Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Prakarya

Makanan Tradisional
Kelas XII Mia 1

KELOMPOK 1

 BRITNAI SIRINGORINGO
 DWI SINTURI
 JELITA SIMANULLANG
 KRISTIAN SIMAMORA
 NURSIA PANJAITAN
 VERI SIHOTANG

SMA SWASTA RK SANTA MARIA PAKKAT


2023/2024
PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang


Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karuni-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Praktikum Prakarya Makanan Tradisional yang diberikan
sekolah sebagai kelengkapan tugas prakarya dan kewirausahaan dengan tepat
waktu.
Kami ucapkan terimakasih kepada sekolah dan guru pembimbing, Tiur
Siagian yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas dan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Kami sudah berusaha menampilkan yang terbaik dalam laporan praktikum prakarya
makanan tradisional ini. Namun, kami menyadari bahwa laporan praktikum prakarya
makanan tradisional ini masih belum sempurna. Maka dari itu, dengan tulus dan
kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan di masa yang mendatang. Atas saran, kritik
maupun bantuan kami ucapkan terima kasih.

Pakkat, 5 Agustus 2023


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan tradisional adalah makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat


tertentu, dengan cita rasa khas yang diterima oleh masyarakat tertentu. Berbicara
mengenai makanan tradisional tentu akan berkaitan dengan rasa yang khas. Makanan
tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat yang menyatu
didalam sistem sosial budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. Makanan
tersebut disukai karena rasa, tekstur dan aroma nya sesuai dengan selera. Umumnya
kebiasaan tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke
daerah lain.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum yang ini, yaitu untuk mengetahui dan mempelajari
pembuatan hidangan tradisional dari Sumatra Utara, yaitu naniura.

1.3 Landasan Teori


Naniura adalah pangan yang dibuat dengan prinsip pengolahan ikan mas (Cyprinus
carpico) menjadi naniura didasarkan pada proses fermentasi, yaitu pemanfaatan
mikroorgnisme dalam pengolahan pangan. Naniura dihidangkan tanpa adanya proses
pemasakan dengan api, tetapi hanya dengan membubuhi bumbu-bumbu yang sudah
disiapkan dan asam jungga sampai menjadi lunak. Rendaman asam jungga (Citrus
jambhiri) dapat membuat ikan mentah menjadi tidak terasa amis dan alot seperti ikan
mentah (Silalahi.2006).
Jenis asam yang digunakan dalam proses pembuatan naniura adalah jeruk jungga
(Citrus jambhiri). Beberapa jenis asam lain yang dapat dijadikan sebagai asam alternatif
adalah jeruk nipis, jeruk kasturi dan jeruk purut. Hal ini dikarenakan harga dari jeruk
jungga cukup mahal dan sulit ditemukan di pasaran terutama di perkotaan. Ikan Naniura
adalah salah satu makanan khas suku Batak Toba. Makanan ini dihidangkan pada
upacara-upacara besar seperti upacara adat pernikahan dan kematian. Tetapi ada juga
yang membuat pada acara silatuhrami, perayaan ulang tahun, dan acarakeluarga
lainnya. Makanan adat ini masih digunakan pengetahuan diperoleh dari nenek moyang
orang Batak Toba terdahulu dan masih terus digunakan sampai saat ini (Hasairin, 2014).
Ciri khas dari Naniura yaitu ikan mas yang dihidangkan tanpa ada proses
pemasakan dengan api. Naniura dibuat hanya dengan membubuhi bumbu-bumbu yang
sudah disiapkan dan asam jungga sampai menjadi lunak. Kondisi asam pada naniura
memugkinkan tumbuh dan berkembangnya bakteri tahan asam yang dapat mencegah
perkembangan mikrobia pembusuk.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Alat dan Bahan

Alat

Nama Alat Kuantitas


Wadah + tutup ikan 1 buah
pisau 2 buah
cobek 1 buah
Sendok makan 2 buah
talenan 1 buah
Ember 1 buah
Saringan 1 buah

Bahan

Nama Bahan Kuantitas


Ikan mas 7 ons
Asam jungga 7 buah
Garam 2 sendok makan
Air panas 200ml
Andaliman ¼ kg
Kacang tanah digoreng ½ kg
Rias 4 batang
Cabe rawit ¼ kg
Kencur 2 ruas jari
Bawang merah 7 siung
Bawang putih 3 siung
Jahe 1 ruas jari
Kunyit (inang ni hunik) 1 ruas jari
2.2 Langkah Kerja

1. Lakukan pembersihan pada ikan mas dengan membasuhnya menggunakan air


yang mengalir, dan lakukan pengambilan sisiknya.
2. Ikan dipotong membujur dari punggung hingga ekor tanpa terputus di bagian
perut.
3. Lalu, ikan tersebut di letakkan pada wadah.
4. Insang dan duri-duri besar yang ada di kepala diambil.
5. Lalu, ikan dicuci dengan menggunakan air panas, dan daging ikan digosok-gosok
untuk menghilangkan lendirnya.
6. Tubuh ikan dibaluri dengan garam.
7. Tulang/duri ikan diambil dengan perlahan, jangan sampai ikan hancur.
8. Setelah mengambil tulang/duri ikan dengan hati-hati, ikan tersebut diletakkan
dalam wadah. Kemudian, dimasukkan perasan air asam jugga ke dalam ikan.
Tunggu hingga ikan matang.
9. Sembari menunggu ikan matang, kemudian membuat bumbu yang akan
dicampurkan ke ikan tadi. Cabe rawit, bawang merah bawang putih, kunyit,
kencur, kencong (rias), jahe, dan andaliman di ulek menjadi satu menggunakan
cobek.
10. Setelah itu, kacang goreng di ulek mengunakan cobek.
11. Beberapa menit kemudian, ikan telah matang. Kemudian, dipisahkan ikan dan
perasan asam jungga.
12. Lalu, bumbu dan kacang goreng yang sudah di haluskan, dicampur ke ikan yang
telah matang.
13. Naniura siap dihidangkan.

2.3 Hasil

Hasil pembuatan naniura adalah hidangan yang memiliki rasa segar dan asam dari
asam jungga yang menyatu dengan cita rasa pedas dari cabai rawit dan andaliman yang
khas. Tekstur ikan yang halus dan aroma khas dari rempah rempah memberikan sensasi
iyang menarik saat menyantapnya.

2.4 Diskusi (Pembahasan)

Dalam pembuatan naniura, ikan mas dimatangkan menggunakan asam jungga. Air
perasan asam jungga mengandung asam sitrat, yang memiliki sifat asam dan bersifat
antimikroba. Ketika asam jungga diberikan ke ikan, asam sitrat bereaksi dengan protein
pada ikan dan menyebabkan perubahan tekstur daging ikan secara kimia. Proses ini
membantu "mematangkan" atau mengolah ikan tanpa panas langsung, sehingga ikan
menjadi lunak dan siap dikonsumsi.

Pembuatan dekke naniura bisa berisiko mengalami kegagalan, seperti:

Ikan Tidak Matang dengan Baik


Jika ikan tidak matang sepenuhnya dalam proses fermentasi, bisa menyebabkan rasa
ikan yang terlalu mentah dan berbau amis. Cara mengatasinya adalah pastikan ikan telah
dicampurkan dengan air asam jungga dengan merata dan biarkan ikan meresap dalam air
jeruk nipis dan bumbu selama beberapa waktu. Periksa dan cicipi ikan untuk memastikan
telah matang dan tidak lagi memiliki rasa amis.

Rasa Asam Terlalu Kuat


Jika rasa asam jeruk nipis terlalu kuat, bisa menyebabkan hidangan terlalu asam dan
kurang seimbang. Solusinya adalah kurangi jumlah asam jungga yang digunakan untuk
mematangkan ikan. Anda bisa mencicipi air perasan asam jungga sebelumnya dan
menyesuaikan dengan selera Anda.

Rasa Tidak Pedas atau Kurang Aroma Rempah


Jika naniura terasa kurang pedas atau kurang bumbu rempah, bisa mengurangi
kenikmatan hidangan. Solusinya adalah tambahkan lebih banyak cabai rawit dan bumbu
rempah lainnya sesuai selera Anda. Pastikan bumbu-bumbu tersebut tercampur merata
dengan ikan.

Ikan Tidak Segar


Menggunakan ikan yang kurang segar dapat mengakibatkan rasa yang tidak enak dan
bahkan bisa menyebabkan masalah kesehatan. Pastikan Anda menggunakan ikan yang
segar dan berkualitas. Belilah ikan dari sumber yang terpercaya dan pastikan ikan telah
dibersihkan dengan baik sebelum digunakan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Naniura adalah salah satu hidangan khas dari Tanah Batak (Toba dan sekitarnya),
yang resepnya telah diwariskan dari generasi leluhur Orang Batak yang tinggal di sekitar
Danau Toba. Arti Dekke Naniura dalam bahasa Batak adalah "ikan yang tidak dimasak
melalui api" atau "Dengke Mas na Niura". Hidangan ini menggunakan ikan segar mentah,
terutama ikan mas, yang diolah dengan menggunakan asam dari buah Unte Jungga dan
bumbu rempah-rempah. Setelah diaduk rata, ikan didiamkan selama beberapa waktu hingga
proses pematangan selesai, dan hidangan naniura siap disantap. Selain ikan mas, juga
dapat menggunakan ikan nila, ikan mujahir, atau jenis ikan lainnya.

3.2 Saran
Sebagai saran untuk pengembangan lebih lanjut, dapat melakukan variasi dengan
menggunakan jenis ikan yang berbeda atau mencoba menambahkan bumbu-bumbu
tambahan sesuai selera. Selain itu, penting untuk memastikan kebersihan dan kualitas
bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan untuk menghasilkan naniura yang
berkualitas dan aman dikonsumsi.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai