Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pertanian Agros Vol. 26 No.

1, Januari 2024: 4445-4454

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERIKANAN


BUDIDAYA DI PERAIRAN DANAU TOBA
ANALYSIS OF STRATEGIES FOR DEVELOPING CULTURAL FISHERIES
AREA IN THE WATERS OF LAKE TOBA
1
Muhammad Fadly Abdina, 2Muhammad Alqamari1, 2Reyza Suwanto Sitorus, 2Nana
Trisna Mei Br Kabeakan
1
Fakultas Pertanian Universitas Medan Area
2
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
ABSTRACT
The total number of Floating Net Cages (KJA) in 2015 decreased by around 49% from 2014
(23,042 in 2014 and 11,781 in 2015), but experienced a fairly high increase in Humbang
Hasundutan and Dairi Regencies. The number of cages in Humbahas Regency increased from
64 in 2014 to 1,290 in 2015 and the increase also occurred in Dairi Regency from 882 in 2014
to 2,360 in 2015. Fish production in the waters of Lake Toba is currently experiencing a
significant increase, this is It can be seen from the total production in 2015 that it reached
84,806.9 tons, sourced from the community's Floating Net Cage (KJA) production of 29,806.9
tons, PT.AN's production of 34,000 tons, and PT.SP's production of 21,000 tons. The average
economic value turnover from Floating Net Cage (KJA) cultivation activities is IDR
4,028,327,750,000 with details of fresh fish amounting to IDR 2,120,172,500,000, feed IDR
636,051,750,000, and seeds amounting to IDR 1,272,103,500,000,-. Several strategies for
developing Lake Toba: (1) SO Strategy (Strengths and Opportunities) including (2) WO
Strategy (Weaknesses and Opportunities) (3) ST Strategy (Strengths and Threats) (4) WT
Strategy (Weaknesses and Threats).
Keywords, Lake Toba, KJA, Keramba
INTISARI
Total jumlah Keramba Jaring Apung (KJA) Tahun 2015 menurun sekitar 49% dari
Tahun 2014 (23.042 tahun 2014 dan 11.781 tahun 2015), akan tetapi mengalami peningkatan
yang cukup tinggi di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Dairi. Peningkatan jumlah keramba
di Kabupaten Humbahas dari Tahun 2014 sebesar 64 menjadi 1.290 pada tahun 2015 dan
peningkatan juga terjadi pada kabupaten Dairi sebesar 882 pada tahun 2014 menjadi 2.360 pada
tahun 2015.Produksi ikan yang terdapat di perairan danau toba saat ini sangat mengalami
peningkatan, hal tersebut terlihat dari total jumlah produksi pada Tahun 2015 mencapai
84.806,9 ton yang bersumber dari Produksi Keramba Jaring Apung (KJA) milik masyarakat
sebanyak 29.806,9 ton, Produksi PT.AN sebesar 34.000 ton, dan produksi PT.SP sebesar 21.000
ton. Perputaran nilai ekonomi rata-rata dari aktivitas budidaya Keramba Jaring Apung (KJA)
sebesar Rp 4.028.327.750.000 dengan rincian ikan segar sebesar Rp 2.120.172.500.000,-, pakan
sebesar Rp 636.051.750.000, dan benih sebesar Rp 1.272.103.500.000. Beberapa strategi
pengembangan danau toba : (1) Strategi SO (Kekuatan dan Peluang) diantaranya (2) Strategi
WO (Kelemahan dan Peluang) (3) Strategi ST (Kekuatan dan Ancaman) (4) Strategi WT
(Kelemahan dan Ancaman).
Kata Kunci, Danau Toba, KJA, Keramba

