PENGOLAHAN PERIKANAN
Dosen :
Oleh :
Kelompok 2
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Teaching Factory dalam mata
kuliah Teknik Produk Pengolahan Ikan Tradisional dengan judul “Laporan Teaching Factory
Teknik Produk Pengolahan Ikan Tradisional di Laboratorium Pengolahan Perikanan STP
Jurluhkan – Bogor”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penulisan atau pembuatan laporan ini, diantaranya kepada :
1. Yenni Nuraini, S.Pi, M.Sc selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor
2. Tatty Yuniarti, ST. selaku Dosen Mata Kuliah Teknik Produksi Pengolahan Ikan
Tradisional
3. Lilis Supenti, S.Pi, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Teknik Produksi Pengolahan Ikan
Tradisional
4. Ibu Santi dan Kak Siti yang telah membantu menyiapkan barang - barang di
laboratorium.
5. Semua pihak yang turut mendukung dalam penulisan laporan ini.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampungkan laporan ini, namun penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan atas laporan ini. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang sangat bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk menyempurnakan
laporan ini.
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino
esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia.Ikan mengandung banyak unsur-unsur
organic maupun anorganik, dimana keduanya sangat berguna bagi tubuh manusia.Namun
dibalik semua keunggulan tersebut, tidak semua masyarakat menyukai ikan, maka dari itu
diadakan pengolahan ikan untuk menarik dayatarik masyarakat untuk memakan daging
ikan.Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan, salah satunya
dengan diversifikasi pengolahan hasil perikanan.
Pengolahan ikan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan hasil panen yang
disertai dengan usaha peningkatan penerimaan konsumen melalui rasa aroma.Pengolahan
ikan juga bertujuan untuk menghambat kegiatan zat-zat dan mikroorganisme yang dapat
menimnbulkan kemunduran mutu dan kerusakan.
Pada dasarnya penanganan dan pengolahan ikan bertujuan untuk mencegah
kerusakan atau pembusukan dan untuk membuat suatu produk yang bertahan lebih lama.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dilaksanakannya praktik pengolahan tradisional yang diadakan di
Teaching Factory Pengolahan adalah sebagai berikut :
Pemotongan Ikan
Mencairkan ikan
menjadi Daging Pengosengan Ikan
yang beku
Kecil Halus
Pencucian Ikan
dan Pengeluaran Pengukusan Ikan Pengemasan
Isi Perut
IV. Prosedur kerja
1. Bahan baku abon yang digunakan adalah daging ikan salem yang sebelumnya
telah dicuci, dibersihkan dari organ – organ dalam serta kotoran dan
insangnya, melalui proses pencucian di air yang mengalir.
2. Daging ikan salem setelah dikeluarkan isi perut maupun
insangnyadimasukkan kedalam panci kukus. Setelah 30 menit atau daging
ikan sudah lunak, ikan diangkat dan didinginkan. Kemudian, daging
dipisahkan dari kepala, tulang, duri, dan ekor. Setelah itu, ikan disuwir –
suwir menjadi potongan yang lebih halus atau lebih kecil.
3. Bumbu yang sudah disiapkan dihaluskan. Setelah itu, panaskan minyak diatas
penggorengan dan tumis bumbu sampai harum. Kemudian, masukkan santan,
sereh, daun salam,dan daun jeruk kedalam tumisan. Setelah mendidih,
masukkan daging ikan yang sudah dihaluskan kedalam bumbu. Lalu, aduk
daging ikan sampai bumbu tercampur rata dan oseng terus sampai abon ikan
berwarna cokelat keemasan.
