Anda di halaman 1dari 6

2.5.

Apa itu keanekaragaman hayati, mengapa penting, dan


bagaimana keadaannya saat ini?
ilmulingkunganundana.blogspot.co.id/2016/11/25-apa-itu-keanekaragaman-hayati.html

Pada tulisan sebelumnya saya sudah mengantarkan Anda untuk memahami


mengapa mahluk hidup di muka bumi ini sedemikian beraneka ragam. Pada
tulisan ini saya akan mencoba memandu Anda untuk mempelajari, beraneka
ragam itu sebenarnya apa. Anda perlu mempelajari mengapa beraneka ragam
itu penting, bukan hanya bagi manusia tetapi bagi lingkungan secara
keseluruhan. Anda juga perlu mempelajari ancaman apa saja yang dihadapi
dalam mempertahankan alam yang sedemikian beraneka ragam sekarang ini.
Dari apa yang Anda pelajari, pada akhirnya, bukan hanya memahami saja yang
diperlukan, tetapi menjadikan konsep tentang keanekaragaman ke dalam kehidupan sehari-hari. Anda diharapkan
dapat menghargai keanekaragaman bukan hanya dalam konteks ekologis dan lingkungan, tetapi juga dalam
konteks hubungan bernegara dan berbangsa.

Sebagaimana biasanya, tulisan ini saya buat untuk mengantarkan Anda mempelajari keanekaragaman hayati dari
buku teks sebagai berikut:

Bab 4 Ecology and Evolution khususnya sub-bab 4.1, Bab 7 Climate and Terrestrial Biodiversity khususnya
sub-bab 7.2 dan 7.3, dan bab 8 Aquatic Biodiversity (seluruh sub-bab) dalam buku teks Living in the
Environment: Concepts, Connections, and Sollutions
Bab 5 Biomes and Biodiversity, khususnya sub-bab 5.4, 5.5, dan 5.6 dalam buku teks Principles of
Environmental Science
Seluruh bab dalam buku teks Biodiversity, yang tersedia sebagai ebook yang dapat diunduh secara gratis
atau dibaca secara daring (dalam jaringan, online).
Laporan Ecosystems & Human Well-being: Biodiversity Synthesis dalam seri laporan Millennium Ecosystem
Assessment

Sebagaimana selalu saya ingatkan, sebagai mahasiswa program magister Anda perlu membaca buku teks supaya
berbeda dari mahasiswa program sarjana. Bila mengalami kesulitan bahasa, lakukan sesuatu untuk memperbaiki
kemampuan memahami Bahasa Inggris, jangan menggunakan ketidakmampuan memahami bahasa sebagai
alasan.

Keanekaragaman hayati merupakan terjemahan resmi dari istilah dalam Bahasa Inggris biodiversity yang
merupakan penyingkatan dari istilah biological diversity. Keanekaragaman hayati merupakan sekaligus konsep
ekologis dan konvensi internasional. Sebagai konsep ekologis, keanekaragaman hayati merupakan
keanekaragaman dalam spesies, keanekaragaman antar spepsies, dan keanekaragaman ekosistem. Sebagai
sebuah konvensi internasional, keanekaragaman hayati merupakan sebuah kesepakatan yang mengikat negara-
negara anggotanya untuk mematuhi isi dokumen konvensi dan dokumen protokol terkait lainnya. Konvensi
keanegaramagaman hayati (convention on biological diversity, CBD) merupakan salah satu konvensi yang
dihasilkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi II yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brazil, pada
1992, tetapi sudah dibahas sejak jauh sebelum KTT. Sekretariat internasional konvensi berkantor di Montreal,
Kanada.

Konsep keanekaragaman hayati merupakan bagian dari konsep keanekaragaman yang mencakup keberteriamaan
(acceptance) dan penghormatan (respect), menerima bahwa setiap individu adalah unik dan menghormati
perbedaan antar individu. Dalam konteks mahluk hidup secara keseluruhan berarti menerima bahwa mahluk hidup

1/6
yang beranekaragaman sebagai sesama mahluk hidup secara setara dan menghormati semua mahluk hidup
sebagaimana menghargai diri sendiri. Dalam konteks manusia, memahami setiap individu unik dan menghormati
perbedaan antar individu dalam dimensi ras, suku, jenis kelamin, orientasi seksual, status ekonomi, umur,
kemampuan fisik, agama, ideologi politik, dan ideologi lainnya, serta kemampuan untuk mengeksplorasi perbedaan
tersebut secara aman, positif, dan membangun. Keanekaragaman hayati dalam konteks mahluk hidup secara
keseluruhan mencakup keanekaragaman dalam spesies, keanekaragaman antar spesies, dan keanekaragaman
ekosistem. sedangkan keanekaragaman hayati dalam konteks manusia ditambah lagi dengan keanekaragaman
budaya (cultural diversity) yang mencakup berbagai perbedaan sebagaimana yang disebutkan di atas.

