Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam delapan tahun terakhir, perekonomian Indonesia terus tumbuh cukup tinggi
mencapai rata-rata di atas 6% per tahun dan merupakan salah satu negara dengan tingkat
pertumbuhan tertinggi sekaligus paling stabil di dunia. Terjaganya kesinambungan pertumbuhan
ekonomi tersebut didukung oleh lingkungan ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif
dan stabil. Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 ditopang oleh kenaikan kontribusi permintaan
domestik di tengah pelemahan kinerja ekspor yang terimbas oleh melemahnya permintaan
eksternal (Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2012).
Di sisi lain, semakin bebasnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing
produk industri di Indonesia di pasar global. Kemampuan bersaing produk Indonesia harus
dipahami keterkaitannya dengan sektor hulu dan hilir serta perlu dirumuskan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi dengan melakukan komparasi terhadap industri negara-negara lain (Udin
Unyu, 2013). Pengertian dari industri itu sendiri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan
bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari
industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa (Godam, 2006).
Dilihat dari kondisi bentangan alam Indonesia yang berupa negara kepulauan dengan luas
lautan lebih besar dibandingkan dengan luas daratan, industri yang bergerak di bidang perikanan
memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Selain itu menurut Manggala, et al. (2012), ditinjau
dari segi pemasaran konsumsi per kapita dunia untuk ikan setiap tahunnya diperkirakan
meningakat dari 16 kg untuk saat ini menjadi 19 kg tahun 2015. Dari proyeksi ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan di negara berkembang akan terus tetap,
sementara untuk negara negara sedang berkembang terus mengalami peningkatan. Permintaan
ikan dimasa datang akan ditentukan secara mendasar oleh jumlah konsumen dan kebiasaan
makannya serta pendapatan kotor dan harga ikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam paper ini antara lain:
1. Bagaimana prospek industri perikanan di Indonesia?
2. Bagaimana pengelolaan industri perikanan agar bisa meningkatkan perekonomian Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan paper Prospek Industri Perikanan di Indonesia ini adalah:
1. Mengetahui prospek industri perikanan di Indonesia.
2. Mengetahui pengelolaan industri perikanan di Indonesia yang baik dan tertata.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya
kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar.
Di samping itu terdapat potensi pengembangan untuk:
1. perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta hektar dengan potensi produksi 0,9 juta
ton/tahun,
2. budidaya laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu, dan gobia), budidaya
moluska (kekerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut,
3. budidaya air payau (tambak) yang potensi lahan pengembangannya mencapai sekitar 913.000
ha,
4. budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (danau, waduk, sungai, dan rawa), kolam air
tawar, dan mina padi di sawah, serta
5. bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan seperti industri bahan
baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang serta industri bahan
pangan (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, 2014).
Keadaan tersebut seharusnya meletakan sektor perikanan menjadi salah satu sektor riil
yang potensial di Indonesia. Potensi ekonomi sumber daya pada sektor perikanan diperkirakan
mencapai US$ 82 miliar per tahun. Potensi tersebut meliputi: potensi perikanan tangkap sebesar
US$ 15,1 miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US$ 46,7 miliar per tahun, potensi
peraian umum sebesar US$ 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak sebesar US$ 10 miliar
per tahun, potensi budidaya air tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi
kelautan sebesar US$ 4 miliar per tahun. Selain itu, potensi lainnya pun dapat dikelola, seperti
sumber daya yang tidak terbaharukan, sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi
pembangunan Indonesia (Sarfin, 2012).
Namun pemanfaatan potensi perikanan laut Indonesia belum dapat memberi kekuatan dan
peran yang kuat terhadap pertumbuhan perekonomian dan peningkatan pendapatan masyarakat
nelayan Indonesia. Minimnya pengembangan potensi kekayaan laut nusantara itu membuat
Indonesia kalah bersaing dibandingkan negeri jiran seperti Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam.
Karena itulah konsep industri perikanan terpadu merupakan salah satu solusi terhadap arahan
pengembangan kawasan pesisir di Indonesia (Adi, 2012).
Menurut data yang dirangkum Direktorat Jenderal Perikanan (2007) dalam Hasyim
(2012), produksi ikan pelagis besar pada tahun 2006 sebesar 592.341 ton atau 21,5% dari
produksi perikanan laut Indonesia sebesar 2.752.838 ton. Dari jumlah tersebut kelompok
produksi terbesar adalah jenis tongkol sebanyak 31,2% yang di ikuti oleh cakalang, tenggiri dan
cucut masing-masing 26,9%, 17,2%, 14,1% dan 10,7%. Dibandingkan dengan produksi tahun
2004 sebesar 295.338 ton produksi ikan pelagis besar pada tahun 2005 adalah sebesar 952.341
ton, jadi kenaikan produksi ikan tersebut rata- rata 17,2% setiap tahun. Jika dirinci menurut
kelompok jenisnya, maka kenaikan rata-rata pertahun selama periode 1996 - 2005 mengalami
kenaikan, rata-rata ikan tuna 11,1%, cakalang 7,2%, tongkol 5,5%, tenggiri 34,9%, dan cucut
38,1.
BAB III
PEMBAHASAN
Selain itu, sektor perikanan dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi
karena beberapa alasan, yakni :
1. Kapasitas suplai sangat besar, sementara permintaan terus meningkat
2. Pada umumnya output dapat diekspor, sedangkan input berasal dari sumber daya lokal.
3. Dapat membangkitkan industri hulu dan hilir yang besar sehingga dapat menyerap tenaga kerja
yang cukup banyak.
4. Umumnya berlangsung di daerah-daerah.
5. Industri perikanan, bioteknologi dan pariwisata bahari memiliki sifat dapat diperbaharui,
sehingga mendukung adanya pembangunan yang berkelanjutan.
Akan tetapi patut disayangkan bahwa besarnya prospek industri perikanan di Indonesia
tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan industri itu sendiri. Saat ini masih belum banyak
industri yang bergerak di bidang perikanan, baik dari segi penangkapan, budidaya, pengolahan,
maupun industri penunjang lainnya. Sehingga potensi dan prospek yang besar tersebut masih
belum bisa meningkatkan perekonomian dalam negeri. Perkembangan industri pun tidak merata
di seluruh Indonesia ditinjau dari potensi yang ada di setiap daerah. Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan dan manajemen yang tertata, baik oleh pemerintah maupun massyarakat untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan tetap memperhatikan faktor
kelestarian alam dan sumber daya.
Maka laju penangkapan ikan di perairan yang telah kelebihan tangkap harus dikurangi
dan secara bersamaan memperbanyak armada kapal ikan modern untuk beroperasi di wilayah
perairan yang masih underfishing atau yang selama ini dijarah nelayan asing. Selain itu, setiap
kapal ikan dilengkapi dengan sarana penyimpanan ikan (cold storage) untuk mempertahankan
kualitas ikan sampai di tempat pendaratan ikan. Sedangkan dari sisi pelabuhan pendaratan ikan
selain harus memenuhi standar sanitasi dan higienis juga harus dilengkapi dengan pabrik es,
gudang pendingin, pabrik pengolahan ikan, mobil pengangkut ikan berpendingin, koperasi
penjual alat tangkap, BBM, beras, dan perbekalan melaut, serta pembeli ikan. Terakhir, perlu
dilakukan rehabilitasi ekosistem-ekosistem pesisir yang telah rusak serta mengendalikan
pencemaran dan mengembahgkan kawasan konservasi laut.
Solusi lain untuk membangun industri perikanan berkualitas yang bisa dilakukan adalah
dengan menerapkan industri perikanan terpadu. Dengan kebijakan tersebut, kapal asing tidak
diusir secara total dari perairan Indonesia melainkan diperlakukan dengan sistem tertentu. Sistem
terebut adalah dengan dilakukan kerja sama antara kapal asing dengan pengusaha Indonesia,
dimana awak kapalnya pun harus dari Indonesia. Namun sebelumnya, pemerintah terlebih
dahulu harus membenahi data yang berkaitan dengan potensi sumber daya ikan Indonesia,
karena lemahnya data perikanan akan menjebak Indonesia pada ketentuan illegal, unreported,
unregulated (IUU) fishing yang sedang diperangi.
