Anda di halaman 1dari 20

Upaya Pengembangan Budidaya .....

(Feri Eko Nugroho)

UPAYA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI


DESA NGANJAT KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN
EFFORTS IN DEVELOPING TILAPIA FISH CULTIVATION (Oreochromis
niloticus) IN NGANJAT VILLAGE, POLANHARJO DISTRICT, KLATEN
REGENCY
Oleh : Feri Eko Nugroho, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri
Yogyakarta
Ferieko123@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kesesuaian faktor fisik untuk
budidaya ikan nila; 2) faktor non fisik yang berpengaruh dalam budidaya ikan nila; 3)
hambatan yang dihadapi dalam budidaya ikan nila; 4) produktivitas usaha budidaya ikan
nila; 5) upaya pengembangan budidaya ikan nila.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dari penelitian ini
adalah 33 orang pembudidaya ikan nila yang menjadi anggota POKDAKAN “Karya
Mandiri” di Desa Nganjat, semua anggota populasi dijadikan sebagai subjek penelitian.
Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik pengolahan data yang dilakukan yaitu editing, coding, dan tabulasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan tabel
frekuensi dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) kesesuaian faktor fisik untuk budidaya
ikan nila di Desa Nganjat: a) faktor fisik yang sesuai meliputi suhu/temperatur, pH,
kadar amoniak, kemiringan lahan, dan ketinggian tempat, b) faktor fisik yang tidak
sesuai meliputi kandungan oksigen dalam air; 2) faktor non fisik meliputi sumber benih,
modal, transportasi, tenaga kerja, dan pasar; 3) hambatan utama dalam budidaya ikan
nila meliputi: a) keterbatasan modal, b) Lahan perikanan yang terbatas, c) penyakit
yang belum diketahui obatnya, d) Pengelolaan budidaya yang masih sederhana dan
kurangnya variasai produk, e) Mahalnya harga pakan, f) kurangnya peran pemerintah;
4) produktivitas budidaya ikan nila meliputi: a) total biaya produksi yang dikeluarkan
oleh sebagian besar pembudidaya adalah Rp 7.541.428 – Rp 8.193.571/100 m2/bulan
(63,63%), b) pendapatan kotor yang diterima sebagian besar pembudidaya adalah Rp
9.233.333 – Rp 9.799.999/100 m2/bulan (48,48%), c) pendapatan bersih yang diterima
sebagian besar pembudidaya adalah Rp 1.966.062 – Rp 2.427.375/100 m2/bulan
(33,33%); 5) terdapat 8 alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya pengembangan
budidaya ikan nila yang meliputi: meningkatkan produksi melalui bantuan dari
pemerintah, mengundang dinas terkait untuk melakukan penyuluhan tentang
pengelolaan ikan nila melalui organisasi, mendirikan koperasi bagi pembudidaya ikan,
melakukan pemeriksaan kesehatan ikan secara berkala, mengajukan bantuan modal
kepada pemerintah melalui organisasi, memperluas daerah pemasaran melalui
pemerintah, mengadakan kerjasama dengan universitas yang memiliki fakultas
perikanan, dan mengaktifkan fungsi organisasi.

Kata kunci: Upaya pengembangan, budidaya, ikan nila


Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

ABSTRACT

This research aims to find out: 1) the suitability of physical factors for tilapia
fish cultivation; 2) non-physical factors which influence in tilapia fish cultivation; 3) the
obstacles which occurs in tilapia fish cultivation; 4) the productivity of tilapia fish
cultivation business; 5) efforts in developing tilapia fish cultivation.
This research is a descriptive research. The population of this research is 33
tilapia fish cultivators which become the members of POKDAKAN “KaryaMandiri” in
Nganjat Village, all of the population members are treated as the research subject. The
data collecting techniques which are used are observation, interview, and
documentation. The data processing techniques used are editing, coding, and tabulation.
The data analysis technique used is quantitative analysis by using the frequency table
and SWOT analysis.
The result of the research shows that: 1) The suitability of the physical factors
for tilapia fish cultivation in Nganjat Village: a) The suitable physical factors include
the temperature, pH, ammoniac level, the slope, and the height of the location, b) the
unsuitable physical factors include the content of the oxygen in the water; 2) the non-
physical factors include seed source, fund, transportation, workers, and market; 3) the
main obstacles in tilapia fish cultivation include: a) fund limitation, b) the limited
fishing ground, c) unknown cure for the diseases, d) The simple cultivation
management and the lack of product variant, e) the expensiveness of the fish foods, f)
the lack of government involvement 4) the productivity of tilapia fish cultivation
include: a) the total production cost incurred by most of the cultivators are Rp 7,541,428
– Rp 8,193,571/100 m2/month (63.63%), b) the gross income received by most of the
cultivators are Rp 9,233,333– Rp 9,799,999/100 m2/month (48.48%), c) the net income
received by most of the cultivators are Rp 1,966,062 – Rp 2,427,375/100 m2/month
(33.33%); 5) there are 8 alternatives which could be done as efforts in the development
of tilapia fish cultivation including: increasing the production with the government’s
aid, inviting the related agencies to give counseling on the management of tilapia fish
through organization, establishing cooperation for fish cultivators, doing fish medical
checkup periodically, offering capital aid to the government through organization,
broaden the market scope through the government, conducting cooperation with the
university which has fisheries faculty, and activating the organization function.

