Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH SEKTOR PERIKANAN

TERHADAP PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN


DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI REGIONAL

OLEH :
DENIH ASSAH
STAMBUK : H 102 11 020

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2012
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah


Kabupaten Parigi Moutong 2005-2025, Kawasan Teluk Tomini dalam
pengembangannya telah dicanangkan sebagai Gerbang Mina Bahari, sebagai
awal pengembangan kemaritiman di Indonesia secara umum, dan khusus di
Teluk Tomini. Pencanangan sebagai Gerbang Mina Bahari akan memberikan
dampak langsung terhadap pengembangan wilayah di Kabupaten Parigi
Moutong, karena dalam pengembangan Teluk Tomini tentunya diperlukan
sarana dan prasarana pendukung, misal untuk mengembangkan sektor
perikanan diperlukan pelabuhan yang dapat mendukung kegiatan distribusi
hasil perikanan, baik untuk kebutuhan ekspor atau pemenuhan kebutuhan
nasional serta kebutuhan wilayah lain disekitarnya. Pembangunan sarana dan
prasarana pendukung pengembangan kemaritiman di Teluk Tomini akan
memacu pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong.
Kabupaten Parigi Moutong dengan wilayah seluas 6.231,85 km2
memiliki garis pantai sepanjang 472 km atatu 34,96% dari panjang garis pantai
Teluk Tomini dengan perairan laut seluas 3.496,58 Km2 atau 11,64% dari luas
perairan Teluk Tomini. Kabupaten Parigi Moutong juga memiliki potensi
sumberdaya ikan lestari senilai 587.256 ton per tahun yang terdiri dari ikan
pelagis besar 106.000 ton/tahun, pelagis kecil 379.440 ton/tahun, ikan demersal
83.846 ton/tahun dan lain-lain 17.970 ton/tahun, dengan hasil produksi sekitar
21.337 ton/tahun yang berarti baru mencapai 3.63% dari potensi sumberdaya
ikan lestari (Dinas Perikanan dan Kelautan Parigi Moutong, 2010).
Secara historis perairan Teluk Tomini wilayah Parigi Moutong sejak
dahulu telah dimanfaatkan oleh nelayan untuk menagkap ikan dengan
menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Komposisi hasil tangkap yang
diperoleh nelayan terdiri atas kelompok ikan pelagis besar dan kecil yang
didominasi oleh ikan tongkol, ikan cakalang, ikan tuna, ikan tembang, ikan
layang dan ikan kembung, sedangkan ikan demersal didominasi oleh ikan
kakap, ikan kerapu, ikan lentjam dan biji nangka (Dinas Perikanan dan
Kelautan Parigi Moutong, 2010).

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 1
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan


merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat
dan memilikipotensi dijadikansebagai penggerak utama (prime mover)
ekonomi nasional. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa pertama, Indonesia
memiliki sumber daya perikanan yang besar baik ditinjau dari kuantitas
maupun diversitas. Kedua, Industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan
dengan sektor-sektor lainnya. Ketiga, Industri perikanan berbasis sumber daya
nasional atau dikenal dengan istilah national resources based industries, dan
keempat Indonesia memiliki keunggulan (comparative advantage) yang tinggi
di sektor perikanan sebagimana dicerminkan dari potensi sumber daya yang
ada.

Namun mencermati pembangunan Indonesia selama ini sangatlah ironis


karena secara empiris, dengan potensi yang besar, pembangunan sektor
perikanan kurang mendapatkan perhatian dan selalu diposisikan sebagai
pingiran. Hal ini karena, selama ini strategi pembangunan yang berbasis
sumber daya alam lebih mengutamakan kepada sektor pertanian dan
pertambangan. Selain itu penekanan pembangunan sektor perikanan selama ini
lebih bersifat eksploitasi sumber daya sehingga mengakibatkan penurunan
kualitas ekosistem lingkungan dan tidak memperhatikan nilai tambah ekonomis
yang dapat diperoleh dari sektor tersebut. Kesuksesan negara lain dalam
pengembangan sektor perikanan seperti di Islandia, Norwegia, Thailand, China
dan Korea Selatan, yang dalam hal sumber daya berada di bawah Indonesia,
seharunya dapat menjadi pembelajaran. Pada negara tersebut, sektor perikanan
mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar. Sebagai contoh Islandia
dan Norwegia, kontribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) mencapai 60% dan 25%. Keadaan tersebut jauh berbeda dengan
kontribusi sektor perikanan Indonesia terhadap PDB nasional yang hanya
mencapai 2,77% pada tahun 2008.

Dengan bentuk pembangunan Nasional yang strategi pembangunannya


yang berbasis sumber daya alam lebih mengutamakan kepada sektor pertanian
dan pertambangan, maka hal tersebut terjadi pula dalam pembangunan di
kabupaten Parigi Moutong, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 2
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Tahun 2011, Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) pada


Tahun 2010 naik menjadi 7,80 persen, dibandingkan Tahun 2009 yang hanya
sebesar 7,74 persen. peranan sektor pertanian di Kabupaten Parimo
memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) sebesar 53,10 persen dan merupakan kontribusi terbesar dibanding
sektor-sektor lainnya.

Dengan melihat potensi dan kesuksesan negara lain, pembagunan sektor


perikanan harusnya dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
lebih baik dari pada keadaan sekarang. Adanya kesalahan orientasi
pembangunan dan pengelolaan sumber daya menyebabkan Indonesia belum
dapat mengoptimalkan manfaat dari potensi sumber daya yang ada. Munculnya
kesadaran untuk menjadikan pembangunan berbasis sumberdaya kelautan dan
perikanan sebagai motor pengerak pembangunan nasional, sebagaimana
terimplementasi pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional, sudah merupakan suatu hal yang
tepat.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini melihat peran sektor perikanan dalam
perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di kabupaten Parigi Moutong
dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peranan sektor perikanan di kabupaten Parigi Moutong dalam


pembentukan struktur permintaan, struktur input, dan struktur output.

2. Bagaimana keterkaitan ke depan dan ke belakang (forward and backward


linkage) sektor perikanan dengan sektor ekonomi lainnya di kabupaten
Parigi Moutong.

2. Berapa besar angka pengganda output, angka pengganda pendapatan


rumah tangga dan angka pengganda lapangan pekerjaan pada sektor
perikanan.