1
Correspondence Author:Email : alqamari@umsu.ac.id
4446 Jurnal Pertanian Agros Vol. 26 No.1, Januari 2024: 4445-4454

1. PENDAHULUAN Pada 2018, jumlah konsumsi ikan


Indonesia merupakan negara yang diperkirakan akan melebihi ikan tangkap.
kaya akan potensi perikanan, seharusnya Meningkatnya jumlah permintaan disebabkan
sektor perikanan menjadi andalan dalam oleh kandungan nutrisi ikan yang merupakan
pembangunan Indonesia. Selain itu sektor sumber protein dan mikronutrien penting
perikanan juga berpotensi untuk dijadikan untuk mencapai gizi seimbang yang baik
penggerak utama ekonomi Indoneisa. Namun untuk kesehatan (Gandhi, dan Tanjung,
secara empiris pembangunan sektor perikanan 2022).
selama ini kurang mendapatkan perhatian Selama ini potensi perikanan
sehingga kontribusi dan pemanfaatnnya dalam budidaya yang ada di Indonesia belum dapat
perekonomian Indonesia masih kecil dimanfaatkan secara optimal, dimana
(Koeshendrajana, S. 2017).. berdasarkan data Ditjen Perikanan Budidaya
Sektor perikanan terutama sub sektor sampai dengan saat ini potensi lahan yang
perikanan budidaya mempunyai peranan termanfaatkan baru mencapai 30%.
penting dalam rangka mewujudkan Perubahan paradigma masyarakat global
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan yang mulai melirik produk perikanan sebagai
ketahanan pangan nasional. Sesuai dengan salah satu produk makanan untuk pemenuhan
UU nomor 18 tahun 2012 tentang pangan, kebutuhan protein manusia, merupakan salah
maka sektor perikanan merupakan salah satu satu peluang yang harus ditangkap sebagai
sektor prioritas yang harus dikembangkan peluang dalam menghadapi ekonomi global.
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan Sumatera Utara merupakan provinsi
nasional disamping sektor pertanian yang memiliki potensi perairan danau toba
(Muhadjir dan Nasution,2020). Secara yang cukup potensial guna mengambil
statistik, pada tahun 2010 tingkat konsumsi peluang untuk mengembangkan sektor
ikan Indonesia masih terbilang rendah, yakni perikanan budidaya Tobing, dan
30,48 kg/kapita/tahun, jika dibandingkan Kennedy,2017). Kondisi potensi tersebut
tingkat konsumsi ikan Malaysia yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan pihak
mencapai 45 kg/kapita tahun, meskipun swasta untuk melakukan kegiatan budidaya
demikian potensi budidaya ikan air tawar perikanan di perairan danau toba.
tetap menjanjikan. Perairan danau toba merupakan
Menurut Survey produksi hasil dari sumberdaya alam yang dimiliki bersama oleh
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya masyarakat, sehingga dalam pemanfaatannya
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sering dilakukan secara bebas sesuai
tahun 2012, total produksi ikan dari perikanan kebutuhannya. Oleh karenanya Sejalan
budidaya mencapai 9.675.553 ton. dengan waktu, semakin intensif dan semakin
Berdasarkan data dari KKP, tingkat konsumsi beragam kebutuhan masyarakat, sehingga
ikan pada 2010 sampai 2012 rata-rata naik dalam pengembangan dan pemanfaatannya
hingga 5,44% (Mahulae, 2020). Di mana, perlu adanya pengelolaan kebijakan dan
pada 2010 tingkat konsumsi ikan mencapai kepentingan bersifat multisektor.
30,48 kilogram (kg) per kapita per tahun, pada Guna mewujudkan pengelolan
2011 sebanyak 32,25 kg per kapita per tahun. perairan danau toba yang bermanfaat kepada
Sedangkan pada 2012, tingkat konsumsi ikan masyarakat dalam konteks ekonomi, sosial
mencapai 33,89 kg per kapita per tahun, dan dan lingkungan maka perlu dilakukan kajian
pada 2013 meningkat 35,14 kg per kapita per komprehensif oleh pemerintah provinsi
tahun. Namun demikian tingkat konsumsi sumatera utara tentang pengusahaan
ikan belum merata di setiap daerah (Rambe et perikanan di perairan danau toba Suryanti, et
al., 2020).
Analisis Strategi (M F Abdina, M Alqamari, R S Sitorus, N T M Br Kabeakan) 4447

al.,2017). Kajian ini nantinya akan bermanfaat interpretasi data. Hal ini dikarenakan peneliti
dan sebagai acuan serta landasan kualitatif lebih menyukai pembahasan
berfikir bagi Dinas Perikanan Kabupaten/Kota masalah atau generalisasi penelitian. Pada
yang berada pada kawasan perairan danau penelitian kualitatif, bukan masalah atau
toba untuk melaksanakan pengembangan generalisasi penelitian yang lebih penting,
kegiatan perikanan budidaya yang berada melainkan pengujian teori.
pada wilayahnya masing-masing. Teori adalah gagasan (konsep)
defenisi-defenisi dan proposisi-proposisi
2. BAHAN DAN METODE yang berhubungan satu sama lain yang
Persiapan penelitian meliputi : (1) menunjukan fenomena yang sistematis
Koordinasi dengan instansi/lembaga terkait, dengan menetapkan hubungan antar variable
(2) penyamaan persepsi dan pembekalan dengan tujuan untuk menjelaskan dan
diantara sesama tim peneliti, (3) pengumpulan meramalkan fenomena. Pada penelitian
informasi wilayah pengusahaan perikanan di kuantitatif yang menjadi dasar penelitian
Perairan Danau Toba. Pengumpulan data yang untuk diuji, maka pada penelitian kualitatif,
dilakukan meliputi : survey sekunder, survey teori berfungsi sebagai “inspirasi dan
potensi lokasi dimasa yang akan datang dan perbandingan”. Mungkin peneliti terinspirasi
identifikasi hambatan/ permasalahan dari suatu teori yang kemudian menjadi
pemungutan di lapangan. kerangka berpikir peneliti dalam meng-
Pelaksanaan Kajian Status Pengusahaan capture suatu fenomena Atau ketika peneliti
perikanan di Perairan Danau Toba dilakukan menjelaskan dan membahas suatu
dengan metode survey dan wawancara. fenomena, peneliti teringat pada suatu teori
Survey lapangan dilakukan pada daerah- yang berkaitan dengan fenomena tersebut,
daerah yang sudah ditentukan berdasarkan maka ungkapkanlah.
daerah yang memiliki wilayah pengusahaan Penelitian kualitatif mengkaji
perikanan di perairan Danau Toba. Pada studi perspektif partisipan dengan strategi-strategi
lapang ini sekaligus dilakukan wawancara yang bersifat interaktif dan fleksibel.
kepada petani Keramba Jaring Apung (KJA) Penelitian kualitatif ditujukan untuk
dengan menggunakan kuisioner guna memahami fenomena-fenomena sosial dari
mendapatkan gambaran faktor Produksi sudut pandang partisipan. Dengan demikian
terhadap kondisi sosial ekonomi, terutama arti atau pengertian penelitian
pendapatan petani. Data yang diperoleh kualitatif tersebut adalah penelitian yang
Ditabulasi dan diolah menggunakan perangkat digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
lunak komputer, Selanjutnya Data dianalisis. alamiah di sini peneliti merupakan instrumen
Data hasil analisis digunakan sebagai dasar kunci.
evaluasi terhadap pengusahaan perikanan di Selanjutnya data yang diperoleh
Perairan Danau Toba. dianalisis menggunakan SWOT. Analisis
Metodelogi yang digunakan dalam SWOT mampu membandingkan antara faktor
pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan eksternal Peluang dan Ancaman, dengan
pendekatan secara kualitatif (qualitative faktor internal Kekuatan dan Kelemahan
methode). Penelitian kualitatif merupakan (Saragih et al, 2021).
penelitian yang berusaha menemukan teori Analisis SWOT menghasilkan empat
yang berasal dari data. Oleh karena itu, teori kombinasi strategi Streghs Opportunities
yang digunakan dalam penelitian kualitatif (SO) adalah strategi yang menggunakan
sangat berpengaruh. Baik dimulai dari kekuatan untuk memanfaatkan peluang,
penemuan fenomena sampai pada simpulan. strategi Streghs Threats (ST) adalah strategi
Kenyataan di lapangan, penelitian kualitatif yang menggunakan kekuatan untuk
jarang memasukkan teori ke dalam mengatasi ancaman, strategi Weakneases
4448 Jurnal Pertanian Agros Vol. 26 No.1, Januari 2024: 4445-4454

