BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki cita rasa makanan yang beranekaragam. Cita rasa yang
berbagai daerah tersebut memiliki keunikan rasa, bentuk, dan bahan karena diolah
Indonesia memiliki 1340 suku bangsa dan lebih dari 5300 jenis makanan
tradisional yang tersebar dari Sabang sampai Merauke (Anggraeni, 2018). Salah
satunya adalah suku Batak Toba yang berdiam di kabupaten Tapanuli Utara,
provinsi Sumatera Utara. Suku Batak Toba memiliki berbagai macam masakan
Ikan arsik merupakan sajian khas dari Batak Toba berupa ikan mas
berbumbu kuning dengan rasa asam dan pedas. Penamaan makanan batak
atau dikeringkan. Dengan kata lain, dekke na niarsik berupa ikan yang dimasak
terus menerus sampai kuahnya kering dan bumbunya menyerap ke ikan tersebut.
niarsik adalah makanan yang menjadi bagian dari adat Batak yang memiliki cerita
dari mulai kelahiran, perkawinan, hingga meninggal. Sebagai suku bangsa yang
hidup di pedalaman Sumatera Utara, ikan air tawar lazim dikonsumsi oleh warga
Batak. Hal ini dikarenakan ikan air tawar paling mudah didapat dari Danau Toba
1
2
dan sekitarnya. Jenis ikan yang digunakan pada masakan arsik yakni ikan mas
dan kemiri. Masakan ini juga seringkali dicampur kacang panjang, dan bawang
kecombrang (Hasairin, 2014). Hal inilah yang tentu membuat cita rasa masakan
Salah satu keunikan dari masakan ikan arsik ini terdapat rempah yang
hanya ada di daerah pegunungan Sumatera Utara saja, yaitu andaliman yang dapat
menciptakan kepedasan yang khas. Hal inilah yang tentu membuat cita rasa ikan
Andaliman adalah kunci bumbu dari segala jenis masakan Batak Toba
terkhususnya masakan ikan arsik. Tanpa andaliman masakan khas Batak arsik ini
akan memiliki cita rasa yang berbeda. Bentuk dari andaliman hampir menyerupai
tinggi batang berkisar antara 3-8 m, batang dan cabang merah kasar beralur,
berbulu halus dan berduri. Buahnya bulat hijau kecil, bila digigit mengeluarkan
aroma wangi dan rasa tajam yang khas, serta dapat merangsang produksi air liur.
rempah dari tumbuhan liar yang dikenal oleh masyarakat Batak Angkola dan
3
Mandailing, Sumatera Utara. Kekhasan dari tanaman ini ialah buahnya memiliki
sifat sensorik yang unik, yaitu “sensasi trigerminal menggigit” pada lidah, serta
aromanya yang khas dan menarik. Jika dimakan meninggalkan efek menggetarkan
alat pengecap.
protein 4,6 gr, karbohidrat 18 gr, lemak 1 gr, kalsium 383 mg. Selain itu di dalam
vitamin C 14,7 mg (KNBM, 2014). Aroma jeruk kuat dari andaliman mampu
menghilangkan bau amis ikan, bahkan mentah sekalipun. Selain berguna sebagai
bumbu pada masakan, andaliman juga memberikan manfaat yang baik bagi
memperpanjang masa simpan bakso pada suhu ruang (27°C) sampai hari ke-2
penelitian Irma Sitepu, dkk, mengenai beberapa ekstrak bumbu dapur terhadap
jamur C.lunata adalah kunyit (38,6%), dan terhadap A.flavus adalah lengkuas
(25,6%) (Sitepu, dkk, 2012). Dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan bumbu
arsik terdapat bahan-bahan pengawet alami yang dapat membantu masa simpan
suku Batak, ada beberapa masalah ditengah masyarakat yang menjadi perhatian
yaitu tidak semua orang diluar suku Batak mengetahui cara membuat bumbu
arsik dan terbatasnya bahan-bahan yang tersedia. Makanan arsik sangat mudah
ditemukan di daerah Sumatera Utara. Namun di luar daerah tersebut cukup sulit
masakan ini jika mereka berada di luar daerah Sumatera Utara atau bahkan di luar
negeri sekalipun.
Di zaman yang serba praktis ini, banyak masyarakat yang merasa sulit
untuk meluangkan waktunya untuk berbelanja dan mengolah bumbu masakan
sendiri. Sangat jelas bahwa makanan yang rumit diolah umumnya menimbulkan
efek seseorang malas mengolah makanan tersebut. Contohnya saja arsik yang
proses pengolahannya memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu,
dibutuhkan bumbu arsik instan untuk mempermudah proses pengolahannya.
Adanya bumbu arsik instan yang praktis akan mempermudah konsumen dalam
membuat ikan arsik.
pengawet seperti garam, gula, cuka, kecap, terasi ataupun bahan pengawet kimia
seperti penguat rasa, campuran perisa, ekstrak ragi hingga pengaturan asam. Hal
ini menyebabkan bumbu instan lebih tahan lama dibanding bumbu segar. Dapat
disimpulkan, bumbu instan memiliki beberapa kelebihan yaitu praktis, rasa yang
kosisten, tidak tergantung musim, mutu terjamin, umur simpan lebih lama, dan
harga stabil.
dalam bentuk bubuk, mengingat bentuk bubuk lebih tahan lama dari pada pasta.
Akan tetapi, cita rasa yang dihasilkan dari bumbu arsik bubuk ketika
diaplikasikan dengan ikan sangat berbeda dengan arsik aslinya. Hal ini
dikarenakan ikan arsik merupakan masakan yang menggunakan air yang banyak
pada proses pengolahannya. Oleh karena itu, peneliti mengganti penelitian untuk
mengalami perubahan yang jauh berbeda dengan bahan segarnya. Selain itu,
yang tepat pada pembuatan bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan yaitu
6
langsung, diblansir, dan dikukus. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan rasa,
aroma, warna, dan tekstur yang ingin dihasilkan pada pembuatan bumbu arsik
pasta nantinya.
digunakan menurut Hambali, dkk (2014) yaitu dengan mengolah langsung semua
pada pembuatan bumbu instan berbentuk pasta ini dapat dikatakan sebagai
untuk mengukus adalah kukusan atau panci yang memiliki sekat, yang
protein paling tertinggi pada nugget dengan lama pengukusan selama 20 menit
(Kharisca, 2016).
menggunakan air dalam kondisi mendidih atau hampir mendidih dengan periode
waktu yang singkat (Rukmana, R dan Yuyun, 2003). Blansir merupakan proses
Hasil penelitian menyatakan bahwa produk kubis kering terbaik berdasarkan hasil
uji organoleptik adalah perlakuan blansir menggunakan media air pada suhu
memperpanjang masa simpan bumbu. Bumbu arsik pasta yang digunakan diolah
7
dengan metode penumisan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan yaitu
perlakuan bahan sebelum bumbu diolah menjadi pasta. Kelebihan yang diperoleh
menjaga agar warna dan kandungan gizi pada bahan tidak berkurang banyak. Hal
ini dapat berdampak pada produk bumbu arsik pasta yang dihasilkan, sehingga
Berdasarkan latar belakang dan urain di atas, oleh karena itu penulis tertarik
awal bahan pada pembuatan bumbu arsik pasta terhadap daya terima konsumen”.
beberapa masalah yang menjadi perhatian berkaitan dengan topik penelitian yang
2. Apakah bumbu arsik pasta memiliki cita rasa yang sama dengan bumbu arsik
pengaruh perlakuan awal bahan pada pembuatan bumbu arsik pasta terhadap daya
terima konsumen yang meliputi aspek warna, rasa, aroma, dan tekstur.
