NIM : 21/479840/PN/17336
Prodi : Teknologi Hasil Perikanan
1. Sistem rantai dingin sangat penting dalam penanganan hasil perikanan karena dapat
memperpanjang masa simpan produk perikanan, menjaga kualitas dan kesegaran
produk, dan mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan atau pembusukan
produk. Beberapa alasan pentingnya penggunaan sistem rantai dingin dalam industri
perikanan antara lain meningkatkan masa simpan produk perikanan. Sistem rantai
dingin membantu menjaga suhu rendah pada produk perikanan selama transportasi
dan penyimpanan, sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk tersebut. Lalu
selanjutnya sistem rantai dingin juga bisa menjaga kualitas dan kesegaran produk
dengan menjaga suhu rendah pada produk perikanan, sistem rantai dingin dapat
membantu menjaga kualitas dan kesegaran produk selama transportasi, penyimpanan,
dan pengolahan. Selanjutnya sistem rantai dingin bisa mengurangi kerugian ekonomi
dengan cara menjaga kualitas dan kesegaran produk, sistem rantai dingin dapat
membantu mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan atau pembusukan produk,
sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk perikanan. Dan yang terakhir adalah
menjamin keamanan pangan. Sistem rantai dingin juga dapat membantu mencegah
pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme pada produk perikanan yang dapat
menyebabkan keracunan makanan atau penyakit pada konsumen. Dengan demikian,
sistem rantai dingin dapat membantu menjamin keamanan pangan bagi konsumen.
Dalam industri perikanan, penggunaan sistem rantai dingin harus diterapkan secara
konsisten dan terintegrasi pada seluruh tahap produksi, mulai dari penangkapan/panen
hingga pengolahan dan pemasaran. Hal ini dapat membantu memastikan kualitas dan
kesegaran produk perikanan serta meningkatkan nilai jual produk tersebut.
2. Berikut adalah Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan ikan tuna dari
industri hulu, industri antara, hingga industri hilir guna menghasilkan bahan baku dan
produk akhir bermutu tinggi:
a. Industri Hulu (Penangkapan atau Penangkaran)
Rantai Dingin dalam Industri Perikanan
- Pemilihan ikan tuna: Pilihlah ikan tuna yang sehat, segar, dan memenuhi
ukuran minimum yang ditentukan. Hindari menangkap ikan yang sedang
mengandung telur atau ikan yang sudah membusuk. Faktor-faktor external
yang harus diperhatikan adalah :
● ikan tuna segar memperlihatkan suatu pita pada tengah sisi berwarna
kuning terang
● punggung berwarna hitam gelap mungkin terpisah dari warna emas
oleh suatu pita biru tipis;
● sirip-sirip kuning sampai kekuning-kuningan, sirip anal kadang-kadang
tersepuh dengan perak; dan
● bagian sisi dan perut putih keperakan
● ikan dengan ukuran panjang antara 70-120 cm dengan berat antara 20
– 80 kg per ekor
- Penanganan awal ikan tuna: Tangkap dan segera angkut ikan tuna ke kapal
pancing atau tempat penampungan untuk diolah. Bila ikan tuna ditangkap
dalam keadaan hidup, lakukan tindakan pembiusan dengan menggunakan CO2
atau es.
- Penanganan pada kapal pancing: Jagalah kebersihan kapal pancing dan
perlengkapan penangkapan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri atau zat
kimia. Simpan ikan tuna di dalam bak es dengan suhu kurang dari 4 derajat
Celsius.
- Pengepakan ikan tuna: Setelah ikan tuna ditangkap dan disimpan dalam
kapal pancing, segera bungkus ikan tuna dalam bungkus plastik atau karung es
yang bersih dan rapat.
3. Teknik dan cara penanganan pada industry kakap merah dimulai dengan Bahan baku ikan
kakap merah dari suplier diangkut menggunakan boks dengan spesifikasi berwarna kuning
yang diletakkan di atas pick up. Di dalam boks, ikan yang ditampung diberi es curah dalam
jumlah cukup (menutupi semua badan ikan) untuk menjaga agar suhu ikan tetap rendah. Ikan
segar yang tiba di pabrik harus dibongkar dengan cepat dan tidak menggunakan peralatan
yang kasar/tajam serta dicek suhu pusat badan ikan oleh bagian quality control (QC). Suhu
pusat ikan harus 42-3°C serta dicek kemungkinan penggunaan bahan pengawet yang
berbahaya (formalin atau boraks). Setelah dicek suhu dan bahan pengawet, selanjutnya
dilakukan uji organoleptik (bau insang, kenampakan mata, dan tekstur daging). Ikan kakap
merah yang lolos uit organoleptik, ditimbung secara keseluruhan untuk mengetahui beratnya.