Key words: development effort, cultivation, tilapia


Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

I. PENDAHULUAN devisa negara, menciptakan


Pertanian merupakan sektor lapangan pekerjaan, dan
ekonomi yang utama di negara- melestarikan sumberdaya alam
negara berkembang. Peranan sektor serta lingkungan hidup (Bambang
pertanian dalam pembangunan Cahyono, 2000:5).
ekonomi suatu negara menduduki Indonesia memiliki lahan
posisi yang sangat penting. perikanan air tawar yang cukup
Indonesia memiliki luas lahan dan besar. Sumber daya perairan di
kondisi iklim yang sangat potensial Indonesia meliputi perairan umum
untuk dikembangkan sebagai usaha (sungai, waduk, dan rawa) seluas
pertanian. Potensi tersebut 141.690 Ha, sawah (mina padi)
ditunjang dengan jumlah penduduk seluas 88.500 Ha, dan kolam seluas
Indonesia yang besar, sehingga 375.800 Ha dengan total luas lahan
dapat memaksimalkan potensi 605.990 Ha (Bambang Cahyono,
tersebut. 2000:9). Hal ini merupakan potensi
Pertanian dalam arti sempit yang besar dalam pengembangan
merupakan suatu kegiatan bercocok budidaya perikanan untuk
tanam, sedangkan pertanian dalam mendukung upaya pembangunan
arti luas adalah segala kegiatan perekonomian nasional.
manusia yang meliputi kegiatan Menurut Akhmad Fauzi dan
bercocok tanam, perikanan, Suzy Anna (2005:55), sumberdaya
peternakan dan kehutanan (Eva perairan menyediakan barang dan
Banowati dan Sriyanto, 2013:4). jasa yang dapat dikonsumsi, baik
Salah satu sub sektor kegiatan langsung maupun tidak langsung,
pertanian adalah perikanan. untuk kesejahteraan manusia. Salah
Pembangunan sub sektor perikanan, satu permasalahan yang dihadapi
selain bertujuan meningkatkan dalam pengelolaan sumberdaya
produktivitas, juga untuk perairan adalah bagaimana
meningkatkan pendapatan petani, memperoleh manfaat ekonomi yang
kebutuhan gizi masyarakat, nilai seoptimal mungkin dengan segala
ekspor komoditas non migas, kendala yang ada dalam
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

pengelolaan sumberdaya tersebut. berpengaruh terhadap keberhasilan


Untuk mengatasi permasalahan dalam budidaya ikan nila, karena
tersebut perlu adanya jenis ikan ini memiliki syarat hidup
pengembangan dari prasarana, dalam kondisi lahan tertentu.
sarana, pengelolaan, dan faktor Kabupaten Klaten termasuk
fisik yang berpengaruh terhadap dalam wilayah Daerah Aliran
perikanan. Selain itu, perlu juga Sungai (DAS) Bengawan Solo,
pemilihan varietas jenis ikan air yaitu Sub DAS Bengawan Solo
tawar yang baik untuk hulu. Ada beberapa sumber air
mendapatkan hasil yang maksimal. yang terdapat di Kabupaten Klaten
Ikan air tawar memiliki dan sangat bermanfaat untuk
banyak spesies atau jenis. Jenis keperluan rumah tangga, irigasi,
ikan air tawar menurut industri, serta bidang perikanan.
kegunaannya digolongkan menjadi Sungai – sungai besar yang
dua, yaitu golongan ikan hias dan mengalir dari pegunungan dan
golongan ikan konsumsi. Jenis ikan bermuara di Bengawan Solo
tawar golongan konsumsi diantaranya : Kali Dengkeng, Kali
merupakan ikan yang prospektif, Simping, Kali Pasur, Kali
karena kebutuhan masyarakat akan Brambang, dan Kali Soko (BPS
ikan konsumsi tidak akan surut. Kabupaten Klaten, 2011). Sungai –
Berbeda halnya dengan golongan sungai tersebut memiliki beberapa
ikan hias yang mengikuti trend anak sungai pada bagian hulunya.
masyarakat. Salah satu jenis ikan Salah satu wilayah di Kabupaten
konsumsi yang banyak diminati Klaten yang mempunyai sumber air
oleh masyarakat untuk berlimpah, yaitu Kecamatan
dibudidayakan adalah ikan nila Polanharjo. Sebagian besar
(Oreochromis niloticus). Hal ini masyarakat di kecamatan tersebut
dikarenakan pertumbuhan ikan nila bekerja di bidang pertanian seperti
yang relatif cepat dan dalam pertanian pangan, perkebunan, dan
pengelolaannya tidak terlalu sulit. perikanan. Hal ini ditunjang dengan
Selain hal itu, pemilihan lokasi juga sumber daya air yang baik karena
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