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas dan
1. Sebagai media pengenalan makanan khas Batak Toba yang mungkin tidak
2. Sebagai terobosan baru dalam pembuatan bumbu arsik pasta yang selama ini
BAB II
KAJIAN TEORITIK, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
memperoleh sesuatu, dan konsumen adalah pemakai barang hasil produksi. Maka
terhadap penampakan, flavor dan tekstur. Oleh karena pada akhirnya yang dituju
(pencicip yang telah terlatih) dianggap yang paling peka dan karenanya sering
Ridawati, 2008).
kesukaan ini disebut skala hedonik yang dapat direntangkan atau diciutkan
menurut rentangan skala yang dikehendaki. Kemudian dalam analisis data skala
masyarakat yaitu dengan cara mengukur tingkat kesukaan terhadap suatu produk
tersebut. Pada penelitian ini, daya terima yang diuji terhadap bumbu arsik bubuk
menggunakan uji organoleptik. Adapun hasil uji organoleptik pada bumbu arsik
pasta yang akan dinilai meliputi uji warna, aroma, dan konsistensi. Sementara
hasil uji organoleptik pada aplikasi ikannya yang akan dinilai meliputi uji warna
bumbu, rasa bumbu, rasa ikan, aroma bumbu, dan tekstur ikan.
makanan yang memiliki penampakan yang menarik. Penilaian warna pada bumbu
arsik pasta dillihat dari tingkat kesukaan, yaitu kategori sangat suka, suka, agak
Merupakan daya tarik tersendiri dalam menentukan rasa enak dari produk
suatu makanan. Umumnya aroma yang dapat diterima oleh hidung dan otak lebih
banyak merupakan campuran dari 4 macam yaitu harum, asam, tengik dan
hangus. Penilaian aroma pada bumbu arsik pasta dilihat dari tingkat kesukaan
yaitu kategori sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, dan sangat tidak suka.
11
Pada bumbu instan aspek yang dinilai yaitu konsistensi kekentalan suatu
akibat penetrasi air kedalam bahan sehingga semakin banyak molekul padatan
yang terekstrak, maka kekentalan bahan juga akan meningkat (Winanrno, 1999).
Penilaian konsistensi bumbu arsik pasta dilihat dari tingkat kesukaan yaitu
kategori sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, dan sangat tidak suka.
menarik warna suatu bahan pangan maka akan dapat menambah minat konsumen
untuk memilih produk tersebut (Magfiroh, 2016). Penilaian warna bumbu pada
ikan dilihat dari tingkat kesukaan yaitu kategori sangat suka, suka, agak suka,
suatu makanan. Tujuan menilai rasa bumbu ini untuk mengetahui kuat atau tidak
bumbu arsik yang dihasilkan pada saat diaplikasikan. Penilaian rasa bumbu pada
ikan dilihat dari tingkat kesukaan yaitu kategori sangat suka, suka, agak suka,
f. Rasa (Ikan)
Pada pengaplikasian bumbu arsik pasta, diharapkan rasa ikan sama seperti
rasa bumbu arsik. Hal ini merupakan faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu
produk pangan. Selain itu, ikan juga dimasak selama berjam-jam sehingg bumbu
dapat meresap sampai kedalam daging ikan. Penilaian rasa ikan dilihat dari
tingkat kesukaan yaitu kategori sangat suka, suka, agak suka, tidak suka, dan
pada ikan dapat diterima oleh panelis. Aroma bumbu pada ikan diduga tidak
sekuat dengan aroma bumbu arsik pastanya. Hal ini dikarenakan ketika bumbu
dimasak dengan ikan selama berjam-jam, maka senyawa aromatic atau senyawa
volatil yang terkandung dalam bahan sebagian besar telah menguap. Penilaian
aroma bumbu pada ikan dilihat dari tingkat kesukaan yaitu kategori sangat suka,
h. Tekstur (Ikan)
Penilaian tekstur ikan meliputi penilaian kelembutan daging ikan pada saat
digigit. Penilaian tekstur ikan dilihat dari tingkat kesukaan yaitu kategori sangat
suka, suka, agak suka, tidak suka, dan sangat tidak suka.
Menurut Alsuhendra & Ridawati (2009), ada tujuh kelompok panel, setiap
1) Panel Perseorangan
Panel ini dikenal pula dengan sebutan panel pencicip tradisional. Mereka
adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik sangat tinggi. Panel
panel perseorangan.
2) Panel Terbatas
Panel terbatas terdiri dari 3-5 orang yang mempunyai kepekaan tinggi,
sehingga bias lebih dapat dihindari. Panelis ini mengenal dengan baik faktor-
faktor dalam penilaian organoleptik dan dapat mengetahui cara pengolahan dan
pengaruh bahan baku terhadap hasil akhir. Keputusan diambil setelah berdiskusi
di antara anggota-anggotanya.
3) Panel Terlatih
Panel terlatih terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup
baik. Panelis ini dapat menilai beberapa sifat rangsangan sehingga tidak
Panel agak terlatih terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk
mengetahui sifat-sifat tertentu. Panel agak terlatih dapat dilihat dari kalangan
Panel tidak terlatih terdiri dari 25 orang yang awam yang dapat dipilih
berdasarkan jenis kelamin, suku bangsa, tingkat sosial dan pendidikan. Panel tidak
seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji pembedaan.
