Di Susun Oleh :
Surimi adalah olahan daging ikan yang diambil dagingnya, dihancurkan, dicuci,
ditambahkan zat aditif, dan dibekukan. Secara komersial bahan baku surimi akan diolah dengan
alat pemisah mekanik untuk menghilangkan beberapa bagian dari ikan yang tidak di inginkan
seperti sirip, duri, dan juga kulit. Pada umumnya daging ikan memiliki 3 jenis protein yaitu protein
sarkoplasma, miofibril, dan juga stroma. Persentase protein pada ikan adalah protein sarkoplasma
30%, protein miofibril 40-60% dan sisanya adalah protein stroma (Zayas, 1997). Protein miofibril
adalah protein yang terdiri dari aktin, miosin, aktomiosin, dan troponin. Ikan yang digunakan
dalam pembuatan surimi haruslah ikan segar dan jika tidak memungkinkan maka ikan harus
disimpan pada suhu rendah dan bila ikan beku maka ikan harus di thawing terlebih dahulu. Proses
pengambilan daging ikan dilakukan agar bagian – bagian dari surimi yang tidak diinginkan tidak
terproses lebih lanjut. Proses ini dilakukan dengan cara membuang kepala, sirip, duri, dan darah
pada ikan. Dengan dilakukanya proses ini maka akan didapatkan daging surimi yang masih
mengandung lemak, protein, dan darah. Setelah daging surimi didapatkan, dilanjutkan proses
penghancuran daging agar didapatkan luas permukaan yang lebih besar. Dengan luas permukaan
yang lebih besar maka proses selanjutnya akan lebih efisien. 3 Pada umumnya surimi
menggunakan ikan air laut, tetapi dengan berjalanya waktu ikan air laut sebagai bahan baku surimi
semakin susah untuk ditangkap karena jumlahnya terus berkurang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan tongkol (Euthynnus affinis) termasuk dalam family scombridae yang terdapat di
seluruh perairan hangat Indo-Pasifik Barat, perenang cepat, dan hidupnya bergerombol.
Klasifikasi ikan tongkol menurut Saanin (1986), adalah sebagai berikut :
Phylum : Animalia
Kelas : Pisces
Ordo : Perchomorphi
Famili : Scrombidae
Genus : Euthynnus
Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) merupakan jenis ikan tuna kecil, bentuk ikan tongkol
seperti ikan cakalang namun ikan tongkol mempunyai ciri – ciri khusus yang membedakan dengan
ikan cakalang dan tuna. Pada bagian punggung ikan tongkol terdapat coretan melintang (miring)
dan berwarna biru metalik gelap, pada bagian sisi badan dan perut ikan tongkol berwarna putih
keperakan. Ikan tongkol juga tidak memiliki sisik. Kepalanya memanjang dan agak meruncing
dengan mulut yang meruncing kebawah, bagian kepala berwarna abu – abu yang mengkilat dan
pada bagian bawah tedapat bercak hitam.
BAB III
METODOLOGI
1. Ikan tongkol
2. Garam
3. Mesin penggiling
4. Baskom
5. Pisau
6. Timbangan
7. Kain
8. Es batu
4. Cuci daging ikan yang sudah di giling halus sebanyak 3 kali pencucian, pada cucian
ketiga diberi garam sebanyak 0,3% dari bobot ikan. Setelah itu timbang ikan
tersebut.
5. Buang lemak ikan.
6. Setelah itu, packing ikan giling tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Surimi adalah produk olahan dari ikan yang telah menjadi bahan dasar bagi berbagai
hidangan laut yang populer di seluruh dunia. Proses pembuatannya melibatkan penggilingan
daging ikan, pencucian, dan pengolahan lebih lanjut untuk menghasilkan tekstur yang mirip
dengan daging kepiting atau udang. Pembahasan mengenai surimi mencakup aspek-aspek seperti
sejarah, proses produksi, keberagaman produk, dan dampaknya terhadap industri makanan. Proses
produksi surimi dimulai dengan pemilihan ikan yang sesuai, umumnya ikan yang memiliki daging
putih dan rendah lemak. Setelah itu, daging ikan digiling dan dicuci untuk menghilangkan lemak
dan aroma yang tidak diinginkan. Proses pencucian ini juga berperan dalam membentuk tekstur
unik surimi. Selanjutnya, hasil pencucian diproses dengan penambahan bahan kimia tertentu untuk
membentuk gel. Proses ini memberikan surimi kemampuan untuk membentuk tekstur seperti
daging laut yang lebih mahal.
Pengolahan Surimi dibuat dengan mencuci daging ikan cincang dengan air dan dicampur
dengan gula serta aditif lainnya, lalu dibekukan menjadi balok. Surimi merupakan produk olahan
hasil perikanan setengah jadi. Bahan bakunya berupa daging ikan lumat beku yang telah
mengalami proses pencucian (leaching), pengepresan, penambahan bahan tambahan
(cryoprotectant), dan pengepakan. Surimi biasanya dibuat dari ikan laut berdaging putih dan
digunakan sebagai bahan awal pembuatan aneka produk olahan ikan (Fish Jelly Product), seperti:
sosis, otak-otak, nugget, kamaboko, suji, chikuwa, ekado, lobster/udang/kepiting imitasi, dan
lainnya. Surimi biasanya disimpan dan diperjual belikan dalam bentuk beku atau frozen. Sebelum
surimi diolah maka terlebih dahulu harus di thawing atau dicairkan atau dipotong kecil-kecil.
Selanjutnya surimi bisa dicampurkan dengan bahan lain dan dimasak sesuai dengan proses
produksinya.Pada umumnya produk olahan surimi merupakan makanan yang digemari oleh
masyarakat Asia, terutama Asia Timur seperti Jepang, Korea, Taiwan, bahkan termasuk di
Indonesia. Namun produk olahan surimi kini telah berkembang menjangkau ke berbagai belahan
dunia. Produk ini merupakan produk yang ready to eat maupun ready to cook.
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Surimi merupakan konsentrat miofibril yang sifatnya elastis dan terbuat dari daging giling
sebagai bahan utama. Surimi dalam pembuatannya telah melalui beberapa proses produksi seperti
penghilangan kepala, tulang, ekor dan sisik serta melalui proses pencucian dan penghilangan air
sehingga didapatkan konsentrat miofibril yang selanjutnya dibekukan ataupun tanpa pembekuan
(Park, 2005). Surimi merupakan produk antara yang akan diolah lebih lanjut menjadi produk akhir
dengan aneka ragam bentuk dan rasa seperti kamaboko, pempek, dan bakso ikan. Atribut mutu
yang penting dari produk surimi adalah teksturnya yang elastis yang ditinjau dari kekuatan gel
surimi. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sifat elastis surimi diantaranya adalah jenis
ikan dan bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan. Pembuatan surimi dapat
memanfaatkan ikan dengan nilai ekonomi rendah sebagai bahan baku. Produk olahan seperti
surimi mengandung protein yang tinggi dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang
pada keadaan beku (Santoso, 2011).