Nim : 21001007
STUDI KASUS
TATA LETAK ALUR PRODUKSI PENGOLAHAN IKAN TUNA (Thunnus sp)
DALAM KEMASAN POUCH DI PT DELTA PASIFIC INDOTUNA BITUNG
SULAWESI UTARA
Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili
Scombridae, terutama genus thunnus. Ikan ini adalah perenang andal
(pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang
memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda
sampai merah tua. Tuna memiliki bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip
dengan torpedo, disebut fusiform, sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan
moncong meruncing. Sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung
pertama berukuran relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung kedua. Di
belakang sirip punggung dan sirip dubur (anal) terdapat sederetan siripsirip kecil
tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang dalam (bercagak) dengan
jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural.
Kemasan pouch merupakan kemasan dari plastik yang memberikan
banyak keunggulan dengan ragam jenis dan fungsinya masing-masing.
Kemasan ini masih populer hingga saat ini karena harganya yang lebih
terjangkau dapat menekan biaya pengeluaran.
Berikut ini adalah tata letak alur proses pengolahan ikan tuna dalam
kemasan pouch:
2. Penimbangan (Weighing)
Sebelum dilakukan penimbangan terlebih dahulu timbangan harus
dilakukan pengecekan dan dikalibrasi sebelum digunakan. Ikan segar
yang sudah dimasukan dalam bin harus ditiriskan terlebih dahulu kurang
lebih 5-10. Adapun standar untuk ikan segar suhu 0-4,4℃, untuk ikan
beku suhu 18℃ dan dicatat oleh staf Quality Control (QC).
3. Pencucian (Washing)
Pada ikan yang sudah ditimbang kemudian dilakukan pencucian untuk
membersihkan kotoran yang menempel pada bahan baku. Adapun air
yang digunakan merupakan air dingin mengalir dan bersih. Pada saat
pencucian ikan harus dipertahan pada suhu dibawah 4,4℃ dan dicatat
oleh staf Quality Control (QC).
4. Pembekuan (Freezing)
Setelah dilakukan pencucian, bahan baku akan masuk langsung didalam
ruangan Air Blast Freezer (ABF) untuk dilakukan pembekuan. Dalam Air
Blast Freezer (ABF) bahan baku disusun berdasarkan supplier dan
tanggal masuk pada bahan baku. Pembekuan dilakukan dengan
hembusan udara dingin dengan suhu ruang -30℃ selama 1×24 jam.
5. Penimbangan (Weighing)
Setelah ikan dikelurkan dari Cold storage (CS) bahan baku ditimbang
sebelum diolah atau dilakukan pemasakan. dalam penimbangan harus
dilakukan setelitih mungkin untuk mengetahui berat ikan sebelum diolah
dan hasil dari penimbangan dicatat oleh staf Quality Control (QC).
6. Pelelehan (Thawing)
Proses thawing merupakan proses pelelehan es. Pada tahap thawing ini
dilakukan dengan merendam ikan beku didalam bak menggunakan air
bersih dan mengalir.Suhu pada pengecekan tulang belakang ikan yang
sudah dilelehkan harus pada kisaran suhu -2℃ sampai suhu 2℃. Pada
waktu pelelehan ikan beku, perut ikan yang mempunyai testur yang
cukup lembek untuk diolah ketahap selanjutnnya.
7. Pemberian Es (Chilling)
Proses chilling merupakan proses pemberian es pada ikan segar. Pada
tahapan cihlling ini dilakukan pertama kali pemberian air ¼ didalam bin.
Kemudian diberirikan es yang sudah dihancurkan, Adapun perbandingan
es yang digunakan 1:1 dalam basket. Untuk tetap mempertahankan suhu
dibawah 4,4℃ dan dilakukan penggantian air dan penambahan es setiap
⅓ jam.
9. Pencucian (Washing)
Setelah ikan disusun dalam trey akan dilakukan proses pencucian untuk
menghilangkan sisah-sisah darah dan benda asing lainnya yang
menempel pada ikan, pencucian ikan menggunakan air mengalir dan
bersih atau yang dapat diminum.