Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN

PEMBUATAN ODENG DARI IKAN LELE (Clarias sp.)


di LRMPHP
Pada Rabu, 12 Juli 2023

Disusun oleh :
1. Affifah Najwa Azzahra
2. Azizah Khoerunnisa
3. Lintang Wulan Ramadhani
4. Rina Sulistiyana
5. Rini Sulistiyani
6. Silviana Ninda Sari

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1


TEMANGGUNG

Jalan Kadar Maron, Temanggung Kode Pos 56221 Telepon 0293 – 4901639
Faksimile 0293 – 4901639 Surat Elektronik smkn1_marontmg@yahoo.co.id

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang penting dalam pola
makan sehat dan nutrisi manusia. Namun, di banyak negara, termasuk Indonesia,
konsumsi ikan masih dianggap rendah dibandingkan dengan sumber protein
lainnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kurangnya
minat konsumsi ikan pada beberapa kelompok masyarakat.
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu komoditas ikan yang banyak
dibudidayakan oleh masyarakat. Ikan ini memiliki jumlah yang melimpah dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu, ikan lele juga memiliki kandungan
gizi yang baik, seperti protein, vitamin, dan mineral. Hal ini membuat ikan lele
menjadi bahan baku yang potensial untuk diolah menjadi berbagai produk
makanan, termasuk odeng.
Odeng adalah salah satu makanan tradisional Korea yang populer dan
nikmat.Odeng merupakan produk makanan olahan yang biasanya terbuat dari
ikan tenggiri, namun pada beberapa kasus ikan lele juga dapat digunakan sebagai
bahan utama. Pemanfaatan lele sebagai bahan baku odeng diharapkan memiliki
kualitas yang hampir sama dengan odeng berbahan dasar ikan tenggiri. Kualitas
odeng berbahan dasar lele diharapkan baik dari segi rasa, tekstur, dan aroma.
Pembuatan odeng ikan lele memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah
untuk memanfaatkan potensi ikan lele sebagai bahan baku yang melimpah dan
bernilai ekonomi tinggi. Dengan mengolah ikan lele menjadi odeng, dapat
memberikan nilai tambah pada produk ikan lele dan meningkatkan pendapatan
peternak ikan lele. Selain itu, pembuatan odeng ikan lele juga bertujuan untuk
memperkenalkan variasi produk baru dalam konsumsi makanan ikan terutama di
Indonesia, sehingga masyarakat dapat menikmati ikan lele dengan cara yang
berbeda.

1
Pembuatan Odeng berbahan dasar ikan lele merupakan contoh sempurna
dari penggabungan teknik tradisional dan bahan berkualitas tinggi untuk
menghasilkan hidangan yang lezat dan nikmat. Hidangan ini telah menarik hati
banyak orang dengan cita rasa autentiknya yang membuatnya menjadi favorit
dalam budaya kuliner Korea dan menyebar ke berbagai penjuru dunia.
B. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui prosedur pembuatan odeng dari ikan lele;
2. Meningkatkan nilai gizi dan meningkatkan daya terima ikan lele di
masyarakat;
3. Meningkatkan nilai ekonomi ikan lele dengan mengolahnya menjadi odeng;
4. Memperkenalkan variasi produk olahan baru berbahan dasar ikan lele.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Lele
Ikan lele mudah ditemukan di Indonesia dan memiliki nutrisi penting untuk
kesehatan. Protein, yang merupakan nutrisi penting untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh, banyak ditemukan dalam ikan lele. Ikan lele
memiliki profil asam amino yang lengkap dan proteinnya mudah dicerna. Ikan
lele juga mengandung lemak sehat, seperti asam lemak omega-3 dan omega-6.
Asam lemak omega-3 membantu otak dan jantung. Selain itu, ikan lele
mengandung banyak vitamin dan mineral, seperti vitamin D, vitamin B12,
selenium, dan fosfor. Vitamin D penting untuk kesehatan tulang dan sistem
kekebalan tubuh, sedangkan fosfor penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi
yang sehat.
Di Indonesia, ikan lele banyak dibudidayakan, baik dalam skala besar
maupun kecil. Hal ini membuat ikan lele mudah ditemui di pasar lokal dengan
harga yang terjangkau. Ikan lele juga dapat diolah menjadi berbagai produk
olahan, seperti bakso ikan lele dan abon ikan lele, yang memiliki nilai tambah dan
dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
Dengan kandungan nutrisi yang baik dan ketersediaannya yang mudah
dengan harga yang terjangkau, ikan lele merupakan pilihan yang baik untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan ekonomi di Indonesia.
B. Odeng
Odeng memiliki akar sejarah yang erat dengan Korea. Makanan ini pertama
kali muncul di Cina selama Dinasti Tang, tetapi kemudian menyebar ke Korea
selama Dinasti Goryeo pada abad ke-10. Odeng ikan tenggiri pertama kali disebut
"geom-eo". Namun, seiring berjalannya waktu, metode pembuatan dan bahan
baku berubah, dan pada zaman sekarang, makanan ini disebut sebagai "eomuk"
atau "odeng".