Keanekaragaman dalam spesies pada dasarnya merupakan keanekaragaman genetik suatu spesies tertentu yang
dimungkinkan oleh jumlah total ciri genetik yang menjadi rancang bangun spesies yang bersangkutan.
Keanekaragaman genetik suatu spesies menentukan kemampuan spesies yang bersangkutan untuk
mempertahankan kelangsungan spesiesnya dalam menghadapi perubahan lingkungannya, semakin beragam
semakin mampu spesies untuk bertahan dan sebaliknya semakin kurang beragam semakin berisiko menghadapi
kepunahan. Dalam pertanian, peternakan, dan perikanan budidaya, pemuliaan (breeding) untuk menghasilkan bibit
unggul cenderung menyebabkan keanekaragaman genetik tanaman, hewan, dan ikan budidaya berkurang. Untuk
mempertahankan keanekaragaman, tanaman, hewan, dan ikan budidaya perlu disilangkan kembali dengan spesies
liar yang ada di pusat-puat keaneragamannya. Untuk tanaman, dikenal terdapat pusat keanekaragaman Vavilov
(Vavilov center of diversity) sebagai wilayah di mana suatu jenis tanaman tertentu terdapat paling beranekaragam
secara genetik.

Keanekaragaman spesies merupakan jumlah spesies yang mewakili suatu komunitas hayati (biological community).
Keanekaragaman spesies berkaitan dengan taksonomi dan sistematika mahluk hidup sebagaimana yang sudah
saya uraikan pada tulisan sebelumnya. Untuk memahami apa itu keanekaragaman spesies, Anda perlu memahami
konsep spesies dan proses evolusi yang memungkinkan terjadinya sedemikian spesies sebagaimana yang ada
saat ini. Keanekaragaman spesies sering digunakan dalam pengukuran keanekaragaman hayati (measurement of
biodiversity). Pengukuran keanekaragaman hayati spesies dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dapat
digolongkan ke dalam pengukuran secara tradisional, pengukuran secara filogenetik, dan pengukuran secara
fungsional. Indeks keanekaragaman hayati, yang meliputi indeks Simpson dan indeks Shannon-Wiener, merupakan
ukuran keanekaragaman hayati yang tergolong dalam cara pengukuran tradisional.

Keanekaragaman ekosistem berkaitan dengan persebaran spesies dan pola komunitas yang dibentuk oleh spesies
dari persebarannya, peranan dan fungsi spesies dengan status tertentu (foundation species, keystone species,
indicator species), serta fungsi kombinasi dan interaksi antar spesies. Di antara ketiga tingkat keanekaragaman
hayati, keanekaragaman ekosistem merupakan tingkat keanekaragaman yang paling belum dipahami. Hal ini terjadi
berkaitan dengan bagaimana spesies saling mempengaruhi satu sama lain dan mempengaruhi lingkungannya dan
bersamaan dengan itu dipengaruhi oleh lingkungannya. Mempelajari hal ini secara bersamaan merupakan tugas
yang sulit karena batas-batas hubungannya tidak tegas. Misalnya, hubungan komunitas satu dengan lainnya pada
umumnya merupakan gradasi sehingga deliminasinya menimbulkan masalah. Selain itu, juga belum ada
kesepakatan mengenai ciri suatu komunitas hayati. Sebagian pakar berpendapat bahwa ciri kounitas merupakan
penjumlahan ciri dan fungsi spesies penyusunnya, sementara pakar lainnya berpendapat bahwa ciri komunitas
adalah unik sehingga tidak dapat sekedar diekstrapolasi dari ciri dan fungsi spesies penyusunnya.

Pada konteks manusia, keanekaragaman hayati pada tingkat tertinggi adalah keanekaragaman budaya ( cultural
diversity), yang berkaitan dengan perbedaan dalam dimensi ras, suku, jenis kelamin, orientasi seksual, status
ekonomi, umur, kemampuan fisik, agama, ideologi politik, dan ideologi lainnya, serta kemampuan untuk
mengeksplorasi perbedaan tersebut secara aman, positif, dan membangun. Namun demikian, keanekaragaman
budaya bukan berarti mempertahankan keberadaan setiap aspek budaya, melainkan mempromosikan aspek
budaya yang menjadikan manusia beradab dan menghilanhkan yang menjadikan kelompok manusia tertinggal dari
yang kelompok lainnya dan kurang beradab. Mempertahankan kelompok masyarakat tertinggal atas nama
keanekaragaman budaya adalah tidak etis, demikian juga mempertahankan praktik-praktik yang bertentangan

2/6
dengan hak azasi manusia. Keanekaragaman hayati dipromosikan oleh UNESCO melalui Deklarasi Universal
Mengenai Keanekaragaman Budaya (Universal Declaration on Cultural Diversity) dan deklarasi-deklarasi berkaitan
lainnya. UNESCO juga telah menetapkan Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia
(Convention concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage) yang menjadi dasar penetapan
1.052 situs warisan budaya dan alam dunia yang ada saat ini, 8 di antaranya terletak di Indonesia, termasuk situs
warisan dunia Taman Nasional Komodo yang terdapat di Provinsi NTT.