4. Bagaimana dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output dan


kebutuhan tenaga kerja.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 3
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai dari penelitian ini antara lain adalah :
1. Menganalisis peranan sektor perikanan di kabupaten Parigi Moutong
dalam pembentukan struktur permintaan, struktur input, dan struktur
output.
2. Menganalisis peran sektor perikanan dan keterkaitan ke depan dan ke
belakang (forward and backward linkage) dalam perekonomian.
3. Menganalisis angka pengganda output, angka pengganda pendapatan
rumah tangga dan angka pengganda lapangan pekerjaan pada sektor
perikanan.
4. Menganalisis dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output dan
kebutuhan tenaga kerja.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Sektor perikanan pada panelitian ini merupakan sektor perikanan secara


umum, mencakup semua kegiatan dan tanpa membedakan antara perikanan
tangkap maupun perikanan budidaya. Hal ini sejalan dengan pengertian output
dalam tabel input-output yang merupakan nilai dari produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh suatu sektor dalam perekonomian tanpa membedakan asal
usul pelaku produksinya. Sedangkan kinerja sektor perikanan pada penelitian
ini berdasarkan data pada Tabel Input-output Updating sektoral dari BPS dan
menghiraukan permasalahan dalam pemanfaatan potensi sektor perikanan
secara illegal atau tidak resmi seperti kegiatan illegal fishing.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis input-
ouput dengan menggunakan Tabel Input-output Updating sektoral dari BPS
berdasarkan Tabel Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen yang
diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Parigi Moutong, dengan
melakukan agregasi klasifikasi sektor menjadi 19 sektor. Sedangkan data-data
pendukung lainnya, selain dari BPS kabupaten Parigi Moutong juga diperoleh
dari Dinas Kelautan dan Perikanan serta instansi terkait lainnya.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 4
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Penelitian dengan metode analisis input-output ini dibatasi pada :


1. Pada penelitian ini dilakukan teknik analisis struktur perekonomian
dengan menfokuskan pada peran sektor perikanan dalam perekonomian
dilihat dari struktur permintaan, struktur input dan struktur output.
2. Analisis keterkaitaan antar sektor (linkage analysis), dalam hal ini
keterkaitan sektor perikanan dengan sektor lainnya dari segi keterkaitan ke
belakang (backward lingkage) dan keterkaitan ke depan (forward lingkage)
dalam struktur perekonomian Indonesia.
3. Analisis angka pengganda (multiplier analysis) untuk melihat apa yang
terjadi terhadap pembentukan output, pendapatan rumah tangga dan
lapangan pekerjaan, apabila terjadi perubahan pada variabel permintaan
akhir dalam perekonomian. Tiga angka pengganda yang akan dilihat adalah
angka pengganda output (output multiplier) yang merupakan analisis
output dari sektor perekonomian, angka pengganda pendapatan rumah
tangga (household income multiplier) atau sering juga disebut sebagai efek
pendapatan (income effect), angka pengganda lapangan kerja (employment
multiplier) atau disebut juga efek lapangan kerja (employment effect).
4. Analisis dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output dan
kebutuhan tenaga kerja pada sektor perikanan di daerah Kabupaten Parigi
Moutong.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 5
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep dan Definisi

Berdasarkan Undang-Undang 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas


Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang dimaksud
dengan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Sedangkan berdasarkan BPS
dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2009, yang termasuk
dalam sektor perikanan adalah kegiatan usaha yang mencakup penangkapan
dan budi daya ikan, jenis crustacea (seperti udang, kepiting), moluska, dan
biota air lainnya di laut, air payau dan air tawar. Sumber daya perikanan
termasuk kepada kelompok sumber daya alam yang dapat diperbaruhi
(renewable source). Meskipun demikian dalam pemanfaatan sumber daya ini
harus rasional sebagai usaha untuk menjaga keseimbangan produksi dan
kelestarian sumber daya. Hal ini perlu adanya penegasan karena sumber daya
perikanan merupakan sumber daya milik bersama (common property resources)
dalam artian hak properti atas sumber daya tersebut dipegang secara bersama-
sama sehingga tidak ada larangan bagi siapapun untuk memanfaatannya.
Secara garis besar, sumber daya perikanan dapat dimanfaatkan melalui
penangkapan ikan (perikanan tangkap) dan budidaya ikan. Sehingga usaha
perikanan merupakan semua kegiatan yang dilakukan secara perorangan atau
badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan ikan termasuk
menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersil dan
mendapatkan laba dari kegiatan yang dilakukan (Monintja, 2001).
Berdasarkan Undang-undang 45 Tahun 2009, Penangkapan ikan adalah
kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan
dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun. Sedangkan pembudidaya ikan
adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakan ikan
serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.
Menurut Ningsih (2005) sumber daya perikanan laut dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar yaitu: (1) sumber daya ikan

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 6
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

demersal, yaitu jenis ikan yang hidup di atau dekat dasar perairan; (2) sumber
daya ikan pelagis, yaitu jenis sumber daya ikan yang hidup di sekitar
permukaan perairan; (3) sumber daya ikan pelagis besar, yaitu jenis ikan
oceanik seperti tuna, cakalang, tenggiri dan lain-lain; (4) sumber daya udang
dan biota laut non ikan lainnya seperti kuda laut.
Sedangkan potensi pengembangan pada perikanan budidaya dapat
dilakukan pada (1) budidaya laut terdiri dari budidaya ikan, moluska dan rumut
laut; (2) budidaya air payau; (3) air tawar yang terdiri dari perairan umum
(danau, waduk, sungai dan rawa), kolam air tawar dan mina padi sawah. (KKP,
2010). Melihat keadaan sumberdaya perikanan Indonesia khususnya perikanan
tangkap, telah mengalami over fishing pada beberapa daerah dan adanya tren
penurunan dari produksi perikanan tangkap dunia, maka dalam pembangunan
perikanan Indonesia kedepan lebih memfokuskan kepada peningkatan produksi
di perikanan budiaya. Hal ini terlihat pada trilogi pembangunan perikanan
Indonesia yaitu (1) kendalikan perikanan tangkap; (2) kembangkan perikanan
budidaya; (3) tingkatkan mutu dan nilai tambah. Selain itu juga dibutuhkan
kebijakan terintegrasi dan konvergen untuk membangun ocean economic dalam
3 pilar (a) national ocean policy, (b) national ocean economic policy, dan (c)
national ocean governance. (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010)

2.2. Pembangunan Sektor Perikanan

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya perikanan


dan menjadikan sektor ini sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi
nasional, diperlukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan
kelautan dan perikanan yang didukung dengan kebijakan politik dan ekonomi
serta iklim sosial yang kondusif. Dalam kaitan ini, koordinasi dan dukungan
lintas sektor serta stakeholders lainnya menjadi salah satu prasyarat yang
sangat penting (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010).
Menurut Kurniawan (2010) Pembangunan di sektor kelautan dan
perikanan, tidak boleh dipandang sebagai hanya sebagai cara untuk
menghilangkan kemiskinan dan pengangguran. Namun, lebih dari itu, karena
sektor kelautan dan perikanan merupakan basis perekonomian nasional, maka
sudah sewajarnya jika sektor perikanan dan kelautan ini dikembangkan menjadi

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 7
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