6) Panel Konsumen
Panel konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada
target pemasaran suatu produk. Panel ini mempunyai sifat yang sangat umum dan
7) Panel Anak-anak
Panel yang khas adalah panel yang menggunakan anak-anak berusia 3-10
produk pangan yang disukai anak-anak seperti coklat, permen, es krim, dan
sebagainya.
jenis rempah yang ditambahkan ke dalam bahan makanan pada saat makanan
tersebut diolah (sebelum disajikan) dengan tujuan untuk memperbaiki aroma, cita
Bumbu instan umumnya dipasarkan dalam bentuk pasta, yaitu tidak terlalu
kering dan tidak terlalu cair. Makin tinggi kadar air suatu bahan maka makin
15
mudah bahan tersebut mengalami kerusakan akibat aktivitas mikroba. Oleh karena
itu maka ditinjau dari daya awetnya, tentu saja bumbu yang sangat basah
mempunyai daya simpan lebih pendek. Tingginya kadar air dalam bumbu dapat
Pasta merupakan produk emulsi yang bersifat plastis seperti mentega atau
margarin yang berbentuk padat tapi dapat dioleskan. Faktor yang mempengaruhi
sistem emulsi antara lain jenis protein, serta jumlah lemak yang ditambahkan,
ditentukan oleh suhu karena suhu panas atau dingin dapat mempengaruhi suatu
emulsi. Suhu ini sangat penting di dalam pembuatan pasta, terutama dalam tahap
air yang berlebihan menyebabkan sebagian air tidak akan diikat dalam sistem
emulsi dan akan menghasilkan pasta dengan tekstur yang sangat lunak, sehingga
perlu ditambahkan bahan pengisi untuk mengikat air. Sebaliknya jumlah air yang
terlalu sedikit menyebabkan tekstur pasta menjadi keras dan sukar dioleskan
alternatif ditengah kesibukan masyarakat saat ini yang merasa susah untuk
meluangkan waktu untuk mengolah suatu masakan yang cukup lama karena pada
bumbu yang banyak dan beragam bahkan bisa memakan waktu berjam-jam salah
satu dintaranya yaitu ikan arsik yang merupakan masakan yang paling populer di
Bumbu yang digunakan untuk membuat bumbu arsik pada dasarnya ialah
bumbu dasar kuning antara lain cabai merah, bawang merah, bawang putih,
kemiri, lengkuas, kunyit, dan serai. Selain itu, ditambahkan dengan andaliman,
kecombrang, dan asam gelugur yang membuat citarasa yang dihasilkan menjadi
lebih istimewa. Andaliman membuat rasa getir pada lidah yang membuatnya
segar. Masakan ini sering juga dicampur kacang panjang, bawang batak, rebung,
dan tahu.
Selama ini pembuatan arsik membutuhkan waktu yang lama pada saat
baku bumbu seperti kecombrang dan andaliman yang tidak dapat ditemukan di
semua pasar. Hal ini yang membuat banyak orang yang malas untuk memasak
arsik dan memilih untuk membeli di rumah makan yang harganya relatif mahal.
diolah sepraktis mungkin tanpa harus memakan waktu yang sangat lama.
Diharapkan pembuatan bumbu arsik pasta ini dapat diterima masyarakat sebagai
Bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan bumbu arsik pasta
antara lain bawang merah, bawang putih, cabai merah, jahe, kunyit, lengkuas,
serai, kecombrang, andaliman, kemiri, asam gelugur, daun jeruk, dan daun salam.
Bawang merah adalah bumbu yang pasti ada di dapur setiap hari karena
inilah sumber rasa sedap masakan. Setiap lapisan umbi bawang merah
mengandung protein, gula, selulosa, mineral, dan kadar air yang mencapai 79,8 %
dari beratnya. Dalam keadaan mentah, bawang ini mengeluarkan aroma belerang
yang menusuk (Sjoekri, 2017:95). Bawang merah pada pembuatan bumbu arsik
berfungsi sebagai pemberi rasa dan aroma bumbu yang paling dasar seperti pada
bumbu lainnya.
Setiap siung berisi lapisan umbi yang tersusun rapat hingga teksturnya sangat
licin, kemudian dibungkus dengan kulit yang sangat tipis. Di antara bawang
lainnya, bawang ini mengandung kadar air terendah. Namun, rasanya lebih tajam
dan bertahan karena padat dan mengandung sulfur yang tersimpan rapat di dalam
18
teksturnya yang halus (Sjoekri, 2017:97). Pada bumbu arsik, bawang putih
berfungsi untuk memberi rasa, aroma, dan sebagai pengawet alami pada bumbu
arsik pasta.
2.1.4.3. Jahe
Jahe terbungkus kulit yang tipis dan di dalamnya terdapat daging berwarna
kuning muda dengan tekstur kesat. Kandungannya terdiri atas karbohidrat berupa
minyak asiri zingiberena yang melepaskan aroma segar mentol manis dengan
sentuhan sitrus. Minyak ini terdapat dalam kadar yang tinggi di bagian kulitnya.
Rasa menyengat jahe dilepaskan oleh gingerol, yang akan menguap jika terkena
cahaya apalagi suhu panas. Setelah menguap, kulitnya akan tampak keriput dan
keras sedangkan dagingnya akan berserat, meninggalkan rasa jahe yang lebih
menyengat lagi (Sjoekri, 2017:108). Pada bumbu arsik, jahe berfungsi untuk
memberi rasa hangat, aroma segar, dan pengawet alami pada bumbu arsik pasta
2.1.4.4. Kunyit
Kunyit terasa gempal dan kencang jika dipegang. Unsur penting yang
dengan sentuhan lada dan sitrun, dan mirip jahe. Jika terlalu banyak digunakan
Bumbu ini berfungsi menghilangkan bau amis pada masakan (Nita, 2017:24).
(perenial) yang tersebar di seluruh daerah tropis. Kulit luar rimpang berwarna
2008). Pada bumbu arsik, kunyit berperan dalam memberi warna kuning pada
2.1.4.5. Lengkuas
Ada dua jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal, yaitu putih dan merah.
muda warnanya cendrung lebih kemerah jingga dan terasa lebih kenyal dan padat.
Dagingnya keras dan berserat seperti kayu. Aroma lengkuas hangat menyengat
mirip jahe dan lada, tetapi juga wangi segar seperti kapur barus dengan rasa asam
dari limonene (Sjoekri, 2017:107). Oleh karena lengkuas memiliki aroma hangat
dan wangi segar, sehingga membuat bumbu arsik menjadi lebih nikmat.
2.1.4.6. Cabai
menggigit dan warna merah menyala pada masakan. Jika diracik dengan lengkuas,
jahe, dan kunyit, cabai merah akan memberikan bumbu dasar berwarna kuning
kemerah-merahan untuk masakan jenis gulai, kari, arsik, dll. Jumlah kapsaicin
pada cabai merah keriting lebih banyak dibandingkan dengan ukurannya. Itulah
21
yang membuat rasanya lebih pedas daripada cabai merah besar (Sjoekri,
2017:117).
Cabai rawit muda berwarna hijau dan akan berubah oranye atau merah saat
matang. Yang berukuran kecil rasanya sangat pedas dan terasa sengar di lidah dan
kerongkongan. Ini disebabkan oleh jumlah kapsaicin yang terkandung jauh lebih
Buah cabai biasa dimanfaatkan untuk pengganti lada dan sekaligus untuk
2008). Pada pembuatan bumbu arsik, cabai merah keriting dan cabai rawit merah
berfungsi sebagai pemberi warna dan rasa pedas sehingga bumbu lebih menarik
2.1.4.7. Serai
Serai merupakan rempah yang memberikan rasa segar, tetapi tidak terlalu
kuat dan tidak akan pahit meskipun dimasak lama. Bagian dalam dan luar serai
memiliki fungsi berbeda. Bagian dalam batang serai cocok digunakan untuk
22
membumbui sup, membuat teh atau dikeringkan. Bagian luar serai bisa digunakan
pada sayuran dan ikan. Bagian ini sangat cocok untuk menambah rasa, sebagai
hiasan masakan, tetapi tidak dapat dimakan karena teksturnya keras ( Nita, 2017).
