1.1
Latar Belakang
Ikan sebagai salah satu bahan pangan merupakan sumber protein hewani
yang
oksigen, 10% hidrogen, 9,5% karbon dan 2,5% nitrogen. Unsur-unsur itu terdiri
dari
paling besar terdapat pada ikan, maka ikan merupakan sumber protein
hewani yang
Salah satu jenis ikan sumber protein yang potensial untuk bahan pangan namun
Ikan hiu selama ini dikenal dengan makhluk ganas bergigi tajam, gemar
memangsa
hewan lain bahkan manusia. Orang mengenal ikan hiu sebagai monster dari
samudra
rahasia alam yang luar biasa, yaitu manfaatnya bagi manusia. Semua
bagian tubuh
hiu dapat dimanfaatkan tanpa sisa. Oleh karena itu hiu disebut pula ikan
serbaguna
yang berkhasiat pangan, obat dan bermanfaat untuk industri. Hiu selama
ini hanya
dalam hal pemanfaatannya masih sangat terbatas. Ikan hiu diambil hanya
bagian hati
fillet
Blue Shark
). Pada Praktek
pembuatan
fillet
fillet
ikan hiu.
1.2
Tujuan
proses produksi
fillet
Prionace glauca)
1.3 Manfaat
dalam bentuk
fillet
Fillet
Daging Hiu
thermoking
baku yang diterima berupa bahan baku ikan hiu beku tanpa kepala, sirip, ekor
dan isi perut. Bahan baku diterima dan segera diturunkan dan disimpan
dalam suhu rendah.
cold
storage
). Hal ini sesuai dengan pendapat Liviawaty dan Afrianto (2010) kondisi
proses pembusukan dapat dihambat lebih lama. Oleh karena itu bahan
baku yang
datang segera dimasukkan ke dalam
cold storage
pengecekan jumlah bahan baku yang dikirim apakah sesuai pesanan yang
disebut cek
pieces
cold storage
pada
bertujuan agar bahan yang lebih dahulu datang maka bahan tersebut
yang lebih
4.5.2 Proses
Fillet
fillet
1.
Pengangkutan Bahan Baku Pengangkutan bahan baku yang akan diproses
diangkut dari
cold storage.
2.
3.
Thawing
Proses
thawing
thawing
thawing
atau pelelehan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
a.
Pelelehan dengan udara diam ; ikan beku dibiarkan meleleh pada suhu
ruangan
(suhu tidak lebih dari 16C). Ini memerlukan waktu sehari semalam,
dilakukan
b.
Pelelehan secara
air-blast
ukuran blok.
c.
Pelelehan dengan air ; digunakan air 21C yang bersirkulasi dengan kecepatan
33
cm/menit.
Proses thawing yang dilakukan di CV. Angin Timur ini sesuai dengan
pendapat
air.
4.
Belly
belly. Belly
ini
dilakukan setelah proses
thawing.
5.
Fillet
Ikan difilet kedua sisinya yaitu ikan dipotong melintang dari bagian
punggung
sampai ekor dengan menggunakan pisau tajam yang bersih. Setelah bagian
punggung
dan perut ikan hiu dipotong, kemudian diambil tulangnya. Kegiatan yang
dilakukan
bahwa
filleting
ikan adalah membuat irisan daging tanpa tulang, tanpa sisik dan
produk lokal 15 cm, untuk produk ekspor 18 cm. Dalam proses ini, limbah
yang
dihasilkan adalah tulang ikan hiu yang dijual dengan harga Rp. 4.000,- per kg.
6.
Skinless
Skinless
potong sesuai ukuran. Ikan dipisahkan antara kulit dengan daging dengan
cara diiris
sedikit demi sedikit kulitnya dari satu sisi ke sisi lainnya dengan menggunakan
pisau
yang bersih. Limbah dari proses ini adalah kulit ikan hiu, dijual dengan
harga Rp.
2.000,- per kg. Berdasarkan bentuknya, Liviawaty dan Afianto (2010) membagi
fillet
fillet
berkulit (
normal skin
white
skin
). Untuk
fillet
white
skin
yaitu
fillet
tanpa kulit.
7.
Trimming
Trimming
fillet
untuk penentuan
grade
pada proses
skinless
. Proses
trimming
akan menghasilkan
trimming
trimming
terdapat tempat
trimming
trimming
trimming
trimming
trimming
, dijual dengan
8.