Menurut Konvensi Keanekaragaman Hayati, keanekaragaman hayati penting karena:

Menjamin produksi pangan, pakan, serat, dan bahan bakar sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhan
dasar akan makanan, pakaian, perumahan, dan sumber energi;
Mempertahankan ketersediaan layanan ekosistem lainnya, yaitu layanan lain selain produksi pangan, pakan,
serat, dan bahan bakar;
Memungkinkan adaptasi terhadap kondisi yang senantiasa berubah, termasuk perubahan iklim; dan
Menjamin penghidupan masyarakat perdesaan.

Keempat arti penting keanekaragaman hayati tersebut berkaitan dengan apa yang kini dikenal sebagai jasa
ekosistem (ecosystem sevices) dan sebelumnya dikenal pula sebagai barang dan jasa ekosistem (ecosystem
goods and services). Menurut Millennium Ecosystem Assessment, jasa ekosistem, atau juga lazim disebut sebagai
jasa lingkungan, terdiri atas kategori sebagai berikut:

Jasa penyediaan (provisioning services), mencakup produk yang diperoleh dari ekosistem, antara lain
pangan, bahan baku, bahan genetik, air, mineral, bahan obat, energi, dan bahan perhiasan.
Jasa pendukung (supporting services), mencakup jasa ekosistem yang memungkinkan seluruh jasa
ekosistem lainnya dapat terwujud, antara lain daur hara, produksi primer, dan pembentukan tanah.
Jasa pengaturan (regulating servives), mencakup manfaat yang diperoleh dari pengaturan proses ekologis,
antara lain sekuestrasi karbon dan pengaturan iklim, dekomposisi dan detoksifikasi limbah, penjernihan air
dan udara, dan pengendalian hama, penyakit, dan gulma secara alami.
Jasa budaya (cultural services), mencakup manfaat non-material yang diperoleh dari ekosistem melalui
pengayaan spiritual, pengembangan kogniitif, refleksi, rekreasi, dan pengalaman estetika.

Terlepas dari jasa ekosistem tersebut di atas, hubungan antara keanekaragaman dan fungsi ekosistem masih
diperdebatkan, meskipun diketahui bahwa keanekaragaman hayati berdampak terhadap produktivitas dan stabilitas
ekosistem. Lebih dari itu, telah diketahui bahwa jasa ekosistem mempunyai kaitan dengan kesejahteraan manusia
(human well-being) sebagaimana disajikan pada bagan alir berikut:

3/6
Hubungan antara berbagai jasa ekosistem dengan kesejahteraan manusia

Lalu bagaimana keadaan keanekaragaman hayati saat ini? Penilaian yang dilakukan dalam kerangka Millenium
Ecosystem Assessment menunjukkan hal-hal memprihatikan sebagai berikut mengenai keadaan keanekaragaman
hayati saat ini:

Hampir seluruh ekosistem di permukaan bumi telah mengalami transformasi oleh kegiatan manusia
Secara global, laju konversi bersih beberapa ekosistem mulai melambat, meskipun hal ini bisa terjadi karena
habitat yang tersedia untuk dikonversi sudah sangat terbatas
Secara lintas kelompok taksonomik, ukuran populasi atau kisaran sebagian besar spesies telah menurun.
Selama beberapa ratus tahun terakhir, manusia telah meningkatkan laju kepunahan spesies sebesar 1.000
kali laju kepunahan yang terjadi selama sejarah bumi.
Persebaran spesies di permukaan bumi menjadi semakin homogen.
Antara 10 sampai 50& kelompok taksonomik yang telah dikenal cukup baik (mamalia, burung, amfibia,
konifer, dan sikad) kini sedang mengalami ancaman kepunahan berdasarkan kriteria IUCN-WCU mengenai
ancaman kepunahan.
Keanekaragaman genetik telah menurun secara global, terutama di antara spesies budidaya (tanaman,
hewan, dan ikan budidaya).
Semua skenario yang dicoba dalam Millennium Ecosystem Assessment menunjukkan terjadinya konversi
ekosistem yang semakin cepat sejak tengah pertama abad ke-21.