Opportunities (WO) adalah strategi yang (W) dalam rangka meminimalisasikan


meminimalkan kelemahan untuk masalah internal, sehingga dapat merebut
memanfaatkan peluang dan strategi peluang pasar yang lebih baik. Data dan
Weakneases Threats (WT) adalah strategi informasi yng digunakan oleh masing-masing
yang meminimalkan kelemahan serta strategi di peroleh dari matrik faktor startegi
menghindari ancaman dimilikinya dan eksternal (EFAS) dan matrik strategi internal
memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan (IFAS).
(S) yang dimilikinya dan memanfaatkan Oleh karenanya sebelum
berbagai peluang (O) yang ada. menghasilkan SWOT matrik, pembuatan
Strategi ST adalah strategi yang EFAS dan IFAS dilakukan terlebih dahulu
digunakan dengan seoptimal mungkin (Wardani dan Nasution, 2016). Analisis
memaksimalkan kekuatan (S) yang ada untuk faktor-faktor internal dan eksternal
mengurangi berbagai ancaman (T) yang merupakan faktor yang sangat penting dalam
mungkin terjadi. Strategi ST adalah strategi merumuskan strategi pemasaran.
yang digunakan untuk mengurangi kelemahan

Tabel.1. Matriks Analisis SWOT


STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
Matriks Analisis SWOT Daftar semua kekuatan Daftar semua kelemahan yang
yang dimiliki dimiliki
OPPORTUNITY (O) STRATEGI SO STRATEGI (WO)
Gunakan semua kekuatan Gunakan semua kekuatan Atasi semua kelemahan dengan
yang dimiliki untuk yang dimiliki untuk memanfaatkan semua peluang
memanfaatkan peluang yang memanfaatkan peluang yang ada
ada yang ada
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Daftar semua ancaman yang Gunakan semua kekuatan Tekan semua kelemahan dan
dapat diidentifikasi untuk menghindar dari semua ancaman
semua ancaman
Sumber : Rangkuti, 2002

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tangkapan Air) nya adalah 2.486 km2.


Danau Toba terletak di pegunungan Permukaan danau berada pada ketinggian
Bukit Barisan Propinsi Sumatra Utara, 903 m dpl (di atas permukaan laut). Panjang
dengan posisi geografis antara 2ᵒ 21’32” – 2ᵒ maksimumnya kurang lebih 50 km dan lebar
56’ 28” Lintang Utara dan 98o 26’ 35” – 99o maksimumnya sekitar 27 km.
15’ 40” Bujur Timur. Jaraknya kurang lebih Kondisi sosial ekonomi masyarakat
176 km arah selatan kota Medan, ibukota di sekitar kawasan ekosistem Danau Toba
Propinsi Sumatra Utara. Danau ini berbatasan dapat dilihat dari aspek mata pencaharian,
dengan tujuh wilayah administratif kabupaten pendidikan, kesehatan, prasarana dan sarana
yakni kabupaten Samosir, Toba Samosir, pendukung. Dari aspek sosial budaya,
Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang masyarakat di kawasan tersebut hidup dalam
Hasundutan, Dairi dan Karo. Luas beragam marga dan tradisi yang tetap
permukaan air Danau Toba adalah 1.124 km2 dipegang teguh hingga kini. Kearifan lokal
yang merupakan danau terbesar di Asia tersebut banyak mewarnai seluk-beluk
Tengara. Luas daratan DTA (Daerah masyarakat sehingga tidak dapat diabaikan
dalam menyusun perencanaan pembangunan
Analisis Strategi (M F Abdina, M Alqamari, R S Sitorus, N T M Br Kabeakan) 4449