4. Ikan yang sudah berwarna cokelat keemasan diangkat dan diletakkan didalam
toples kemudian didinginkan . Setelah dingin ditimbang dan mendapatkan
hasil 750 gram. Lalu, abon ikan dimasukkan kedalam plastik kemasan dengan
berat masing – masing 100 gram . Setelah ditimbang, plastik dipress
menggunakan sealer dan diberi label
Kecap ikan adalah sejenis bumbu masakan yang teksturnya cair dan kental
serta berwarna kehitam-hitaman.Kecap adalah sebutan untuk cairan bumbu yang
telah difermentasi, kecap ikan sendiri merupakan fermentasi dari garam dan ikan
laut. Aroma khas yang tercium dari kecap ikan adalah amis atau bau khas ikan.
Sedangkan rasanya sendiri sangat unik karena campuran asin dan sedikit asam.
Sebagai bahan masakan, kecap ikan sangat membantu para koki dalam
menghidangkan berbagai masakan yang memerlukan celupan seperti aneka sea
food atau makanan Jepang.Kecap ikan juga sudah banyak diaplikasikan pada
masakan-masakan khas nusantara seperti oseng, sambal petis, dan sebagainya.
Adapun alat – alat yang digunakan dalam pembuatan kecap ikan ini adalah
sebagai berikut :
1. 2 buah baskom 7. 1 buah saringan
2. 1 buah sendok 8. 1 buah gelas ukur
3. 2 buah pisau 9. 1 buah ulekan
4. 1 buah panci 10. 2 buah talenan
5. 1 buah centong/sodet 11. 1 buah nampan
6. 1buah kompor beserta gas
Pemisahan Jamur
Mencairkan ikan Penyaringan air
dari Bahan Baku
dan Menimbang kecap dan
dan Penyiapan
Bahan Baku Pengukuran PH
Bumbu Tambahan
1. Bahan baku kecap ikan yang digunakan adalah daging ikan yang sebelumnya
telah dicuci, dibersihkan dari organ – organ dalam serta kotoran dan
insangnya, melalui proses pencucian di air yang mengalir.
2. Daging ikan yang sudah dicuci bersih serta dikeluarkan isi perutnya pun mulai
potong dengan seluruh bagiannya digunakan, baik kepala maupun ekornya.
Sambil melakukan pemisahan daging dari tulangnya, sebagian anggota dari
kelompok pun mengupas kulit nanas.
3. Setelah dilakukan pemisahan tulang ikan dan pengupasan kulit nanas, ikan
dan buah nanas pun dipotong dan dicincang menjadi kecil dan halus.
4. Ikan dan nanas yang sudah dipotong menjadi kecil dan halus pun
dicampurkan dan diaduk secara merata lalu diukur pH nya, kemudian
campuran ikan dan nanas di campurkan garam dan diaduk lalu diukur pH
kembali. Bungkus wadah dengan wrapping simpan di tempat kedap air selama
3-5 hari. Setelah itu, saring air kecap dari ampas ikan dan nanas yang sudah di
fermentasikan. Ukur kembali pH air kecap hasil saringan tersebut.
5. Rebus air kecap dengan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan sampai
mendidih. Setelah mendidih, dinginkan air kecap.
6. Masukan atau simpan kecap ikan kedalam wadah plastic / botol. Dan kecap
sudah siap untuk dikonsumsi.
Cincang ikan sampai halus Cincang nanas sampai halus Campurkan ikan dan nanas
Ikan nila mempunyai mulut dengan letajnya terminal, garis rusuk terputus
menjadi 2 bagian dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada, bentuk sisik
stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garsi tegak lurus. Sebagian besar
tubuh ikan ditutupi oleh lapisan kulit dermis yang memiliki sisik. Sisik ini
tersusun seperti genteng rumah, bagian muka sisik menutupi oleh sisik yang lain
(Santoso, 1996). Klasifikasi ikan nila yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Percomorphii
Famili : Chiclidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk proses pembuatan dedeng
ikan adalah:
1. Wadah 7. Jahe 26 gram
2. Pisau 8. Asam jawa 65 gram
3. Bawang merah 52 gram 9. Gula merah 130 gram
4. Bawang putih 26 gram 10. Garam 130 gram
5. Ketumbar 26 gram 11. Air
6. Lengkuas 39 gram 12. Ikan 1300 gram
III. Prosedur kerja
1. Siapkan ikan, dibuang sisiknya potong kepala dan buang isi perut belah
bagian perut hingga membentuk kupu-kupu potong dari punggung sampai
perut.
