Anda di halaman 1dari 13

Lembar Kerja Mahasiswa Hari/Tanggal:

Praktikum Pengkajian Sumberdaya Ikan 28 Maret 2023

Nama : Puput Annahar Sya’ Tanda Tangan


NIM : 21/482753/PN/17540
Kelompok 3
Asisten : Tiara Nabila …………………
……………………….
……………………….

ACARA INDEKS KEPADATAN STOK

Tujuan:

Untuk melatih menghitung indeks populasi ikan dan menganalisis populasi dengan berbagai indek.

A. Tinjauan Pustaka

Indeks kepadatan stok (IKS) dapat merefleksikan fungsi rekruitmen, pertumbuhan dan
kematian. IKS memberikan informasi lebih banyak ketikan populasi relative tetap, contoh
rekruitmen, pertumbuhan, dan mortalitas konstan. Selain itu, IKS dapat digunakan untuk mengukur
secara kuantitatif struktur ukuran suatu populasi ikan. IKS digunakan untu mengetahui tingkat
eksploitasi sumber daya perikanan di suatu perairan. Menurut Badrudin et al., 2004 Laju tangkap
yang tinggi mencerminkan kepadatan stok yang tinggi. Laju tangkap tersebut merupakan dasar bagi
penghitungan kepadatan stok (stock density), biomassa (standing stock), dan potensi (potential
yield) yang setara dengan maximum sustainable yield.
Menurut Hepher dan Pruginin (1981), peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan
pertumbuhan sehingga pada kepadatan tertentu pertumbuhan akan terhenti karena telah mencapai
titik carrying capacity (daya dukung lingkungan). Untuk memperoleh hasil yang optimal,
peningkatan kepadatan harus juga diikuti dengan peningkatan carrying capacity. Salah satu cara
meningkatkan carrying capacity yaitu dengan pengelolaan lingkungan budidaya melalui sistem
resirkulasi. Peningkatan padat penebaran akan diikuti dengan peningkatan jumlah pakan, buangan
metabolisme tubuh, konsumsi oksigen dan dapat menurunkan kualitas air. Selain itu, Kepadatan
ikan yang terlalu tinggi dapat menurunkan mutu air, pertumbuhan ikan menjadi lambat, tingkat
Pengkajian Sumberdaya Ikan 1
kelangsungan hidup ikan yang rendah serta tingkat keragaman ukuran ikan yang tinggi dan
kepadatan yang tinggi dalam kegiatan budidaya dapat mengakibatkan produksi rendah.
Stok ikan sebagai populasi ikan di perairan tertentu. Stok memiliki pola migrasi dan lokasi
pemijahan tertentu., sedangkan populasi ikan merupakan sekelompok jenis ikan tertentu yang
menempati daerah tertentu pada waktu tertentu (Gulland, 1983). Stok ikan merupakan angka
yang menggambarkan suatu nilai dugaan besarnya biomassa ikan berdasarkan kelompok jenis
ikan dalm kurun waktu tertentu. Stok ikan ditentukan oleh empat komponen utama, yaitu jumlah
ikan baru (rekruitmen), pertumbuhan, kematian alami (natural mortality), dan penangkapan ikan
oleh manusia (fishing mortality). Untuk memahami kondisi stok ikan dalam rangka pengaturan
tersebut, maka diperlukan pendugaan stok ikan (stock assessment). Pendugaan stok merupakan hal
yang sangat penting dalam pengelolaan perikanan, bahkan tata laksana pengelolaan perikanan
yang bertanggung jawab.
Populasi merupakan kelompok ikan yang hidup di daerah tertentu, sedangkan stok ikan yang
menempati perairan tertentu dan mempunyai pola migrasi serta daerah pemijahan yang terpisah
dari stok lainnya. Menurut TYLER & GALUCCI (1980) istilah 'populasi' digunakan dalam kaitan
dengan aspek-aspek biologi, sedangkan stok dihubungkan dengan manajemen perikanan.
Pendugaan populasi ikan sangat penting dilakukan dalam manajemen perikanan, hal ini merupakan
satu Langkah dalam pendugaan parameter lainnya. Pendugaan populasi diperlukan untuk
mengevaluasi besarnya unit-unit manajemen dan menduga laju eksploitasi akibat laju penangkapan
dan sumber lainnya. Tujuan dari pendugaan populasi ini untuk mengetahui perubahan populasi,
stok dan status sumberdaya perikanan.
Model lima sel ini dapat meningkatkan sensitivitas ukuran struktur indeks. Model ini juga
dikembangkan untuk memudahkan ahli biologi perikanan mengevaluasi struktur populasi ikan
berdasarkan ukurannya. Struktur populasi ikan mencerminkan kondisi lingkungan. Termemori
suatu kelompok ikan yang ukurannya sangat besar dan jarang tertangkap sehingga nelayan akan
selalu teringat ketika mendapatkan kelompok ukuran tersebut. Dalam suatu perlombaan akan
mendapatkan hadiah bila mampu menangkap ikan paling besar mendapatkan trofi. Populasi yang
berimbang akan terdapat berbagai kelompok ukuran terutama yang besar, sebaliknya bila tingkat
eksploitasinya sangat tinggi maka hanya kelompok kecil saja yang tersisa dan menjadi tidak
efisien.
Indeks PSD digunakan untuk mengetahui proporsi kelompok ukuran tertentu terhadap