sektor unggulan dalam kancah perdagangan internasional. Dengan demikian,


dukungan sektor industri terhadap pembangunan di sektor perikanan dan
kelautan menjadi suatu hal yang bersifat keharusan. Karena itu, pembangunan
perikanan dan kelautan dan industri bukanlah alternatif yang dipilih, namun
adalah komplementer dan saling mendukung baik bagi input maupun output.
Secara teoritis pengembangan perikanan memiliki keterkaitan dengan
pertumbuhan ekonomi nasional. Keterkaitan umum antara sumber daya
perikanan, produksi, usaha penangkapan, kebijakan pemerintah, dan pasar akan
berpengaruh kepada GDP yang selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi nasional. (Soemokaryo, 2001).
Pembangunan perikanan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
nelayan (petani ikan) dengan jalan meningkatkan produktivitas, memperluas
kesempatan kerja dan kesempatan usaha (Reksohadiprodjo dan Pradono, 1988).
Namun mengingat kegiatan perikanan yang dapat dikatakan sebagai
usaha yang sangat tergantung pada alam dan ketersediaan sumber daya disuatu
perairan menyebabkan ada fluktuasi kegiatan usaha perikanan yang sangat
jelas. Pada akhirnya hal ini akan mempengaruhi aktifitas nelayan (petani ikan)
dalam berusaha. Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah
penduduk yang besar, strategi pembangunan dengan basis sumber daya alam
dapat pulih (seperti sektor perikanan) merupakan suatu hal yang tepat. Hal ini
di karenakan (1) potensi sumber daya Indonesia yang sangat besar; (2)
keterkaitan industri hulu (backward-linkages industri) dan keterkaitan industri
hilir (foward-linkages industries) yang kuat dan diharapkan dapat menciptakan
efek ganda (multiplier efects) yang besar; (3) penyerapan tenaga kerja yang
besar; (4) dapat mengatasi ketimpangan pembangunan antar wilayah
dikarenakan kegiatan ekonomi berbasis sumberdaya alam yang dapat pulih bisa
dan biasanya berlangsung di daerah pedesaan; (5) karena bersifat dapat pulih,
maka bisa mewujudkan pola pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
(Dahuri, 2002).
Menurut Kusumastanto (2000), salah satu persoalan yang mendasar
dalam perencanaan pengembangan sektor perikanan adalah lemahnya akurasi
data statistik perikanan. Hal ini menyebabkan kendala dalam penerapan
kebijakan pengembangan sektor perikanan. Selain itu, untuk menjadikan sektor

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 8
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

perikanan sebagai motor penggerak sektor riil, dalam pengembangnya harus


memperhatikan kaidah ekonomi dengan memperhatikan keterkaitan dengan
berbagai sektor ekonomi.
Menurut Dahuri (2001), proses pemanfaatan sumber daya perikanan ke
depan harus ada kesamaan visi pembangunan perikanan yaitu suatu
pembangunan perikanan yang dapat memanfaatkan sumber daya ikan beserta
ekosistemnya secara optimal bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa
Indonesia, terutama petani ikan dan nelayan secara berkelanjutan. Untuk dapat
mewujudkan visi pembangunan perikanan tersebut, ada tiga syarat mutlak yang
harus dipenuhi. Pertama sektor perikanan harus mampu menciptakan
pertumbuhan ekonomi secara nasional melalui peningkatan devisa, peningkatan
pendapatan rata-rata para pelakunya serta mampu meningkatkan sumbangan
terhadap PDB. Kedua, sektor perikanan harus mampu memberikan keuntungan
secara signifikan kepada pelakunya dengan cara mengangkat tingkat
kesejahteraan para pelaku perikanan. Ketiga, pembangunan perikanan yang
akan dilaksanakan selain dapat menguntungkan secara ekonomi juga ramah
secara ekologis yang artinya pembangunan harus memperhatikan kelestarian
dan daya dukung lingkungan dengan baik.
Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilasanakan selama ini
dalam rangka mewujudkan tiga pilar pembangunan, yaitu pro-poor
(pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), dan pro-growth
(pertumbuhan). Dengan melihat potensi yang ada, pembagunan kelautan dan
perikanan harusnya dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
lebih baik dari pada keadaan sekarang. Adanya kesalahan orientasi
pembangunan dan pengelolaan sumber daya menyebabkan Indonesia belum
dapat mengoptimalkan manfaat dari potensi sumber daya yang ada.
(Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2010).

2.3. Tenaga Kerja

Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua


golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan
penduduk yang berumur dalam batasan usia kerja, batasan usia kerja berbeda-
beda di setiap negara. Batasan usia kerja yang dianut oleh Indonesia adalah

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 9
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

minimal 15 tahun tanpa batasan maksimum. Menurut BPS, tenaga kerja (man
power) merupakan penduduk dengan usia 15–60 tahun yang telah mulai
bekerja dan mendapatkan penghasilan dan jikapun umurnya sudah mencapai 65
tahun namun masih bisa memperoleh penghasilan masih di sebut tenaga kerja.
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15–64 tahun)
atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka
mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. (Subri, 2003).
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
yang dimaksud dengan tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan ekonomi di
negara berkembang dan sekaligus merupakan salah satu ciri negara tersebut
adalah adanya ledakan penduduk (population explotion). Keadaan ini
menyebabkan pertumbuhan angkatan kerja sehingga terjadi peningkatan
penawaran angkatan kerja. Menurut Elfindri dan Bachtiar (2004), hal diatas
perlu dimengerti karena dua alasan. Alasan pertama adalah memahami variabel
perubahan yang dapat mempengaruhi penawaran tenaga kerja, dapat
memberikan masukan yang berarti dalam menyusun strategi untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengontrol komponen ini. Alasan kedua
adalah perubahan-perubahan konstilasi sosial, budaya dan keterbukaan
pembangunan perlu dicermati sebagai faktor-faktor dalam kaitannya dengan
penawaran angkatan kerja. Kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan
pekerjaan dan kesempatan untuk bekerja, yang ada dari suatu kegiatan
ekonomi.
Menurut Fleisher (1980) kesempatan kerja adalah jumlah orang yang
mempunyai pekerjaan. Namun menurut Suroto (1986) kesempatan kerja
diartikan sebagai lapangan kerja yang ada dalam masyarakat (employment
opportunity) baik lapangan pekerjaan yang sudah diisi maupun lowongan
pekerjaan yang belum diisi.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 10
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Menurut Todaro (2000), kesempatan kerja dipengaruhi secara positif


oleh laju pertumbuhan ekonomi. Hal ini sesuai dengan pandangan Neoklasik
bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi, semakin tinggi pula laju
pertumbuhan kesempatan kerja. Hal ini disebabkan karena tiga komponen
utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa adalah akumulasi modal,
pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.

2.3.1. Tenaga Kerja Sektor Perikanan

Ketenagakerjaan memiliki peran strategis dan menduduki posisi sentral


dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja suatu industri pengolahan,
termasuk pengolahan ikan. Harus disadari, bahwa ketenagakerjaan merupakan
aset perusahaan yang paling berharga dan terpenting, mengingat peran dan
fungsinya sebagai value creating, diversifikasi produk olahan serta
pengembangan manfaat teknologi agar industri mampu selalu menghasilkan
produk yang mengikuti dinamika perubahan permintaan pasar. (Arthajaya,
2008).
Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan (2010), penyerapan tenaga
kerja pada sektor perikanan dibagi pada kegiatan perikanan tangkap, perikanan
budidaya, pengolahan dan pemasaran, serta jasa penunjang lainnya yang
meliputi tenaga kerja yang terlibat pada program-program pemberdayaan di
sektor perikanan.
Kondisi dan masalah ketenagakerjaan di Indonesia umumnya karena
adanya disparatis antara kualitas yang dimiliki dengan yang dibutuhkan oleh
dunia usaha, yang pada gilirannya dapat menimbulkan terjadinya pengangguran
dan rendahnya produktivitas. Kesenjangan tersebut terjadi karena pendidikan
dan pelatihan yang bersifat suplay driven dan tidak berbasis pada kompetensi
kerja. (Arthajaya, 2008).