setempat. Sedangkan kegiatan perekonomian menghentikan penambahan baru KJA dan


sebagian masyarakat di Kawasan Danau mengurangi jumlah unit KJA yang ada
Toba masih mengandalkan sektor pertanian, hingga ke tingkat yang rasional sesuai
termasuk kegiatan peternakan dan perikanan. dengan daya dukung lingkungannya serta
Ditinjau dari karakteristik budidaya pengaturan perseberannya di danau. Namun
pertanian yang dilakukan umumnya implementasinya tentu bukanlah hal yang
dilakukan pada lahan kering untuk budidaya mudah karena akan menyangkut berbagai
tanaman pangan, tanaman perkebunan dan aspek sosial-ekonomi-politik lokal yang
kehutanan. Sementara pengusahaan kegiatan pelik. Sementara itu korban karena kematian
pertanian pada lahan basah hanya dilakukan massal ikan di KJA masih sering terjadi.
untuk tanaman pangan. Kasus mutakhir di Haranggaol, pantai
Penduduk yang bermukim di sebelah utara Danau Toba, pada pekan
Kawasan Danau Toba tersebar di 443 pertama bulan Mei 2016, terjadi kematian
desa/kelurahan pada 37 Kecamatan, di 7 massal ikan dalam KJA yang mengakibatkan
Kabupaten (Samosir, Toba Samosir, sekitar 1.500 ton ikan mati dan menimbulkan
Simalungun, Tapanuli Utara, Humbang kerugian pada para nelayan hingga miliaran
Hasundutan, Karo, dan Dairi) dengan jumlah Rupiah.
total penduduk 580.428 jiwa. Bencana kematian ikan di
Jalur angkutan danau penyeberangan Haranggaol diakibatkan karena lapisan air di
di perairan Danau Toba : Ajibata ke Tomok, bagian bawah yang telah kehabisan oksigen
Ajibata ke Pangururan melalui Ambarita, (anoksik) terangkat ke permukaan (over turn)
Balige ke Pangururan melalui Nainggolan hingga menimbulkan kematian massal ikan.
dan Mogang, Ajibata ke Nainggolan, dan Sumber utama peristiwa ini adalah karena
Nainggolan ke Muara. pemberian pakan berlebihan (over feeding)
Budidaya ikan dengan menggunakan pada ikan dalam KJA, hingga banyak pakan
KJA telah berkembang sangat pesat di Danau tersisa yang mengendap ke lapisan bawah,
Toba hingga cenderung ke tingkat ekploitasi ditambah pula feses (kotoran) ikan yang
lebih (over exploitation) yang akhirnya tidak menyebabkan terakumulasinya bahan organik
lagi memberikan keuntungan per unit usaha. di lapisan bawah permukaan. Penguraian
Pertumbuhan jumlah unit KJA yang tak bahan organik ini oleh mikroba
terkendali bahkan telah pula menimbulkan mengkonsumsi banyak oksigen hingga
masalah lingkungan yang parah. menyebabkan oksigen di bawah permukaan
Kegiatan budidaya ikan sistem KJA perairan habis disertai sulfide (belerang) yang
di Danau Toba telah dilakukan oleh beracun. Apabila terjadi perubahan cuaca
masyarakat sejak tahun 1986. Tahun 2005 yang mengakibatkan turunnya suhu air
telah ada 2.815 unit KJA, dua tahun permukaan maka air tanpa oksigen di lapisan
berikutnya (tahun 2007) telah berlipat ganda bawah ini akan naik ke permukaan hingga
menjadi 5.612 unit, sedangkan tahun 2009 meneyebabkan musibah matinya ikan secara
sudah menjadi 6.269 unit. Jumlah ini terus massal di permukaan.
meningkat, dan diperkirakan sudah jauh Pengembangan KJA yang tak
melampaui daya dukung lingkungannya. terkendali tidak saja berkontribusi terhadap
Terkait dengan masalah KJA ini, terjadinya penurunan kualitas air perairan
Kementerian Kelautan dan Perikanan 2010 Danau Toba. Kondisi ini diperparah dengan
merekomendasikan perlunya langkah kontribusi limbah dari pemukiman, resor dan
moratorium dan rasionalisasi pengelolaan hotel yang tumbuh sepanjang pantai, dan
KJA. Budidaya ikan dengan Keramba Jaring limbah pertanian dari daratan sekitarnya.
Apung (KJA) yang sangat intensif di perairan Masyarakat setempat semakin sulit untuk
Haranggaol, Danau Toba. Dengan mendapatkan akses air yang berkualitas baik.
4450 Jurnal Pertanian Agros Vol. 26 No.1, Januari 2024: 4445-4454