memiliki sumber air yang bersih Hal tersebut dapat disebabkan


yang bersumber dari Umbul karena faktor fisik yang kurang
Ponggok, dengan demikian sistem sesuai dengan syarat hidup ikan
irigasi dan pengairan di daerah ini nila, sehingga pertumbuhan ikan
sangat terjamin. Sebagian besar menjadi tidak optimal.
penduduk Desa Nganjat bermata Selain faktor fisik, faktor
pencaharian sebagai petani ikan non fisik juga berpengaruh dalam
khususnya ikan nila. kegiatan budidaya. Salah satu
Kolam yang digunakan oleh faktor non fisik dalam kegiatan
petani ikan di Desa Nganjat adalah budidaya adalah modal. Budidaya
kolam air deras. Hal ini ikan air tawar khususnya ikan nila
dikarenakan sistem kolam air deras tidak dapat lepas dari modal dan
dapat dilakukan dalam skala kecil, distribusi. Modal merupakan faktor
seperti yang umumnya dilakukan penting dalam kegiatan usaha,
oleh petani ikan bermodal kecil termasuk usaha budidaya ikan nila.
yang hanya mengoperasikan Modal sangat berpengaruh terhadap
beberapa kolam saja. Kolam air produktivitas hasil budidaya, dalam
deras tersebut bersumber dari mata hal ini modal tidak hanya berupa
air Ponggok yang dialirkan ke uang, namun juga modal
kolam-kolam. Namun, terdapat keterampilan dan ilmu.
faktor fisik yang harus dipenuhi Keterbatasan modal yang dialami
untuk menunjang kegiatan oleh petani ikan sering menjadi
budidaya ikan nila. Ikan ini hambatan dalam proses budidaya.
memiliki syarat hidup yang berbeda Modal dalam budidaya ikan nila
dengan ikan jenis lainnya, seperti dapat dibedakan menjadi modal
kesesuaian air dan tanah agar ikan awal.
dapat tumbuh dengan optimal. Distribusi juga menjadi
Berdasarkan hasil observasi faktor yang penting dalam budidaya
diketahui bahwa sering terjadi ikan nila. Pembudidaya ikan masih
pertumbuhan ikan yang tidak terbatas daerah pemasarannya
merata dalam kolam pembesaran. hanya disekitar Kabupaten Klaten
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

dan belum mampu menjangkau diatas maka penulis tertarik untuk


daerah luar kabupaten. Hal tersebut melakukan penelitian dengan judul
dikarenakan produktivitas ikan nila “Upaya Ppengembangan Budidaya
di daerah penelitian belum mampu Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
memenuhi pasar lokal. di Desa Nganjat Kecamatan
Pembudidaya tidak dapat Polanharjo Kabupaten Klaten”
memasarkan hasil budidayanya II. METODE PENELITIAN
sampai ke luar daerah. Perlu adanya Penelitian ini merupakan
pengembangan untuk penelitian deskriptif kuantitatif
meningkatkan produktivitas dengan menggunakan pendekatan
budidaya ikan nila agar dapat ekologi/kelingkungan. Data yang
menjangkau luar daerah. Selain itu, digunakan dalam penelitian ini
mayoritas pembudidaya ikan nila di adalah data primer dan data
Desa Nganjat masih sekunder. Teknik pengumpulan
mendistribusikan hasil ikannya data dengan observasi, dokumentasi
kepada tengkulak/pengepul, dan wawancara. Teknik pengolahan
sehingga pemasaran ikan nila data menggunakan editing, coding,
belum merata dan dengan hal dan tabulasi. Analisis data
tersebut harga jual ikan nila juga menggunakan analisis deskriptif
tergantung kepada dengan menggunakan data
tengkulak/pengepul. kuantitatif yang disajikan dalam
Usaha budidaya ikan nila bentuk tabel frekuensi. Penelitian
yang ada di Desa Nganjat sudah dilaksanakan pada bulan Maret –
berjalan sejak tahun 2007, akan Juli 2015. Lokasi penelitian berada
tetapi usaha ini belum berkembang di Desa Nganjat Kecamatan
secara maksimal. Pembudidaya Polanharjo Kabupaten Klaten.
ikan masih menemui hambatan atau III. HASIL DAN PEMBAHASAN