2.4. Keseimbangan Umum

Pada setiap perekonomian terdapat berbagai kegiatan ekonomi yang


saling berinteraksi sehingga membentuk suatu keseimbangan. Keseimbangan
yang terjadi secara ber-asingan tanpa memperhatikan hubungan kait-mengait di
antara berbagai aspek kegitan ekonomi merupakan keseimbangan sebagian
(partial equilibrium). Sedangkan keseimbangan yang terjadi dengan adanya

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 11
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

kait-mengait diantara semua kegiatan ekonomi disebut sebagai keseimbangan


umum (general equilibrium/GE) (Sukirno, 2000).
Unit-unit mikroekonomi dalam perekonomian saling berkaitan sehingga
merupakan suatu sistem yang interdependent. Terjadinya interaksi antar unit-
unit tersebut dalam suatu keseimbangan disebut general equilibrum (GE). GE
merupakan suatu keseimbangan yang simultan, konsisten dan terjadi dalam
jangka panjang bagi semua pasar dan unit-unit pengambilan keputusan dalam
suatu sistem. (Miller, 1997).
Analisa GE berlaku untuk keseluruhan unit ekonomi, sehingga dalam
analisa GE sesungguhnya memerlukan banyak persamaan simultan yang nyaris
tak terhitung dan boleh dikatakan mustahil diadakan. Hal ini menyebabkan
keterbatasan dalam analisis tersebut. Sehingga apabila berbicara tentang GE,
sebagai contoh GE pada pasar, hanya akan mengacu pada beberapa pasar saja
bukan meliputi semua pasar sekaligus. Keseimbangan umum yang lengkap dan
terpakai adalah keseimbangan yang diperkenalkan oleh Leontief yang dikenal
dengan model input-output (Rozani, 2007).
Menurut Miller dan Blair, dalam Hotman (2007), model keseimbangan
umum menjadi dasar pada model input-output Leontief yang memiliki konsep
sebagai beriktu:
a) Struktur perekonomian tersusun dari beberapa sektor yang saling
berintekrasi melalui transaksi jual beli.
b) Output suatu sektor dijual kepada sektor lainnya dan untuk memenuhi
permintaan akhir.
c) Input suatu sektor dibeli dari sektor lain yaitu rumah tangga (dalam
bentuktenaga kerja), pemerintah (pajak), penyusutan, surplus usaha dan
impor wilayah lain.
d) Hubungan antara output dan input bersifat linear dan dalam suatu periode
analisis (satu tahun) jumlah total input sama dengan total output.
e) Suatu sektor terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dan tiap sektor
hanya menghasilkan satu output dengan satu tingkatan teknologi.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 12
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

2.4. Analisis Input – Output

Perekonomian merupakan suatu sistem yang interdependent, sehingga


membuat perekonomian menjadi sangat kompleks, tapi juga membuatnya lebih
fleksibel dan adaptif. Interdependensi disini maksudnya peristiwa atau
perubahan yang terjadi pada suatu sektor akan berpengaruh kepada sektor lain
bahkan mempengaruhi sektor itu kembali pada putaran berikutnya. Salah satu
analisis yang dapat menelaah struktur perekonomian yang saling berkaitan ini
adalah analisis input-output. (Tarigan, 2005).
Teknik input-output atau biasa disingkat I-O, merupakan teknik yang
dikenalkan oleh Vassily W. Leontief pada tahun 1951. Teknik ini digunakan
untuk menelaah keterkaitan antar industri dalam upaya untuk memahami
kompleksitas perekonomian serta kondisi untuk mempertahankan keseimbangan
antara penawaran dan permintaan. Teknik ini juga dikenal sebagai analisis antar
industri (Arsyad, 1999).
Menurut Nazara (2005), perencanaan pembangunan utamanya
dilakukan dengan menggunakan konsep keseimbangan. Untuk itu dikenal
keseimbangan antara permintaan dan penawaran, keseimbangan antar input dan
output, dan sebagainya.
Menurut Jhingan (2004), keseimbangan input dan output
memperlihatkan saling hubungan dan saling ketergantungan antar sektor. Input
suatu sektor merupakan output sektor lain dan juga berlaku sebaliknya.
Syafrizal (2008) keterkaitan ekonomi antar sektor merupakan unsur
penting dalam proses pembangunan ekonomi di daerah karena dengan adanya
keterkaitan tersebut akan dapat diwujudkan pembangunan ekonomi yang saling
menunjang dan bersinergi satu sama lain. Keterkaitan ini dapat bersifat ke depan
(forward linkage) ke jalur output dan ke belakang (backward linkage) ke jalur
input.
Menurut J.R. Hicks, dalam Arsyad (1999), input adalah sesuatu yang
dibeli oleh perusahaan, sedangkan output adalah sesuatu yang dijual oleh
perusahaan. Sehingga input merupakan pengeluaran perusahaan dan output
merupakan penerimaan perusahaan.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 13
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Menurut Arsyad (1999) dan Jhingan (2004), analisis input-output


merupakan varian terbaik dari keseimbangan umum. Analisis ini mempunyai tiga
ciri utama, yaitu (1) analisis input-output memusatkan perhatiannya pada
perekonomain dalam keadaan keseimbangan. Hal ini tidak ditemui dalam
analisis keseimbangan parsial; (2) analisis ini tidak memusatkan perhatiannya
pada analisis permintaan tetapi pada masalah teknis produksi; (3) analisis ini
didasarkan pada penelitian empiris.

Menurut Richardson (1972), asumsi-asumsi yang digunakan dalam


analisis input-output adalah :
1. Keseragaman (homogeneity), setiap sektor hanya memproduksi suatu
output tunggal dengan satu struktur input tunggal dan tidak ada subtitusi
otomatis antara berbagai sektor.
2. Kesebandingan (proportionality), hubungan antara input dengan output
merupakan fungsi linear yaitu tiap jenis input yang diserap oleh sektor
tertentu naik atau turunya sebanding dengan kenaikan atau penurunan
output sektor tersebut.
3. Penjumlahan (additivity), efek total dari pelaksanaan produksi diberbagai
sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah, di luar sistem
input-output semua pengaruh dari luar diabaian termasuk pengaruh
teknologi.
Dalam analisis input-output, data yang tersaji dalam bentuk tabel input-
output. Tabel input-output berisi uraian statistik dalam bentuk matriks yang
menggambarkan transaksi barang dan jasa antar berbagai satuan kegiatan
ekonomi dalam satu periode tertentu yang biasanya dalam satu tahun. Isian
masing-masing barisnya menunjukan alokasi output (nilai produksi) suatu sektor
yang digunakan untuk kebutuhan input bagi proses produksi lainnya (input
antara) maupun untuk permintaan akhir. Isian menurut kolom, mencerminkan
pemakaian input antara dan input primer yang berasal dari hasil produksi sektor
lain. (BPS, 2008).