Untuk memperoleh informasi lebih rinci mengenai keadaan memprihatinkan tersebut, silahkan unduh dan baca
laporan Ecosystems and Human Well-being: Biodiversity Synthesis.

Penyebab langsung terpenting terjadinya penurunan keanekaragaman hayati dan dengan demikian juga penurunan
jasa ekosistem meliputi kehilangan habitat (habitat loss) --seperti perubahan penggunaan lahan ( land-use change),
rekayasa sungai (river engineering), kerusakan terumbu karang ( coral reef loss), dan kerusakan dasar laut yang
disebakan oleh penggunaan pukat harimau dan pengeboran lepas pantai (effects of trawling and dredging)--
perubahan iklim (climate change), invasi oleh spesies asing (invasive species), eksploitasi spesies secara
berlebihan (species over-exploitation), dan polusi (pollution). Penyebab tidak langsung terpenting terjadinya
penurunan keanekaragaman hayati dan dengan demikian juga penurunan jasa ekosistem meliputi kependudukan,
ekonomi, sosial-politik, budaya dan religi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa dari penyebab langsung

4/6
dan tidak langsung tersebut diamplifikasi oleh globalisasi, beberapa lainnya diatenuasi oleh globalisasi
(globalization). Silahkan unduh dan baca laporan Ecosystems and Human Well-being: Biodiversity Synthesis untuk
memahami bagaimana berbagai penyebab tersebut menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati.

Menghadapi kenyataan yang sedemikian memprihatinkan mengenai keadaan keanekaragaman hayati saat ini,
apakah yang sebaiknya dilakukan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati sehingga tetap mampu
memberikan jasa ekosistem kepada kita semua? Apakah yang dapat Anda sumbangkan secara pribadi untuk
berpartisipasi mengatasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati tersebut? Apakah mengkonsumsi produk
organik dapat mengatasi permasalahan tersebut mengingat pertanian organik tidak menggunakan bahan kimia
anorganik yang dapat mencemari lingkungan? Silahkan baca laporan Ecosystems & Human Well-being:
Biodiversity Synthesis dalam seri laporan Millennium Ecosystem Assessment, khususnya Bab 3 sampai Bab 6, dan
kemudian jawab ketiga pertanyaan di atas secara padat dan jelas pada kotak komentar yang tersedia di bawah
tulisan ini. Jawaban Anda ditunggu sampai 24 November 2015.

Sebelum menjawab ketiga pertanyaan di atas, saya sangat menyarankan Anda untuk menonton video mengenai
keanekaragaman hayati yang disediakan oleh California Academi of Science sebagai berikut:

Welcome to the World of Biodiversity!


Genes and Biodiversity
Biodiversity and Natural Selection
Genetic Variation, Gene Flow, and New Species
Ecosystem Biodiversity
Discovering the Tree of Life
Understanding the Past to Preserve the Future
New Localities and Biodiversity
Biodiversity and Extinction, Then and Now
How Biodiversity is Distributed Globally ?
What is a Biodiversity Hotspot? disertai dengan studi
kasus California, Galapagos, Gaolinggongshan, Madagascar, Mesoamerica, Philippines, dan Sao Tome
Why Biodiversity is Distributed Unevenly
Biodiversity Expeditions Past and Present
Field Methods for Documenting Biodiversity
Studying Biodiversity in the Lab
How Much Biodiversity Do We Really Know?
Ecosystems and Ecological Networks
Ecosystem Services
Human Activities That Threaten Biodiversity
Introduced Species and Biodiversity
How Does Climate Change Affect Biodiversity?
Demystifying Ocean Acidification
Conservation and the Race to Save Biodiversity
Protecting Biodiversity: the Power of the Individual

5/6
Protecting Biodiversity: Local and Global Policies
Science and Education Join Forces to Protect Biodiversity

Tutorial video yang disediakan di atas sangat menarik sehingga akan rugi bila Anda melewatkannya.

Tulisan ini mengakhiri rangkaian tulisan mengenai pokok bahasan Aspek Hayati Lingkungan yang terdiri atas lima
tulisan yang saling berkaitan. Menjawab tiga pertanyaan sebagaimana disampaikan di atas merupakan tugas yang
akan dinilai dengan merujuk kepada isi laporan tersebut, sehingga Anda perlu benar-benar menjawab kedua
pertanyaan di atas setelah membaca laporan dimaksud. Nilai dari mengerjakan tugas ini akan digabungkan dengan
nilai pengerjaan tugas selanjutnya dan digunakan sebagai komponen tugas dalam nilai nilai akhir semester
mahasiswa, Tulisan selanjutnya akan terdiri atas bagian-bagian dari pokok bahasan Aspek Sosial-Ekonomi-Budaya
Lingkungan.

6/6

Anda mungkin juga menyukai