kendala dalam mengembangkan A. Deskripsi Daerah Penelitian

usahanya. Upaya dalam mengatasi 1. Kondisi Fisik Daerah


hambatan juga belum diketahui. Penelitian
Oleh karena itu, dari penjabaran
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

a. Letak, Luas, dan Batas Tetangga (RT) dan 4


Daerah Penelitian Rukun Warga (RW).
Desa Nganjat Batas wilayah Desa
Kecamatan Polanharjo Nganjat sebelah utara
Kabupaten Klaten secara adalah Desa Ponggok,
administratif merupakan sebelah timur adalah
salah satu kelurahan yang Desa Jimus, sebelah
terletak di bagian utara selatan adalah Desa
Kabupaten Klaten Jawa Ngabeyan, dan sebelah
Tengah. Secara barat adalah Desa Jeblog.
astronomis Desa Nganjat b. Topografi
terletak antara Desa Nganjat
7°36’37”LS - mempunyai topografi
7°37’26”LS dan dataran rendah dan relief
110°38’14”BT - datar dengan tingkat
110°38’50”BT. Jarak kemiringan lereng 2 –
dari Desa Nganjat 4% dan ketinggian 150
menuju pusat ibukota meter di atas permukaan
Kabupaten sekitar 12 km. air laut (dpal). Kondisi
Desa Nganjat topografi demikian cocok
memiliki luas 74,8535 ha digunakan pada sektor
yang terdiri dari tanah pertanian, peternakan,
sawah, tanah kering, dan dan perikanan.
lahan perikanan. Desa c. Kondisi Hidrologis
Nganjat terdiri dari 6 Terdapat banyak
dusun, yaitu dusun sumber mata air di
Nganjat, Jetis, Botorejo, Kecamatan Polanharjo.
Ponggok, Umbul Cilik, Salah satu mata air yang
dan Ngebakan yang dialirkan sebagai saluran
terbagi menjadi 8 Rukun irigasi untuk keperluan
pertanian khususnya
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

perikanan adalah mata air maka kepadatan


Ponggok. Mata air ini penduduk kasar Desa
terletak di sebelah utara Nganjat yaitu 18
dari Desa Nganjat. Mata jiwa/km2. Hal tersebut
air Ponggok sampai saat berarti setiap 1 km2 Desa
ini menjadi sumber Nganjat ditempati 18
pengairan utama bagi jiwa.
petani ikan di Desa 3. Kondisi Sosial Ekonomi
Nganjat. Daerah Penelitian
2. Kondisi Demografis a. Tingkat Pendidikan
Daerah Penelitian Penduduk
Jumlah penduduk Berdasarkan hasil
Desa Nganjat hingga akhir penelitian diketahui
tahun 2014 sebanyak 1.368 bahwa penduduk Desa
jiwa dengan jumlah Nganjat mampu
penduduk laki – laki menyelesaikan
sebanyak 674 jiwa dan pendidikan formal hingga
penduduk perempuan tamat SMP sebanyak
sebanyak 694 jiwa. 13,40% dan SMA
a. Sex Ratio sebanyak 47,37%.
Sesuai dengan b. Mata Pencaharian
perhitungan sex ratio Penduduk
dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil
terdapat 97 penduduk penelitian dapat diketahui
laki – laki per 100 bahwa penduduk Desa
penduduk perempuan di Nganjat berprofesi
Desa Nganjat. sebagai pegawai swasta
b. Kepadatan Penduduk sebanyak 38,34%,
Berdasarkan hasil kemudian diikuti oleh
perhitungan dengan profesi sebagai petani
menggunakan rumus, sebanyak 18,55%.
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

B. Hasil Penelitian dan usaha budidaya ikan nila


Pembahasan sebagai pekerjaan pokok,
1. Karakteristik Responden sedangkan 10 responden
Pembudidaya Ikan Nila (30,30%) yang
a. Jenis Kelamin menjadikan usaha
Berdasarkan hasil budidaya ikan nila
penelitian diketahui sebagai pekerjaan
bahwa jumlah sampingan.
pembudidaya ikan nila d. Tingkat Pendidikan
terbesar adalah laki – Berdasarkan hasil
laki, yaitu sebanyak 32 penelitian sebanyak
responden (96,97%), 30,30% responden
sedangkan pembudidaya mampu menyelesaikan
dengan jenis kelamin hingga tamat SMP dan
perempuan adalah hanya 21,21% responden
sebanyak 1 responden yang mampu
(3,03%). menyelesaikan
b. Umur pendidikan hingga
Kelompok umur tingkat perguruan tinggi.
terbesar responden e. Kepemilikan Lahan
didominasi oleh Berdasarkan hasil
kelompok umur 40 – 44 penelitian, sebagian besar
tahun sebanyak 21,21% status kepemilikan lahan
responden dan 35 – 39 budidaya ikan nila yang
tahun dengan jumlah digunakan adalah milik
18,18% responden. pribadi, yaitu sebanyak
c. Mata Pencaharian 69,70% responden dan
Hasil penelitian 30,30% responden
menunjukan bahwa menyewa lahan untuk
sebanyak 23 responden kegiatan budidaya ikan
(69,70%) menjadikan nila. luas lahan yang
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

dimiliki oleh berkisar antara 15°C -


pembudidaya ikan nila 30°C.
sebagian besar seluas 40 2) Derajat Keasaman Air
– 352 m2, yaitu sebanyak (pH)
75,75% responden. Data Hasil uji
tersebut menunjukan laboratorium
bahwa budidaya ikan nila menunjukan bahwa
yang dikelola masih pH air di daerah
berskala kecil karena penelitian adalah 6,4
lahan yang dimiliki (BTKL Yogyakarta
terbatas. Tahun 2015). Menurut
2. Faktor Fisik yang Bambang Cahyono
Mempengaruhi Usaha (2010: 38), kisaran
Budidaya Ikan Nila derajat keasaman air
a. Air yang cocok untuk
1) Temperatur Air budidaya ikan nila
Berdasarkan adalah 7-8. Namun,
hasil pengukuran dalam keadaan
diketahui bahwa suhu tertentu ikan nila
air di daerah masih dapat hidup
penelitian adalah 24°C pada pH air antara 5-
(Data Primer Tahun 11. Berdasarkan
2015) dan 25°C pernyataan tersebut,
(BTKL Yogyakarta maka pH air di daerah
Tahun 2015). Hal penelitian sesuai
tersebut sesuai dengan dengan syarat hidup
pernyataan Bambang ikan nila.
Cahyono bahwa suhu / 3) Kadar Amoniak
temperatur air yang Hasil uji
cocok untuk laboratorium
pertumbuhan ikan menunjukan kadar
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

amoniak di daerah tersebut, kandungan


penelitian adalah oksigen dalam air di
0,0003 mg/l (BTKL daerah penelitian tidak
Yogyakarta Tahun sesuai dengan syarat
2015). Perairan yang hidup ikan nila karena
baik untuk budidaya di bawah 3 mg/l.
ikan adalah yang b. Tanah
mengandung amoniak 1) Kemiringan
kurang dari 0,1 mg/l. Berdasarkan dari
Berdasarkan hasil data monografi tahun
tersebut menunjukan 2014, Desa Nganjat
bahwa kadar amoniak memiliki kemiringan
air di daerah tanah 2 – 4%. Derajat
penelitian sangat kemiringan tanah
rendah dan sesuai yang cocok untuk
dengan syarat hidup usaha perikanan
ikan nila. adalah berkisar 2% -
4) Kandungan Oksigen 5%. Dapat
dalam Air (DO) disimpulkan bahwa
Hasil uji kemiringan di Desa
laboratorium Nganjat sesuai dengan
menunjukan syarat hidup ikan nila.
kandungan oksigen 2) Ketinggian
dalam air di daerah Berdasarkan dari
penelitian adalah 2,2 data monografi tahun
mg/l pada kolam 2014, Desa Nganjat
semen dan 1,4 mg/l berada pada
pada kolam tanah ketinggian 150 meter
(BTKL Yogyakarta di atas permukaan air
Tahun 2015). laut (dpal). Untuk
Berdasarkan hasil pertumbuhan ikan
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

yang maksimal, ikan ini digunakan untuk sewa


nila memerlukan lehan, upah tenaga kerja,
ketinggian 0 – 1000 m dan pengadaan benih.
dpl. Dapat Pembudidaya yang
disimpulkan bahwa menggunakan modal
ketinggian di Desa sendiri sebanyak 54,55%
Nganjat sesuai dengan responden dan modal
syarat hidup ikan nila. yang berasal dari
3. Faktor Non Fisik yang meminjam / kredit
Mempengaruhi Usaha sebanyak 45,45%
Budidaya Ikan Nila responden.
a. Sumber Benih c. Transportasi
Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil
penelitian sebanyak 28 penelitian sebanyak
responden (84,85%) 45,45% responden
memilih membeli benih memilih tidak
dari orang lain, menggunakan alat
sedangkan 5 responden transportasi dan memilih
(15,15%) memilih berjalan kaki, sedangkan
melakukan pembenihan 30,30% responden
sendiri. menggunakan motor
b. Modal untuk mencapai lokasi
Sebanyak 33,33% budidaya.
responden mengeluarkan d. Tenaga Kerja
modal awal sebesar Rp Berdasarkan hasil
9.355.001 – Rp penelitian diketahui
10.150.000 dan 24,24% bahwa mayoritas
responden mengeluarkan responden tidak
modal awal sebesar Rp menggunakan tenaga
8.560.001 – Rp kerja upah bukan
9.355.000. Modal awal keluarga sebanyak 22
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