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 14
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Menurut Mangiri (2000), keunggulan dari analisis input-output adalah


pertama, kemampuan analisis ini untuk melihat sektor demi sektor dalam
perekonomian sampai tingkat yang sangat rinci sehingga analisis ini cocok
sebagai proses perencanaan. Kedua, analisis ini sangat baik untuk menganalisis
keterkaitan dan hubungan antar sektor dalam suatu perekonomian. Analisis
hubungan antar sektor ini menjadi penting sejak analisis pembangunan ekonomi
tidak hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga
pertumbuhan antar faktor produksi dan juga sumber-sumber pertumbuhan itu
sendiri.
Analisis input-output memiliki keterbatasan, menurut Arsyad (1999)
keterbatasan tersebut karena pemakaian asumsi Leontief yakni koefisien input
industri yang konstan selama periode analisis atau proyeksi, sehingga teknologi
yang digunakan oleh sektor ekonomi pada periode analisis tetap. Hal ini tidak
menggambarkan analisis antar industri yang dinamis.
Walaupun demikian, analisis input-output masih merupakan alat analisis
yang lengkap dan komprehensif. Beberapa kegunaan analisis ini antara lain :
(BPS, 2005)
1. Untuk memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai
tambah, impor, permintaan, pajak dan kebutuhan tenaga kerja diberbagai
sektor produksi.
2. Untuk melihat sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sektor yang peka terhadap pertumbuhan
ekonomi.
3. Untuk menyusun proyeksi variabel ekonomi makro.
4. Untuk melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa,
serta kaitannya terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan subtitusinya.
5. Untuk menganalisis perubahan harga, yaitu dengan melihat
pengaruhlangsung dan tidak langsung dari perubahan harga input terhadap
output.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 15
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

2.5. Kerangka Pemikiran.

Bentuk kerangka pemikiran dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :

Kerangka Pemikiran

Dalam suatu perekenomian suatu wilayah, keterkaitan antara satu sektor


dengan sektor lainnya saling berkaitan dan memiliki pengaruh satu dengan
yang lainnya, seperti yang terjadi dalam pertumbuhan perekonomian di
kabupaten Parigi Moutong, sehingga dalam menerapkan pembangunan wilayah
di kabupaten Parigi Moutong dibutuhkan teknik analisis ilmiah seperti dalam
penelitian ini, yang telah tergambar dalam struktur pemikiran di atas; dimana,
kejadian terhadap pembentukan output, pendapatan rumah tangga, dan
lapangan pekerjaan akibat terjadi perubahan permintaan akhir dalam sektor
perikanan akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan perekonomian di
kabupaten Parigi Moutong.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 16
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

III. PEMBAHASAN

3.1. Daerah Penelitian

Daerah yang diteliti adalah daerah kabupaten Parigi Moutong, dengan


memfokuskan terhadap peran sektor perikanan.

3.2. Data dan Sumber Data

Penelitian ini mengunakan data skunder yaitu Tabel Input-output


Updating sektoral dari BPS berdasarkan Transaksi Domestik Atas Dasar Harga
Produsen yang diagrerasi klasifikasi sektor menjadi 19 sektor dari 66 sektor
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Parigi Moutong.
Sedangkan data-data pendukung lainnya, selain dari BPS juga diperoleh dari
Dinas Kelautan dan Perikanan serta instansi terkait lainnya.

Klasifikasi 19 Sektor Tabel Input-Output Updating Sektoral dari BPS

Tabel transaksi domestik atas dasar harga produsen yang digunakan,


merupakan tabel yang memperlihatkan hubungan langsung antar sektor tanpa
dipengaruhi oleh margin perdagangan dan biaya transport. Koefisien teknis
yang diturunkan dari jenis tabel ini lebih memiliki keunggulan analisis karena
setiap kenaikan permintaan dapat diukur langsung pegaruhnya terhadap

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 17
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

kenaikan produksi dalam negeri. Sehingga tabel tersebut mengambarkan sistem


perekonomian secara ringkas, menyeluruh dan terpadu dimana dapat dilihat
antara lain alokasi output dan input semua sektor di perekonomian.
Ouput yang terbentuk pada tabel analisis yang dipakai, merupakan nilai
dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sektor dalam
perekonomian tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya. Sehingga
output yang terbentuk pada sektor perikanan merupakan nilai dari produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perikanan secara umum dalam
perekonomian tanpa membedakan apakah itu perikanan tangkap atau perikanan
budidaya.
Tabel Input-output Updating sektoral dari BPS merupakan aktualisasi
data dari tabel input-output 2010 dengan metode semi-survei untuk
mengaktualisasikan koefisien input, sehingga struktur ekonomi tidak berubah
secara nyata.

3.3. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan


analisis kuantitatif yang pada prinsipnya merupakan penjabaran dari model
analisis input-output. Metode analisis input-output merupakan metode yang
digunakan dalam analisis peramalan kuantitatif, dimana pada model ini terdapat
anggapan bahwa perekonomian suatu daerah terdiri dari interaksi beberapa
sektor yang masing-masing sektor memproduksi satu jenis barang.
Jenis analisis input–output yang dipakai dalam penelitian ini adalah
analisis input–output terbuka, dimana hanya sektor-sektor produksi (output
sektoral) yang dianggap sebagai faktor endogen, sedangkan komponen
permintaan akhir dan komponen input primer dianggap sebagai komponen
eksogen. Analisis yang dilakukan adalah analisis struktur permintaan, struktur
input dan struktur output, kemudian keterkaitan antar sektor, analisis angka
pengganda dan analisis dampak permintaan akhir terhadap pembentukan output
dan kebutuhan tenaga kerja.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 18
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

3.4. Tabel Input-Output

Tabel input-output disusun dengan tujuan untuk menyajikan gambaran


tentang hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara satu kegiatan
(sektor) dalam perekonomian secara menyeluruh. Sehingga pada dasarnya tabel
input-output merupakan uraian statistik yang disajikan dalam bentuk matriks,
dimana masing-masing barisnya menunjukan bagaimana output suatu sektor
dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir.
Sedangkan masing-masing kolomnya menunjukan pemakaian input antara dan
input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya. (BPS, 2009).
Tabel input-output pada dasarnya terdiri dari beberapa tabel yang
dituangkan dalam suatu sistem kuadran. Pembagian ini sangat penting untuk
dapat memahami saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian.
Pembagian kuadran tersebut terlihat pada gambar dibawah ini:

Bagian-Bagian Kuadran Pada Tabel Input-Output

Menurut Tarigan (2005), isi dari masing-masing kuadran tersebut adalah :


1. Kuadran I terdiri dari transaksi antar sektor yang merupakan arus
barang/jasa yang dihasilkan suatu sektor (output) yang digunakan oleh
sektor lain, termasuk sektor itu sendiri, sebagai input. Matrik yang ada
pada kuadran I merupakan sistem produksi dari setiap sektor dalam
perekonomain.
2. Kuadran II merupakan permintaan akhir yang terdiri dari pengeluaran
rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal tetap,
perubahan stok (inventori) dan ekspor. Isian sepanjang baris pada
kuadran ini menunjukan komposisi permintaan akhir terhadap suatu

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 19
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

sektor produksi. Sedangkan isian sepanjang kolom menunjukan distribusi


masing-masing komponen permintaan akhir dan penyediaan menurut
sektor.
3. Kuadran III berisikan input primer yang merupakan semua daya dan dana
yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk tetapi di luar input
antara. Pada kuadran ini berisikan biaya yang ditimbulkan akibat dari
pemakaian faktor produksi dalam suatu kegiatan ekonomi.
4. Kuadran IV menunjukan transaksi langsung antara input primer yang
didistribusikan secara langsung ke dalam permintaan akhir. Kuadran ini
sering diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam analisis input-output.

Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana suatu tabel input-


output, berikut ilustrasi tabel dengan menyederhanakan suatu sistem ekonomi
yang terdiri dari n sektor produksi, seperti yang terlihat pada Tabel di bawah
ini.

