Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEANEKARAGAMAN HAYATI

PENERAPAN NILAI-NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI

DOSEN PENGAMPU :

Ir. Yetti Elfina S, M.P

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

PUTERI AULIYA MUSTIKA ( 2006110425 )


FEBI DWI INDRIANI ( 2006112511 )
FACHRI HARISY ( 2006112519 )
MEISYA MICHELLE ( 2006134989 )

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

Penerapan Nilai-nilai Keanekaragaman Hayati ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas dosen pada Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati Sub-Optimal. Selain itu,

makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Nilai-nilai

Keanekaragaman Hayati bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Yetti Elfina. S MP, selaku

Dosen Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati Sub-Optimal yang telah memberikan

tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan

bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan

demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 06 November 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara Benua Asia


dan Australia. Di kenal dengan tanahnya yang subur, beriklim tropis, alam yang
indah, dan kaya dengan sumber daya alam yang terkandung di dalam sungai, laut,
danau, gunung dan hutan. Sumber daya alam flora fauna dan ekosistemnya
memiliki fungsi dan manfaat serta berperan penting sebagai unsur pembentuk
lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat digantikan. Kekayaan sumber
daya alam yang berlimpah tersebut merupakan modal dasar pembangunan
nasional yang harus dilindungi, dipelihara, dilestarikan, dan dimanfaatkan secara
optimal bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan
peningkatan mutu kehidupan manusia pada umumnya.

Keanekaragaman alam hayati menunjukkan berbagai variasi dalam bentuk,


struktur tubuh, warna, jumlah, dan sifat lain dari makhluk hidup di suatu daerah.
Sumber alam hayati merupakan bagian dari mata rantai tatanan lingkungan hidup,
yang menjadikan lingkungan ini hidup dan mampu menghidupkan manusia dari
generasi ke generasi. Makin beranekaragam sumber ini, makin banyak hikmah
dan pilihan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Begitu banyak
jumlah manusia, hewan, dan tumbuhan, tetapi tidak ditemukan dua individu yang
sama persis sekalipun anak kembar identik.

Dalam dokumen Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan


(IBSAP) 2015-2020, keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai makhluk yang
hidup di bumi, termasuk semua jenis tumbuhan, binatang, dan mikroba.
Keberadaan keanekaragaman hayati saling berhubungan dan membutuhkan satu
dengan yang lainnya untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga membentuk
suatu system kehidupan [ CITATION Bap03 \l 1057 ].

Manusia sepenuhnya bergantung pada keanekaragaman hayati demi


kelangsungan hidup, kesehatan dan kebahagiaan hidupnya. Bahkan di Australia,
seluruh makanan kita dan sebagian besar obat-obatan dan produk industri
bersumber dari komponen keanekaragaman hayati di alam liar ataupun dari hasil
budidaya. Dunia yang dipenuhi makhluk hidup membawa banyak sukacita ke
kehidupan kita, baik dari berinteraksi langsung dengan alam maupun dari
mengetahui bahwa masih ada tempat bagi alam liar di kehidupan generasi
mendatang

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan nilai keanekaragaman hayati?


2. Apa saja jenis dari nilai keanekaragaman hayati?
3. Apa dan bagaimana penerapan nilai dasar keanekaragaman hayati?
4. Apa saja nilai manfaat dari keanekaragaman hayati?
5. Apa saja nilai penerapan nilai keanekaragaman hayati dari berbagai aspek
lainnya?

Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa itu nilai keanekaragaman hayati


2. Mengetahui jenis dari keanekaragaman hayati
3. Mengetahui pembagian dan penerapan nilai dasar keanekaragaman hayati
4. Mengetahui apa saja nilai manfaat dari nilai keanekaragaman hayati
5. Mengtahui nilai penerapan nilai keanekaragaman hayatu dai berbagai
aspek
II PEMBAHASAN

Pengertian Nilai Keanekaragaman Hayati

Menurut KBBI nilai memiliki artian harga, selain itu juga sifat-sifat (hal-
hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan: -- tradisional yang dapat
mendorong pembangunan perlu kita kembangkan; sesuatu yang menyempurnakan
manusia sesuai dengan hakikatnya: etika dan -- berhubungan erat. Menurut
Mulyana, nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Nilai
merupakan sesuatu yang diinginkan sehingga melahirkan tindakan pada diri
seseorang [ CITATION Roh04 \l 1057 ]. Nilai yang sering dijadikan rujukan manusia
dalam kehidupannya dalam enam nilai yang terdapat dalam teori Spranger yakni
nilai teoritik, nilai ekonomis, nilai estetik, nilai sosial, nilai politik, dan nilai
agama[ CITATION Tri16 \l 1057 ].

Keanekaragaman hayati memiliki beragam nilai atau arti bagi kehidupan.


Keanekaragaman hayati tidak hanya bermakna sebagai modal untuk menghasilkan
produk dan jasa saja (aspek ekonomi) karena keanekargaman hayati juga
mencakup aspek sosial, lingkungan, aspek sistem pengetahuan dan etika serta
kaitan di antara berbagai aspek ini. Sebagai gudang keanekaragaman hayati,
Indonesia banyak disorot oleh berbagai kalangan yang berkepentingan dengan
flora dan fauna Indonesia, terutama yang bersifat endemik. Pada dasarnya, semua
hayati di dunia ini memiliki nilai tertentu, yaitu nilai ekonomi langsung dan nilai
ekonomi tidak langsung.