responden (66,67%) dan budidayanya kepada


hanya 11 responden pedagang dan pengepul
(33,33%) yang dan sebanyak 13
menggunakan tenaga responden (39,40%)
kerja upah bukan memilih menjual hasil
keluarga. Sebanyak budidayanya langsung ke
45,45% responden konsumen untuk eceran.
menggunakan 2 tenaga 54,55% responden
kerja upah bukan memasarkan hasil
keluarga dan sebanyak budidayanya di dalam
27,27% responden Kota Klaten dan 33,33%
menggunakan 1 tenaga responden memasarkan
kerja upah bukan hasil budidayanya di luar
keluarga saja. Tenaga kota Klaten namun masih
kerja pada usaha dalam Provinsi Jawa
budidaya ikan nila ini Tengah.
mendapat upah dengan 4. Hambatan yang Dialami
sistem harian yang Pembudidaya dalam
dibayarkan setiap bulan. Menjalankan Usaha
Upah tenaga kerja Budidaya Ikan Nila
perharinya sebesar Hambatan yang
Rp50.000,- yang dialami oleh pembudidaya
kemudian akan ikan nila adalah sebagai
dikalkulasikan setiap berikut :
bulan. a. Keterbatasan modal
e. Pasar dan Harga (87,87%) menyebabkan
Berdasarkan hasil pembudidaya kesulitan
penelitian dapat disajikan mengembangkan usaha
bahwa sebanyak 20 b. Lahan perikanan yang
responden (60,60%) terbatas (78,78%)
memilih menjual hasil menyebabkan
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

pembudidaya sulit untuk mengeluarkan biaya


menambah kolam produksi sebesar Rp
pembesaran 30.165.715 – Rp
c. Penyakit yang belum 32.774.285/100 m2/4
diketahui obatnya bulan atau jika dihitung
(75,75%) menyebabkan per bulan Rp 7.541.428 –
banyak kematian pada Rp 8.193.571/100
2
ikan nila m /bulan.
d. Pengelolaan budidaya b. Pendapatan Kotor
yang masih sederhana Berdasarkan hasil
dan kurangnya variasi penelitian sebanyak
produk (66,66%) 48,48% responden
menyebabkan memperoleh pendapatan
pendapatan pembudidaya kotor sebesar Rp
masih sedikit 36.933.334 – Rp
e. Mahalnya harga pakan 39.199.999 atau jika
(42,42%) menyebabkan dihitung per bulan Rp
penambahan modal yang 9.233.333 – Rp
2
akan mengurangi 9.799.999/100 m /bulan.
pendapatan pembudidaya c. Pendapatan Bersih
f. Kurangnya peran Berdasarkan hasil
pemerintah (36,36%) penelitian sebanyak
menyebabkan belum 33,33% responden
berkembangnya usaha memperoleh pendapatan
kecil masyarakat. bersih sebesar Rp
5. Produktivitas Budidaya 7.864.251 – Rp
Ikan Nila 9.709.500 per 100 m2
a. Total Biaya Produksi atau jika dihitung per
Berdasarkan hasil bulan Rp 1.966.062 – Rp
penelitian sebanyak 2.427.375/100 m2/bulan.
63,63% responden
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

6. Upaya Pengembangan f. Memperluas daerah


Budidaya Ikan Nila pemasaran melalui
Terdapat delapan (8) pemerintah
alternatif upaya yang dapat g. Mengadakan kerjasama
dilakukan sebagai upaya dengan universitas yang
pengembangan budidaya memiliki fakultas
ikan nila di Desa Nganjat. perikanan
Alternatif upaya h. Mengaktifkan fungsi
pengembangan budidaya organisasi
ikan nila yang dapat IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dilakukan adalah : A. Kesimpulan
a. Meningkatkan produksi Berdasarkan hasil
melalui bantuan dari penelitian dan pembahasan,
pemerintah maka dapat disimpulkan bahwa
b. Mengundang dinas :
terkait untuk melakukan 1. Faktor Fisik yang
penyuluhan tentang Mempengaruhi Usaha
pengelolaan ikan nila Budidaya Ikan Nila
melalui organisasi a. Faktor fisik yang sesuai
c. Mendirikan koperasi bagi meliputi suhu/temperatur,
pembudidaya ikan pH, kadar amoniak,
d. Melakukan pemeriksaan kemiringan lahan, dan
kesehatan ikan secara ketinggian tempat
berkala b. Faktor fisik yang tidak
e. Mengajukan bantuan sesuai meliputi
modal kepada pemerintah kandungan oksigen
melalui organisasi untuk dalam air
pembelian peralatan 2. Faktor Non Fisik yang
seperti kincir air untuk Mempengaruhi Usaha
menaikan kandungan Budidaya Ikan Nila
oksigen dalam air Faktor non fisik meliputi :
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