Batang hingga daunnya tampak halus tanpa keriput, berwarna hijau muda.
Semakin ke ujung, warnanya semakin muda. Dengan aroma sengir yang kontras
(Sjoekri, 2017:136).
Pada bumbu arsik serai berfungsi selain sebagai pemberi rasa segar, tetapi
juga dapat dijadikan alas pada saat memasak ikan arsik agar ikan tidak gosong
2.1.4.8. Kecombrang
Berasal dari keluarga jahe-jahean, bunga ini memiliki aroma yang enak,
banyak dipakai untuk mengurangi bau anyir masakan ikan laut (Nita, 2017).
Tanaman berbunga merah jambu ini dikenal dengan banyak nama, ada yang
menyebutnya bunga rias, kincung, atau honje. Orang asing menyebutnya dengan
nama torch ginger. Aromanya yang kuat menjadikannya sebagai andalan untuk
menghilangkan bau amis pada saat memasak arsik ikan mas dan memberi aroma
2.1.4.9. Garam
Unsur yang terkandung dalam garam dapur adalah sodium dan chlor
tubuh, selain bertugas dalam transmisi saraf dan kerja otot (Hambali, dkk,
2007:22). Sebagai pemberi rasa, garam tidak meninggalkan jejak warna, tekstur
dan aroma pada masakan. Sifat ini lah yang menjadikannya bumbu paling
sedikit terlebih dahulu. Semakin lama dipanaskan, rasa masakan akan semakin
asin. Fungsi garam yaitu selain memberi rasa asin pada masakan, namun juga
memberikan rasa gurih pada masakan. Pada pembuatan bumbu arsik pasta, garam
2.1.4.10. Andaliman
umumnya tumbuh liar di dataran tinggi di sekitar kawasan Danau Toba yang
kandungan minyak atsiri yang beraroma jeruk dan mempunyai rasa pedas seperti
lada. Selain itu, minyak atsiri dari andaliman juga dapat digunakan sebagai
2018). Saat ini tanaman andaliman menjadi perhatian untuk dapat dimanfaatkan
mengandung senyawa aromatik dengan rasa pedas dan getir yang khas (Siregar,
2003).
keluarga jeruk. Sering juga disebut sebagai lada limon karena aromanya mirip
lada dengan sentuhan sitrun dan rasa menyengat yang membuat lidah terasa
senyar. Rasa ini dihasilkan oleh senyawa terpen yang bersifat antiseptik. Rasanya
tajam hingga dapat mengimbangi amis ikan atau darah, seperti banyak ditemukan
imunostimulan. Hal ini memberi peluang bagi andaliman sebagai bahan baku
senyawa antioksidan atau antimikroba bagi industri pangan dan industri farmasi
(Siregar, 2003).
jus andaliman, pizza andaliman, dll. Sebagai bahan baku dalam pembuatan bumbu
arsik, andaliman berfungsi dalam memberi rasa segar jeruk dan rasa getir yang
membuat bumbu arsik ini semakin khas dan istimewa dari bumbu lainnya.
25
2.1.4.11. Kemiri
keras tetapi tetap mudah dihancurkan. Kemiri memiliki rasa manis. Kemiri
Haluskan kemiri saat akan dimasak. Ketika dicampur dengan bumbu lain,
akan terasa gurih. Rasa gurih berasal dari minyak yang dihasilkan kemiri (Nita,
2017:18). Selain itu, kemiri akan memberikan tekstur kental dan permukaan
2017:77). Pada bumbu arsik, kemiri berfungsi sebagai pemberi rasa gurih, kental
dan berminyak.
Buah ini termasuk dalam keluarga manggis, tapi rasanya lebih rumit
karena adanya rasa asam manis cenderung kecut. Saat masak, buah gelugur
Buahnya dipetik saat masak lalu diiris-iris dan dikeringkan dibawah terik matahari
26
untuk dijadikan bumbu kering sebagai pemberi rasa asam pada masakan Sumatra.
Selain itu, asam gelugur bermanfaat sebagai antioksidan. Irisan asam gelugur
yang kering akan mengembang saat dimasak dan melepaskan rasa asam tanpa
mengubah warna masakan (Sjoekri, 2017:38). Pada bumbu arsik, asam gelugur
berfungsi sebagai pemberi rasa asam sehingga ikan arsik semakin segar ketika
dimakan.
Daun jeruk purut, atau pendeknya daun jeruk, memiliki ciri wangi bunga
dan asam yang bukan sitrun dan bukan pula limau. Daun jeruk purut yang telah
dicuci, dibuang tulang daunnya untuk melepaskan aromanya. Karena tebal, daun
daunnya dapat dibuang karena yang diambil hanya aromanya (Sjoekri, 2017).
Pada pembuatan bumbu arsik, daun jeruk berfungsi sebagai pemberi aroma jeruk.
pada masakan pedas manis bersantan. Aroma ini berasal dari minyak yang juga
terdapat pada keluarga jambu, cengkih, dan adas. Selain aroma sengir, salam juga
menjadi antiseptik bagi masakan (Sjoekri, 2017). Pada pembuatan bumbu arsik,
pada masing-masing bahan baku yang digunakan. Pada penelitian Nabila (2010),
27
dalam pengolahan bumbu pasta ayam goreng, penghalusan bahan baku untuk 1 kg
yang homogen. Selain itu, bumbu yang telah halus ditumis dengan penambahan
minyak goreng sebanyak ±300 ml selama 20 menit sampai tercium bau harum
pada suhu 80-90°C sambil diaduk hingga homogen. Sedangkan pada penelitian
pembuatan bumbu ayam goreng pasta dengan formula bawang merah varietas tuk-
tuk, bawang putih, dan lengkuas menyatakan penggilingan rempah untuk 250 gr
didapatkan pasta yang homogen. Setelah itu menumis bumbu yang sudah
dihaluskan dengan penambahan minyak goreng sebanyak ±75 ml, gula, dan garam
selama ±15 menit sampai tercium bau harum pada suhu 80-90°C sambil diaduk
1. Pemilihan Bahan
makanan. Memilih bahan yang baik dan benar bertujuan untuk memilih bahan-
bahan bumbu yang masih segar dan tidak rusak agar memperoleh produk yang
berkualitas baik.
2. Pengupasan
Setelah bahan sudah dipilih dengan baik dan benar, masuk pada tahap
pengupasan bahan-bahan seperti bawang merah, bawang putih, jahe, dan kunyit.
28
3. Penimbangan
4. Pencucian
bertujuan untuk menghilangkan kotoran seperti tanah, batu kecil, hewan kecil, dan
garam.