Nilai Dasar Keanekaragaman Hayati dan Penerapannya

Nilai Manfaat Keragaman Hayati


Keanekaragaman hayati memiliki nilai manfaat, diantara nilai manfaat
tersebut adalah sebagai berikut:

a. Nilai ekonomis

Nilai ekonomis laut juga amat besar. Untuk melihat potensi


perikanan misalnya, terutama perikanan tangkap, luas laut Indonesia
dibagi menjadi sembilan Wilayah Pengelolaan Perikanan. Dari laporan
pencapaian pembangunaan perikanan tangkap DKP tahun 2001-2003
menyebutkan, jumlah tangkapan dari seluruh potensi sumber daya ikan
sebesar 5,12 juta ton pertahun atau sekitar 80% angka pemanfaatan potensi
lestari sumber daya ikan [ CITATION Tan04 \l 1057 ] . Sementara potensi
perikanan budidaya sendiri baru dimanfaatkan sebesar 0,002% untuk
budidaya laut, 45,42% untuk budidaya air payau, dan 25% untuk budidaya
air tawar[ CITATION Dir04 \l 1057 ]. Angka-angka ini menunjukkan peluang
pengembangan pengelolaan sumber daya perikanan dan usaha perikanan
diperairan Indonesia masih memiliki prospek yang baik.
Persoalannya, dalam pengembangan sumber daya perikanan harus
dilakukan secara hati-hati dan tidak melulu terpaku pada angka-angka
potensi yang menggiurkan tersebut. Potensi pemanfaatan jangan hanya
dilihat sebagai potensi keruk untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Keanekaragaman ekosistem laut amat retan terhadap
dinamika perubahan disekitarnya dan semuanya saling terkait satu sama
lain. Kesalahan pengembangan potensi sumber daya pesisir laut yang
terkonsentrasi hanya disatu jenis ekosisem atau terpaku pada satu sektor
saja, justru akan mengakibatkan susut atau hilangnya potensi yang ada
pada eksositem pesisir laut lainnya.

b. Nilai biologi dan ekologi

Nilai ekologi, lingkungan dan sosioekonomi yang penting dari ekosistem


ini meliputi:
a) Memelihara kualitas perairan pantai.
b) Mengurangi dampak kerusakan akibat badai, gelombang dan banjir
pantai.
c) Areal pembesaran dan pencari pakan untuk perikanan komersil
maupun trandisional.
d) Habitat penting dan areal pencari pakan untuk berbagai jenis
bentik, hewan-hewan yang hidup di dasarnya, serta berbagai
spesies burung.

Contoh penerapan dari nilai ekologi adalah Padang lamun dikelompokkan


dalam tumbuhan berbunga yang hidup dibawah 24 permukaan air laut. Habitatnya
terdapat di perairan dangkal wilayah pantai yang membedakannya dengan padang
rumput di daratan. Ekosistem padang lamun dikenal memiliki fungsi sebagai
tempat pembesaran dan sumber pakan serta nutrisi bagi spesies penting hewan-
hewan laut. Meskipun perannya dianggap tidak terlalu dominan dibanding
terumbu karang dan mangrove, padang lamun mewakili salah satu dari tiga unsur
penting ekologi lingkungan laut dan pesisir. Peran padang lamun secara fisik
maupun biologis sekarang mulai dipahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari kesatuan wilayah ekologi dan keutuhan pantai. Areal padang lamun berperan
sebagai penghubung dan penyangga diantara mangrove dan terumbu karang.
Hubungan ketiganya membentuk ekosistem pantai tropis yang sangat tinggi
tingkat keanekaragaman hayatinya (Kementerian Negara Lingkungan Hidup,2002).

Manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia sangat erat kaitannya


dengan bidang biologi. Kebutuhan pangan, sandang, papan, obat-obatan, bahan
bangunan, danoksigen hamper 100% berkat jasa keanekaragaman hayati. Seluruh
penduduk dunia,kebutuhan makanannya bergantung pada tumbuhan dan hewan
yang dapat diambillangsung di alam. Selain hal tersebut, manfaat keanekaragaman
hayati juga dapat kitalihat pada bidang industry. Industry memerlukan bahan baku
dari alam seperti insdustritekstil terutama industry kain sutera yang memanfaatkan
organisme ulat sutra untuk menghasilkan produknya. Kompenen
keaenakaragaman hayati juga penting bagikeseharan manusia. Sebelum indutri
sintesa muncul, semua bahan obat-obatan diperolehdari alam, dan bahkan
sekarang bahan-bahan alami ini masih vital. Obat-obatantradisional mendukung
pemeliharaan Kesehatan bagi sekitar 80% penduduk negara berkembang atau
lebih dari tiga milyar jiwa secara keseluruhan.

c. Nilai rekreasi

Ekosistem laut tropis juga memilikin tingkat keanekaragaman hayati tumbuhan


dan hewan yang tinggi untuk membangun industri pariwisata melalui kegiatan
ekoturisme dan penemuan produk-produk biochemical (English et al., 1997).

Anda mungkin juga menyukai