Pengkajian Sumberdaya Ikan 2


keseluruhan populasi suatu spesies. PSD juga digunakan untuk struktur ukuran dan juga menentukan
panjang stok. Panjang stok merupakan panjang rerata terkecil ikan yang tertangkap dengan alat
selektif atau tradisional. Panjang kualitas merupakan ukuran tangkapan yang bernilai ekonomi.
Panjang stok juga diartikan sebagai rerata Panjang saat kematangan gonad. Penetapan Panjang stok
dapat berdasarkan catatan ikan Panjang maksimum yang pernah ditangkap.
Indeks RSD (Relatif Stock Density) adalah pengembangan dari PSD yang kurang sensitive
terhadap struktur ikan yang lebih besar dari panjang kualitas. RSD ini telah banyak digunakan
sebagai alat manajemen dalam rekreasi dan umumnya perikanan air tawar. Pemodelan per-rekrutan
dan analisis RSD merupakan pendekatan pelengkap untuk menginformasikan manajemen, karena
mereka mempertimbangkan pemijahan biomassa stok, hasil, dan maksimalisasi kepuasan pemancing
(Dippold et all., 2016). RSD dikembangkan untuk mengatasi PSD yang kurang sensitive terhadap
struktur ukuran populasi ikan yang lebih besar daripada panjang kualitas. Ini mengacu pada
perbandingan antara jumlah ikan dalam suatu wilayah tertentu.

Pengkajian Sumberdaya Ikan 3


B. Metode

Praktikum pada acara ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2023 di Rawa Pening, Kabupaten
Semarang. Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, timbangan untuk menimbang
sampel, penggaris untuk mengukur, alat tulis untuk mencatat data yang didapat, laptop untuk
mencatat hasil, serta ada bahan yang digunakan seperti sampel ikan, data ikan hasil tangkapan,
lembar kerja. Selain itu, ada cara kerja dalam praktikum ini pertama, mengambil sampel ikan dari
hasil tangkapan. Lalu, mengukur panjang, berat, kemudian menghitung jumlah ikan yang akan
dianalisis, dan yang terakhir melakukan perhitungan nilai tengah, ukuran terpanjang dari data
Panjang maksimum, dan batasan panjang. Lalu, perhitungan dilakukan secara dua perhitungan,
perhitungan PSD dan perhitungan RSD. Rumus yang digunakan:
 RSD Traditional
∑ ≥ 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑃𝑆𝐷 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥 100
∑ ≥ 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑡𝑜𝑘

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑄
𝑅𝑆𝐷 − 𝐷 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥 100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑃
𝑃𝑆𝐷 − 𝑃 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥 100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑀
𝑃𝑆𝐷 − 𝑀 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥 100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆

𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑇
𝑃𝑆𝐷 − 𝑇 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥 100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆

 RSD Incremental
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑆 − 𝑄
𝑃𝑆𝐷 𝑆 − 𝑄, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑥 100
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑄 −
𝑃𝑆𝐷 𝑄 − 𝑃, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 = 𝑃 𝑥 100
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆

Pengkajian Sumberdaya Ikan 4


𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑃 −
𝑃𝑆𝐷 𝑃 − 𝑀, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑀 𝑥 100
=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑀 − 𝑇 𝑥 100
𝑃𝑆𝐷 𝑀 − 𝑇, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 > 𝑇
𝑃𝑆𝐷 − 𝑇, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑥 100
= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 ≥ 𝑆

Pengkajian Sumberdaya Ikan 5


Hasil dan Pembahasan :

1. Hasil

Tabel 1. Hasil model lima sel ikan Betutu

Kriteria Nilai Nilai Tengah Ukuran Terpanjang Batasan Panjang (%)


stok 20-26% 23,0% 24,5 5,64
kualitas 36-41% 38,5% 24,5 9,43
disukai 45-55% 50,0% 24,5 12,25
termemori 59-64% 61,5% 24,5 15,07
trofi 74-80% 77,0% 24,5 18,87

Tabel 2. Hasil perhitungan PSD ikan Betutu

Nilai Jumlah yang


Kriteria Rentang Tengah Nilai memenuhi kriteria
Panjang kualitas minimum 36-41% 38,50% 9,43 12
Panjang stok minimum 20-26% 23,00% 5,64 12

Tabel 3. Hasil perhitungan metode Tradisional RSD ikan Betutu

Kelompo
Ukuran k Jumla Hasil
Panjang Panjang h Formula (%) Kesimpulan
PSD=(Σ>Q)/ populasi ikan
14,5-16,5 S-Q 6 (Σ≥S)*100 50 seimbang
populasi ikan
didominasi
16,6-18,6 Q-P 2 PSD=(Σ>P)/(Σ≥S)*100 33,33 ukuran kecil
populasi ikan
PSD=(Σ>M)/ didominasi
18,7-20,7 P-M 3 (Σ≥S)*100 8,33 ukuran kecil
populasi ikan
didominasi
20,8-22,8 M-T 0 PSD=(Σ>T)/(Σ≥S)*100 8,33 ukuran kecil
22,9-24,9 T 1
Total 12

Tabel 4. Hasil perhitungan metode Incremental RSD ikan Betutu

Pengkajian Sumberdaya Ikan 6


Kelompo
Ukuran k Jumla Hasi
Panjang Panjang h Formula l (%) Kesimpulan
ikan dengan ukuran ini
14,5- RSD=(ΣS-Q)/ sebanyak 50% dalam
16,5 S-Q 6 (Σ≥S)*100 50 populasi
ikan dengan ukuran ini
16,6- RSD=(ΣQ-P)/ 16,6 sebanyak 16,67%
18,6 Q-P 2 (Σ≥S)*100 7 dalam populasi
ikan dengan ukuran ini
18,7- RSD=(ΣP-M)/ sebanyak 25% dalam
20,7 P-M 3 (Σ≥S)*100 25 populasi
ikan dengan ukuran ini
20,8- RSD=(ΣM-T)/ sebanyak 0% dalam
22,8 M-T 0 (Σ≥S)*100 0 populasi
ikan dengan ukuran ini
22,9- RSD=(ΣT)/ sebanyak 8,33% dalam
24,9 T 1 (Σ≥S)*100 8,33 populasi
Total 12 100

Tabel 5. Hasil model lima sel ikan Belida

Kriteria Nilai Nilai Tengah Ukuran Terpanjang Batasan Panjang (%)


stok 20-26% 23,0% 26,6 6,16
kualitas 36-41% 38,5% 26,6 10,24
disukai 45-55% 50,0% 26,6 13,3
termemori 59-64% 61,5% 26,6 16,36
trofi 74-80% 77,0% 26,6 20,48

Tabel 6. Hasil PSD ikan Belida

Nilai Jumlah yang


Kriteria Rentang Tengah Nilai memenuhi kriteria
Panjang kualitas minimum 36-41% 38,50% 10,24 5
Panjang stok minimum 20-26% 23,00% 6,12 5

Tabel 7. Hasil Tradisional RSD ikan Belida

Pengkajian Sumberdaya Ikan 7


Kelompo
Ukuran k Jumla Hasil
Panjang Panjang h Formula (%) Kesimpulan
populasi ikan
PSD=(Σ>Q)/ didominasi
21-22,2 S-Q 1 (Σ≥S)*100 80 ukuran besar
populasi ikan
didominasi
22,3-23,5 Q-P 0 PSD=(Σ>P)/(Σ≥S)*100 80 ukuran besar
PSD=(Σ>M)/ populasi ikan
23,6-24,8 P-M 1 (Σ≥S)*100 60 seimbang
populasi ikan
didominasi
24,9-26,1 M-T 2 PSD=(Σ>T)/(Σ≥S)*100 20 ukuran besar
26,2-27,4 T 1
Total 5

Tabel 8. Hasil Incremental RSD ikan Belida

Ukuran Kelompo Hasi


Panjang k Panjang Jumlah Formula l (%) Kesimpulan
ikan dengan ukuran ini
RSD=(ΣS-Q)/ sebanyak 20% dalam
21-22,2 S-Q 1 (Σ≥S)*100 20 populasi
ikan dengan ukuran ini
22,3- RSD=(ΣQ-P)/ sebanyak 0% dalam
23,5 Q-P 0 (Σ≥S)*100 0 populasi
ikan dengan ukuran ini
23,6- RSD=(ΣP-M)/ sebanyak 20% dalam
24,8 P-M 2 (Σ≥S)*100 20 populasi
ikan dengan ukuran ini
24,9- RSD=(ΣM-T)/ sebanyak 40% dalam
26,1 M-T 2 (Σ≥S)*100 40 populasi
ikan dengan ukuran ini
26,2- sebanyak 20% dalam
27,4 T 1 RSD=(ΣT)/(Σ≥S)*100 20 populasi
Total 12 100

2. Pembahasan

Pengkajian Sumberdaya Ikan 8


Ikan betutu tergolong phylum Chordata, kelas Actinopterigii, ordo Perciformes, famili
Eleotridae, genus Oxyeleotris dan spesies Oxyeleotris marmorata. Ciri-ciri morfologi ikan betutu
sebagai berikut, bentuk badan memanjang, bagian depan silindris dan bagian belakang pipih.
Kepala rendah, mata besar yang dapat bergerak dan mulut lebar. Sisik sangat kecil-kecil, halus
dan lembut sehingga tampak hampir tidak bersisik. Warna badan kecoklatan sampai gelap
dengan bercak-bercak hitam (seperti batik) menyebar ke seluruh tubuh. Bagian ventral berwarna
putih/terang. Tubuh ikan betina umumnya lebih gelap dari pada 4 jantan. Panjang tubuh ikan
betutu berkisar antara 10-40 cm dengan panjang maksimum 50 cm. Ikan betutu di alam aslinya
hidup di air tawar, seperti di sungai-sungai, di rawa-rawa, di telaga-telaga, di danau-danau, dan
di waduk-waduk. Ikan-ikan betutu yang masih kecil sampai ukuran ± 100 g lebih senang tinggal
di perairan yang dangkal, sedangkan yang sudah besar lebih suka tinggal di daerah yang arusnya
tidak terlalu deras (Sitepu,2018). Ikan betutu yang hidup di alam bebas memiliki periode
pemijahan yang relatif pendek dengan frekuensi lebih dari satu kali dalam setahun, yaitu pada
awal dan pada akhir musim hujan. Ikan betutu melakukan pemijahan tidak sendiri-sendiri, tetapi
secara berkelompok. Di Indonesia ikan belida dikenal dengan nama belido (Sumatra) atau pipih
(Kalimantan). Salah satu genus dari famili ini adalah genus Chitala yang terdiri atas 6 spesies
yaitu C. blanci (Indochina Featherback) C. borneensis (Indonesian Featherback) C. chitala
(Clown Knifefish) C. Hypselonotus, C. lopis (Giant Featherback) dan C. ornata (Clown
Featherback) . Nama ilmiah Chitala telah mengalami perbaikan dan nama yang sah atau valid
adalah: Chitala lopis. Ikan Belida memiliki sinonim Notopterus chitala dengan nama
internasional giant featherback. Ikan belida tergolong ikan purba dengan bentuk tubuh yang
unik. Ikan ini merupakan ikan yang bersifat predator dan nokturnal, pada siang hari mereka
bersembunyi di antara vegetasi. Ciri morfologis ikan belida berdasarkan Wibowo et all (2017)
memiliki badan pipih dan memanjang dengan bagian punggung yang tampak membesar. Bentuk
kepala dekat punggung cekung, rahang semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur
sampai jauh melampaui batas belakang mata pada spesimen yang besar. Bagian perut berduri
ganda dengan bagian ekor yang juga memanjang. Ukuran sisik kecil, berbentuk sikloid, pada
samping badan membentuk gurat sisi. Bukaan mulut lebar, dibatasi rahang atas depan dan
rahang atas. Sirip punggung kecil, terletak kira-kira direntang pertengahan sirip dubur yang
bersatu dengan sirip ekor. Sirip perut yang bersatu pada dasarnya kecil (rudiment). Selaput
insang bersatu pada bagian dasarnya dan bebas dari isthmus dengan jari-jari selaput insang
berjumlah 7-9. Saringan insang tidak banyak, kuat, ada serangkaian tonjolan pada bagian dalam
Pengkajian Sumberdaya Ikan 9
lengkung insang yang pertama. Daur hidup ikan belida hampir secara keseluruhan hidup di
perairan air tawar,sebagian lagi populasi ikan belida dapat hidup di perairan rawa banjiran yang
memiliki kualitas air yang kurang baik, khususnya kadar oksigen terlarut rendah, oleh karena itu
ikan belida memiliki alat bantu pernapasan berupa labirin. Pola migrasi lokal ikan belida yaitu
pada saat debit air kecil di musim kemarau sebagian besar ikan belida cenderung tinggal di
perairan sungai dan sebagian lagi di tempat-tempat terdalam yang tergenang air, sedangkan pada
saat air melimpah di musim hujan mereka menyebar ke rawa banjiran dan persawahan.
Pada table 1 diketahui ukuran terpanjajng ikan yaitu sebesar 24,5 cm dan batasan panjang
ikan Betutu pada tiap kriteria yaitu kriteria stok sebesar 5,64%, kiteria kualitas sebesar 9,43%,
kriteria disukai sebesar 12,25%, kriteria termemori disukai sebesar 15,07%, dan kriteria trofi
sebesar 18,87%. Menurut Gabelhouse (1984) Model tersebut dapat meningkatkan kesensitivitas
ukuran struktur indeks. Menggunakan indeks dengan kriteria :
Stok : 20-26% terpanjang
Kualitas : 36-41% terpanjang
Disukai : 45-55% terpanjang
Termemori : 59-64% terpanjang
Trofi : 74-80% terpanjang
Tabel 2 diketahui ikan betutu yang tertangkap seluruhnya sesuia kriteria panjang kualitas
minimum dan panjang stok minimum sebanyak 12 ekor. Tabel 3 diketahui populasi ikan betutu
didominasi ikan ukuran kecil. Tabel 4 diketahui Ikan yang dominan dalam populasi ini memiliki
ukuran 14,5-15,5 cm sebanyak 50% dari total populasi. Pada table 5 diketahui ukuran terpanjajng
ikan yaitu sebesar 26,6 cm dan batasan panjang ikan Belida pada tiap kriteria yaitu kriteria stok
sebesar 6,12 %, kiteria kualitas sebesar 10,24%, kriteria disukai sebesar 13,3%, kriteria termemori
disukai sebesar 16,36%, dan kriteria trofi sebesar 20,48%. Tabel 6 diketahui ikan belida yang
tertangkap seluruhnya sesuia kriteria panjang kualitas minimum dan panjang stok minimum
sebanyak 5 ekor. Tabel 7 diketahui populasi ikan belida didominasi ikan ukuran besar. Tabel 8
diketahui Populasi ikan didominasi oleh ikan berukuran besar.
Model lima sel merupakan Teknik yang dikembangkan untuk memudahkan
mengevaluasi struktur populasi pada ikan berdasarkan ukurannya. Model tersebut dapat
meningkatkan sensitivitas ukuran struktur indeks. Struktur populasi seringkali mencerminkan
kondisi lingkungan. Model Lima Sel menurut Gabelhouse (1984) adalah teknik yang
dikembangkan untuk memudahkan ahli biologi perikanan dalam mengevaluasi struktur populasi
Pengkajian Sumberdaya Ikan 1
0
ikan berdasarkan ukurannya. Model tersebut dapat meningkatkan kesensitivitas ukuran struktur
indeks. Indeks PSD digunakan untuk mengetahui proporsi kelompok ukuran tertentu terhadap
keseluruhan populasi suatu spesies. Propotional Stock Density (PSD) merupakan indeks yang
digunakan untuk mengetahui proporsi kelompok ukuran tertentu terhadap keseluruhan populasi
suatu spesies. Relatif Stock Density (RSD) adalah indeks yang dikembangkan untuk mengatasi
PSD yang kurang sensitif terhadap struktur ukuran populasi ikan yang lebih besar daripada
panjang kualitas. Nilai RSD dibulatkan pada digit terkecil. Indeks RSD merupakan
pengembangan lebih lanjut dari PSD yang kurang sensitive terhadap struktur ukuran populasi
ikan yang lebih besar dari Panjang kualitas. Analisis RSD dapat dibagi menjadi dua yaitu
analisis RSD tradisional dan analisis RSD incremental. Analisis RSD tradisional digunakan
untuk menganalisis struktur populasi perairan tanpa mendeteksi adanya kelompok ukuran
tertentu yang dominan di perairan tersebut. RSD incremental dapat digunakan untuk
menganalisis keragaman struktur populasi. Analisis RSD juga mampu digunakan untuk
mengamati keberadaan individu didalam suatu populasi (Gabelhouse, 1984).