5. Pelumatan
Pada tahap ini, semua bahan dihaluskan menggunakan food processor dan
6. Pemasakan
air, dan mengurangi mikroba di dalam produk bumbu masak karena dapat
7. Pengemasan
dalam wadah lain dan siap dikemas dengan plastik yang PP (polypropylene).
29
Ciri khas dari arsik ini yaitu penambahan kacang panjang, bawang batak
(lokio), dan ikan nila yang menjadikan masakan ini memiliki cita rasa yang lebih
kompleks.
Pada mulanya ikan nila berasal dari perairan di Afrika. Lambat laun ikan
nila menyebar luas ke benua Amerika, Eropa dan Asia. Di kawasan Asia, daerah
penyebaran ikan nila pada mulanya terpusat di beberapa negara seperti Filipina
dan Cina. Pengembangan ikan nila di perairan tawar di Indonesia dimulai tahun
1969. Di Indonesia, pemberian nama ikan nila ditetapkan oleh Direktorat Jendral
Ikan nila merupakan ikan air tawar sebagai ikan konsumsi yang harganya
lebih murah dibandingkan ikan lainnya. Ikan ini bisa tumbuh dan besar hingga
mencapai bobot 1 kg. Dagingnya gurih dan memiliki kandungan protein yang
tinggi.
Penggunaan jenis ikan pada masakan arsik berdasarkan sumber daya alam
yang melimpah di daerah Danau Toba tersebut yaitu ikan air tawar. Dan yang
paling banyak digunakan yaitu ikan mas dan ikan nila. Ikan mas terkenal memiliki
30
duri yang banyak pada dagingnya, hal ini menyebabkan tidak sedikit orang yang
malas mengkonsumsinya.
merah/emas. Sedangkan, di daerah Jawa seperti Jakarta warna ikan mas hitam
yang lebih banyak tersedia. Hal ini menyebabkan peneliti kesulitan dalam
Disisi lain, ketersediaan ikan nila berwarna merah di daerah Jakarta cukup
banyak. Selain itu, duri ikan nila lebih sedikit dibanding ikan mas sehingga
membuat banyak orang lebih memilih mengkonsumsi ikan nila daripada ikan mas.
Jika ditinjau dari beberapa kelebihan ikan nila merah tersebut, maka
bumbu arsik pasta agar mempermudah menganalisis warna bumbu pada ikannya.
lalapan. Bagian yang dijadikan sayur atau lalapan adalah yang masih muda dan
karbohidrat 7,8 gr, lemak 0,3 gr, kalsium 49 mg. Selain itu di dalam kacang
panjang juga terkandung vitamin A sebanyak 335 IU, vitamin B1 0,13 mg dan
Lokio berasal dari daerah Tiongkok bagian Tengah hingga Timur, dan
Umumnya ditemukan dalam resep masakan Batak maka dikenal dengan nama
Secara garis besar, lokio punya ukuran yang lebih kecil dari daun kucai
atau daun bawang. Terdapat batang panjang tipis berwarna hijau segar atau sedikit
kemerahan. Lalu, bonggolnya berbentuk agak lonjong dengan warna putih dan
2.2.3. Perlakuan Awal Bahan (Langsung, Blansir, dan Kukus) pada Bumbu
Arsik Pasta
arsik pasta, hal ini dilakukan untuk mempertahankan warna, rasa, aroma yang
diinginkan untuk hasil bumbu arsik pasta yang sama dengan bumbu arsik
dengan cara langsung diolah ketika semua bahan baku melewati proses pencucian
yang selanjutnya semua bahan baku dihaluskan dengan blender ataupun food
processor, setelah itu masuk ke tahap pemasakan menjadi bumbu berbentuk pasta
pasta terlebih dahulu dengan menggunakan metode dasar yang sudah ada yaitu
langsung. Pada penelitian Nabila (2010) dan Yuliana (2017), pada pembuatan
menghaluskan semua bahan dengan menggunakan grider. Maka dari itu, peneliti
sehingga menarik untuk disajikan, berbeda dengan direbus yang biasanya hanya
akan merusak bentuknya. Mengukus juga dapat mengempukkan bahan yang alot
tanpa harus mengakibatkan banyak zat atau nutrisi yang hilang selama diproses
waktu untuk mengukus harus tepat, hal ini sangat diperlukan karena akan
mempengaruhi hasilnya (Siti, 2010). Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba
teknik mengukus untuk memasak bahan baku sebagai perlakuan bahan pada
sayuran dan buah-buahan dengan tujuan untuk mendapatkan mutu produk yang
termasuk ke dalam proses termal dan umumnya membutuhkan suhu sekitar 75°C-
Setelah diblansir kemudian harus direndam dengan air es agar tidak overcooked
pemasakan dan untuk mempertahankan warna agar tidak berubah (Siti, 2010).
menyatakan proses blansir dilakukan setelah bahan baku dibilas dan ditiriskan.
Blansir dilakukan dengan memasukkan bahan dalam air panas dengan suhu
sekitar 80-90°C. Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba teknik blansir untuk
memasak bahan baku sebagai perlakuan bahan pada pembuatan bumbu arsik
pasta.
Dihaluskan
Dimasak menjadi
Bumbu Arsik Pasta
Pasta
Ikan Arsik
Gambar 2.3. Alur Perlakuan Awal Bahan Langsung, Blansir, dan Kukus
terhadap Daya Terima Bumbu Arsik Pasta
mencari pengaruh perlakuan awal bahan pada pembuatan bumbu arsik pasta
perlakuan awal bahan yaitu langsung, blansir, dan kukus. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui daya terima konsumen berdasarkan tingkat kesukaan yang terdiri dari
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Studi Vokasi Seni Kuliner, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, untuk
pembuatan bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan yang berbeda. Selanjutnya
Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang akan menjadi titik
variabel dapat dibedakan menjadi dua, yakni variabel terikat (dependent variabel)
a. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah daya terima bumbu arsik pasta
b. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengaruh perlakuan awal bahan
35
36
2. Sampel dalam penelitian ini adalah bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal
dengan memberikan kode pada setiap sampel bumbu arsik pasta dengan
perlakuan bahan yang berbeda kepada 10 orang panelis terlatih yang bersifat
Agar variabel dalam penelitian ini dapat diukur maka perlu didefenisikan
1. Bumbu arsik pasta adalah bumbu yang terdiri dari cabai merah keriting, cabai
rawit merah, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, kemiri, andaliman,
serei, lengkuas, kecombrang, daun jeruk dan daun salam yang dihaluskan
menit didalam air mendidih, lalu direndam dalam air dingin. Selanjutnya
5. Daya terima adalah tingkat kesukaan yang diberikan oleh panelis terlatih
terhadap daya terima bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan yang
Warna bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan yang berbeda meliputi,
jingga, kuning jingga, kuning, merah jingga, dan kuning pucat. Penilaian yang
Aroma bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan yang berbeda meliputi
sangat beraroma kuat khas arsik, beraroma kuat khas arsik, agak beraroma
kuat khas arsik, tidak beraroma kuat khas arsik, dan sangat tidak beraroma
kuat khas arsik. Penilaian yang tertinggi berada diangka 5 dan yang terendah
berada diangka 1.
meliputi sangat kental, kental, agak kental, tidak kental, dan sangat tidak
38
kental. Penilaian yang tertinggi berada diangka 5 dan yang terendah berada
diangka 1.