Grading
Pembagian
grade
untuk
fillet
first
grade
adalah
fillet
biasa disebut
grade
grade
A ini berstandar
ekspor.
Second grade
adalah
fillet
grade
B, untuk
grade
B dijual 17.000,-/kg
grade
9.
Penimbangan daging
fillet
Penimbangan daging
fillet
dilakukan setelah
grading
. Daging
fillet
ditimbang
fillet
selesai kemudian
10.
Pencucian
menempel pada tubuh ikan baik itu sisa-sisa darah ataupun kotoran. Hal
ini sesuai
fillet
darah.
Proses pencucian
fillet
bekas pencucian
fillet
proses. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Alasavar dan T. Taylor
(2001)
perusahaan
fillet
fillet
ikan.
4.5.3 Pengemasan
Fillet
1. Pengemasan Primer
Poli Etilene
setiap potongan
fillet
masing-masing.
) untuk
Selama proses pembekuan di ABF di lokasi PKL membutuhkan waktu 8-16 jam.
Hal
freezer
ikan yang akan dibekukan mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,
maka
Air
Blast Freezer
Air Blast
Freezer
2. Pengemasan Sekunder
) untuk di
packing
kardus karton berisi 15 kg dan untuk produk lokal setiap kardus karton berisi 10
kg.
master carton
yang permukaannya
berlapis lilin sehingga kedap air dan tidak mudah rusak. Bahan pengemas
yang
dilapisi dengan wax, yaitu sejenis lilin, sehingga tidak rusak atau tembus
oleh air.
Master carton
grade
menggunakan mesin
strapping band
. Warna
strapping band
dibedakan antara
grade
A dan
grade
B, untuk
grade
grade
packing
dengan kardus
cold storage
cold storage
cold storage
umumnya
4.6.1 HACCP
Winarno dan Surono (2004) HACCP adalah suatu system jaminan mutu
yang
hazard
(bahaya) dapat
timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu, tetapi dapat
dilakukan
fillet
ikan hiu
E.coli
dan
Salmonella sp
. Bakteri tersebut
berasal dari air, karyawan, peralatan dan bahan pengemas. Analisis bahaya
yang
ood Manufacturing
Practices
) dan SSOP
, berikut ulasannya :
1.
yang kurang baik saat ikan berada dalam kapal dan dalam proses
distribusi atau
2.
Penyimpanan Sementara
(Cold Storage)
dalam
cold storage.
bakteri ini tumbuh karena adanya perubahan suhu yang tidak sesuai, oleh
karena
3.
patogen
E. Coli
dan
Salmonella sp
dan SSOP.
patogen
E. Coli
dan
Salmonella sp
ini berasal dari peralatan dan karyawan. Kontaminasi ini dapat dikontrol
dengan
GMP
dan SSOP
Pembuangan Kulit
(Skinles)
E. Coli
dan
Salmonella sp
ini berasal dari peralatan dan karyawan. Kontaminasi ini dapat dikontrol
dengan
GMP
dan SSOP.
Perapihan Daging
(Trimming)
E. Coli
dan
Salmonella sp
ini berasal dari peralatan, karyawan, dan kenaikan suhu. Kontaminasi ini
dapat
dan SSOP
patogen
E. Coli
dan
Salmonella sp
SSOP.
8.
Pencucian II, tahap pencucian II berpotensi menimbulkan kontaminasi
bakteri
patogen
E. Coli
dan
Salmonella sp
GMP.
9.
Long Pan
long pan
E. Coli
dan
Salmonella sp
10.
sering di cek, karena jika tidak akan menyebabkan pembekuan pada ikan
hanya
11.
Pengepakan, tahap pengepakan berpotensi menimbulkan kontaminasi
bakteri
patogen
E. Coli
dan
Salmonella sp
12.
Penyimpanan dalam
Cold Storage
, penyimpanan dalam
Cold Storage
harus sering
di cek, karena jika tidak akan menyebabkan kerusakan struktur pada ikan. Hal ini
bisa terjadi karena fluktuasi suhu. Untuk menghindari bisa dikontrol dengan GMP
dan SSOP.
13.
Sistem GMP yang dilakukan di CV. Angin Timur sesuai dengan pendapat
fisik