a. Sumber benih 19.500/kg. Sebagian besar


b. Modal pembudidaya memperoleh
c. Transportasi pendapatan kotor sebesar
d. tenaga kerja Rp 9.233.333 – Rp
e. pasar & harga. 9.799.999/100 m2/bulan
3. Hambatan yang Dialami (48,48%) dengan biaya
Pembudidaya dalam produksi rata – rata sebesar
Menjalankan Usaha Rp 7.541.428 – Rp
Budidaya Ikan Nila 8.193.571/100 m2/bulan
Hambatan utama yang (63,63%). Sehingga
dialami dalam usaha sebagian besar pembudidaya
budidaya ikan nila meliputi : dapat memperoleh
a. Keterbatasan modal pendapatan bersih sebesar
b. Lahan perikanan yang Rp 1.966.062 – Rp
terbatas 2.427.375/100 m2/bulan
c. penyakit yang belum (33,33%). Hal tersebut
diketahui obatnya menunjukan bahwa usaha
d. Pengelolaan budidaya budidaya ikan nila di daerah
yang masih sederhana penelitian cukup
dan kurangnya variasai menguntungkan untuk
produk, memenuhi kebutuhan hidup.
e. Mahalnya harga pakan 5. Upaya Pengembangan
f. Kurangnya peran Budidaya Ikan Nila
pemerintah Terdapat delapan (8)
4. Produktivitas Budidaya Ikan alternatif upaya yang dapat
Nila dilakukan sebagai upaya
Hasil produksi ikan pengembangan budidaya
nila segar di Desa Nganjat ikan nila di Desa Nganjat.
adalah 1.923 – 2.066 kg/4 Alternatif upaya
bulan (60,60%). Harga jual pengembangan budidaya
ikan nila segar adalah Rp ikan nila yang dapat
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

dilakukan adalah pengembangan budidaya


meningkatkan produksi ikan nila, peran tersebut
melalui bantuan dari dapat diwujudkan dalam
pemerintah, mengundang hal:
dinas terkait untuk a. Membuka komunikasi
melakukan penyuluhan dan kerjasama antara
tentang pengelolaan ikan dinas pertanian sub
nila melalui organisasi, bagian perikanan dengan
mendirikan koperasi bagi pembudidaya ikan nila
pembudidaya ikan, melalui organisasi
melakukan pemeriksaan lelompok pembudidaya
kesehatan ikan secara ikan (POKDAKAN)
berkala, mengajukan sehingga usaha budidaya
bantuan modal kepada dapat lebih berkembang.
pemerintah melalui b. Memberikan bantuan
organisasi untuk pembelian modal seperti pinjaman
peralatan seperti kincir air uang, peralatan budidaya,
untuk menaikan kandungan maupun pakan bersubsidi
oksigen dalam air, secara merata dan
memperluas daerah berkelanjutan dalam
pemasaran melalui upaya pengembangan.
pemerintah, mengadakan Sehingga usaha yang
kerjasama dengan sudah berjalan dapat
universitas yang memiliki lebih optimal.
fakultas perikanan, dan c. Melakukan kegiatan
mengaktifkan fungsi penyuluhan secara
organisasi intensif terutama dalam
B. Saran pengelolaan ikan nila dan
1. Bagi Pemerintah penanganan penyakit.
Peran pemerintah 2. Bagi Pembudidaya
sangat penting dalam
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

a. Menjaga kondisi fisik Analisis Kebijakan. Jakarta :


PT. Gramedia
lingkungan budidaya
ikan nila agar ikan nila Anonim, 2011. Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Klaten. Klaten:
yang dibudidayakan BPS
dapat tumbuh secara
Bambang Cahyono. 2010. Budidaya
optimal untuk Ikan Air Tawar : Ikan Gurami,
Ikan Nila, Ikan Mas.
meningkatkan kualitas
Yogyakarta : Penerbit Kanisius
dan kuantitas.
Bekti Kurnia Rakhmi. 2013. Upaya
b. Mengaktifkan kembali Pengembangan Usaha
fungsi organisasi dengan Peternakan Itik (Anas
plathyrynchos) di Kelurahan
mengadakan kegiatan – Limbangan Wetan Kecamatan
kegiatan yang bermanfaat Brebes Kabupaten Brebes.
Skripsi. Yogyakarta : FIS UNY
bagi pembudidaya.
Bintarto & Surastopo
Sehingga dapat Hadisumarno.1979. Metode
menambah pengetahuan Analisa Geografi. Jakarta :
LP3ES
pembudidaya guna
pengembangan usaha. Eddy Afrianto & Evi Liviawaty. 2006.
Beberapa Metode Budidaya
c. Pembudidaya diharapkan Ikan. Yogyakarta : Penerbit
mengikuti pelatihan Kanisius

tentang pengelolaan Eva Banowati & Sriyanto. 2013.


Geografi Pertanian.
budidaya ikan yang Yogyakarta : Penerbit Ombak
diadakan oleh dinas
Freddy Rangkuti. 2005. Analisis SWOT
terkait agar dapat : Teknik Membedah Kasus
meningkatkan Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia

kemampuan. Iskandar Putong. 2003. Tehnik


Pemanfaatan Analisis SWOT
Tanpa Skala Industri (A-WOT-
Daftar Pustaka
TSI). Jurnal. FE UBN
Isna Hayatun. 2011. Studi Budidaya
Akhmad Fauzi & Suzy Anna. 2005. Ikan Nila di Desa Genjahan
Pemodelan Sumber Daya Kecamatan Ponjong Kabupaten
Perikanan dan Kelautan untuk Gunungkidul Daerah Istimewa
Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: FIS UNY
Upaya Pengembangan Budidaya ..... (Feri Eko Nugroho)

Koordinator Statistik . 2014. Polanharjo Bekti Kurnia Rakhmi. 2013. Upaya


Dalam Angka. Tersedia : Pengembangan Usaha
http://klatenkab.bps.go.id/index Peternakan Itik (Anas
.php?hal=publikasi_detil&id=7 plathyrynchos) di Kelurahan
7 (29 Januari 2015) Limbangan Wetan Kecamatan
Brebes Kabupaten Brebes.
Lutfi Muta’ali. (2003). Teknik Skripsi. Yogyakarta : FIS UNY
Penyusunan Rencana Strategis
Dalam Pembangunan Wilayah Bintarto & Surastopo
(RRA, Analisis Situasi, SWOT, Hadisumarno.1979. Metode
Renstra). Yogyakarta : Analisa Geografi. Jakarta :
Fakultas Geografi Universitas LP3ES
Gadjah Mada
Eddy Afrianto & Evi Liviawaty. 2006.
Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Beberapa Metode Budidaya
Penelitian Geografi. Jakarta : Ikan. Yogyakarta : Penerbit
PT. Bumi Aksara Kanisius
Muhammad Akib Tuwo. 2011. Ilmu Eva Banowati & Sriyanto. 2013.
Usaha Tani : Teori dan Geografi Pertanian.
Aplikasi Menuju Sukses. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Kendari : Unhalu Press
Freddy Rangkuti. 2005. Analisis SWOT
Ratih Ayu Dwi Rahmawati. 2010. : Teknik Membedah Kasus
Analisis Usaha Pembesaran Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia
Ikan Nila Merah (Oreochromis
niloticus) di Kolam Air Deras Iskandar Putong. 2003. Tehnik
di Pemanfaatan Analisis SWOT
Tanpa Skala Industri (A-WOT-
Daftar Pustaka TSI). Jurnal. FE UBN
Isna Hayatun. 2011. Studi Budidaya
Ikan Nila di Desa Genjahan
Akhmad Fauzi & Suzy Anna. 2005. Kecamatan Ponjong Kabupaten
Pemodelan Sumber Daya Gunungkidul Daerah Istimewa
Perikanan dan Kelautan untuk Yogyakarta. Skripsi.
Analisis Kebijakan. Jakarta : Yogyakarta: FIS UNY
PT. Gramedia
Koordinator Statistik . 2014. Polanharjo
Anonim, 2011. Buku Putih Sanitasi Dalam Angka. Tersedia :
Kabupaten Klaten. Klaten: http://klatenkab.bps.go.id/index
BPS .php?hal=publikasi_detil&id=7
7 (29 Januari 2015)
Bambang Cahyono. 2010. Budidaya
Ikan Air Tawar : Ikan Gurami, Lutfi Muta’ali. (2003). Teknik
Ikan Nila, Ikan Mas. Penyusunan Rencana Strategis
Yogyakarta : Penerbit Kanisius Dalam Pembangunan Wilayah
(RRA, Analisis Situasi, SWOT,

Anda mungkin juga menyukai