Ilustrasi Tabel Input-Output dengan n x n Sektor.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 20
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Isian sepanjang baris pada Tabel di atas memperlihatkan bagaimana


output suatu sektor dialokasikan, yaitu sebagian untuk memenuhi permintaan
antara dan sebagian lainnya untuk memenuhi permintaan akhir. Sedangakn
isian sepanjang kolom menunjukan pemakaian input antara dan input primer
oleh suatu sektor. (BPS, 2009).
Gambaran susunan angka-angka pada tabel merupakan dalam bentuk
matriks yang memperlihatkan suatu hubungan yang saling terkait dari berbagai
kegiatan antar sektor. Sebagai ilustrasi, output sektor 1 sebesar X1
didistribusikan sepanjang baris sebesar X11, X12,... X1n masing-masing untuk
memenuhi permintaan antara sektor 1, 2, ..... dan n, sedangkan sisanya sebesar
F1 digunakan untuk memenuhi permintaan akhir. Begitu juga yang terjadi pada
output sektor 2 dan sampai sektor n. Pada saat yang sama untuk menghasilkan
output sebesar X1 pada sektor 1 membutuhkan input dari sektor 1 sendiri
sebesar X11, dari sektor 2 sebesar X21, dan dari sektor n sebesar Xn1 (BPS, 2009).
Alokasi output pada masing-masing sektor tersebut dalam bentuk
persamaan aljabar dapat dituliskan sebagai berikut :
X11 + X12 + ... + X1n + F1 = X1
X21 + X22 + ... + X2n + F2 = X2 (3.1)
Xn1 + Xn2 + ... + Xnn + Fn = Xn
Atau dalam bentuk persamaan umum dapat dituliskan sebagai :

Σᶯj=1 xij + Fi = Xi (3.2)

Dimana :

Xij = Output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j


Fi = Permintaan akhir terhadap sektor i
Xi = Output total sektor i
Apabila angka-angka dibaca menurut kolom, khusunya pada transaksi antara,
maka angka pada kolom (sektor) tertentu menunjukan berbagai input yang
diperlukan dalam proses produksi pada sektor tersebut. Dengan mengikuti cara
diatas, maka persamaan aljabar dapat dituliskan sebagai berikut :

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 21
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

X11 + X21 + ... + Xn1 + V1 = X1


X12 + X22 + ... + Xn2 + V2 = X2 (3.3)
X1n + X2n + ... + Xnn + Vn = Xn

Atau dalam bentuk persamaan umum dapat dituliskan sebagai :

Σᶯi=1 xij + vj = Xj untuk semua j = 1,2,.. n (3.4)

Dimana :

Vj = Input primer dari sektor j


Xj = Total Input sektor j
Persamaan di atas merupakan persamaan dasar yang digunakan dalam analisis
dengan model input-output.

3.4.1. Matriks Koefisien Input


Koefisien input (sebagaian buku menyebutnya sebagai koefisien
teknologi dan koefisien input antara) dapat diterjemahkan sebagai jumlah input
yang digunakan untuk memproduksi satu unit output sektor j yang berasal dari
sektor i (Nazara, 2005). Hal tersebut dapat dirumuskan dengan:

aij = (3.5)

atau

Xij = aijxj (3.6)

Dimana :

aij adalah koofisien input sektor ke i oleh dari sektor j.


Xij adalah penggunaan input sektor i oleh dari sektor j.
xj adalah output sektor j.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 22
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Dengan memasukan persamaan (3.6) kepersamaan (3.2) maka diperoleh :

Σᶯj=1 aij xj + F1 = Xi (3.7)

Jika terdapat n sektor dalam perekonomian, maka koofisien input akan ada
sebanyak n2 buah. Seluruh koofisien tersebut dapat dinyatakan dalam sebuah
matriks, yang lazim disebut matriks A atau matriks koofisien input yang
berbentuk :

A=

Sesuai dengan koefisien input dalam bentuk matrik, maka persamaan (3.7),
dapat ditulis dalam bentuk :

+ =

A X + F = X (3.8)
Dapat diubah menjadi :
X – AX = F (3.9)
( I–A) X = F (3.10)
X = ( I – A ) -1 F (3.11)

Dimana
I adalah matrik identitas berukuran n x n
A adalah matrik koefesien input berukuran n x n
F adalah matrik permintaan akhir berukuran n x 1
X adalah matrik total output berukuran n x 1
(I – A)-1 dikenal sebagai matrik kebalikan Leontief
Dari persamaan (3.11) terlihat bahwa output mempunyai hubungan fungsional
terhadap permintaan akhir, dengan (I – A)-1 sebagai koefesion arahanya dan
menjadi kerangka dasar dalam berbagai pengembangan analisis model input-
output .

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 23
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

3.5. Analisis Input-Output

3.5.1. Analisis Struktur Permintaan

Struktur permintaan barang dan jasa pada analisis input-output


dibedakan atas permintaan antara dan permintaan akhir. Permintaan akhir
merupakan permintaan yang langsung habis digunakan atau dikonsumsi oleh
konsumen, sedangkan permintaan antara dimana permintaan terhadap barang
dan jasa yang digunakan sebagai bahan baku berproduksi. Permintaan antara
pada tabel input-output ditunjukan oleh isian sepanjang garis pada transaksi
antara yang memperlihatkan alokasi output suatu sektor dalam memenuhi
kebutuhan input sektor lain untuk keperluan produksi.
Dalam penelitian ini permintaan akhir yang dipakai terdiri dari
komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stock dan ekspor.

3.5.2. Analisis Struktur Output

Output dalam pengertian tabel input-output adalah nilai dari produksi


barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor-sektor produksi di wilayah
dalam negeri tanpa membedakan asal usul pelaku produksi. Output dinilai atas
dasar harga produsen yaitu harga yang benar-benar di terima produsen tanpa
masuknya margin perdagangan dan biaya pengangkutan. Sementara itu output
untuk kegiatan jasa merupakan nilai dari jasa yang diberikan pada pihak lain.

3.5.3. Analisis Struktur Input

Dalam tabel input-output, input terbagi atas dua yaitu input antara dan
input primer. Input antara adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
sektor ekonomi yang kemudian dimanfaatkan oleh sektor lain maupun oleh
sektor itu sendiri dalam proses kegiatan produksi. Barang atau jasa pada input
antara ini biasanya habis sekali pakai, seperti bahan baku, bahan penolong,
bahan bakar dan lain-lain. Pada tabel input-output yang disebut sebagai input

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 24
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

antara adalah isian sepanjang kolom yang menunjukkan input barang dan jasa
yang digunakan dalam proses produksi suatu sektor.
Input primer adalah balas jasa atas pemakaian faktor-faktor produksi
yang berperan dalam proses produksi. Input primer disebut juga sebagai nilai
tambah bruto yang merupakan selisih antara output dangan input antara. Input
primer terdiri dari: a) upah dan gaji yang mencakup semua balas jasa dalam
bentuk uang maupun barang dan jasa kepada tenaga kerja yang ikut dalam
kegiatan produksi selain pekerja keluarga yang tidak dibayar; b) surplus usaha
merupakan balas jasa atas kewiraswastaan dan pendapatan atas pemilikan
modal; c) penyusutan adalah penyusutan barang-barang modal tetap yang
digunakan dalam proses produksi. Hal ini merupakan nilai selisih keuntungan
perusahaan untuk akumulasi pengganti barang modal yang habis digunakan
dalam proses produksi ; d) pajak tak langsung merupakan pajak yang
dikenakan pemerintah untuk setiap transaksi penjualan yang dilakukan oleh
perusahaan seperti pajak pertambahan nilai (PPn); e) subsidi yang merupakan
subsidi harga dari pemerintah.