Warna bumbu pada ikan dengan perlakuan bahan yang berbeda terhadap
bumbu arsik pasta meliputi jingga, kuning jingga, kuning, merah jingga , dan
kuning pucat. Penilaian yang tertinggi berada diangka 5 dan yang terendah
berada diangka 1.
Rasa bumbu pada ikan dengan perlakuan bahan yang berbeda terhadap
bumbu arsik pasta meliputi sangat kuat khas arsik, kuat khas arsik, agak kuat
khas arsik, tidak kuat khas arsik, dan sangat tidak kuat khas arsik. Penilaian
f. Rasa (Ikan)
Rasa ikan dengan perlakuan bahan yang berbeda terhadap bumbu arsik
pasta meliputi sangat terasa kuat khas arsik, terasa kuat khas arsik, agak kuat
khas arsik, tidak kuat khas arsik, dan sangat tidak kuat khas arsik. Penilaian
Aroma bumbu pada ikan dengan perlakuan bahan yang berbeda terhadap
bumbu arsik pasta meliputi sangat kuat beraroma khas arsik, kuat beraroma
khas arsik, agak kuat beraroma khas arsik, tidak kuat beraroma khas arsik, dan
39
sangat tidak kuat beraroma khas arsik. Penilaian yang tertinggi berada diangka
h. Tekstur (Ikan)
Tekstur ikan dengan perlakuan bahan yang berbeda terhadap bumbu arsik
pasta meliputi sangat lembut, lembut, agak lembut, tidak lembut, dan sangat
tidak lembut. Penilaian yang tertinggi berada diangka 5 dan yang terendah
berada diangka 1.
yaitu membuat bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan yang berbeda. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui daya terima bumbu arsik pasta terhadap aspek warna,
aroma dan konsistensi pada bumbu arsik pasta. Sedangkan penilaian untuk
aplikasinya meliputi aspek warna, aroma, rasa bumbu, rasa ikan, dan tekstur ikan.
Uji validasi produk dilakukan oleh 10 panelis ahli yaitu 5 dosen ahli dan 5 orang
mendapatkan formulasi bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan yang berbeda,
diantaranya:
2) Uji kualitas
4) Pengambilan kesimpulan
40
a. Persiapan Alat
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan bumbu arsik pasta dapat dilihat
b. Persiapan Bahan
ikan:
a. Pemilihan bahan
Pemilihan bahan bertujuan untuk memilih bahan baku dan bahan tambahan
Pengupasan bahan bertujuan untuk memisahkan kulit luar dan bagian dalam
rempah yang digunakan. Pengupasan bahan baku menggunakan pisau yang tajam.
Bahan-bahan yang dikupas yaitu bawang merah, bawang putih, jahe, dan kunyit.
c. Penimbangan bahan
d. Pencucian
dan kotoran-kotoran berupa tanah atau debu yang masih menempel selama proses
e. Penghalusan
agar menghasilkan bumbu dengan tekstur yang halus selama 10 menit. Haluskan
bahan baku dengan food processor dan tambahkan air asam gelugur sebanyak
diperoleh dari asam gelugur sebanyak 30 gr direndam dalam air 300 ml. Bumbu
yang halus ini harus segera dimasak untuk menghindari terjadinya kerusakan
f. Pemasakan
dengan bahan tambahan lainnya yaitu garam sebanyak 30 gr. Teknik yang
pengadukan secara perlahan dan merata agar seluruh bagian bumbu matang
merata. Masak bumbu dalam wajan hingga bumbu menjadi cukup kental dan
g. Pengemasan
sebanyak 300 gr, selagi panas bumbu pasta dimasukkan ke dalam plastik yang PP
43
dipress menggunakan hand sealer. Terakhir bumbu dapat disimpan dalam kulkas.
Pemilihan
Bahan Baku Pengupasan
Bumbu Arsik
Penimbangan
Diblansir selama
Dikukus selama
5 menit
10 menit
Langsung
Gambar 3.2. Alur Pembuatan Bumbu Arsik Pasta dengan Perlakuan Awal
Bahan Langsung, Blansir, dan Kukus
44
a. Uji Coba 1
Gr %
1. Cabai merah keriting 42 6,5
2. Cabai rawit merah 15 2,3
3. Bawang merah 60 9,4
4. Bawang putih 15 2,3
5. Jahe 6 0,9
6. Kunyit 30 5
7. Lengkuas 45 7
8. Kecombrang 60 9,4
9. Garam 15 2,3
10. Andaliman 15 2,3
11. Serai 66 10,3
12. Kemiri 30 5
13. Minyak 120 18,7
14. Air asam gelugur 120 18,7
Total 639 100
Keterangan : Metode Konvensional merupakan metode perhitungan yang
menggunakan total bahan sebagai pembanding.
Revisi : perlu diperbaiki teknik memasak bumbu ketika dimasak menjadi pasta
dengan mencoba perlakuan awal bahan yaitu langsung, blansir dan kukus sebelum
bahan dijadikan bumbu pasta. Memperbaiki formula bumbu agar bumbu berwarna
jingga.
45
b. Uji Coba 2
Tabel 3.4. Formula Uji Coba 2 Bumbu Arsik Pasta
No. Bahan Jumlah
Gr %
1. Cabai merah keriting 60 8
2. Cabai rawit merah 20 2,6
3. Bawang merah 53 7
4. Bawang putih 30 4
5. Jahe 20 2,6
6. Kunyit 30 4
7. Lengkuas 45 6
8. Kecombrang 45 6
9. Garam 30 4
10. Andaliman 20 2,6
11. Serai 22 3
12. Kemiri 30 4
13. Air asam gelugur 300 39,7
14. Minyak 50 6,6
Total 755 100
Tabel 3.5. Uji Coba 2 Bumbu Arsik Pasta dengan Perlakuan Awal Bahan
Teknik Waktu Perlakuan Bahan Waktu Pemasakan
Langsung 0 45 menit
Blansir 5 menit 45 menit
Kukus 20 menit 45 menit
Hasil :
Instrumen Perlakuan
P1 P2 P3
Warna Kuning jingga Kuning Jingga Kuning Jingga
Aroma Kuat Kuat Agak kuat
Konsistensi Kental Kental Kental
Revisi : perlu perbaiki formula pada penggunaan cabai merah keriting agar warna
bumbu pasta lebih jingga. Pada bumbu arsik pasta P3 perlu pengurangan waktu
pengukusan, hal ini dikarenakan bahan yang dikukus selama 20 menit banyak
kehilangan flavor pada bahan bakunya.
c. Uji Coba 3
Tabel 3.6. Formula Uji Coba 3 Bumbu Arsik Pasta
No. Bahan Jumlah
Gr %
1. Cabai merah keriting 70 9
2. Cabai rawit merah 20 2,6
3. Bawang merah 53 6,8
4. Bawang putih 30 3,8
5. Jahe 20 2,6
6. Kunyit 30 3,8
7. Lengkuas 45 5,8
8. Kecombrang 45 5,8
9. Garam 30 3,8
10. Andaliman 20 2,6
11. Serai 22 2,6
12. Kemiri 40 5,1
13. Air asam gelugur 300 38,7
14. Minyak 50 6,4
Total 775 100
Keterangan : Metode Konvensional merupakan metode perhitungan yang
menggunakan total bahan sebagai pembanding.
Tabel 3.7. Uji Coba 3 Bumbu Arsik Pasta dengan Perlakuan Awal Bahan
Teknik Waktu Perlakuan Bahan Waktu Pemasakan
Langsung 0 45 menit
Blansir 5 menit 45 menit
Kukus 15 menit 45 menit
47
Hasil :
Instrumen Perlakuan
P1 P2 P3
Warna Kuning jingga Jingga Jingga
Aroma Sangat Kuat Kuat Agak kuat
Konsistensi Kental Agak kental Sangat kental
Revisi : warna bumbu sudah bagus dan menarik, tetapi perlu diperbaiki sedikit
formula untuk menambahkan kecombrang agar rasanya lebih kuat lagi pada saat
d. Uji Coba 4
Tabel 3.8. Formula Uji Coba 4 Bumbu Arsik Pasta
No. Bahan Jumlah
Gr %
1. Cabai merah keriting 70 9
2. Cabai rawit merah 20 2,6
3. Bawang merah 53 7
4. Bawang putih 30 3,8
5. Jahe 20 2,6
6. Kunyit 30 3,8
7. Lengkuas 45 5,7
8. Kecombrang 50 6,4
9. Garam 30 3,8
10. Andaliman 20 2,6
11. Serai 22 2,8
12. Kemiri 40 5
13. Air asam gelugur 300 38,5
14. Minyak 50 6,4
Total 780 100
Keterangan : Metode Konvensional merupakan metode perhitungan yang
menggunakan total bahan sebagai pembanding.
Tabel 3.9. Uji Coba 4 Bumbu Arsik Pasta dengan Perlakuan Awal Bahan
Teknik Waktu Perlakuan Bahan Waktu Pemasakan
Langsung 0 45 menit
Blansir 5 menit 45 menit
Kukus 10 menit 45 menit
P1 P2 P3
Hasil :
Instrumen Perlakuan
P1 P2 P3
Warna Kuning Jingga Jingga Merah Jingga
Aroma Sangat kuat Kuat kuat
Konsistensi Sangat kental Sangat kental Sangat kental
Revisi : hasil sudah bagus, hanya saja masih kurang pedas dan getir bagi orang
Batak ketika diaplikasikan pada ikannya, maka perlu penambahan jumlah cabai
rawit dan andaliman agar bumbu terasa lebih kuat lagi. Selain itu, perlu juga
penambahan daun jeruk dan daun salam agar aroma bumbu arsik pasta lebih
nikmat lagi.
e. Uji Coba 5
Tabel 3.10. Formula Uji Coba 5 Bumbu Arsik Pasta
No. Bahan Jumlah
Gr %
1. Cabai merah keriting 70 8,7
2. Cabai rawit merah 40 5
3. Bawang merah 53 6,5
4. Bawang putih 30 3,7
5. Jahe 20 2,4
6. Kunyit 30 3,7
7. Lengkuas 45 5,6
8. Kecombrang 50 6,2
9. Garam 30 3,7
10. Andaliman 23 2,8
11. Serai 22 2,7
12. Kemiri 40 5
13. Air asam gelugur 300 37,2
14. Minyak 50 6,2
15. Daun jeruk 2 0,2
16. Daun salam 2 0,2
Total 807 100
Keterangan : Metode Konvensional merupakan metode perhitungan yang
menggunakan total bahan sebagai pembanding.
Tabel 3.11. Uji Coba 5 Bumbu Arsik Pasta dengan Perlakuan Awal Bahan
Teknik Waktu Perlakuan Bahan Waktu Pemasakan
Langsung 0 45 menit
Blansir 5 menit 45 menit
Kukus 10 menit 45 menit
50
P1 P2 P3
Hasil :
Instrumen Perlakuan
P1 P2 P3
Warna Kuning jingga Jingga Jingga
Aroma Sangat kuat Sangat kuat Sangat kuat
Konsistensi Sangat kental Sangat kental Sangat kental
Revisi : hasil sudah bagus dari segala aspek, maka dapat dilakukan uji validasi.
51
bumbu terhadap ikan. Ikan yang digunakan adalah ikan nila sebanyak 1 kg (3
ekor), ikan nila dibersihkan terlebih dahulu isi perutnya dan sisiknya lalu diiris
Ikan Nila 1 kg
(3 ekor)
Marinasi
30 menit
Kacang panjang
Pencampuran (250 gr)
Lokio (100 gr)
Ikan Arsik
52
Gambar 3.8. Aplikasi Bumbu Arsik Pasta dengan Perlakuan Awal Bahan
Langsung, Blansir, dan Kukus
53
Keterangan:
Kode 628 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan langsung
Kode 463 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan diblansir
Kode 726 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan dikukus
Tabel 3.13. Rancangan Penelitian Uji Organoleptik pada Bumbu Arsik Pasta
dengan Perlakuan Awal Bahan Langsung, Blansir, dan Kukus
Aspek Penilaian Jumlah Perlakuan
Panelis 628 463 726
Bumbu Arsik Pasta
Warna 1 s/d 30
Aroma 1 s/d 30
Konsistensi 1 s/d 30
Aplikasi Bumbu pada Ikan
Warna (bumbu) 1 s/d 30
Rasa (bumbu) 1 s/d 30
Rasa (ikan) 1 s/d 30
Aroma (bumbu) 1 s/d 30
Tekstur (ikan) 1 s/d 30
Keterangan:
Kode 628 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan langsung
Kode 463 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan diblansir
Kode 726 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan dikukus
55
Keterangan:
Kode 628 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan langsung
Kode 463 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan diblansir
Kode 726 : Bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal bahan dikukus
menempatkan bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan yang berbeda pada
disajikan sampel bumbu arsik pasta dan ikan arsik dengan kode tertentu
berdasarkan lama waktu perlakuan bahan. Pada sampel bumbu penilaian terhadap
aspek warna, aroma dan kekentalan, sedangkan penilaian pada ikan yaitu aspek
warna, rasa, aroma, dan tekstur. Pada pengambilan data, kuesioner berupa
formulir uji organoleptik dengan skala mutu hedonik rentangan skala 5 tingkatan
Semua sumber data yang diambil oleh penulis berkaitan dalam penelitan ini.