2. Larutan garam dibuat untuk merendam ikan, banyaknya larutan yang
digunakan disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan diolah, dengan catatan
bahwa semua ikan yang akan diolah terendam dalam larutan garam.
3. Masukan ikannya dan rendam dengan larutan garam selama 5 jam.
4. Bumbu-bumbu yang akan digunakan dibersihkan kemudian bumbu
dihaluskan dan disesuaikan penggunaannya.
5. Ikan hasil penggaraman yang sudah ditiriskan ditata dalam wadah dengan
bagian kulit menghadap keatas. Kemudian ikan ditaburi/dilumuri dengan
bumbu.
6. Demikian seterusnya berlapis-lapis anatara ikan dan bumbu. Bagian teratas
diberi penutup dan pemberat. Simpan ditempat kedap air.
7. Kemudian setelah itu, jemur dendeng ikan di atas nampan. Jemur ikan sampai
kering.
Menurut Desniar, dkk (2009) salah satu teknik pengolahan ikan secara
tradisional adalah fermentasi. Peda adalah salah satu produk fermentasi yang
tidak dikeringkan lebih lanjut, melainkan dibiarkan setengah basah sehingga
proses fermentasi tetap berlangsung, dimana dalam pembuatannya tidak
ditambahkan mikroba dalam bentu starter, tetapi mikroba yang berperan aktif
dalam proses fermentasi berkembangbiak secara spontan karena lingkungan
hidupnya yang dibuat sesuai untuk pertumbuhannya.
Fungsi garam dalam pembuatan ikan peda adalah sebagai media untuk
menggantikan kadar air yang terkandung dalam ikan sehingga bakteri tidak dapat
tumbuh lagi karena media hidupnya sudah tergantikan oleh garam.
1. Sebelum ikan diasapi, ikan dicuci lebih dahulu untuk menghilangkan sisik,
kotoran, dan lender kemudian ikan disiangi dengan cara membelah perut
dan bagian perut dicuci untuk menghilangkan kotoran dan darah.
2. Kemudian ikan direndam menggunakan larutan garam beserta bumbu
kunyit agar ikan mempunyai warna kekuningan alami, lalu bagian perut
yang dibelah ditahan menggunakan lidi agar bisa diisi dengan daun salam.
3. Ikan yang sudah digarami kemudian diangkat dari bak perendaman,
terlebih dahulu harus dikeringkan supaya larutan garamnya tidak ada lagi
yang menetes. Ikan harus dikeringkan tetapi tidak dijemur melainkan
digantung ditempat yang kering dan teduh selama 1-2 jam.
4. Setelah ikan kering, bakar tempurung dan serabut kelapa didalam lemari
pengasapan mencapai suhu 50-60 derajat kemudian masukkan ikan
kedalamnya selama 2 jam. Setelah dua jam, naikkan suhu menjadi 70-80
derajat dan asapi ikan selama 2 jam lagi atau sampai merasa ikan sudah
siap untuk diangkat.
5. Setelah pengasapan selesai ikan dibiarkan dingin dulu sampai suhunya
sama dengan suhu ruangan. Sebaiknya tidak mengemas produk selagi
panas atau hangat karena dapat mengakibatkan pengembunan dan cepat
rusak sehingga akan ditumbuhi jamur. Ikan yang sudah dingin kemudian
dimasukkan kedalam kemasan dan siap untuk dijual.
1. Siapkan ikan yang akan digunakan, cuci bersih dengan air mengalir dan
buang empedu tanpa membuang isi perut , buang secara hati-hati jangan
sampai pecah karena akan berpengaruh pada rasa daging ikan.