3.5.4. Analisis Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi

Analisis input-output dapat digunakan untuk mengukur keterkaitan atau


tingkat saling ketergangtungan antar sektor dalam perekonomian. Keterkaitan
ini menunjukan sejauh mana pertumbuhan atau perubahan suatu sektor
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pertumbuhan atau perubahan sektor-
sektor lainnya. Jenis keterkaitan yang akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah keterkaitan ke belakang (backward lingkage) dan keterkaitan ke depan
(forward lingkage) dalam struktur perekonomian Indonesia.

3.5.4.1. Keterkaitan ke Belakang (Backward Lingkage)

Keterkaitan ke belakang merupakan keterkaitan yang bersumber dari


mekanisme penggunaan input produksi. Dalam hal ini jika terjadi peningkatan
output sektor i, maka akan ada peningkatan penggunaan input produksi sektor i
seperti yang diunjukkann oleh kolom ke - i dari matriks teknologi A. Total input

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 25
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

tambahan, yang sama dengan total output tambahan adalah penjumlahan dari
kolom ke – i matriks A tersebut. Secara resmi keterkaitan ke belakang langsung
ini yang dilambangkan dengan B(d)j dirumuskan sebagai berikut (Nazara, 2005):

B(d)j = Σᶯj 1 aij = (3.12)

Dimana aij merupakan koefisien input.

Keterkaitan ke belakang tidak saja memiliki efek langsung, namun juga memiliki
efek tidak langsung dari perubahan output, yang ditunjukan oleh matriks
kebalikan Leontief. Menurut Nazara (2005) keterkaitan ke belakang total, yang
teridiri dari efek langsung dan efek tidak langsung, dirumuskan sebagai berikut:

B(d+i)j = Σᶯj 1 aij = (3.13)

Dimana B(d+i)j adalah keterkaitan kebelakang total.

aij merupakan elemen matrik kebalikan Leontief (I-A)-1


i adalah urutan sektor menurut baris (i = 1,2...n)
j adalah urutan sektor menurut kolom (i = 1,2...n)

3.5.4.2. Keterkaitan Ke Depan (Forward Lingkage)

Keterkaitan ke depan adalah alat analisis untuk mengetahui derajat


keterkaitan antara suatu sektor yang menghasilkan output, yang digunakan
sebagai input oleh sektor yang lain. Dalam ilustrasi, jika output sektor i
meningkat maka besarnya output sektor ini yang diberikan ke sektor-sektor lain
(sebagai input) akan meningkat juga. Peningkatan ini akan mendorong proses
produksi sehingga output sektor lain tersebut juga meningkat. Jika terjadi
peningkatan output sektor i, maka distribusi outputnya langsung ditunjukan oleh
baris ke-i dari matrik teknologi A. Total output tambahan yang sama dengan total
input tambahan adalah penjumlahan dari baris ke-i matriks A tersebut dan ini
merupakan keterkaitan kedepan lansung.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 26
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Menurut Nazara (2005), keterkaitan kedepan lansung yang dilambangakn


dengan F(d)i dirumuskan dengan :

F(d)i = Σᶯj 1 aij = (3.14)

Dimana aij merupakan koefisien input.

Keterkaitan ke depan selain memiliki efek langsung juga memiliki efek


tidak langsung dari penambahan output yang ditunjukan oleh matriks kebalikan
leontief. Menurut Nazara (2005), keterkaitan ke depan tidak langsung ini
diperoleh setelah diketahui keterkaitan ke depan total. Keterkaitan ke depan
total, dirumuskan dengan :

F(d+i)i = Σᶯj 1 aij = (3.15)

Dimana F(d+i)i adalah keterkaitan kedepan total.

aij merupakan elemen matrik kebalikan Leontief (I-A)-1


i adalah urutan sektor menurut baris (i = 1,2...n)
j adalah urutan sektor menurut kolom (i = 1,2...n)

3.5.5. Analisis Angka Pengganda (Multiplier Analysis)

Analisis angka pengganda digunakan untuk melihat apa yang terjadi


terhadap pembentukan output, pendapatan rumah tangga dan lapangan
pekerjaan apabila terjadi perubahan pada variabel permintaan akhir dalam
perekonomian. Angka pengganda didefinisikan sebagai koefisien yang
menyatakan kelipatan dari dampak perubahan permintaan akhir suatu sektor
sebesar satu unit terhadap produksi total semua sektor perekonomian.
Pengganda dipergunakan untuk menentukan tingkat ketergantungan dari
beberapa sektor ekonomi. Suatu sektor dengan angka pengganda besar
mencerminkan sektor tersebut mempunyai hubungan yang kuat dengan sektor-
sektor lainnya.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 27
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Dalam analisis input–output ada tiga macam angka pengganda yaitu


angka pengganda output, angka pengganda pendapatan rumah tangga dan angka
pengganda lapangan pekerjaan.

3.5.5.1. Analisis Angka Pengganda Output (Output Multiplier Analysis)

Analisis angka pengganda output merupakan nilai total dari output atau
produksi yang dihasilkan oleh sektor-sektor dalam perekonomian sebagai
akibat dari adanya perubahan pada permintaan akhir. Peningkatan permintaan
akhir pada suatu sektor tidak hanya akan meningkatkan output dari sektor
tersebut saja, tetapi juga akan meningkatkan output dari sektor-sektor lainnya,
sehingga akan menciptakan output baru dalam perekonomian. Besarnya
kelipatan perubahan output akibat perubahan permintaan akhir disebut sebagai
angka pengganda output.
Angka pengganda output dalam penelitian ini menggunakan angka
pengganda output biasa untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kenaikan
permintaan akhir suatu sektor terhadap output sektor-sektor dalam
perekonomian baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Nazara
(2005) angka pengganda output suatu sektor di dalam perekonomian
didefinisikan sebagai :

Oj = Σᶯi 1 aij = (3.16)

Dimana Oj adalah pengganda output sektor j.

aij merupakan elemen matrik kebalikan Leontief (I-A)-1

3.5.5.2. Analisis Angka Pengganda Pendapatan Rumah Tangga (Household Income


Multiplier)

Angka pengganda pendapatan rumah tangga sering juga disebut dengan


efek pendapatan (income effect) dari model input-output. Nilai angka
pengganda pendapatan rumah tangga suatu sektor menunjukan tingkat
perubahan pendapatan rumah tangga total yang bekerja pada suatu sektor
perekonomian sebagai akibat perubahan permintaan akhir pada sektor tersebut.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 28
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Terjadinya perubahan permintaan akhir, menyebabkan terjadinya


perubahan output sektor produksi. Salah satu dampak dari perubahan output
tersebut adalah perubahan permintaan tenaga kerja. Karena balas jasa/upah
tenaga kerja merupakan sumber pendapatan rumah tangga, maka perubahan
permintaan tenaga kerja tersebut akan mempengaruhi pendapatan rumah tangga.
Formulasi angka pengganda pendapatan rumah tangga suatu sektor menurut
Nazara (2005) adalah:

Hj = Σᶯi 1 an+1,i aij


= (3.17)

Dimana Hj adalah angka pengganda sektor j.

an+1,i adalah koefisiean input balas jasa/upah rumah tangga sektor j.