Ikan kakap merah yang mempunyai berat -1 kg akan diprosen menjadi whole nud,
sedangkan berat 1 ku akan diproses menjadi WGGS. Jika terdapat ikan kakap berukuran kecil
maka akan ditimbang satu per satu untuk mengetahui apakah ikan tersebut akan diproses
menjadi whole rosid atau WGGS (dihilangkan sisik dan jeroan ikan yang tidak lolos uji
organoleptik akan dikembalikan kepada supplier, sedangkan yang lolos cek organoleptik
dikelompokkan dalam 2 grude, yaitu first grade dan second grade (BS) untuk diolah lebih
lanjut.
(1). Pencucian tahap I dan sortasi Ikan kakap yang diproses menjadi whole round harus
dilakukan pencucian tahap (tahap 1) dan sottasi. Pencucian tahap 1 dilakukan dengan cara
menyemprot ikan dengan air bersils. Fungsi dari pencucian tahap 1 adalah membersihkan
ikan dari kotoran yang masih menempel pada badan ikan. Sortasi dilakukan di ruang produksi
setelah dibawa dari ruang penerimaan (receiving) bahan baku. Ikan dari masing masing
tingkat mutu disortir berdasarkan ukuran dan dikelompokkan pada ukuran yang sama. Ikan
dengan grade dan ukuran yang sama dimasukkan ke dalam basket sesuai kapasitas/ukuran
basket
(2). Sortasi: perlakuan pemilihan atau pengelompokan ikan/jenis ikan berdasarkan ukuran
dan penerimaan konsumen
(3). Pembekuan : peneraoan system rantai dingin dalam bentuk pembekuan guna
mempertabankan mutu kesegaran, semperpanjang masa simpan, meningkatkan nilai jual,
memenuhi permintan bahan baku industri pengolahan, serta memperluas distribusi bahan
baku.
(4) Glazing : proses perendaman ikan dalam larutan air garam beku sampai terbentuk lapisan
beku tipis pada permukaan tubuh ikan juna mecegah kerusakan fisik, mempertahankan mutu
kesegaran (mikrobiologis dan kimiawi).
(5). Pengemasan : : pemberian perlakuan bahan/ alatpenutup /pembungkus produk agar
terhindar dari sumber-sumber kontaminan, kerusakan fisik, serta memberikan efek keindahan
pada produk sehingga menarik minat konsumen untuk membeli, sekaligus meningkatkan
nilai jual.
(6). Sanitasi dan higiene: pengendalian kondisi lingkungan usaha (termasuk peralatan, bahan,
dan manusia) melalui penerapan cara-cara kebersihan dan kesehatan yang baik sehingga
dapat menjamin kelancaran proses produksi hingga menghasilkan produk perikanan sehat dan
aman dikonsumsi manusia sesuai standar mutu.
Manfaat dari Teknik penanganan hasil pengolahann ikan kakap merah ini adalah
Memperpanjang umur simpan produk : Dalam penanganan hasil pengolahan ikan
kakap merah, teknik pasteurisasi atau pengawetan dapat digunakan untuk
memperpanjang umur simpan produk.
Mengurangi kerugian : Dengan teknik penanganan hasil pengolahan ikan kakap
merah yang baik, kerugian akibat kerusakan atau pembusukan produk dapat
dikurangi.
Memenuhi permintaan pasar : Industri pengolahan ikan dapat memenuhi permintaan
pasar yang lebih spesifik, seperti permintaan untuk ikan kakap merah yang sudah
diolah menjadi produk tertentu.
Menghasilkan produk yang lebih aman : Dengan teknik pemanasan diatas 60°C dalam
pengolahan ikan dapat membunuh bakteri patogen dan mikroorganisme lain yang
dapat menyebabkan keracunan makanan. Sehingga akan menghasilkan produk yang
lebih aman untuk konsumsi manusia.
Berikut adalah beberapa sasaran dari penerapan GHP pada industri perikanan: