By:
Muhammad Al Chodry
Sistem rantai dingin adalah usaha untuk mempertahankan kesegaran ikan dengan cara
menerapkan suhu rendah mendekati 0ºC, mulai dari produksi, distribusi hingga ikan tersebut
Penerapan sistem rantai dingin di PT Syandra Rezky Jaya Makassar dimulai saat ikan
bandeng ditangkap ditambak atau laut sampai ikan dikirim. Hal ini dimaksudkan untuk
menghambat kemunduran mutu ikan yang disebabkan oleh kerusakan fisik, aktifitas mikroba,
dan proses kimiawi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh ikan itu sendiri
sehingga ikan tetap dalam kondisi yang baik saat dilakukan pembekuan.
System rantai dingin yang digunakan pada penanganan bahan baku ikan bandeng
sampai pada pembekuan ikan bandeng adalah metode pengesan. Pemberian es sebagai bahan
pendingin untuk menarik kalor atau panas pada produk tersebut, sehingga produk menjadi
dingin. Hal tersebut menyebabkan enzim tidak dapat bekerja (in active). Dengan in active
enzim maka proses autolysis, bakteriologis dan biokimiawi tidak akan terjadi. Hal tersebut
menyebabkan ikan menjadi awet attau daya simpan lama (santiala, 2008).
Menurut Ilyas (1993), apabila diterapkan pendinginan secara sempurna baik teknik dan
prosedurnya maka akan terbukti mampu mengatasi masalah kritis sekitar wilayah sempit
yaitu 0ºC – 1ºC, dengan demikian pemberian es dapat dikatakan sebagai metode yang terbaik
yang sudah diterapkan oleh nelayan dan unit pengolahan untuk mengawetkan hasil perikanan.
Adapun beberapa kelebihan es adalah belum ada medium pendingin lain yang dapat
menggantikan campuran es denan ikan dapat menghasilkan pendinginan yang cepat karena es
kontak langsung dengan ikan, es yang meleleh mempunyai efek pencucian terus menerus
yang dapat membantu menghanyutkan sebagian bakteri yang ada pada ikan sedangkan
kelemahan pengesan antara lain adalah es cenderung melukai dan melecetkan daging ikan, air
es dapat menghanyutkan komponen cita rasa, mineral bernilai gizi dan protein larut dalam
air, selain itu warna menarik ikan dapat dipucatkan oleh es.
Setelah ikan mati, maka terjadi perubahan-perubahan yang mengarah kepada terjadinya
Enzim yang terkandung dalam tubuh ikan akan merombak bagian-bagian tubuh ikan
dan mengakibatkan perubahan rasa (flavor), bau (odor), rupa (appearance) dan tekstur
(texture). Aktifitas kimiawi adalah terjadinya oksidasi lemak daging oleh oksigen yang
menimbulkan bau tengik. komponen-komponen dalam tubuh ikan oleh aktifitas enzim dan
aktifitas kimia. Aktifitas kimia menghasilkan komponen yang lebih sederhana. Kondisi ini
lebih disukai bakteri sehingga memicu pertumbuhan bakteri pada tubuh ikan. Satu dengan
lainnya saling berkaitan dan bekerja untuk mencegah terjadinya kerusakan secara cepat.
Penggunaan suhu rendah sangat bagus untuk menghambat proses pembusukan sebab
dengan suhu rendah pertumbuhan mikroba dapat dihambat atau bahkan dapat membunuh
mikroba atau bakteri tersebut dan untuk mempertahankan kesegaran produk perikanan selain
bentuk serta susunan kimianya tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan penggunaan
suhu tinggi. Penggunaan suhu rendah dilakukan dengan pemakaian es atau pembekuan.
Sistem rantai dingin adalah usaha untuk mempertahankan kesegaran ikan dengan cara
menerapkan suhu rendah mendekati 0˚C, mulai dari produksi, distribusi hingga ikan tersebut
Pendapat yang sama dijelaskan oleh Moeljanto (1982), bahwa sejak ikan ditangkap
sampai pengolahan lebih lanjut atau dimasak didapur, hendaknya tetap berada dalam suhu
mendekati 0˚C. Yang penting selama ikan sebelum dijual atau ikan diolah lebih lanjut harus
Penerapan sistem rantai dingin pada proses penanganan ikan beku dilakukan pada
setiap proses mulai dari penerimaan bahan baku sampai pada tahap pengiriman produk ikan
Penerimaan bahan baku merupakan tahap awal dalam alur proses pengolahan ikan
bandeng. Bahan baku yang diterima berasal dari berbagai daerah yaitu bahan baku dalam
bentuk segar yang berasal dari daerah Bone, Sinjai ,palopo, mamuju dan daerah sekitar
Sulawesi Selatan. Untuk bahan baku fresh diangkut menggunakan mobil pick-up, ikan yang
berada dalam mobil diberi es dan ditutup dengan terpal di dalamnya diberi es balok yang
telah dihancurkan menjadi serpihan, yang bertujuan untuk menjaga rantai dingin pada ikan.
Pembongkaran ikan dilakukan diruang bagian penerimaan dengan cara ikan dituang dari
Penerapan system rantai dingin pada proses penerimaan bahan baku adalah dengan
mengukur suhu bahan baku dengan menggunakan thermometer pada bahan baku dengan
suhu 3˚C yang masih merupakan suhu pendinginan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
kesegaran dan mutu ikan. Banyaknya bahan baku yang diterima berkisar antara 1,5 sampai 6
ton. Setelah itu ikan dicek menggunakan uji organoleptik oleh quality control bagian
penerimaan. Hasil uji organoleptik ikan harus menunjukkan ikan masih dalam kondisi yang
baik atau masih segar. Ikan segar adalah ikan yang memiliki tekstur daging elastis, bola mata
cerah dan insang berwarna merah segar. Pernyataan ini didukung oleh Badan Standarisai
Nasional (2006) bahwa ikan segar memiliki ciri-ciri daging kenyal dan dalam kondisi lentur,
mata crah dan menonjol keluar, insang merah cerah, bau segar spesifik jenis. Proses
2. Penyortiran
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan size dan tingkat kesegaran ikan. Bahan
baku yang memiliki grade A lebih diprioritaskan untuk ditangani terlebih dahulu disbanding
grade B. Untuk proses penerimaan, kayawan melakukan uji organoleptik khususnya pada
indra penglihatan, indra peraba, dan indra penciuman. Untuk kegiatan penyortiran ikan
memiliki grade B akan dipisahkan setelah grade A selesai dilaksanakan agar memudahkan
Pada proses pencatatan dan penyusunan. Meja penyortiran, keranjang diletakkan dengan
posisi miring hal ini dilakukan sebagai penirisan yang bertujuan untuk menghilangkan air
yang tercampur pada ikan agar tidak menambah berat pada saat penimbangan.
a. Grade A : mata cembung, cemerlang, insang bewarna merah tua, lender encer,
bening, sisik utuh, daging cemerlang, dinding perut bewarna pink, dan berbau amis lumpur
segar.
b. Grade B : mata datar, insang bewarna merah tua, lender kental, agak bening,
sisik mudah terlepas, daging mulai lepas/ kendor, daging memucat, dinding perut agak
mudah sobek, sudah mulai berbau, bau amis lumpur hilang agak sedikiit asam.
Gambar 3. Penyortiran
3. Penimbangan
Tahap penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah total ikan yang masuk ke
perusahaan. Penimbangan dilakukan diruang penerimaan dengan standar berat pada bahan
baku adalah setiap 1 keranjang (basket) ikan bandeng berbobot 10 Kg, timbangan yang di
gunakan ialah timbangan dengan kapasitas 100 kg, setelah itu dilanjutkan dengan proses
pembeli. Oleh karena itu karyawan yang melakukan penimbangan harus memiliki
keterampilan, cermat dan tepat, agar penurunan mutu tidak berjalan lama.
4. Pencucian (pencelupan)
Proses pencucian pada bahan baku ikan bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
menempel pada bahan baku, bekas darah maupun lender. Pencucian dengan air bersih dapat
menekan pertumbuhan bakteri pada ikan. Proses pencucian dilakukan pada bak fibeer, ikan
yang telah di timbang kemudian di celupkan ke dalam bak yang berisi air bersih, pencucian
dilakukan dengan cara memasukkan keranjang yang berisi ikan ke dalam bak pencucian
sambil di goyang-goyangkan lalu diangkat sehingga pencucian tersebut merata dan kotoran
ikan bandeng dapat dihilangkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya bersih secara
menyeluruh.