3
Ikan adalah bahan utama dalam pembuatan odeng. Karena rasa dagingnya
yang lezat dan teksturnya yang kenyal, ikan tenggiri dan ikan lain seperti lele,
pollock, atau ikan lainnya juga dapat digunakan. Untuk mendapatkan citarasa
yang unik, ikan dipilih dengan hati-hati dan dimasak dengan bumbu-bumbu.
Setelah ikan dibersihkan dan dipilih, bumbu rahasia—garam, lada, jahe,
bawang putih, dan lainnya—ditambahkan ke dalam adonan ikan. Selanjutnya,
adonan ikan ini diproses menggunakan metode tradisional seperti pemukulan
untuk membuat teksturnya kenyal dan padat. Selanjutnya, adonan dibentuk
menjadi bentuk silinder panjang yang dikenal sebagai odeng.Berbeda-beda jenis
odeng dapat dibuat sesuai dengan preferensi orang Korea.
Beberapa variasi yang paling populer termasuk odeng yang mengandung
keju, dengan sayuran seperti wortel dan lobak, dan dengan kuah kaldu yang
berbeda, seperti gochujang pedas atau kuah kaldu ikan yang kuat. Odeng adalah
makanan yang tinggi protein ikan dan sumber asam amino esensial dan lemak
sehat, bersama dengan bahan-bahan lain seperti sayuran yang menambah nutrisi.
Namun, perlu diperhatikan bahwa odeng yang digoreng atau disajikan dengan
kuah pedas juga bisa mengandung lebih banyak lemak dan sodium, sehingga
disarankan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.

4
BAB III
METODE KEGIATAN
A. Waktu
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Juli 2023 dimulai pada pukul
13.00 – 16.00 WIB.
B. Tempat
Praktikum dilaksanakan di Laboratorim Pengolahan Ikan di Loka Riset
Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan – LRMPHP Bantul, DI Yogyakarta.
C. Alat
1. Timbangan 1 buah
2. Sendok 2 buah
3. Baskom 1 buah
4. Mangkok 3 buah
5. Chopper 1 buah
6. Blender 1 buah
7. Wajan 1 buah
8. Serok 1 buah
9. Sotil 1 buah
10. Nampan 1 buah
11. Panci 1 buah

D. Bahan

1. Daging Lele 700 gr


2. Tepung Tapioka 10 sdm
3. Tepung Terigu 8 sdm
4. Tepung Sagu/ Maizena 100 gr
5. Baking Powder 3 sdt

5
6. Telur 4 butir
7. Es Batu 3 balok
8. Bawang Putih 10 siung
9. Bawang Merah 3 siung
10. Bawang Daun 1 tangkai
11. Bawang Bombay 1 siung
12. Merica 1 sdt
13. Garam 3 sdt
14. Gula 2 sdm
15. Kaldu jamur 1 sdm
16. Kecap asin 2 sdt
17. Kecap ikan 2 sdt
18. Minyak wijen 2 sdt
19. Bawang Goreng 5 gr
20. Penguat Rasa 1 sdt
21. Kulit pangsit 40 lembar
22. Chilli oil secukupnya

E. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Odeng (Formulasi 1)
a. Bersihkan Kulit dan tulang ikan, potong fillet ikan menjadi potongan kecil
(300 gram);
b. Siapkan bahan tambahan berupa garam (1 sdt), gula (2 sdt), penguat rasa
(½ sdt), bawang putih (2 siung), bawang bombay (1 siung) dan telur (2
butir);
c. Masukkan potongan ikan ke dalam wadah dan campurkan bahan
tambahan yang sudah disiapkan. Pastikan bahwa semua bahan dicampur
dengan benar;