Eutrofikasi atau penyuburan perairan terjadi dilaksanakan secara bertahap dan


hingga memicu makin berkembangnya gulma berkelanjutan, sebab biaya yang dibutuhkan
air eceng gondok (Eichornia crassipes) di untuk membangun SPAL yang baik tidaklah
beberapa wilayah. Selain itu, pertumbuhan murah dan mustahil dapat diselesaikan dalam
jumlah unit KJA yang sedemikian pesat telah waktu 1-2 tahun. Sebagai contoh, IPAL
mengurangi nilai estetika lingkungan yang Parapat yang sudah beroperasi sejak tahun
merupakan nilai penting untuk 2000 hingga kini tahun 2016 belum ada
pengembangan pariwisata Danau Toba. dilakukan pengembangannya. Bahkan sarana
Salah satu fungsi penting Danau yang ada juga belum berfungsi secara
Toba adalah sebagai kawasan pariwisata. optimal.
Kota Parapat merupakan pusat pariwisata Di sisi lain perlu dilakukan
Danau Toba. Dari sini berbagai lokasi wisata kampanye publik untuk membangun
di kawasan pantai Danau Toba dapat dicapai kesadaran masyarakat untuk tidak membuang
lewat transportasi air. Berbagai jenis objek limbah secara langsung ke Danau Toba juga
wisata terdapat di Danau Toba dan sekitarnya harus dilakukan secara berkesinambungan.
antara lain wisata alam, wisata budaya, Perubahan prilaku tidak dapat terjadi secara
wisata olah raga dan alam, wisata religi, dan cepat karena sudah menjadi kebiasaan.
wisata sejarah. Aksi nyata seperti melakukan
Upaya menyeluruh untuk menangani pembersihan sampah-sampah dan melakukan
pencemaran limbah domestik ke perairan penghijauan, kampanye Perilaku Hidup
Danau Toba mutlak harus dilakukan melalui Bersih dan Sehat (PHBS), tidak membuang
kerjasama antara Pemerintah Pusat, sampah sembarangan, dapat dilakukan secara
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dan 7 rutin dengan melibatkan seluruh
Kabupaten yang daerahnya berada di komponen masyarakat dan dapat ditanamkan
kawasan DTA Danau Toba sebab masalah sejak dini kepada anak-anak di
sanitasi adalah menjadi urusan wajib sekolah. Pemerintah dapat menggandeng
pemerintah daerah sesuai Undang-Undang NGo’s dan Lembaga-Lembaga atau
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Aktivis Peduli Lingkungan untuk hal ini.
Daerah. Keramba Jaring Apung (KJA)
Saat ini baru Master Plan Air Limbah merupakan upaya masyarakat untuk
Kota Parapat (2011-2031) saja yang sudah melakukan pemanfaatan permukaan air
tersedia dan bisa dijadikan acuan untuk Danau Toba untuk budidaya ikan dengan
mengoptimalkan dan mengembangkan menggunakan keramba. Budidaya ikan di
Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) yang perairan Danau Toba diusahakan oleh
melayani penduduk Kecamatan Girsang masyarakat, PT.Aqua Farm Nusantara, dan
Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun dan PT.Suri Tani Pemuka. Dari 7 Kabupaten
Kec. Ajibata, Kabupaten Tobasa. Sedangkan yang memiliki KJA, bahwa milik masyarakat
ada 43 Kecamatan di 7 Kabupaten yang merupakan kepemilikan terbesar sebanyak
masuk di kawasan DTA Danau Toba untuk 11.249, diikuti milik PT.AN sebanyak 457,
diusulkan agar segera dibuat Master Plan Air dan milik PT.SP sebanyak 75. Dari 7
Limbah Kawasan Danau Toba yang meliputi kabupaten yang memiliki KJA, Kabupaten
7 Kabupaten, dan tahapan pelaksanaan Simalungun merupakan daerah terbesar
pembangunannya dapat dilakukan melalui memiliki KJA sebesar 6.418, diikiuti oleh
sharing APBN (Loan maupun APBN murni) Kabupaten Dairi sebanyak 2.360, dan
dan APBD. Humbahas sebesar 1.290.
Upaya berkelanjutan maksudnya Total jumlah Keramba Jaring Apung
adalah pengelolaan penanggulangan (KJA) Tahun 2015 menurun sekitar 49% dari
pencemaran perairan Danau Toba Tahun 2014 (23.042 tahun 2014 dan 11.781
Analisis Strategi (M F Abdina, M Alqamari, R S Sitorus, N T M Br Kabeakan) 4451

