RANTAI PASOK
POTENSI DAN PELUANG PRODUK PERIKANAN DAN BIOLOGI KELAUTAN
DALAM SKALA NASIONAL REGIONAL DAN GLOBAL
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
INDUSTRI SUMBERDAYA HAYATI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2020
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2. Rumusan masalah..................................................................................................................3
3.3. Tujuan....................................................................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................5
2.1. Potensi sumberdaya kelautan Indonesia.................................................................................5
2.2. Deskripsi Rumput laut...........................................................................................................5
III. MATERI DAN METODE.............................................................................................................6
IV. PEMBAHASAN............................................................................................................................7
4.1. Gambaran umum potensi industri sumberdaya alam Indonesia.............................................7
4.2. Potensi rumput laut................................................................................................................7
V. KESIMPULAN............................................................................................................................11
VI. DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................12
I. PENDAHULUAN
Sumberdaya laut ini meliputi makanan yang dapat dipanen dari laut, mineral dan
produk minyak bumi dari berbagai sumber, serta keindahan alam yang menyuguhkan
pemandangan yang menarik. Sumberdaya alam ini meliputi sumberdaya alam yang dapat
pulih dan tidak dapat pulih. Sumbedaya yang dapat pulih mencakup sumberdaya yang berasal
dari mahluk hidup, seperti ikan, lobster, rumput laut, termasuk dari kegiatan budidaya.
Sedangkan sumberdaya yang tidak dapat pulih meliputi mineral, bahan tambang/galian,
minyak dan gas bumi (Anonim, 2019).
Metode yang digunakan dalam makalah ini ialah metode deskriptif, yaitu metode
yang menggambarkan keadaan atau kejadian pada suatu daerah tertentu (Indonesia).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mereview beberapa jurnal hasil penelitian untuk
kemudian di bahas, guna memperoleh fakta dan kejelasan.
IV. PEMBAHASAN
Potensi geografis Indonesia sangat strategis karena merupakan pusat lalu lintas
maritim antar benua. Indonesia sebagai negara tropis, kaya akan sumberdaya baik
sumberdaya hayati maupun non hayati. Potensi Indonesia yang strategis, memiliki estetika
lingkungan yang sulit ditandingi oleh negara kepulauan lain, seperti gugusan pulau yang
indah dan kekayaan keanekaragaman sumberdaya hayati lautnya, menjanjikan potensi
ekonomi dari kegaiatan pariwisata alam dan pariwisata bahari dengan segala variannya.
Prospek ini tentu didukung oleh bergesernya kebutuhan masyarakat global akan kehidupan
back to nature, dimana mereka telah jenuh dengan lingkungan buatan. Dalam sistem
agribisnis, yang meliputi berbagai kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi, produksi,
pengolahan pasca panen (agroindustri), pemasaran dan kelembangaan merupakan suatu
kegiatan yang saling terkait satu sama lain (KPP, DPK Lebak.2020).
Usaha rumput laut sekarang telah berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan
semakin meningkatnya permintaan pasar baik domestik maupun luar negri, terutama akibat
berkembangnya industri-industri yang berbasiskan bahan baku rumput laut. Kegiatan
budidaya rumput laut telah nyata memberikan kontribusi peningkatan sumber pendapatan
masyarakat di wilayah pesisir (Priono. 2013). Komoditas rumput laut merupakan komoditas
penting bagi perekonomian Indonesia. Arti penting tersebut karena komoditas laut memiliki
nilai ekonomi tinggi dan besarnya potensi pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia.
Tingginya potensi rumput laut Indonesia untuk dikembangkan tidak hanya disebabkan karena
rumput laut secara ekonomis memiliki nilai ekonomi tinggi, namun yang lebih penting lagi
Indonesia adalah negara kepulauan dengan potensi area penanaman yang belum
termanfaatkan yang mencapai hampir 50%. Total potensi lahan rumput laut yang masih
tersedia adalah sebesar 769,5 ribu Ha (KKP, 2013).
Rumput laut sebagai komoditas potensial untuk dikembangkan karena teknik produksi
budidaya rumput laut relatif mudah dan murah dengan resiko gagal panen sangat rendah,
produktifitas tinggi dan masa panen dapat dilakukan setiap 45-60 hari sekali atau sekitar 4
kali panen dalam setahun. Harga jual rumput laut juga sekaligus sebagai faktor pendorong
untuk budidaya rumput laut. Dari usaha budidaya rumput laut juga dapat menyerap banyak
tenaga kerja dan menciptakan multiplier effects ekonomi yang besar dan luas (Dahuri, 2011).
Rumput laut sudah sejak lama dikonsumsi baik secara langsung dimakan mentah sebagai
lalapan maupun dijadikan sebagai bahan olahan seperti kue oleh masyarakat. Ada beberapa
kelompok rumput laut yang telah dikenal dalam dunia perdagangan dan telah dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik, bahan campuran bebagai industri, makanan
serta beberapa jenis berkhasiat sebagai bahan obat (Achmad, 2004).
Berikut gambarab umum pohon industri pengolahan rumput laut
(Zamroni, 2015)
Pemanfaatan rumput laut untuk industri dimulai untuk industri agar-agar (Gelidium
dan Glacilaria), kemudian untuk industri keraginan (Euceuma) serta untuk industri alginat
(Sargassum). Agar merupakan produk utama yang dihasilkan dari rumput laut, agar memiliki
kemampuan membentuk lapisan gel atau film, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pengemulsi (emulsifer) atau bahan pengental, penstabil (stabilizer), pembentuk gel,
pensuspensi, pelapis dan inhibitor. Pemanfaatan agar dalam industri antara lain: industri
makanan dan minuman, farmasi, kosmetik, pakan ternak, keramik, cat, tekstik, kertas
fotografi. Dalam industri makanan agar banyak dimanfaatkan pada industri es krim, keju,
permen, jelly dan susu coklat serta pengalengan ikan dan daging. Agar juga banyak
digunakan dalam bidang bioteknologi sebagai media pertumbuhan. Pikokoloid merupakan
golongan polisakarida yang dihasilakn memalui extraksi rumput laut. Pikokoloid mampu
membentuk gel sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengental dan stabilisator,
selain itu pikokoloid juga dapat digunakan dalam bidang farmasi dan kosmetika. Keragenan
merupakan bahan mentah terpenting dalam suatu produksi. Keragenan seringkali digunakan
dalam industri farmasi sebagai pengemulsi (contoh dalam emulsi minyak hati). Keragenan
digunakan juga dalam industri kosmetika sebagai stabilizer, suspensi dan pelarut. Produk
yang sering menggunakan adalah salep, krim, lotion, pasta gigi, tonik rambut dan lain
sebagainya.
V. KESIMPULAN
Achmad, K. 2004. Potensi rumput laut di beberapa perairan pantai Indonesia. Jurnal. Oseana,
Volume XXIX. No 4: 25-35.
Afrianti. A.E., Anwar. E. Dan Nurjanah. N. Dan 2017. Penghambat tyrosinase dan aktifitas
antioksidan bubuk rumput laut segar dan kering Sargasum plagyophyllum. Jurnal.
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 2(3): 488-493.
Anonim, 2019. Contoh sumberdaya laut. https://www.dosenpendidikan.co.id. Diakses pada
tanggal 22 Mar 20.
Anonim, 1996. Benua maritim Indonesia. BPP Teknologi dan Dewan Hamkamas. Jakarta.
Depertemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Statistik Dirjenkan budidaya. 2005. Daya
dukung lingkungan untuk budidaya rumput laut. Direktorat pembudidayaan.
Departemen kelautan dan perikanan.
Merdekawati. W dan Susanto A.B. 2009. Kandungan dan komposisi pigmen rumput laut
serta potensinya untuk kesehatan. Squalen. 4(2): 41-47.
Priono. B. 2013. Budidaya rumput laut dalam upaya peningkatan industrialisasi perikanan.
Jurnal. media akuakultur. Vol. 8 No. 1.
Renhoran. M., Noviendri. D., Setyaningsi. I. dan Uju. 2017. Extraksi dan purifikasi
fukosantin dari Sargassum sp. Sebagai anti-acne. Jurnal. Pengolahan hasil perikanan
Indonesia. 20(2): 370-379.
Riniwati, H. 2015. Strategi pemasaran produk perikanan dan kelautan. Artikle DPK Lebak.
http://birulaut.com/strategi-pemasaran-produk-perikanan-dan-kelautan. Di akses
tanggal 2020-03-21.
Ikhwan, Y. S. 2015. Menggali potensi sumberdaya laut Indonesia. Makalah Workshop Forum
Rektor Indonesia. USU Medan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 2013. Buku Suku : Informasi rumput laut.
Direktorat Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolaan dan Pemasaran Hasil
Perikanan.
Zamroni. S dan Ernawati. 2015. Info komoditi rumput laut. Badan pengkajian dsan
pengembanagn kebijakan perdagangan. Al Mawardi Prima. Jakarta.