57
menggunakan uji organoleptik. Data rangking tergolong tipe data ordinal, maka
teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Friedman
Tujuan uji Friedman adalah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
penelitian ini dimana terdapat 3 perlakuan yang diamati, rumus uji Friedman:
12
𝑋𝑟 2 = 𝑁𝑘(𝑘+1) ∑𝑘𝑗=1(𝑅𝑗)2 – 3N (k+1)
Keterangan :
K = Jumlah kolom
∑𝐾 2
𝐽=1 = Jumlah rank kuadrat (𝑅𝑗) pada setiap setiap perlakuan
artinya terdapat perbedaan yang signifikan diantara ketiga variasi data penelitian
itu. Uji Tukey’s berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang terbaik
𝑥𝑖 − 𝑥𝑗
𝑄 =
√rata − rata JK dalam keterangan
𝑛
58
Keterangan :
JK = Jumlah Kuadrat
Kriteria Pengujian :
Hipotesis statistik daya terima bumbu arsik pasta dengan perlakuan awal
bahan terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur. Hipotesis statistik yang akan diuji
𝐻0 = 𝜇𝐴 = 𝜇𝐵 = 𝜇𝐶
Keterangan:
𝐻1 = Terdapat paling sedikit satu perbedaan daya terima bumbu arsik pasta
𝜇𝐴 = Nilai rata-rata daya terima bumbu arsik pasta terhadap aspek warna, rasa,
𝜇𝐵 = Nilai rata-rata daya terima bumbu arsik pasta terhadap aspek warna, rasa,
𝜇𝐶 = Nilai rata-rata daya terima bumbu arsik pasta terhadap aspek warna, rasa,
DAFTAR PUSTAKA
Alsuhendra and Ridawati. 2008. Prinsip Analisis Zat Gizi Dan Penilaian
Organoleptik Bahan Makanan. kedua. Jakarta: UNJ Press
Ananda, R., Yuwono, S., dan Wijayanti, N. 2017. "Pengaruh Proporsi Minyak
Dan Lama Pemanasan Terhadap Karakteristik Fisiko Kimia Dan
Organoleptik Bumbu Betutu Instan". Jurnal Pangan dan Agroindustri
5(4):49-57
Bartono dan Ruffino. 2007. Dasar-Dasar Food Product Panduan untuk Uji
Kompetensi. Yogyakarta: Andi
Batubara, M., Sabri, E., dan Tanjung, M. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol
Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran
Morfologi Ovarium Mencit (Mus musculus L.) Strain Ddw. Jurnal
Klorofil 1(1): 5-10 ISSN 2598-6015
Ebookidemasak. Seri Teknik Memasak: Memasak Serba Kukus, Tim, dan Rebus.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Ebook Rukmana R. 2007. Ikan Nila, Budi Daya dan Prospek Agribisnis.
Yogyakarta: Kanisius
Hambali, E., Ani Suryani, dan Mira Rivai. 2005. Membuat Aneka Bumbu Pasta
Instan. Bogor: Penebar Swadaya Grup
Hambali, E., Ratna Permanik, dan Fatmawati. 2015. Membuat Aneka Bumbu
Instan Kering. Jakarta: Penebar Swadaya
Hasairin, A. 2014. “Variasi , Keunikan Dan Ragam Makanan Adat Etnis Batak
61
Kharisca, S. 2016. Kajian Jenis Bahan Pengisi dan Lama Pengukusan Terhadap
Karakteristik Nugget Ikan Nila. [Tugas
60 Akhir]. Bandung (ID): Universitas
Pasudan
Nabila, Yusra, 2010. Pengolahan Bumbu Pasta Ayam Goreng dan Perubahan
Mutu Selama Penyimpanan. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian
Sitepu, I., I. Suada, and I. Susrama. 2012. “Uji Aktivitas Antimikroba Beberapa
Ekstrak Bumbu Dapur Terhadap Pertumbuhan Jamur Curvularia Lunata
(Wakk.) Boed. Dan Aspergillus Flavus LINK.” E-Jurnal Agroekoteknologi
Tropika 1(2):107–14. ISSN:2301-6515
Tamtomo, D., Sandi, and Karina Naftali. 2011. 17 Resep Masakan Sumatera &
Jawa. Jakarta: PT.Media Boga Utama
Wijaya, CH. 2006. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Trigerminal Aktif Buah
Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC). Jakarta :Hayati. 10. No. 3
https://m.brilio.net/brilicious/kuliner/cerita-di-balik-na-niarsik-makanan-khas-
batak-yang-melegenda-170203n.html. Diakses Pada 12/06/2019
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/29641030-Metode-
memasak-oleh-atat-siti-nurani.html?espv=1. Diakses Pada 10/05/2019
http://www.google.com/amp/s/www.masakapahariini.com/makanan-gaya-
hidup/arsik-masakan-khas-batak/amp/?espv=1. Diakses Pada 16/05/2019
63
Lampiran 1
Nama Panelis :
Tanggal :
Intruksi :
Di hadapan Bapak/Ibu tersedia sampel bumbu arsik pasta dengan perlakuan bahan
yang berbeda. Dimohon kesediaan Bapak/Ibu memberikan penilaian terhadap
aspek warna, rasa, aroma dan tekstur yang telah di beri kode 628, 463 dan 726.
Beri tanda ceklist (√) pada skala penelitian sesuai dengan selera Bapak/Ibu untuk
setiap sampel dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Jakarta, 2019
Dosen Ahli
Saran:
(......................................)
Lampiran 2
65
Kesimpulan :
Dari 10 panelis terlatih dengan 3 kode sampel dapat disimpulkan sebagai berikut:
Aspek Kesimpulan
Warna rata-rata panelis ahli menyatakan warna bumbu arsik pasta yang
paling disukai dengan kode sampel 463 dan 726 yaitu jingga.
Aroma rata-rata panelis ahli menyatakan aroma bumbu arsik pasta yang
yang paling disukai dengan kode sampel 726 yaitu sangat kental.
Warna Bumbu rata-rata panelis ahli menyatakan warna bumbu pada aplikasi
ikan yang paling disukai dengan kode sampel 762 yaitu jingga.
Rasa Bumbu rata-rata panelis ahli menyatakan rasa bumbu pada aplikasi ikan
yang paling disukai dengan kode sampel 726 yaitu sangat kuat
khas arsik.
Rasa Ikan rata-rata panelis ahli menyatakan rasa ikan yang paling disukai
dengan kode sampel 628 dan 726 yaitu sangat terasa kuat khas
arsik.
Aroma Bumbu rata-rata panelis ahli menyatakan aroma bumbu pada aplikasi
ikan yang paling disukai dengan kode sampel 463 dan 726 yaitu
Tekstur Ikan rata-rata panelis ahli menyatakan tekstur ikan yang paling