tahun 2015), akan tetapi mengalami pada tahun 2013 dan meningkat menjadi
peningkatan yang cukup tinggi di Kabupaten 96.804,6 ton pada tahun 2014.
Humbang Hasundutan dan Dairi. Pada tahun 2015 produksi KJA
Peningkatan jumlah keramba di Kabupaten mengalami penurunan dari 96.804,6 pada
Humbahas dari Tahun 2014 sebesar 64 tahun 2014 menjadi sebesar 84.806,9 ton
menjadi 1.290 pada tahun 2015 dan pada tahun 2015. Jumlah total produksi
peningkatan juga terjadi pada kabupaten Keramba Jaring Apung (KJA) telah terjadi
Dairi sebesar 882 pada tahun 2014 menjadi penurunan pada Tahun 2015 sekitar 12 %
2.360 pada tahun 2015. dari Tahun 2014. Kondisi ini berbanding
Produksi ikan yang terdapat di lurung dengan menurunnya jumlah KJA pada
perairan danau toba saat ini sangat tahun 2015 dibanding tahun 2014.
mengalami peningkatan, hal tersebut terlihat Kabupaten yang memiliki produksi
dari total jumlah produksi pada Tahun 2015 kepemilikan Perusahaan/swasta yaitu
mencapai 84.806,9 ton yang bersumber dari Kabupaten Simalungun (PT.AN sebesar
Produksi Keramba Jaring Apung (KJA) milik 943,85 ton dan PT.SP 21.000 ton),
masyarakat sebanyak 29.806,9 ton, Produksi Kabupaten Toba Samosir (PT. AN 7.939,15
PT.AN sebesar 34.000 ton, dan produksi ton), dan kabupaten Samosir (PT.AN 25.117
PT.SP sebesar 21.000 ton. ton). Dari kedua perusahaan yang memiliki
Dari 7 (Tujuh) Kabupaten yang produksi KJA, bahwa PT. AN yang memiliki
memiliki Produksi Keramba Jaring Apung produksi terbesar sebanyak 34.000. Ton.
(KJA) yang berada pada kawasan perairan Salah satu faktor untuk pertumbuhan
Danau Toba , bahwa Kabupaten Simalungun ikan ialah pakan yang memadai dan
memiliki produksi terbesar sebanyak mencukupi secara komposisi, baik alami
39.847,3 ton yang bersumber dari produksi maupun buatan. Kecukupan Pakan sangat
masyarakat sebesar 17.903,45 ton, PT.AN mempengaruhi akan berkembangnya proses
sebesar 943,85 ton, dan PT.SP sebesar budidaya yang dilakukan oleh masyarakat,
21.000 ton. Sedangkan produksi terendah termasuk dalam hal ini masyarakat yang
terdapat pada Kabupaten Tapanuli Utara melakukan aktivitas usaha budidaya keramba
sebesar 29 Ton yang bersumber dari Produksi jaring apung di perairan Danau Toba.
KJA masyarakat. Manajemen pakan ikan merupakan
Pada Tahun 2015 produksi KJA salah satu faktor menentukan keberhasilan
terbesar terdapat pada kepemilikan PT. AN usaha budidaya ikan. Pakan merupakan unsur
sebesar 34.000 ton, selanjutnya Produksi terpenting dalam menunjang pertumbuhan
KJA kepemilikan masyarakat sebesar dan kelangsungan hidup ikan. Pakan
29.806,9 ton, dan Produksi KJA milik PT.SP berperan penting sebagai makanan yang
sebesar 21.000 ton. Dari tujuh Kabupaten, sangat dibutuhkan oleh ikan.
terlihat secara umum Produksi KJA berada Feed Convertion Ratio adalah suatu
pada kepemilikan masyarakat, kecuali pada 3 ukuran yang menyatakan ratio jumlah pakan
(tiga) Kabupaten yang memiliki produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg
KJA yang berada pada kepemilikan ikan kultur. Nilai FCR=2 artinya untuk
Perusahaan/swasta. memproduksi 1 kg daging ikan dalam sistem
Produksi KJA pada tahun 2012 akuakultur maka dibutuhkan 2 kg pakan.
mengalami peningkatan dari tahun Semakin besar nilai FCR, maka semakin
sebelumnya yakni sebesar 42.912,4 ton pada semakin banyak pakan yang dibutuhkan
tahun 2011 menjadi 50.899,3 ton pada Tahun untuk memproduksi 1 kg ikan daging kultur.
2012. Pada tahun berikutnya produksi Budidaya ikan masyarakat di
semakin meningkat, yakni sebesar 82.835,8 kawasan perairan Danau Toba rata-rata FCR
sebesar 1,5 (FCR = 1,5). Dengan Jumlah
4452 Jurnal Pertanian Agros Vol. 26 No.1, Januari 2024: 4445-4454

Produksi ikan sebesar 84.806,9 ton maka 86,0 %. Kelangsungan hidup ikan ditentukan
kebutuhan pakan sebesar 84.806,9 ton X 1,5 oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas air
(FCR) sehingga diperoleh hasil sebesar meliputi suhu, kadar amoniak dan nitrit,
127.210,35 ton pakan. oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman
Kelangsungan hidup adalah peluang (pH) perairan, serta rasio antara jumlah pakan
hidup suatu individu dalam waktu tertentu, dengan kepadatan (Sitorus, S, 2013). Tingkat
sedangkan mortalitas adalah kematian yang kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan
terjadi pada suatu populasi organisme yang di perairan danau toba rata-rata sebesar 80 %.
menyebabkan berkurangnya jumlah individu Dengan jumlah produksi sebesar 84.806,9 ton
di populasi tersebut. Tingkat kelangsungan maka jumlah benih yang diperlukan sebanyak
hidup akan menentukan produksi yang 106.008,625 ton.
diperoleh dan erat kaitannya dengan ukuran Nilai ekonomi merupakan aspek
ikan yang dipelihara. yang perlu diperhatikan dari kegiatan
Kelangsungan hidup benih aktivitas usaha apapun. Pada kegiatan
ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, budidaya ikan di kawasan perairan danau
kualitas air serta perbandingan antara jumlah toba memiliki nilai ekonomi yang sangat
makanan dan kepadatannya. Padat tebar yang besar, dimulai dari nilai penjualan/beli benih,
terjadi dapat menjadi salah satu penyebab jual/beli pakan, jual/beli ikan segar, dan
rendahnya tingkat kelangsungan hidup suatu pemenuhan lapangan pekerjaan bagi
organisme, terlihat kecenderungannya bahwa masyarakat sekitar. Adapun hitungan rata-
makin meningkat padat tebar ikan maka rata nilai ekonomi yang diperoleh terdapat
tingkat kelangsungan hidupnya akan makin pada Tabel 2.
kecil (Tampubolon et al 2011).
Nilai tingkat kelangsungan hidup
ikan rata-rata yang baik berkisar antara 73,5-

Tabel 2. Perputaran Nilai Ekonomi dari Aktivitas Budidaya KJA di Danau Toba
No Jenis Nilai Jumlah Nilai Harga TOTAL
Ekonomi Satuan
1 Ikan Segar 84.806,9 ton Rp25.000,-/Kg Rp 2.120.172.500.000,-

2 Benih 106.008,625 ton Rp 12.000,-/Kg Rp1.272.103.500.000,-

3 Pakan 127.210,35 ton Rp 5.000,-/Kg Rp 636.051.750.000,-

Total Rp 4.028.327.750.000,-
Sumber : Data diolah, 2016

Perputaran nilai ekonomi rata-rata dari diperoleh dari aktivitas KJA sangat besar dan
aktivitas budidaya Keramba Jaring Apung memiliki nilai ekonomi yang sangat besar.
(KJA) sebesar Rp 4.028.327.750.000,- Guna optimalisasi kekuatan yang
dengan rincian ikan segar sebesar Rp dimiliki Danau Toba menjadi suatu hasil
2.120.172.500.000,-, pakan sebesar Rp yang optimal dan meminimalisir kelemahan
636.051.750.000,-, dan benih sebesar Rp dan ancaman untuk memperoleh peluang,
1.272.103.500.000,- . Dari uraian Tabel 2 maka dilakukan analisis SWOT. Analisis
terlihat bahwa potensi nilai ekonomi yang SWOT merupakan metode perencanaan
Analisis Strategi (M F Abdina, M Alqamari, R S Sitorus, N T M Br Kabeakan) 4453

strategis yang digunakan untuk mengevaluasi Keberlangsungan usaha masyarakat dimasa


kekuatan (strengths), kelemahan mendatang.
(weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau 4. KESIMPULAN
suatu spekulasi bisnis.
Alat yang digunakan dalam 1. Danau Toba telah dimanfaatkan untuk
menyusun faktor-faktor strategis perusahaan berbagai aktivitas diantaranya : perikanan,
adalah matriks SWOT. Matriks ini pertanian, pariwisata, sarana transportasi
menggambarkan secara jelas bagaimana air, PLTA, sumber air baku,
peluang dan ancaman internal yang dihadapi kegiatan/usaha dsb, menjadi ancaman
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan massif bagi penurunan kualitas air.
kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini 2. Kondisi perairan Danau Toba telah terjadi
dapat menghasilkan empat set kemungkinan pencemaran pada tahap tercemar sedang.
alternatif strategis. 3. Danau Toba telah mengalami proses
Berdasarkan hasil analisis SWOT eutrofikasi yang disebabkan secara alami
diperoleh beberapa strategi pengembangan maupun disebabkan oleh ulah manusia.
danau toba : (1) Strategi SO (Kekuatan dan Salah satu faktor penyebab terjadinya
Peluang) diantaranya : Pengembangan eutrofikasi air danau yaitu karena
Kawasan Perikanan Danau Toba, pertumbuhan populasi penduduk yang tak
Peningkatan Hasil dan produktivitas Produksi terkendali yang mendorong
Perikanan di Danau Toba, dan Menerapkan membangunan industri-industri baik skala
nilai-nilai kearifan lokal dalam berbagai kecil maupun dalam skala besar serta
aktivitas masyarakat, seperti : perikanan, mendorong masyarakat untuk membuka
pariwisata, peternakan, dan pertanian yang lahan pertanian yang seluas-luasnya
terdapat di kawasan perairan Danau Toba. kemudian limbah yang dihasilkan baik
(2) Strategi WO (Kelemahan dan Peluang) sengaja maupun tidak sengaja memasuki
diantaranya : Memperbaiki serta badan perairan sehingga mengakibatkan
mengembangkan kondisi infrastruktur yang air danau/waduk terjadi proses eutrofikasi
terdapat di daerah sekitar Danau Toba dan yang sangat berbahaya bagi biota
Memberikan sosialisasi kepada masyarakat perairan dan dapat menimbulkan masalah
sekitar Danau Toba akan pentingnya kesehatan bagi manusia yang
kelestarian Lingkungan, kebersihan dan mengonsumsi air yang tercemar tersebut.
tatakelola bangunan yang baik. (3) Strategi 4. Ancaman pencemar air Danau Toba
ST (Kekuatan dan Ancaman) diantaranya : diantaranya berasal dari perikanan, limbah
Pengelolaan dan pengaturan sistem domestik, transportasi, pariwisata,
pemanfaatan kawasan perairan Danau Toba pertanian, peternakan, industri,
di berbagai aspek (Pertanian, perikanan, pertambangan, kehutanan dan limbah
pariwisata, ternak, kehutanan, dll) dan kegiatan/usaha.
Memberikan pemahaman dan sosialisasi 5. Fosfor sebagai salah satu nutrisi
kepada masyarakat sekitar Danau Toba penunjang untuk klorofil-a, dapat
tentang kondisi masuknya nilai-nilai budaya menimbulkan bloom enceng gondok
daerah/negara lain yang masuk ke daerah seperti yang dapat menyebabkan proses
sekitar Danau Toba. (4) Strategi WT sedimentasi berjalan lebih cepat hingga
(Kelemahan dan Ancaman) diantaranya : menyebabkan berkurangnya usia guna
Menjalankan aturan pengelolaan kawasan danau/waduk, air danau/waduk menjadi
perairan Danau Toba dan Mendukung berwarna hijau pekat kemudian berubah
kelestarian Lingkungan, Guna menjadi coklat, ikan mati, timbul bau
busuk serta mesin-mesin PLTA makin
4454 Jurnal Pertanian Agros Vol. 26 No.1, Januari 2024: 4445-4454

