusumah et al.,( 2014) yang menyatakan
bahwa Habitat perairan tawar dan payau yang ditempati berbagai spesies ikan
hingga batuan), anak sungai beraliran deras, rawa, danau, aliran irigasi, kolam,
hingga kawasan estuari dan sungai dengan dasar lumpur dengan kedalam berkisar
5 cm hingga 1 m. Area yang menjadi lokasi pemijahan berupa bagian tepi kolam
dan sungai beraliran tenang yang ditumbuhi berbagai vegetasi berupa tumbuhan
air hingga rerumputan. Pada spesies H. sesamum, jenis perairan yang menjadi
habitatnya adalah perairan mengalir jernih dari anak sungai kecil, kedalaman 2 m
dan lebar antara 2-5 m, dasar berupa pasir maupun batu, lebih menyukai kolam
ikan air tawar liar yang masih banyak dijual di beberapa pasar tradisional di
daerah Medan Marelan yaitu Belut. Hal ini sesuai dengan Scabra dan Azhat
ini adalah Eels yang juga merupakan nama internasional dari ikan sidat. Pembeda
antara keduajenis ikan ini adlaah nama lokal dan nama ilmiahnya. Ikan belut
memiliki berbagai macam sebutan nama lokal, antara lain belut, lindung, welut
(Pulau Jawa), beludi (Madura) dan belan di Sumatera. Ikan ini tergolong ke dalam
memancing ikan di daerah dekat dengan sungai dan rawa didapato beberapa ikan
yaitu ikan nila, betok dan ikan gabus. Hal ini sesusai dengan Mujalifah et al.,
(2018) yang menyatakan bahwa Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai,
danau, waduk dan rawa-rawa tetapi karena toleransi ikan nila tersebut sangat luas
terhadap salinitas (euryhaline) sehingga dapat pula hidup dengan baik di air payau
37
dan air laut. Salinitas yang cocok untuk nila adalah 0-35 ppt (part per thousand),
pertumbuhan ikan nila secara optimal pada saat salinitas 0-30 ppt. Nila dapat
hidup pada salinitas 31-35 ppt, tetapi pertumbuhannya lambat. Setiap oragnisme
pun berbeda. Adaptasi ikan air tawar dapat dilihat secara morfologi dan secara
fisiologi
didapatkan dari proses memancing. Hal ini sesuai dengan Syulfa et al., (2015)
yang menyatakan bahwa Ikan betok (Anabas testudineus) adalah spesies ikan asli
Indonesia yang hidup di perairan rawa, sungai, danau dan genangan air lainnya.
Ikan betok dapat memijah sekali dalam setahun pada saat musim penghujan. .
Habitatnya mulai dari sungai, danau, saluran air, parit, rawa, sawah, waduk, dan
kolam-kolam yang berhubungan dengan saluran air terbuka perairan yang kotor,
serta genangan air tawar maupun air payau dan biasanya melimpah diperairan
yang terdapat banyak tumbuhan air karena merupakan ikan yang suka
bergerombol dan hidup dalam naungan pohon tumbang serta akar tumbuhan air.
dari famili anabantidae. Nama lokal ikan ini yaitu betok (Jawa), betik (Sumatera),
papuyu (Kalimantan).
gabus ketika air sedang naik atau selesai hujan. Hal ini membuktikan adanya
38
beberapa spesies ikan gabus yang hidup di sungai Deli. Hal ini sesuai dengan
Muslim (2017) yang menyatakan bahwa Ikan gabus dapat hidup di sungai, danau,
kolam, bendungan, waduk, rawa, lebak, banjiran, sawah bahkan di parit-parit air
payau. Ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa banjiran dan sungai atau
lebung. Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yang dapat hidup di sungai,
danau, kolam, bendungan, rawa banjiran, sawah bahkan parit dan pada masa larva
berupa serangga, udang dan ikan kecil. Pada fase pascalarva ikan gabus memakan
makanan yang mempunyai kuantitas yang lebih besar seperti Daphnia dan
Cyclops, sedangkan ikan dewasa akan memakan udang, serangga, katak, cacing
dan ikan.
Berdasarkan hasil praktikum didapati 8 jenis ikan air tawar yaitu Ikan
(Trichogaster pectoralis), dan Ikan gabus (Channa striata). Hal ini membuktikan
masih beragamnya sumberdaya hayati ikan air tawar di alam, dan beberapa yang
didapatkan merupakan ikan endemik asli dari Indinesia yaitu ikan betok. Hal ini
sesuai dengan Iskandar et al., (2020) yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki
beragam jenis ikan, dimana beberapa jenis ikan tersebut bersifat native dan
penyebarannya yang sangat terbatas. Ikan endemik adalah jenis ikan yang terdapat
di suatu areal tertentu (sungai, danau, situs, pulau, negara, benua). Pada
39
umumnya, wilayah yang memiliki keanekaan jenis yang relatif rendah, masih
mempunyai kontribusi yang penting pada keanekaan jenis di suatu kawasan yang
lebih luas bila di areal tersebut terdapat sejumlah jenis yang endemik.
atau dijadikan olahan lainnya. Hal ini sesuai dengan Utomo et al., (2015) yang
Berbagai teknologi pengolahan produk ikan telah banyak dilakukan, antara lain
pembuatan nuggets, berbagai jenis sosis, abon maupun bakso; namun pengolahan
ikan yang relatif paling sederhana, murah, tidak membutuhkan bahan-bahan kimia
tambahan dan mudah dilakukan oleh rumah tangga adalah bakso. Bakso juga
merupakan jenis makanan yang sudah umum dikenal baik dikota bahkan di
digemari oleh berbagai lapisan usia; berbeda dengan nuggets dan sosis yang
selama ini lebih dikenal sebagai produk pangan untuk kalangan menengah keatas.
melimpah hal ini dikarenakan Ikan sapu-sapu toleran terhadap pencemaran air dan
mampu bertahan hidup di lingkungan yang minim oksigen. Saat ini sudah banyak
Hal ini sesuai dengan Hasanah (2019) yang menyatakan bahwa Ikan sapu-sapu
memiliki kandungan asam lemak omega-3 (EPA dan DHA) tertinggi yaitu 1,11%
dan 2,00%.