6
d. Tambahkan tepung maizena (76 gram) dan baking powder (2 sdt) ke
dalam adonan ikan yang sudah halus;
e. Campurkan adonan ikan menggunakan tangan atau alat pencampur
makanan hingga semua bahan tercampur dengan baik dan menjadi adonan
yang lengket dan padat;
f. Jika adonan terlalu lembek, tambahkan sedikit tepung maizena untuk
mengentalkan adonan, dan jika terlalu kering, tambahkan sedikit air atau
telur untuk membuatnya lebih lembut;
g. Ratakan adonan diatas kulit pangsit, kemudian lipat sesuai selera. Pastikan
adonan tertutup dengan rapat sehingga tidak mudah hancur;
h. Masukkan air ke dalam panci dan didihkan, kukus adonan selama sekitar
lima belas menit atau hingga matang. Jika adonan sudah berwarna pucat
segera angkat dan tiriskan;
i. Setelah itu goreng odeng pada minyak panas sampai warnanya keemasan
atau rebus menggunakan kuah odeng;
j. Fish cake odeng siap disajikan.
2. Pembuatan Odeng (Formulasi 2)
a. Bersihkan Kulit dan tulang ikan, potong fillet ikan menjadi potongan kecil
(400 gram);
b. Siapkan bahan tambahan berupa es batu (3 balok), telur (2 butir), bawang
putih (6 siung), penguat rasa (½ sdt), lada bubuk (1 sdt) dan garam (1 sdt);
c. Masukkan potongan ikan ke dalam wadah dan campurkan bahan
tambahan yang sudah disiapkan. Pastikan bahwa semua bahan dicampur
dengan benar;
d. Tambahkan tepung terigu (80 gram), tepung tapioka (150 gram), tepung
maizena (24 gram) dan baking powder (1 sdt) ke dalam adonan ikan yang
sudah halus;

7
e. Campurkan adonan ikan menggunakan tangan atau alat pencampur
makanan hingga semua bahan tercampur dengan baik dan menjadi adonan
yang lengket dan padat;
f. Jika adonan terlalu lembek, tambahkan sedikit tepung terigu atau tepung
tapioka untuk mengentalkan adonan, dan jika terlalu kering, tambahkan
sedikit air atau telur untuk membuatnya lebih lembut;
g. Ratakan adonan diatas kulit pangsit, kemudian lipat sesuai selera. Pastikan
adonan tertutup dengan rapat sehingga tidak mudah hancur;
h. Masukkan air ke dalam panci dan didihkan, kukus adonan selama sekitar
lima belas menit atau hingga matang. Jika adonan sudah berwarna pucat
segera angkat dan tiriskan;
i. Setelah itu goreng odeng pada minyak panas sampai warnanya keemasan
atau rebus menggunakan kuah odeng;
j. Fish cake odeng siap disajikan.
3. Prosedur Kerja Membuat Kuah Odeng
a. Siapkan 500 ml air kedalam panci kemudian didihkan;
b. Setelah air mendidih masukan bahan saus (bawang, kecap ikan, kecap
asin, garam, gula, lada,kaldu jamur, minyak wijen);
c. Setelah semua tercampur, tes rasa sesuai selera, kemudian masukan odeng
yang sudah ditusuk;
d. Tambahkan daun bawang yang sudah diiris;
e. Setelah fishcake mengembang matikan api, dan siap dihidangkan;
f. Jika ingin menambah rasa pedas tambahkan chilli oil

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Odeng ikan lele merupakan salah satu jenis olahan yang terbuat dari daging
ikan lele sebagai bahan utamanya. Pembuatan odeng ikan lele melibatkan beberapa
tahapan yang perlu diikuti dengan teliti. Pertama, persiapkan bahan-bahan yang
diperlukan, seperti daging ikan lele yang sudah dicuci bersih dan dibuang kulit serta
duri – durinya. Jika kulit ikan lele tidak dihilangkan akan menyebabkan daging
menggumpal ketika dilumat. Kemudian, giling daging ikan lele hingga halus
menggunakan chopper atau penggiling daging.

Setelah itu, campurkan daging ikan lele yang sudah digiling dengan bawang
putih, garam, merica, dan bahan lainnya. Pastikan semua bahan tercampur dengan
baik. Penambahan bumbu bertujuan untuk memberikan cita rasa gurih pada adonan
odeng. Tepung maizena, tepung tapioka, dan tepung terigu digunakan untuk mengikat
daging ikan lele dan sebagai bahan pengenyal odeng. Selain itu, perlu ditambahkan
telur dan baking soda agar odeng kenyal setelah direbus. Kulit pangsit digunakan
sebagai pembungkus adonan agar tidak hancur ketika di masak dan dapat menambah
tekstur dan cita rasa ketika dikonsumsi.