2. Siapkan bumbu-bumbu untuk pindang sesuai kebutuhan yang akan
digunakan, haluskan semua bumbu. Campur semua bumbu dengan air kecap
10 sdm dengan air 2liter sesuai takaran.
3. Untuk kuali pemindangan ikan, lapisi kuali dengan daung pisang hijau.
4. Masukan ikan kedalam kuali, susun ikan satu persatu secara berlapis dengan
daun salam dan serai. Tambahkan campuran air kecap dan bumbu, untuk
lapisan ikan teratas dilapisi daun pisang tutup kuali.
5. Rebus ikan sampai air kering dengan suhu normal.
6. Kemas ikan pindang kedalam wadah plastic, dan ikan pindang dapat bertahan
selama 2-3 hari.
Terasi adalah hasil olahan ikan dalam bentuk produk setengah bsaah,
terbuat dari udang atau ikan ikan kecil yang dicampur dengan garam. Karena
terbuat dari udang maupun ikan ikan kecil, terasi masih memiliki kadar gizi yang
tinggi. Produk ini biasanya berwarna cokelat, abu-abu, atau merah.Seperti halnya
produk fermentasi lainnya, terasi juga mempunyai aroma yang khas yang
ditimbulkan oleh adanya komponen volatile didalamnya.
Terasi merupakan salah satu produk hasil perikanan yang dibuat melalui
proses fermentasi, yang hanya mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti
dengan penambahan warna) kemudian dibiarkan beberapa saat agar terjadu
proses fernentasi. Dalam pembuatan terasi, proses fermentasi dapat berlangsung
karena adanya aktivitas enzom yang berasal dari tubuh ikan (atau udang) itu
sendiri. Fermenrasi adakah suatu proses penguraian senyawa-senyawa yang lebih
sederhana oleh enzim atau fermen yang berasal dari tubuh ikan itu sendiri atau
dari mikroorganisme dan berlangsung dalam kondisi lingkungan yang terkontrol.
Proses penguraian ini dapat berlangsung dengan atau tanpa aktivitas
mikroorganisme, terutama dari golongan jamur atau ragi. (Afrianto dan
Liviawaty, 2005).
Indonesia sebagai Negara yang memiliki bentangan laut yang luas
memiliki potensi yang besar.Selama ini masyarakar terutana nelayan lebih
menyukai penjualan atas tangkapan langsung, hanya beberapa persennya yang
melakukan pengolahan lebih lanjut, akibatnya nelayan hanya mendapatkan
pendapatan atas harga dasar ikan saja.Jika saja hasil tangkapan tersebut diolah
menjadi terasi maka hasil perikanan memiliki nilai tambah sebagai upaya
pemanfaatan hasil perikanan.
2. Alat dan bahan
1. Baskom 6. Wadah kedap air
2. Keranjang 7. Udang
3. Tampah 8. Garam
4. Ulekan
5. Daun pisang kering/plastic
3. Prosedur kerja
1. Pengertian penggaraman
Lumuri ikan dengan garam Ikan yang sudah dilumuri garam Ikan disimpan di wadah
kedap air
http:/martinasihombing.blogspot.com/2014/11/laporan-tphp-pembuatan-dendeng-ikan.html?m=1
http://duniaupadetkeren.blospot.com/2017/18/akalah-pembuatan-ikan-peda.html?m=1
http://curahan-sandinana.blogspot.com/2011/09/laporan-pengasapan-tongkol_29.html?m=1
http://adelaidearsenal.blogspot.com/2011/12/teknik-pemindangan-ikan-pindang-
badeng.html?m=1
http://osch-fabregas.blogspot.com/2012/03/makalah-studi-pustaka-pindang-ikan.html?m=1
http://henitayahya.blogspot.com/2014/11/laporan-tphp-pembuatan-dendeng-ikan.html?m=1