Pengkajian Sumberdaya Ikan 1


1
Kesimpulan :

1. Indeks populasi ikan dapat dihitung menggunakan model lima sel, Proportional Stock Density
(PSD), dan Relative Stock Density (RSD).
2. Hasil model lima sel ikan betutu ukuran kriteria stok pada panjang 5,64%, kemudian kriteria
kualitas sebesar 9,43%, kriteria disukai pada panjang 12,25%, kriteria termemori sebesar
15,07%, dan kriteria trofi pada panjang 18,87%. Nila PSD ikan betutu yaitu ikan didominasi
oleh ikan berukuran besar. Sementara nilai RSD ikan betutu yaitu populasi ikan berukuran kecil.
Pada nilai increamental RSD ikan betutu didapatkan hasil Ikan yang dominan dalam populasi ini
memiliki ukuran 14,5-15,5 cm sebanyak 50% dari total populasi.

Saran :

Semoga praktikum selanjutnya dapat ditunjukan bagaimana cara menghitungnya secara langsung.

Daftar Pustaka

Dippold, D. A., Leaf, R. T., & Peterson, M. S. (2016). Evaluating management regimes using
perrecruit models and relative stock density for Mississippi’s Spotted Seatrout.
North American Journal of Fisheries Management, 36(5), 1178-1189.
Gabelhouse, D. W., Jr. 1984. A lengthcategorization System to Assess Fish Stocks. North
American Journal of Fisheries Management 4:273-285.
Sitepu, F. G., Suwarni, S., & Fatmawaty, F. (2018). Nisbah Kelamin, Tingkat Kematangan Gonad
dan Indeks Kematangan Gonad Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blekeer,
1852). Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan, 5.
Suri, E.Y., Siregar., Siregar, V.P., & Agus, S.B. 2018. Analisis Daerah Penangkapan Ikan Tuna
Sirip Kuning Thunnus albacares di Perairan Sumatera Barat berdasarkan Model GAM.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 10(2): 501-516.
Wagiyo, K., Prihatiningsih., & Hartati, S.T. 2021. Kepadatan Stok, Komposisi Jenis, Struktur
Ukuran dan Daerah Penangkapan Ikan di Teluk Jakarta. Jurnal Riset Jakarta. Vol 14(2):
43- 50.
Wibowo, A., Sunarno, M. T. D., Makmur, S., & Subagja, S. (2017). Identifikasi Struktur Stok Ikan
Belida (Chitala spp.) dan Implikasinya untuk Manajemen Populasi Alami. Jurnal

Pengkajian Sumberdaya Ikan 1


2
Penelitian Perikanan Indonesia, 14(1), 31-45.

Pengkajian Sumberdaya Ikan 1


3

Anda mungkin juga menyukai