Selanjutnya, bentuk adonan menjadi pipih memanjang yang merupakan bentuk


khas odeng. Lakukan proses pembentukan hingga semua adonan habis. Setelah itu,
kukus di atas air mendidih hingga matang. Odeng yang sudah dikukus dapat diolah ke
tahap selanjutnya, seperti penggorengan, perebusan menggunakan kuah bening
maupun kuah pedas yang sesuai dengan selera konsumen.

Dalam kegiatan ini, percobaan dilakukan untuk membuat dua formulasi


berbeda dari odeng. Formulasi pertama menggunakan perbandingan tepung dengan
daging lele sebesar 2:8, sedangkan formulasi kedua menggunakan perbandingan
tepung dengan daging lele sebesar 5:8. Perbedaan perbandingan tepung dan daging

9
ini menyebabkan perbedaan rasa yang signifikan antara formulasi pertama dan kedua.
Dikarenakan jumlah tepung yang digunakan pada formulasi kedua lebih banyak
daripada formulasi pertama.

Selain itu, tepung yang dipilih untuk formulasi pertama dan formulasi kedua
sangat berbeda. Formulasi pertama hanya menggunakan tepung maizena, sementara
formulasi kedua menggunakan tepung terigu, tepung tapioka, dan tepung maizena.
Hal ini menyebabkan, formulasi pertama memiliki tekstur daging yang lebih terasa
dan cenderung lebih alot ketika dimakan. Ini karena tepung maizena tidak boleh
digunakan sebagai bahan pengenyal utama karena dapat membuat adonan terasa lebih
alot dan terlalu padat.

Perbandingan daging dan tepung yang tinggi membuat adonan odeng formulasi
pertama memiliki rasa daging. Sementara itu, formulasi kedua memiliki tekstur yang
lebih kenyal dan halus karena tepung tapioka dapat membuat tekstur yang lebih
kenyal dan membuat adonan tidak mudah hancur saat dimasak dengan kuah. Akan
tetapi, adonan odeng formulasi kedua kurang terasa dagingnya karena tepung yang
digunakan lebih banyak dibandingkan formulasi pertama.

Odeng tradisional seharusnya tidak menggunakan kulit untuk membungkus


adonan odeng tersebut. Karena, kulit yang digunakan sebagai lapisan luar odeng akan
memberikan cita rasa dan tekstur yang berbeda dibandingkan odeng tradisional yang
berasal dari Korea. Akan tetapi, terdapat beberapa inovasi odeng menggunakan kulit
tahu sebagai pembungkus adonan, sehingga odeng lebih mudah dibentuk menjadi
pipih dan memanjang. Penambahan kulit tahu dapat mempengaruhi hasil akhir
terutama pada tekstur odeng.

Karena kulit tahu tidak tersedia dalam percobaan ini, kulit pangsit digunakan
sebagai penggantinya. Kulit pangsit yang digunakan menyebabkan hasil akhir odeng
tidak sesuai harapan. Karena, ketika dilakukan perebusan, kulit pangsit tersebut
mengalami overcooking dan menjadi lembek sehingga tekstur yang dihasilkan kurang

10
bagus. Namun, kulit pangsit yang digoreng meningkatkan rasa gurih dan tekstur
renyah odeng.

Odeng ikan lele merupakan salah satu produk hasil olahan yang dapat
meningkatkan nilai gizi dan nilai terima ikan lele dalam masyarakat. Odeng ikan lele
memiliki potensi sebagai alternatif makanan yang sehat dan bergizi. Ikan lele
mengandung protein yang tinggi serta nutrisi penting lainnya seperti lemak,
karbohidrat, vitamin, dan mineral. Dengan memilih odeng ikan lele sebagai pilihan
makanan, kita dapat memperoleh manfaat gizi yang baik bagi tubuh. Odeng ikan lele
juga dapat menjadi variasi makanan baru yang menarik bagi masyarakat, terutama
anak-anak dan generasi milenial.

Selain itu, deng ikan lele dapat menjadi peluang bisnis kuliner yang
menjanjikan. Odeng ikan lele dapat menarik minat pelanggan dan menjadi daya tarik
tersendiri dalam pasar kuliner dengan melakukan inovasi dalam rasa dan cara
penyajiannya. Selain itu, bahan dasar odeng ikan lele lebih murah dan mudah
ditemukan di pasar dibandingkan ikan lain yang dapat digunakan sebagai bahan
dasar. Oleh karena itu, sangat cocok untuk bisnis kuliner yang kreatif.

11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Prosedur pembuatan odeng ikan lele terdiri atas penggilingan fillet
ikan,penambahan bumbu yang sudah dihaluskan,pencampuran tepung dan
baking soda,pembentukan adonan di atas kulit pangsit,pengukusan selama
kurang lebih 15 menit sampai warna nya pucat,penirisan,penggorengan,dan
penyajian;
2. Terdapat dua formulasi dalam percobaan pembuatan odeng, formulasi
pertama memiliki rasa daging dengan tekstur yang a lot. Sedangkan formulasi
kedua memiliki tekstur yang halus dan kenyal dengan rasa daging yang
kurang;
3. Ikan lele mengandung banyak nutrisi bagi tubuh dan sebagai sumber protein
hewani yang sangat baik, dengan mengolahnya menjadi produk inovasi
berupa odeng diharapkan dapat menarik minat masyarakat dan ikut
meningkatkan gizi masyarakat melalui program gemar makan ikan;
4. Dengan mengolah ikan lele menjadi produk inovatif berupa odeng,
diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat dan membantu meningkatkan
nilai ekonomi ikan lele.
B. Saran
1. Dalam prosedur pembuatan produk odeng harus diperhatikan agar
menghasilkan produk yang sesuai dan berkualitas;
2. Dalam pembuatan odeng ikan lele sebaiknya menggunakan kulit tahu
dibandingkan kulit pangsit;
3. Selalu memperhatikan kebersihan alat dan ruang praktik.

12
Daftar Pustaka

Abdiani, M. I., & dkk. (2022). Pelatihan Pembuatan Fish Cake Berbahan Dasar Hasil
Tangkapan Sampingan Nelayan di Kota Tarakan. Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 33 - 39.

Amertaningyas, D., & dkk. (2021). Penggunaan Tepung Terigu dan Tepung Tapioka
pada Nugget Hati Ayam dan Nugget Hati Sapi. Jurnal Ilmu Ternak
Universitas Padjajaran, 143 - 151.

Anonim. (n.d.). BAB 1 Pendahuluan. Retrieved Juli 18, 2023, from sipora polije:
https://sipora.polije.ac.id/15223/2/Bab1.pdf

Anonim. (n.d.). BAB 1 Pendahuluan. Retrieved Juli 18, 2023, from Poltekes
Denpasar: http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1242/2/023 TIRTA BAB
I.pdf

Anonim. (n.d.). BAB II Makanan Jajanan Khas Kota Busan Korea Selatan. Retrieved
Juli 20, 2023, from Unikom:
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/667/jbptunikompp-gdl-nurinaratn-33338-
4-unikom_n-i.pdf

Anonim. (n.d.). II. Tinjauan Pustaka. Retrieved Juli 20, 2023, from Uajy: http://e-
journal.uajy.ac.id/228/3/2BL01051.pdf

Dause. (2023, Maret 23). Odeng Terbuat dari Apa – Bahan Baku, Cara Pembuatan
dan Variasi Rasa. Retrieved Juli 20, 2023, from Makanan Lezat:
https://makananoke.com/odeng-terbuat-dari-apa/

Diah, R., & dkk. (2021). Pengaruh Penambahan Tepung Maizena Terhadap Mutu
Nugget Ikan Gabus (Channa Striata). Jurnal Ilmiah Gizi dan Kesehatan
(JIGK), 7 - 14.

Pinjungwati, T. G. (2022, Desember 16). Resep Odeng Kuah ala Korea. Retrieved
Juli 20, 2023, from Fimela:
https://www.fimela.com/food/read/5154367/resep-odeng-kuah-ala-korea
Sofia, L., & dkk. (2021). Peningkatan Nilai Ekonomi Hasil Perikanan Pengembangan
Bisnis Produk Olahan Berbasis Ikan Lele (Clarias sp) . Jurnal Pengabdian
Inovasi Lahan Basah Unggul, 38 - 46.

Wahono, A. S., & dkk. (2019). Pengaruh Penambahan Maizena Terhadap Sifat
Fisikokimia dan Kelembutan Silken Tofu Edamame (Glysine max L. Merill).
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, 112 - 118.

Warasi, M. Y. (2021, November 29). Apa Itu Odeng? Makanan Khas Korea Yang
Lagi Hits. Retrieved Juli 20, 2023, from Cairo Food:
https://cairofood.id/odeng-makanan-khas-korea-yang-hits/

Anda mungkin juga menyukai