40
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis ikan air tawar hasil tangkapan alam di kota Medan ada 8 yaitu Ikan
2. Ikan air tawar yang ditemukan di Kota medan dibagi kedalam tiga golongan
yaitu jenis black fish contohnya Ikan Lele, Ikan gabus, Ikan sapu-sapu, Ikan
3. Ditinjau dari sudut iktiogeografis, ikan air tawar di Indonesia mendiami tiga
Sahul).
4. Ikan adalah sebagai bahan makanan yang sehat. Adanya pernyataan tersebut
5. Ikan sapu-sapu, Ikan Lele Lembat, Ikan julung-julung, Belut sawah Ikan
nila, Ikan betok (Anabas), ikan sepat siam dan Ikan gabus termasuk dalam
Saran
mengenaisumberdaya hayati ikan air tawar hasil tangkapan liar di kota Medan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H. 2008. Ekobiologi, Habitat dan Potensi Budidaya Ikan Betok (Anabas
testudineus BLOCH) di Indonesia: Mini Review.
Astuti, R., H. Nufus., dan Alaudin. 2020. Distribusi Spasial dan Temporal Jenis
Ikan Air Tawar yang Tertangkap di Danau Ie Sayang, Woyla Barat, Aceh
Barat. Journal of Aceh Aquatic Science 4(1).
Elfachmi dan Muliati. 2019. Inventarisasi Ektoparasit pada Ikan Sepat Siam
(Trichogaster pectoralis) di Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten
Ogan Komering Ilir. FISERIES VII-1: 1-7
Hasanah, M. 2019. Potensi Ikan Sapu sapu Berbagai Ukuran dari Sungai Ciliwung
sebagai Sumber Asam Lemak Esensial. [Skripsi]. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kusumah, R. V., E. Kusrini., dan M. R. Fahmi. 2016. Biologi, Potensi, dan Upaya
Budi Daya Julung-julung Zenarchopteridae sebagai Ikan Hias Asli
Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8.
Ningrum, H. H. 2015. Keragaan Pertumbuhan Ikan Nila Hasil Seleksi F3, F4, dan
Lokal [SKRIPSI].
Noija, D., S. Martasuganda., B. Murdiyanto., dan A. A. Taurusman. 2014. Potensi
dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Demersal di Perairan Pulau
Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan 5(1):
55-64.
Prianto, E., R. Puspasari., D. Oktaviani dan Aisyah. 2020. Status Pemanfaatan dan
Upaya Pelestarian Ikan Endemik Air Tawar di Pulau Sumatera. Jurnal
Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI) 8(2): 111-122.
Scabra, A. R. dan F. Azhar. 2019. Penyuluhan Budidaya Ikan Belut Berbasis Riset
di Desa Jago Kabupaten Lombok Tengah. Seminar Nasional Pengabdian
kepada Masyarakat Prosiding PEPADU Vol. 1.
Suman. A., Hari Eko Irianto, Fayakun Satriaa, Khairul Amri., 2016. Potensi dan
Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan
Perikanan Negara Republik Indonesia (Wpp Nri) Tahun 2015 Serta Opsi
Pengelolaannya. Jurnal kebijakan perikanan indonesia.8(2): 97-110.
Suryanti, Siti Rudiyanti, Susi Sumartini. 2013. Kualitas Perairan Sungai Seketak
Semarang Berdasarkan Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton.
Journal Of Management Of Aquatic Resources 2(2) : 38-45
Suwelo, I. S. 2015. Spesies Ikan Langka dan Terancam Punah Perlu Dilindungi
Undang-Undang. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.
Syulfia., R., I. Putra., dan Rusliadi. 2015. Pertumbuhan dan Kelulushidupan Ikan
Betok dengan Padat Tebar yang Berbeda. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau
Tarigan, M. I. 2015. Upaya Konservasi Indonesia Atas Sumber Daya Ikan di Laut
Lepas. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum 9(4).
Wargasasmita, S. 2012. Ikan Air Tawar Endemik Sumatra uang Terancam Punah.
Jumal Iktiologi Indonesia 2(2): 41-49.
Warseno. 2018. Budidaya Lele Super Intensif di Lahan Sempit. Jurnal Riset
Daerah 8(2).
Wiryawan., Syamsuhaidi., dan Pardi. 2019. Kajian Potensi Ikan Sepat Rawa
(Trichopus trichopterus) Lebo Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat
Sebagai Pakan Unggas. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia
5: (1) 35 – 45.
Zulfahmi. I., Ridwan Affandi, Djamar T.F. Lumban Batu., 2014. Kondisi
Biometrik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) (Linnaeus 1758) yang
Terpapar Merkuri. Jurnal Iktiologi Indonesia, 14(1): 37-48
45
LAMPIRAN
Alat
Dokumentasi Praktikum
Gambar 11. Pasar Ikan Pajak Marelan Gambar 12. Kondisi Pajak Marelan
Gambar 13. Sungai Andan Sari, Medan Gambar 14. Sungai Andan Sari, Medan
Gambar 14. Sungai Deli, Medan Gambar 14. Sungai Deli, Medan