10
Intisari
Wilayah pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah
yang memiliki potensi alam yang cukup besar. Budidaya udang merupakan salah satu
potensi yang dikembangkan di pesisir selatan DIY. Adanya potensi yang dimiliki mampu
meningkatkan pembangunan daerah dan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui profil dan perkembangan usaha
budidaya udang di pesisir selatan DIY, mengidentifikasi aspek-aspek teknis, sosial,
ekonomi, dan lingkungan untuk penyusunan indikator perikanan budidaya secara
berkelanjutan, dan mengetahui persepsi pembudidaya ikan terkait budidaya udang secara
berkelanjutan di pesisir selatan DIY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode slovin dan proportional random sampling. Penelitian ini dilakukan pada dua
tempat yaitu Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan dengan jumlah responden 32 orang
dan Desa Jangkaran, Kecamatan Temon dengan jumlah responden 30 orang. Persepsi
diukur dengan Skala Likert yang terdiri dari indikator teknis, indikator ekonomis,
indikator sosial, dan indikator lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden cenderung memiliki persepsi yang lebih baik pada aspek ekonomi yaitu
sebesar 87,8%. Sedangkan responden memiliki persepsi terendah pada aspek lingkungan
yaitu sebesar 61,4%. Pada aspek teknis sebesar 74,73% dan aspek sosial sebesar 75,7%.
Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya perhatian terhadap aspek lingkungan
sehingga perlu adanya pemahaman terkait budidaya udang secara berkelanjutan.
1
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
2
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
3
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
4
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
5
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
6
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
rapat,
iuran, dll) Tabel 4. Indikator lingkungan
N Sub-Indikator Sk Ind Kate
5 Petambak 343 79% Sanga O lingkungan or eks gori
mudah t- lik Inter
mengadops Sanga ert val
i teknologi t
baru Setuju 1 Ekosistem 38 89, Sang
pesisir 7 1% at-
6 Peraturan 326 75,1 Sanga (mangrove, Sang
perundang % t- cemara udang, at
an dan Sanga dll) Setuj
peraturan t terpelihara u
daerah Setuju dengan baik,
untuk walaupun ada
mengurang budidaya
i udang
eksternalit
as negatif 2 Tidak ada 33 77, Sang
tersedia perubahan 8 8% at-
dan diikuti lingkungan Sang
(ijin dll) yang berarti at
(ex. intrusi air Setuj
7 Mengharap 219 50,4 Netral laut u
kan anak % tidak/belum
menjadi terjadi )
petambak
di masa 3 Petambak 19 44, Netr
yang akan melakukan 5 9% al
datang pemanfaatan
ulang air
budidaya
melalui sistem
Tabel tersebut
resirkulasi
Menginterpretasikan nilai skor skala
Likert tentang tingkat persetujuan 4 Usaha 21 49, Netr
responden pembudidaya udang terhadap budidaya telah 3 9% al
indikator sosial budidaya tambak udang dilengkapi
berkelanjutan. Secara umum, responden dengan unit
menyatakan sangat setuju pada pengelolaan
pernyataan sub indikator Sosial limbah
1,2,3,4,5,dan 6.Sementara pada sub
indikator sosiap ke 7 responden 5 Petambak 37 86, Sang
menyatakan netral. Rata-rata persentase mengikuti/me 4 1% at-
tingkat persetujuan responden terkait ngadopsi Sang
keberlanjutan secara sosial adalah 75,7% panduan at
dengan kategori interval sangat setuju. tentang Setuj
budidaya u
7
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
8
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
setuju terhadap isu keberlanjutan aspek teknologi dan ilmu pengetahuan untuk
lingkungan yaitu sebesar 61,4%. Aspek mendukung keberlanjutan usaha
lingkungan memiliki angka rerata budidaya udang (Baharuddin et al.,
terendah karena perubahan dan kondisi 2017). Aspek yang memiliki rerata
lingkungan sekitar lokasi budidaya tertinggi terhadap keberlanjutan usaha
menjadi salah satu faktor utama yang budidaya udang adalah ekonomi. Aspek
menunjang usaha budidaya udang. ekonomi terdiri dari indikator peluang
Lahan tambak budidaya udang lapangan pekerjaan, harga jual,
biasanya merupakan hasil alih fungsi pemasaran, biaya produksi, biaya
hutan mangrove atau ekosistem lain. Hal investasi, pendapatan, dan sumber
ini mengakibatkan perubahan kondisi pendapatan daerah (Akbarurrasyid et al.,
biogeofisik, kualitas, dan kuantitas air 2020). Hal ini disebabkan oleh potensi
(Akbarurrasyid et al., 2020). Parameter pasar yang besar pada budidaya udang
lingkungan yang mempengaruhi dari segi penawaran, permintaan, dan
produksi udang adalah pH air, kadar harga. Harga jual udang yang cukup
oksigen terlarut, kadar amonia perairan, tinggi menjadikan usaha budidaya udang
salinitas yang mudah berubah seiring lebih menjanjikan dan memiliki potensi
dengan perubahan cuaca atau musim. keberlanjutan usaha yang tinggi. Jumlah
Hal ini dapat menyebabkan tambak permintaan yang lebih besar daripada
berpotensi terserang penyakit. Selain itu, jumlah penawaran juga mendatangkan
budidaya udang juga berpotensi peluang besar pada usaha budidaya
menghasilkan limbah yang cukup tinggi udang. Dalam suatu siklus budidaya
apabila pembudidaya tidak menerapkan dibutuhkan biaya investasi dan
sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah operasional untuk produksi. Modal
(IPAL) sehingga menyebabkan kualitas investasi yang cukup akan mendukung
air tanah di sekitar lokasi tambak mendukung keberlanjutan usaha
menurun. Oleh karena itu, faktor budidaya udang untuk pengadaan sarana
lingkungan perlu dioptimalkan dan prasarana maupun pembiayaan
pengelolaannya dengan dukungan usaha budidaya (Chusnul et al., 2010).
9
Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan Vol. 23 No. 10
10