aij merupakan elemen matrik kebalikan Leontief (I-A)-1

3.5.5.3. Analisis Angka Pengganda Lapangan Pekerjaan (EmploymentMultiplier)

Angka pengganda lapangan pekerjaan (employment multiplier) biasa pula


disebut sebagai efek lapangan pekerjaan (employment effect), yang merupakan
efek total dari perubahan lapangan pekerjaan di perekonomian akibat adanya
perubahan permintaan akhir pada suatu sektor. Perubahan pada permintaan akhir
suatu sektor akan menyebabkan perubahan output yang diproduksi. Perubahan
pada output yang diproduksi pada gilirannya akan menyebabkan perubahan pada
permintaan tenaga kerja. Untuk dapat melihat efek perubahan permintaan akhir
terhadap perubahan lapangan pekerjaan pada suatu sektor, diperlukan jumlah
tenaga kerja awal disetiap sektor dalam menghasilkan output. Data ini
dipergunaan untuk melihat besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
menghasilkan satu unit output atau disebut koefisien tenaga kerja yang menurut
Nazara (2005) di formulasikan dengan:

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 29
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Wj = (3.18)

Diamna Wj adalah koefisien tenaga pekerjaan sektoe j


Lj adalah jumlah tenaga kerja sektor j
Xj adalah jumlah output sektor j

Angka penggandaan lapangan pekerjaan pada model input-output


terbuka menurut Nazara (2005) di rumuskan dengan :

Ej = Σᶯi 1 Wn+1,i aij


= (3.19)

Dimana Ej adalah angka pengganda lapangan kerja sektor j.

wn+1,i adalah koefisiean tenaga kerja sektor j.

aij merupakan elemen matrik kebalikan Leontief (I-A)-1

3.5.6. Analisis Dampak Permintaan Akhir

3.5.6.1. Dampak Permintaan Akhir Terhadap Pembentukan Output

Dalam tabel input-output, output memiliki hubungan timbal balik


dengan permintaan akhir. Hal ini berarti bahwa jumlah output yang diproduksi
tergantung dari jumlah permintaan akhir. Porsi output yang terbentuk sebagai
dampak dari masing-masing komponen atau komposisi permintaan akhir dan
memperkirakan output yang terbentuk akibat dampak permintaan akhir yang
diproyeksikan, dapat dihitung dengan (BPS, 2004) :

X = ( I – A ) -1 F (3.20)

Dimana: X adalah output yang dipengaruhi oleh masing-masing komponen


permintaan akhir

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 30
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

F adalah permintaan akhir.

(I – A )-1 adalah matrik kebalikan Leontief

Persamaan (3.19) dapat diuraikan sesuai dengan komponen permintaan akhir


pada tabel input-output, Maka akan terbentuk persamaan (BPS, 2004):

(1) X301 = (I – A )-1 F301

(2) X302 = (I – A )-1 F302

(3) X303 = (I – A )-1 F303

(4) X304 = (I – A )-1 F304

(5) X305 = (I – A )-1 F305

3.5.6.2. Dampak Permintaan Akhir Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam suatu proses produksi, tenaga kerja merupakan salah satu


komponen input primer, yang pengeluaranya antara lain berbentuk upah, gaji,
tunjangan, bonus dan sebagianya. Sehingga sesuai dengan asumsi dasar analisis
input-output, maka tenaga kerja memiliki hubungan liner dengan output.
Hubungan antara tenaga kerja dengan output telah digambarkan pada
koefisien tenaga kerja, yaitu persamaan (3.18), Wj = Lj / Xj atau Lj = Wj . Xj.
Sehingga apabila dinyatakan dalan bentuk matriks untuk masing-masing sektor
adalah (BPS, 2004) :

L = ŴX (3.21)

Dimana :
L = matrik jumlah tenaga kerja
Ŵ = matrik diagonal koefisien tenaga kerja
X = matrik output.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 31
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Output yang terbentuk akibat dampak permintaan akhir dapat dihitung


dari persamaan (3.19), sehingga jika persamaan tersebut disubstitusikan dengan
persamaan (3.20) akan diperoleh (BPS, 2004):

X = Ŵ ( I – A ) -1 F (3.22)

Dimana :
L = kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh permintaan akhir
Ŵ = matrik diagonal koefisien tenaga kerja
( I – A )-1 F = output yang dipengaruhi oleh masing-masing komponen
permintaan akhir.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 32
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Sritua. 1996. Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan. PT. Raja
Grafindo Persada Jakarta

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi


Daerah. BPFE Yogyakarta

Arthajaya, I., Made W. 2008. Strategi Peningkatan Kualitas Ketenagakerjaan


Pengolahan dan Pemasaran. Buletin craby & starky. Edisi Mei 2008

Badan Pusat Statistik. 2010. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2009. BPS.


Jakarta-Indonesia

Dahuri, R. 2001. Sektor Perikanan dan Kelautan Sebagai Pilar Kemandirian


Ekonomi Nasional. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta

Daryanto, Arief. 2007. Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri
Perikanan. Buletin Craby & Starky, Edisi Januari 2007.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Parigi Moutong. 2011. Profile


Perikanan dan Kelautan Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2010.

Elfindri dan Bachtiar, N. 2004. Ekonomi Ketenagakerjaan. Penerbit Universita

Andalas.

Fleisher, BM, Kniesher TJ. 1980. Labor Economics : Theory, Evidence and
Policy. Prentice-Hill inc. New Jersey. www.google.com

Jhingan, M.L.. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Cetakan ke


sepuluh. PT. Raja Grafindo Persada.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 33
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Rencana Strategis Kementerian


Kelautan dan Perikanan 2010 – 2014. Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Jakarta

Kurniawan, Tony F. 2010. Analisis dan Reformasi Kebijakan Pembangunan


Kelautan dan Perikanan Di Indonesia. www.ppnsi.org

Kusumastanto, Tridoyo. 2000. Pengembangan Sumber Daya Kelautan dalam


Memperkokoh Perekonomian Nasional Abad 21.

Miller, Roger le Roy, dan Meiners, E., Roger. 1997. Teori Ekonomimikro
Intermediate. Cetakan Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Monintja, D. 201. Pemanfaatan Sumber Daya Pesisir Dalam Bidang Perikanan


Tangkap. Prosiding Pelatihan Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.
Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir, Institut Pertanian Bogor.

Nazara, Suahasil. 2005. Analisis Input-Output. Jakarta : Lembaga Penerbit FE


UI.

Ningsih. 2005. Strategi Mengelola dan Memanfaatkan Sumber Daya Laut dan
Perikanan. Majalah Info Kajian Bappenas, Volume 2, 2005.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : Per. 16/Men/2006, Tentang


Pelabuhan Perikanan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Parigi Moutong


2005-2025

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Baduose Media,


Jakarta.

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 34
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020
Program Pascasarjana Universutas Tadulako

Soemokaryo, Soepanto. 2001. Model Ekonometrika Perikanan


Indonesia.Dirjen Perikanan. Jakarta.

Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Cetakan Keempatbelas. PT.


Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Supranto J. 2000. Metode Ramalan Kuantitatif. Cetakan Kedua. Penerbit


Rineka Cipta. Jakarta

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. PT. Bumi
Aksara Jakarta

Todaro, M.P. 2000. Pembangunan Ekonomi 1. Edisi Kelima. PT. Bumi Aksara

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional

______________________________ Nomor 45 Tahun 2009 tentang


Perubahan
Pertama Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Kelautan dan
Perikanan.

______________________________ Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan.

www.bps.go.id

www.kkp.go.id

Tugas Mata Kuliah Filsafat dan Metode Penelitian Dibuat Oleh Denih Assah 35
Proposal Penelitian No. Stambuk H.102.11.020

Anda mungkin juga menyukai