Penyusunan ikan pada panbertujuan mengetahui jumlah ikan dalam satu pan dan
memudahkan dalam pengecekan size. Pada proses penyusunan dalam pan dilakukan dengan 2
lapis yaitu untuk susunan dasar posisi perut ikan berada pada bagian atas, dan susunan
permukaan posisi perut pada bagian bawah, agar cairan ikan yang keluar dari atas bisa
mengalir kedasar pan, dan juga menjaga agar perut ikan pada bagian dasar tidak rusak atau
sobek. Penyusunan dilakukan sambil menghitung jumlah total jumlah ikan yang disusun
kedalam 1 pan. Setelah disusun kedalam pan label dipasang sedemikian rupa sehingga tidak
Pembekuan dilakukan menggunakan ABF (Air Blast Frezeer) pada suhu 35oC ddengan
kapasitas ± 6 ton selama 12-24 jam. Pan yang telah disusun didepan pintu disusun kedalam
ABF (Air Blast Frezeer) merupakan sebuah ruangan dimana udara dingin
disirkulasikan sekitar produk yang dibekukan dengan bantuan kipas angin. Udara menjdi
dingin setelah lebih dulu melewati evaporator. Makin lambat kecepatan udara akan
mengakibatkan pembekuan makin lambat dan sebaliknya, makin tinggi kecepatan udara akan
7. Pengemasan
Pengemasan merupakan salah satu usaha untuk melindungi produk selama transportasi
dan juga meningkatkan nilai ekonomis suatu barang. Proses pengemasan dilakukan setelah
proses pembekuan melalui ABF (Air Blast Frezeer) setelah itu disusun diatas meja dalam
keadaan terbalik lalu disemprot merata dengan air agar ikan yang telah beku lebih mudah
terlepas dari pannya. Dilanjutkan dengan menyemprotkan air pada permukaan ikan untuk
menghilangkan bunga es lalu dibungkus menggunakan plastik elastis atau plastik LDPE
(low density polythilene) , jenis plastik ini bisa digunakan untuk pembungkus makann dan
plastik kemasan, teksturnya terasa lembek atau lentur. Dalam setiap kemasan seberat 10 kg
selanjutnya ikan yang telah dibungkus dimasukkan kedalam master karton yang berfungsi
untuk mencegah masuknya air yang merembes kedalam produk. Master karton diberi label,
kode produk, serta jumlah ikan yang terdapat dalam satu master carton kemudian direkatkan
dengan menggunakan isolatip dan langsung dibawa keruang penyimpanan (cold storage).
produk beku dalam suasana suhu beku yang sangat rendah agar dapat mempertahankan
semua faktor mutu yang diinginkan dalam batas-batas daya awet sepanjang mungkin sesuai
yang diinginkan dalam batas-batas daya dan biaya yang masih menguntungkan (Ilyas S,
1993).
Ruang penyimpanan (cold storage) dapat mempertahankan mutu ikan selama 1-9
bulan, tergantung pada keadaan dan jenis ikan, cara pembekuan dan cara/kondisi
penyimpanannya. Dengan teknik penanganan ideal ikan dapat disimpan lebih dari 4 tahun
Ikan bandeng (chanos chanos) beku disimpan dalam ruang penyimpanan (cold
storage) yang bersuhu -20oC. Produk ikan beku yang akan digunakan sebagai bahan mentah
bagi pengolahan selanjutnya dianjurkan menyimpan dalam gudang beku -18 oC atau lebih
rendah, suhu penyimpanan jauh dibawah 18oC dapat memperpanjang daya simpan dari
produk beku. Master karton disusun diatas fallet kayu sebagai pengalas, jarak antara
tumpukan master karton yang satu dan yang lainnya harus aada lorong kosong agar sirkulasi
udara dingin lebih merata serta memudahkan dalam penyusunan dan pengeluaran barang.
Setelah produk ikan bandeng (chanos chanos) mencukupi sebanyak ± 15 ton pada
gudang pendingin (cold storage) maka produk sudah bisa dimuat dalam container, dan
hingga mencapai -18oC. Proses penanganan yang buruk seperti akan menimbulkan kerusakan
fisik pada master karton. Untuk itu pemuatan dan penyusunan dilakukan secara hati-hati,
dengan memperhatikan garis batas pada bagian atas kontainer, pemuatan tidak boleh
Pengeluaran produk beku dari gudang beku melalui anteroom yang merupakan pintu
kecil dan berhubungan dengan luar ruangan cold storage. Untuk penyusunan didalam
kontainer pada susunan pertama saampai terakhir disisakan ruang kosong pada bagian atas
agar sirkulasi udara pendingin didalam sistem refrigerasi dapat berputar mengisi pada
permukaan master karton. Susunan master karton didalam kontainer sekitar 8-10 susun yang
disusun secara horisontal dan jika memungkinkan disisipkan beberapa master karton secara
vertikal.