Kelebihan lain dari kebijakan industri perikanan terpadu adalah adanya kewajiban bagi
perusahaan asing untuk membeli ikan nelayan lokal. Sayangnya rendahnya kualitas hasil
tangkapan nelayan lokal berpengaruh pada nilai jual yang bahkan bisa mengakibatkan terjadinya
penolakan pembelian. Selain itu untuk menciptakan kelancaran dalam pelaksanaan kebijakan
industri perikanan terpadu, pengurusan izin yang lambat/berliku harus dipangkas. Perlu buku
pedoman mengenai cara-cara investasi di bidang perikanan yang tidak hanya bertujuan
menciptakan kemudahan berinvestasi, tetapi juga menciptakan transparansi karena proses
perizinan di bidang perikanan rawan pungutan liar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan sebelumnya, bisa ditarik kesimpulan
bahwa potensi perikanan di Indonesia sangat besar dilihat dari luasnya wilayah perairannya.
Potensi yang besar tersebut membuat prospek industri perikanan di Indonesia semakin cerah.
Akan tetapi, prospek yang besar tetap tidak akan membantu perekonomian Indonesia menjadi
lebih baik apabila tidak dikembangkan. Oleh karena itu diperlukan pengembangan industri
perikanan di Indonesia secara luas mulai dari sektor hulu sampai hilir.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan, saran yang bisa diberikan adalah dengan membangun
kerjasama antara pemerintah, masyarakat terutama nelayan, pengusaha baik dalam negeri dan
luar negeri, serta investor. Kerja sama tersebut dilakukan mulai dari penyusunan kebijakan
hingga evaluasi kebijakan, sehingga tidak ada yang dirugikan. Dengan kata lain, diperlukan win-
win solution bagi kondisi perikanan di Indonesia saat ini.
1.
Daftar Rujukan
Adi. 2012. Mengelola Potensi Laut.http://adiwasmito.blogspot.com/2012/03/pengembangan-
kawasan-pesisir-untuk.html. Diakses pada 01 April 2014, pukul 15:52 WIB
Bank Indonesia. 2013. Laporan Perekonomian Indonesia 2012. Jakarta
Dinas Kelutan dan Perikanan Provinsi Banten.
2014. Potensi.http://www.dkp.bantenprov.go.id/read/page-detail/potensi/2/potensi.html. Diakses
pada 01 April 2014, pukul 14:36 WIB
Hasyim. 2012. Potensi Lautan Indonesia. http://hasyim-
lukmanhasyim.blogspot.com/2012/03/potensi-lautan-indonesia.html. Diakses pada 01 April
2014, pukul 15:35 WIB
Godam. 2006. Pengertian, Definisi, Macam, Jenis dan Penggolongan Industri di Indonesia -
Perekonomian Bisnis. http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-definisi-macam-jenis-dan-
penggolongan-industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis.html. Diakses pada 01 April 2014,
pukul 12:48 WIB
Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor PER.01/MEN/2009 tentang Wilayah Pengelolaan
Perikanan Republik Indonesia
Manggala, Okta Amutra, dkk. Makalah Dasar-dasar Teknologi Hasil Perikanan: Perkembangan
Industri Perikanan Indonesia. Universitas Diponegoro, Semarang
Nugraha, Angga. 2012. Mengenal Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik
Indonesia. http://fishmate.blogspot.com/2012/08/mengenal-wilayah-pengelolaan-perikanan.html
Diakses pada 01 April 2014, pukul 14: 17 WIB
Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan
Sarfin, Harik. 2012. Peran Industri Perikanan di
Indonesia.http://manajemenagb.blogspot.com/2012/12/peran-industri-perikanan-
diindonesia.html. Diakses pada 01 April 2014, pukul 13:53 WIB
Simatupang, Siho. M. 2009. Potensi Pengembangan Industri Perikanan
Indonesia.http://siholmsimatupang.blogspot.com/2009/09/potensi-pengembangan-industri-
perikanan.html. Diakses pada 01 April 2014, pukul 16:53 WIB
Suhana. 2009. Ekonomi Perikanan Kian
Terpuruk.http://pk2pm.wordpress.com/2009/05/29/laporan-perkembangan-ekonomi-perikanan-
indonesia-triwulan-1-2009/. Diakses pada 01 April 2014, pukul 14:28 WIB
Unyu, Udin. 2013. Daya Saing Industri di Indonesia.http://pasarindustri.blogspot.de/2013/09/daya-
saing-industri-di-indonesia.html. Diakses pada 01 April 2014, pukul 11:06 WIB