cepat terkorosi. Pertumbuhan alga dalam Saragih, J. R., Lela, J., & Harmain, U.
perairan sangat cepat. (2021). Peran Subsektor Perikanan
6. Potensi nilai ekonomi yang diperoleh dari Dalam Pembangunan Wilayah Dan
aktivitas KJA sangat besar dan memiliki Strategi Pengembangannya Di
nilai ekonomi yang diperkirakan Kabupaten Dairi. Jurnal Ilmiah
mencapai 4.028.327.750.000,- Membangun Desa dan Pertanian
7. Perlu adanya pengaturan zonasi dan (JIMDP), 6(6), 221-229.
pengaturan skenario pengurangan jumlah Sitorus, S. W. (2013). Analisis Keberlanjutan
produksi ikan di perairan Danau Toba. Budidaya Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) dalam
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Kawasan
Gandhi, P., & Tanjung, D. (2022). Kelayakan MInapolitan di Beberapa Desa
Finansial dan Jaringan Sosial pada Kecamatan Pantai Cermin
Keramba Jaring Apung, Haranggaol, Kabupaten Serdang Bedagai
Danau Toba, Provinsi Sumatera Provinsi Sumatera Utara (Doctoral
Utara. Jurnal Akuatiklestari, 5(2), dissertation, Program Magister Ilmu
66-72. Lingkungan).
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Suryanti, A., Sulistiono, S., Muchsin, I., &
Rencana Strategis Kementerian Kartamihardja, E. S. (2017). Habitat
Kelautan dan Perikanan 2010-2014. Pemijahan Dan Asuhan Ikan Bilih
Kementerian Kelautan dan Mystacoleucus padangensis (Bleeker,
Perikanan. Jakarta. 1852) di Sungai Naborsahan, Danau
Koeshendrajana, S. (2017). Kebijakan dan Toba, Sumatera Utara. BAWAL
Strategi Pengelolaan Perikanan Widya Riset Perikanan
Tangkap di Danau Toba Paska Tangkap, 9(1), 33-42.
Introduksi Ikan Bilih. Jurnal Tampubolon, Dewi Murni, Muchtar Ahmad
Kebijakan Perikanan Indonesia, 3(1), dan Nurmatias. 2011. Analisis
1-12. Finansial Usaha Perikanan yang
Mahulae, P. J. M. (2020). Perubahan Berbeda Pemasarannya.Jurnal
Lingkungan Perairan Danau Toba Perikanan dan Kelautan 16,1 (2011)
Akibat Budidaya Perikanan Dalam : 79-89.
Perspektif Ekologi Tobing, S. J. L., & Kennedy, P. S. J. (2017).
Politik. Inovasi, 17(1), 109-114. Pengelolaan Ekosistem Danau Toba
Muhadjir, M., & Nasution, Z. (2020). Secara Berkelanjutan (Sustainable
Strategi Pengembangan Sentra Development). In Seminar Nasional
Perikanan Perairan Umum Daratan dan Call Papers Seminar Inovasi
Sebagai Kawasan Manajemen, Ekonomi dan Akuntansi
Minapolitan. Jurnal Kebijakan Sosial Blue Economy Menembus Globalisai.
Ekonomi Kelautan dan Wardani, M. P., & Nasution, N. A. (2016).
Perikanan, 2(1), 13-26. Kontribusi Pengembangan Pariwisata
Rambe, T. R., Parinduri, W. M., Putra, T., Danau Toba Melalui Skema Bop
Purba, A., Kesumawati, D., (Badan Otorita Pariwisata) Bagi
Anggraini, D. P., ... & Fadli, M. Masyarakat Di Sekitar Danau
(2022). Penebaran 1.000 Benih Ikan Toba. Call for Paper FW Great
Bersama Masyarakat Kecamatan Event.
Girsang Sipangan Bolon Kabupaten
Simalungun. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 3(1), 61-67.

Anda mungkin juga menyukai